Вы находитесь на странице: 1из 5

METODE-METODE PENILAIAN INVESTASI

1. Metode Accounting Rate of Return (ARR) dan Formulasinya

Metode ini menggunakan angka keuntungan menurut akuntansi, dan dibandingkan dengan nilai rata-
rata investasi. Metode ini mengatakan bahwa semakin tinggi ARR, semakin menarik usulan investasi
tersebut. Tetapi berapa batas dikatakan menarik? Secara konsepsional belum ada cara untuk
menentukannya. Kelemahannya: (1) bagaimana menentukan tingkat keuntungan (rate of return) yang
dianggap layak, (2) konsep ini menggunakan konsep laba akuntansi, dan bukan arus kas, dan (3)
mengabaikan nilai waktu uang.[10]

Penerimaan atau penolakan rencana investasi adalah dengan membandingkan besarnya tarif ARR
dengan standar (benchmark) yang sudah ditentukan, misalnya dengan time-adjusted rate of return. [11]

Rumusnya:

ARR =

ARR =

Jika menyangkut proyek penghematan biaya, maka rumusnya menjadi:

2. Metode Payback Period (PP) dan Formulasinya

Metode ini menghitung berapa cepat investasi yang dilakukan bisa kembali. Karena itu hasil
penghitungannya dinyatakan dalam satuan waktu (tahun atau bulan). Semakin pendek PP, semakin
menarik investasi tersebut. Namun jika ditanya berapa PP minimal, secara konsepsional belum bisa
dirumuskan.[12] Ada juga definisi periode pengembalian (payback period) adalah jangka waktu yang
dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi melalui penerimaan-penerimaan yang dihasilkan oleh
proyek investasi tersebut. Dengan demikian, periode pengembalian kembali ini mengukur kecepatan
kembalinya dana investasi, bukan mengukur profitabilitas.[13]

Terdapat dua kategori rumus, yakni:[14]

Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda adalah:

Periode pengembalian = n + × 1 tahun


Keterangan simbol:

n = tahun terakhir di mana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-mula

a = jumlah investasi mula-mula

b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n

c = jumlah arus kas kumulatif pada tahun ke-n+1

Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya sama adalah:

Periode pengembalian = × 1 tahun

Suatu usulan proyek investasi akan diterima jika periode pengembalian yang dihasilkan lebih cepat dari
yang disyaratkan. Sebaliknya, jika periode pengembalian yang dihasilkan lebih lama dari yang
disyaratkan, maka usulan proyek investasi tersebut ditolak. Jika usulan proyek investasi tersebut lebih
dari satu, maka yang dipilih adalah usulan proyek investasi yang menghasilkan periode pengembalian
paling cepat.

3. Metode Net Present Value (NPV) dan Formulasinya

Metode ini menggunakan pertimbangan bahwa nilai uang sekarang lebih tinggi dibandingkan dengan
nilai uang pada waktu mendatang, karena adanya faktor bunga. Metode NPV merupakan metode yang
dipakai untuk menilai usulan proyek investasi yang mempertimbangkan nilai waktu dari uang (time value
of money) sehingga arus ks yang dipakai adalah arus kas yang telah didiskontokan atas dasar biaya modal
(cost of capital) perusahaan atau tingkat bunga atau tingkat pengembalian yang disyaratkan (required
rate of return-RRR).[15] Suatu investasi dikatakan menguntungkan (profitable) kalau investasi tersebut
bisa membuat pemodal menjadi lebih kaya. Dengan kata lain, kemakmuran pemodal menjadi lebih besar
setelah melakukan investasi. Pengertian ini konsisten dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan.

Selisih antara PV penerimaan dengan PV pengeluaran disebut sebagai Net Present Value (NPV). NPV
yang positif menunjukkan bahwa PV penerimaan ˃ PV pengeluaran. Karena itu NPV yang positif berarti
investasi yang diharapkan akan meningkatkan kekayaan pemodal. Karenanya investasi tersebut dinilai
menguntungkan. Dengan demikian, maka decision rule kita adalah, “terima suatu usulan investasi yang
diharapkan memberikan NPV yang positif, dan tolak kalau memberikan NPV yang negatif”.

Bagaimana kalau NPV = 0? Dalam prakteknya akan sangat sulit untuk memperoleh hasil seperti itu, tetapi
secara teoritis dimungkinkan. Dalam keadaan tersebut kita harus mengingat apakah penentuan tingkat
bunga yang kita anggap relevan dalam penghitungan NPV telah mempertimbangkan unsur risiko. Kalau
sudah, investasi tersebut juga seharusnya kita terima.

Dengan demikian penghitungan NPV memerlukan dua kegiatan penting, yaitu (1) menaksir arus kas, dan
(2) menentukan tingkat bunga yang dipandang relevan.[16]
Rumusnya adalah sebagai berikut:[17]

NPV = + + + ... + – OI

Keterangan simbol:

CF1, CF2, CF3, CFn = arus kas tahun ke-1, 2, 3, sampai ke-n

i = biaya modal/tingkat suku bunga/RRR yang dicari, karena pada tingkat diskonto
inilah NPV akan menjadi nol

n = umur proyek investasi

OI = investasi awal (original investment)

Secara teoritis penggunaan NPV akan memberikan hasil yang terbaik dalam penilaian profitaabilitas
investasi. Di samping itu, NPV menunjukkan tambahan kemakmuran riil yang diperoleh pemodal dengan
mengambil suatu proyek. Apabila kita kaitkan dengan tujuan normatif manajemen keuangan, maka NPV
konsisten dengan tujuan normatif tersebut[18].

