Вы находитесь на странице: 1из 86

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL Ny.

S G2P1A0 DENGAN
HIPERTENSI DI PUSKESMAS KERAMASAN KERTAPATI

Disusun Oleh :

1. BARLIAN
2. DWI MEGA LESTARI
3. MUTIARA FRANSISKA
4. RAHMA ARIFAH PUTRI
5. RIRIN AGUSTIM
6. SHELI SULISTIA NINGSIH

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu

Hamil Ny. S G2P1A0 dengan Hipertensi Puskesmas keramasan kertapati”.

Dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan

ini perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1.Kepada Dosen Maternitas

2.Pembibing Akademik

.3.Kepada Pembibing dilapangan

4.Kepada kakak-kakak di Puskesmas Keramasan Kertapati

Penulis menyadari keterbatasan Karya Tulis Ilmiah ini untuk kritik dan

saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dan tercapainya

kesempurnaan dalam Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi penulis khususnya bagi pembaca pada umumnya.

Palembang, 29 Desember 2018

Penulis
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL Ny. S G2P1A0 DENGAN
HIPERTENSI DI PUSKESMAS KERAMASAN KERTAPATI
TAHUN 2018

(xii + 71 halaman + 1 tabel + 1 gambar + 8 lampiran)

INTISARI

Latar Belakang : Hipertensi didiagnosis jika tekanan darah 140/90 mmHg atau
lebih pada pemeriksaan di dua waktu yang terpisah setidaknya dengan jarak 6
jam. Tekanan darah tinggi atau hipertensi dalam kehamilan merupakan tanda awal
komplikasi sebelum menjadi pre eklamsi dan eklampsi. Kejadian hipertensi dalam
kehamilan bervariasi mulai dari berbagai daerah keadaan masyarakat khususnya
tentang diet dan kesehatan umumnya.
Tujuan : Meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hipertensi dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney. mampu mengidentifikasi
kesenjangan antara teori dan praktek dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny.
S G2,p1A0 dengan hipertensi.
Metode : Jenis studi kasus yang digunakan menggunakan metode deskriptif,
lokasi studi kasus di Puskesmas Keramasan, subjek studi kasus yaitu ibu hamil
Ny. S G2P1A0 dengan hipertensi, waktu studi kasus yaitu pada tanggal 26– 28
Desember 2018, tehnik pengumpulan data menggunakan data primer yang
meliputi pemeriksaan fisik, wawancara dan observasi sedangkan data sekunder
meliputi studi kepustakan dan studi dokumentasi.
Hasil : Setelah dilakukan asuhan selama 3 hari didapatkan hasil KU ibu baik,
kesadaran : composmentis, TD : 120/80 mmHg, S : 36,5°C, N : 86 x/menit, R : 24
x/menit, ibu telah mengerti tentang hasil pemeriksaan kehamilannya, ibu bersedia
untuk tetap melakukan anjuran bidan walaupun kondisi ibu sudah membaik, obat
telah diberikan, dan ibu bersedia untuk minum sesuai aturan, ibu bersedia kontrol
ulang 1 minggu lagi atau jika ada keluhan.
Kesimpulan : Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah berupa
asuhan yang harus diberikan pada ibu hamil dengan hipertensi dengan
menggunakan manajemen kebidanan tujuh langkah Varney mulai dari pengkajian
sampai evaluasi sehingga komplikasi pada ibu hamil dengan hipertensi tidak
terjadi.

Kata Kunci : Asuhan kebidanan, ibu hamil, hipertensi


Kepustakaan : 33 literatur (2002 – 2010)
MOTTO

¬ Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah

bersyukur kepada Allah SWT. (Ibnu Mas’ud)

¬ Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Kamu mungkin tak melihatnya,

namun Tuhan tahu jalan keluarnya. Yakin dan percayalah padaNya.

(Penulis)

¬ Syukurilah kesulitan. Karena terkadang kesulitan mengantar kita pada

hasil yang lebih baik dari apa yang kita bayangkan. (Penulis)

¬ Lelah sering memintaku untuk menyerah, tapi hati berkata “kamu takkan

kalah” (Penulis)

¬ Berpikir sebelum bicara. Akui kesalahan sendiri. Ucapkan “Maaf’.

(Penulis)
PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini aku persembahkan untuk :

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karuniaNya

kemudahan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik

serta memberikan aku kekuatan, ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi

semua cobaan dalam menjalani hidup.

2. Bapak dan ibuku tercinta yang senantiasa mendoakan dan mendukungku baik

spiritual maupun material. Terimakasih atas pengorbanan serta kasih

sayangmu, ridho kalian juga ridho Allah SWT.

3. Teman hatiku Teman seperjuangan Stikes Muhammadiyah Palembang yang

selama ini telah menemani hari-hariku dan telah memotivasi aku dalam

pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Temen-temenku seperjuangan terimakasih yang selalu kasih suport, masih

setia berteman sama aku saat suka maupun duka. Berkat kalian semua aku

kini mengerti akan arti sebuah persahabatan dan pentingnya kebersamaan

dalam kehidupan. I Love U All


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. I

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... Ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... Iii

KATA PENGANTAR ................................................................................ Iv

INTISARI ................................................................................................... Vi

MOTTO ..................................................................................................... Vii

PERSEMBAHAN ...................................................................................... Viii

CURICULUM VITAE ............................................................................... Ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. X

DAFTAR TABEL ...................................................................................... Xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. Xiii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. Xiv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................ 4

C. Tujuan Studi Kasus ............................................................. 4

D. Manfaat Studi Kasus ........................................................... 5

E. Keaslian Studi Kasus .......................................................... 6

F. Sistematika Penulisan .......................................................... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis .......................................................................... 9

1. Konsep Dasar Kehamilan ............................................. 9

2. Hipertensi Dalam Kehamilan ........................................ 17


B. Teori Manajemen Kebidanan 20

C. Data Perkembangan 36

D. Landasan Hukum 37

E. Informed Consent 37

F. Kerangka Konsep 38

BAB III. METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus 39

B. Lokasi Studi Kasus 39

C. Subyek Studi Kasus 39

D. Waktu Studi Kasus 39

E. Instrumen Studi Kasus 39

F. Teknik Pengumpulan Data 41

BAB IV. TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus 44

... B. Pembahasan 64

BAB V. PENUTUP

... A. Kesimpulan 69

... B. Saran 70

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kebutuhan Mineral dan Untuk Ibu Hamil..................................................13


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Konsep..........................................................................................38


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah angka kematian maternal yang

diperoleh dari kematian ibu hamil, melahirkan dan ibu nifas per 100.000

kelahiran hidup pada waktu tertentu. Angka kematian maternal di Indonesia

sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup (Riskesdas, 2010). Penyebab

kematian maternal yaitu perdarahan (60%), infeksi (25%), gestosis (15%) dan

penyebab lain (5%) (Manuaba, 2007). Data di atas dapat kita lihat bahwa

kematian maternal yang disebabkan oleh eklampsi menduduki urutan kedua

setelah perdarahan. Tekanan darah tinggi atau hipertensi dalam kehamilan

merupakan tanda awal komplikasi sebelum menjadi pre eklamsi dan eklampsi

(Anggie, 2007).

Hipertensi didiagnosis jika tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih

pada pemeriksaan di dua waktu yang terpisah setidaknya dengan jarak 6 jam.

Penyebabnya meliputi faktor genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan

saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defeksi dalam ekskresi Na,

peningkatan Na, dan Ca intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan

resiko seperti obesitas, alkohol, merokok serta polisitemia. Pre eklampsi

merupakan hipertensi yang diinduksi kehamilan disertai dengan peningkatan

proteinuria yang signifikan. Pada kehamilan, ekskresi protein dapat

dinyatakan meningkat tetapi protein total sampai 300 mg per 24 jam

dinyatakan normal (Liu, 2009).


Tingkat pendidikan rendah dan miskin pada masyarakat juga

mempengaruhi tinggi rendahnya angka kematian. Diharapkan dengan tingkat

pendidikan yang tinggi masyarakat lebih memahami bahwa kesehatan sangat

penting baik bagi dirinya, keluarga maupun masyarakat. Pelayanan yang

memadai serta tenaga yang profesional dalam tenaga kesehatan juga

mendukung upaya penurunan angka kematian ibu. Di samping itu dukungan

keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan juga sangat penting karena

dapat memberikan semangat untuk rajin periksa / ANC serta dapat

memberikan menu makanan terutama diet tinggi protein, rendah hidrat arang,

rendah lemak dan rendah garam yang mendukung kesehatannya. Upaya yang

dapat dilakukan pemerintah untuk mengurangi AKI yaitu dengan

meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang

berkualitas, meningkatkan sistem surveilansi, pemantauan dan informasi

kesehatan serta meningkatkan pembiayaan kesehatan. Pembentukan desa

siaga untuk menunjang upaya penurunan AKI, hal ini dilakukan dengan

menempatkan bidan di desa yang tidak ada bidan. Departemen kesehatan

akan merekrut dan menempatkan bidan di desa yang tidak ada bidan

(Walujani, 2007).

Ada banyak kasus di Negara berkembang dimana wanita hamil

dengan hipertensi mampu menjaga kehamilan sampai dengan kelahiran

dengan selamat. Pelaksanaan bantuan medis selama kehamilan, komplikasi

selama kehamilan dapat dicegah. Hipertensi selama kehamilan selalu

membutuhkan perhatian khusus, wanita hamil yang menderita hipertensi

dimulai sebelum hamil, memiliki kemungkinan komplikasi pada

kehamilannya lebih besar dibandingkan dengan wanita hamil yang menderita


hipertensi ketika sudah hamil, karena beberapa wanita hamil memiliki

kemungkinan menderita hipertensi selama kehamilan karena beberapa faktor

(Abidin, 2009).

Kejadian hipertensi dalam kehamilan bervariasi mulai dari berbagai

daerah keadaan masyarakat khususnya tentang diet dan kesehatan umumnya.

Secara internasional kejadian hipertensi dalam kehamilan dapat diperkirakan

sebagai berikut : primigravida sekitar 7 – 12%, makin meningkat pada hamil

ganda, hidramnion, hamil dengan diabetes mellitus, kehamilan mola

hidatidosa dan pada kehamilan multigravida 5 – 8%. Di Indonesia, perkiraan

kejadian hipertensi dalam kehamilan sekitar 6 – 12% serta sangat bervariasi

dari masing-masing daerah (Manuaba, 2007).

Untuk menurunkan AKI khususnya pada ibu hamil dengan hipertensi

dapat dilakukan secara dini yaitu dengan melakukan pemeriksaan secara

teratur ke tenaga kesehatan, yaitu ANC secara teratur ke bidan, puskesmas,

polindes, atau dokter obgyn agar diketahui sejak dini jika ada gangguan

kesehatan pada dirinya atau janinnya. Minimal pemeriksaan yang harus

dilakukan ibu hamil yaitu sebanyak 1 kali pada trimester I, 1 kali pada

trimester II, dan 2 kali pada trimester III (Saifuddin, 2002).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan oleh penulis di

RSUD dr. Moewardi mulai bulan Januari 2011 - Desember 2011 jumlah ibu

hamil yang melakukan ANC berjumlah 3851 orang dan yang mengalami

hipertensi sebanyak 383 orang (9,94%), anemia 502 orang (13,03%),

hiperemesis 410 orang (10,64%), dan hamil normal 2556 orang (66,37%).

Berdasarkan data yang penulis peroleh dari rumah sakit serta untuk

menurunkan angka kematian ibu dan bayi dan masih adanya jumlah ibu hamil
dengan hipertensi, maka penulis tertarik mengambil studi kasus dengan judul

Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Ny. S G2P1A0 dengan Hipertensi di


Puskesmas Keramasan Kertapati

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengambil


perumusan masalah yaitu “Bagaimana Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan

Pada Ibu Hamil Ny. S G2P1A0 dengan Hipertensi di Puskesmas Keramasan


Kertapati dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah
Varney ?”

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan dalam


memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hipertensi dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney.

2. Tujuan Khusus

a. Diharapkan penulis mampu :

1) Melaksanakan pengkajian secara lengkap yang berkaitan dengan


ibu hamil Ny. S G2P1A0 dengan hipertensi.

2) Menginterpretasikan data pada ibu hamil Ny. S G2P1A0 dengan


hipertensi.

3) Mengidentifikasi diagnosa potensial atau masalah pada ibu hamil


Ny. S G2P1A0 dengan hipertensi.

4) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,


kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan pada ibu

hamil Ny. S G2P1A0 dengan hipertensi.


5) Menyusun rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh pada ibu
hamil Ny. S G2P1A0 dengan hipertensi.

6) Melaksanakan perencanaan secara efisien dan aman pada ibu hamil


Ny. S G2P1A0 dengan hipertensi.

7) Mengevaluasi pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil


Ny. S G2P1A0 dengan hipertensi.

b. Penulis mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktek

dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. S G2P1A0 dengan


hipertensi.

c. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah berupa


asuhan kebidanan menggunakan manajemen 7 langkah Varney
sehingga komplikasi pada ibu hamil dengan hipertensi tidak terjadi.

D. Manfaat Studi Kasus

Hasil studi diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu :

1. Bagi Diri sendiri

Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan


asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hipertensi.

2. Bagi Profesi

Sebagai salah satu masukan bagi organisasi profesi perawat dalam upaya
pelayanan masa hamil. Sehingga dapat memberikan pelayanan
keperawatan secara professional dan sesuai dengan kode etik kebidanan.

3. Bagi Institusi

a. Rumah bersalin

Untuk memberikan masukan bagi bidan dalam penyusunan kebijakan


program pelayanan kebidanan khususnya tentang pemberian asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan hipertensi.
b. Pendidikan

Untuk menambah wacana dan informasi mengenai asuhan kebidanan


pada ibu hamil dengan hipertensi.

E. Keaslian Studi Kasus

Keaslian studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
Ny. S G2P1A0 dengan Hipertensi” sudah pernah dilakukan oleh :

1. Destriana Anggraeni (2004) dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu

Hamil dengan Hipertensi di Bidan Praktek Swasta Ny. M Boyolali”.

Penanganan : Memberikan bimbingan mental dan dorongan moril,

memperbanyak makanan berserat, menganjurkan diet rendah garam terapi

obat lasik 1 x 1 tablet / hari selama 5 hari, Catapres 0,5 mg 1 x 1 tablet /

hari selama 5 hari, Elvit 1 x 1 tablet / hari selama 10 hari.

Hasil : Setelah dilakukan asuhan selama 2 minggu hasilnya : tekanan darah


150/90 mmHg menjadi 130/80 mmHg.

2. Sriti Surtanti (2007) dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil
Trimester III dengan Hipertensi di Puskesmas Kemantran.

Penanganan : Melakukan pemeriksaan darah secara rutin, memberi


penjelasan tentang istirahat cukup, terapi nifedipin 10 tablet 1 x 1

Hasil : Setelah dilakukan asuhan selama 2 minggu, hasilnya : Tekanan


darah dari 150/100 mmHg menjadi 140/90 mmHg.

3. Sri Wiyanti (2009) dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny.
D dengan hipertensi di BPS Ari Purwaningsih Boyolali.

Penanganan : Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat, diit tinggi protein,


karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak serta menganjurkan pasien
untuk memeriksakan kehamilan lebih sering yaitu 1 minggu sekali dan

memberikan obat Fe 60 mg 1 x 1, Kalk 500 mg 1 x 1, B12 10 mg 1 x 1

Hasil : Setelah diberikan asuhan yang intensif selama 2 minggu, pada ibu

hamil dengan hipertensi mendapatkan hasil, tekanan darah turun dari

150/90 mmHg menjadi 120/80 mmHg, ibu sudah tidak merasa pusing, dan

pandangan mata tidak kabur lagi.

Perbedaan studi kasus yang penulis lakukan dengan ketiga keaslian terletak

pada waktu, lokasi, dan subyek. Sedangkan persamaan antara studi kasus yang

penulis lakukan dengan ketiga keaslian terletak pada judul dan asuhan yang

diberikan.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis membagi menjadi


lima bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, manfaat studi kasus, tujuan studi kasus, keaslian studi kasus

dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang landasan teori yang digunakan penulis untuk

mengembangkan teori medis ibu hamil dengan hipertensi, dan teori

manajemen kebidanan menurut Varney yang berisi 7 langkah sebagai

landasan pembahasan kasus (pengumpulan data dasar, interpretasi

data, diagnosa dan masalah potensial, antisipasi tindakan segera,

rencana asuhan / intervensi, pelaksanaan asuhan, evaluasi),


data perkembangan (SOAP), landasan hukum, dan informed concent.

BAB III METODOLOGI

Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi pengambilan studi

kasus, subjek studi kasus, waktu pengambilan studi kasus, instrument

studi kasus, teknik pengumpulan data dalam pengambilan studi kasus

dan alat-alat yang dibutuhkan dalam pengambilan studi kasus.

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Bab ini terdiri dari tinjauan kasus dan pembasan. Tinjauan kasus

dilakukan dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut 7

langkah Varney yang terdiri dari pengkajian, interpretasi data,

diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

serta dilanjutkan dengan data perkembangan menggunakan metode

SOAP. Sedangkan dalam pembahasan kasus berisi tentang

pembahasan masalah yang ditemukan pada kasus dan teori, apakah

ada kesenjangan antara teori dan praktek yang penulis temukan

dilapangan.
BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran, kesimpulan merupakan

jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan kasus ibu

hamil dengan hipertensi, sedangkan saran merupakan alternatif

pemecahan dan tanggapan dari kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Konsep Dasar Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya


janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Wiknjosastro, 2007).

Kehamilan adalah pertemuan antara sel sperma dan sel telur yang
terjadi melalui hubungan seksual antara laki-laki dan wanita.
Pembuahan terjadi di dalam rahim ketika wanita sedang berada pada
masa subur (Kisanti, 2008)

b. Klasifikasi kehamilan menurut Wiknjosastro (2007)

1) Kehamilan trimester I : 0 sampai 12 minggu

2) Kehamilan trimester II : 12 sampai 28 minggu

3) Kehamilan trimester II : 28 sampai 40 minggu

c. Proses Kehamilan

Menurut Saifuddin (2002), proses kehamilan merupakan mata


rantai yang berkesinambungan yang terdiri atas :

1) Ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem


hormon yang kompleks

2) Terjadinya migrasi spermatozoa dan ovum dengan gerak aktif tuba


yang memiliki fimbriae, maka ovum ditangkap dan menuju uterus,
sedangkan spermatozoa masuk ke dalam alat genitalia menuju tuba
fallopi.
3) Konsepsi dan pertumbuhan zigot

Konsepsi dan pertumbuhan zigot adalah pertemuan inti ovum dengan


inti spermatozoa

4) Nidasi (implantasi) pada uterus

Nidasi adalah proses penempelan hasil konsepsi di dalam


endometrium

5) Pembentukan plasenta

6) Tumbuh kembang hasil konsepsi hingga aterm

d. Tanda-tanda Kehamilan menurut Wiknjosastro (2007), yaitu :

1) Tanda-tanda kemungkinan hamil

a) Amenorhea

b) Mual di pagi hari atau bisa setiap saat sepanjang hari

c) Sering buang air kecil

d) Rasa tergelitik, nyeri tekan, pembengkakan pada payudara

e) Perubahan warna pada jaringan vagina dan serviks

f) Areola berwarna lebih gelap dan kelenjar-kelenjar di sekitar


puting menjadi menonjol

g) Mengidam

h) Pembesaran rahim dan perut

i) Kontraksi sebentar-sebentar tanpa rasa nyeri

2) Tanda-tanda tidak pasti kehamilan

a) Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan

b) Tanda Hegar

c) Tanda chadwick (adanya hipervaskularisasi mengakibatkan

vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan)


d) Tanda piscaseck (uterus membesar ke salah satu jurusan hingga
menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut)

e) Tanda Braxton Hicks (bila uterus dirangsang mudah berkontraksi.


Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil)

f) Suhu basal

g) PP test

3) Tanda-tanda pasti kehamilan

a) Gambaran janin atau kantong gestasi pada ultrasonografi

b) Detak jantung janin didengarkan menggunakan stetoskop laennec


dan dilihat melalui gambaran USG (ultrasonografi)

c) Gerakan janin terasa melalui dinding perut

e. Kunjungan dalam kehamilan

Menurut Saifuddin (2002), wanita hamil memerlukan sedikitnya

4 kali kunjungan selama periode antenatal :

1) Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)

2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara 14-28 minggu)

3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara 28-36 minggu

dan sesudah minggu ke 36).

Jadwal pemeriksaan :

1) Usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir sampai 28 minggu : 4


minggu sekali

2) 28 - 36 minggu : 2 minggu sekali

3) Di atas 36 minggu : 1 minggu sekali

Kecuali jika ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan


penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan
intensif.
f. Asuhan pada ibu hamil

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga

profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu

bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai

dengan standar minimal pelayanan antenatal yang meliputi 7T yaitu

timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri,

pemberian imunisasi (tetanus toksoid) TT lengkap, pemberian tablet zat

besi (minimum 90 tablet selama kehamilan), tes terhadap penyakit

menular seksual, temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

(Saifuddin, 2002).

Tujuan asuhan antenatal menurut Saifuddin (2002), antara lain :

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara

umum, kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,

ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI eksklusif

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.


g. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Pada permulaan kehamilan ibu telah harus makan-makanan yang

mempunyai nilai gizi yang bermutu tinggi, maka oleh karena itu harus

banyak makan yang mengandung protein, banyak ditemukan defisiensi

Fe dan vitamin B12 pada ibu hamil. Calon ibu akan lebih baik

keadaannya jika dianjurkan mengkonsumsi ferosus 12 mg

3x sehari, kalsium dengan bermacam-macam vitamin yang bermanfaat

bagi wanita hamil. Seorang ibu yang sedang hamil memerlukan kalori

sebanyak 2000 per hari (Wiknjosastro, 2005).

Untuk tetap sehat dilanjutkan makanan yang mengandung zat-zat

berikut :

Tabel 2.1
Kebutuhan Mineral dan Untuk Ibu Hamil
Mineral dan Vitamin Jumlah/Hari
Protein 65 gr
Kalsium 1g
Besi 17 g
Vitamin A 4500 mcg
Thiamin 1 mg
Riboflavin 1,3 mg
Niazin 1,5 mg
Vitamin C 170 mg
Sumber : Wiknjosastro (2005)

h. Komplikasi yang menyertai kehamilan

Komplikasi yang menyertai kehamilan secara umum

1) Hiperemesis gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal

kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu (Wiknjosastro, 2008).

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang


wajar dan sering kedapatan pada kehamilan (Wiknjosatro, 2007).

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.

Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan,

antara lain :

a) Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah

primigravida, molahitatidosa, dan kehamilan ganda.

b) Masuknya vili koriolis dalam sirkulasi maternal dan perubahan

metabolisme akibat hamil serta resistensi yang menurun dari

pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor genetik.

c) Alergi, sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak,

juga sebagai salah satu faktor organik.

d) Faktor psikologi memegang peranan yang pentng pada penyakit

ini.

