Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kata kunci : kalor, temperatur, aliran Commented [afd1]: Kata Kunci masih bisa milih yg lain
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1) Memahami fenomena fisik heat exchanger,
2) Mengetahui karakteristik sesungguhnya heat exchanger.
3) Disc-and-doughnut Baffle
Desain dari bentuk ini terdiri atas baffle berbentuk disc dan doughnut.
Diameter bentuk disc lebih besar dari diameter lubang doughnut, pada baffle
jenis ini dipakai tie rod untuk menyangga baffle. Tie rod ini sebagian terletak
pada susunan tabung sehingga mempengaruhi jumlah efektif tabung dalam
berkas/susunan tabung.
5) Rod Baffle
Baffle jenis ini lebih berfungsi sebagai sirip daripada pengarah aliran. Rod
baffle heat exchanger dikembangkan oleh Philip. Heat Exchanger ini getarannya
lebih kecil.
Gambar 2.11. Rod baffle heat exchanger and support: (a) Schematic, (b) Details,
(c) Cage Assembly, and (d) Tube and Support Rod Layout.
dimana:
q = heat transfer (W)
U = overall heat transfer coeficient (kJ/s∙m2∙K)
A = luas bidang perpindahan panas (m2)
Start
q = 400L/h, T = 60°C
K1, K2, K3, K4, K5, K6
Parallel flow
A
A
qcold = 300L/h
no
Q≥750L/h
yes
no
Counter
Flow
yes
qcold, qhot, Pcold in, Phot in, Pcold out, Phot out,
Tcold in, Tcold out, Thot out
End
BAB 4
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
START
K
tembaga
ṁh = ρh.Qh ṁc = ρc.Qc
A B
A B
Dh = 4Ac/P
4ṁc 4ṁh
Re,c = 𝜋.𝐷ℎ.µ𝑖 Re, h =
12.𝜋.𝐷𝑡𝑢𝑏𝑒.µ𝑛
𝑘ℎ
hh = Nuh 𝐷𝑡𝑢𝑏𝑒.𝑖𝑛
Hc = Nu . k
𝐷𝑡𝑢𝑏𝑒𝑜𝑢𝑡
1 ln 1
𝐷𝑡𝑢𝑏𝑒𝑖𝑛
Rtot = + +
12 𝜋 (ℎℎ.𝐷𝑡𝑢𝑏𝑒𝑖𝑛.𝐿) 12 .2𝜋 𝐾𝑓 𝐿 12𝜋(𝐻𝑐 𝐷𝑡𝑢𝑏𝑒𝑜𝑢𝑡 𝐿)
UA = 1/Rtot
Cc = mc . Cpc
Ch = ṁh .Cph
C D
C D
NTU = UA/Cmin
i=i+1
Qmax=Cmin (Thi-Tcin)
Qout=Chot (Tmin-Tho)
q= qoutc/qmax
ΔPc = Pci-Pco
ΔPh = Phi-Pho
Cr = Cmin/Cmax
TIDAK
i=8
YA
SELESAI
4.3 Contoh Perhitungan
4.3.1 Contoh Perhitungan Parallel Flow
Diketahui data percobaan ke-1 sebagai berikut:
Qcold = 400 L/h = 1.11 x 10-4 m3/s
Qhot = 2 L/m = 1.26 x 10-4 m3/s
Pcold in = 1.1 kg/cm2=11000 kg/m2
Pcold out = 0 kg/cm2 =0 kg/m2
Phot in = 0.8 kg/cm2=8000 kg/m2
Phot out = 0.25 kg/cm2= 2500 kg/m2
Tcold in = 29.8 oC = 302.8 K
Tcold out = 30.7 oC = 303.7 K
Thot in = 61.2 oC = 334.2 K
Thot out = 56.1 oC = 329.1K
Dshell in = 0.1022 m
Dshell out = 0.1143 m
Dtube in = 0.00942 m
Dtube out = 0.0127 m
L = 0.3 m
Temperatur rata-rata
Thi + Tho 334.2 + 329.1
Tmh = = = 331.65 K
2 2
Tci + Tco 302.8 + 303.7
Tmc = = = 303.25 K
2 2
Tmh + Tmc 331.65 + 303.25
Tmf = = = 317.45 K
2 2
Luas Permukaan
π
A = (D2shell in – 12D2tube out )
4
π
= (0.1022 2– 12(0.0127)2 ) = 0.00668 m2
4
Keliling / Perimeter
P = π(Dshell in + 12Dtube out )
= π(0.1022 + 12(0.0127)) = 0.7998 m2
Diameter Hidrolis
A