4. Metode Profitability Index (PI) dan Formulasinya

Metode ini merupakan perbandingan antara PV kas masuk dengan PV kas keluar. Decision rule PI adakah
“terima investasi yang diharapkan memberikan PI ≥ 1,0”. Rumus PI:[19]

PI =

Atau disebut perbandingan antara PV arus kas dengan investasi awal yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:[20]

PI =

Keterangan simbol:

CF = arus kas

i = RRR

OI = investasi awal (original investment)

Metode ini akan memberikan hasil yang konsisten dengan metode NPV. Suatu investasi akan diterima
jika indeks profitabilitasnya lebih besar dari satu, dan sebaliknya akan ditolak jika indeks profitabilitasnya
lebih kecil dari satu. Apabila ada usulan proyek investasi lebih dari satu bersifat mutually exclusive, maka
yang diterima adalah proyek investasi yang mempunyai PI terbesar.[21]

Adapun kelemahan metode PI yakni akan selalu memberikan keputusan yang sama dengan NPV kalau
dipergunakan untuk menilai usulan investasi yang sama. Tetapi kalau dipergunakan untuk memilih
proyek yang mutually exclusive, metode PI bisa kontradiktif dengan NPV. Secara umum sebenarnya
kriteria NPV mengisyaratkan bahwa perusahaan seharusnya memilih proyek-proyek yang
memaksimumkan NPV.[22]

5. Metode Internal Rate of Return (IRR) dan Formulasinya

Tingkat pengembalian internal (internal rate of return-IRR) merupakan tingkat bunga yang menyamakan
PV kas masuk dengan PV kas keluar[23]. Decision rule metode ini adalah “terima investasi yang
diharapkan memberikan IRR ≥ tingkat bunga yang dipandang layak”[24]. Atau juga dapat didefinisikan
sebagai tingkat bunga yang dapat menjadikan NPV sama dengan nol, karena PV arus kas pada tingkat
bunga tersebut sama dengan investasi awalnya. Metode ini juga memperhitungkan nilai dan waktu dari
uang, sehingga arus kas yang diterima telah didiskontokan atas dasar biaya modal/tingkat bunga/RRR.
[25]

Rumusnya sebagai berikut:

NPV = 0 = + + + ... + – OI

Keterangan simbol:

CF1, CF2, CF3, CFn = arus kas tahun ke-1, 2, 3, sampai ke-n

i = biaya modal/tingkat suku bunga/RRR yang dicari, karena pada tingkat diskonto
inilah NPV akan menjadi nol

n = umur proyek investasi

OI = investasi awal (original investment)[26]

Langkah-langkah untuk menghitung IRR sebagai berikut:[27]

a. Hitung PV atas arus kas yang dihasilkan usulan proyek investasi tersebut dengan menggunakan
tingkat suku bunga yang dipilih secara sembarang.

b. Bandingkan hasil perhitungan poin a di atas dengan nolai OI-nya:

1) Jika hasilnya negatif, cobalah dengan suku bunga yang lebih rendah.

2) Jika hasilnya positif, cobalah dengan suku bunga yang lebih tinggi.
c. Lanjutkan langkah poin b di atas sampai PV-nya mendekati OI (selisih PV dengan investasi awal = -1
dan +1)

NPV yang positif artinya dana yang diinvestasikan dalam proyek investasi tersebut dapat menghasilkan
PV arus kas masuk lebih tinggi daripada PV investasi awal, sehingga IRR-nya lebih tinggi dibandingkan
dengan biaya modal/tingkat suku bunga/RRR.

Suatu usulan proyek investasi diterima jika IRR-nya lebih tinggi atau sama dengan biaya modal/tingkat
suku bunga/RRR. Sebaliknya, suatu usulan proyek investasi ditolak jika IRR-nya lebih rendah dari biaya
modal/tingkat suku bunga/RRR. Jika usulan proyek investasi tersebut lebih dari satu dan bersifat
mutually exclusive, yang diterima adalah yang menghasilkan IRR paling tinggi.[28]

NPV dan IRR berhubungan negatif (berlawanan), yaitu apabila IRR mendekati nol, maka NPV akan
mendekati maksimum. Sebaliknya, apabila NPV mendekati nol, maka IRR akan mendekati maksimum.
Pada umumnya NPV dan IRR akan memberikan kesimpulan yang sama untuk menerima atau menolak
suatu usulan proyek investasi yang bersifat mutually exclusive. Hal ini disebabkan karena semua nilai
pada rumus penghitungan NPV dan IRR adalah sama, kecuali untuk IRR dan i.[29]

NPV =

Kelemahan metode IRR, antara lain:[30]

a. bahwa i yang dihitung akan merupakan angka yang sama untuk setiap tahun usia ekonomis. Metode
IRR tidak memungkinkan menghitung IRR yang (mungkin) berbeda tiap tahunnya. Padahal secara teoritis
dimungkinkan terjadi tingkat bunga berbeda tiap tahun.

b. bisa diperoleh i yang lebih dari satu angka (multiple IRR).

c. pada saat perusahaan harus memilih proyek yang bersifat mutually exclusive (artinya pilihan yang
satu meniadakan pilihan lainnya). Dalam situasi mutually exclusive kita mungkin salah memilih proyek
kalau kita menggunakan kriteria IRR. Penggunaan IRR akan tepat kalau dipergunakan incremental IRR.

Вам также может понравиться