Вы находитесь на странице: 1из 18

Tugas Manajemen Strategik

2019

ANALISIS STRATEGI BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN MATRIK SWOT


DAN MATRIK SPACE PADA USAHA IKAN LELE BAPAK NOVRIZAL

ANALYSIS OF BUSINESS STRATEGY USING SWOT AND SPACE MATRIC IN NOVRIZAL FRUIT
LELE FISH BUSINESS

1)Vani Vebianita
Email : vanivebianita@gmail.com
2)Vivi Zahara Putri

Email : vivizaharaputri@gmailcom
3)Emil Salim SE,MM

Email : emilsalimupiyptk@gmailcom

1)
Universitas Putra Indonesia YPTK Padang
*)
Penulis email : penulis@address.ac.id

Abstract

This research was conducted at the Catfish Business, Mr. Novrizal, Jl. Agree No. 26 Rt 001 Rw 014
Ex. Bungo Pasang District Koto Tangah Padang in May 2019. This study aims to analyze alternative business
strategies that can be used by Mr. Novrizal's Catfish Business based on internal factors and external factors.
The method of determining the sample of respondents was done by purposive sampling, namely the deliberate
determination and method of data collection carried out by direct observation techniques (observation),
conducting in-depth interviews. The parameters analyzed were the formulation of Gurami fish business strategy
carried out through three stages, namely IFAS matrix, EFAS matrix, SWOT matrix and SPACE matrix. Based
on the IFAS matrix the value is 3.42, which means that Mr. Novrizal's catfish business has a very strong strength
and has a significant insignificant effect while the EFAS matrix can get a value of 3.06 which means that Mr.
Novrizal's catfish business has a high chance little threat..Based on the swot matrix, we get 2 strategies from
each internal and external factors. The SPACE x-axis matrix has a value of 0.4 and the Y axis has a value of
0.6 which means that Mr. Novrizal's Catfish Business must optimize its strength to reduce threats.
Keywords: catfish business, business strategy, IFAS and EFAS matrix, SWOT matrix and SPACE matrix
Abstrak

