Вы находитесь на странице: 1из 9

AUTOMOTIVE ENGINEERING EDUCATION JOURNALS

Volume : 00 Number : 00 , 2018 ISSN : 2302-335X

Effect of the Using of Racing Exhaust Using Stainless Steel and Asbestos-Based
Filters Against Exhaust Emissions on 4 Stroke Motorcycle
Pengaruh Pemakaian Knalpot Racing yang Menggunakan Saringan Berbahan
Dasar Stainless Steel dan Asbes Terhadap Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor 4
Hannyka Febriano1, M. Nasir2, Wagino3

Abstract

This study discuss about the effect of using racing exhaust filtered by asbestos-base and stainless steel
which will be compared to standard exhaust. The purpose of this study is to find out how much the role of
the racing exhaust filter in reducing exhaust emissions produced by combustion, especially those made
from stainless steel and asbestos. This study uses an experimental method with the design of the static
comparison design. The object of this study is Honda Beat injection motorbikes in 2017. The research is
conducted by testing the exhaust emissions of vehicle using the four gas analyzer. Data from this study are
taken from standard exhaust, stainless steel exhaust, and asbestos exhaust testing. Based on the research
that has been done, it can be concluded that the HC test is obtained: 1) the using of stainless steel racing
exhaust decreased significantly by 19.29%.;and 2) the using of asbestos racing exhaust decreased by
33.52%. While CO testing is obtained; 1) the using of stainless steel racing exhaust increased by 4.07%;
and. 2) the using of asbestos exhaust also increased 3.53%, but still within the tolerance limit.

Keywords
Four Gas Analyzer, Standard Exhaust, Stainles Steel Exhaust, Asbestoss Exhaust
Abstrak
Penelitian ini membahas tentang pengaruh dari pemakaian knalpot racing dengan saringan berbahan
dasar asbes dan stainless steel yang nantinya akan dibandingkan dengan penggunaan knalpot standar.
Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui seberapa besar peranan saringan knalpot racing dalam
mereduksi emisi gas buang yang dihasilkan oleh pembakaran terutama yang berbahan dasar stainless
dan asbes. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain the static comparison
design.Objek dari penelitian ini adalah sepeda motor Honda Beat injeksi tahun 2017. Penelitian
dilakukan dengan cara menguji emisi gas buang kendaraan menggunakan four gas analyzer. Data dari
penelitian ini diambil dari pengujian knalpot standar, stainless steel, dan asbes.Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan dapat disimpulkan pada pengujian HC diperoleh ;1) penggunaan knalpot racing
stainless steel terjadi penurunan yang signifikan sebesar 19.29 %; dan 2) penggunaan knalpot racing
asbes terjadi penurunan sebesar 33.52 %. sedangkan untuk pengujian CO diperoleh; 1) penggunaan
knalpot racing stainless steel terjadi kenaikan 4.07 %; dan 2) penggunaan knalpot asbes juga terjadi
kenaikan 3.53 %, namun masih didalam batas toleransi.

Kata Kunci

Four Gas Analyzer, Knalpot Standard, Knalpot Stainless Steel, Knalpot Asbes

Jurusan Teknik Otomotif FT UNP


1,2,3

Jln. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang 25131 INDONESIA


1
hannyka.febriano@yahoo.com, 2achin.5518@gmail.com, 3wagino@ft.unp.ac.id
Diterima : dd – mmmm – yyyy. Disetujui : dd – mmmm – yyyy. Diterbitkan : dd – mmmm - yyyy
This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits
unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2018
by Author and Universitas Negeri Padang

