Вы находитесь на странице: 1из 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia pada kehamilan masih banyak dijumpai di daerah
pedesaan karena kemiskinan dan kurangnya pengertian tentang makanan
sehat. Bahkan, pada waktu hamil banyak makanan yang di tabukan karena
kurangnya pengertian tentang makan sehat yang bergizi sehingga anemia
menjadi semakin parah, disamping penyakit parasit Askariasis,
Ankilostomiasis dan Taenia. (Kenneth J. Leveno, 2009)
Anemia pada kehamilan memerlukan paerhatian yang serius
sehingga kehamilan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Untuk
menentukan anemia pada kehamilan, dapat dilakukan pemeriksaan darah
lengkap, konsentrasi vitamin B12 darah, dan zat besi darah. Sehingga besar
anemia yang dijumpai adalah kekurangan zat besi sehingga pengobatannya
tidak terlalu sulit, yaitu dengan memberikan zat besi sebanyak 300 mg tiga
kali sehari, sedikitnya selama tiga bulan, disamping diet empat sehat lima
sempurna. (Kenneth J. Leveno, 2009)

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Anemia dan Anemia pada ibu hamil?
2. Apa Penyebab atau Etiologi Anemia pada ibu hamil?
3. Bagaimana Tanda dan Gejala Anemia?
4. Bagaimana perjalanan penyakit atau Patofisiologi Anemia pada
Kehamilan?
5. Apa saja Klasifikasi dari Anemia?
6. Apa saja Penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu hamil yang
mengalami Anemia?
7. Dan Komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada ibu hamil yang
mengalami Anemia ?

1|Page
C. Tujuan Masalah
1. Dapat mengetahui Pengertian Anemia dan Anemia pada ibu hamil.
2. Untuk mengetahui Penyabab atau Etiologi munculnya Anemia pada
ibu hamil.
3. Kemudian mengetahui Tanda dan Gejala Anemia.
4. Mengetahui juga perjalanan penyakit atau Patofisiologi Anemia pada
ibu hamil
5. Untuk dapat mengetahui Klasifikasi dari Anemia
6. Mengetahui Penatalaksanaan apa yang dilakukan pada ibu hamil yang
mengalami Anemia
7. Mengetahui Komplikasi yang terjadi pada ibu hamil yang terkena
Anemia.

2|Page
BAB II
KONSEP MEDIS

A. Pengertian
Penyakit anemia terjadi karena darah tidak bisa membawa zat asam,
sebagaimana seharusnya. ketidakmampuan darah dalam membawa zat asam
ini disebabkan sel-sel darah merah yang berkurang atau berkurangnya jumlah
hemoglobin dalam sel-sel tersebut. darah yang mengandung 40-45% selsel
darah merah dan 55-60% plasma. Biasanya, ada 12,5 sampai 14 gram dalam
100cc darah. Bilangan sel darah merah yang normal adalah 45-55 juta dalam
satu mm kubik. Dalam wanita angka ini turun 10%. (Prasetyono, 2013)
Anemia dapat di bedakan dalam beberapa kelompok, berdasarkan pada
faktor penyebab berkurangnya sel darah merah dalam tubuh. Pertama, anemia
produksi, yaitu anemia yang di sebabkan darah kekurangan vitamin B 12, zat
besi, dan gizi. Kekurangan zat-zat tersebut mengakibatkan terjadinya
pembentukan sel sel darah merah yang tidak sempurna oleh tulang sumsum.
Kedua, anemia bemolytica, yaitu anemia yang terjadi apabila sel sel darah
merah binasa terlaly dini. Keriga, anemia sekunder, yaitu anemia yang di
sebabkan hilangnya sel darah merah dari dalam tubuh akibat terjadinya
perdarahan. Keempat, anemia aplatica, yaitu anemia yang di sebabkan adanya
kerusakan tulang sumsum. (Prasetyono, 2013)

B. Etiologi
Semua penyakit penyebab anemia yang dijumpai pada wanita usia subur
dapat menjadi penyulit kehamilan. Klasifikasi yang didasarkan terutama pada
etiologi dan mencakupbsebagian besar dari kuasa umum anemia pada wanita
hamil. (Kenneth J. Leveno, 2009)
Berikut beberapa penyebab munculnya anemia : (Prasetyono, 2013)
a. Banyak mengeluarkan darah sewaktu haid,
b. Banyak darah keluar sewaktu bersalin,
c. Pendarahan yang tidak di sangka sangka dari usus

