Вы находитесь на странице: 1из 32

ASUHAN KEPERAWATAN

SISTEM NEUROBEHAVIOUR (PARKINSON )

DISUSUN OLEH :

HASRIANI

21606027

REGULER A

SEMESTER V

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

(YAPMA)

2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian Parkinson

Penyakit parkinson merupakan suatu gangguan neurologis progresif yang


mengenai pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur
gerakan.Karakteristik yang muncul berupa bradikinesia (perlambatan
gerakan),tremor,dan kekakuan otot (Smeltzer dan Bare,2002)

Penyakit Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom Parkinson


(Parkinsonismus) merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia
basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra
ke globus palidus/ neostriatum (striatal dopamine deficiency).

Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang berkaitan


erat dengan usia. Penyakit ini mempunyai karakteristik terjadinya degenerasi dari
neuron dopaminergik pas substansia nigra pars kompakta, ditambah dengan adanya
inklusi intraplasma yang terdiri dari protein yang disebut dengan Lewy Bodies.
Neurodegeneratif pada parkinson juga terjadi pasa daerah otak lain termasuk lokus
ceruleus, raphe nuklei, nukleus basalis Meynert, hipothalamus, korteks cerebri, motor
nukelus dari saraf kranial, sistem saraf otonom.

2. Anatomi dan Fisiologi


a. anatomi :
SSP (Sistem Saraf Pusat)
Sistem Saraf Tepi

b. fisiologi

1. Sistem saraf pusat (SSP)

Sistem saraf pusat meliputi otak (ensephalon) dan sumsum tulang belakang
(medulla spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi
yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang
belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena
infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.

Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:

a. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak
sebagaiendostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan
dari tulang kepala. Di antara tulang kepala dengan duramater terdapat
rongga epidural.
b. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-
labah. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis;
semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi
selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari
bahaya kerusakan mekanik.
c. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan
lipatan-lipatan permukaan otak.

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:

a. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)


b. Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
c. Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di
dalam sistem saraf pusat

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya
(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian
tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks
berupa materi putih.

a. Otak

Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak
tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla
oblongata), dan jembatan varol.

1. Otak besar (serebrum)

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental,


yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori),
kesadaran, dan pertimbangan.

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau


sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada
bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima
rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang
berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat
area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan
dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar
berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur
kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat
proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat
penglihatan terdapat di bagian belakang.

2. Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan
otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-
kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus
yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan
pusat pendengaran.

3. Otak kecil (serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang


terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang
merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan.

4. Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula


spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks
fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi,
gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum
sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan
berkedip.

5. Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil


bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang
belakang.

2. Sistem saraf Tepi

Sistem saraf tepi adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat, untuk
menjalankan otot dan organ tubuh. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf
tepi tidak dilindungi tulang, membiarkannya rentan terhadap racun dan luka
mekanis.

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar
(sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya
diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat
diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi
keringat.

a. Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf
yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang
keluar dari sumsum tulang belakang.

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus
vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut.
Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya
sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus
merupakan saraf otak yang paling penting

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan.


Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf
leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul,
dan satu pasang saraf ekor.

b. Saraf Otonom

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak
maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.
Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk
sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat
pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung
ganglion disebut urat saraf post ganglion.

Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem
sarafparasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik
terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di
sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga
mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai
urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang
dibantu.

Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan


(antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus"
bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf
sumsum sambung.

Parasimpatik :

1. Mengecilkan pupil
2. Menstimulasi aliran ludah
3. Memperlambat denyut jantung
4. Membesarkan bronkus
5. Menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
Mengerutkan kantung kemih

Simpatik
1. Memperbesar pupil
2. Menghambat aliran ludah
3. Mempercepat denyut jantung
4. Mengecilkan bronkus
5. Menghambat sekresi kelenjar pencernaan
6. Menghambat kontraksi kandung kemih

3. Etiologi
Beberapa keadaan yang bisa menyebabkan parkinson :
a. Faktor usia : terjadinya penurunan dopamin pada usia lanjut.
b. Encephalitis virus : peradangan otak yang langka yang diikuti infeksi
seperti flu
c. Gangguan struktur otak seperti tumor otak dan stroke.
d. Luka kepala atau trauma kepala.
e. Obat-obatan seperti psikotropik dan antipsikotis dan racun tertentu seperti
keracunan Karbonmonoksida (CO) menganggu atau menghambat aksi
dopamin dan neurotransmiter aksi dopamin.

4. Patofisiologi dan Pathway


Secara tepat kelainan dibatang otak, yaitu disubstansia nigra mesensefalon
sebagai substrak penyakit parkinson. Pemeriksaan makroskopik menunjukkan
daerah yang pucat (depigmentasi) pada parspasi kompacta substansia nigra yang
dengan jelas menunjukkan lenyap atau berkurangnya jumlah sel-sel neuro melanin
yang menghasilkan dopamine pada penyakit parkinson, sedangkan pada
pemeriksaan mikroskopik menunjukkan adanya bahan-bahan lewy yang
merupakan incrusion body dan mendesak granula-granula neuro melanin yang
tersisa ketepi juga terlihat destruksi sel dengan fagositosis sisa sel dan pigmen,
serta sel-sel yang masih ada akan menciut dan bervakuola.

5. Manifestasi Klinis
Gejala parkinson dapat muncul pada usia berapa pun, tetapi onset rata-rata
gejala terjadi pada usia 60 tahun dan jarang ditemukan pada usia 30 tahun.
Penyakit parkinson memiliki gejala klinis sebagai berikut :
a. Tremor terjadi pada saat istirahat dengan tingkat keparahan relative stabil.
b. Bradikinesia (pergerakan lambat), hilang secara spontan.
c. Hypokinase (berkurangnya gerakan).
d. Tindakan dan pergerakan yang tidak terkontrol.
e. Gangguan saraf otonom (sulit tidur, berkeringat, hipotensi ortostatik).
f. Dysathria (kesulitan bicara karena kelumpuhan otot)
g. Dysphagia (kesulitan menelan).
h. Perubahan status mental (depresi, demensia, anxietas, apatis, halusinasi
atau psikosis).
i. Wajah seperti topeng.

6. Komplikasi
Komplikasi yang bisa terjadi akibat dari parkinson antara lain :
a. Gangguan motorik.
b. Kerusakan berjalan, keseimbangan dan postur.
c. Demensia.
d. Gangguan autonom.
e. Depresi.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. EEG, MRI, PET
b. CT Scan kepala (biasanya terjadi atrofi kortikal difuse, sulki melebar,
hidrosefalua eks vakuo)
8. Penatalaksanaan
1. Medis
Beberapa obat yang diberikan pada penderita penyakit parkinson:
a. Antikolinergi
Benzotropine (Cogentin), trihexyphenidyl (Artane). Berguna untuk
mengendalikan gejala dari penyakit parkinson. Untuk mengaluskan
pergerakan, mengontrol tremor dan kekakuan.
b. Carbidopa/levodop
Merupakan preparat yang paling efektif untuk menghilangkan gejala
derivat dopamin-agonis-ergot berguna jika ditambahkan kedalam
levodopa untuk mempelancar fluktasi klinis.

c. Obat-obat antihistamin untuk menghilangkan tremor.


Preparat antivirus, Amantandin hidroklorida, Digunakan untuk
mengurangi kekakuan, tremor dan bradikinestesia.
Inhibitor MAO untuk menghambat pemecahan dopamine
d. Obat-obat antidepresan
2. Keperawatan
Perawatan pada penderita penyakit parkinson bertujuan untuk
memperlambat dan menghambat perkembangan dari penyakit itu dengan cara
pemberian asuhan keperawatan secara intensif. Perawatan ini dapat dilakukan
dengan pemberian obat kolaborasi dengan medis atopun dokter dan terapi fisik
seperti terapi berjalan, terapi suara/berbicara dan pasien diharapkan tetap
melakukan kegiatan sehari-hari.
a. Terapi Fisik
Sebagian terbesar penderita Parkinson akan merasa efek baik dari terapi
fisik. Pasien akan termotifasi sehingga terapi ini bisa dilakukan di rumah,
dengan diberikan petunjuk atau latihan contoh diklinik terapi fisik. Program
terapi fisik pada penyakit Parkinson merupakan program jangka panjang dan
jenis terapi disesuaikan dengan perkembangan atau perburukan penyakit,
misalnya perubahan pada rigiditas, tremor dan hambatan lainnya.
Latihan fisik yang teratur, termasuk yoga, taichi, ataupun tari dapat
bermanfaat dalam menjaga dan meningkatkan mobilitas, fleksibilitas,
keseimbangan, dan range of motion. Latihan dasar selalu dianjurkan, seperti
membawa tas, memakai dasi, mengunyah keras, dan memindahkan makanan di
dalam mulut.
b. Terapi Suara
Perawatan yang paling besar untuk kekacauan suara yang diakibatkan oleh
penyakit Parkinson adalah dengan Lee Silverman Voice Treatment (LSVT).
LSVT fokus untuk meningkatkan volume suara.
c. Nutrisi
Beberapa nutrient telah diuji dalam studi klinik klinik untuk kemudian
digunakan secara luas untuk mengobati pasien Parkinson. Peran perawat adalah
mengawasi asupan nutrisi terhadap pasien parkinson.

9. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit perawatan diri berhubungan dengan tremor dan gangguan motoric
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
c. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan kekakuan otot wajah
d. Resiko kurangnya nutrisi berhubungan dengan kesulitan dalam mengunyah dan
menelan makanan
ASUHAN KEPERAWATAN

PADA TUAN CDENGAN MASALAH GANGGUAN SISTEM NEUROBEHAVIOUR


(PARKINSON)

DIRUANG SAFA RSI SITI KHADIJAH PALEMBANG

A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama pasien : Tn. C
Usia : 65 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Karanganyar
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :Wiraswasta
Suku Bangsa : Indonesia
Diagnosa Medis : Parkinson
No. RM : 231213
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : An. A
Usia : 25 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Karanganyar
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Indonesia
Hubungan dengan Pasien : Anak kandung

2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Klien mengeluh lemah dan badan yang gemetar terus-menerus, sulit menelan
makanan.
Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengeluh lemah dan badan gemetar terus-menerus, klien menjadi malas
makan dikarenakan susah menelan. Kemudian pada tanggal 20 Januari 2017 pukul
08.00 WIB klien dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya. Pada saat pengkajian fisik
menunjukkan terjadi gerakan yang tidak terkontrol pada tangan, klien tampak
berkeringat dan wajah tampak tidak memiliki ekspresi.
Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang dialaminya saat ini.
Riwayat Penyakit Keluarga
Menurut pengakuan keluarga, dalam keluarganya tidak ada yang mengalami
penyakit yang sedang diderita pasien.
3. Genogram
G1.
X X X X
?
?

? X ?
G2 ?

G3 65 ?

25
G4
Keterangan

: Laki-laki : garis perkawinan X : meninggal

: Perempuan : garis keturunan : klien

? : tidak diketahui : garis serumah

G1: kakek dan nenek klien meninggal karena factor tidak diketahui

G2 : ayah dan ibu klien masih hidup sedangkan bapak klien sudah meninggal

G3 : klien anak tunggal

G4 : klien memiliki 1 orang anak

4. Pola Aktivitas
a. Pola Istirahat dan Tidur

Keterangan Sebelum sakit Selama sakit


Kualitas 2 jam tidur siang, Tidak tidur siang,
malam 8 jam malam 6-7 jam
Kuantitas Tidak ada gangguan, Sedikit terganggu
tidur nyenyak
Pengantar tidur Tidak ada Tidak ada
(obat-obatan)
Keadaan waktu Bangun segar, ringan Lemah
bangun di tubuh
b. Pola nutrisi metabolik

Keterangan Sebelum sakit Selama sakit


Frekuensi 3x sehari 3x sehari
Kualitas Nasi, sayur, tahu, tempe, Bubur, lauk, sayur, susu, air
air putih 2-4 gelas/hari putih
Kuantitas 1 porsi habis dan sering ½ porsi habis
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Makanan alergi Tidak ada Tidak ada
Keluhan Dapat mengunyah dengan Tidak selera makan, susah
tepat dan tidak ada menelan.
keluhan

c. Pola Eliminasi
BAB

Keterangan Sebelum sakit Selama sakit


Frekuensi 1x/hari, pagi banyak 1x/hari,sedikit
Konsistensi Lunak, berbentuk Keras, kecil kecil
Bau Khas feses Khas feses
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
BAK