Pengaruh Pemakaian Knalpot Racing …(Hannyka Febriano) 1


AUTOMOTIVE ENGINEERING EDUCATION JOURNALS ISSN : 2302-335X

PENDAHULUAN
Seiring meningkatnya taraf hidup masyarakat Indonesia maka tidak dapat dipungkiri
bahwa kebutuhan terhadap sarana transportasi juga meningkat demi kelancaran beraktivitas
sehari-hari. Dalam kasus ini permintaan kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi
akan meningkat khususnya sepeda motor. faktor yang membuat masyarakat Indonesia
memilih sepeda motor sebagai sarana transportasi dibandingkan kendaraan roda empat
karena lebih terjangkau dan efisien. Dikarnakan sepeda motor lebih terjangkau maka
konsumen berasal dari semua kalangan, dan didominasi oleh remaja dengan minat modifikasi
otomotif yang tinggi dikarenakan rasa yang ingin mencoba sesuatu cukup tinggi. Tingginya
minat remaja dalam dunia modifikasi otomotif biasanya diawali dengan memodifikasi knalpot,
lampu-lampu, dan striping/sticker body. Dari modifikasi yang dilakukan banyak menimbulkan
masalah, salahsatunya permasalahn emisi gas buang yang disebabkan oleh modifikasi knalpot
racing yang tidak ramah lingkungan. Penulis berpendapat Penggunaan knalpot racing yang
tidak tersaring dengan baik akan meningkatkan kandungan polutan yang ada di udara,
sehingga pencemaran lingkungan akibat emisi gas buang juga meningkat. Peningkatan polusi
udara dari sektor transportasi sangat signifikan dan berdampak pada lingkungan. Sebuah
kendaraan dari proses kerjanya dapat menghasilkan polutan berupa gas Carbon monoksida
(CO), Hidrokarbon (HC), Nitorgen oksida (NOx), Sulfur Oksida (SO2) dan Timbal (Pb) yang
sering disebut sebagai polutan primer.
Berdasarkan permasalahan di atas penulis melakukan survey perbandingan kualitas dari
saringan knalpot racing ke beberapa bengkel las knalpot di kota Padang. Dari hasil survey
yang telah dilakukan dan permasalahan yang dihadapi dilapangan seperti yang telah
dijelaskan di atas, dan juga kurangnya sumber ataupun penelitian mengenai saringan knalpot
racing ini maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di bidang emisi gas buang yang
dihasilkan oleh knalpot racing yang menggunakan saringan dari bahan stainless dan asbes
pada sepeda motor empat langkah.Pada penelitian ini penulis ingin menganalisis
perbandingan emisi gas buang yang dihasilkan oleh knalpot racing dengan saringan berbahan
dasar stanless dan asbes.

DASAR TEORI
Mesin Empat Langkah.
Mesin empat langkah berarti empat kali piston turun naik atau dua kali putaran poros
engkol menghasilkan satu kali langkah usaha[1].
Sepeda Motor 4 Langkah
Proses kerja dari mesin 4 langkah ada beberapa tahapan yaitu; 1) langkah isap,
merupakan langkah dimana piston bergerak kebawah tekanan diruang pembakaran menjadi
hampa (vakum), Perbedaan tekanan udara luar yang tinggi dengan tekanan hampa,
mengakibatkan udara akan mengalir dan bercampur dengan gas. ; 2) langkah kompresi,
merupakan langkah dimana, piston yang sudah mencapai TMB kembali lagi bergerak menuju
TMA, ini memperkecil ruangan diatas piston, sehingga campuran udara-bahan bakar menjadi
padat, tekanan dan suhunya naik.; 3) langkah usaha, dimana Campuran akan terbakar sangat
cepat, proses pembakaran menyebabkan campuran gas akan mengembang dan memuai, dan
energi panas yang dihasilkan oleh pembakaran dalam ruang bakar menimbulkan tekanan ke