Penelitian ini dilakukan di Usaha Ikan lele Bapak Novrizal jln. Sepakat no 26 Rt 001 Rw 014 Kel.
Bungo Pasang Kec. Koto Tangah Padang pada bulan mei 2019. Penelitian ini bertujuan menganalisis alternatif
strategi bisnis yang dapat digunakan oleh Usaha Ikan lele Bapak Novrizal berdasarkan faktor internal dan faktor
eksternal. Metode penentuan sampel responden dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu penentuan
dengan sengaja dan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik pengamatan langsung
(observasi), melakukan wawancara secara mendalam (indepth). Parameter yang dianalisis adalah perumusan
strategi bisnis ikan Gurami yang dilakukan melalui tiga tahapan yaitu matriks IFAS, matriks EFAS,matriks
SWOT dan matrik SPACE. Berdasarkan matrik IFAS didapatkan nilai sebesar 3,42 yang artinya usaha ikan
lele Bapak Novrizal mempunyai kekuatan yang sangat kuat dan mempunyai pengaruh kelemahan yang tidak
signifikan sedangkan matrik EFAS di daptkan nilai sebesar 3,06 yang artinya usaha ikan lele Bapak Novrizal
mempunyai peluang yang tinggi dan ancaman yang sedikit.. Bedasarkan matrik swot di dapatkan 2 strategi dari
masing faktor internal dan ekternal. Sedandkan matrik SPACE sumbu x memiliki nilai 0,4 dan sumbu Y
memiliki nilai 0,6 yang artinya Usaha Ikan lele Bapak Novrizal harus mengoptimalkan kekuatan untuk
mengurangi ancaman.
Kata kunci : usaha lele , strategi bisnis, matrik IFAS dan EFAS , matrik SWOT dan matrik SPACE
1. PENDAHULUAN
Ikan lele merupakan jenis ikan tawar yang sangat popular di masyarakat Indonesia.
Kandungan gizinya yang tinggi terutama protein, dagingnya halus, durinya teratur, dapat disajikan
dalam berbagai olahan, rendah kholesterol dan harganya yang murah sehingga menjadikan ikan lele
menjadi favorit di kalangan masyarakat dari kelas bawah menengah dan atas.
Dengan adanya peningkatan permintaan ikan lele mendorong masyarakat untuk melakukan
kegiatan budidaya ikan lele, budidaya ikan lele merupakan salah satu bentuk manajemen usaha,
dimana manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya organisasi lainnya untuk mencapai
tujuan usaha.
Kegiatan budidaya ikan lele merupakan salah satu kegiatan agribisnis, suatu kegiatan
agribisnis dapat berjalan dengan baik dengan adanya faktor pendukung dari kegiatan tersebut. Salah
satu faktor pendukungnya adalah penyediaan kawasan berbasis perikanan dalam hal ini disebut
sebagai kawasan agropolitan. Agropolitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang,
mampu melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan agribisnis disuatu wilayah
Manajemen budidaya dan manajemen pasar menjadi sangat penting, apabila ingin melakukan
pengembangan budidaya pembesaran ikan lele. Efisiensi dan efektifitas budidaya pembesaran ikan
lele perlu dipelajari dengan seksama untuk menunjang keberhasilan budidaya. Selain itu, dalam usaha
budidaya ikan lele diperlukan strategi yang tepat dalam hal persiapan kolam, pemilihan benih,
pengisian air, manajemen pakan, manajemen mutu air, manajemen panen dan pemasaran.
Penelitian mengenai ANALISIS STRATEGI BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN
MATRIK SWOT DAN MATRIK SPACE PADA USAHA IKAN LELE BAPAK NOVRIZAL
di Kec. Koto Tangah Padang dilakukan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana pengembangan
budidaya tersebut dapat berjalan dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Strategi yang baik dalam pengembangan budidaya ikan lele, yang beralokasi Lokasi di jl. Sepakat no
26 rt 001 rw 014 kel. Bungo paang kec. Koto tangah padang.[1]
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Strategi Perusahaan
Strategi merupakan suatu kegiatan komprehensif yang menentukan petunjuk dan pengarahan
yang kritis terhadap pengalokasian sumber daya untuk mencapai sasaran jangka panjang organisasi.
Dalam prakteknya pilihan strategi merupakan sesuatu yang kompleks dan tugas yang berisiko.
Beberapa strategi organisasi diharapkan dapat menghadapi lingkungan yang kompetitif. Disini
manajer merencanakan buaran kekuatan dan kelemahan organisasi dengan kesempatan dan ancaman
di lingkungnya.

2.2 Komponen Manajemen Strategi


Manajemen strategi meaipakan usaha manajerial dalam menumbuh kembangkan kekuatan
perusahaan untuk mengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan
yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah ditentukan (Suwarsono, 1994:6).
Gambar 2.1 komponen pokok manajemen

2.3 Misi, Visi dan Penentuan Startegi


Antara Misi, Visi dan Penentuan Strategi memiliki hubungan yang sangat erat dan saling
mebutuhkan.Misi adalah rumusan umummengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan tujuan utama perusahaan , sedangkan Penentuan Strategi merupakan proses memutuskan
program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan jumlah sumber daya yang
akandialokasikan ke setiap program jangka panjang selama beberapa tahun ke depan.
Lingkungan Perusahaan dan Penentuan Strategi
Arti Penting Lingkungan Perusahaan sebagaimana umum diartikan meliputi kondisi, situasi,
keadaan, peristiwa, dan pengaruh-pengaruh yang mengelilingi dan mempengaruhi perkembangan
organisasi (Salusu, 1996 : 318).

2.4 Lingkungan perusahaan ini meliputi lingkungan eksternal dan internal perusahaan.
a. Strategi Map dalam Perusahaan
Didalam menjalankan aktivitas perusahaan terdapat beberapa aspek penting yang harus di perhatikan
dan di jalankan secara benar oleh perusahaan. Salah satunya adalah pemasaran, pemasaran pada umumnya
sering di hubungkan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat, hal ini
sering dikenal dengan memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.

b. Unsur Strategi map dalam Pemasaran


Indriyo Gitosudarmo (2008:182) mengemukakan bahwa :
’’Unsur-unsur strategi map dalam pemasaran (marketing mix), yaitu :
1. Produk (Product)
2. Harga (Price),
3. Distribusi atau penempatan produk (Place),
4. Promosi (Promotion).

