Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan dan
bahwa sudah merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswa
informasi. Lebih celaka lagi, siswa belajar dalam situasi yang membebani dan
proses belajar siswa dan interaksi antara siswa dan guru. Sudah
siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi dengan muatan-
muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru. Selain itu, alur
proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa bisa juga
1
saling mengajar dengan sesama siswa yang lainnnya. Bahkan, banyak
ternyata lebih efektif dari pada pengajaran oleh guru. Sistem pengajaran yang
keterampilan baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia yang berubah
bahwa banyak guru telah sering menugaskan para siswa untuk bekerja dalam
kelompok.
metode kerja kelompok. Jika kerja kelompok tidak berhasil, siswa cenderung
2
membonceng pada hasil kerja mereka. Akibatnya, metode kerja kelompok
kekecewaaan. Bukan hanya guru dan siswa yang merasa pesimis mengenai
merasa was-was jika anak mereka dimasukkan dalam satu kelompok dengan
tersebut seharusnya bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih
adalah lima unsru pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling
3
dalam satu kelompok melaksanakan taanggung jawab pribadinya karena ada
sistem akuntabilitas individu. Siswa tidak bisa begitu saja membonceng jerih
payah rekannya dan usaha setiap siswa akan dihargai sesuai dengan poin-poin
perbaikannya.
2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa
4
C. Tujuan Penelitian
2016/2017.
D. Manfaat Penelitian
berguna sebagai:
tujuan belajar.
5
5. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru Ilmu
Pengetahuan Sosial.
E. Penjelasan Istilah
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka
Dorongan dan kemauan belajar yang dinyatakan dalam nilai atau skor
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
F. Batasan Masalah
yang meliputi:
6
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa-siswa kelas VI tahun pelajaran
2016/2017.
pelajaran 2016/2017.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian
unsur hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah
Bahasa Indonesia, (1995: 787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar
oleh mata pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka
memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang
hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si
pembelajar.
belajar. Akan tetapi lebih dahulu sebaiknya kita simak pendapat yang
8
belajar. Hasil belajar menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih
di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes
dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu tertentu”,
diukur”.
9
Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku
a. Faktor Internal
kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi
10
- Untuk mendapatkan rasa aman.
b. Faktor Eksternal
ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang
sebagi cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dlam hal ini
orang tua akan bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya
yang positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga
11
tidak langsung, dan memberikan arahan-arahan manakala akan
pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi
12
anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan. Mendukung
mempengaruhi.
1) Minat
2) Kecerdasan
3) Bakat
13
Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang
4) Motivasi
14
dikembangkan, siswa diharapkan dapat mengalih gunakan
B. Pengajaran Kooperatif
(Houlobec, 2001).
belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama
siswa.
15
sesamanya. Karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada
sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih
nyata”.
positif; (2) interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas individual, dan (4)
16
sosial yang secara sengaja diajarkan” (Abdurrahman & Bintoro, 2000:78-
79)
tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi
sangat penting karena ada siswa yang merasa lebih mudah belajar dari
sesamanya.
c. Akuntabilitas individual
17
penilaian secara individual tersebut selanjutnya disampaikan oleh guru
dan karena itu tiap anggota kelompok harus memberikan urunan demi
tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan
Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya
18
dan tujuan keterampilan bekerja sama (collaborative skill objectives).
berikut:
19
berorientasi bukan pada tugas tidak menuntut adanya pembagian
yang kompleks.
secara acak yang dapat digunakan oleh guru. Ketiga teknik tersebut
20
banyak teman (bintang kelas) hingga yang paling tidak disukai
heterogen.
disusun agar tiap kelompok dapat saling bertatap muka tetapi cukup
hadapan.
21
4. Merancang bahan untuk meningkatkan saling ketergantungan positif.
banyak pengalaman atau masih baru, guru perlu memberi tahu para
berikut.
mempelajarinya.
menyelesaikan tugas.
22
c. Saling ketergantungan menghadapi lawan dari luar. Bahan ajar
penyimpul, yang lainnya lagi sebagai penulis, yang lainya lagi sebagai
kerja sama.
oleh para guru dalam menjelaskan tugas akademik kepada para siswa.
