Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Leny Harviani
102016012
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email: leny.2016fk012@civitas.ukrida.ac.id
Abstrak
Protein adalah polimer kondensasi asam-asam amino melalui ikatan peptida.Protein
merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia.Protein memiliki
empat tingkat struktur tiga dimensi, yaitu struktur primer, struktur sekunder, stuktur tersier
dan struktur kuartener.Selain itu, protein juga digolongkan menjadi beberapa bagian, salah
satunya digolongkan berdasarkan bentuk tiga dimensinya yang terdiri dari protein berserabut
dan protein globular.Protein globular adalah protein yang dibentuk oleh rantai asam amino
yang dipadatkan, yang dilipat menjadi bentuk yang rumit dan kasar yang menyerupai
bola.Yang termasuk protein globular ini yaitu hemoglobin.Hemoglobin adalah metaloprotein
(protein yang mengandung zat besi) didalam sel darah merah yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.Hemoglobin memilik dua bagian yaitu
globin dan empat gugus non-protein.Selain itu, jumlah hemoglobin dalam darah normal 15
gram setiap 100 ml darah. Apabila kadar hemoglobin tidak normal, maka akan terjadi
anemia.
Kata kunci: Protein, hemoglobin
Abstract
Protein is a condensation polymer of amino acids by peptide bonds. Protein is one of the
most studied molecules in biochemistry. Protein has four floors of the three-dimensional
structure, ie the primary structure, secondary structure, tertiary structure and quaternary
structure. In addition, protein is also classified into several parts, one of which is
classified based on the three-dimensional shape composed of filamentous proteins and
globular proteins. Globular protein is a protein formed by amino acid chains are compacted,
folded into intricate shapes and rough like a ball. Which included this globular protein
hemoglobin. Hemoglobin is metaloprotein (a protein containing iron) in red blood cells that
function as a carrier of oxygen from the lungs throughout the body. Hemoglobin can have
two parts, namely globin and four non-protein groups. In addition, the amount of hemoglobin
in the blood of normal 15 grams per 100 ml of blood. If the hemoglobin level is not normal,
there will be anemia.
Keywords: Protein, hemoglobin
1|Page
Pendahuluan
Protein merupakan salah satu dari biomelekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan
polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein
merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia.1
Struktur suatu protein menentukan fungsi yang dilakukannya dalam tubuh.Salah satu
contoh protein dengan fungsi yang berbeda adalah hemoglobin.Hemoglobin merupakan
molekul yang terdiri dari kandungan heme dan rantai polipeptida globin.Hemoglobin terdapat
dalam sel-sel darah merah dan merupakan pigmen pemberi warna merah sekaligus pembawa
oksigen dari paru-paru keseluruh sel-sel tubuh. Setiap orang memiliki 15 gram Hb per 100 ml
darah dan jumlah darah sekitar lima juta sel darah merah per millimeter darah. Apabila
kekurangan hemoglobin dapat menyebabkan terjadinya anemia, yang ditandai dengan gejala
kelelahan, sesak napas, pucat dan pusing. Namun, jika kelebihan hemoglobin akan
mengakibatkan terjadinya kekentalan darah jika kadarnya mencapai 18-18 gr/ml. Kadar
hemoglobin bisa dipengaruhi oleh tersedianya oksigen pada tempat tingga, mislanya Hb
meningkat pada orang yang tinggi dari permukaan laut.1
Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu protos yang berarti paling utama. Protein adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-
monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul
protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur dan fosfor. Protein berperan
penting dalam struktur dan funsi semua sel makhluk hidup dan virus.1
Protein merupakan polimer dari lebih dari 50 asam amino.Perbedaan antar protein
disebabkan oleh perbedaan urutan, variasi, dan jumlah ke-20 macam asam amino pembentuk
protein. Untuk dapat menjalankan fungsinya, asam amino ini terikat dengan cara tertentu
untuk menstabilkan fungsi protein.2
2|Page
amino dari asam amino yang lain. Di dalam penggabungan molekul asam amino itu, akan
terlepas satu molekul air.3
Struktur protein biasanya dibagi menjadi empat tingkat struktur tiga dimensi yaitu,
struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier, dan struktur kuarterner.2
Struktur primer yang merupakan urutan liner asam amino pembentuk protein.Antar
asam amino berikatan kovalen melalui ikatan peptida dan dapat distabilkan oleh ikatan
kovalen yang terjadi antara asam amino sistein. Bagian terpenting dalam struktur primer
protein adalah ikatan amida yang menghubungkan satu asam aminon dengan asam amino
yang lain (Gambar 1).2
Struktur sekunder yaitu penyusun ruang atom-atom dalam satu daerah dalam rantai
polipeptida atau protein. Struktur ini tidak lain adalah jembatan hidrogen antara atom H pada
N-H dari satu amida dengan atom gugus karbonil (C=O) dari amida yang lain. Struktur
sekunder distabilkan oleh jembatan disulfida.Daerah didalam peptida dapat membentuk
struktur reguler, berulang, dan lokal yang terjadi akibat adanya ikatan hidrogen antara atom-
atom ikatan peptida. Daerah tersebut dikenal sebagai struktur sekunder mencakup pertamaα-
heliksyang terbentuk dalam satu rantai peptida dimana rantai peptida memutar searah jarum
jam atau ke arah kanan membentuk spriral. α-heliks ini menghasilkan struktur yang kuat dan
tidak larut dalam air.Kedualembaran β yang terbentuk apabila jembatan hidrogen dan
jembatan disulfidanya terbentuk antara dua rantai peptida. Ikatan antara satu rantai peptida
dengan rantai yang lain dapat terjadi pada daerah arah yang sama (pararel) atau arah
berlawanan(antipararel)(Gambar 2).2,4
3|Page
Gambar 2.A. Struktur sekunder α-heliks, B. Struktur sekunder β-sheet(www.wordpress.com)
Struktur Kuartener adalah struktur tiga dimensi suatu protein yang terdiri dari subunit.
Subunit tersebut disatukan oleh jenis interaksi nonkovalen yang sama yang berperan pada
struktur tersier, yaitu interaksi elektrostatik dan hidrofobik serta ikatan hidrogen. Pada
hemoglobin, subunit yang ada serupa. Keempatnya mengandung hem dan mengikat oksigan.
Namun, kompleks piruvat dehidrogenase memiliki beberapa jenis subunit yang berbeda.
Kompleks ini megandung sejumlah besar protein yang mencakup enzim yang mengkatalisis
reaksi keseluruhan, memperbaharui kofaktor, dan mengatur aktivitas.5
4|Page
Gambar 4. Keempat tingkatan struktur dalam protein: struktur primer, sekunder, tersier dan kuartener.
Berdasarkan bentuk tiga dimensinya protein dapat digolongkan menjadi dua yaitu protein
globular dan protein serabut.