Keterangan Sebelum sakit Selama sakit


Frekuensi 7-8x/ hari 5-6x/ hari
Pancaran Kuat Lemah
Jumlah ±250 cc/ BAK ± 150 cc/ BAK
Bau Amoniak Amoniak
Warna Kuning pucat Kuning pucat
Perasaan setelah BAK Lega Lega
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Total produksi urine ± 1750-2000cc/hari ± 750-900cc/hari

d. Analisa keseimbangan cairan selama perawatan

Intake Output Analisa


Minuman :1000 cc Urine : 900 cc Intake : 2950 cc
Makanan :450 cc Feses : - Output : 1800 cc
Infus :1500 cc IWL : 900 cc
Total :2950 cc Total : 1800 cc Balance : +1150 cc

e. Pola Kognitif dan Perceptual


1. Klien tampak tidak memiliki ekspresi.
2. Fungsi penglihatan baik, pendengaran baik, penciuman baik.
3. Sulit menelan makanan, tidak mampu beraktivitas mandiri, tangan bergetar
terus-menerus .
5. Pola Konsep Diri
a. Ideal diri
Klien berharap cepat sembuh dan dapat berkumpul lagi dengan keluarganya,
menurut pasien sakit itu tidak enak dan menghabiskan biaya.
b. Harga diri
Klien tidak malu dengan apa yang dialaminya saat ini.
c. Gambaran diri
Klien menerima perubahan pada dirinya saat ini.
d. Peran diri
Klien adalah seorang ayah dan suami, saat ini klien tinggal bersama anak anak
dan isrinya.
e. Identitas diri
Klien mengetahui identitasnya sebagai seorang ayah dan seorang suami.
f. Pola Koping
Keluarga klien mengatakan ketika klien ada masalah klien tetap bercerita dan
musyawarah dengan keluarga.
i. Pola Seksual dan Reproduksi
Klien sudah menikah dan memiliki 1 anak dan istri.
g. Pola Hubungan Peran
Keluarga klien mengatakan hubungan klien dengan keluarga, masyarakat tetap
harmonis.
h. Pola Nilai dan Keyakinan
Klien tidak bisa melakukan sholat dengan sepenuhnya karena anggota gerak
bagian atas dan bawah mengalami kelemahan, sehingga klien melakukannya
dengan berbaring.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda tanda vital
kesadaran : E4M6V5, Komposmentis
Tekanan Darah : 85/50 mmHg
Nadi : 80x/ menit
Irama: teratur
Kekuatan: lemah
pernapasan: 22x/ menit
Suhu : 36,5 °C
b. Pemeriksaan Head To Toe
1) Kepala
Bentuk kepala : Mesochophal
Kulit kepala : Bersih tidak ada ketombe
Rambut : Ikal , sedikit putih
2) Muka
a) Mata :
Kebersihan : Bersih
Fungsi penglihatan : Sedikit berkurang
Palpebra : Tidak ada oedema
Konjungtiva : Tidak anemis
Sclera : Tidak ikterik
Pupil : Isokor
Diameter ki/ka : 3cm
Reflek terhadap cahaya : Positif
c. Hidung : Simetris, tidak ada deviasi sputum, tidak ada sekret, bersih.
d. Mulut : Simetris, lembab, tidak ada stomatis, bau khas, gigi lengkap.
e. Telinga :Simetris, daun telinga bersih, sedikit serumen, tidak menggunakan
alat bantu pendengaran.
f. Leher : JVP : normal (4-10) cmH2O , Tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, tidak ada nyeri tekan.
3. Dada :
Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi, nafas 22x/menit, tidak ada alat bantu
pernafasan
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
Perkusi: Suara paru sonor pada seluruh lapang paru
Aulkultasi: Suara vesikuler
4. Jantung
Inspeksi: Ictus cordis (ic) tidak tampak
Palpasi: Detak jantung teraba dengan jelas
Perkusi: Suara pekak,Btas jantung ats,bawah,kanan,kiri
Aulkutasi: Bunyi jantung s1 s2 reguler , tidak ada suara tambahan.
5. Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar, tidak ada lesi
Palpasi : 4 kuadran, kuadran 1 hepar, kuadran 2 lambung dan pankreas,
kuadran 3 ginjal kiri,kuadran 4 ginjal kanan
Perkusi : suara tympani
Aulkutasi: Suara bising usus
6. System saraf
1). Fungsi serebral
Orientasi : klien dapat mengenal orang, tempat dan waktu
Daya ingat : klien dapat mengenal kenangan masa lalu
Kesadaran : apatis ( E4, M3, V5)
2). Fungsi cranial
- N. I : klien dapat membedakan bau (olfactorius )
- N. II : penglihatan baik (optikus)
- N.III : klien dapat membuka dan menutup mata ( okulomotorius)
- N.IV : Klien mampu menggerakkan bola mata ke segala arah
(troklearis)
- N.V : klien mampu mengunyah makanan (trigeminus)
- N.VI : klien mampu menggerakan bola mata ke segala arah (abdusens)
- N.VII : klien tidak dapat mengerutkan dahi (facialis
- N.VIII : pendengaran baik (acusticus )
- N.IX : dapat membedakan rasa (gllosofaringues)
- N. X : klien dapat menelan (vagus)
- N.XI : klien dapat menggerakkan kepala (asesorius)
- N.XII : klien mampu menggerakkan lidahnya (hypoglossus)