23
dapat menghindarkan mereka dari freustasi atau kebingungan.
kepada guru.
24
masing-masing memperoleh skor hasil belajar yang optimal karena
dipelajari.
dapat diberikan jika seluruh siswa di dalam kelas meraih standar mutu
25
memungkinkan semua potensi siswa bekembang optimal dan
terintegrasi.
dinilai.
jawaban.
jawabannya.
26
d. Mendorong semua anggota kelompok agar berpartisipasi dalam
menyelesaikan tugas.
untuk menjalin kerja sama yang cukup dan adanya kelompok yang
27
semacam itu, guru perlu memberikan nasihat agar siswa dapat bekerja
efektif.
15. Menutup pelajaran. Pada saat pelajaran berakhir, guru perlu meringkas
ide atau contoh, dan menjawab pertanyaan dan hsil belajar mereka.
16. Menilai kualitas pekerjaan atau hasil belajar siswa. Guru menilai
belajar mereka.
17. Menilai kualitas kerja sama antar anggota kelompok. Meskipun waktu
untuk mengetahui apa yang telah dilakukan dengan baik dan apa yang
C. Model Jigsaw
dari Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-
kawannya. Melalui metode Jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang
anggotanya terdiri dari atau enam siswa dengan karakteristik yang heterogen.
Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan tiap siswa
28
bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik
tersebut. Pada anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung
jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya
Selanjutnya, para pakar siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke
pertemuan dan diskusi dalam “home teams”, para siswa dievaluasi secara
individual mengenai bahan yang telah dipelajari. Dalam metode Jigsaw versi
Slavin. Individu atau tim yang memperoleh skor tinggi diberi penghargaan
oleh guru.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama
kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari
kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan
seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini
yang diperlukan.
30
B. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
SD Negeri Dologan.
2. Waktu Penelitian
3. Subyek Penelitian
C. Rancangan Penelitian
Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang
31
Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu
32
Putar
an 1
Refleksi Rencana
Rencana
awal/rancangan
awal/rancangan Putar
an 2
Tindakan/
Observasi
Rencanayang
yang
Refleksi Rencana
direvisi
direvisi Putar
an 3
Tindakan/
Observasi
Rencanayang
yang
Refleksi Rencana
direvisi
direvisi
Tindakan/
Observasi
33
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
berikutnya.
dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang
sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes
D. Instrumen Penelitian
1. Silabus
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
belajar mengajar.
34
3. Lembar Kegiatan Siswa
4. Tes formatif
diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan
diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah
diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk
memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil
a. Validitas Tes
dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat
N XY X Y
rxy
N X 2
X
2
N Y 2
Y
2
(Suharsimi Arikunto,
2001: 72)
35
ΣY : Jumlah skor total
b. Reliabilitas
2r1 / 21 / 2
r11 (Suharsimi Arikunto, 2001: 93)
(1 r1 / 21 / 2 )
Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar dari
c. Taraf Kesukaran
B
P (Suharsimi Arikunto, 2001: 208)
Js
berikut:
36
- Soal dengan P = 0,000 sampai 0,300 adalah sukar
d. Daya Pembeda
B A BB
D PA PB (Suharsimi Arikunto, 2001: 211)
JA JB
Dimana:
D : Indeks diskriminasi
BA
PA Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
JA
BB
PB Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB
37
- Soal dengan D = 0,201 sampai 0,400 adalah cukup
observasi pengolahan belajar aktif, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes
formatif.
teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat
dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
38
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang
X
X
N
Dengan : X = Nilai rata-rata
Σ N = Jumlah siswa
belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas
belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
Siswa
39
BAB IV
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data
dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang
betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas siswa
dan guru.
penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut
diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian.
