Вы находитесь на странице: 1из 9

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TRIPLE DYE TERHADAP

PENYEMBUHANLUKA TALI PUSAT PADA


BAYI BARU LAHIR DI RUANG PERINATOLOGI
RUMAH SAKIT DAERAH BALUNG

Titin Susilowati1 Diyan Indriyani2 , Cipto Susilo3


1
Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember ,
ssusilowati626@gmail.com
2
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember,diendri@yahoo.com
3
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember,cipto.susilo@ymail.com

ABSTRACT

Introduce: Umbilical cord care is one of clinical education for newborn babies that
important to do after cutting the umbilical cord from the placenta a few minutes
birth. There are some choices for the umbilical cord care; one of them is triple dye.
The researcher tries to do a research about the effectiveness of triple dye
application on umbilical cord care of newborn babies.
Method: In this research, the research design is quasi experiment by using posttest
only with control group design. It was chosen because the research is only having
two groups, they are experimental group and control group. The sample is the
newborn babies at perinatology room of Balung district hospital. The number of
sample is thirty babies. The sampling technique is purposive technique. The main
data is gotten by using observation sheet with ratio and nominal scale.
Result: The average of umbilical cord separation time which is use sterile bandage
(control group) is 8 day, while the average of umbilical cord separation time which
is use triple dye (experiment group) is 7 day. The P value of t-test is 0,000. It means
that the triple dye application is effective on umbilical cord care.
Discuss: The researcher recommends the triple dye application as one of
alternative treatment for umbilical cord care of newborn babies.

