Вы находитесь на странице: 1из 26

PROPOSAL DESAIN INOVATIF

EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK KLASIK


PADA PASIEN SKIZOFRENIA

Disusun oleh:

KELOMPOK TIUNG

Arifin Hidayat P07220318009


Bertolomeus Seda P07220318011
Diah Setiani P07220318013
Hana Yolanda P07220318018
Ratu Kardina P072203180131
Saiful Bahri Bakran P07220318033
Sinambella Silvia Luciyana P07220318036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
desain inovatif tentang efektifitas terapi music klasik terhadap pasien skizofrenia.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu dosen pembimbing dan
Preceptor ruang Tiung SDJD. