Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LAPORAN PENDAHULUAN
GASTROENTRITIS(GEA)
DIRUANGAN INTERNE
DI SUSUN OLEH :
NAMA :ROSEL SARAGIH
TINGKAT :II.B
GASTROENTERITIS
A. PENGERTIAN
• Gastroenteritis adalah peradangan akut lapisan lambung dan usus ditandai dengan
anoreksia, rasa mual, nyeri abdomen, dan diare.
• Gastroenteritis adalah radang lambung dan usus yang memberikan gejala diare atau
tanpa disertai muntah (muntah berak).
• Gastroenteritis didefinisikan sebagai inflamasi membrane mukosa lambung dan usus
halus yang ditandai dengan muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan dan
elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
B. ETIOLOGI
a. Faktor infeksi
• Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigelia Compylobacter, Yersina,
Aeromonas, dan sebagainya.
• Infeksi virus : Eterovirus (virus ECHO, Coxsackie Poliofelitis), Adenovirus,
Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.
• Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Triguris, Oxyyuris, Strongyloides), protozoa
(Entamoeba Hstolitica, Glardialambia, Trichomonas Hominis).
b. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat, lemak, atau protein.
c. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.
d. Factor psikologis
Rasa takut dan cemas.
e. Imunodefisiensi
Dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan bakteri.
f. Infeksi terhadap organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang
tenggorokan.
C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya Gastroenteritis :
1. Dehidrasi
Disebabkan karena makanan terkontaminasi dengan mikroorganisme dan ikut
masuk ke dalam saluran pencernaan sehingga menyebabkan iritasi pada mukosa
lambung sehingga makanan tidak dapat diabsorbsi dan keluar melalui kolon yang
berbentuk cair.
2. Gangguan keseimbangan asam-basa
Hal ini terjadi karena :
a. kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja
b. adanya ketosis kelaparan
c. terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan
d. produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat
dikeluarkan oleh ginjal
e. pemindahan ion Na dari cairan ekstra seluler ke dalam cairan intra seluler
3. Hipoglikemia
Adalah kekurangan glikogen dalam tubuh yang disebabkan oleh kerusakan sel-sel
dan penurunan konsentrasi glukosa serum, insulin, dan hormon pertumbuhan.
Gejalanya antara lain : lemas, apatis, peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat,
syok, dan kejang sampai lama.
4. Gangguan gizi
Disebabkan karena :
a. makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang
bertambah berat
b. walaupun susu diteruskan sering diberikan dengan pengenceran dan susu encer
diberikan terlalu lama
c. makanan yang diberikan tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena
hiperperistaltik
5. Gangguan sirkulasi
Gangguan sirkulasi darah berupa syok hipovilemik akibat perfusi jaringan
berkurang dan terjadi hipoksia, asidisis bertambah berat dan mengakibatkan
perdarahan dalam otak.
D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala awal :
1. Anak menjadi cengeng
2. Gelisah
3. Suhu badan meningkat
4. Nafsu makan menurun atau tidak ada
5. Tinja cair (mungkin mengandung darah atau lendir)
6. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu
Gejala lain :
1. Muntah (dapat terjadi sebelum atau sesudah diare)
2. Gejala dehidrasi
3. Berat badan menurun
4. Ubun-ubun cekung (pada bayi)
5. Tonus dan turgor kulit berkurang
6. Selaput lendir dan bibir kering
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan tinja, baik makroskopik maupun mikroskopik harus dilakukan untuk
menentukan diagnosa yang pasti.
Pemeriksaan secara makroskopik harus diperhatikan bentuk, warna tinja, ada
tidaknya darah, lendir, pus, lemak, dan lain-lain.
Pada pemeriksaan mikroskopik harus diperhatikan telur cacing, parasit, dan
bakteri.
Pemeriksaan darah
Homogram lengkap, meliputi : Hb,eritrosi, leukosit, dan hematokrit untuk
membantu menemukan derajat dehidrasi dan infeksi.
Pemeriksaan pH dan keseimbangan asam basa.
Pemeriksaan AGD dan elektrolit, yaitu Na, K, Cl, dan Mg.
Pemeriksaan urine
Ditetapkan volme, berat jenis, pH, dan elektrolitnya.
2. Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi sebaiknya dilakukan sebagai pekerjaan rutin pada setiap
penderia diare. Lebih-lebih lagi setelaah ditemukan ‘colon fibrescope’ maka akan
mempermudah dalam pembuatan diagnosa.
3. Radiologi
Penderita sering mengalami diare yang hilang timbul, misalnya colitis ulseratif
dan regional enteritis. Untuk menegakkan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan
radiology.
F. PENGKAJIAN
-Observasi/temuan
- Sering defekasi
- Penurunan berat badan
- Penurunan nafsu makan
- Nyeri keram
-Distensi abdomen
-Muntah
-Demam
- Peka
-rangsang
-Dehidrasi
- Ketidakseimbangan elektrolit hiperaktif
-bising usus
- Hiponatremi/hipernatremia
-Hipokalemi/hiperkalemia
- Status nutrisi
- Depresi fontanel anterior
- Mata cekung
- Turgor kulit jelek
- Selaput lendir kering
-Tidak ada air mata saat menangis
- Berat jenis urine tinggi
- Asidosis metabolic
-Pemeriksaan fisik
a. Suhu badan
Bilamana kulit penderita teraba panas, kemungkinan besar menderita penyakit
inflamasi atau neoplasma.
b. Penurnan berat badan disertai edem.
c. Inspeksi
• Inspeksi kulit, adanya pucat, ikterik, dan karotenemia
• Inspeksi abdomen untuk tanda-tanda distensi, depresi, dan gerakan peristaltic
yang tampak pada dinding abdomen
• Inspeksi mulut : bibir kering, kotor, dan bau
• Inspeksi tinja : warna, bau, volume, frekuensi, dan konsistensi
d. Auskultasi
• Bunyi peristaltic normal 5-35 X/menit
− Menghilang : peritonitis
− Keras/sering : diare, gastroenteristik
− Nada tinggi : ileus obstruksi
• Gerakan cairan
Normal terdengar di epigastrium kiri : cairan lambat, normal 5jam setelah
makan/minum, penuh.
• Bising pembuluh darah
Terdengar lumen arteri menyempit/pelebaran aorta abdominalis.
e. Perkusi
Normal : timpani.
f. Palpasi
Palpasi abdomen untuk menentukan adanya nyeri tekan.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA