Вы находитесь на странице: 1из 12

ASUHAN KEPERAWATAN

A.PENGKAJIAN
Pada pengkajian anak HIV positif atau AIDS pada anak rata-rata dimasa perinatal sekitar usia 9 –17
tahun.
Keluhan utama dapat berupa :
 Demam dan diare yang berkepanjangan
 Tachipnae
 Batuk
 Sesak nafas
 Hipoksia
Kemudian diikuti dengan adanya perubahan :
 Berat badan dan tinggi badan yang tidak naik
 Diare lebih dan satu bulan
 Demam lebih dari satu bulan
 Mulut dan faring dijumpai bercak putih
 Limfadenopati yang menyeluruh Infeksi yang berulang (otitis media, faringitis )
 Batuk yang menetap ( > 1 bulan )
 Dermatitis yang mnyeluruh
Pada riwayat penyakit dahulu adanya riwayat transfusi darah ( dari orang yang terinfeksi HIV / AIDS ).
Pada ibu atau
hubungan seksual. Kemudian pada riwayat penyakit keluarga dapat dimungkinkan :
 Adanya orang tua yang terinfeksi HIV / AIDS atau penyalahgunaan obat
 Adanya riwayat ibu selama hamil terinfeksi HIV ( 50 % TERTULAR )
 Adanya penularan terjadi pada minggu ke 9 hingga minggu ke 20 dari kehamilan
 Adanya penularan pada proses melahirkan
 Terjadinya kontak darah dan bayi.
 Adanya penularan setelah lahir dapat terjadi melalui ASI
 Adanya kejanggalan pertumbuhan (failure to thrife )

Pada pengkajian faktor resiko anak dan bayi tertular HIV diantaranya
 Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual
 Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan yang berganti-ganti
 Bayi yang lahir dan ibu dengan penyalahgunaan obat melalui vena
 Bayi atau anak yang mendapat tranfusi darah atau produk darah yang berulang
 Bayi atau anak yang terpapar dengan alat suntik atau tusuk bekas yang tidak steril
 Anak remaja yang berhubungan seksual yang berganti-ganti pasangan

Gambaran klinis pada anak nonspesifik seperti :


 Gagal tumbuh
 Berat badan menurun
 Anemia
 Panas berulang
 Limpadenopati
 Hepatosplenomegali
 Adanya infeksi oportunitis yang merupakan infeksi oleh kuman, parasit, jamur atau protozoa
yang menurunkan
fungsi immun pada immunitas selular seperti adanya kandidiasis pada mulut yang dapat
menyebar ke esofagus,
adanya keradangan paru, encelofati dll

B.PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Mata
 Adanya cotton wool spot ( bercak katun wol ) pada retina
 Retinitis sitomegalovirus
 Khoroiditis toksoplasma
 Perivaskulitis pada retina
 Infeksi pada tepi kelopak mata.
 Mata merah, perih, gatal, berair, banyak sekret, serta berkerak
 Lesi pada retina dengan gambaran bercak / eksudat kekuningan, tunggal / multiple

2. Pemeriksaan Mulut
 Adanya stomatitis gangrenosa
 Peridontitis
 Sarkoma kaposi pada mulut dimulai sebagai bercak merah datar kemudian menjadi biru
dan sering pada platum (Bates Barbara 1998 )

3. Pemeriksaan Telinga
 Adanya otitis media
 Adanya nyeri
 Kehilangan pendengaran

4. Sistem pernafasan
 Adanya batuk yang lama dengan atau tanpa sputum
 Sesak nafas
 Tachipnea
 Hipoksia
 Nyeri dada
 Nafas pendek waktu istirahat
 Gagal nafas

5. Pemeriksaan Sistem Pencernaan


 Berat badan menurun
 Anoreksia
 Nyeri pada saat menelan
 Kesulitan menelan
 Bercak putih kekuningan pada mukosa mulut
 Faringitis
 Kandidiasis esofagus
 Kandidiasis mulut
 Selaput lendir kering
 Hepatomegali
 Mual dan muntah
 Kolitis akibat dan diare kronis
 Pembesaran limfa
6. Pemeriksaan Sistem Kardiovaskular
 Suhu tubuh meningkat
 Nadi cepat, tekanan darah meningkat
 Gejala gagal jantung kongestiv sekuder akibat kardiomiopatikarena HIV
7. Pemeriksaan Sistem Integumen
 Adanya varicela ( lesi yang sangat luas vesikel yang besar )
 Haemorargie
 Herpes zoster
 Nyeri panas serta malaise
 Aczematoid gingrenosum
 Skabies

