Вы находитесь на странице: 1из 4

Pupuk Kandang Kambing.

Limbah peternakan seperti feces, urine, dan sisa pakan dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan, seperti bau menyengat yang dapat merusak keadaan lingkungan secara fisik dan
kesehatan masyarakat di sekitar peternakan. Pengolahan kotoran ternak perlu dilakukan agar
tidak terbuang sia-sia sehingga menghasilkan produk dengan nilai jual yang baik dan
mengurangi pencemaran lingkungan. Pengolahan kotoran ternak dapat dilakukan dengan cara
menggunakan kotoran ternak sebagai pupuk kandang. Kotoran ternak dimanfaatkan sebagai
pupuk kandang karena kandungan unsur haranya seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K)
yang dibutuhkan tanaman dan kesuburan tanah serta unsur hara mikro diantaranya kalsium,
magnesium, belerang, natrium, besi, dan tembaga (Triviana, 2017). Kotoran kambing dapat
digunakan sebagai bahan organik dalam pembuatan pupuk kandang karena kandungan unsur
haranya relatif tinggi dimana kotoran kambing bercampur dengan air seninya (urine) ternyata
mengandung unsur hara, hal tersebut biasanya tidak terjadi pada jenis pupuk kandang lainnya
seperti kotoran sapi yang urinenya tidak banyak tercampur seperti kotoran kambing. (Surya dan
Saryono, 2013).

Manfaat dari pupuk kandang itu sendiri dapat membantu pertumbuhan tanaman yang
sangat tinggi karena adanya unsur hara tinggi pada kotoran kambing, dapat meningkatkan
kandungan bahan organik, meningkatkan kemampuan tanah untuk mengikat kelembaban, serta
memperbaiki struktur tanah dan pengatusan tanah, serta tanah yang subur akan mempermudah
perkembangan akar tanaman (Bramwell dan Martyn. 2004). Perbaikan dengan pemupukan dapat
dilakukan dengan penambahan bahan organik. Pupuk kandang kambing sangat ramah terhadap
lingkungan karena ketersediaannya yang melimpah sehingga dapat mengurangi biaya produksi
dan meningkatkan hasil produksi melalui perbaikan struktur tanah. Penggunaan pupuk kandang
kambing secara berkelanjutan akan memberikan dampak positif terhadap kesuburan tanah
(Dinariani et al., 2014)

Cara pembuatan pupuk kandang dari kotoran kambing yang umum :


- Kotoran kambing yang dikumpulkan untuk diangin-anginkan, jangan sampai terkena
hujan ataupun matahari secara langsung. Keadaan pupuk kandang yang dianginkan-
anginka boleh dicampurkan dengan sekam padi atau jerami padi. Jika sudah terlanjur
kecampur dibiarkan saja.
- Disiapkan EM4 dan disiram untuk memperoleh kandungan air kira-kira 40% atau jika
diremas airnya tidak menetes.
- Ditumpuk sekali lagi dengan cara yang sama sampai jumlah yang diinginkan,dan
ditunggu sampai seminggu.
- Setelah seminggu bisa diwadahi dengan karung goni dan pupuk kandang siap digunakan.

Agar pupuk kandang terurai sebelum digunkaan pupuk kandang perlu ditimbun di tempat
yang teduh dan tidak boleh kering. Untuk mempercepat proses peruraian pupuk kandang
perlu diaduk.Tanda-tanda pupuk yang sudah mengalami peguraian adalah:

- tidak panas, temperatur sama dengan tanah sekitar

- kotoran dan rumput-rumputan tidak nampak

- warna agak kehitam-hitaman

- mudah ditaburkan

Pemberian pupuk kandang dapat dilakukan dengan beberapa cara.

 Disebar merata dipermukaan tanah kemudian dibenamkan dengan cara dicangkul sehingga
benar-benar tercampur rata dengan tanah.

 Diletakkan dalam saluran/larikan kemudian ditutup kembali dengan tanah.


 Diberikan sekitar akar tanaman dengan cara membuat lubang terlebih dahulu dan setelah pupuk
dimasukkan ke lubang tersebut kenudian ditutup kembali dengan tanah.

Kotoran ternak segar yang bercampur dengan sisa-sisa pakan ternak tidak dapat langsung
digunakan sebagaj pupuk, karena mikroorganisme dalam kotoran masih terlalu banyak. Agar
dapat digunakan sebagai pupuk, kotoran ternak harus mengalami proses pelapukan
(dekomposisi) terlebih dahulu. Proses pelapukan dapat dilakukan dengan cara menyimpan
kotoran ternak segar di dalam lubang atau karung plastik selama 2-3 bulan.

Daftar Pustaka
Bramwell dan Martyn. 2004. Pertanian Dunia. Pakaraya Pustaka, Bandung.
Dinariani., Y. B. S. Heddy dan B. Guritno. 2014. Kajian penambahan pupukkandang kambing
dan kerapatan tanaman yang berbeda pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis
(Zea mays saccharata Sturt). Jurnal Produksi Tanaman. 2 (2): 128-136.
Trivana, L., A. Y. Pradhana dan A. P. Manambangtua. 2017. Optimalisasi waktu pengomposan
pupuk kandang dari kotoran kambing dan debu sabut kelapa dengan bioaktivator EM4.
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan. 9 (1): 16-24.
Surya, R.E. dan Suryono. 2013. Pengaruh pengomposan terhadap rasio C/N kotoran ayam dan
kadar hara NPK tersedia serta kapasitas tukar kation tanah. UNESA Journal of Chemistry
2(1): 137-144

Вам также может понравиться