Вы находитесь на странице: 1из 8

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


DR. EKO MAULANA ALI
Jalan Raya Belinyu Dusun Sp. Cangkum, Desa Riding Panjang
Belinyu – Bangka 33254
Email: rsud.DR_ekomaulanaali@yahoo.co.id

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD DR. EKO MAULANA ALI


TENTANG
PENANGANAN OBAT RUSAK/KADALUWARSA

NOMOR : /0/ SK/RSUD.Bly/2019

DIREKTUR RSUD DR. EKO MAULANA ALI,

Menimbang :
a. Bahwa Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai
hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien;
b. Bahwa Untuk memberikan perlindungan kepda pasien dari penggunaan sedian farmasi
dan alat kesehatan yang tidak tepat serta yang tidak memenuhi persyaratan mutu,
keamanan dan kemanfaatannya, maka dilakukan penanganan terhadap obat yang sudah
rusak atau kadaluwarsa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Bahwa sehubungan dengan butir (a) dan (b) tersebut diatas maka perlu menetapkan
Surat Keputusa Direktur RSUD Dr. Eko Maulana Ali, tentang penanganan obat
rusak/kadaluwarsa;

Mengingat :
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
b. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5044);
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1121/MENKES/SK/XII/2008 tentang Pedoman
Teknis Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk Pelayan Kesehatan
Dasar);
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 58 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Farmasi Rumah Sakit
MEMUTUSKAN

Menetapkan : PENANGANAN OBAT RUSAK/KADALUWARSA

Pertama : Tentang penanganan obat rusak/kadaluwarsa di RSUD Dr. Eko


Maulana Ali, sebagaimana rincian pada lampiran keputusan ini;

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan
diadakan pembetulan sebagaimana mestinya..

Ditetapkan di : Bangka
Pada tanggal :
Direktur RSUD DR. EKO MAULANA ALI

dr. Aswin Hakim


NIP. 19810518 200903 1 003
BAB I
A. PENDAHULUAN
Expired Date adalah waktu yang tertera pada kemasan yang menunjukkan batas waktu
diperbolehkannya obat tersebut dikonsumsi karena diharapkan masih memenuhi
spesifikasi yang ditetapkan.. Umumnya masa kadaluarsa obat ditulis 2-3 tahun sejak obat
dikemas. Untuk masa kadaluarsa ini berhubungan dengan stabilitas obat dan masa simpan
obat.
Obat yang sudah melewati masa kadalursa dapat membahayakan karena berkurangnya
stabilitas obat tersebut dan dapat mengakibatkan efek toksik (racun). Hal ini dikarenakan
kerja obat sudah tidak optimal dan kecepatan reaksinya telah menurun, sehingga obat yang
masuk kedalam tubuh hanya akan mengendap dan menjadi racun. Sebenarnya obat yang
belum kadaluarsa juga dapat menyebabkan efek buruk yang sama, hal ini disebabkan
karena penyimpanannya yang salah yang menyebabkan zat didalam obat tersebut rusak.
Tanda-tanda kerusakan zat tersebut biasanya disertai dengan perubahan bentuk, warna,
bau, rasa atau konsistensi. Maka dari itu harus diperhatikan juga cara penyimpanan obat
yang baik.

Untuk memberikan perlindungan kepda pasien dari penggunaan sedian farmasi dan
alat kesehatan yang tidak tepat serta yang tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan
dan kemanfaatannya, maka dilakukan penanganan terhadap obat yang sudah rusak atau
kadaluwarsa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

B. Ruang Lingkup

Waktu kadaluarsa obat merupakan waktu yang menunjukkan saat obat tidak layak lagi
digunakan atau berakhirnya batas aktif dari obat yang memungkinkan obat menjadi kurang
aktif atau menjadi toksik (beracun). Jadi sampai dengan waktu yang dimaksud, potensi,
mutu, khasiat dan kemanan obat dijamin tetap memenuhi syarat. Obat akan tetap efektif
dan aman untuk kesehatan sampai batas waktu yang ditentukan jika disimpan pada kondisi
yang sesuai, yaitu pada cahaya, suhu, dan kelembaban yang sesuai. Jika penyimpanannya
tidak tepat, maka obat dapat rusak lebih Obat yang sudah kadaluarsa tidak boleh digunakan
lagi karena beberapa hal:

1. Zat aktif pada obat yang sudah kadaluarsa sudah tergdegradasi atau potensinya
menurun. Sehingga ketika digunakan tidak lagi bermanfaat atau tidak optimal lagi
untuk pengobatan. Lebih berbahaya lagi jika senyawa hasil degradasi obat merupakan
zat toksik bagi tubuh, tentunya dapat membahayakan kesehatan.
2. Mutu, khasiat dan kemanan obat kadaluarsa tidak dapat dipertanggungjawabkan.

3. Untuk antibiotik yang kadaluarsa dapat menimbulkan kasus resistensi antibiotik


(bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik yang bersangkutan). Potensi antibiotik
sudah menurun sehinga tak mampu lagi menuntaskan infeksi mikroba yang ada.