8. Pemeriksaan sistem perkemihan


 Didapatkan air seni yang berkurang
 Annuria
 Proteinuria
 Adanya pembesaran kelenjar parotis
 Limfadenopati

9. Pemeriksaan Sistem Neurologi


 Adanya sakit kepala
 Somnolen
 Sukar berkonsentrasi
 Perubahan perilaku
 Nyeri otot
 Kejang-kejang
 Encelopati
 Gangguan psikomotor
 Penururnan kesadaran
 Delirium
 Meningitis
 Keterlambatan perkembangan

10. Pemeriksaan Sistem Muskuluskeletal


 Nyeri persendian
 Letih, gangguan gerak
 Nyeri otot ( Bates Barbara 1998 )

C.PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Kemudian pada pemeriksaan diagnostik atau laboratorium didapatkan adanya anemia,
leukositopenia, trombositopenia, jumlah sel T4 menurun bila T4 dibawah 200, fase AIDS normal 1000-
2000 permikrositer.,
tes anti body anti-HIV ( tes Ellisa ) menunjukan terinfeksi HIV atau tidak, atau dengan menguji antibodi
anti HIV. Tes ini
meliputi tes Elisa, Lateks,Agglutination,dan western blot. Penilaian elisa dan latex menunjukan orang
terinfeksi HIV atau
tidak, apabila dikatakan positif harus dibuktikan dengan tes western blot.Tes lain adalah dengan menguji
antigen HIV yaitu
tes antigen P24 ( dengan polymerase chain reaction - PCR ). Kulit dideteksi dengan tes antibody
( biasanya digunakan pada
bayi lahir dengan ibu terjangkit HIV ).
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan HIV / AIDS
antara lain :
1. Resiko infeksi
2. Kurang nutrisi
3. Kurangnya volume cairan
4. Gangguan intregitas kulit
5. Perubahan atau gangguan membran mukosa
6. Ketidakefektifan koping keluarga
7. Kurangnya pengetahuan keluarga