3|Page
d. Kekurangan asam klorida dalam lambung, sehingga zat besi
kurang di serap dari makanan
e. Penyakit kangker lambung atau usus, diare karena infeksi usus,
pembedahan (pembuangan) sebagian lambung atau usus halus
f. Keracunan timah hitam, arsen, atau air raksa
g. Adanya luka bakar yang hebat,
h. Kekurangan vitamin B6 dan B12
i. Orang yang berdiet ketat sehingga kekurangan vitamin B12 dalam
tubuh, dan
j. Cacing pita dalam usus atau terjadi infeksi kuman yang dapat
merusak vitamin B12 sebelum di serap.

C. Manifestasi Klinis
Berikut tanda tanda yang sering terjadi saat terkena anemia. (Prasetyono,
2013)
1. Sakit kepala dan pusing-pusing
2. Terasa hampir pingsan
3. Rasa gatal sesudah mandi
4. Kepala terasa berat
5. Perdarahan dari hidung sering terjadi
6. Kadang mata kaki bengkak
7. Wajah menjadi merah menyala akibat banyaknya jumlah sel darah merah
yang si hasilkan oleh tulang sumsum
8. Mata menjadi buta ayam, dan
9. Bibir tampak ungu karena darah kurang lancar mengalir.

4|Page
D. Patofisiologi (Mauuaba, 2009)

Anemia kehamilan

Ananmnesis: Pemeriksaan:
 Cepat lelah  Fisik
 Mata berkunang  Laboratorium
 Sering pusing  Faal lever
 Makan berkurang  Faal hemopoetik
 Emesis bertambah

Penyebab:
 Kurang gizi
 DefisiensiFe asam folat
 Parasit

Berat Sedang Ringan


Hbs 4-5 Hbs 5-8 Hbs 10 gr%
grgr%

Akibat Anamnesis:
 Abortus-prematurus
 Partus lama
 Perdarahan post partum
 Mudah infeksi
 Intrauterine fatal death
 Plasenta previa
 Lahir dengan anemia
 Dekompensasio kordis

Pengobatan:
 Infus-transfusi
 Peningkatan gizi Postpartum:
 Fe+ asam folat
 Pengobatan parasit
 Fe: IV-IM-Per.05.
 Tambah diet + Fe asam folat
 Kesehatan lingkungan

5|Page
E. Klasifikasi (Roosleyn, 2016)
Berdasarkan penyebabnya dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu:
1. Anemia karena hilangnya sel darah merah
Hal ini terjadi akibat perdarahan karena berbagai sebab seperti
perlukaan, perdarahan gastrointestinal, perdarahan uterus, perdarahan
hidung, perdarahan akibat operasi.(Roosleyn, 2016)
2. Anemia karena menurunnya produksi sel darah merah
Penyebabnya karena kekurangan unsur penyusun sel darah merah
(asam folat, vitamin B1 2 dan zat besi), gangguan fungsi sumsum
tulang (adanya tumor, pengobatan, toksin), tidak adekuatnya stimulasi
karena berkurangnya eritropolitan (pada penyakit ginjal kronik).
(Roosleyn, 2016)
3. Anemia akibat meningkatnya destruksi/kerusakan sel darah
merah
Disebabkan oleh overaktifnya Reticu Ioendhotelial System (RES);
Meningkatnya destruksi sel darah merah biasanya karena faktor-faktor
kemampuan respon sumsum tulang terhadap penurunan sel darah
merah kurang karena meningkatnya jumlah retikulosit dalam sirkulasi
darah, meningkatnya sel-sel darah merah yang masih muda dalam
sumsum tulang dibandingkan yang matur/matang, dan ada atau
tidaknya hasil destruksi sel darah merah dalam sirkulasi (seperti
meningkatnya kadar bilirubin).(Roosleyn, 2016)

F. Penatalaksanaan
Untuk penetalaksanaan yang adekuat pada wanita hamil dengan anemia
sel sabit atau hemoglobinopati sel sabit lainnya diperlukan pengawasan yang
ketat disertai evaluasi teliti terhadap semua gejala, temuan fisik, dan hal
pemeriksaan laboratorium. Kebutuhan asam folat cukup besar dan pasien
diberikan suplemen asam folat 1 mg/hari. (Kenneth J. Leveno, 2009)
Terdapat keadaan khusus selama kehamilan yang meningkatkan secara
bermakna morbiditas pada para wanita ini. Bakteriuria asimtomatif dan