2) Hipertensi

Hipertensi adalah adanya tekanan sistolik sekurang-kurangnya 140

mmHg dan tekanan diastolik sekurang-kurangnya 90 mmHg. Nilai

tersebut diukur sekurang-kurangnya dua kali dengan perbedaan

waktu 6 jam atau lebih dalam keadaan istirahat (Manuaba, 2008).

3) Pre eklamsia

Pre eklampsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema


dan proteiuria yang timbul karena kehamilan (Wiknjosastro, 2007).

4) Eklampsia

Menurut Wiknjosastro (2007), istilah eklampsia berasal dari bahasa


Yunani dan berati ”halilintar” dipakai karena seolah-olah gejala
eklampsia timbul dengan tiba-tiba tanpa didahului oleh tanda-tanda

lain. Pada umumnya kejang didahului makin memburuknya pre

eklampsia dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala di daerah frontal,

gangguan penglihatan, mual, keras, nyeri di epigastrium dan

hiperrefleksia.

i. Perdarahan menurut Trimester Kehamilan

Menurut Ningsih (2008), tidak sedikit wanita hamil mengalami


perdarahan, kondisi ini terjadi pada :

1) Kehamilan muda Trimester Pertama

Beberapa penyebab perdarahan yang terjadi pada usia kehamilan tiga


bulan pertama :

a) Abortus (keguguran), kuretase untuk membersihkan sisa-sisa


perdarahan di dalam rahim.

b) Blighted ovum adalah kehamilan yang tidak berkembang di dalam

rahim hanya terdapat kantong kehamilan tanpa adanya embrio

yang pada akhirnya akan berujung dengan keguguran. Kasus

blighted ovum harus diselesaikan dengan tindakan dikuret.

c) Hamil anggur (molahidatidosa), adalah kehamilan yang tidak

normal dimana pada perkembangannya bagian janin atau plasenta

berubah sifat menjadi tumor yang berbentuk keguguran. Dan

wanita yang mengalaminya harus dikuret

d) Kehamilan diluar kandungan adalah kehamilan yang hasil

konsepsi atau pembuahannya terletak diluar rongga rahim,

misalnya terjadi di saluran telur (tuba), ovarium atau rongga


perut. Hal ini menimbulkan perdarahan dalam perut dan dapat

menimbulkan shock.

2) Pendarahan pada tengah kehamilan kedua (trimester kedua)

a) Plasenta previa dimana letak plasenta berada di bawah menutupi

jalan lahir, sehingga bila terjadi kontraksi akan menimbulkan

perdarahan.

b) Penyakit atau kelainan mulut rahim, misalnya pada polip serviks,

atau mungkin menderita kanker serviks.

3) Kehamilan Tua (Trimester Ketiga)

a) Alergi dan penyakit kulit, bisa muncul dalam bentuk gatal-gatal,

bersin-bersin, sampai asma. Salah satu faktor penyebabnya adalah

sistem imunitas atau kekebalan tubuh.

b) Saluran Pernafasan, sering muncul pada kehamilan adalah

penyakit-penyakit yang ada hubungannya dengan saluran

pernapasan, di antaranya pneumonia, tuberkulosis dan influensa.

c) Saluran pencernaan, juga bisa terganggu selama kehamilan. Di

antaranya adalah hipersalivasi atau produksi air liur berlebihan

akibat pengaruh hormon estrogen.

d) Diabetes, ibu hamil juga rawan mengalami perubahan berupa

kenaikan kadar gula darah yang tidak pernah dialami saat sebelum

hamil. Pasalnya, pada ibu hamil terjadi perubahan metabolisme

penghancuran karbohidrat.
2. Hipertensi dalam Kehamilan

a. Pengertian Hipertensi

Adanya tekanan sistolik sekurang-kurangnya 140 mmHg dan

tekanan diastolik sekurang-kurangnya 90 mmHg. Nilai tersebut diukur

sekurang-kurangnya dua kali dengan perbedaan waktu 6 jam atau lebih

dalam keadaan istirahat (Manuaba, 2008).

b. Klasifikasi Hipertensi menurut Saifudin (2002)

1) Hipertensi karena kehamilan yaitu hipertensi yang terjadi pada

kehamilan > 20 minggu, dalam persalinan, atau pada 48 jam setelah

persalinan.

2) Hipertensi Kronik yaitu meningkatnya tekanan darah sebelum usia


kehamilan 20 minggu.

c. Etiologi

1) Menurut Manuaba (2008)

Penyebab utama dalam hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi


essensial dan penyakit ginjal.

2) Menurut Suheimi (2009)

Resiko hipertensi meningkat cukup besar pada keadaan-keadaan

ketika pembentukan antibodi penghambat terhadap tempat-tempat

antigenik di plasenta terganggu.

d. Gejala Hipertensi

Gejala-gejala yang ditunjukkan pada ibu hamil dengan hipertensi

adalah pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung

secara tiba-tiba, dan tengkuk terasa pegal (Suheimi, 2009).


e. Tanda Hipertensi

Tekanan darah absolut 140/90 mmHg atau 160/110 mmHg yang

diambil berjarak 6 jam dalam keadaan istirahat (Manuaba, 2008).

f. Patofisiologi Hipertensi

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya

angiotensin atau renin oleh enzim renin yang bisa mengubah angiotensi

I dan II atau angiotensin converting enzyme (ACE). ACE memegang

peran fisiologis yang penting dalam mengatur tekanan darah,

mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh

hormon renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah angiotensin I yang

terdapat di ginjal. Kemudian diubah lagi menjadi angiotensin II oleh

ACE yang terdapat di paru-paru, Angiotensin II inilah yang memiliki

peranan dalam menaikkan tekanan darah (Abidin, 2009).

Angiotensin II meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH)

penyebab rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus dan berada pada

ginjal untuk mengatur osmolitas dan volume urine. Meningkatnya

ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar atau anti diuresis,

sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolitasnya (Abidin, 2009).

Volume cairan ekstraseluler akan diencerkan dengan menarik

cairan meningkatkan terjadinya anti diuresis. Akibatnya, volume

meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah

(Suheimi, 2009).
g. Komplikasi Hipertensi

Komplikasi yang bisa terjadi oleh karena hipertensi pada


kehamilan menurut Saifudin (2002) adalah :

1) Pertumbuhan janin terhambat (IUGR)

2) Kematian janin

3) Persalinan premature

4) Solusio plasenta
h. Gambaran Klinis

Gambaran klinis hipertensi menurut Manuaba (2008) yaitu


kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg.

i. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan menurut

Dinkes (2004) yaitu :

1) Jika kehamilan kurang dari 37 minggu

a) Pantau tekanan darah, urine (untuk proteinuria), dan kondisi janin

b) Konseling pasien dan keluarganya tentang tanda-tanda bahaya pre


eklampsia dan eklampsia

c) Lebih banyak istirahat

d) Diit makanan tinggi protein, karbohidrat, cukup vitamin, rendah


lemak

e) Tidak perlu diberi obat-obatan

2) Jika kehamilan lebih dari 37 minggu

a) Terminasi kehamilan, jika serviks matang pecah ketuban dan


induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin

b) Jika serviks belum matang, lakukan pematangan dengan


prostaglandin atau kateter atau lakukan seksio sesaria.
j. Pencegahan

Jika umur kehamilan > 37 minggu beri sedatif ringan, berupa Valium (3

x 10 mg), fenobarbital (3 x 30 mg per oral) atau diazepam (3 x 2 mg per

oral) selama 7 hari. Jika umur kehamilan < 37 minggu beri diazepam 10

mg I.V, hidralazin 5 mg I.V, labetolol 20 mg I.V dan metildopa 3 x 250

mg / hari (Saifuddin, 2003).

B. Teori manajemen Kebidanan menurut Varney

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah digunakan sebagai metode

pengorganisasian pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,

penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang

logis untuk mengambil suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney,

2007).

2. Proses Asuhan Kebidanan

Proses asuhan kebidanan menurut Varney (2007) terdiri dari 7

langkah yaitu : pengkajian atau pengumpulan data dasar, interpretasi data,

diagnosa atau masalah potensial, antisipasi atau kegawatdaruratan, rencana

tindakan, pelaksanaan dan evaluasi.

Langkah I : Pengkajian Data

Bidan harus mencari dan menggali data maupun fakta baik yang

berasal dari pasien, keluarga, maupun kesehatan lainnya dan hasil

pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan sendiri, pengumpulan data

mencakup subjektif dan objektif.

C
a. Data Subjektif

Data subjektif adalah data yang didapat dari klien sebagai

pendapat terhadap situasi data kejadian. Informasi tersebut dapat

ditentukan dengan informasi atau komunikasi (Nursalam, 2008).

1) Biodata yang diambil untuk pasien (suami, istri)

a) Nama : Dikaji dengan nama yang jelas dan lengkap,

untuk menghindari adanya kekeliruan atau untuk

membedakan dengan pasien lainnya.

b) Umur : Untuk mengetahui faktor resiko kehamilan.

c) Agama : Untuk memberikan motivasi dorongan moril

sesuai dengan agama yang dianut.

d) Suku bangsa : Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras

e) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual karena

tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku

kesehatan seseorang.

f) Pekerjaan : Untuk mengetahui status ekonomi keluarga

g) Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal serta

mempermudah pemantauan.

(Nursalam, 2008)

2) Keluhan utama

Alasan wanita datang mengunjungi klinik / RB / RS dan

diungkapkan dengan kata-kata sendiri (Varney, 2007). Pada kasus ibu

hamil dengan hipertensi yang dikeluhkan meliputi sakit kepala yang

tidak cepat hilang, bengkak pada wajah dan ektremitas (Saifudin,

2002).
3) Riwayat menstruasi

Untuk mengetahui tentang menarche, siklus, dismenorhea,

umur berapa, lama menstruasi, banyaknya menstruasi dan untuk

mengetahui hari pertama menstruasi terakhir serta untuk menentukan

tanggal kelahiran dari persalinan (Prawirohardjo, 2002).

4) Riwayat kehamilan sekarang

Untuk mengetahui tanggal hari pertama haid, umur kehamilan,

perkiraan lahir, masalah atau kelainan pada kehamilan sekarang,

keluhan selama hamil (Prawirohardjo, 2002).

5) Riwayat penyakit

Untuk mengetahui apakah saat ini sedang menderita suatu

penyakit, atau pernah menderita suatu penyakit sistemik seperti

jantung, ginjal, asma / TBC, hepatitis, DM, hipertensi, epilepsi dan

lain-lain. Serta untuk mengetahui apakah ada riwayat penyakit

keluarga, riwayat keturunan kembar, dan riwayat operasi

(Prawirohardjo, 2005).

6) Riwayat perkawinan

Untuk mengetahui status perkawinan, lama perkawinan, sah

atau tidak, sudah berapa kali menikah pada umur berapa menikah

berapa jumlah anaknya (Prawirohardjo, 2005).

7) Riwayat keluarga berencana

Untuk mengetahui sebelum hamil ibu pernah menggunakan

alat kontrasepsi atau tidak, berapa lama menggunakannya

(Prawirohardjo, 2005).
8) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Untuk mengetahui pada tanggal, bulan, tahun berapa anaknya

lahir, tempat persalinan, umur kehamilan, jenis persalinan, penolong

persalinan, penyulit dalam persalinan, jenis kelahiran berat badan

lahir, panjang badan lahir, riwayat nifas yang lalu, keadaan anak

sekarang, untuk mengetahui riwayat yang lalu sehingga bisa menjadi

acuan dalam pemberian asuhan (Prawirohardjo, 2002).