Protein serabut terbentuk dari rantai polipeptida yang disusun sepanjang satu
sumbu.Protein serabut berperan dalam pembentuk struktur, memberi kekuatan dan
perlindungan pada jaringan sel. Yang termasuk dalam protein ini adalah α-keratin dan
kolagen.Protein terbentuk dari unit-unit α-heliks yang sebagian besar mengandung residu
alanin dan leusin.Kedua asam amino nonpolar ini tersusun memanjang ke luar dari rantai α-
heliks. Adanya asam-asam amino nonpolar dibagian luar struktur protein menyebabkan
protein ini sangat tidak larut dalam air (Gambar 5).2
5|Page
protein konyugasi antara molekul protein dan gugus prostetik berupa molekul heme (Gambar
5).2,6
Hemoglobin adalah pigmen yang mengikat oksigen dalam darah. Hemoglobin merupakan
bahan protein yang terdiri hem dan globin dengan berat molekul 64.450. Selain itu,
hemoglobin merupakan molekul yang berbentuk bulat yang terdiri dari 4 subunit.Ikatan
hemoglobin dan oksigen berupa oksihemoglobin, oksigen ini menempel pada Fe2+ dalam
heme.Afinitas 2,3difosfogliserat hemoglobin terhadap oksigen dipengaruhi oleh pH, suhu,
dan konsentrasi (2,3DPG) dalam darah.Keadaan afinitas hemoglobin terhadap oksigen
ternyata juga dapat diganggu oleh adanya gas karbonmoniksida (CO). Dengan adanya gas
CO ini dapat meningkatkan afinitas hemoglobin terhadap ikatan CO dan menurunkan afinitas
ikatan terhadap oksigen. Kondisi ini berakibat sel atau jaringan menjadi tidak disuplai
oksigen.7,8
Hemoglobin hanya terdapat pada sel darah merah. Sebuah molekul hemoglobin memiliki
dua bagian yaitu pertama globin, suatu protein yang terbentuk dari empat rantai polipeptida
(dua subunit α- dan dua subunit β-) yang sangat berlipat-lipat, ketika ke-4 subunit polipeptida
saling melipat, asam-asam amino non-polar tetap berada dibagian dalam dan bagian kedua
empat gugus non-protein yang mengandung besi yang dikenal sebagai gugus hem, dengan
masing-masing terikat kesalah satu polipeptida.8
Setiap satu molekul hemoglobin mengandung 4 unit gugus heme.Didalam molekul heme
terdapat cincin porfitin yang mengandung atom-atom nitrogen dan ion Fe2+. Ion Fe2+ dalam
molekul heme membentuk ikatan koordinasi 6, yaitu dengan 4 koordinasi dengan atom-atom
nitrogen dalam sistem porfirin, 1 ikatan koordinasi dengan molekul oksigen, dan 1 ikatan
6|Page
koordinasi dengan atom N dari asam amino histidin. Kelarutan oksigen dalam darah sangat
rendah, akan tetapi dengan adanya molekul Fe2+ heme dalam hemoglobin, sel darah merah
ammpu mengikat oksigen dan membawanya ke seluruh bagian tubuh(Gambar 6).2
Masing-masing dari keempat atom besi dapat berikatan secara reversibel dengan satu
molekul O2; oleh sebab itu, setiap molekul hemoglobin dapat mengambil empat penumpang
O2 di paru. Karena O2 tidak mudah larut dalam plasma, 98,5% O2 yang terangkut dalam darah
terikat ke hemoglobin. Ketika tidak berikatan dengan O2, hemoglobin disebut sebagai
hemoglobin tereduksi atau deoksihemoglobin dan ketika berikatan dengan O2 disebut
sebagai oksihemoglobin (HbO2).8
Apabila jumlah oksigen yang terikat ke protein digambarkan dalam sebuah grafik
terhadap tekanan parsial (pO2), untuk mioglobin akan diperoleh kurva hiperbolik sedangkan
untuk hemoglobin akan diperoleh kurva sigmoidalis (Gambar 7). Kurva-kurva ini
menunjukan bahwa jika pO2 tinggi, mioglobin dan hemoglobin akan jenuh oksigen. Tetapi,
apabila pada pO2 yang lebih rendah, mioglobin akan mengandung lebih banyak oksigen
dibandingkan hemoglobin. Oleh karena itu, hemoglobin berfungsi sebagai pengangkut
oksigen yang efektif. Hemoglobin akan mengikat oksigen di paru tempat pO2 tinggi dan
melepaskan oksigen di jaringan tempat pO2 rendah. Sedangkan mioglobin tetap jenuh oleh
oksigen pada pO2 jaringan. Dengan demikian, pada sel otot yang beristirahat, mioglobin
mengikat oksigen yang dilepaskan dalam darah oleh hemoglobin . Sewaktu otot beraktivitas
dan tekanan oksigen turun, mioglobin melepaskan oksigen.4
7|Page
Gambar 7.Kurva saturasi oksigen untuk mioglobin dan hemoglobin (www.wordpress.com)