2 Volume : 00 Number : 00 , 2018


AUTOMOTIVE ENGINEERING EDUCATION JOURNALS
AUTOMOTIVE ENGINEERING EDUCATION JOURNALS ISSN : 2302-335X

segala arah dan tekanan pembakaran mendorong piston kebawah (TMB).; 4) langkah buang,
merupakan Sebelum piston bergerak kebawah ke TMB, klep pengeluaran terbuka dan gas sisa
pembakaran mengalir keluar. Sewaktu piston mulai naik dari TMB, piston mendorong gas sisa
pembakaran yang masih tertinggal keluar melalui katup buang dan saluran buang. [2 ]
Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.
Emisi gas buang merupakan suatu polutan yang mengotori udara dan berasal dari
pembakaran yang terjadi didalam mesin dengan campuran bensin dan udara untuk tingkat
polusi yang paling rendah adalah 1:14,7. [3][4]
Karbon monoksida (CO).
Gas CO dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna diakibatkan dari kekurangan
oksigen pada pembakaran (campuran gemuk) [5]
Hydrocarbon(HC)
Hydrocarbon atau HC adalah emisi yang timbul karna bahan bakar yang yang belum
terbakar tetapi sudah keluar bersama gas buang menuju atmosfer. [3]
Hubungan Knalpot dengan Emisi Gas Buang
Pencemaran yang ditimbulkan oleh emisi gas buang akan disalurkan melalui knalpot ke udara
bebas. [6]
Gas Buang yang Tidak Normal
Asap yang keluar dari knalpot merupakan petunjuk baik tidaknya proses pembakaran
bahan bakar besin tersebut. [7]
Knalpot pada Kendaraan Bermotor
Secara spesifik knalpot pada kendaraan berfungsi, (1) meredam suara engine agar
tidak keras, (2) mengurangi keluarnya zat-zat berbahaya dari asap kendaraan, (3)
memperlambat kecepatan gas buang keluar kendaraan, (4) mengalirkan panas pembakaran
engine(6). [8]
Stainless steel
Stainless steel memiliki kandungan kromium sebanyak 10,5% dengan adanya
kandungan tersebut diharapkan dapat melakukan proses oksidasi pada gas buang, stainless
stell merupakan logam transisi yang cukup efektif dalam mereduksi polutan CO dan HC
karena pada umumnya logam transisi mempunyai orbital d pada ion logamnya yang masih
terisi sebagian [5]
Material Asbes
material asbes yang digunakan biasanya sudah terdapat didalam silencer sebuah
knalpot selain sebagai peredam juga berfungsi sebagai saringan, namun tidak tahan lama
terhadap panas dalam jangka waktu lama [9]
Penelitian Relevan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan Modifikasi Sistem
Pembakaran dan Emisi Gas Buang Menggunakan Converter Dan Filter Pada Motor 4 Langkah”,
dengan hasil uji emisi gas buang mengunakan metode idle untuk bahan bakar bensin dengan filter
asbes, CO diperoleh 0.122%, CO2 diperoleh 9.82%, NO diperoleh 27.2 ppm lulus uji dikarnakan
dibawah ambang [10]
Metode Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan desain the
static comparison design. Desain ini digunakan karena penelitian ini terdapat dua kelompok
yang dipilih bukan secara acak. Dari dua kelompok yang akan diberikan perlakuan ini akan
dilihat seberapa jauh variabel bebas akan ikut berpengaruh terhadap emisi gas buang sepeda
motor. the static comparison design memiliki dua bentuk penelitian yaitu dengan pemberikan

Pengaruh Pemakaian Knalpot Racing …(Hannyka Febriano) 3


AUTOMOTIVE ENGINEERING EDUCATION JOURNALS ISSN : 2302-335X

perkakuan pada satu kelompok saja. Namun pada bentuk lainnya diberikan perlakuan pada
kedua kelompok. Pada penelitian yang akan lakukan penulis menggunakan bentuk kedua
dimana dilakukannya kedua perlakuan pada kedua kelompok yang berbeda [11]
Objek penelitian merupakan sasaran atau objek yang akan dijadikan pokok pembicaraan
dalam penelitian [12] Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah
sepeda motor Honda Beat CBS ISS 2017. Pada pelaksanaan penelitian ini memiliki beberapa
tahapan yaitu (1) Mempersiapkan Peralatan, (2) Mempersiapkan kendaraan Uji, (3)
Pengukuran dan Pencatatan, (4) Lakukan Pengukuran dan Pencatatan pada Setiap Jenis
Knalpot yang Diteliti. Pada penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data emisi gas buang
menggunakan knalpot standar, knalpot racingstainless steel, dan knlpot racing asbes. Alat yang
digunakan untuk pengambilan data adalah four gas analyzer.
Teknik Analisis Data
Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini ditampilkan secara deskriptif dalam
bentuk tabel dan grafik. maka dilakukan analisa yakni sebagai berikut.
1. Data yang diambil adalah data rata-rata dari setiap perbedaan putaran mesin, kandungan
polutan, dan jenis saringan pada knalpot.
2. Dari data tersebut akan diolah menggunakan rumus atau persamaan.
Untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan dari pemakaian kedua jenis saringan
knalpot maka digunakan uji t-test dengan persamaan sebagai berikut
X 1−X 2
t= …