9) Pola kebiasaan sehari-hari

Untuk mengetahui apakah ada perubahan pola kebiasaan sehari-


hari ibu selama hamil.

a) Pola nutrisi

Yang perlu dikaji meliputi frekuensi, kualitas, keluhan, makanan


pantangan, pada hipertensi diberi diet tinggi protein, rendah hidrat
arang, rendah lemak dan rendah garam (Winkjosastro, 2002).

b) Pola eliminasi

Untuk mengetahui berapa kali ibu BAB dan BAK dalam sehari
selama hamil, adakah kaitannya dengan obstipasi atau tidak
(Varney, 2007)

c) Pola aktivitas

Dikaji karena dasar pengobatan ibu hamil dengan hipertensi


adalah istirahat dan diet makanan (Susilowati, 2008).

d) Pola istirahat / tidur

Istirahat berbaring memperbaiki kelancaran sirkulasi retroplasenta


(Mufdlilah, 2009). Pada kasus hipertensi harus cukup tidur
malam, + 8 – 10 jam, dan tidur siang + 2 jam (Winkjosastro,
2002).
e) Pola seksualitas

Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan

seksual dalam seminggu (Saifuddin, 2002). Hubungan seksual

dapat menimbulkan abortus dan persalinan normal (Manuaba,

2007)

f) Pola psikososial budaya

Untuk mengetahui apakah ada pantangan makanan atau kebiasaan

yang tidak boleh selama hamil dalam adat masyarakat setempat,

perasaan tentang kehamilan ini, kehamilan ini direncanakan atau

tidak, jenis kelamin yan diharapkan, dukungan keluarga terhadap

kahamilan ini, dan keluaga lain yang tinggal serumah (Varney,

2007).

g) Perokok dan pemakai obat-obatan

Apakah ibu merokok dan memakai obat-obatan selama hamil

(Prawirohardjo, 2002). Kebiasaan ibu dapat mempengaruhi

tumbuh kembang janin dalam rahim (Manuaba, 2007).

b. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)

Data objektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu

pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2008).

1) Status Generalis

a) Keadaan : Untuk mengetahui keadaan umum ibu dan

umum tingkat kesadaran pasien, sedang atau baik

(Nursalam, 2008).
b) Kesadaran : Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu

apakah composmentis (kesadaran penuh

dengan memberikan respon yang cukup

terhadap stimulus yang diberikan), somnolen

(kesadaran yang mau tidur saja. Dapat

dibangunkan dengan rangsang nyeri, tetapi

jatuh tidur lagi), koma (tidak dapat bereaksi

terhadap stimulus atau rangsangan apapun,

reflek pupil terhadap cahaya tidak ada)

(Nursalam, 2008).

c) Tekanan darah : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi

atau hipotensi (Saifuddin, 2002). Batas


normal 120/80 – < 140/90 mmHg

(Prawirohardjo, 2005). Pada kasus ibu hamil

dengan hipertensi tekanan darah 150/100

mmHg (Manuaba, 2007).

d) Suhu : Untuk mengetahui suhu badan apakah ada

peningkatan atau tidak. Batas normal suhu

tubuh yaitu 35,8ºC-37ºC (Mandriwati, 2008).


0
Kurang dari 35 C dapat merupakan gejala
dari preeklampsia, penyakit jantung,

kekurangan albumin dalam darah

(Manuaba, 2007).

e) Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung

dalam menit (Saifuddin, 2002). Batas normal


60–100 kali per menit (Prawirohardjo, 2005).

f) Respirasi : Dinilai sifat pernafasan dan bunyi nafas

dalam 1 menit. Apakah pernafasan kurang

dari 40 kali per menit / lebih dari 60 kali per

menit (Saifuddin, 2002).

g) Tinggi badan : Untuk mengetahui tinggi badan ibu hamil,

kurang dari 145 cm atau tidak, termasuk

resiko tinggi atau tidak (Varney, 2007). Jika

kurang dari 145 cm termasuk resiko tinggi

(Manuaba, 2008).

h) Berat badan : Untuk mengetahui adanya kenaikan berat

badan selama hamil, penambahan berat badan

rata-rata 0,3-0,5 kg per minggu, tetapi nilai

normal untuk penambahan berat badan

selama hamil 9–12 kg (Saifuddin, 2002).

Pada ibu hamil dengan hipertensi berat badan

naik 1 kg tiap minggu (Wiknjosastro, 2002).

i) LILA : Untuk mengetahui lingkar lengan atas ibu

hamil apakah 23,5 cm atau tidak, termasuk

resiko tinggi atau tidak (Varney, 2007).

2) Pemeriksaan sistematis
a) Rambut : Untuk menilai warna, ketebalan, ada
ketombe atau tidak (Alimul, 2008).
b) Muka : Keadaan muka pucat atau tidak adakah
kelainan, adakah oedema (Alimul, 2008).
Pada kasus ibu hamil dengan hipertensi
keadaan muka sedikit pucat dan tidak ada
oedema (Manuaba, 2007).
c) Mata : Conjungtiva warna pucat atau kemerahan,

sklera putih atau tidak (Alimul, 2008).

d) Hidung : Untuk mengetahui keadaan hidung ada

benjolan atau tidak (Alimul, 2006).

e) Telinga : Untuk mengetahui ketajaman pendengaran,

letak, bentuk, tonjolan, lesi, warna, adanya

benda asing pada saluran pendengaran

eksternal, membran timpani

(Varney, 2007).

f) Mulut, gigi dan gusi : Untuk mengetahui bersih atau tidak, ada

caries dan karang gigi apa tidak, ada

stomatitis atau tidak (Saifuddin, 2002).

g) Leher : Untuk menilai adanya tekanan vena

jugularis dan untuk menilai ada atau

tidaknya massa dalam leher (Alimul, 2008).

h) Dada dan axilla :

(1) Jantung

Jantung normal, tidak berdetak cepat (Varney, 2007).

(2) Paru-paru

Untuk mengetahui tanda kemungkinan penyakit paru, gagal


jantung, gagal ginjal, dan hipoalbuminemia (Manuaba, 2007).

(3) Mammae

Untuk mengetahui kebersihan papilla mammae, putting susu


menonjol atau tidak (Wiknjosastro, 2002)
(4) Axilla

Adakah tumor atau benjolan, adakah nyeri tekan atau tidak i)


Ekstremitas : Apakah oedema atau tidak, terdapat varises atau

tidak, reflek patella untuk mengetahui reflek saraf

kaki + / -, betis merah, lembek atau keras

(Saifuddin, 2002). Faktor mekanis terjadinya

hipertensi, bendungan vena akibat multigravida,

akibat infeksi yang meninggalkan sikatrik

(Manuaba, 2007)

3) Pemeriksaan khusus obstetri (lokalis)

a) Abdomen

(1) Inspeksi menurut Alimul (2008)

Inspeksi adalah proses pengamatan dilakukan untuk menilai

pembesaran perut sesuai atau tidak dengan tuanya kehamilan,

bentuk perut membesar ke depan atau ke samping, adakah

kelainan pada perut, serta untuk menilai pergerakan anak.

(2) Palpasi menurut Manuaba (2008), yaitu :

Palpasi adalah pemeriksaan dengan indra peraba yaitu


tangan, dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan
menentukan usia kehamilan serta menentukan letak anak

dalam rahim. Pemeriksaan palpasi dilakukan dengan metode :

Kontraksi : Untuk mengetahui kontraksi teratur atau

tidak

TFU : Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan


umur kehamilan
Leopold I : Untuk mengetahui TFU dan bagian apakah
yang terdapat di fundus

Leopold II : Untuk mengetahui bagian punggung janin

berada di sebelah kanan atau kiri ibu.

Leopold III : Untuk mengetahui bagian terbawah janin,

bokong atau kepala.

Leopold IV : Untuk mengetahui apakah bagian terbawah

janin sudah masuk PAP atau belum.

TBJ : Untuk mengetahui perkiraan berat janin.

Dihitung dengan cara TFU bila kepala janin

sudah masuk panggul dikurangi 11, dan bila

kepala janin belum masuk panggul dikurangi

12 di kali 155.

(3) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan dengan mendengar bunyi


dengan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan bunyi
detak jantung janin, bising tali pusat, bising rahim, serta
bising usus (Alimul, 2008). Detak jantung janin : lokasi
punctum maksimum, frekuensinya teratur atau tidak. Denyut
jantung normal 120-160 x/menit, jika ditemukan DJJ dibawah
100 x/menit atau lebih dari 180 x/menit merupakan tanda-
tanda yang perlu diwaspadai pada janin (Varney, 2007).
Bising tali pusat mendesis karena tali pusat tertekan,
perubahan posisi akan mengubah suaranya atau dapat
menghilang. Bising rahim mendesis, tetapi frekuensinya sama
dengan denyut nadi ibu, asalnya dari arteri uterine, bising
usus tidak teratur akibat gerakan peristaltik
yang menyebabkan perubahan aliran cairan atau gas dalam
usus (Manuaba, 2007).

b) Pemeriksaan Panggul

Untuk mengetahui kesan panggul normal atau tidak, berapa

ukuran distantia spinarum (normal 23 – 26 cm), distantia

kristarum (normal 26 – 29 cm), conjugate eksterna (boudeloque)

(normal 18 – 20 cm), dan lingkar panggul (normal 80 cm)

(Mandriwati, 2008).

c) Pemeriksaan Anogenital

(1) Vulva vagina : Untuk mengetahui apakah ada varices, luka,


kemerahan, nyeri, pembesaran kelenjar

bartolini, dan adanya pengeluaran

pervaginam.

(2) Perineum : Untuk mengetahui ada atau tidak bekas luka

dan lain-lain.

(3) Anus : Untuk mengetahui adanya haemoroid atau

tidak.

4) Pemeriksaan penunjang

Mendukung diagnosa medis, kemungkinan komplikasi, kelainan

dan penyakit yang menyertai kehamilannya (Nursalam, 2008).

Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya :

diarahkan untuk mengkaji kadar proteinurine.

Langkah II : Interpretasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau


masalah berdasarkan interpretasi yang benar di atas data yang telah
dikumpulkan yaitu dengan diagnosa kebidanan. Pada ibu hamil dengan
hipertensi adalah sebagai berikut (Varney, 2004).

a. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan respon


manusia ( status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu
atau keluarga dimana perawat secara akontabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secar pasti untuk menjaga
status kesehatan,menurunkan,membatasi,mencegah dan merubah
( Carpenito,2000).

Ny..S G2.P1.A0.umur29…tahun umur kehamilan 28…minggu, janin


tunggal/kembar, hidup/mati, intra/ekstra uteri, letak
memanjang/melintang, presentasi kepala/bokong, punggung
kanan/kiri...dengan hipertensi.

Data dasar :

1) Data Subjektif

Data subjektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu

pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak

dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independen tetapi

melalui suatu interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2007). Data

Subjektif pada ibu hamil dengan hipertensi menurut Saifuddin

(2003) meliputi:

a) HPHT (hari pertama haid terakhir )

b) Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke.

c) Pernah atau tidak keguguran

d) Ibu mengatakan pandangan kabur

e) Ibu mengatakan sering pusing

2) Data Objektif

Data objektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan


dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2007).
Data objektif pada ibu hamil dengan hipertensi meliputi :

a) HPL (hari perkiraan lahir)

b) Keadaan umum ibu dan vital sign (tekanan darah,suhu,respirasi)

c) Leopold I : Untuk mengetahui TFU dan bagian apakah yang


terdapat di fundus.

d) Leopold II : Untuk mengetahui bagian punggung janin berada


disebelah kanan atau kiri ibu.

e) Leopold III : Untuk mengetahui bagian terbawah janin, bokong


atau kepala.

f) Leopold IV : Untuk mengetahui apakah bagian terbawah janin


sudah masuk PAP atau belum (Manuaba, 2008).

g) Kontraksi teratur atau tidak

h) TBJ : Untuk mengetahui perkiraan berat janin.

TBJ = (TFU – 13) x 155 gram

Keterangan :

TBJ = Taksiran Berat Badan Janin dalam gram

TFU = Tinggi Fundus Uteri dengan Mac Donald dalam cm

Kepala janin belum masuk panggul : (TFU – 13)

Kepala janin sudah masuk panggul : (TFU – 11)

(Julianty, 2009)

i) DJJ (denyut jantung janin). Normal 120 – 160 x/menit

j) Ekstremitas adakah oedema atau tidak

(Winkjosastro, 2007)
b. Masalah

Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari


hasil pengkajian yang menyertai diagnosa (Varney, 2007).

Masalah yang terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi meliputi :


pandangan mata kabur dan sering pusing (Saifuddin, 2002).

c. Kebutuhan

Hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum teridentifikasi dalam

diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data

(Varney, 2007).

Kebutuhan yang diberikan pada ibu hamil dengan hipertensi adalah :

diet tinggi protein, rendah garam dan banyak istirahat (Saifuddin,

2002).

Langkah III : Diagnosa Potensial

Langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa yang sudah

diidentifikasi oleh karena itu kita membutuhkan antisipasi pencegahan

serta pengawasan pada ibu hamil dengan hipertensi (Varney, 2007). Pada

kasus ibu hamil dengan hipertensi diagnosa potensial yang mungkin terjadi

adalah pertumbuhan janin terhambat (IUGR), kematian janin, persalinan

premature dan solusio plasenta (Saifuddin, 2002).

Langkah IV : Antisipasi atau Tindakan Segera

Langkah ini mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan


untuk dikonsultasikan segera ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang sesuai dengan kondisi klien (Varney, 2007).

Penanganan segera pada kasus ini adalah melakukan kolaborasi


dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter obsgyn untuk mencegah
terjadinya komplikasi hipertensi lebih lanjut, kolaborasi dengan dr, SPOG

untuk mengetahui tentang pola makan dan jenis makanan yang perlu

dihindari pada ibu hamil dengan hipertensi, serta kolaborasi dengan

laboratorium untuk mendeteksi perkembangan penyakit hipertensi menjadi

pre eklampsi dengan cara memeriksa adanya protein urin dan pemeriksaan

tekanan darah agar tidak menimbulkan bentuk kelainan patologis

(Saifuddin, 2002).

Langkah V : Perencanaan

Perencanaan dimaksud untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan


keperawatan kepada pasien dengan hipertensi (Varney, 2007).

Asuhan keperawatan yang direncanakan pada pasien dengan


hipertensi menurut Saifuddin (2002) dilakukan dengan :

1. Pantau tekanan darah, proteinurine, refleks patella dan monitor DJJ

2. Beri informasi yang jelas tentang keadaan pasien dan keadaan


kehamilannya

3. Anjurkan untuk banyak istirahat

4. Anjurkan diet makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup


vitamin, dan rendah lemak

5. Anjurkan pasien untuk kunjungan pemeriksaan kehamilan lebih sering


yaitu 1 minggu sekali

Langkah VI : Implementasi atau Pelaksanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang


telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.

Implementasi dilaksanakan oleh semua bidan atau sebagian lagi oleh


klien atau anggota tim kesehatan lainnya (Varney, 2007). Pelaksanaan
dikerjakan sesuai dengan rencana asuhan yang telah dibuat menurut

Saifuddin (2002), yaitu :

1. Memantau tekanan darah, proteinurine, reflek pada lutut dan monitor

DJJ

2. Memberi informasi yang jelas tentang keadaan pasien dan keadaan


kehamilannya

3. Menganjurkan untuk banyak istirahat yaitu dengan menghindari


pekerjaan berat yang biasa dikerjakan sebelum hamil

4. Menganjurkan diet makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup


vitamin, dan rendah lemak

5. Menganjurkan pasien untuk kunjungan pemeriksaan kehamilan lebih


sering yaitu 1 minggu sekali

6. Mengajarkan ibu menilai gerakan janin setiap 1 jam, apakah gerakan

janin teratur atau berkurang, sehingga dapat digunakan untuk menilai

keadaan janin

Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan,

meliputi pemenuhan kebutuhan bantuan apakah benar-benar telah

terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di

dalam diagnosa dan masalah (Varney, 2007).

Evaluasi pada ibu hamil dengan hipertensi menurut Saifuddin (2002) :

1. Bagaimana tanda-tanda vital terutama tekanan darah terjadi penurunan

atau tidak, adakah protein di dalam urine, bagaimana refleks patella

positif atau tidak, dan DJJ teratur atau tidak.


2. Apakah pasien sudah mengerti tentang informasi yang telah dijelaskan,

tentang keadaannya dan kehamilannya.

3. Bagaimana pola istirahat ibu, apakah ibu sudah istirahat cukup dan
menghindari pekerjaan berat yang biasa dikerjakan sebelum hamil.

4. Bagaimana pola makanan dan asupan diit, apakah ibu bersedia diit

makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah

lemak.

5. Apakah pasien bersedia melakukan kunjungan ulang lebih sering yaitu


1 minggu sekali.

6. Apakah ibu sudah mengerti cara menilai gerakan janin dan tujuannya.

C. Data Perkembangan (SOAP)

Berdasarkan evaluasi, selanjutnya rencana asuhan kebidanan dituliskan

dalam catatan perkembangan yang menggunakan SOAP menurut

Varney, (2007) yang meliputi :

S : Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian data kien melalui anamnesa sebagai


langkah Varney.

O : Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil

laboratorium yang telah dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung

asuhan langkah Varney.

A : Assessment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subjektif dan objektif dalam satu identifikasi :

1. Diagnosa atau masalah

2. Antisipasi diagnosa masalah potensial

3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter. Konsultasi atau

kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3, 4 Varney.

P : Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan (1) dan evaluasi


perencanaan (E) berdasarkan assessment sebagai langkah 5, 6, 7 Varney.

D. Landasan Hukum

Bidan dalam menjalankan prakteknya berlandaskan pada Kepmenkes

RI Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 Pasal 16 yaitu pertolongan pada

kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan abortus, hiperemesis

gravidarum tingkat 1, pre eklampsi ringan dan anemi ringan. Tekanan darah

tinggi atau hipertensi dalam kehamilan merupakan komplikasi sebelum

menjadi pre eklampsi. Seorang bidan boleh memberikan asuhan kepada ibu

hamil dengan hipertensi (Kepmenkes, 2002).

E. INFORMED CONCENT

Informed concent merupakan persetujuan yang diberikan oleh pasien

atau walinya yang berhak terhadap bidan untuk melakukan suatu tindakan

kebidanan sesudah memperoleh informasi lengkap dan dipahaminya mengenai

tindakan itu. Dari batasan itu jelas bahwa informed concent adalah suatu

dialog antara bidan dengan pasien yang didasari keterbukaan akal dan pikiran
dengan suatu upacara birokratisasi dengan penandatanganan formulir atau

selembar kertas yang merupakan jaminan atau bukti bahwa persetujuan dari

pihak pasien atau walinya telah terjadi (Mustika, 2003).

F. Kerangka Konsep

INPUT PROSES OUTPUT


G.
Ibu hamil dengan Asuhan kebidanan menurut Hasil Asuhan Keperawatan
hipertensiH. manajemen Varney :
1. Keadaan umum dan tanda-tanda
1. Pengkajian Data vital normal
2. Interpretasi Data
2. Pasien mengerti dengan
3. Diagnosa Potensial keadaannya dan kehamilannya.
4. Antisipasi Masalah 3. Ibu sudah beristirahat dengan
5. Perencanaan Tindakan
cukup dan menghindari pekerjaan
6. Pelaksanaan Tindakan berat
7. Evaluasi
4. Ibu bersedia diit makanan tinggi
protein, tinggi karbohidrat

5. Ibu bersedia melakukan


kunjungan ulang
BAB III

METODOLOGI

A. Jenis studi kasus

Jenis studi kasus pada ibu hamil dengan hipertensi menggunakan

metode studi kasus yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama

untuk membuat gambaran atau deskriptif adalah suatu studi kasus yang

dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif

tentang suatu keadaan secara objektif. Studi kasus adalah meneliti suatu

permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal (Notoatmodjo,

2005).

B. Lokasi

Lokasi studi kasus ini dilaksanakan di puskesmas Keramasa Kertapati.

C. Subjek studi kasus

Subjek dalam studi kasus ini adalah ibu hamil Ny. S G2P1A0 dengan
hipertensi.

D. Waktu Studi kasus

Waktu studi kasus adalah rentang waktu yang digunakan penulis untuk

pelaksanaan laporan kasus (Notoatmojo, 2005). Studi kasus ini dilaksanakan

pada tanggal 26 – 31 Desember 2018.

E. Instrumen Pengambilan kasus

Instrumen merupakan alat pantau fasilitas yang digunakan oleh peneliti


dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
baik, dalam arti kata lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah (Notoatmojo, 2002). Pada studi kasus ini penulis menggunakan

instrument format asuhan kebidanan 7 langkah Varney pada ibu hamil untuk

pengumpulan data.

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data

antara lain :

1. Alat dan bahan dalam pengambilan data (Wawancara) :

a. Format pengkajian pada ibu hamil

b. Buku tulis

c. Ballpoint, penggaris

2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan dan observasi

a. Timbangan berat badan

b. Thermometer

c. Stetoskop

d. Tensimeter

e. Alat ukur tinggi badan

f. Pita pengukur lila lengan atas

g. Reflek hamer

h. Jam tangan dengan penunjuk second


F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan studi kasus ini digunakan berbagai pengumpulan


data antara lain data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung

oleh orang yang melakukan penelitian yang bersangkutan yang

memerlukannya (Nursalam, 2008).

a. Pemeriksaan Fisik

Menurut Nursalam (2008), pemeriksaan fisik digunakan untuk


mengetahui keadaan fisik pasien sistematis dengan cara :

1) Inspeksi

Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan untuk

observasi secara sistematik, dengan menggunakan indera

penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai suatu alat untuk

mengumpulkan data inspeksi dilakukan secara berurutan mulai

kepala sampai kaki (Nursalam, 2008). Pada kasus hipertensi yang

akan dilakukan pemeriksaan adalah mulai dari kepala, leher, dada

dan axilla, abdomen, genitalia, anus, ekstremitas, kulit dan

mammae.

2) Palpasi

Palpasi adalah suatu tekhnik yang menggunakan indera peraba

tangan dan jari. Dalam hal ini palpasi dilakukan untuk memeriksa

keadaan fundus uteri dan kontraksi uterus (Nursalam, 2008). Pada

kasus hipertensi dilakukan pemeriksaan palpasi abdomen mulai

dari Leopold 1, 2, 3, dan 4 yang bertujuan untuk memastikan

adanya tanda-tanda kehamilan (Manuaba, 2008).