7. Ekstermitas
1). Atas
Kekuatan otot kanan dan kiri : Lemah, 4/3
ROM kanan dan kiri : 4/3
Perubahan bentuk tulang : Tidak ada
Pergerakan sendi bahu : Lemah
Perabaan akral : Hangat
Pitting Edema : Tidak ada
Terpasang Infus : RL/ Asering
2). Bawah
Kekuatan otot kanan dan kiri : Lemah, 4
ROM kanan dan kiri : 4/4
Perubahan bentuk tulang : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Perabaan Akral : Hangat
Pitting Edema : Tidak ada

8. Pemeriksaan Penunjang
Rontgen tengkorak : Normal
CT Scan : Normal (dengan riwayat demensia kronik mungkin tampak atrophy
cerebral)
EEG : Disorganisasi (ditandai dengan bradikinensia)
9. Terapi Medis
Erytrosit :5,70/m3

Hb :17,3 gr%

Ht :47,3 vol%

Mcv :83,0 %

Mch :30,4%

Mcac : 36,6%

Trombosit :160 %

Gol darah : B

GDS : 111 mg/dl

Ureum : 51,0

Creatini : 1.3

Terapi medis

1. Kalfoxim 2x1

2. Dexa 3x1
B. Analisa Data
Nama : Tn. C
Umur : 65 tahun
No. RM : 231213
Diagnosa Medis: Parkinson

No. Hari/ Data Fokus Masalah Etiologi Diagnosa


Tanggal,
Jam
1. Jum’at, DS : Defisit Kelemahan Defisit perawatan diri
20 Keluarga klien Perawatan otot berhubungan dengan
Januari mengatakan klien diri ketidaknyamanantremor
2017 mengalami kesusahan dan gangguan motorik
Pukul saat merawat dirinya
08.00 sendiri karena tremor
WIB pada tangan dan
kaki(makan, mandi,
berpakaian, dll).
DO :
- Makan/ minum : 2
- Mandi : 2
- Toileting : 1
- Berpakaian : 2
- Mobilitas di
tempat tidur : 2
- Berpindah : 2
- Ambulasi / ROM :
2
Keterangan :
0: Mandiri
1: Dengan alat bantu
2: Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain
dan alat
4 : Tergantung total

2. Jum’at, DS : Hambatan Penurunan Hambatan mobilitas


20 - Klien mengeluh mobilitas kekuatan fisik berhubungan
Januari badan terasa lemah fisik. otot dengan penurunan
2017 dan gemetar terus- kekuatan otot
Pukul menerus.
08.00 - Gerak klien mulai
WIB menjadi lambat.
DO :
Kekuatan Otot :
Kanan kiri

4 3

4 4
3. Jum’at, DS : Hambatan Kekakuan Hambatan komunikasi
20 Keluarga klien komunikasi otot wajah verbal berhubungan
Januari mengatakan verbal dengan kekakuan otot
2017 kliensusah saat akan wajah
Pukul mengatakan sesuatu.
08.00 DO :
WIB Klien
nampakmenggerakkan
mulutnya saat
ingin mengatakan
sesuatu.