2 2
s1 s 2 s1 s2 [13] (1)
+ −2 r
n1 n2 √ n1 √ n2 ( )( )
x− y
t=

(2)
s2 x

2
nx √(
+
s2 y
ny )( ) ( )( )
−2 r
sx
+
sy
√ nx √ ny
2
2
s x=
( x n−x ) 2
s y=
( yn− y )
r=
∑ xy (3)
n x −1 n y −1
√ (∑ x 2 )(∑ y 2 )
df =nx +n y −2 (4)

Keterangan:
t=¿ harga t untuk sampel yang berbeda/t hitung
s 2=¿ perbedaan dari pasangan pengujian (fariansi/rojan)
s=¿ simpangan baku
n=¿ banyaknya pasangan pengujian
x 1=¿ pengujian menggunakan knalpot racing saringan asbes
x 2=¿ pengujian menggunakan knalpot racing saringan stainless steel
x 1=¿ rata-rata sampel pengujian menggunakan knalpot racing stainless steel
x 2=¿ rata-rata sampel pengujian menggunakan knalpot racing dengan saringan asbes
x 1−x 2=¿ perbedaan rata-rata pengujian x 1 dan x 2
r=¿ korelasi antara dua sampel
df =¿ derajat kebebasan
Untuk melihat signifikansi dari perbedaan data yang diperoleh, maka t tes (thitung)
dibandingkan dengan ttabel pada taraf signifikan 5%. Apabila diperoleh harga tes (t hitung) besar
daripada (ttabel), makadisimpulkan bahwa perbedaan darikedua data yang dibandingkan adalah

4 Volume : 00 Number : 00 , 2018


AUTOMOTIVE ENGINEERING EDUCATION JOURNALS
AUTOMOTIVE ENGINEERING EDUCATION JOURNALS ISSN : 2302-335X

signifikan. Sebaliknya jika harga (t hitung) lebih kecil dari pada (t tabel), maka disimpulkan bahwa
perbedaan yang ditimbulkan dari perlakuan tidaklah signifikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Data Penelitian Emisi Gas Buang
Table 1. Hasil Pengujian Emisi Gas Buang
DATA HASIL PENGUJIAN
KNALPOT KNALPOT KNALPOT
PENGUJIAN
STANDAR STAINLESS STEEL ASBES
KE
HC CO HC CO HC CO
1 142 0.29 111 1.83 97 1.82
2 123 0.43 118 1.94 97 1.85
3 137 0.39 119 1.9 97 1.78
4 152 0.43 118 1.83 99 1.73
5 156 0.43 116 2.13 95 1.71
6 161 0.42 121 2.09 94 1.75
RATA-RATA 145.16 0.39 117.16 1.95 96.5 1.77
Dari hasil pengujian diatas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan kadar HC pada
pemakaian knalpot racing stainless steel dan knalpot racing Asbes. Namun untuk kadar CO
tidak dapat direduksi akibatnya ketika penggunaan knalpot Racing jumlah CO yang dilepaskan
ke udara bebas lebih banyak. Sesuai dengan teori yang ada bahwa hal ini dikarenakan
kurangnya suplai udara di ruang bakar sehingga campuran terindikasi gemuk.