Dh = 4
P
0.00668
=4 × = 0.0334 m
0.7998
Reynold Number
4ṁc 4 × 0.1105247
Rec = = = 5272.564071
πDh μc π × 0.0334 × 0.0007991
4ṁh 4 × 0.10897
Reh = = = 187.103142
πDtube μh π × 0.00942 × 0.07872
Nusselt Number
4⁄ 1⁄ 4⁄ 1
Nuc = 0.023Rec 5 Pr 3 = 0.023x5272.564071 5 5.4205 ⁄3
= 38.37294
Nuh = 4.36 (laminar)
Thermal Resistance
1
R conv,cold = = 0.0098128 J/W
12πhcold Dtube,out L
1
R conv,hot = = 0.014415 J/W
12πhhot Dtube,in L
R total = R conv,cold + R conv,hot = 0.0242278 J/W
Effectiveness (𝜀)
q act
ε= = 0.533
q max
Cr
Cmin
Cr = = 0.48173
Cmax
Pressure Drop
∆pc = pcold, in – pcold, out = 11000 – 0 = 11000 kg/m2
∆ph = phot, in – phot, out = 8000 – 2500 = 5500 kg/m2
Temperatur rata-rata
Thi + Tho 333.2 + 329.5
Tmh = = = 331.35 K
2 2
Tci + Tco 307.4 + 307.3
Tmc = = = 307.35 K
2 2
Tmh + Tmc 331.35 + 307.35
Tmf = = = 319.35 K
2 2
Luas Permukaan
π 2
𝐴 = (D – 12D2tube out )
4 shell in
π
= (0.1022 2– 12(0.0127)2 ) = 0.00668 m2
4
Keliling / Perimeter
𝑃 = π(Dshell in + 12Dtube out )
= π(0.1022 + 12(0.0127)) = 0.7998 m2
Diameter Hidrolis
A
Dh = 4
P
0.00668
=4 × = 0.0334 m
0.7998
Reynold Number
4ṁc 4 × 0.110344
Rec = = = 5729.0968
πDh μc π × 0.0334 × 0.00073422
4ṁh 4 × 0.108990
Reh = = = 1853.4221
πDtube μh π × 0.00942 × 0.00794825
Nusselt Number
4⁄ 1⁄
Nuc = 0.023Rec 5 Pr 3 =
4 1
0.023x5729.0968 ⁄54.9274 ⁄3 =39.7255
Nuh = 4.36
Thermal Resistance
1
R conv,cold = = 0.009397 J/W
12πhcold Dtube,out L
1
R conv,hot = = 0.144103 J/W
12πhhot Dtube,in L
R total = R conv,cold + R conv,hot = 0.1535 J/W
Effectiveness (𝜀)
q act
ε= = 0.1434
q max
Cr
Cmin
Cr = =0.482405
Cmax
Pressure Drop
∆pc = pcold, in – pcold, out = 8000 – 0 = 8000 kg/m2
∆ph = phot, in – phot, out = 8000 – 2500 = 5500 kg/m2
0.8
0.6 PARALEL
0.4
0.2
0
4000.00 6000.00 8000.00 10000.00 12000.00
Re
Pada grafik di atas terlihat bahwa trendline grafik cenderung turun dan
terjadi fluktuasi pada nilai qact di beberapa titik. Nilai qact tertinggi yaitu 1,4483
W berada pada Recold sebesar 6037 pada titik kedua. Sedangkan nilai qact
terendah yaitu 0,93615 W berada pada Recold 9074.30 di titik keenam.
Hubungan antara Q dengan Reynold number dapat dijelaskan dengan
Re dan qact, sesuai persamaan :
4 𝑥 𝑚̇
𝑅𝑒 =
𝜋 𝑥 𝐷ℎ𝑥 𝜇
𝐶𝑚𝑖𝑛 = 𝐶ℎ = 𝑚̇ℎ . 𝐶𝑝ℎ
𝑄𝑎𝑐𝑡 = 𝐶𝑚𝑖𝑛 ( 𝑇ℎ,𝑖 − 𝑇ℎ,𝑜)
Pada rumusan didapatkan hasil bila Re meningkat maka 𝑚 ̇ akan
meningkat yang menyebabkan nilai 𝐶𝑚𝑖𝑛 juga ikut meningkat. Kenaikan nilai
𝐶𝑚𝑖𝑛 diikuti dengan meningkatnya nilai 𝑞𝑎𝑐𝑡 . Oleh karena itu dapat
disimpulkan berdasarkan rumus diatas bahwa nilai Re dan qact berbanding
lurus, apabila nilai Re semakin besar maka qact akan semakin besar juga.
Pada grafik ini, rumusan teori dan hasil praktik justru berkebalikan.