C. Diagnosa Keperawatan
Nama : Tn. C
Umur : 65 tahun
No. RM : 231213
Diagnosa Medis: Parkinson

Diagnosa keperawatan Tanggal ditemukan


1. Defisit perawatan diri berhubungan Jum’at, 20 Januari 2017
dengan tremor dan gangguan motorik Pukul 08.00 WIB

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan Jum’at, 20 Januari 2017


dengan penurunan kekuatan otot Pukul 08.00 WIB

3. Hambatan komunikasi verbal berhubungan Jum’at, 20 Januari 2017


dengan kekakuan otot wajah Pukul 08.00 WIB
D. Intervensi (Rencana Tindakan)
Nama : Tn. C
Umur : 65 tahun
No. RM : 21213
Diagnosa Medis: Parkinson
No. Hari/Tanggal, Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi TTD
Jam Keperawatan Hasil
1. Jum’at, Defisit Setelah dilakukan NIC label (Self-care
20-01-2017 Perawatan tindakan keperawatan Assistance : Feeding)
Pukul 09.00 diriberhubungan 2x24 jam, klien- Pantau
WIB dengantremor dapat melakukan peningkatan dan
dan gangguan perawatan diri secara penurunan
motorik mandiridengan kriteria kemampuan untuk
hasil : berpakaian, mandi,
1. Mampu melakukan makan, eliminasi dan
tugas fisik yang paling melakukan
mendasar dan aktivitas perawatan rambut
perawatan pribadi secara- Kaji kemampuan
mandiri dengan atau komunikasi untuk
tanpa alat bantu. buang air kecil,
2. Kemampuan untuk kemampuan
menyiapkan dan menggunakan urinal,
memakan makanan pispot. Antarkan ke
secara mandiri dengan kamar mandi bila
atau tanpa alat bantu. kondisi
3. Perawatan diri mandi : memungkinkan
mampu untuk- Rencanakan
membersihkan tubuh tindakan untuk
sendiri secara mandiri mengatasi
dengan atau tanpa alat keterbatasan
bantu melakukan ADL
- Ajarkan dan
dukung klien selama
aktivitas
- Kolabolasi dengan
terapi fisik dalam
perencanaaan
tindakan pasien
dalam perawatan
pasien dengan alat
bantu
2. Jum’at, Hambatan Setelah dilakukan NIC label(Exercise
20-01-2017 mobilitas fisik tindakan keperawatan therapy :
Pukul 09.00 berhubungan selama 3x24 jam, ambulation)
WIB dengan hambatan mobilitas fisik- Monitor vital sign
penurunan dapat teratasi dengan sebelum/ sesudah
kekuatan otot kriteria hasil : latihan dan lihat
1. Klien meningkat dalam respon pasien saat
aktivitas fisik latihan
2. Mengerti tujuan dari- Konsultasi dengan
peningkatan mobilitas terapi fisik tentang
3. Memverbali-sasikan rencana ambulasi
perasaan dalam sesuai dengan
meningkatkan kekuatan kebutuhan
dan kemampuan- Ajarkan
berpindah pasien tentang
4. teknik ambulasi
Memperagakan penggun- Ajarkan pasien
aan alat bantu untuk bagaimana cara
mobilisasi merubah posisi dan
berikan bantuan jika
diperlukan
3. Jum’at, Hambatan Setelah dilakukan NIC
20-01-2017 komunikasi tindakan keperawatan label(Communication
Pukul 09.00 verbal selama 3x24 jam, klien Enhancement :
berhubungan mampu mengekspresikan Speech Deficit)
dengan pesan lisan, tulisan- Ajarkan bicara
kekakuan otot maupun non verbal dari esophagus, jika
wajah dengan kriteria hasil : diperlukan
1. Komunikasi -: Konsultasi dengan
penerimaan, intrepretasi dokter kebutuhan
dan ekspresi pesan lisan, terapi wicara
tulisan maupun non- Dorong pasien
verbal meningkat untuk berkomunikasi
2. Komunikasi ekspresif secara perlahan dan
(kesulitan berbicara) : mengulangi
komunikasi verbal permintaan
maupun non verbal yang- Anjurkan
bermakna kunjungan keluarga
3. Gerakan terkoordinasi : secara teratur untuk
mampu meng-koordinasi memberi stimulus
gerakan dalam komunikasi
menggunaklan isyarat - Ajarkan ekspresi
4. Mampu diri dengan cara lain
mengkomunikasikan dalam
kebutuhan dengan menyampaikan
lingkungan sosial informasi (bahasa
isyarat)

