Вы находитесь на странице: 1из 12

Bed Site Teaching

Demam Thypoid

Oleh:

Eva Meltyza 12100115127

Preseptor:

Nina Surtiretna, dr., Sp.A., MKes

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RS MUHAMMADIAH
2016
I. Identitas Pasien
Nama : An. FAN
Jenis kelamin : Laki-laki
TTL : Bandung, 27 September 2010
Umur : 5 tahun 11 bulan
Alamat : Solokan Jeruk
Tgl masuk : 26 Agustus 2016
Tgl pemeriksaan : 29 Agustus 2016

II. Identitas Orang Tua Pasien


Nama Ayah : Tn. Y
Umur : 30 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta

Nama ibu : Ny. A


Umur : 26 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru

III. Anamnesis
Keluhan utama : Panas badan
Anamnesis khusus (alloanamnesis) :
Pasien datang ke IGD RSMB dibawa orang tuanya dengan keluhan panas badan
sejak 10 hari SMRS. Panas badan dirasakan tiba-tiba panas dan semakin hari semakin
panas. Suhu tubuh awal mencapai 380c dan selalu meningkat hingga panas tertinggi
mencapai 39,50c. Panas badan tersebut dirasakan menurun ketika diberi obat penurun
panas (proris) oleh ayah pasien, namun beberapa jam kemudian panas kembali
meningkat.
Keluhan panas badan disertai mencret sejak 1 hari SMRS. Dalam 1 hari pasien
mencret 3 kali dengan konsistensi kotoran yang cair, berlendir, tidak berdarah dan
berbau seperti kotoran biasa. Keluhan mencret berlangsung satu hari dan saat ini
sudah tidak ada keluhan mencret lagi. Keluhan tidak disertai rasa mual, muntah dan
nyeri di bagian perut. Keluhan juga tidak disertai nyeri di bagian kepala. Keluhan
demam juga disertai batuk yang muncul satu hari setelah masuk rumah sakit. Batuk
dirasakan tidak berdahak, dengan frekuensi batuk yang jarang. Keluhan juga disertai
penurunan nafsu makan dan lemas badan sejak 10 hari SMRS, serta adanya
penurunan berat badan sebanyak 3 kg dalam 10 hari. Selain itu, ayah pasien
mengatakan pasien sering terlihat berkeringat di malam hari, hingga baju pasien
basah dan diganti.
Ayah pasien menyangkal adanya riwayat batuk lebih dari 3 minggu, adanya
anggota keluarga yang sedang mengalami batuk lama dan mendapatkan pengobatan 6
bulan. Namun untuk di lingkungan sekitar dan tetangga, ayah pasien tidak
mengetahui adanya orang dewasa yang sedang mengalami batuk lama dan
mendapatkan pengobatan 6 bulan. Pasien mengatakan keluhan ini tidak disertai
menggigil, sakit kepala, dan penurunan kesadaran dan kejang sebelumnya. Pasien
juga menyangkal adanya perut yang semakin lama semakin membesar. Keluhan
demam saat ini tidak disertai nyeri sendi yang berpindah-pindah ataupun sering
mengalami infeksi di bagian tenggorokan. Pasien menyangkal adanya perubahan
warna kulit menjadi kuning, kotoran tinja yang berwarna pucat dan air kencing yang
berwarna seperti teh. Pasien juga menyangkal pernah adanya banjir disekitar rumah
dan sering bermain di comberan atau got. Pasien juga menyangkal adanya benjolan di
sekitar leher ataupun bagian tubuh lainnya. Keluhan saat ini tidak disertai bercak
kemerahan seperti kupu-kupu di kedua pipi dan nyeri sendi. Pasien menyangkal
adanya buang air besar berdarah dan disertai nyeri perut hebat. Keluhan batuk juga
tidak disertai sesak. Keluhan demam saat ini tidak disertai penurunan kesadaran,
kejang ataupun pasien terlihat seperti mengantuk terus.
Pasien mengaku sering jajan di sekitar sekolah, dan jarang mencuci tangan
sebelum makan. Ayah pasien mengatakan jika air minum yang digunakan di rumah
bersumber dari air bersih dan dimasak terlebih dahulu sebelum diminum. Namun
ayah pasien tidak mengetahui jarak sumber air minum dengan septic tank.
Sebelumnya pasien sudah mendapatkan pengobatan ke dokter untuk mengatasi
keluhanya. Pada tanggal 17 Agustus pasien dibawa ke klinik dokter karena keluhan
demam, kemudian diberi obat penurun panas dan antibiotik. Setelah 4 hari
mengkonsumsi obat, keluhan dirasakan berkurang, sehingga hari Senin tanggal 22
Agustus pasien kembali bersekolah seperti biasa. Namun pada hari Selasa tanggal 23
Agustus malam, panas badan kembali muncul dan langsung dibawa ke klinik dokter
kembali. Kemudian dilakukan pemeriksaan darah dan dokter di klinik tersebut
menduga bahwa pasien mengalami typhes sehingga disarankan untuk dirawat.
Namun, keluarga pasien menolak dan memilih untuk berobat jalan, sehingga di beri
obat berupa penurun panas dan antibiotik oleh dokter. Setelah mengkonsumsi obat,
panas dirasakan sempat turun, namun kembali meningkat pada hari kamis, sehingga
pasien dilarikan ke IGD RSMB. Setelah mendapatkan perawatan selama 3 hari di
RSMB keluhan demam dirasakan membaik.