Key Words :TripleDye, Umbilical Cord Care, Newborn Babies


PENDAHULUAN
Perawatan tali pusat salah satu ditemukan. Pada tahun 2000,WHO
asuhan pada bayi baru lahir yang (Word Hearth Organisation).
harus dilakukan setelah tali pusat di menemukan angka kematian bayi
potong dari plasenta beberapa saat sebesar 560.000, yang disebabkan
setelah lahir. Luka bekas pemotongan oleh infeksi tali pusat, Negara Asia
tali pusat jika tidak dirawat akan Tenggara diperkirkan ada 220.000
mengakibatkan luka tali pusat basah, kematian bayi yang disebabkan
lama mengering, respon lain yang karena perawatan tali pusat yang
dapat ditimbulkan adalah terjadinya kurang bersih Kesehatan, 75%
infeksi tali pusat yang bisa kematian bayi terjadi pada masa
mengakibatkan tali pusat lebih lama perinatal. kematian neonatal
lepas. Infeksi tali pusat pada bayi kelompok umur 8-28 hari tertinggi
baru lahir bisa memicu terjadinya adalah infeksi sebesar 57,1%
sepsis neonatorum, juga tetanus (termasuk tetanus, sepsis, pneumonia,
neonatorum yang dapat diare), proporsi kematian karena
mengakibatkan kematian pada bayi. tetanus neonatorum yaitu 9,5%
Tetanus neonatorum disebabkan (Depkes RI, 2008).Walaupun belum
karena masuknya spora kuman pernah ditemukan kasus kematian
tetanus kedalam tubuh melalui tali bayi karena infeksi tali pusat namun
pusat. pada tahun 2013 di Ruang
Perinatologi RSD Balung ditemukan
Perawatan tali pusat yang rutin dan ada 11% kasus dengan infeksi tali
dilakukan secara aseptik dapat pusat (Ompalitis),5% bayi lahir di
mempercepat proses pelepasan dan Rumah sakit dan 6% bayi rujukan
penyembuhan pada luka tali pusat dengan infeksi tali pusat (RM.RSD
(Depkes RI, 2007). Balung,2013).
Kasus kesakitan dan kematian
neonatal yang berhubungan dengan Infeksi tali pusat bisa terjadi karena
infeksi tali pusat masih banyak perawatan yang tidak rutin, tidak
menjaga kebersihan di sekitar daerah penelitian ini menggunakan dua
tali pusat, pemakaian alat atau bahan kelompok yaitu kelompok intervensi
yang tidak steril, pemakaian bubuk dan kelompok kontrol.
atau daun-daunan yang ditaburkan ke
tali pusat sehingga dapat Teknik sampling dalam penelitian ini
mengakibatkan infeksi (Depkes RI, menggunakan Purposive sampling.
2005). Selain itu perawatan tali pusat Dari 30 bayi di bagi menjadi dua
yang tidak dilakukan secara rutin dan kelompok yaitu 15 bayi sebagai
tidak menjaga kebersihan disekitar kelompok perlakuan atau kelompok
tali pusat akan mengakibatkan tali intervensi (bayi no 1-15) dan 15 bayi
pusat menjadi basah dan lama sebagai kelompok kontrol (bayi no
mengering yang bisa juga 16-30). dengan kriteria inklusi
mengakibatkan infeksi. Menurut sebagai berikut: Lahir normal, Bayi
Paulettes Haus, (2007) ada beberapa aterm, Berat badan lahir: 2500 gr –
pilihan cara perawatan tali pusat 4000 gr. Kriteria eksklusinya adalah
yaitu penggunaan Triple dye, alkohol bayi aterm dengan ketuban pecah
isoprofil, larutan povidon iodin,salep dini (KPD) lebih dari 18 jam, lahir
anti mikroba,dan perawatan tanpa dengan cara tindakan.
intervensi sama sekali. Penggunaan
intervensi anti mikroba dilakukan Instrumen penelitian yang digunakan
untuk mengontrol infeksi dalam penelitian ini adalah kuesioner
streptokokus dan stapilokokus yang digunakan untuk pengumpulan
nosokomial di ruang perawatan bayi data dari responden yang meliputi
di rumah sakit. data bayi, riwayat persalinan, dan
data riwayat kehamilan, kemudian
METODE PENELITIAN melakukan perawatan tali pusatpada
Dalam penelitian ini menggunakan bayi baru lahir dengan menggunakan
desain penelitian Quasy eksperimen triple dye pada kelompok perlakuan
dengan rancangan posttest only with dan menggunakan kassa kering steril
control group design, karena pada kelompok kontrol dengan
menggunakan Standar Oprasional digunakan adalah analisa bivariat
Prosedur (SOP). Lembar observasi yaitu mean, median, modus, standar
digunakan untuk mengetahui lama deviasi, kemudian hasilnya disajikan
pelepasan tali pusat pada kelompok dalam bentuk narasi dan tabel
perlakuan dan kelompok kontrol. distribusi frekuensi, sedangkan untuk
Data yang diperoleh diolah dengan analisa univariat menggunakan uji
cara editing, scoring atau coding, Nonparametik dengan uji beda t-test.
entry, dan cleaning. Analisa data yang

HASIL DAN PEMBAHASAN


Distribusi Berat Badan Sampel di Ruang Perinatologi
RSDBalung-Jemberpada Oktober sampai Desember 2014
Kelompok Kontrol
Kelompok Perlakuan
Berat Badan
(gram) Persentase Persentase (%)
Frekuensi Frekuensi
(%)
27%
2500 – 3000 3 20 % 4

73%
3100 – 3500 11 73% 11

0%
3600 – 4000 1 7% 0

100%
Total 15 100% 15%

Bahwa karakteristik sampel Dari data antara 3100–3500gram, baik pada


diatas, dapat diketahui berdasarkan kelompok perlakuan maupun
berat badan, sebagian besar bayi kelompok kontrol.
memiliki berat badan yang berkisar
Tabel.1
Hasil Efektivitas Penggunaan Kassa Steril Terhadap Penyembuhan Luka
Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir di Ruang Perinatologi RSD Balung-Jember
pada Oktober sampai Desember 2014
BB

N 30
a
Normal Parameters Mean 3115.00

Std. Deviation 281.054

Most Extreme Absolute .212


Differences
Positive .084

Negative -.212

Kolmogorov-Smirnov 1.161
Z
Asymp. Sig. (2-tailed) .135

Pada table diatas di dapatkan nilai P kelompok kontrol memiliki varian


value= 0,135 yang berarti berat badan yang sama.
bayi pada kelompok intervensi dan