E. Implementasi (Tindakan Keperawatan)


Nama : Tn. C
Umur : 65 tahun
No. RM : 231213
Diagnosa Medis: Parkinson
Hari/ Tanggal, No. Implementasi Respon TTD
Jam Diagnosa
Jum’at, 20-01-
2017
Pukul 09.00
WIB 2 Mengukur TTV DS : -
DO :
- TD : 85/50 mmHg
- HR : 80x/ menit
- RR : 22x/ menit
Pukul 09.15 - T : 36,5°C
WIB
2 Mengajarkan klien DS : -
bagaimana cara DO : Klien nampak rileks
merubah posisi dan
Pukul 10.00 berikan bantuan jika
WIB diperlukan

1 Pantau peningkatan dan DS : -


penurunan kemampuan DO :
untuk berpakaian, - Makan/ minum : 2
mandi, makan, - Mandi : 2
eliminasi dan - Toileting : 1
melakukan perawatan - Berpakaian : 2
rambut - Mobilitas di
tempat tidur : 2
- Berpindah : 2
- Ambulasi / ROM : 2
Keterangan :
0: Mandiri
1: Dengan alat bantu
2: Dibantu orang lain
Pukul12.30WIB 3 : Dibantu orang lain dan
alat
4 : Tergantung total
Pukul
12.40WIB 3 DS : -
Mencoba mengajak DO : Klien tidak
klien berbicara merespon
Pukul15.00WIB

3
Mengajarkan klien DS : -
berbicara dari esofagus DO : Klien tampak
kesusahan berbicara
dengan esofagus
Pukul15.15WIB 1
Kaji kemampuan DS : -
komunikasi untuk DO : Klien hanya
Pukul 18.00 buang air kecil, memberikan isyarat saat
WIB kemampuan akan melakukan buang air
menggunakan urinal, kecil dan buang air besar
pispot. Antarkan ke
kamar mandi bila
kondisi memungkinkan
1
DS : -
Rencanakan tindakan DO : Klien belum mampu
untuk mengatasi melakukan ADL secara
keterbatasan melakukan mandiri
3 ADL
DS : -
Mengajarkan senam DO : Klien tampak
wajah kesakitan dan mengunyah
dengan sangat pelan
1
DS : -
Menempatkan klien DO : Klien tampak
dalam posisi nyaman kesusahan saat membuka
saat makan mulut
DS : -
DO : Klien tampak rileks
dengan posisinya

Sabtu, 21-01-
2017

Pukul 06.00
WIB 2 Mengukur TTV DS : -
DO :
- TD : 90/60 mmHg
- HR : 80x/ menit
- RR : 22x/ menit
Pukul 08.00 - T : 36,5°C
WIB
1 Ajarkan dan dukung DS : -
klien selama aktivitas DO : Klien tampak
Pukul 09.00 bersemangat saat perawat
WIB memberikan latihan
aktivitas
2 Mengkonsultasikan
dengan terapi fisik DS : -
Pukul 09.30 tentang rencana DO : Klien tampak setuju
WIB ambulasi sesuai dengan untuk belajar teknik
kebutuhan ambulasi
Pukul 11.30
WIB 2 Mengajarkan klien
tentang teknik ambulasi DS : -
DO : Klien
mempraktekkan teknik
Pukul 12.00 3 Mengajarkan ekspresi yang telah diajarkan
WIB diri dengan cara lain
dalam menyampaikan DS : -
informasi (bahasa DO : Klien tampak
isyarat) mengerti dan mencoba
Pukul 15.00 menganggukkan kepala.
WIB 1 Kolabolasi dengan
terapi fisik dalam
Pukul 16.00 perencanaaan tindakan DS : -
WIB pasien dalam perawatan DO : Klien mampu
pasien dengan alat melakukan aktivitas
bantu dengan alat bantu
3
Mengkonsultasikan
dengan dokter DS : -
kebutuhan terapi wicara DO : Klien bersedia jika
3 dilakukan terapi wicara
Mengajarkan senam
wajah DS : -
DO : Klien tampak bisa
menggerakkan wajahnya