Secara teori nilai Re dan qact berbanding lurus, apabila nilai Re semakin besar
maka qact akan semakin besar juga. Sehingga hasil grafik secara teori memiliki
trendline naik, sementara pada grafik percobaan trendline mengalami
penurunan meskipun ada beberapa titik yang mengalami kenaikan, seperti di
titik kedua, ketujuh, dan kedelapan. Hal ini bisa terjadi disebabkan karena
beberapa hal, yakni karena adanya fouling pada tube, ketidaktelitian praktikan Commented [afd3]: Jangan salahkan fouling krn sudah jadi
Batasan masalah
dalam mengambil data, dan juga karena faktor usia alat yang digunakan
praktikum sudah tua, sehingga ketelitiannya sudah berkurang dan performanya
menurun.
4.4.1.2 Grafik hcold = f (Recold)
0
4000.00 6000.00 8000.00 10000.00 12000.00
Re cold
Grafik E=f(NTU,Cr)
0.19
0
0.17
0,514488046
0.15
0.13 0,463225432
0.11 0,421062994
Eff
0.09 0,386073077
0.07
0,356459546
0.05
0.03 0,331281975
0.01 0,30923533
-0.01 0,289932167
0 5 10 15 20 25 30
NTU #REF!
Pada percobaan ini, nilai Ch diambil sebagai Cmin. Selanjutnya, effectiveness dapat
qact Cmin (Thi - Tho )
dihitung dengan rumus ε = = . Substitusi kedua persamaan tersebut
qmax Cmin (Thi - Tci )
(Tci - Tco )
menghasilkan rumus ε= .
Cr (Thi - Tci )
0.96
0.94 COUNTE
0.92 R FLOW
0.90
0.88
0.86
0.84
5000 7000 9000 11000 13000
Re
Grafik dari hasil percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan teori yang
ada. Yaitu nilai hcold sebanding dengan nilai Recold, karena semakin tinggi nilai Re
maka semakin tinggi nilai h.
4.4.2.3 Grafik ΔPcold fungsi Recold
0
4000.00 6000.00 8000.00 10000.00 12000.00
Re cold
Gambar 4.7 menunjukkan grafik nilai Δpcold terhadap f (Recold) pada aliran
paralel. Berdasarkan grafik di atas, diperoleh nilai Δpcold yang maksimum yaitu 2.5
pada nilai Re 11357.51. Sementara itu, nilai Δpcold yang minimum, yaitu 1.1,
diperoleh pada nilai Re 5970.65. Grafik 4.7 menunjukkan trendline yang terus naik.
Hal ini berarti bahwa besarnya perbedaan tekanan pada aliran paralel fluida dingin
akan terus menerus naik seiring dengan peningkatan Reynold number.
Bila ditinjau dari perumusan, grafik Δpcold = f (Recold) dapat dipahami
dengan persamaan berikut :
∆𝑃 𝐿 𝑒
= 𝑓 {𝑅𝑒, , }
𝜌𝑉 2 𝐷 𝐷
𝜌𝑉𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kecepatan (V) akan
meningkatkan nilai Re dan ΔP . Dengan demikian dapat dipahami bahwa ΔP akan
meningkat seiring dengan peningkatan nilai Re.
Berdasarkan grafik 4.7, dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari
percobaan telah sesuai dengan teori yang berlaku. Hal ini terbukti dari trendline
grafik yang meningkat. Peningkatan trendline tersebut terjadi akibat nilai
perbedaan tekanan yang meningkat seiring dengan kenaikan nilai Reynold number.
Grafik E=f(NTU,Cr)
0.19
0
0.17
0,514488046
0.15
0.13 0,463225432
0.11 0,421062994
Eff
0.09 0,386073077
0.07
0,356459546
0.05
0.03 0,331281975
0.01 0,30923533
-0.01 0,289932167
0 5 10 15 20 25 30
NTU #REF!
Pada percobaan ini, nilai Ch diambil sebagai Cmin. Selanjutnya, effectiveness dapat
qact Cmin (Thi - Tho )
dihitung dengan rumus ε= = . Substitusi kedua persamaan tersebut
qmax Cmin (Thi - Tci )
(T - Tco )
menghasilkan rumus ε= C (Tci .
r hi - Tci )
Paralel Flow
0.8
0.6 Linear (COUNTER
0.4 FLOW)
0.2 Linear (Paralel Flow)
0
5000 7000 9000 11000 13000
Re
Gambar 4.9. Grafik Gabungan qact vs f (Recold) pada Counter dan Parallel Flow.
