Вы находитесь на странице: 1из 2

Nama Kelompok :

1. Dwi Suprapto
2. Imam Maliki
Analisis Jurnal Internasional
Extending the relationship between global warming and cumulative carbon emissions to multi-
millennial timescales

Abstract :
The transient climate response to cumulative carbon emissions (TCRE) is a highly policy-relevant
quantity in climate science. The TCRE suggests that peak warming is linearly proportional to cumulative
carbon emissions and nearly independent of the emissions scenario. Here, we use simulations of the Earth
System Model (ESM) from the Geophysical Fluid Dynamics Laboratory (GFDL) to show that global
mean surface temperature may increase by 0.5 °C after carbon emissions are stopped at 2 °C global
warming, implying an increase in the coefficient relating global warming to cumulative carbon emissions
on multi-centennial timescales. The simulations also suggest a 20% lower quota on cumulative carbon
emissions allowed to achieve a policy-driven limit on global warming. ESM estimates from the Coupled
Model Intercomparison Project Phase 5 (CMIP5–ESMs) qualitatively agree on this result, whereas Earth
System Models of Intermediate Complexity (EMICs) simulations, used in the IPCC 5th assessment report
to assess the robustness of TCRE on multicentennial timescales, suggest a post-emissions decrease in
temperature. The reason for this discrepancy lies in the smaller simulated realized warming fraction in
CMIP5–ESMs, including GFDL ESM2M, than in EMICs when carbon emissions increase. The
temperature response to cumulative carbon emissions can be characterized by three different phases and
the linear TCRE framework is only valid during the first phase when carbon emissions increase. For
longer timescales, when emissions tape off, two new metrics are introduced that better characterize the
time-dependent temperature response to cumulative carbon emissions: the equilibrium climate response
to cumulative carbon emissions and the multi-millennial climate response to cumulative carbon emissions.

Analisis
1. Deskripsi Penelitian
Pada penelitian ini The Transient Climate Response To Cumulative Carbon Emissions
(TCRE) adalah kuantitas yang sangat relevan dengan kebijakan dalam ilmu iklim. The TCRE
menunjukkan bahwa peakwarming berbanding lurus dengan emisi karbon kumulatif dan hampir
independen dari skenario emisi. Peneliti menggunakan simulasi dari Earth System Model (ESM)
dari Geophysical Fluid Dynamics Laboratory (GFDL) untuk menunjukkan bahwa rata-rata suhu
global permukaan meningkat 0,5°C emisi karbon Cafter dihentikan pada 2°C global pemanasan,
menyiratkan peningkatan koefisien yang menjadi sien yang berkaitan pemanasan global emisi
karbon kumulatif rentang waktu multi-centennial.
Peneliti menunjukkan bahwa fraksi pemanasan yang disadari. Fraksi dari pemanasan yang
dilakukan sudah terwujud setelah peningkatan kekuatan radiasi yang terus menerus yang
merupakan kunci untuk memahami respons pemanasan multi-centennial. Penelitian menunjukkan
bahwa respons suhu terhadap emisi karbon kumulatif dapat dikarakterisasi dengan tiga rentang
waktu atau fase yang berbeda dan bahwa konsep TCRE hanya valid selama fase pertama, ketika
emisi terus meningkat. Dua metrik baru akan diperkenalkan yang mengkarakterisasi lebih baik
Respons suhu jangka panjang terhadap emisi karbon kumulatif saat emisi keluar, yaitu
equilibrium climate response to cumulative carbon emissions (ECRE) and the multi-millennial
climate response to cumulative carbon emissions (MCRE).
Peneliti menggunakan simulasi 1000 tahun dari Geophysical Fluid Dynamics Laboratory
ESM. Selain itu juga menggunakan model yang sudah ada data dari CMIP5. Hanya model yang
menyediakan suhu permukaan rata-rata global, perkiraan ECS dan hasil yang diperlukan untuk
mendiagnosis emisi CO2 dan karena itu digunakanlah TCRE.
2. Kaitan Dengan Fisika
Pemanasan Global (Global Warming) merupakan peristiwa meningkatnya suhu rata-rata
pada lapisan atmosfer dan permukaan bumi. Pada penelitian ini penigkatan suhu permukaan bumi
yaitu sebesar 0,5 °C.
Penyebab pemanasan global ada banyak salah satunya karena emisi karbon. Seperti yang
kita ketahui bahwa perubahan iklim akibat adanya pemanasan global atau global warming yang
diakibatkan suhu permukaan bumi ini meningkat oleh berlebihnya CO₂ sebagai sumber emisi
terbesar dan gas-gas/senyawa lainnya yang menjadi efek rumah kaca terhadap bumi ini sendiri.
Salah satu konsep fisika yang berkaitan dengan penelitian ini adalah Hukum II
Termodinamika “Kalor mengalir secara spontan atau alami dari material dengan suhu yang lebih tinggi ke
material dengan suhu yang lebih rendah. Kalor tidak akan mengalir secara spontan dari material yang lebih
dingin ke material yang lebih panas tanpa dilakukan usaha dari luar.”
Proses terjadinya pemanasan global dapat dianalogikan dengan proses menjadi hangatnya
tubuh manusia ketika menggunakan selimut.
Manusia sebagai bumi. Selimut sebagai lapisan gas rumah kaca yang berada di atmosfer
bumi. Manusia menggunakan selimut serupa dengan bumi yang dilindungi oleh lapisan gas rumah
kaca seperti CO2, CH4, N2O, dan H2O. Panas dari matahari dianalogikan sebagai panas yang
diterima tubuh manusia dari luar. Aktivitas manusia yang menghasilkan panas di permukaan bumi
dianalogikan dengan panas yang diproduksi oleh tubuh manusia melalui proses metabolisme.
Di saat permukaan kulit kita terasa dingin, kita akan menggunakan selimut. Proses
metabolisme tubuh menghasilkan panas yang dikeluarkan ke lingkungan. Kemudian, selimut
tersebut menahan sebagian panas untuk tetap ada di permukaan kulit dan berdasarkan Hukum
Termodinamika II, aliran panas tersebut akan menaikkan suhu permukaan kulit kita sehingga
membuat kita merasa lebih hangat.
Begitu juga dengan pemanasan yang terjadi pada bumi. Panas yang diterima, baik secara
alami dari sinar matahari maupun secara buatan melalui aktivitas manusia, sebagian energinya
tidak dapat dilepaskan ke angkasa dan tertahan oleh gas-gas emisi (CO2, CH4, N2O, dan H2O) di
permukaan bumi.
Berdasarkan Hukum Termodinamika II, aliran panas tersebut menyebabkan suhu di
permukaan bumi menjadi naik dan proses terus-menerus selama bertahun-tahun secara umum
mengubah iklim di bumi hingga mampu mencairkan es di Kutub Utara dan Selatan, menaikkan
permukaan laut, dan berbagai bentuk perubahan iklim global lainnya.
3. Kesimpulan
Earth System Model (ESM) dari Geophysical Fluid Dynamics Laboratory (GFDL)
menunjukkan bahwa rata-rata suhu global permukaan meningkat 0,5°C emisi karbon Cafter
dihentikan pada 2°C global pemanasan, menyiratkan peningkatan koefisien yang menjadi sien
yang berkaitan pemanasan global emisi karbon kumulatif rentang waktu multi-centennial. Konsep
fisika dalam penelitian ini Hukum II Termodinamika

Вам также может понравиться