4. Obat kadaluarsa dapat ditumbuhi jamur, maka dikhawatirkan akan lebih


membahayakan penyakit, bukan menyembuhkan.

Pemusnahan obat merupakan kegiatan penyelesaian terhadap obat-obatan yang tidak


terpakai karena kadaluarsa, rusak, ataupun mutunya sudah tidak memenuhi standar.

Pemusnahan obat yang diketahui kadaluarsa ini bermanfaat agar obat atau perbekalan
farmasi lain yang sudah mencapai tanggal kadaluarsanya tidak digunakan lagi di
lingkungan rumah sakit atau oknum lain yang tidak bertanggungjawab, sehingga tidak
merugikan pasien atau pihak manapun.Juga bermanfaat untuk melindungi masyarakat dari
bahaya yang disebabkan oleh penggunaan obat atau perbekalan kesehatan yang tidak
memenuhi persyaratan mutu keamanan dan kemanfaatan, selain itu pemusnahan juga
bertujuan untuk menghindari pembiayaan seperti biaya penyimpanan, pemeliharaan,
penjagaan atas obat atau perbekalan kesehatan lainya yang sudah tidak layak untuk
dipelihara. Pemusnahan obat yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas
kinerja, terutama dalam hal biaya penyimpanan, pemeliharaan, penjagaan atas obat. Salah
satu bagian di dalam organisasi yaitu sistem yang baik dan sesuai dengan prosedur yang
ada, maka terwujudlah peningkatan efisiensi dan kelancaran kinerja. Selain itu
pemusnahan obat juga bertujuan untuk menjaga keselamatan kerja dan menghindarkan diri
dari pengotoran lingkungan.

Pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan dilaksanakan terhadap sediaan farmasi
dan alat kesehatan yang :

1. diproduksi tanpa memenuhi persyaratan yang berlaku


2. telah kadaluwarsa
3. tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan atau
kepentingan ilmu pengetahuan
4. dicabut izin edarnya
5. berhubungan dengan tindak pidana di bidang sediaan farmasi dan alat
kesehatan.
BAB II

TATALAKSANA

Tujuan dari penggunaan dan pemusnahan obat yang diketahui kadaluarsa adalah
 Menghindari beredarnya obat yang diketahui kadaluarsa di lingkungan rumah sakit,
dengan menarik semua obat atau perbekalan farmasi lain 3 bulan sebelum tanggal
kadaluarsanya.
 Menghindari pemakaian obat yang diketahui kadaluarsa
 Sebagai panduan untuk memusnahkan obat yang diketahui kadaluarsa.

A. Tata Laksana Identifikasi Obat Kadaluarsa


1. Identifikasi obat/alkes kadaluarsa dilakukan di gudang farmasi, instalasi farmasi dan
setiap ruang perawatan
2. Identifikasi dilakukan sesuai jadwal stok opname setiap bulan oleh petugas instalasi
farmasi bersama petugas dari tiap ruang perawatan
3. Petugas harus membuat daftar obat yang ditemukan rusak atau kadaluarsa yang
ditandatangani oleh kepala ruangan tersebut pada setiap pelaksanaan identifikasi
4. Obat yang ditemukan rusak atau kadaluarsa harus ditarik dari ruangan dan dibawa ke
gudang farmasi untuk dimusnahkan oleh instalasi farmasi
5. Obat yang masa kadaluarsanya kurang dari tiga bulan dikembalikan ke gudang farmasi
untuk diretur ke distributor
6. Obat yang masa kadaluarsanya kurang dari enam bulan diberi label stiker FEFO

B. Tata cara pemusnahan obat rusak atau kadaluarsa


1. Pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi
yang berkoordinasi dengan Unit kerumahtanggan dalam hal memusnahkannya
(penggunaan incinerator).
2. Pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan dilaksanakan dengan memperhatikan
dampak terhadap kesehatan manusia serta upaya pelestarian lingkungan hidup.
3. Pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan diketahui dan dilaporkan kepada wakil
direktur rumah sakit.
4. Laporan pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan sekurang-kurangnya memuat
keterangan :
a. waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan
b. jumlah dan jenis sediaan farmasi dan alat kesehatan
c. nama penanggung jawab pelaksana pemusnahan sediaan farmasi dan alat
kesehatan;
d. nama satu orang saksi dalam pelaksanaan pemusnahan sediaan farmasi dan alat
kesehatan.
5. Laporan pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan ditandatangani oleh
penanggung jawab dan saksi dalam pelaksanaan pemusnahan sediaan farmasi dan alat
kesehatan.
BAB IV

A. DOKUMENTASI
1. SPO Pengendalian dan Penarikan Perbekalan Farmasi Yang Rusak Atau Kadaluarsa
2. SPO Pemusnahan Perbekalan Farmasi Yang Rusak Atau Kadaluarsa
3. Format Berita acara pemusnahan
4. Format Daftar obat yang dimusnahkan

Вам также может понравиться