Gambar 1. Kandungan emisi gas buang CO[14]


Berdasarkan Karakteristik grafik hasil pengujian kadar CO diatas dapat disimpulkan
bahwa terjadi peningkatan kadar CO dengan menggunakan knalpot racing jika dibandingkan
dengan knalpot standar.
2C+O2 2CO
2CO +O2 2CO2
Reaksi perubahan CO menjadi CO2 sangant lambat sehingga masih terdesi kadar CO
yang tinggi [15].

Pengaruh Pemakaian Knalpot Racing …(Hannyka Febriano) 5


AUTOMOTIVE ENGINEERING EDUCATION JOURNALS ISSN : 2302-335X

Gambar 2. Kandungan emisi gas buang HC [14]

Berdasarkan grafik kandungan emisi gas buang HC diatas dapat disimpulkan bahwa
terjadi penurunan kadar HC dengan menggunakan knalpot racing jika dibandingkan dengan
knalpot standar. Hal ini dikarenakan suhu dari knalpot racing lebih cepat naik dibandingkan
knalpot standar, sehingga HC yang tidak terbakar dan ikut keluar bersama gas buang akan
dipanaskan ulang di saluran pipa knalpot ditambah lagi dengan skema saringan sehingga
selain dipanaskan ulang juga disaring oleh jenis saringan yang digunakan diknalpot racing
tersebut.
Berdasarkan pada gambar 1 dan 2 dapat kita lihat perbedaan kandungan emisi yang
dihasilkan oleh knalpot racing maupun standar dilihat dari senyawa yang dihasilkannya, baik
itu CO dan HC. Grafik dengan warna biru menandakan senyawa yang dihitung dari knalpot
standar, sedangkan warna merah menunjukan senyawa yang dihasilkan dari knalpot stainless
steel, dan warna hijau menunjukan senyawa yang dihasilkan dari knalpot dengan saringan
asbes.
Pengujian Hipotesis
Dari hasil data pengujian yang telah dilakukan di Workshop pengujian kendaraan Teknik
Otomotif FT UNP pada tanggal 5 September 2018 dapat terlihat bahwa terjadi penurunan
HCdan peningkatan CO. CO terlihat meningkat dikarnakan proses untuk mereduksi CO
menjadi CO2 membutuhkan waktu yang lama.
Pengujian hipotesa didalam melakukan penelitian adalah suatu hal yang penting untuk
dilakukan, dikarnakan dengan melakukan pengujian hipotesa maka dapat diketahui apakah
hipotesa yang telah di ambil sebelumnya dapat diterima ataupun ditolak. Pengujian hipotesa
dalam hal ini menggunakan rumus uji t , hasil dari uji t akan dibandingkan dengan nilai ttabel
untuk melihat hipotesa yang telah diambil bisa diterima ataupun ditolak. Agar lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini;
Tabel 2. Hasil Perbandingan Uji T Dan Ttabel Knalpot Standar Dan Knalpot Stainless Steel
Knalpot
Knalpot Standar Knalpot Standar
AsbesDengan
Senyaw Dengan Knalpot Dengan Knalpot
Knalpot Pembandin
a Stainless Steel Asbes
Stainless Steel g
T tes T tes T tes T tabel
HC 4.945 8.003 2.732 2.571
CO 34.055 36.34 11.976 2.571
Pembahasan
Analisis Data Emisi Gas Buang HC dan CO
Tabel 3. Analisa Perbandingan Data Emisi Gas Buang HC
Analisa Data Emisi Gas Buang HC Pada Putaran Idle