Peran Hemoglobin
Selain mengangkut O2, hemoglobin juga dapat berikatan dengan pertama karbondioksida
(CO2).Hemoglobin membantu mengangkut gas ini dari sel jaringan kembali ke paru.Kedua,
bagian ion-hidrogen asam (H+) dari asam karbonat ionisasi, yang dihasilkan ditingkat
jaringan dari CO2.Hemoglobin menyangga asam ini sehingga asam ini tidak banyak
mengubah pH darah.Ketiga, karbon monoksida (CO).Gas ini dalam keadaan normal tidak
terdapat didalam darah, tetapi jika terhirup gas ini cenderung menempati bagain hemoglobin
yang berkaitan dengan O2, menyebabkan keracunan CO dan terakhir nitrat oksida (NO).Di
paru, nitrat oksida yang bersifat vasodilator berikatan dengan gemoglobin. NO dilepaskan
arteriol lokal. Vasodilatasi membantu menjamin bahwa darah kaya-O2 dapat mengalir dengan
lancar dan juga membantu menstabikan tekanan darah.8
Oleh sebab itu, hemoglobin berperan dalam transpor O2 sekaligus memberi kontribusi
signifikan pada transpor CO2 dan kemampuan darah dalam menyangga pH. Dengan
membawa vasodilatornya sendiri, hemoglobin membantu menyalurkan O2 yang dibawanya.8
8|Page
mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh jaringan tubuh untuk dipakai
sebagai bahan bakar, dan membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai
hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang, untuk mengetahui apakah seseorang
kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran kadar hemoglobin.1
Kadar Hemoglobin
Kadar hemoglobin adalah ukuran pigmen respiratorik dalam butiran-butiran darah merah.
Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah 15 gram setiap 100 ml darah dan jumlah ini
biasanya disebut 100 persen. Batas normal nilai hemoglobin untuk seseorang sukar
ditentukan sebab kadar hemoglobin diantara setiap suku banga bervariasi. Namun, WHO
telah menetapkan batas kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin yang
ada pada tabel 1. Selain itu, Departemen Kesehatan RI pada tahun 1999 sudah menatapkan
juga batas normal kadar hemoglobin setiap kelompok umur yang terdapat pada tabel 2.1
Dewasa 1. Laki-laki 13
2. Wanita 12
3. Wanita hamil 11
9|Page
faktor besi, kadar hemoglobin juga dapat dipengaruhi oleh asam amino glisin, vitamin B6
atau piridoksin, vitamin B12, dan suksinil-koA. Protein yang berupa asam amino glisin dan
suksinil-koA tersebut diperlukan untuk menjadikan protoporfirin dan akhirnya menjadi heme
setelah berinteraksi dengan zat besi dengan bantuan enzim ferrocelatase, sedangkan untuk
sintesis globin diperlukan asam amino, biotin, asam folat, vitamin B6, dan vitamin B12.1
Kesimpulan
Fungsi dan sifat dari protein tergantung pada bentuk tiga dimensinya.Dan bentuk ini
sangat ditentukan oleh ikatan primer antar asam-asam amino pembentuk protein. Apabila satu
asam amino digantikan dengan asam amino dengan yang lainnya maka fungsi protein akan
terganggu. Seperti pada skenario ini, satu asam amino pada kedua subinit β- digantikan dari
asam glutamat menjadi valin.Penggantian asam glutamat dengan asam amino valin
mengubah bentuk hemoglobin dan berefek sangat drastis menganggu fungsi hemoglobin.
Daftar Pustaka
1. Fried GH, Hademenos GJ. Schaunms: tssbiologi. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Erlangga;
2007.
2. Simamora A. Asam amino dan protein. Jakarta: FK UKRIDA; 2015.
3. Pudtyaatmaka AH. Kamus kimia. Jakarta: Balai Pustaka; 2009.
4. Marks AD, Marks DB, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar sebuah pendekatan
klinis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010.
5. Sumardjo D. Pengantar kimia buku panduan kuliah mahasiswa dan program strata I
fakultas bioeksakta. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.
6. Chang R. Kimia dasar konsep-konsep inti. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2008.
7. Ditara T. Cara mudah belajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Nuha Medika; 2014.
8. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2012.
10 | P a g e