2.5 Analisa Pengembangan SWOT


SWOT adalah singkatan dari kata-kata Strength (kekuatan perusahaan) Weaknesses
(kelemahan perusahaan), Opportunities (peluang bisnis) dan Threats (hambatan untuk mencapai
tujuan). Analisis SWOT adalah analisis yang terdiri dari analisis lingkungan mikro yang bertujuan
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, dan analisis lingkungan makro yang bertujuan
untuk mengetahui peluang dan ancaman bagi perusahaan (Nuary, 2016).[2]

2.6 Analisa Usaha Ikan Lele


Ikan lele merupakan salah satu komoditas unggulan. Pengembangan usahanya dapat dilakukan
mulai dari benih sampai dengan ukuran konsumsi, dansetiap segmen dalam usaha budidaya ikan lele
tersebut sangat menguntungkan. Selain untuk konsumsi lokal, ikan lele juga telah mulai diekspor dan
permintaanakan ikan lele cukup besar.
Budidaya ikan lele dapat dilakukan di kolam tanah, bak permanen maupun bak plastik, dan air
harus dapat mengalir. Sumber air dapat berasal dari air sungai mapun air sumur. Suhu air yang ideal
untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air mempengaruhi laju pertumbuhan, laju
metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air. Bentuk kolam yang ideal
untuk pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi panjang dengan ukuran sesuai dengan lokasi.
Kedalaman kolam berkisar antara 1,0-1,5 m dengan kemiringan kolam dari pemasukan air ke
pembuangan 0,5%. Saringan dapat dipasang pada pintu pemasukan dan pengeluaran agar ikan-ikan
jangan ada yang lolos keluar/masuk (Mahyuddin, 2010).
kan lele dipanen pada umur 6-8 minggu, dengan berat rata-rata sekitar 200 gram/ekor. Ikan
lele Dumbo pemanenan dapat dilakukan pada masa pemeliharaan 3-4 bulan dengan berat 200-300
gram/ekor. Apabila waktu pemeliharaan ditambah 5-6 minggu maka lele akan mencapai berat 1-2 kg
dengan panjang 60-70 cm. Setelah dipanen, ikan lele dipelihara dulu di dalam tong/bak/hapa selama
1- 2 hari tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang. Setelah ikan lele dipanen, kolam
harus dibersihkan sebelum dapat digunakan lagi.
Salah satu teknologi budidaya yang cocok untuk budidaya ikan lele di daerah yang kering
adalah budidaya dengankolam terpal. Kolam terpal saat ini banyak digunakan sebagai wadah
budidaya ikan, termasuk ikan lele. Kolam terpal adalah kolam yang dasarnya maupun sisi-sisi
dindingnya dibuat dari terpal. Kolam terpal dapat mengatasi resiko-resiko yang terjadi pada kolam
gali maupun kolam semen, dan biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah dibandingkan dengan
pembuatan kolam gali atau kolam semen. Keuntungan lain dari kolam terpal adalah :
 Terhindar dari pemangsaan oleh ikan liar terutama bila memelihara ikan konsumsi
 Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk memudahkan pergantian air maupun
panen. Selain itu untuk mempermudah penyesuaian ketinggian air sesuai dengan usia ikan.
 Dapat dijadikan peluang usaha skala mikro dan makro.
 Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, tampak bersih, dan tidak berbau dibandingkan
pemeliharaan di wadah lainnya.
 Mudah dibersihkan dan dipindahkan.
Keunggulan dari kolam terpal adalah dapat digunakan di berbagai tempat, seperti di
pekarangan atau di halaman rumah. Lahan yang digunakan untuk kegiatan ini dapat berupa lahan yang
belum dimanfaatkan atau lahan yang telah dimanfaatkan, tetapi kurang produktif. Keunggulan lainnya
dari kolam terpal ini adalah bisa di dapat digunakan juga dilahan berpasir seperti di pantai.
Teknologi ini merupakan perwujudan dari Konsep Mina Kera. Secara umum Mina Kera dapat
diartikan sebagai kegiatan memelihara ikan di kebun atau di halaman sekitar rumah yang dapat
dilaksanakan oleh warga masyarakat secara swadaya baik perorangan maupun berkelompok (Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi DIY, 2010).[2]