40
1. Validitas
perhitungan 45 soal diperoleh 15 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil
Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
2. Reliabilitas
sebesar 0, 554. Harga ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk
- 20 soal mudah
- 16 soal sedang
- 10 soal sukar
41
4. Daya Pembeda
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat
mengajar
42
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif 1
Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 60 √ 15 60 √
2 50 √ 16 70 √
3 80 √ 17 70 √
4 70 √ 18 80 √
5 60 √ 19 70 √
6 80 √ 20 50 √
7 50 √ 21 70 √
8 70 √ 22 70 √
9 80 √ 23 60 √
10 50 √ 24 80 √
11 60 √ 25 70 √
12 60 √ 26 60 √
13 80 √ 27 70 √
14 70 √ 28 80 √
Jumlah 920 7 7 Jumlah 960 10 4
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 1880
Rata-Rata Skor Tercapai 67,14
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
43
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
atau ada 17 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut
sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih baru dan asing
c. Refleksi
d. Refisi
44
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
catatan
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat
45
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif 2
digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada
Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 80 √ 15 70 √
2 70 √ 16 60 √
3 90 √ 17 80 √
4 50 √ 18 70 √
5 70 √ 19 70 √
6 70 √ 20 70 √
7 70 √ 21 60 √
8 60 √ 22 90 √
9 70 √ 23 80 √
10 80 √ 24 60 √
11 80 √ 25 80 √
12 70 √ 26 60 √
13 70 √ 27 90 √
14 70 √ 28 70 √
Jumlah 1000 11 3 Jumlah 1010 10 4
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 2010
Rata-Rata Skor Tercapai 71,79
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
46
Tabel 4.5. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa
belajar siswa ini karena siswa mambantu siswa yang kurang mampu
mengajar.
c. Refleksi
1) Memotivasi siswa
3) Pengelolaan waktu
d. Revisi Rancangan
47
1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan
bertanya.
kesimpulan/menemukan konsep.
belajar mengajar.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat
Negeri Dologan dengan jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti
48
sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi
digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada
Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 60 √ 15 80 √
2 80 √ 16 90 √
3 80 √ 17 80 √
4 70 √ 18 70 √
5 70 √ 19 80 √
6 90 √ 20 60 √
7 80 √ 21 80 √
8 60 √ 22 90 √
9 80 √ 23 80 √
10 90 √ 24 70 √
11 70 √ 25 80 √
12 80 √ 26 70 √
13 90 √ 27 70 √
14 70 √ 28 90 √
Jumlah 1070 12 2 Jumlah 1090 13 1
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 2160
Rata-Rata Skor Tercapai 77,14
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Klasikal : Tuntas
49
Tabel 4.7. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III
sebesar 77,14 dan dari 28 siswa yang telah tuntas sebanyak 25 siswa
lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus
ada tanggung jawab kelompok dari siswa yang lebih mampu untuk
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan
baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar
50
2. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
d. Revisi Pelaksanaan
model jigsaw dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil
dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang
dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada
C. Pembahasan
prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya
51
II, dan III) yaitu masing-masing 60,71%, 75,00%, dan 89,29%. Pada siklus
penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi
dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya
besar.
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kerjasama antara siswa, hal ini ditunjukkan adanya tanggung jawab dalam
kurang mampu.
53
B. Saran
proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial lebih efektif dan lebih
memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai
berikut:
dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
54
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindon.
Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon,
Inc. Boston.
Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Hamalik, Oemar. 1999. Kurikuum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
55
Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah
PanitianPelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten
Tuban.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press.
Universitas Negeri Surabaya.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-
PPAI, Universitas Terbuka.
Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan
Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars.
56
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI
METODE PEMBELAJARAN MODEL JIGSAW
PADA SISWA KELAS VI SDN DOLOGAN
TAHUN 2016/2017
OLEH:
DASRI, S.Pd.
NIP: 19680318 199803 2 002
57
LEMBAR PENGESAHAN
58
KATA PENGANTAR
penyusunan karya ilmiah dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS
Melalui Metode Pembelajaran Model Jigsaw Pada Siswa Kelas VI SDN Dologan
Tahun 2016/2017“, penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk di pakai dalam
pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga pihak lainnya yang
berkepentingan.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-
dalamnya kepada:
5. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
Penulis
59
ABSTRAK
Dasri, 2016. Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Dengan Menerapkan Metode Kooperatif Model Jigsaw Pada Siswa
Sekolah Dasar
60
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak ..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
61
A. Analisis Item Butir Soal ................................................40
B. Analisis Data Penelitian Persiklus ................................42
C. Pembahasan ...................................................................51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................53
B. Saran ..............................................................................54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
62
DAFTAR LAMPIRAN
Jigsaw
63
64