IV. Riwayat penyakit terdahulu


Pasien memiliki riwayat bronkhitis dan mendapatkan pengobatan selama 6 bulan
saat berusia 1 tahun.

V. Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien saat
ini dan tidak ada riwayat alergi ataupun asma pada keluarga pasien.

VI. Riwayat Pribadi


 Riwayat kehamilan dan persalinan
Saat hamil ibu pasien selalu kontrol ke bidan dan mengkonsumsi vitamin yang
diberikan oleh bidan. Tidak pernah mengkonsumsi obat lain selain dari bidan.
Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara yang lahir dari ibu P2A0
yang merasa hamil 37 minggu dengan letak kepala dan persalinan normal, ditolong
oleh bidan dengan berat lahir 3050 gram dan panjang badan 50 cm. Bayi langsung
menangis saat dilahirkan. Tidak ada penyulit saat persalinan. Tidak ada riwayat
kuning dan kebiruan saat lahir.
 Riwayat Nutrisi
0-2 bulan : ASI
2- 6 bulan : ASI + susu formula
6 bulan – 11 bulan : ASI + susu formula + bubur lumat
11bulan – 2 tahun : ASI + susu formula + nasi dan lauk
2 tahun – 6 tahun : susu formula + nasi dan lauk (menu keluarga)

 Perkembangan dan kepandaian


Ayah pasien sudah lupa kapan anaknya mencapai tahapan-tahapan
perkembanganya, tetapi menurut ayahnya pasien dapat berjalan usia 1,5 tahun dan
berbicara jelas usia 2 tahun
Saat ini pasien duduk di kelas 1 SD. Tidak ada kesulitan dalam belajar dan
mengikuti pelajaran di sekolah. Pasien juga merupakan anak yang aktif bermain
dengan teman sebayanya.

 Riwayat imunisasi
Pasien di imunisasi lengkap di bidan hingga usia 9 bulan. Ayah pasien
mengatakan belum pernah melakukan imunisasi lagi setelah anaknya berusia
9 bulan.
BCG : 1 bulan
Hepatitis B : lahir/2/3/4bln
Polio : 1/2/3/4 bulan
DPT : 2/3/4 bulan
Campak : 9 bulan

 Sosial, ekonomi dan lingkungan


Pasien lahir di keluarga dengan ekonomi menengah. Hingga saat ini penghasilan
ayah dan ibu pasien cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan
keperluan sekolah kedua anaknya.
Pasien tinggal dirumah yang beranggotakan 4 orang. Ayah pasien mengatakan
jika dirumah memiliki ventilasi udara yang cukup, namun hanya sedikit cahaya
matahari yang dapat masuk.

VII. Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis PCS 15 (E4 M5 V6)
Tanda vital
a. Tekanan darah : 100/70 mmHg
b. Nadi : 96 x/menit
c. Respirasi : 22 x/menit
d. Suhu : 36,80 C
e. Antropometri
i. BB : 16 kg
ii. TB : 110 cm
iii. Status gizi
1. BB/U : -2 SD
2. TB/U : (-1) – (-2) SD
3. BMI/U : (-1) – (-2) SD
4. Kesimpulan : status gizi baik

VIII. Kulit : petekhi (-), jaundice (-)


IX. Kepala
a. Bentuk : normocephal
b. Wajah : simetris, deformitas (-), malar rash (-)
c. Rambut : hitam halus, tidak mudah rontok
d. Mata : conjungtiva anemis -/-, sclera icterik -/-, pupil bulat isokor,
refleks cahaya +/+,
e. Telinga : bentuk normal, simetris, sekret (-), membran timpani intak.
f. Hidung : bentuk normal, sekret (-), pch (-)
g. Mulut
Bibir : tampak kemerahan dan basah
Gigi : tidak ada caries dentis
Gusi : tampak kemerahan, perdarahan (-)
Lidah : tidak kering, bercak putih ditengah lidah (+), ukuran
normal, typhoid tongue (-), kemerahan di tepi lidah (-), tremor (-)
Faring : hiperemis (-)
Tonsil : t1/t1 tidak hiperemi

Leher
KGB : tidak terdapat pembesaran
Tiroid : tidak teraba
Thoraks
◦ Inspeksi : pergerakan simetris, retraksi intercostal (-)
◦ Palpasi : focal fremitus hantaran sama ka=ki
◦ Auskultasi :
 Cor : S1 S2 murni regular, murmur (-), gallop (-), regurgitasi (-).
Batas jantung :
 Batas atas : Intercostalis II parasternal kiri
 Batas Kanan : Intercostalis IV garis parasternal kanan
 Batas Kiri : Intercostalis IV garis midclavicula kiri

 Pulmo : VBS ka=ki, wheezing (-), rhonki (-)