Tabel.2
Hasil Efektivitas Penggunaan Kassa Steril Terhadap Penyembuhan Luka
Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir di Ruang Perinatologi RSDBalung-Jember
pada Oktober sampai Desember 2014
Model Std.
Mean N Minimum Maximum
perawatan Deviation
Kassa 7.33 15 8.16 6 9
Steril

Berdasarkan table diatas diketahui diberi Kassa Steril adalah selama 8


bahwa rata-rata lama penyembuhan hari
tali pusat pada bayi baru lahir yang
Tabel.3
Hasil Efektivitas Penggunaan Triple Dye Terhadap Penyembuhan Luka
Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir di Ruang Perinatologi RSDBalung-Jember
pada Oktober sampai Desember 2014
Model perawatan Mean N Std. Deviation Minimum Maximum

Triple Dye 6,73 15 .704 6 8

Berdasarkan data diatas diketahui tali pusat pada bayi baru lahir yang
bahwa rata-rata lama penyembuhan diberi Triple Dye adalah selama 7 har

Tabel.4
Hasil Analisis efektifitas penggunaan triple dye terhadap penyembuhan luka
tali pusat pada bayi baru lahir Di Ruang Perinatologi RSD Balung-Jember
pada Oktober sampai Desember 2014
Model Perawatan P Value
Triple Dye Kassa Steril
0,000
Lama Penyembuhan Luka 7 8

Dari data di atas di dapatkan nilai p dye efektif terhadap penyembuhan


value adalah 0,000 yang berarti Triple luka tali pusat pada bayi baru lahir.