3. METODE PENELITIAN
3.1 lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Usaha Ikan Lele Bapak Novrizal jln. Sepakat no 26 Rt 001 Rw 014
Kel. Bungo Pasang Kec. Koto Tangah Padang. Kegiatan ini dilakukan pada bulan mei 2019.
3.2 metode penentuan sampel
Metode penentuan sampel responden dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu
penentuan dengan sengaja. Responden pada penelitian ini adalah pihak – pihak internal Usaha Ikan
Kolam Bapak Novrizal yang berjumlah dua orang.
3.3 metode pengumpulan data
metode pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik pengamatan langsung (observasi),
melakukan wawancara secara mendalam (indepth).
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh diolah secara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif untuk
menentukan faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman perusahaan, analisis
SWOT, kemudian alternatif strategi yang didapatkan dipetakan ke dalam arsitektur strategik.[2]

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Analisis lingkungan internal dan eksternal
a. Lingkungan internal
 Kekuatan
1. Punya lahan untuk pengembangan usaha
2. Sumber air yang mudah didapatkan
3. Pakan mudah di dapatkan
4. Harga jual ikan stabil
5. Cuaca yang sangat mendukung
 Kelemahan
1. Harga pakan tinggi
2. Modal terbatas
3. Tenaga kerja yang kurang memadai
4. Jika musim kemarau sulit untuk mengembangbiakan ikan karena sulit dalam
mencari air
5. Jangkauan pemasaran masih terbatas[3]
b. Lingkungan eksternal
 Peluang
1. Permintaan terhadap ikan yang tinggi dipasar
2. Pesanan bibit ikan yang tinggi
3. Harga pasaran ikan nila dan lele di pasar sangat tinggi
4. Masih sedikit pesaingan dalam pergembangan usaha mengenai pembenihan ikan
5. Banyak konsumen yang menyukai ikan
 Ancaman
1. Harga benih yang masih belum stabil
2. Kemungkinan banyak ikan yang mati pada musim kemarau karena kesulitan
mencari air
3. Adanya pesaing dari usaha ikan
4. Sulit di dapatnya anak ikan yang berkualitas namun harga murah
5. Adanya monopoli harga dari penadah ikan[3]
2. Tabulasi jawaban responden
A. faktor internal
Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
Responden A 4 3 3 4 2 3 4 4 2 3
Responden B 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3

B. faktor eksternal
Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
Responden A 4 3 4 3 4 3 2 3 2 2
Responden B 3 4 3 4 4 3 2 3 2 2
3. Matrik Ifas Dan Efas
Internal factor analysis summary
No Key internal factor Bobot Peringkat Rata–rata tertimbang
Kekuatan ( streght)
1 Punya lahan untuk pengembangan usaha 0,12 4 0,48

2 Sumber air yang mudah didapatkan 0,11 4 0,44


3 Pakan mudah di dapatkan 0,09 3 0,27
4 Harga jual ikan stabil 0,12 4 0,24
5 Cuaca yang sangat mendukung 0,07 3 0,21
Kelemahan ( weakness )
1 Harga pakan tinggi 0,09 3 0,27
2 Modal terbatas 0,11 4 0,44
3 Tenaga kerja yang kurang memadai 0,11 4 0,44
4 Jika musim kemarau sulit untuk 0,09 4 0,36
mengembangbiakan ikan karena sulit
dalam mencari air
5 Jangkauan pemasaran masih terbatas 0,09 3 0,27
Jumlah 1,00 3,42
Eksternal factor analysis summary