3) Perkusi

Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan masuk mengetuk

untuk membandingkan kaki kiri dan kanan pada setiap daerah

permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suatu perkusi

bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan

konsistensi jaringan. Dalam hal ini pemeriksaan dilakukan di

daerah reflek patella (Nursalam, 2008). Pada kasus hipertensi

dilakukan pemeriksaan reflek patella kanan kiri negatif atau positif

(Prawirohardjo, 2005).

4) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara

yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetostop.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi jantung janin

(Nursalam, 2008). Pada kasus hipertensi dilakukan dengan jalan

mendengarkan suatu denyut jantung yang bertujuan untuk

memastikan adanya tanda pasti kehamilan (Manuaba, 2008).

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data dimana pewawancara mendapat keterangan

pendirian secara lisan dari seorang sasaran studi kasus (responden)

atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut

(Notoatmodjo, 2005). Dalam kasus ini wawancara atau tanya jawab

dilakukan dengan Ny. S, keluarga, perawat atau tenaga kesehatan yang

lain.
c. Observasi (Pengamatan)

Observasi adalah tehnik pengumpulan data dengan cara

mengamati subyek dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang

berhubungan dengan kasus yang akan diambil. Observasi dapat berupa

pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

(Notoatmodjo, 2005).

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

orang yang melakukan studi kasus dari sumber-sumber yang telah ada.

Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari studi kasus

terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia (Notoatmodjo, 2005).

Data sekunder diperoleh dengan cara :

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan bahan-bahan pustaka yang sangat

penting dalam menunjang latar belakang teoritis dalam suatu penelitian

(Notoatmodjo, 2005). Pada studi kasus ibu hamil dengan hipertensi

penulis menggunakan bahan referensi dari tahun 2002 sampai tahun

2010.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu semua bentuk sumber informasi yang

berhubungan dengan dokumen resmi maupun tidak resmi, misalnya

laporan, catatan-catatan di dalam kartu klinik. Sedangkan tidak resmi

adalah segala bentuk dokumen dibawah tanggung jawab instansi tidak

resmi seperti biografi, catatan harian (Notoatmodjo, 2005). Dalam hal

ini contohnya yaitu status/catatan pasien, rekam medik di Puskesmas

Keramasan
BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS

Tanggal : 13 Juli 2012 Pukul : 10.00 WIB

Tempat : RSUD Dr. Moewardi

1. Pengkajian

a. Data Subyektif

Identitas Pasien Identitas Suami

1) Nama : Ny. S Nama : Tn.A

2) Umur : 29 tahun Umur : 35 tahun

3) Agama : Islam Agama : Islam

4) Suku bangsa : Indonesia Suku bangsa : Indonesia

5) Pendidikan : SD Pendidikan : SD
: ibu
rumah
6) Pekerjaan tangga Pekerjaan : Buruh

7) Alamat : Kemang agung lorong seman RT/47

b. Anamnesa (Data Subyektif)

Tanggal 26 Desember 2018 Pukul 09.15 WIB

1) Keluhan utama

Ibu datang ingin memeriksakan kehamilannya, ibu mengatakan sering


pusing dan pandangan mata kabur.

2) Riwayat menstruasi

a) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama pada umur 12

tahun.

b) Siklus : Ibu mengatakan siklus haidnya + 28 hari.


c) Lama : Ibu mengatakan lamanya haid 3-6 hari.

d) Banyaknya : Ibu mengatakan deras sampai ganti

pembalut 2 – 3 kali per hari.

e) Teratur/tidak teratur : Ibu mengatakan haidnya teratur tiap bulan.

f) Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darah haidnya encer.

g) Dismenorhea : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan

nyeri haid sampai mengganggu

aktivitasnya.

3) Riwayat Hamil Ini

a) HPHT : 09 Juni 2018

b) HPL : 10 Maret 2019

c) Gerakan janin

Ibu mengatakan mulai merasakan gerakan janin sejak umur

kehamilan 16 minggu sekitar 10-15 kali sehari.

d) Obat yang dikonsumsi

Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat yang diberikan oleh

bidan.

e) Keluhan-keluhan pada

Trimester I : Ibu mengatakan sering mual muntah

Trimester II : Ibu mengatakan pusing dan pandangan mata kabur

f) Riwayat ANC : Ibu mengatakan 4 kali teratur di bidan yaitu pada

umur kehamilan 4 minggu, 6 minggu, 12 minggu, 16 minggu.


g) Penyuluhan yang pernah didapat

Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan dari bidan tentang


gizi pada ibu hamil dan pola istirahat untuk ibu hamil pada umur
kehamilan 12 minggu.

4) Riwayat Penyakit

a) Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan sekarang merasa pusing

b) Riwayat penyakit sistemik


(1) Hipertensi

Ibu mengatakan sebelum hamil tekanan darah tidak pernah


lebih dari 120/80mmHg, tapi setelah hamil tekanan darahnya
140/90 mmHg.
(2) Lain-lain

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit lainnya


seperti HIV/AIDS.

c) Riwayat penyakit keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya memiliki riwayat penyakit


hipertensi

d) Riwayat keturunan kembar

Ibu mengatakan dalam keluarga suaminya pernah ada riwayat


keturunan kembar.

e) Riwayat operasi

Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi.

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
5) Riwayat Perkawinan

Ibu mengatakan status perkawinannya syah, kawin 1 kali pada umur


20 tahun dengan suami umur 29 tahun, lama perkawinan 1 tahun dan
belum mempunyai anak.

6) Riwayat Keluarga Berencana

Ibu mengatakan pernah menggunakan jenis alat kontrasepsi berupa


suntik 3 bulan sekali.

7) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Umur Tempat Jenis Anak Nifas Keadaan


No Partus UK Partus Penolong Jenis BB PB Kead Laktasi Anak Sekarang
1
8) Pola kebiasaan sehari-hari

a) Nutrisi

(1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 3x sehari porsi sedang

dengan menu makanan bervariasi dalam 1 minggu dengan

komposisi nasi, sayur berupa (bayam, sawi, kangkung, daun

singkong), lauk berupa (tahu, tempe, telur), buah (pisang, apel,

jeruk), minum kurang lebih 6- 8 gelas/hari, jenisnya air putih

5-6 gelas, teh 1 gelas, kadang susu 1 gelas.

(2) Selama hamil : Ibu mengatakan makan 3-4 kali sehari porsi

kecil dengan menu makanan bervariasi dalam 1 minggu

dengan komposisi sama seperti saat sebelum hamil yaitu nasi,

sayur berupa (bayam, sawi, kangkung, daun singkong), lauk

berupa (tahu, tempe, telur, kadang daging), buah berupa

(pisang, apel, jeruk), minum kurang lebih 6-8 gelas/hari,

jenisnya air putih 5-6 gelas, teh 1 gelas dan ditambah susu ibu

hamil 1 gelas.
b) Eliminasi

(1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 1x sehari konsistensi

lunak, warna dan bau khas feces. BAK 5-6x sehari, warna dan

bau khas urine. Ibu tidak merasa sakit saat BAK

(2) Selama hamil : Ibu mengatakan BAB 1x sehari konsistensi

lunak, warna dan bau khas feces. Ibu tidak merasa sakit saat

BAB. BAK meningkat menjadi 7-8x sehari, warna dan bau

khas urine.

c) Aktifitas

(1) Sebelum Hamil : Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah


tangga seperti mencuci, menyapu dan memasak.

(2) Selama Hamil : Ibu mengatakan tetap melakukan pekerjaan


rumah tangga seperti mencuci, menyapu dan memasak.

d) Istirahat / tidur

(1) Sebelum Hamil : Ibu mengatakan tidak pernah tidur siang,


tidur malam ± 8 jam.

(2) Selama Hamil : Ibu mengatakan tidur siang + 1 jam, tidur


malam ± 8 jam.
f) Psikososial budaya

(1) Perasaan tentang kehamilan ini

Ibu mengatakan senang terhadap kehamilan ini, tetapi akhir-

akhir ini merasa takut karena sering merasa pusing dan

pandangan kabur.

(2) Kehamilan ini direncanakan / tidak

Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan.

(3) Jenis kelamin yang diharapkan

Ibu mengatakan anak laki-laki atau perempuan sama saja yang

terpenting bisa lahir dengan normal dan sehat.

(4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini

Ibu mengatakan baik dari keluargamya maupun dari keluarga


suaminya sangat mendukung kehamilan ini.

(5) Keluarga lain yang tinggal serumah

Ibu mengatakan hanya tinggal dengan suami dan mertuanya.

(6) Pantangan makanan

Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan.

(7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan

Ibu mengatakan di keluarganya tidak ada kegiatan adat istiadat


dalam kehamilan.

g) Penggunaan obat-obatan/rokok

Ibu mengatakan tidak menggunakan obat terlarang dan hanya

mengkonsumsi obat yang diberikan oleh bidan serta tidak

merokok
c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)

1) Status generalis

a) Keadaan Umum : Baik.

b) Kesadaran : Composmentis.

c) TTV : TD : 140/90 mmHg N : 80 x/menit

S : 36°C R : 20 x/menit.

d) TB : 156 cm.

e) BB sebelum hamil : 60 kg.

f) BB sekarang : 72,6 kg.

g) LLA : 26 cm.

2) Pemeriksaan sistematis

a) Kepala

(1) Rambut : Bersih, warna hitam, tidak rontok, tidak

berketombe.

(2) Muka : Bersih, tidak oedema, tidak ada cloasma

gravidarum, agak pucat.

(3) Mata

(a) Conjungtiva : Merah muda, tidak pucat.

(b) Sklera : putih.

(4) Hidung : Bersih, tidak ada benjolan.

(5) Telinga : Bersih, simetris kanan dan kiri, tidak ada

serumen.

(6) Mulut/gigi/gusi : Bersih tidak ada stomatitis gigi tidak ada

caries, gusi tidak berdarah dan tidak

bengkak.
(7) Leher

(a) Kelenjar gondok

: Tidak ada pembesaran


kelenjar gondok.

(b) Tumor : Tidak ada benjolan.

(c) Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran

kelenjar limfe.

b) Dada dan Axilla

(1) Jantung : Normal.

(2) Paru : Normal.

(3) Mammae

(a) Membesar : Ada, normal.

(b) Tumor : Tidak ada benjolan.

(c) Simetris : Simetris kanan, kiri.

(d) Areola : Hyperpigmentasi.

(e) Putting susu : Menonjol.

(f) Kolostrum : Belum keluar.

(4) Axilla

(a) Benjolan : Tidak ada benjolan.

(b) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan.

c) Ekstremitas

(1) Varices : Tidak terdapat varices.

(2) Oedema : Tidak ada pembengkakan.

(3) Reflek patella : Positif kanan dan kiri.

(4) Betis merah/lembek/keras : Keras.


d. Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis)

1) Abdomen

a) Inspeksi

(1) Pembesaran perut : Sesuai dengan umur kehamilan.

(2) Bentuk perut : Memanjang.

(3) Kelainan : Tidak terdapat kelainan.

(4) Pergerakan anak : Teratur.

b) Palpasi

(1) Kontraksi : Belum ada.

(2) Leopold I : Konsistensi uterus keras, teraba

ballotement (+).

(3) Leopold II : Kanan : tidak dilakukan

Kiri : tidak dilakukan

(4) Leopold III : Tidak dilakukan

(5) Leopold IV : Tidak dilakukan

(6) TFU (Mc.Donald) : 19 cm

c) Auskultasi

DJJ : Punctum maximum : di kuadran kanan bawah perut ibu.

Frekuensi : 136 x/menit.

Teratur/tidak : Teratur.
2) Pemeriksaan panggul

a) Kesan panggul : Gynekoid.

b) Distansia Spinarum : 23 cm.

c) Distansia Kristarum : 32 cm.

d) Conjungtiva eksterna : 18 cm.

e) Lingkar Panggul : 95 cm.

