Вы находитесь на странице: 1из 4

No.

Dokumen : SPO/LAB/STP-CARITA/08

Status Revisi : 00
SISTEM DAN PROSEDUR Tanggal
ALGAE : 1 September 2011
Berlaku
PT. SURI TANI PEMUKA Halaman 1 dari 4
Unit Hatchery
Dibuat oleh : Desmon M H T

Disetujui oleh : Irza Armizal

KULTUR ALGAE

1. TUJUAN
Sebagai dasar pelaksanakan kegiatan penyediaan algae untuk menunjang produksi benur dari
stadia awal (zoea-mysis) sampai stadia post larva (pl) dengan kualitas yang baik dan kuantitas yang
cukup.

2. RUANG LINGKUP
Sistem prosedur berikut meliputi: proses kultur algae dari ruang indoor, intermediate dan massal
sampai siap digunakan untuk pakan benur dengan standar prosedural yang telah ditetapkan.

3. REFERENSI
1. SNI 01-7252-2006 Benih Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar. BSN
2. Intensive Shrimp Production Technology. The Oceanic Institute Shrimp Manual. USA
3.Health Management and Biosecurty maintenance in white shrimp (Penaeus vannamei) hatcheries
in Latin America. Fisheries Technical Paper. FAO

4. DEFINISI
No. Istilah/ Penjelasan
Singkatan

5. PENANGGUNG JAWAB
1. Pelaksana Produksi Kultur Algae (Tim manajemen QC.QI &Lab): A. Asti Rahmawati
bertanggungjawab atas persiapan, kultur algae, pemeliharaan sampai menghasilkan algaedan
didistribusikan pada bak-bak yang membutuhkan dalam pemeliharaan larva sebagai bahan pakan
alami.
2.MPM : Desmon M H T bertanggungjawab atas pelaksanaan persiapan, kultur algae,
pemeliharaan algae sampai distribusi apakah telah sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
No. Dokumen : SPO/LAB/STP-CARITA/08

Status Revisi : 00
SISTEM DAN PROSEDUR Tanggal
ALGAE : 1 September 2011
Berlaku
PT. SURI TANI PEMUKA Halaman 2 dari 4
Unit Hatchery
Dibuat oleh : Desmon M H T

Disetujui oleh : Irza Armizal

KULTUR ALGAE

6. ALAT DAN BAHAN


6.1 ALAT 6.2 BAHAN
1. Lampu TL 1. Aquadest (Aqua galon)
2. Test Tube 2. Chorin cair 100 ppm
3. Elemeyer 3.Thiosulfat 7,5 ppm
4. Toples 2 ltr dan 10 ltr 4. Algae yang siap dikultur
5. Tangki fiber 250 ltr dan 1 ton 5. Pupuk NPK dan Trace metal
6. Bak kultur massal 6. Air tawar dan air laut steril
7. Batu Aerasi dan selang aerasi 7. Deterjen dansabun

7. URAIAN PROSEDUR
Algae yang digunakan dalam kegiatan produksi ada dua macam, yaitu algae monosel dan multisel.
Tiga tahapan kultur algae, yaitu;
1. Kultur pada ruang tertutup (indoor)
2. Kultur pada intermediet (antara)
3. Kultur massal pada ruang terbuka (outdoor)

7.1 Kultur Pada Ruang Tertutup (Indoor)


1. Kultur dalam ruang tertutup (indoor), yaitu kultur dilakukan di ruang tertutup dan terkontrol
dengan bantuan penerangan lampu TL dan suhu +25°C.
2. Air laut yang akan digunakan untuk kultur di ruang indoor sebelumnya difilter menggunakan
catridge filter 10-5-1 mikron, ditreatment dengan chlorin cair 100 ppm, lalu 18 jam kemudian
dinetralkan dengan thiosulfat 7,5 ppm, setelah netral, air siap untuk digunakan.
3. Langkah pertama untuk kultur algae di ruang indoor yaitu kultur algae di test tube 10 ml,
dikultur min. selama 30 jam diberi cahaya lampu TL 40 watt, setelah min. 30 jam bisa
dipindahkan ke erlenmeyer 500 ml atau disimpan untuk jangka panjang, dengan cara dijauhkan
dari cahaya lampu.
No. Dokumen : SPO/LAB/STP-CARITA/08