N0 Key eksternal factor Bobot Peringkat Rata-rata tertimbang


Peluang ( opportunity)
1 Permintaan terhadap ikan Lele yang 0,11 4 0,44
tinggi dipasar
2 Pesanan bibit ikan Lele yang tinggi 0,11 4 0,44
3 Harga pasaran Lele di pasar sangat 0,11 4 0,44
tinggi
4 Masih sedikit pesaingan dalam 0,11 4 0,44
pergembangan usaha mengenai
pembenihan ikan Lele
5 Banyak konsumen yang menyukai ikan 0,13 4 0,52
Ancaman (treat)
1 Harga benih yang masih belum stabil 0,10 3 0,30
2 Kemungkinan banyak ikan yang mati 0,06 2 0,12
pada musim kemarau karena kesulitan
mencari air
3 Adanya pesaing dari usaha ikan Lele 0,10 3 0,30
4 Sulit di dapatnya anak ikan Lele yang 0,06 2 0,12
berkualitas namun harga murah
5 Adanya monopoli harga dari penadah 0,06 2 0,12
ikan Lele
Jumlah 1,00 3,06

Matrik IE Kuat Rata-rata Menengah


3.00-4.00 2.00-2.99 1.00-1.99
Tinggi Usaha ikan
3.00-4.00 kolam lele
(3.42;3.06)
Menengah
2.00-2.99
Rendah
1.00-1.99
Interprestasi :
1) Berdasarkan matrik IFAS diketahui secara intenal Usaha Ikan Lele Bapak Noverizal
mempunyai nilai 3,42 yang artinya mempunyai kekuatan yang sangat kuat dan mempunyai
pengaruh kelemahan yang tidak signifikan.
2) Berdasarkan matrik EFAS diketahui secara eksternal Usaha Ikan Lele Bapak Noverizal
mempunyai nilai 3,06 yang artinya mempunyai peluang yang tinggi dan ancaman yang sedikit.

Matrik SWOT[2]
IFAS S (streght ) W (weakness)
1. Punya lahan untuk 1. Harga pakan tinggi
pengembangan usaha 2. Modal terbatas
2. Sumber air yang 3. Tenaga kerja yang
mudah didapatkan kurang memadai
3. Pakan mudah di 4. Jika musim kemarau
dapatkan sulit untuk
EFAS 4. Harga jual ikan stabil mengembangbiakan
5. Cuaca yang sangat ikan karena sulit dalam
mendukung mencari air
5. Jangkauan pemasaran
masih terbatas

O ( opportunity) Strategi SO : Streategi WO :


1. Permintaan terhadap ikan 1. Meningkatkan 1. Meminjam dana ke
yang tinggi dipasar kuantitas ikan bank ( W2,01,03)
2. Pesanan bibit ikan Lele yang (S1,05) 2. Melakukan promosi
tinggi 2. Menambah jumlah ke pasar –pasar
3. Harga pasaran ikan Lele di kolah untuk (W5,05)
pasar sangat tinggi pembenihan ikan
4. Masih sedikit pesaingan (S2,04)
dalam pergembangan usaha
mengenai pembenihan ikan
5. Banyak konsumen yang
menyukai ikan
T (Treath) Strategi ST : Strategi WT :
1. Harga benih yang masih 1. Membudidayakan 1. Membuat sumur bor
belum stabil benih ikan sendiri (W4,T4)
2. Kemungkinan banyak ikan (S1,T4) 2. Membuat pakan
yang mati pada musim 2. Membuat kolam sendiri (W1,T3)
kemarau karena kesulitan cadangan yang dekat
mencari air dengan sumber air
3. Adanya pesaing dari usaha (S2,T2)
ikan Lele
4. Sulit di dapatnya anak ikan
Lele yang berkualitas namun
harga murah
5. Adanya monopoli harga dari
penadah ikan Lele[4]

Matrik SPACE
Sumbu X : IS Nilai
S1: punya lahan untuk pengembangan usaha 4
01 : permintaan terhadap ikan yang tinggi dipasar 4
02 : pesanan bibit ikan yang tinggi 4
=12
Sumbu Y : FS Nilai
S3 : harga jual ikan stabil 3
W1 : harga pakan ikan yang tinggi 3
01 : permintaan terhadap ikan yang tinggi dipasar 4
02 : pesanan bibit ikan yang tinggi 4
= 14
Sumbu X : CA Nilai
S1: punya lahan untuk pengembangan usaha -4
S2 : sumber air yang mudah didapatkan -4
S3 : pakan mudah didapatkan -3
=-11
Sumbu Y : ES Nilai
S1: cuaca yang mendukung -4
01 : permintaan terhadap ikan Lele yang tinggi dipasar -4
02 : pesanan bibit ikan Lele yang tinggi -4
03 : harga pasar ikan Lele di pasar tingi -4
05 : banyak konsumen yang manyukai ikan Lele -4
=-20