Minggu, 22-01-
2017

Pukul 06.00
WIB 2 Mengukur TTV DS : -
DO :
- TD : 90/60 mmHg
- HR : 80x/ menit
- RR : 22x/ menit
Pukul 09.00 - T : 36,5°C
WIB
2 Mengajarkan ulang DS : -
Pukul 10.00 klien teknik ambulasi DO : Klien sudah bisa
WIB melakukan mandiri

3 Mendorong klien untuk DS : -


berkomunikasi secara DO : Klien tampak masih
perlahan dan susah untuk berbicara
mengulangi permintaan

3 Menganjurkan DS : -
kunjungan keluarga DO : Keluarga klien
klien secara teratur mengerti dan berusaha
untuk memberi untuk terus mengajak
stimulus komunikasi klien berbicara

F. Evaluasi
Nama : Tn.C
Umur : 65 tahun
No. RM : 00896xxxx
Diagnosa Medis: Parkinson
No. Hari/ Tanggal, Evaluasi TTD
Diagnosa Jam
1 Jum’at, 20 S : -
Januari 2017 O : Klien tampak belum merespon sepenuhnya
Pukul 19.00 A : Masalah belum teratasi
WIB - Klien belum mampu meningkatkan aktivitas
fisik
- Klien belum paham tujuan dari peningkatan
fisik
- Klien belum mampu memperagakan alat bantu
untuk bergerak
P : Intervensi dilanjutkan
- TTV
- Konsultasi dengan terapi fisik tentang rencana
ambulasi sesuai dengan kebutuhan
- Ajarkan klien tentang teknik ambulasi

2 S:-
O : Klien tampak kesusahan saat melakukan ADL
secara mandiri
A : Masalah teratasi sebagian
- Klien mulai mampu berpakainan, mandi,
eliminasi secara mandiri
- Klien mulai mampu berkomunikasi saat ingin
buang air kecil, dan mampu mampu menggunakan
pispot
P : Intervensi dilanjutkan
- Ajarkan dan dukung klien selama aktivitas
- Kolabolasi dengan terapi fisik dalam
perencanaaan tindakan pasien dalam perawatan
pasien dengan alat bantu

S:-
O : Klien tampak masih sulit berbicara
A : Masalah belum teratasi
- Klien belum mampu mengekspresikan diri
3 dalam menyampaikan informasi
- Klien
- Klien belum mengerti cara melakukan senam
wajah
P : Intervensi dilanjutkan
- Ajarkan ekspresi diri dengan cara lain dalam
menyampaikan informasi (bahasa isyarat)
- Konsultasi dengan dokter kebutuhan terapi
wicara
- Ajarkan senam wajah
1 Sabtu, 21 S : -
Januari 2017 O : Klien mampu melakukan apa yang sudah
Pukul 19.00 diajarkan
WIB A : Masalah teratasi sebagian
- Klien mulai mampu melakukan teknik
ambulasi
P : Intervensi dilanjutkan
- TTV
- Ajarkan klien tentang teknik ambulasi

S:-
2 O : Klien mampu melakukan aktivitas dengan alat
bantu
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

S:-
3 O : Klien dapat mengekspresikan diri dengan
isyarat
A : Masalah teratasi sebagian
- Klien mulai mengekspresikan diri saat ingin
menyampaikan informasi
- Klien mulai mengerti tentang cara senam
wajah
P : Intervensi dilanjutkan
- Dorong klien untuk berkomunikasi secara
perlahan dan mengulangi permintaan
- Anjurkan kunjungan keluarga klien secara
teratur untuk memberi stimulus komunikasi
1 Minggu, 22 S : -
Januari 2017 O : Klien mampu memperagakan penggunaan alat
Pukul 19.00 bantu untuk mobilisasi
WIB A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3 S:-
O : Klien mampu mengkomunikasikan kebutuhan
dengan lingkungan sosial
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
DOENGES,ME.2014 ,Rencana Asuhan Keperawatan,edisi 3,Jakarta:EGC

Wilkinson,JM, 2015,buku saku diagnosis keperawatan,edisi 7,Jakarta:EGC

Hudak dan Gallo,2013 ,keperawatan kritis pendekatan holistic,edisi VI,volume II,Jakarta:EGC

Carpenito linda juall,1995,rencana asuhan dan dokumentasi keperawatn,penerbit buku


kedokteran,jakarta

Вам также может понравиться