perawat, kebersihan saat melakukan


Sisa tali pusat yang masih menempel perawatan tali pusat, status gizi, dan
di perut bayi akan mengering dalam imunitas bayi, serta kondisi sanitasi
waktu 3 hari dan biasanya akan lingkungan. Tali pusat yang ditutup
terlepas sendiri dalam waktu 1 minggu rapat dengan apapun akan
setelah lahir (Wiknjosastro, 2006). membuatnya menjadi lembab sehinga
Penyembuhan tali tali pusat pada bayi memperlambat puputnya tali pusat,
baru lahir dipengaruhi banyak faktor juga menimbulkan resiko infeksi.
yaitu cara perawatan tali pusat, bahan Spora C. tetani yang masuk melalui
dan obat yang digunakan dalam luka tali pusat bisa karena tindakan
atau perawatan yang tidak memenuhi yang dapat mempercepat proses
syarat kebersihan. Timbulnya infeksi penyembuhan dan pelepasan tali pusat.
pada tali pusat, karena tindakan atau Perawatan tali pusat dengan kassa
perawatan yang tidak memenuhi syarat steril yaitu hanya membungkus tali
kebersihan, misalnya pemotongan tali pusat dengan kassa steril. Pembalutan
pusat dengan bambu/gunting yang berfungsi sebagia pelindung terhadap
tidak steril, atau setelah dipotong tali penguapan, insfeksi, mengupayakan
pusat dibubuhi abu, tanah, minyak lingkungan yang baik bagi luka dalam
daun-daunan, kopi dan sebagainya. proses penyembuhan. Selain itu
(Sodikin, 2009). perawatan tali pusat yang tidak
Triple Dye adalah sebuah agen dilakukan secara rutin dan tidak
bakterisida untuk bakteri gram positif menjaga kebersihan disekitar tali pusat
dan gram negative.Triple Dye berisi 3 akan mengakibatkan tali pusat menjadi
bahan yaitu: brilliant green, crystal basah dan lama mengering yang bisa
violet danproflavine hemisulfate. juga mengakibatkan infeksi. Menurut
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa Paulettes Haus, (2007) ada beberapa
perawatan tali pusat menggunakan pilihan cara perawatan tali pusat yaitu
Triple Dye lebih cepat dalam penggunaan Triple dye, alkohol
pelepasan tali pusat dibandingkan isoprofil, larutan povidon iodin, salep
dengan perawatan dengan kassa steril, anti mikroba,dan perawatan tanpa
hal ini dikarenakan triple dye intervensi sama sekali. Penggunaan
mengandung antibacterisida. Triple intervensi anti mikroba dilakukan
dye mempercepat penyembuhan luka untuk mengontrol infeksi streptokokus
dan pelepasan tali pusat karena efek dan stapilokokus nosokomial di ruang
antibakterisida dan fungisidianya kuat perawatan bayi di rumah sakit.
yang mampu membunuh bakteri gram Selain mengandung antibacteri Triple
positif dan gram negatif melalui dye juga mempunyai efek nekrotik
denaturasi protein bakteri. Kassa steril sehingga menyebabkan tali pusat akan
tidak mengandung zat antibakterisida cepat mengering dan cepat lepas dari
perut bayi.
KESIMPULAN DAN SARAN puskesmas dalam menyelenggarakan
Kesimpulannya: penyuluhan, selain itu dapat pula
Bahwa lama pelepasan tali memasukkan program pendidikan
pusat pada bayi baru lahir yang diberi kesehatan yang didalamnya terdapat
kassa steril minimum 6 hari, maximum materi tentang peranan suami dalam
9 hari dan rata-rata lama penyembuhan pemberian dukungan bagi ibu dalam
adalah selama 8 hari. perawatan bayi baru lahir.
Bahwa lama penyembuhan tali 3. Institusi Pelayanan Kesehatan
pusat pada bayi baru lahir yang diberi Institusi pelayanan kesehatan dapat
Triple Dye adalah minimum 6 hari, menggunakan triple dye sebagai salah
maximum 8 hari dan rata-rata satu acuan dalam pembuatan standart
penyembuhan tali pusat selama 7 hari. prosedur operasional dalam perawatan
Penggunaan Triple Dyeefektif tali pusat pada bayi baru lahir.
Pada Penyembuhan Luka Tali Pusat 4. Peneliti Selanjutnya
Pada Bayi Baru Lahir. Peneliti selanjutnya direkomendasikan
untuk melakukan penelitian dengan
Saran: menggunakan desain penelitian Quasy
1. Masyarakat Experimen Desaign dengan metode
Masyarakat disarankan untuk merawat Time Series Desaign, serta
tali pusat bayi baru lahir dengan menggunakan interater Validasi dalam
menggunakan triple dye, sehingga pengumpulan data. Selain itu peneliti
proses penyembuhan luka tali pusat selanjutnya direkomendasikan untuk
bayi lebih cepat. melakukan penelitian tentang
2. Tenaga Kesehatan Efektifitas Cost terhadap penggunaan
Tenaga kesehatan mengoptimalkan Triple Dye dalam perawatan tali pusat
peran sebagai pendidik dalam pada bayi baru lahir.
memberikan pemahaman tentang
efektifitas Triple Dye. Pendidikan
kesehatan ini dapat dilakukan oleh
bidan wilayah dan perawat di
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto.(2010). Prosedur Penelitian


Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: PT RinekeCipta
Depkes RI, (2005). Asuhan
Persalinan Normal. Jakarta:
Depkes RI.
,(2007).Asuhan Persalinan Normal.
Jakarta: Depkes RI.
J Med Assoe Thai, (2002). Efektifitas
Aplikasi Triple dye Pada
Pelepasan Tali Pusat.
htpp//www.ncbi.com.,
Diperoleh tanggal 27 agustus
2014.

, (2008). Asuhan Persalinan Normal.


Jakarta: Depkes RI.
Maorison, M.J, (2004). Manajemen
Luka. Jakarta: EGC.
Marjono, A. B.,(2007). Kamar
Bersalin dan Rawat Gabung.
Jakarta: YBP-SP.
Nursalam, (2012).Metodelogi Riset
Keperawatan. Jakarta:
Informedika
Prawiroharjo, Sarwono.(2005).
Pelayanan Kesahatan Maternal
dan Neonatal.Edisi 1. Jakarta:
YBP-SP.
Saifudin, A.Bari.,(2007). Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal.Jakarta:
YBP-S
Sodikin. M, (2008). Buku Saku
Perawatan TaliPusat. Jakarta:
EGC.
Solehudin, (2006).Asuhan Persalinan
dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
EGC
Wiknjosastro, (2006).Ilmu Kebidanan.
Jakarta: YBP-SP

Вам также может понравиться