6|Page
pielonefristis akut meningkat secara substansif, dan untuk mencegah infeksi
saluran kemih simtomatik perlu dilakukan surveilans bakteriuria dan
eradikasinya. Pneumonia, terutama yang disebabkan oleh streptococcus
pneumoniae sering terjadi. Vaksin pneumokokus polivalen dianjurkan bagi
para wanita ini. Vaksin influenza harus diberikan sekalinsetahun. (Kenneth J.
Leveno, 2009)
Wanita dengam anemi sel sabit jarang meninggal karena penyakit jantung,
tetapi hampir semua akhirnya sedikit banyak mengalami disfungsi jantung.
Hipertensi kronik dapat memperburuk hal ini. Meskipun sebagian besar dari
mereka tanpa kesulitan dapat menoleransi perubahan selama kehamilan,
namun jika terjadi komplikasi seperti preeklamsia berat atau infeksi serius,
dapat terjadi kegagalan ventrikel. (Kenneth J. Leveno, 2009)

G. Komplikasi
Pemeriksaan ulang dilakukan pada minggu ke-30 sampai 32 dan minggu
ke-36 sampai 38. Pengaruh anemia terhadap kehamilan dapat menimbulkan
berbagai masalah berikut : (Mauuaba, 2009)
1. Saat hamil
a. Tumbuh kembang janin terlambat dengan berbagai manifestasi
kliniknya.
b. Menimbulkan hiperemesis gravidarum dan gestosis
c. Menimbulkan plasenta previa
d. Dapat menimbulkan solusi plasenta
2. Saat persalinan
a. Persalinan berlangsung lama
b. Sering terjadi fetal distress
c. Persalinan dengan tindakan oprasi
d. Terjadi emboli air ketuban
3. Saat postpartum
a. Terjadi perdarahan postpartum
b. Mudah terjadi infeksi puerperium

7|Page
c. Dapat terjadi retensio plasenta atau plasenta rest
d. Subinvolusi uteri
e. Bayi lahir dengan anemia
f. Dapat terjadi akuta dekomsatio kordis

8|Page
BAB III
PROSES KEPERAWATAN

Contoh Kasus
Tn.D (29 tahun) mempunyai istri Ny.F (25 tahun), mereka menikah pada
tahun 2017. Dan saat ini Ny.F sedang mengandung anak pertama. Kehamilan
Ny.F sekarang mulai masuk trimester II. Ny.F tampak kelihatan pucat. Menurut
pengakuanNy.F baru 1x memeriksakan kehamilannya di puskesmas, dan menurut
hasil pemeriksaan Ny.F menderita anemia. Ny.F jarang makan makanan yang
bergizi yang berguna untuk perkembangan janinnya. Dan didapatkan TD : 110/80
mmHg, N : 75X/menit, RR : 26x/menit, S : 36/5oC.

A. Pengakjian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny.F
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : IRT
Suku : Gorontalo
Alamat : Jalan Manurukki, Daya
Tanggal Masuk RS : 15 Mei 2019
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. D
Umur : 29 tahun
Hub. Dengan Pasien : Suami
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jalan Manuruki, Daya

9|Page
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (saat MRS dan saat ini) : Klien hanya datang
untuk memeriksakan kehamilannya di puskesmas.
2) Alasan masuk Rumah Sakit : Saat masuk Puskesmas klien
mengatakan hanya untuk memeriksakan kehamilannya
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami :
 Hipertensi (-) terkontrol
 Riwayat Penyakit Jantung tidak ada
 Diabetes Melitus tidak ada
2) Pernah dirawat :
Pasien tidak pernah dirawat
3) Riwayat Alergi :
Pasien tidak ada alergi
4) Riwayat Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol, dll) :
Tidak ada kebiasaan buruk yang pernah dilakukan
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram
Keterangan :
: Wanita
: Laki-laki
: Meninggal
: Wanita hamil

? : Belum diketahui

10 | P a g e
?