E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1.Resiko infeksi
Resiko terjadinya infeksi pada anak dengan HIV /AIDS berhubungan dengan adanya
penurunan daya tahan tubuh sekunder AIDS.
oTujuan :
Meminimalkan resiko terhadap infeksi pada anak
o Rencana tindakan keperawatan :
1. Kaji perubahan tanda-tanda infeksi ( demam, peningkatan nadi, peningkatan
kecepatan nafas, kelemahan tubuh atau letargi )
2. Kaji faktor yang memperburuk terjadinya infeksi seperti usia, status nutrisi,
penyakit kronis lain
3. Monitor tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali, tanda vital merupakan indikator
terjadinya infeksi
4. Monitor sel darah putih dan hitung jenis setiap hari untuk monitor terjadinya
neutropenia
5. Ajarkan dan jelaskan pada keluarga dan pengunjung tentang pencegahan secara
umum ( universal ), untuk menyiapkan keluarga dan pengunjung memutus rantai penularan
6. Instruksikan ke semua pengunjung dan keluarga untuk cuci tangan setiap sebelum
dan sesudah memasuki ruangan pasien
7. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian antibiotik, anyiviral, antijamur,8. Lindungi individu
dan resiko infeksi
dengan universal precaution
2. Kurang Nutrisi ( kurang dari kebutuhan )
Nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, diare, nyeri
oTujuan :
Kebutuhan nutrisi dan pasien terpenuhi
o Rencana tindakan keperawatan :
1. Kaji status perubahan nutrisi dengan menimbang berat badan setiap hari
2. Monitor asupan dan keluaran setiap 8 jam sekali dan turgor kulit
3. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
4. Rencanakan makanan enternal dan parentera
3. Kurangnya Volume Cairan
Kurangnya volume cairan tubuh pada anak berhubungan dengan adanya infeksi
oportunitis saluran pencernaan ( diare )
oTujuan :
Volume cairan tubuh dapat terpenuhi
o Kriteria hasil :
a. Asupan dan keluaran seimbang
b. Kadar elektrolit tubuh dalam batas normal
c. Nadi perifer teraba
d. Penekanan darah perifer kembali dalam waktu kurang dan 3 detik
e. Keluaran urin minimal 1-3 cc/kg BB per jam
oRencana tindakan keperawatan
1.Berikan cairan sesuai indikasi dan toleransi
2. Ukur masukan dan keluaran termasuk urin dan tinja
3. Monitor kadar elektrolit dalam tubuh
4. Kaji tanda vital turgor kulit, mukosa membran dan ubun-ubun tiap 4 jam
5. Monitor urin tiap 6-8 jam sesuai dengan kebutuhan
6. Kolaborasi pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan
4. Gangguan intregitas kulit
Gangguan intregitas kulit berhubungan dengan diare yang berkelanjutan ( kontak yang
berulang dengan feces yang bersifat asam )
oTujuan :
Tidak terjadi gangguan intregitas kulit
o Kriteria hasil :
Tidak ada tanda – tanda kulit terganggu serta kulit utuh, bersih
oRencana tindakan keperawatan :
1. Ganti popok dan celana anak apabila basah
2.Bersihkan pantat dan keringkan setiap kali buang air besar
3. Gunakan salep atau lotion
5. Perubahan atau Gangguan Mukosa Membran Mulut
Gangguan mukosa membran mulut berhubungan dengan lesi mukosa membran dampak
dari jamur dan infeksi herpes
oTujuan :
Tidak terjadi gangguan mukosa mulut
o Kriteria hasil
a. mukosa mulut lembab
b. tidak ada lesi
c. kebersihan mulut cukup
d. anak dan orang tua mampu mendemonstrasikan tekhnik kebersihan mulut
oRencana Tindakan Keperawatan
1. Kaji membran mukosa
2.Berikan pengobatan sesuai dengan saran dan dokter
3. Lakukan perawatan mulut tiap 2 jam
4. Gunakan sikat gigi yang lembut
5. Oleskan garam fisiologis tiap 4 jam dan sesudah membersihkan mulut
6. Kolaborasi pemberian obat profilaksis ( ketokonazol, flukonazol ) selama pengobatan
7. Gunakan antiseptik oral
8.Check up gigi secara teratur

6. Ketidakefektifan Koping Keluarga


Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan penyakit menahun dan progresif
oTujuan :
Koping keluarga efektif
o Kriteria hasil :
a. Orang tua mapu mengekspresikan secara verbal tentang rasa takut
b. Orang tua mampu mengambil keputusan yang tepat
c. Orang tua tau cara memecahkan masalah serta menganalisis kekuatan diri dan
dukungan sosial
oRencana tindakan keperawatan
1. Konseling keluarga
2. Observasi ekspresi orang tua tentang rasa takut, bersalah, dan kehilangan
3. Diskusikan dengan orang tua tentang kekuatan diri dan mekanisme koping dengan
mengidentifikasi dukungan sosial
4. Libatkan orang tua dalam perawatan anak
5. Monitor interaksi orang tua dan anak
6. Monitor tingkah laku orang

7. Kurang pengetahuan
Kurangnya pengetahuan pada keluarga berhubungan dengan perawatan anak yang kompleks
dirumah
oTujuan :
Keluarga dapat mengungkapkan atau menjelaskan proses penyakit, penularan, pencegahan dan
perawatan
o Kriteria hasil :
a. Orang tua mampu menjelaskan secara global tentang diagnosism, proses penyakit dan kebutuhan
home care
b. Orang tua memahami daftar pengobatan, efek samping, dan dosis obat
c. Orang tua memahami tentang kebutuhan perawatan yang khusus bagi anak dan mengetahui
bagaimana HIV
menular
oRencana Tindakan keperawatan
1. Kaji pemahaman tentang diagnosis, proses penyakit dan kebutuhan home care
2.Jelaskan daftar pengobatan, efek samping obat dan dosis
3.Jelaskan dan demonstrasikan cara perawatan khusus
4.Jelaskan cara penularan HIV dan bagaimana cara pencegahannya
5. Anjurkan cara hidup normal pada anak