Pada grafik qact vs Recold paralel di atas terlihat bahwa trendline grafik
turun dan terjadi fluktuasi pada nilai qact. Sedangkan pada grafik counter terlihat
bahwa trendline grafik terjadi fluktuasi pada nilai qact di beberapa titik.Trendline
grafik qact paralel memiliki gradien yang lebih besar dibandingkan trendline grafik
qact counter dengan trendline yang lebih curam dan data yang cenderung lebih
fluktuatif.
Bila ditinjau secara analitis, nilai Recold dapat dihitung dengan rumus Nu =
4/5
4.36 Re × Pr1/3 dan Nu = h × D/k. Dari kedua rumus tersebut, nilai Re dan h
berbanding lurus dengan nilai Nu sehingga semakin besar Re, semakin besar h.
Kemudian, apabila nilai h digunakan dalam perumusan q = h × A × ∆T, nilai h juga
berbanding lurus dengan q. Commented [afd5]: Teori yang ada Delta T lm counter lebih
besar dr parallel. Coba cari rumus sbg dasar teori. Paragraf 3
Dapat disimpulkan bahwa Re berbanding lurus dengan q. Karena itu, hasil jelaskan kesimpulan sesuai gambar
percobaan menunjukkan bahwa seiring dengan peningkatan nilai Recold, nilai qact
juga semakin meningkat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Hubungan antara Re dan q act berbanding lurus pada counter flow, yakni
saat bilangan Re bertambah besar, maka q act yang ditimbulkan haruslah
bertambah besar pula. Namun pada praktikum ini trendline grafiknya
menurun sehingga tidak sesuai dengan teori.
2. Pengaruh nilai Re dan h pada counter flow saling berkaitan dan sebanding.
Dimana semakin besar Re maka semakin besar pula Nusselt number
menyebabkan nilai koefisien konveksi juga semakin besar dan sebaliknya
yang terlihat pada grafik hcold = f (Recold) sehingga hasil praktikum ini
sesuai dengan teori.
3. Nilai ∆P pada counter flow merupakan nilai pressure drop, Secara teori
bahwa pressure drop (∆P) yang merupakan fungsi dari Reynold number
meningkat saat Reynold number meningkat. Terlihat pada grafik ΔPcold =f
(Recold) yang menunjukkan tren grafik meningkat yang mana sesuai
dengan teori.
4. Pada nilai NTU counter flow yang konstan, hubungan antara Cr dan ε,
yaitu Cr bertambah kecil maka 𝜀 pun akan bertambah besar dan semakin
besar NTU, maka 𝜀 yang dihasilkan juga semakin besar. Hasil praktikum
sudah sesuai dengan teori.
5. Hubungan antara Re dan q act berbanding lurus pada parallel flow, yakni
saat bilangan Re bertambah besar, maka q act yang ditimbulkan haruslah
bertambah besar pula. Hasil percobaan ini terdapat data yang menyimpang
dari teori, namun secara umum hasilnya sudah sesuai dengan teori.
6. Pengaruh nilai Re dan h pada parallel flow saling berkaitan dan sebanding.
Dimana semakin besar Re maka semakin besar pula Nusselt number dan
sebaliknya yang terlihat pada grafik hcold = f (Recold) parallel sehingga hasil
praktikum ini sesuai dengan teori.
7. Nilai ∆P pada parallel flow merupakan pressure drop (∆P) yang
merupakan fungsi dari Reynold number yang mana akan meningkat saat
Reynold number meningkat. Terlihat pada grafik Δ Pcold =f (Recold) yang
menunjukkan tren grafik naik, hal ini sesuai dengan teori.
8. Pada nilai NTU parallel flow yang konstan, hubungan antara Cr dan 𝜀 .
yaitu nilai Cr bertambah kecil maka 𝜀 pun akan bertambah besar dan
semakin besar NTU, maka 𝜀 yang dihasilkan juga semakin besar.
9. Pada nilai q counter flow lebih besar dari parallel flow seiring dengan
bertambahnya kenaikan Reynold number.
5.2 Saran
1. Perlu adanya perawatan dan pembersihan pada alat praktikum, karena alat
yang digunakan beberapa terlihat kotor yang akan berpengaruh pada
akurasi data praktikum.
2. Sebelum praktikum, sebaiknya asisten menjelaskan peralatan praktikum
dengan baik dan sistematis agar praktikan tidak merasa ragu atau bingung.
3. Pemanasan alat praktikum dilakukan sebelum praktikum dimulai,
sehingga ketika akan dimulai praktikan tidak menunggu terlalu lama.
4. Sebaiknya asisten jaga memperhatikan praktikan saat pelaksaaan
praktikum agar tidak terjadi kesalahan pada metode pengujian.