3. Kebutuhan Dasar / Pola Kebiasaan Sehari-hari


a. Bio (Keadaan Umum Pasien) :
Klien mengatakan bahwa hanya datang untuk memeriksakan
kehamilannya ke puskesmas terdekat.
b. Psiko (kehidupan Individu) :
Klien dalam kehidupan sehari-harinya memiliki sikap dan sifat
yang baik.
c. Sosio :
Hubungan klien dengan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat terjalin sangat baik tanpa adanya perselisihan.
d. Kultural (Budaya Pengobatan) :
Dia tidak pernah menggunakan obat-obatan yang lain selain yang
diberikan oleh dokter.
e. Spiritual (Pengobatan Keagaamaan) :
Klien mengatakan tidak pernah meggunakan pengobatan
tradisional selain obat-obatan dari bahan alamiah.

1) Pola Makan :
- Sebelum MRS : Sebelum masuk Puskesmas pasien
makan tidak sesuai dengan kebutuhan untuk ibu hamil
- Setelah MRS : Setelah masuk Puskesmas, pasien
mengatakan bahwa harus makan makanan yang bergizi
untuk kesehatan janin dalam kandungannya.
2) Pola Minum :

11 | P a g e
- Sebelum MRS : Sebelum masuk Puskesmas pasien
minum sesuai dengan kebutuhannya setiap hari.
- Setelah MRS : Setelah masuk Puskesmas, pasien
minum sesuai aktivitas sehari-harinya sebelum masuk
rumah sakit.
3) Pola Tidur :
- Sebelum MRS : Sebelum masuk Puskesmas pola
tidur pasien normal seperti biasanya
- Setelah MRS : Setelah masuk Puskesmas pola
tidur pasien normal.
4) Pola Eliminasi Fekal/BAB :
- Sebelum MRS : BAB lancar
- Setelah MRS : BAB lancar, tetapi terkadang nyeri
5) Pola Eliminasi Urine/BAK :
- Sebelum MRS : BAK lancar
- Setelah MRS : BAK lancar, tetapi terasa nyeri

6) Pola Aktivitas dan Latihan :


- Sebelum MRS : Sebelum masuk Puskesmas pasien
dapat melakukan semua aktivitas dan latihannya
- Setelah MRS : Setelah masuk Puskesmas pasien
dapat melakukan aktivitas dan latihannya tetapi tidak
dengan aktivatas yang berat.
7) Personal Hygiene :
- Sebelum MRS : Sebelum masuk Puskesmas
personal hygiene klien baik
- Setelah MRS : Setelah masuk Puskesmas personal
hygiene pasien baik dikarenakan harus menjaga
kesehatan janin yang ia kandung sekarang.

12 | P a g e
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum :
- Tingkat Kesadaran : Composmentis
- GCS : Verbal : 5, Psikomotor : 6, Mata : 4
b. Perubahan Mood :
Klien mengatakan bahwa hanya lemah saat mengalami mual
dan muntah di pagi hari.
c. Vital Sign :
Dari hasi pemeriksaan Ny.S didapatkan :
 TD : 110/80 mmHg
 S : 36,5 ºC
 N : 75 x/menit
 P : 26 x/menit
 TB : 159 cm
 BB : 65 kg
d. Ciri-Ciri Tubuh :
Pada klien Ny.S didapatkan tinggi badan 159 cm dengan warna
rambut hitam lurus dan warna kulit yang putih.
e. Head to Toe :
1. Kepala dan rambut
 Inspeksi dan Palpasi : Tidak terdapat kelainan
 Bentuk kepala : Normal
 Warna rambut : Hitam
 Bentuk Rambut : Lurus
2. Kuku
 Inspeksi dan palpasi : Tidak terdapat kelainan
 Ketebalan : Normal
 Kebersihan : Kuku bersih
3. Mata/Penglihatan : Normal
4. Hidung : Normal