Kesimpulan :
1. Rata – rata IS = 12/3 = 4
2. Rata – rata FS = 14/3 = 4,6
3. Rata – rata CA = -11/3 =- 3,6
4. Rata – rata ES = -20/5 = -4
 Sumbu X = -3,6 + 4 = 0,4
 Sumbu Y = - 4 + 4,6 = 0,6
FS
3
WO 2 SO
1
0

CA -4 -3 -2 -1 0 0 1 2 3 4 IS
0
-1
WT -2 ST
-3
-4
ES
5. KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian atas, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Matrik IFAS dan EFAS di dapatkan IFAS dengan bobot sebesar 1,00 dengan
rata – rata tertimbang sebesar 3,42. Sedangkan EFAS bobot sebesar 1,00 dengan rata – rata
tertimbang 3,06.
2. Berdasarkan Matrik IE di ketahui IFAS mempunyai nilai 3,42 yang artinya mempunyai
kekuatan yang sangat kuat dan mempunyai pengaruh kelemahan yang tidak signifikan.
Sedangkan EFAS mempunyai nilai 3,06 yang artinya mempunyai peluang yang tinggi dan
ancaman yang sedikit.
3. Berdasarkan matrik SWOT didapatkan beberapa strategi sebagai berikut:
a. Strategi SO
 Meningkatkan kuantitas ikan
 Menambah jumlah kolah untuk pembenihan ikan
b. Strategi ST
 Membudidayakan benih ikan sendiri
 Membuat kolam cadangan yang dekat dengan sumber air
c. Strategi WO
 Meminjam dana ke bank
 Melakukan promosi ke pasar –pasar
d. Strategi WT
 Membuat sumur bor
 Membuat pakan sendiri
4. Berdasarkan Matrik SPACE di dapatkan hasil sebagi berikut:
1. Rata – rata IS = 12/3 = 4
2. Rata – rata FS = 14/3 = 4,6
3. Rata – rata CA = -11/3 =- 3,6
4. Rata – rata ES = -20/5 = -4
5. Berdasarkan grafik
 Sumbu X = -3,6 + 4 = 0,4
 Sumbu Y = - 4 + 4,6 = 0,6
Yang artinyapemilik usaha harus mengoptimalkan kekuatan untuk mengurangi
ancaman.
B Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas , maka kami dapat memberika saran sebagai berikut:
1. Pertahankan kekuatan yang telah ada
2. Minimalisir kelemahan
3. Tingkatkan peluang
4. Kontrol ancaman yang datang
Lampiran

Pengisian kuesioner oleh responden

foto bersama pemilik dan karyawan usaha ikan lele


Daftar Pustaka
[1] A. D. Nugroho, “Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Konsumsi Air Tawar dan Ikan
Hias Air Tawar pada Kelompok Mitra Posikandu Kabupaten Bogor,” p. 10, 2017.
[2] Z. Abidin, “STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN LELE (Clarias
sp.) PADA USAHA PERSEORANGAN ‘TONI MAKMUR’ DIKAWASAN
AGROPOLITAN DESA KAUMAN KECAMATAN NGORO KABUPATEN JOMBANG,
JAWA TIMUR,” 2015.
[3] E. A. Pramita, “Analisis Pendapatan Dan Strategi Pengembangan Usaha Ikan Bandeng Tanpa
Duri Di Desa Lalombi Kabupaten Donggala,” p. 11, 2018.
[4] A. Rismawan, “ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PENDEDERAN
IKAN GURAMI (Osphronemus Gouramy) (STUDI KASUS DI KELOMPOK MINA
MUKTI DESA SUKATALI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG),” J.
Perikan. dan Kelaut., p. 9, 2017.

Вам также может понравиться