3) Anogenital

a) Vulva Vagina

(1) Varises : Tidak terdapat varices.

(2) Luka : Tidak ada luka bekas jahitan.

(3) Kemerahan : Tidak terlihat kemerahan atau iritasi

(4) Nyeri : Tidak terasa nyeri.

(5) Kelenjar Bartolini : Tidak ada pembesaran.

(6) Pengeluaran Pervaginam : Tidak ada pengeluaran pervaginam.

b) Perineum

(1) Bekas luka : Tidak ada bekas luka.

(2) Lain- lain : Tidak ada.

c) Anus

(1) Haemoroid : Tidak ada haemoroid.

(2) Lain-lain : Tidak ada.

e. Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan

Protein urine : ( - ) Hb : 9,9 gr%, Hct : 29, eritrosit : 3,21, Albumin :

3,4, Gol darah : O

2) Pemeriksaaan penunjang lain : Tidak dilakukan


: Baik.

: Composmentis.

: TD : 140/90 mmHg N : 80 x/menit

S : 36°C R : 20 x/menit.

: Konsistensi uterus keras, teraba ballotement (+).

: Kanan : tidak dilakukan


Kiri : tidak dilakukan

: Tidak dilakukan

: Tidak dilakukan
2. Interpretasi Data Tanggal 26 Desember 2018 Pukul : 09:15 WIB

a. Diagnosa Kebidanan

Ny. S G2 P1 A0 Umur 29 tahun, hamil 16 minggu dengan

hipertensi. Data Dasar

Data Subyektif

1) Ibu mengatakan umurnya 29 tahun.

2) Ibu mengatakan HPHT tanggal 09 Juni 2018.

3) Ibu mengatakan ini anak yang kedua.

4) Ibu mengatakan belum pernah keguguran.

5) Ibu mengatakan akhir-akhir ini sering pusing

kabur. Data

Obyektif

1) Keadaan umum

2) Kesadaran

3) TTV

Leopold I

Leopold II

Leopold III

Leopold IV
4) DJJ : Tidak dilakukan

5) HPL : 30 Desember 2012.

6) TFU (Mc.Donald) : 16 cm

b. Masalah

1) Ibu kurang mendapat informasi tentang hipertensi.

c. Kebutuhan

1) Beri diet tinggi protein dan banyak istirahat.

2) Beri konseling tentang hipertensi dan pengaruhnya terhadap

kehamilan.

3. Diagnosa Potensial

Pada ibu potensial terjadi Pre eklamsia ringan. Pada janin pertumbuhan

terhambat (IUGR), kematian janin, persalinan premature dan solusio

plasenta.

4. Antisipasi/Tindakan Segera

Kolaborasi dengan dr, SpOG serta kolaborasi dengan laboratorium dan

pemeriksaan tekanan darah agar tidak menimbulkan bentuk kelainan

patologis.

5. Rencana Tindakan Tanggal 26 Desember 2018 Pukul : 10.45 WIB

a. Pantau KU dan vital sign.

b. Beri informasi yang jelas tentang keadaan pasien dan kehamilannya.


c. Anjurkan untuk banyak istirahat.

d. Anjurkan diet makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin,


dan rendah lemak.

e. Beri obat SF 2 x 1, Vitamin C 2 x 1, Amoxylin 500 mg 3 x 1.

f. Beri terapi drip infus d 5% dan MgSO4 12 gram tetesan 12 x/menit

g. Observasi tekanan darah

6. Implementasi / Pelaksanaan Tanggal 26 Desember 2018

a. Pukul 09:20 WIB memantau KU ibu dan vital sign yang meliputi tekanan
darah, nadi, suhu, dan respirasi.

b. Pukul 09:25 WIB menganjurkan ibu untuk banyak istirahat yaitu dengan

tidak melakukan pekerjaan berat, tidur siang minimal 1 jam, dan tidur

malam minimal 8 jam, miring kiri.

c. Pukul 09:30 WIB menganjurkan ibu untuk diet makanan tinggi protein,

tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak seperti tahu, tempe,

telur, sayuran hijau, buah, dan kacang-kacangan.

d. Pukul 09:40 WIB memberi obat SF 2 x 1, Vitamin C 2 x 1, Amoxylin 500


mg 3 x 1.

e. Pukul 09:45 WIB memberi terapi drip infus d 5% dan MgSO4 12 gram
tetesan 12 x/menit.
f. Pukul 09:50 WIB mengobservasi tekanan darah.
7. Evaluasi Tanggal 26 Desember 2018 Pukul 10:00 WIB

a. Pukul 09:20 WIB

Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Composmenthis

TD : 140/90 mmHg, S : 36°C, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit

b. Pukul 09:25 WIB ibu bersedia untuk banyak istirahat

c. Pukul 09:30 WIB ibu mengerti tentang diet untuk ibu hipertensi dan ibu
bersedia untuk mengkonsumsi makanan sesuai petunjuk bidan

d. Pukul 09:40 WIB ibu bersedia minum obat yang telah diberikan bidan

e. Pukul 09:45 WIB ibu sudah diberi terapi drip infus d 5% dan MgSO4 12

gram tetesan 12 x/menit.


f. Pukul 09:50 WIB tekanan darah ibu 140/80 mmHg
DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal : 27 Desember 2018 Pukul 10.00 WIB

Subjektif

1. Ibu mengatakan pusing berkurang.

Objektif

1. Keadaan umum : Baik.

Kesadaran : Composmentis.

2. TTV : TD : 130/90 mmHg.

BB : 54 kg.

Muka : Tidak oedema.

Terpasang infus D 5% MgSO4 12 gr di lengan kiri 12 tpm

Ekstremitas : Tidak ada oedema.

Leopold I : Konsistensi uterus keras, teraba ballotement (+)

Leopold II : Kanan : tidak dilakukan.

Kiri : tidak dilakukan

Leopold III : Tidak dilakukan

Leopold IV : Tidak dilakukan

3. TFU (Mc.Donald) : 16 cm.

4. DJJ : 140 x/menit, teratur.

5. Protein urine : Negatif.

Asessment

Ny. S umur 29 tahun G2P1 A0 hamil 16 minggu dengan hipertensi.


Planning Tanggal 26 Desember 2018

1. Pukul 10.10 WIB memantau KU dan vital sign ibu.

2. Pukul 10.25 WIB memberikan penjelasan kepada ibu tentang hasil

pemeriksaan kehamilannya.

3. Pukul 10.35 WIB memberi dukungan mental kepada ibu agar ibu tidak
cemas.

4. Pukul 10.45 WIB menganjurkan ibu untuk tetap istirahat cukup.

5. Pukul 10.55 WIB menganjurkan ibu untuk tetap makan bergizi tinggi
protein, karbohidrat, vitamin, mineral, dan rendah lemak.

6. Pukul 10.05 WIB memberi obat SF 2 x 1, Vitamin C 2 x 1, Amoxylin 500


mg 3 x 1.

7. Pukul 10.15 WIB memberi terapi drip infus d 5% dan MgSO4 12 gram 20

tetes/menit.
8. Pukul 10.25 WIB mengobservasi tekanan darah.

Evaluasi Tanggal 14 Juli 2012

1. Pukul 10.20 WIB

KU ibu baik Kesadaran : composmentis.

T : 130/90 mmHg, S : 36,5°C, N : 80 x/menit, R : 20x/menit.

2. Pukul 10.30 WIB ibu mengerti hasil pemeriksaan kehamilannya.

3. Pukul 10.40 WIB ibu bersedia menghilangkan rasa cemas dan

berusaha untuk tenang.

4. Pukul 10.50 WIB ibu bersedia untuk tetap istirahat cukup.

5. Pukul 11.00 WIB ibu bersedia untuk tetap makan bergizi yaitu tinggi

protein, karbohidrat, vitamin, mineral, dan rendah lemak


6. Pukul 11.10 WIB obat sudah diberikan dan ibu mau minum sesuai petunjuk

bidan.

7. Pukul 11.20 WIB ibu sudah diberi terapi drip infus d 5% dan MgSO4 12

gram

8. Pukul 11.30 WIB tekanan darah ibu 130/80 mmHg


DATA PERKEMBANGAN II

Tanggal 28 Desember 2018 Pukul 10.30 WIB

Subjektif

1. Ibu mengatakan sudah tidak merasa pusing

Objektif

1. KU Ibu : Baik.

2. Kesadaran : Composmentis.

3. TTV : TD :120/80 mmHg, N : 80 x/menit, S : 36,3°C, R : 24

x/menit.

4. Berat badan : 54 kg.

5. Terpasang infus D 5% MgSO4 12 gr di lengan kiri 12 tpm

6. Kolostrum : Belum keluar.

Leopold I : Konsistensi uterus keras, teraba ballotement (+)

Leopold II : Kanan : tidak dilakukan

Kiri : tidak dilakukan

Leopold III : Tidak dilakukan

Leopold IV : Tidak dilakukan

TFU (Mc.Donald) : 16 cm.

TBJ : (16-12) x 155 : 620 gram.

DJJ : 138 x/menit.

Asessment

Ny. S umur 29 tahun G2 P1 A0 hamil 16 minggu post hipertensi.


Planning Tanggal 28 Desember 2018

1. Pukul 10.45 WIB memantau KU ibu dan vital sign.

2. Pukul 11.00 WIB memberikan penjelasan kepada ibu tentang hasil


pemeriksaan kehamilannya.

3. Pukul 11.10 WIB mengingatkan kepada ibu untuk tetap melakukan anjuran-
anjuran bidan walaupun kondisi ibu sudah membaik.

4. Pukul 11.20 WIB memberikan obat SF 2 x 1, Vitamin C 2 x 1, Amoxylin


500 mg 3 x 1.

5. Pukul 11.30 WIB melakukan up infuse.

6. Pukul 11.40 WIB advis dokter ibu boleh pulang terapi dilanjutkan dirumah.

7. Pukul 11.50 WIB menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi

atau jika ada keluhan.

Evaluasi Tanggal 28 Dessember 2018 Pukul : 11.35 WIB

1. Pukul 11.55 WIB

KU ibu baik Kesadaran : composmentis.

TD : 120/80 mmHg, S : 36,5°C, N : 86 x/menit, R : 24 x/menit.

2. Pukul 12.05 WIB ibu telah mengerti tentang hasil pemeriksaan


kehamilannya.

3. Pukul 12.15 WIB ibu bersedia untuk tetap melakukan anjuran bidan
walaupun kondisi ibu sudah membaik.

4. Pukul 12.25 WIB obat telah diberikan, dan ibu bersedia untuk minum
sesuai aturan.

5. Pukul 12.35 WIB infus sudah dilepas.

6. Pukul 12.45 WIB ibu bersedia kontrol ulang 1 minggu lagi atau jika ada
keluhan.
B. PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada antara teori

dengan praktek yang ada dilahan. Karena penulis menggunakan manajemen

kebidanan dengan tujuh langkah dari Varney maka pembahasan akan diuraikan

langkah demi langkah sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan dengan mencari dan menggali data maupun

fakta baik yang berasal dari pasien, keluarga, maupun kesehatan lainnya

dan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan sendiri, pengumpulan

data mencakup subjektif dan objektif (Nursalam, 2008). Pada data

subjektif didapatkan keluhan utama yaitu sakit kepala yang tidak cepat

hilang, bengkak pada wajah dan ektremitas (Saifudin, 2002). Pada data

objektif didapatkan tekanan darah 120/80 – < 140/90 mmHg (Manuaba,

2007).