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN HIV/AIDS


KASUS:
Hari kamis TGL 12 September 2009 sekitar jam 10.30 WIB ibu Diah membawa anaknya yang
bernama Gunawan ke RS
dengan alasan keadaan anaknya semakin hari tamabah, parah berat badannyamenurun, nafsu makannya
berkurang, kurus,
demam secara terus menerus, diare,mual, muntah, kulitnya merah-merah dan luka yang tidak sembuh-
sembuh. Dari data
pemeriksaan Rumah Sakit, anak tersebut dikatakan terkena HIV/AIDS. Data ini didukung dari tanda-tanda
: anoreksia, feses
cair, lesi kulit, luka sukar sembuh,

A. PENGKAJIAN
ANALISA KASUS
NO DATA PENYEBAB MASALAH
1 DS: sistem imun menurun sehingga Resiko terjadinya infeksi
Tubuh
 demam secara terus
menerus mudah terserang infeksi dr luar
 kulitnya merah-merah (virus,
 luka yang tidak sembuh
sembuh bakteri, jamur, parasit), maka jika
terjadi
DO:
luka sukar untuk sembuh
 lesi kulit
 luka sukar sembuh
2 DS: terjadi gangguan pada Nutrisi kurang dan
gastrointestinal dan
 berat badannya menurun kebutuhantubuh
 nafsu makannya kesulitan menelan sehingga nafsu
berkurang makan
 kurus
 mual berkurang serta mual, muntah
 muntah
DO:
 anoreksia
3 DS: terjadi infeksi pada gastrointestinal Kurangnya volume cairan
bisa
 diare tubuh
5menimbulkan diare
DO:
 feses cair
4 DS: system imun tubuh melemah Gangguan integritas kulit
menyebabkan
 kulitnya merah-merah
 luka yang tidak sembuh- tubuh tidak mampu untuk
sembuh beradaptasi
DO:
 lesi kulit
 luka sukar sembuh