13 | P a g e
5. Telinga /pendengaran
 Bentuk dan posisi : Normal
 Peradangan : Tidak ada
6. Leher
 Inspeksi : tidak terdapat
pembengkakan ataupun pembesaran kelenjar
 Palpasi : Tidak terdapat kelenjar
limfa dibelakang kepala pasien
 Auskultasi : Tidak terdengar bunyi bruit
7. Abdomen
 Palpasi
- Leopold I : TFU setinggi pusat usia janin 20
minggu (lima bulan) pada fundus teraba keras, bulat
dan lunak bokong.
- Leopold II : Punggung janin terletak dibagian
perut kanan dan bagian kecil-kecil (ekstremitas),
teraba pada perut sebelah kiri.
- Leopold III : Teraba bulat, melenting dan keras
(kepala) dan bagian terbawah masih dapat
digoyang-goyangkan.
- Leopold IV : Kepala janin belum masuk PAP.
 Peristatic Usus : 12x/menit
 Acites : Tidak ada acites
 Turgor : Elastic, tidak ada nyeri
tekan dan lepas
 Ekstremitas : dapat digerakkan atas dan
bawah
 CRT : > 3 detik
 Edema : Tidak ada edema
8. Gentalia atau Prenium

14 | P a g e
 Vulva : Tidak ada kelainan
 Vagina : Kesan normal
9. Esktremitas : Akral hangat (-/-), oedem (-
/-)

B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Gangguan : Hubungan Ibu-Janin
2. Defisiensi Pengetahuan
3. Gangguan Rasa Nyaman

C. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Interensi Keperawatan
Dx Keperawata NOC NIC
1 Resiko Gangguan :  Parent-Infart a. Perawatan Kehamilan Risiko
Ibu-Janin Attachment Tinggi
 Impaired Parenting  Kaji kondisi medis aktual yang
 Role performance berhubungan dengan kondisi
ineffective kehamilan yang buruk (misalnya,
diabetes, hipertensi, Lupus,
erythematosus herpes, hepatitis,
HIV dan Epilevis).
 Kaji riwayat kehamilan dan
kelahiran yang berhubungan
dengan faktor resiko kehamilan
(misalnya, premature, postmature,
kehamilan ganda,
intrauterinegrowthretardation,
abortus, abrupsio plasenta,
plasebtaprevia, sensitive Rh,
ketuban pecah dini, dan riwayat

15 | P a g e
keluarga dengan kelainan genetik)
 Kenali faktor Sosio demografi
yang berhubungan dengan kondisi
kehamilan yang buruk (usia
kehamilan, kemiskinan,
keterlambatan, atau ketiadaan
pemeriksaan kehamilan,
kekerasan fisik dan penggunaan
obat terlarang)
 Kaji pengetahuan klien dalam
mengidentifikasi faktor risiko
 Motivasi untuk mengungkapkan
perasaan dan ketakutan terhadap
perubahan gaya hidup, kondisi
janin, perubahan finansial, fungsi
keluarga dan keamanan personal
 Berikan materi pendidikan
kesehatan yang membahas faktor
risiko pemeriksaan surveilans dan
tindakan yang biasa dilakukan
 Ajarkan pasien mengenai teknik
perawatan mandiri untuk
meningkatkan kemungkinan
mendapatkan hasil akhir yang
sehat (misalnya, hidrasi, diet,
modifikasi aktif, pentingnya
melakukan pemeriksaan
kehamilan rutin, pengontrolan
glukosa darah, dan pencegahan
aktivitas seksual yang aman

16 | P a g e
termasuk tidak melakukan
hubungan seksual)
 Ajarkan pasien mengenai metode
alternatif kepuasan seksual dan
intimasi
 Lakukan rujukan yang sesuai
untuk program program khusus
(misalnya, penghentian kebiasaan
merokok, terapi penyalahgunaan
obat terlarang, pendidikan
diabetes, pendidikan pencegahan
kelahiran prematur,
penyalahgunaan penampungan,
dan klinik penyakit menular
seksual)
 Ajarkan klien mengenai
penggunaan obat-obat yang
diresepkan (misalnya, insulin,
tokolitik, antihipertensi,
antibiotik, anti koaglukosan, dan
antikonvulsan).
b. Konseling Prakonsepsi
 Bina hubungan saling percaya
yang terapeutik
 Dapatkan data mengenai riwayat
client
 Kembangkan profil, prakonsepsi
berorientasi pada kehamilan
dengan resiko kesehatan,
berdasarkan riwayat, penggunaan