◦ Perkusi : sonor

Abdomen
◦ Inspeksi : tampak datar, rose spot (-)
◦ Auskultasi : Bising usus (+) frekuensi 6 kali/m
◦ Palpasi : lembut, teraba hepar 3cm dibawah arc, lien tidak ada pembesaran
◦ Perkusi : timpanik, PS/PP : -/-

Genital : tidak dilakukan


Ekstremitas :
bentuk normal
deformitas (-)
sianosis perifer (-)
akral hangat
CRT < 2 detik
Sendi: Tidak terdapat pembengkakan sendi, hiperemi (-)

Neurologis
◦ Reflek fisiologis
 Bicep : +/+
 Tricep : +/+
 Brachioradialis : +/+
 Kpr : +/+
 Achiles : +/+
◦ Saraf kranial
N.I Olfaktorius : d.b.n
Anosmia : -/-
Hiposmia : -/-
Parosmia : -/-
N.II Optikus :
Tajam penglihatan : tidak dilakukan pemeriksaan visus
Lapang pandang : tes konfrontasi dalam batas normal
Funduskopi : tidak dilakukan
N.III, IV, VI Okulomotor, Throklear, Abdusen :
Fisura palpebra: ka=ki
Ptosis: -/-
Posisi mata : ortotropia
Eksoftalmos/enoftalmos : -/-
Diplopia : -
Tekanan bola mata : d.b.n
Refleks cahaya
>Pupil : + cepat; uk 3mm; bulat; isokor
N. V Trigeminal :
Kornea reflek: (+/+)
Motorik : Maseter : tonus kiri = tonus kanan
Temporalis : tonus kiri = tonus kanan
Sensorik
Cabang oftalmik : d.b.n
Cabang Maksilari : d.b.n
Cabang Mandibularis : d.b.n

N.VII Fasial :
Motorik : tidak terdapat parese n. VII
Sensorik : d.b.n
Gerakan involunter : (-)
Hiperakusis : (-)
Lakrimasi : d.b.n

N. VIII Vestibulokoklear
Koklear: subjektif (tinitus) : -/-
Hiperakus : -/-
Tajam pendengaran : d.b.n
Rinne dan Weber test : tidak dilakukan

N. IX, X Glosofaringeal dan vagus


Gerakan Palatum : tidak terbatas
Reflek muntah : +
Menelan : tidak terdapat kelainan
Tes Suara : tidak terdapat kelainan
N.XI Assesoris : Sternokleidomastoid; Trapezius
Parese : tidak terdapat parese
Tonus : normotonus
Spasme : tidak terdapat spasme

N.XII Hipoglossus :
Atrofi : (-)
Fasikulasi : (-)
Deviasi : (-)

Rangsang Meningeal
Kaku kuduk : (-)
Brudzinski I : kanan & kiri (-)
Brudzinski II : kanan & kiri (-)
Brudzinski III : kanan & kiri (-)
Laseque : tidak terbatas
Kernig : tidak terbatas

Refleks Patologis
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Oppenheim : -/-
Gordon : -/-
Schaefer : -/-
Mendel Brechtrew : -/-

X. Resume
Pasien laki-laki berusia 6 tahun dengan status gizi baik, datang dengan keluhan demam
continuous sejak 10 hari SMRS. Keluhan disertai diare 3 kali sehari sejak 1 hari SMRS, batuk
tidak berdahak sejak 1 hari setelah dirawat di RS. Penurunan nafsu makan dan berat badan
turun sebanyak 3 kg sejak 10 hari SMRS. Keluhan disertai keringat malam sejak 10 hari
SMRS.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, dengan
kesadaran compos mentis (PCS 15). Ditemukan dari ttv dalam batas normal.. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan hepatomegali. Pemeriksaan fisik lain dalam batas
normal.

XI. Diagnosis Banding


- Demam thypoid
- TB paru relaps

XII. Usulan Pemeriksaan


Hematologi rutin (hb, ht, trombosit, leukosit)
Differential counting
Widal test (fase akut dan convalesence) dan kultur
X-ray thorax
Tes Mantoux

XIII. Diagnosis Kerja


Demam Thypoid

XIV. Penatalaksanaan
Umum :

Umum :

 Istirahat cukup

 Tirah baring

 Diet 1300 kkal terdiri dari makanan lunak mudah dicerna

 Edukasi:

- penyakit, terapi dan tindakan yang akan dilakukan.


- Informed concent

Khusus :

- Kebutuhan cairan dalam sehari, 1300 ml/hari, terdiri dari minum sekitar 800cc
dan infusan RL 500 cc 18 gtt/menit makrodrip
- Parasetamol 10-15mg/kgBB/kali=160-240mg, 2 Corg tiap 4-6 jam (bila panas).
- Kloramfenikol 50-75mg/kgBB/hari (selama 14-21 hari) = 800-1200/kgBB/hari,
4 x 2 Corg.

XV. Edukasi
Pencegahan :
- Mencuci tangan setiap sebelum makan.
- Jangan jajan disembarang tempat.
- Jaga kebersihan air minum.
- Masak makanan yang adekuat.
- Imunisasi thypoid.

XVI. Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam

Вам также может понравиться