B. DIAGNOSA DAN INTERVENSI


NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Resiko terjadinya infeksi Tujuan : Bebas dari • Pertahankan teknik • Mengurangi
septik resikokontaminasi
pada anak dengan infeksi oportuniskit
HIV /AIDS dan antiseptik (cuci silang
Kriteria Hasil : tangan
berhubungan dengan • Memberikan informasi
adanya • Mencapai masa sebelum dan sesudah data
penurunan system imun penyembuhan luka / tindakan) dasar upeneana, tindakan
tubuh lesi • Pantau tanda-tanda vital • Kongesti / distres
pernafasan
• Tidak demam dan • Kaji frekuensi /
kedalaman dapat mengidentifikasikan
bebas dari
pengeluaran / pernafasan, perhatikan perkembangan PCP
batuk
sekresi purulen dan • Candidiasis oral, ks, herpes
spasmedik kering pada
tanda-tanda lain dari CMU dan Cyptococcus
inspirasi dalam adalah
infeksi.
• Periksa adanya luka / penyakit umum dan
lakuasi memberi
infasif, dan tanda-tanda pengaruh pada membran
kulit,
inflamasi.
perawatan infulsi aktual
• Gunakan sarung tangan dapat
dan
mencegah supsis
shout selama kontak
langsung • Mencegah penularan
yang akresi / sekresi • Mengidentifikasi proses
infeksi
• Pantau studi
laboratorium, dan untuk menentukan
metode
JDL dan periksa kultur /
perawatan
sensivitas lesi, darah,
urine dan • Menghambat proses
infeksi
spuntum
• Berikan antibiotik,
antijamur
/ agen antimikroba.
2 Nutrisi kurang dan Tujuan : Kebutuhan • Kaji BB dasar • Anak resti GUT ditandai
dengan
kebutuhan tubuh nutrisi pada anak • Observasi koordinasi
BB menurun atau
berhubungan dengan terpenuhi menghisap dan refleks penambahan BB
menelan
anoreksia Kriteria Hasil : sedikit dari waktu lahir
• Insfeksi rongga mulut
• Terlihat adanya • Pola motorik oral abormal
• Anjurkan pemberian dapat
pertumbuhan BB makan
anak merusak pemberian makan
alternatif dan konsulkan
• Nila-nilai ibu • Sariawan merusak
laboratorium kemampuan
mengenai resiko
dalam batas normal menyusui makan
• Bebas dari tanda • Tinjau ulang diet sesuai • HIV ada pada kolestrum
usia serta
malnutrisis / gagal
untuk dan tambahan makanan ASI dan meskipun terbatas
padat tetap
tumbuh (GUT)
dan kemampuan ada beberapa resiko pada
• Untuk mengetahui bayi
cara perkembangan
• Memberikan nutrisi
pemberian makan • Berikan nistat sesuai optimal
dan indikasi
berdasarkan kebutuhan
kebutuhan khusus • Berikan makanan anak
untuk enteral /
setelah pulang
anak. parenteral dengan tepat
• Tindakan efektif untuk
infeksi
jemu oral
• Kerusakan motorik dan
adanya
infeksi memerlukan
alternatif
teknik pemberian makanan
untuk memenuhi kebutuhan
diet.
3 Kurangnya volume Tujuan : Kebutuhan • Kaji tanda-tanda vital • Indikasi dari volume cairan
cairan
volume cairan • Catat pningkatan suhu sirkulasi
tubuh pada anak terpenuhi dan
• Meningkatkan kebutuhan
berhubungan dengan Kriteria Hasil : durasi demam, berikan
adanya metabolisme dan diaforesis
• Membran mukosa kompres hangat sesuai yang
infeksi oportunitis
saluran lembab indikasi berlebihan
pencernaan (diare ) • Anak tampak rileks • Kaji turgor, membran • Indikator tidak langsung
mukosa dari
• Turgor kulit baik
dan rasa haus status cairan
• Tanda-tanda vital
stabil • Kaji intake dan output • Mempertahankan
keseimbangan
• Pengeluaran • Hilangkan makan yang
adekuat. cairan, mengurangi rasa
potensial menyebabkan haus dan
diare
melembabkan membran
• Berikan cairan / mukosa
elektrolit
• Mungkin dapat
melalui NGT / IV mengurangi diare
• Pantau He / Hb • Mendukung /
memperbesar
• Berikan obat sesuai
indikasi volume sirkulasi, terutama
jika
seperti anti diare, anti
piretik pemasukan oral tidak
adekuat
• Bermanfaat dalam
memperbaiki
kebutuhan cairan
• Mengurangi insiden
muntah,
menurunkan jumlah
keenceran
feces dan membantu
mengurangi
demam.
4 Gangguan integritas Tujuan : Integritas • Kaji tiap hari, catat • Menentukan garis dasar
kulit kulit warna,
perubahan dan melakukan
berhubungan dengan kembali normal turgor, sirkulasi dan
defisit sensori intervensi yang tepat
Kriteria Hasil :
imunologis, resti • Pertahankan higiene • Mempertahankan
:penurunan • Tidak ada lagi lesi kulit kebersihan
tingkat aktivitas, • Permukaan kulit misalnya : masase dengan karena kulit yang kering
perubahan dapat
normal. lotion dan krim
sensasi, malnutrisi, menjadi barier infeksi
• Atur posisi secara
perubahan status teratur, • Mengurangi stress pada
titik
metabolisme. ganti seprei sesuai
kebutuhan tekanan, meningkatkan
aliran
• Pertahankan sprai
bersih, darah, kejaringan
kering dan tidak meningkatkan
berkeringat
proses penyembuhan
• Bersihkan area perianal
• Friksi kulit disebabkan kain
• Gunting kuku anak yang
secara
berkerut dan basah
teratur
• Mencegah maserasi yang
• Berikan matras / tempat
disebabkan oleh diare
tidur busa
• Kuku yang panjang
• Berikan obat-obatan
topikal meningkatkan resiko
kerusakan
/ sistemik sesuai indikasi.
dermal
• Menurunkan istemia
jaringan
• Digunakan pada
perawatan lesi
kulit

Вам также может понравиться