17 | P a g e
obat, suku, paparan pekerjaan dan
rumah tangga, diet, penyakit
genetik tertentu, dan
kebiasaannya. (misalnya merokok
dan alkohol dan asupan obat).
 Eksplorasi kesiapan mengenai
kehamilan dengan kedua
pasangan
 Tanyakan mengenai kekerasan
fisik
 Dapatkan informasi menyeluruh
terkait riwayat seksual, termasuk
frekuensi dan waktu hubungan
seksual penggunaan pelumas
spermisida, dan kebiasaan setelah
senggama, seperti
menyemprotkan air untuk
membersihkan vagina
 Rujuk wanita dengan kondisi
medis kronis dalam rangka
perencanaan manajemen sebelum
hamil
 Berikan informasi yang terkait
dengan faktor risiko
 Rujuk pada konseling genetik
terkait dengan (adanya) faktor
risiko yang bersifat genetik
 Rujuk untuk dilakukan tes
diagnostic prenatal yang
diperlukan untuk mengetahui

18 | P a g e
faktor risiko genetikmedis, atau
kandungan.
2 Defisiensi  Pengetahuan : proses a. Pengajaran Proses Penyakit
Pengetahuan penyakit  Kaji tingkat pegetahuan pasien
 Pengetahuan : terkait dengan proses penyakit
perilaku sehat  Jelaskan patofisiologi penyakit
dan bagaimana hubungannya
dengan anatomi dan fisiologi,
sesuai kebutuhan
 Review pengetahuan pasien
mengenai kondisinya
 Kenali pengetahuan pasien
mengenai kondisinya
 Jelaskan tanda dan gejala yang
umum dari penyakit, sesuai
kebutuhan
 Eksplorasi bersama pasien apakah
dia telah melakukan manajemen
gejala
 Jelaskan mengenai proses
penyakit sesuai kebutuhan
 Identifikasi kemungkinan
penyebab sesuai kebutuhan
 Berikan informasi pada pasien
mengenai kondisinya, sesuai
kebutuhan
 Identifikasi perubahan fisik pasien
 Hindari memberikan harapan
yang kosong
 Beri ketenangan terkait dengan

19 | P a g e
kondisi pasien, sesuai kebutuhan
 Beri informasi kepada
keluarga/orang yang penting bagi
pasien mengenai perkembangan
pasien, sesuai kebutuhan
 Berikan informasi mengenai
pemeriksaan diagnostik yang
tersedia, sesuai kebutuhan
 Diskusikan perubahan gaya hidup
yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi di masa
yang akan datang dan/ atau
mengkontrol proses penyakit
 Diskusikan pilihan
terapi/penanganan
 Jelaskan alasan dibalik
manajemen/terapi/penanganan
yang direkomendasikan.

3 Gangguan Rasa  Pain level a. Manajemen Lingkungan :


Nyaman  Comfor status : Kenyamanan
physical  Tentukan tujuan pasien dan
 Comfort status : keluarga dalam mengelola
physical lingkungan dan kenyamanan yang
 Comfort status : optimal
psychospiritual  Mudahkan transisi pasien dan
keluarga dengan adanya sambutan
hangat di lingkungan yang baru
 Pertimbangkan penempatan
pasien di kamar dengan beberapa

20 | P a g e
tempat tidur (teman sekamar
dengan masalah lingkungan yang
sama Bila memungkinkan)
 Sediakan kamar terpisah jika
terdapat prevensi dan kebutuhan
pasien (dan keluarga) untuk
mendapatkan ketenangan dan
istirahat, Jika memungkinkan
 Cepat bertindak jika terdapat
panggilan bel, yang harus selalu
dalam jangkauan
 Hindari gangguan yang tidak
perlu dan berikan untuk waktu
istrahat
 Ciptakan lingkungan yang tenang
dan mendukung
 Pertimbangkan sumber-sumber
ketidaknyamanan, seperti balutan
yang lembab, posisi selang,
balutan yang tertekan, seprei
kusut, maupun lingkungan yang
mengganggu
 Sesuaikan suhu ruangan yang
paling menyamankan individu,
Jika memungkinkan
 Berikan atau singkirkan selimut
untuk meningkatkan kenyamanan
terhadap suhu, seperti yang
diindikasikan
b. Peningkatan Keamanan