Status Revisi : 00
SISTEM DAN PROSEDUR Tanggal
ALGAE : 1 September 2011
Berlaku
PT. SURI TANI PEMUKA Halaman 3 dari 4
Unit Hatchery
Dibuat oleh : Desmon M H T

Disetujui oleh : Irza Armizal

KULTUR ALGAE

4. Kultur di erlenmeyer 500 ml min. selama 30 jam kemudian dilanjutkan dikultur pada toples
2.000 ml atau bisa disimpan untuk jangka panjang, dengan cara dijauhkan dari cahaya lampu.
5. Setelah dikultur min. selama 48 jam (max 72 jam) algae dari toples 2.000 ml bisa dipindahkan
ke toples 10 ltr dan dikultur min. selama 48 jam (max 72 jam). Seluruh proses kultur harus
terbebas dari kontaminasi protozoa serta kepadatan standar algae 2 – 3 juta sel per ml.
6. Pupuk yang digunakan untuk kultur algae di ruang indoor ada beberapa jenis yaitu;
- NaH2PO4 5 gr dan NaNO3 75 gr dilarutkan menggunakan aquades hingga menjadi 1 ltr.
Dosis yang digunakan 1 ml larutan pupuk untuk 1 ltr media kultur.
- EDTA 2,18 gr dan FeCl 1,58 gr dilarutkan menggunakan aquades hingga menjadi 1 ltr.
Dosis yang digunakan 1 ml larutan pupuk untuk 1 ltr media kultur.
- Sodium Silikat 76 ml dilarutkan menggunakan aquades hingga menjadi 1 ltr. Dosis yang
digunakan 1 ml larutan pupuk untuk 1 ltr media kultur.
7. Selain pupuk untuk kultur di ruang indoor, digunakan juga trace metal berupa CoCl2 10 gr,
MoO4 6,3 gr, ZnSo4 2,2 gr, MnCl2 100 gr, CuO4S 9,8 gr, dilarutkan menggunakan aquades
hingga menjadi 1 ltr. Dosis yang digunakan 5 ml larutan pupuk untuk 1 ltr media kultur

7.2 Kultur Pada Intermediet (Antara)


1. Standar pemakaian bibit untuk kultur intermediate: 1 ltr bibit untuk 25 liter media kultur.
2. Kultur di ruang intermediet menggunakan tangki fiber 250 ltr dan 1.000 ltr. Air laut yang
akan digunakan untuk kultur disiapkan sehari sebelumnya, disterilisasi dengan klorin 100
ppm lalu 18 jam kemudian jika air belum netral, maka dinetralkan dengan thiosulfat 7,5 ppm.
Algae dari ruang indoor, dikultur selama 24 - 30 jam, apabila setelah 30 jam tidak digunakan,
algae dibuang.
3. Tangki 1.000 ltr menggunakan bibit dari algae 250 ltr, dikultur selama 24 - 30 jam. Selama
proses kultur di ruang intermediet algae harus bebas dari kontaminasi agen penyakit dan
kepadatan standar algae setelah dikultur selama 48 jam:
- Chaetoceros adalah min. 400.000 sel per ml.
No. Dokumen : SPO/LAB/STP-CARITA/08

Status Revisi : 00
SISTEM DAN PROSEDUR Tanggal
ALGAE : 1 September 2011
Berlaku
PT. SURI TANI PEMUKA Halaman 4 dari 4
Unit Hatchery
Dibuat oleh : Desmon M H T

Disetujui oleh : Irza Armizal

KULTUR ALGAE

- Thallasioserra adalah min. 100.000 sel per ml.


4. Apabila setelah 48 jam tidak digunakan algae dibuang.

5.3 Kultur Massal Pada Ruang Terbuka (Outdoor)


1. Hasil kultur algae dari ruang intermediet (tangki 1.000 ltr) dipindahkan ke bak kultur massal
(outdoor). Setelah dikultur max. selama 48 jam dan kepadatan standar mencapai 500.000 –
600.000 sel / ml algae, maka bisa digunakan untuk pakan larva. Algae selama kultur tidak
boleh terkontaminasi agen menyakit. Apabila terkontaminasi, maka algae tersebut harus
dibuang.

6. LAMPIRAN
1. Form pemakaian bahan
2. Buku kebutuhan dan sisa algae per bak

Вам также может понравиться