Pada kasus ibu hamil Ny. S dengan hipertensi data subjektif

didapatkan keluhan utama yaitu ibu datang ingin memeriksakan

kehamilannya, ibu mengatakan sering pusing dan pandangan mata kabur,

sedangkan pada data objektif didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg.

Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan


antara teori dan praktek.

2. Interpretasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau

masalah berdasarkan interpretasi yang benar di atas data yang telah

dikumpulkan yaitu dengan diagnosa kebidanan (Varney, 2004). Diagnosa


kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek

kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan

(Salmah, 2006). Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan

pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai

diagnosa (Varney, 2007). Masalah yang terjadi pada ibu hamil dengan

hipertensi meliputi : pandangan mata kabur dan sering pusing (Saifuddin,

2002). Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum

teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan

melakukan analisa data (Varney, 2007). Kebutuhan yang diberikan pada

ibu hamil dengan hipertensi adalah : diet tinggi protein, rendah garam dan

banyak istirahat (Saifuddin, 2002).

Pada kasus ibu hamil dengan hipertensi didapatkan diagnosa

kebidanan Ny. S G2 P1 A0 Umur 29 tahun, hamil 16 minggu, janin tunggal,

hidup, intra uterine dengan hipertensi dengan masalah yaitu ibu merasa

cemas dengan kehamilannya sehubungan dengan rasa pusing dan

pandangan mata kabur yang dirasakan sekarang dan kurangnya informasi

ibu tentang hipertensi. Kebutuhan yang diberikan berupa beri diet tinggi

protein, rendah garam dan banyak istirahat serta beri konseling tentang

hipertensi dan pengaruhnya terhadap kehamilan.

Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara

teori dan kasus yaitu pada kasus ibu merasa cemas dan pemberian

konseling tentang hipertensi sedangkan pada teori tidak ada.


3. Diagnosa Potensial

Langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa yang sudah

diidentifikasi oleh karena itu kita membutuhkan antisipasi pencegahan

serta pengawasan pada ibu hamil dengan hipertensi (Varney, 2007). Pada

kasus ibu hamil dengan hipertensi diagnosa potensial yang mungkin terjadi

adalah pertumbuhan janin terhambat (IUGR), kematian janin, persalinan

premature dan solusio plasenta (Saifuddin, 2002).

Pada kasus ibu Ny. S dengan hipertensi diagnosa potensial tidak

muncul karena adanya kecepatan dan kesigapan tenaga kesehatan dalam

menangani kasus yang sedang terjadi pada Ny. S. Pada langkah ini penulis

tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus.

4. Antisipasi/Tindakan segera

Penanganan segera pada kasus ini adalah melakukan kolaborasi

dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter obsgyn untuk mencegah

terjadinya komplikasi hipertensi lebih lanjut, kolaborasi dengan dr. SpOG

untuk mengetahui tentang pola makan dan jenis makanan yang perlu

dihindari pada ibu hamil dengan hipertensi, serta kolaborasi dengan

laboratorium untuk mendeteksi perkembangan penyakit hipertensi menjadi

pre eklampsi dengan cara memeriksa adanya protein urin dan pemeriksaan

tekanan darah agar tidak menimbulkan bentuk kelainan patologis

(Saifuddin, 2002).

Pada kasus ibu hamil Ny. S dengan hipertensi antisipasi yang


dilakukan yaitu kolaborasi dengan dr, SpOG serta kolaborasi dengan
laboratorium dan pemeriksaan tekanan darah agar tidak menimbulkan

bentuk kelainan patologis. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan kasus.

5. Perencanaan

Asuhan kebidanan yang direncanakan pada pasien dengan

hipertensi menurut Saifuddin (2002) dilakukan dengan : pantau tekanan

darah, proteinurine, refleks patella dan monitor DJJ, beri informasi yang

jelas tentang keadaan pasien dan keadaan kehamilannya, anjurkan untuk

banyak istirahat, anjurkan diet makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat,

cukup vitamin, dan rendah lemak, anjurkan pasien untuk kunjungan

pemeriksaan kehamilan lebih sering yaitu 1 minggu sekali.

Pada kasus ibu hamil Ny. S dengan hipertensi ini perencanaan

yang diberikan yaitu pantau KU dan vital sign, beri informasi yang jelas

tentang keadaan pasien dan kehamilannya, anjurkan untuk banyak

istirahat, anjurkan diet makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup

vitamin, dan rendah lemak, beri obat SF 2 x 1, Vitamin C 2 x 1, Amoxylin

500 mg 3 x 1, beri terapi drip infus d 5% dan MgSO4 12 gram, observasi

tekanan darah, pasang DC, periksa urin lengkap. Pada langkah ini ada

kesenjangan antara teori dan kasus, dimana pada teori tidak diberikan obat

sedang pada kasus ditemukan HB pasien 9,9 gr% dan diberikan obat SF 2

x 1.

6. Pelaksanaan/ Implementasi

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.

Implementasi dilaksanakan oleh semua bidan atau sebagian lagi oleh klien
atau anggota tim kesehatan lainnya (Varney, 2007). Pelaksanaan dikerjakan

sesuai dengan rencana asuhan yang telah dibuat menurut Saifuddin (2002),

yaitu : memantau tekanan darah, proteinurine, reflek pada lutut dan

monitor DJJ, memberi informasi yang jelas tentang keadaan pasien dan

keadaan kehamilannya, menganjurkan untuk banyak istirahat yaitu dengan

menghindari pekerjaan berat yang biasa dikerjakan sebelum hamil,

menganjurkan diet makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup

vitamin, dan rendah lemak, menganjurkan pasien untuk kunjungan

pemeriksaan kehamilan lebih sering yaitu 1 minggu sekali, mengajarkan

ibu menilai gerakan janin setiap 1 jam, apakah gerakan janin teratur atau

berkurang, sehingga dapat digunakan untuk menilai keadaan janin.

Pada kasus ibu hamil Ny. S pelaksanaan telah dilakukan sesuai

dengan perencanaan yang telah dibuat. Pada langkah ditemukan adanya

kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan dimana pada teori

tidak diberikan obat sedang pada kasus ditemukan HB pasien 9,9 gr% dan

diberikan obat SF 2 x 1.

7. Evaluasi

Pada langkah ini keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan,

meliputi pemenuhan kebutuhan bantuan apakah benar-benar telah

terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di

dalam diagnosa dan masalah (Varney, 2007). Evaluasi pada ibu hamil

dengan hipertensi menurut Saifuddin (2002) : bagaimana tanda-tanda vital

terutama tekanan darah terjadi penurunan atau tidak, adakah protein di

dalam urine, bagaimana refleks patella positif atau tidak, dan DJJ teratur
atau tidak, apakah pasien sudah mengerti tentang informasi yang telah

dijelaskan, tentang keadaannya dan kehamilannya, bagaimana pola

istirahat ibu, apakah ibu sudah istirahat cukup dan menghindari pekerjaan

berat yang biasa dikerjakan sebelum hamil, bagaimana pola makanan dan

asupan diit, apakah ibu bersedia diit makanan tinggi protein, tinggi

karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak, apakah pasien bersedia

melakukan kunjungan ulang lebih sering yaitu 1 minggu sekali, apakah ibu

sudah mengerti cara menilai gerakan janin dan tujuannya.

Pada kasus ibu hamil Ny. S setelah dilakukan asuhan selama 3 hari

didapatkan hasil KU ibu baik, kesadaran : composmentis, TD : 120/80

mmHg, S : 36,5°C, N : 86 x/menit, R : 24 x/menit, ibu telah mengerti

tentang hasil pemeriksaan kehamilannya, ibu bersedia untuk tetap

melakukan anjuran bidan walaupun kondisi ibu sudah membaik, obat telah

diberikan, dan ibu bersedia untuk minum sesuai aturan, ibu bersedia

kontrol ulang 1 minggu lagi atau jika ada keluhan.


BAB V

PENUTUP

Dalam bab terakhir penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan

Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. S dengan Hipertensi di Puskesmas Keramasan ”

ini penulis dapat membuat kesimpulan dan saran sebagai berikut.

A. Kesimpulan

1. Dalam pengkajian didapatkan data subjektif yaitu ibu datang ingin

memeriksakan kehamilannya, mengatakan sering pusing dan pandangan

mata kabur, sedangkan data objektif tekanan darah 140/90 mmHg.

2. Interpretasi data didapatkan diagnosa kebidanan Ny. S G2 P1 A0 Umur 29


tahun, hamil 16 minggu dengan hipertensi.

3. Diagnosa potensial pada kasus ibu Ny. S dengan hipertensi diagnosa

potensial tidak muncul karena adanya kecepatan dan kesigapan tenaga

kesehatan dalam menangani kasus yang sedang terjadi pada Ny. S.

4. Dalam menentukan tindakan yang dilakukan yaitu kolaborasi dengan

dokter, SpOG, laboratorium dan pemeriksaan tekanan darah agar tidak

menimbulkan bentuk kelainan patologis.

5. Dalam kasus ibu hamil Ny. S dengan hipertensi perencanaan yang

diberikan yaitu pantau KU dan vital sign, beri informasi yang jelas tentang

keadaan pasien dan kehamilannya, anjurkan untuk banyak istirahat,

anjurkan diet makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin,

dan rendah lemak, beri obat SF 2 x 1, Vitamin C 2 x 1, Amoxylin 500 mg 3

x 1, Beri terapi drip infus d 5% dan MgSO 4 12 gram, observasi tekanan

darah, pasang DC, periksa urin lengkap.


6. Pelaksanaan asuhan yang diberikan pada kasus ibu hamil Ny. S telah

dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat..

7. Setelah diberikan asuhan yang intensif selama 3 hari didapatkan hasil KU

ibu baik, kesadaran : composmentis, TD : 120/80 mmHg, S : 36,5°C, N :

86 x/menit, R : 24 x/menit, ibu telah mengerti tentang hasil

pemeriksaan kehamilannya, ibu bersedia untuk tetap melakukan anjuran

bidan walaupun kondisi ibu sudah membaik, obat telah diberikan, dan

ibu bersedia untuk minum sesuai aturan, ibu bersedia kontrol ulang 1

minggu lagi atau jika ada keluhan.

8. Pada kasus ibu hamil dengan hipertensi, penulis telah mampu

mengidentifikasi adanya kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan.

9. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah berupa

pemberian terapi obat SF 2 x 1 sehingga komplikasi pada ibu hamil dengan

hipertensi tidak terjadi.

B. Saran

Dari adanya kesimpulan tersebut diatas maka penulis dapat

memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Ibu Hamil

a. Diharapkan untuk mencegah terjadinya hipertensi dalam kehamilan

dengan melakukan ANC minimal 4 kali selama kehamilan agar dapat

terdeteksi secara dini adanya factor penyebab hipertensi.


b. Ibu diharapkan untuk tetap istirahat dengan cukup dan mengkonsumsi
makanan yang bergizi walaupun keadaan sudah membaik.

c. Ibu diharapkan untuk minum obat sesuai dengan anjuran yang


diberikan bidan.

2. Bagi Profesi

Dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hipertensi,


bidan hendaknya memperhatikan standar pelayanan kebidanan.

3. Bagi Institusi

a. Puskesmas

Diharapkan tetap melaksanakan penatalaksanaan pasien dengan resiko

tinggi serta segera melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan

lainnya.

b. Pendidikan

Diharapkan dengan mengetahui permasalahan yang timbul pada ibu

hamil dengan hipertensi dan penanganan yang tepat dapat dijadikan

sebagai bahan referensi.

Вам также может понравиться