21 | P a g e
 Sediakan lingkungan yang tidak
mengancam
 Tunjukan ketenangan
 Luangkan waktu bersama pasien
 Tawarkan pasien untuk tetap
berada di lingkungan baru selama
interaksi awal dengan yang lain.
 Berada disisi pasien dan sediakan
jaminan keamanan selama periode
kecemasan
 Tunjukan perubahan secara
berangsur
 Diskusikan perubahan-perubahan
yang yang akan terjadi (misalnya,
memindahkan pasien ke bangsal
lain) sebelum [aktivitas ini]
dilakukan.
 Jangan timbulkan situasi emosi
yang kuat
 Berikan dot pada bayi, dengan
tepat
 Peluk bayi atau anak kecil,
dengan tepat
 Fasilitasi orang tua [agar] dapat
menginap bersama anak yang
dirawat di rumah sakit
 Fasilitas untuk mempertahankan
kebiasaan tidur pasien
 Dukung keluarga untuk
menyediakan barang pribadi yang

22 | P a g e
digunakan pasien atau untuk
kesenangan.
 Dengarkan ketakutan keluarga
pasien
 Dorong untuk mengeksplorasi
kegelapan, dengan tepat
 Tetap nyalakan lampu dimalam
hari, sesuai kebutuhan
 Diskusiakan situasi khusus atau
individu yang mengancam pasien
atau keluarga
 Jelaskan semua prosedur pada
pasien/keluarga
 Jawablah semua pertanyaan
mengenai status kesehatan dengan
perilaku jujur
 Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi faktor apa yang
meningkatkan rasa keamanan.
 Bantu pasien untuk
mengidentifikasi respon koping
yang biasanya
 Bantu pasien untuk menggunakan
koping respon yang telah
menunjukkan keberhasilan
sebelumnya.

23 | P a g e
D. Implementasi Keperawatan
No.Dx Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan
1 Resiko Gangguan : Ibu-Janin  Lakukan pemeriksaan kehamilan paa
klien 4 kali. Pada trimester pertama
satu kali, trimeser ke dua satu kali,
dan trimester ke tiga dua kali
2 Defisiensi Pengetahuan  Berikan informasik kepada klien
tentang pentingnya menjaga
kesehatan pada masa kehamilan
 Beri informasi kepada klien tentang
penyakit yang dialami pada saat
hamil yang dapat berpengaruh pada
proses melahirkan
3 Gangguan Rasa Nyaman  Anjurkan keluarga untuk
menciptakan lingkungan yang
nyaman buat klien
 Berikan posisi yang membuat pasien
merasa nyaman.

E. Evaluasi Keperawatan
1. Pasien dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan
2. Pasien telah mngerti informasi yang diberikan mengenai kesehatan pada
masa kehamilan
3. Pasien merasa telah nyaman.

24 | P a g e
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) di
dalam darah lebih rendah dari pada nilai normal. Sebagian besar penyebab anemia
di Indonesia adalah kekurangan besi yang berasal dari makanan yang dimakan
setiap hari dan diperlukan untuk pembentukan hemoglobin sehingga di sebut
“anemia kekurangan besi”.
Kekurangan zat besi pada kehamilan ibu dapat menimbulkan gangguan
atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia
gizi dapat menimbulkan kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat
bawaan, Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR), anemia pada bayi yang
dilahirkan. Hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian
perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia
berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi,
kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar. Untuk itu
perlu diupayakan untuk dapat menanggulangi pencegahan anemia pada kehamilan
ibu.

Saran
a. Bagi Mahasiswa
Dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa keperawatan
mengenai asuhan keperawatan pada keluarga ibu hamil dengan anemia.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan agar dapat menanggulangi masalah pada ibu
hamil dengan penyakit anemia.

25 | P a g e
c. Bagi Pasien
Setelah mengetahui tentang isi makalah mengenai anemia pada
usia kehamilan diharapkan pasien dapat memperbaiki asupan pada gizi,
untuk mencegah terjadinya komplikasi atau penyakit yang lebih lanjut
sehingga dapat membahayakan kesehatan janin didalam kandungan

26 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Kenneth J. Leveno, F. C. (2009). Obstetri Williams Panduan Ringkasan. Jakarta:


Buku Kedokteran EGC.
Mauuaba, I. B. (2009). Panduan Kepanitreraan Klinik Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Prasetyono, D. S. (2013). Daftar Tanda dan Gejala Ragam Penyakit.
Yogyakarta: FlashBooks.
Roosleyn, I. P. T. (2016) ‘Strategi Dalampenanggulangan Pencegahan Anemia
Padakehamilan’, Jurnal Ilmiah Widya, 3(3), pp. 1–9. doi: ISSN 2337-6686.

27 | P a g e

Вам также может понравиться