6 Volume : 00 Number : 00 , 2018


AUTOMOTIVE ENGINEERING EDUCATION JOURNALS
AUTOMOTIVE ENGINEERING EDUCATION JOURNALS ISSN : 2302-335X

Unit x y nx ny sx sy Ttes Ttab Signifikan


el
Knalpot standar 145.16 117.1 6 6 14.02 3.430 4.955 2.57 Signifikan
dan Knalpot 6 0 2
stainless steel
Knalpot standar 145.16 96.5 6 6 14.02 1.760 8.003 2.57 Signifikan
dan asbes 0 6
Knalpot 117.16 96.5 6 6 3.430 1.760 11.97 2.57 Signifikan
stainless steel 2 6
dan Knalpot
asbes
Tabel 4. Analisa perbandingan Data Emisi Gas Buang CO
analisa data emisi gas buang CO pada putaran idle
Unit x y nx n y sx sy Tte Ttab Signifikansi
s el
Knalpot standar 0.39 1.9 6 6 0.0 0.12 34. 2.57 Signifikan
dan Knalpot 5 55 9 0
stainless steel
Knalpot standar 0.39 1.7 6 6 0.0 0.05 36. 2.57 Signifikan
dan asbes 7 55 3 3
Knalpot stainless 1.95 1.7 6 6 0.1 0.05 2.7 2.57 Signifikan
steel dan 29 3 3
Knalpot asbes
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan pada pengujian HC
diperoleh ;1) penggunaan knalpot racing stainless steel terjadi penurunan yang signifikan
sebesar 19.29 %; dan 2) penggunaan knalpot racing asbes terjadi penurunan sebesar 33.52 %.
Sedangkan untuk pengujian CO diperoleh; 1) penggunaan knalpot racing stainless steel terjadi
kenaikan 4.07 %; dan 2) penggunaan knalpot asbes juga terjadi kenaikan 3.53 %, namun
masih didalam batas toleransi.
Analisa Persentase Penurunan Emisi Gas Buang HC
Tabel 5. Penurunan Emisi Gas Buang HC
Knalpot yang x Nilai Selisih Persentase penurunan
Nilai
dibandingkan (x dan y x y x y x
y) ( - ) {( - )/ *100%}

Knalpot standar dan 145.16 117.16 28 19.29%


knalpot stainless
steel
Knalpot standar dan 145.16 96.5 48.66 33.52%
knalpot asbes
knalpot stainless 117.16 96.5 20.66 17.63%
stee dan knalpot
asbes
Pada tabel penurunan kadar emisi gas buang HC diatas dapat dilihat terjadi penurunan
kadar HC 19,29% ketika menggunakan knalpot stainless steel. Ketika memakai knalpot asbes
terjadi penurunan emisi gas buang HC sebesar 33.52% ini merupakan penurunan yang lebih
baik dibandingkan knalpot racing stainless steel. Ketika dibandingkan antara knalpot racing
stainless steel dan knalpot racing asbes terjadi penurunan emisi gasbuang HC dengan
persentase 17.63%.

Pengaruh Pemakaian Knalpot Racing …(Hannyka Febriano) 7


AUTOMOTIVE ENGINEERING EDUCATION JOURNALS ISSN : 2302-335X

Analisa Persentase Penurunan Emisi Gas Buang CO


Tabel 6. Penurunan Emisi Gas Buang CO
Knalpot yang x Nilai x Persentase penurunan
Nilai Selisih ( -
dibandingkan (x dan y) y x y x
y )
{( - )/ *100%}
Knalpot standar dan 0.39 1.95 -1.56 4.07%
knalpot stainless steel
Knalpot standar dan 0.39 1.77 -1.38 3.53%
knalpot asbes
knalpot stainless stee dan 1.95 1.77 0.18 0.092%
knalpot asbes
Pada tabel 6 kadar emisi gas buang CO dapat dilihat terjadi penaikan kadar CO 4.07%
ketika menggunakan knalpot stainless steel. Ketika memakai knalpot asbes terjadi kenaikan
emisi gas buang CO sebesar 3.53% ini merupakan kenaikan yang tidak lebih tinggi
dibandingkan knalpot racing stainless steel. Meskipun knlpot racing stainless steel dan
knalpot racing asbes menaikan kadar CO namun masih didalam batas toleransi, yang mana
batas toleransi yang dizinkan untuk sepeda motor diatas tahun 2010 yaitu 4.5%, sedangkan
rata-rata kadar CO dari knalpot racing stainless steel adalah 1.95% dan untuk knalpot racing
asbes yaitu 1.77%. Ketika dibandingkan antara knalpot racing stainless steel dan knalpot
racing asbes terjadi penurunan emisi gasbuang CO dengan persentase yang sedikit yaitu
0.092%.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan pada pengujian HC
diperoleh ;1) penggunaan knalpot racing stainless steel terjadi penurunan yang signifikan
sebesar 19.29 %; dan 2) penggunaan knalpot racing asbes terjadi penurunan sebesar 33.52 %.
Sedangkan untuk pengujian CO diperoleh; 1) penggunaan knalpot racing stainless steel terjadi
kenaikan 4.07 %; dan 2) penggunaan knalpot asbes juga terjadi kenaikan 3.53 %, namun
masih didalam batas toleransi.
Knalpot racing stainless steel dapat menurunkan emisi gas buang HC dikarenakan
mampu menyerap panas emisi gas buang sehingga suhu knalpot cepat panas, ketika suhu
knalpot ini sudah panas maka, HC yang dilepaskan ke udara bebas ini terpapar panas yang
telah diserap oleh knalpot sehingga HC dapat terurai kembali, Namun pada senyawa CO tidak
diturunkan karena CO tercipta dari kekurangan oksigen, Untuk mengurai CO menjadi CO2
membutuhkan waktu yang lama. meskipun begitu, kadar CO yang dihasilkan masih didalam
batas toleransi yang diizinkan.

DAFTAR RUJUKAN
[1] Hasan Maksum, Reffles & Wawan Purwanto. Teknologi Motor Bakar. Padang: UNP press,2012
[2] Jama, Jalius. & Wagino. Teknik Sepeda Motor Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan. 2008
[3] Wardan suyanto. Teori Motor Bensin.jakarta : Depdikbud,1989
[4] Erzeddin alwi. Teknologi Sepeda Motor. padang: UNP,2014
[5] Bahrul Amin.Teknik Motor Bakar. Padang : UNP,2013

8 Volume : 00 Number : 00 , 2018


AUTOMOTIVE ENGINEERING EDUCATION JOURNALS
AUTOMOTIVE ENGINEERING EDUCATION JOURNALS ISSN : 2302-335X

[6] Susangko Leksono.Analisis Knalpot Modifikasi Terhadap PenurunanPolutan Emisi gas Buang
Kendaraan Bermotor Berbahan Bakar Bensin.Widyyaiswara madya PPPPTK-VEDC
Malang,2014
[7] Boendarto. Cara Pemeriksaan, Penyetelan & Perawatan Sepeda Motor. Yogyakarta: Andi
Offset,2003
[8] MJ, Bakar. Wakhinuddin S, M Nasir.“Perbandingan emisi gas buang CO dan HC antara sepeda
motor 1 busi dan sepeda motor 2 busi (Jupiter MX 135 cc dan pulsar 135 cc)”. jurnal
pendidikan teknik otomotif,2014
[9] Kompas.com
[10] MUH. Syam Arianto. “Modifikasi Sistem Pembakaran dan Emisi Gas Buang Menggunakan
Konverter dan Filter pada Motor 4 Langkah”. Universitas Islam Negeri ALAUDDIN
MAKASSAR: Makasar, 2016
[11] A. Muri Yusuf . Metodelogi Penelitian. Padang : UNP press,2007
[12] Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
cipta,2014.
[13] Sugiyono.. Metode Penelitian Pendekatan Kuatitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: alfabeta,
2012
[14] Febriano, Hannyka. “Pengaruh Pemakaian Knalpot Racing yang Menggunakan Saringan Berbahan
Dasar StainlessSteel dan Asbes Terhadap Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor 4”.Universitas
Negeri Padang, Padang, 2018
[15] Irawan, RM Bagus,. Prototipe Catalytic Converter dari Tembaga Berlapis Mangan untuk
Mereduksi Emisi Gas Buang CO Motor Bensin. Traksi vol 11 No. 1 Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro,2011.

Pengaruh Pemakaian Knalpot Racing …(Hannyka Febriano) 9

Вам также может понравиться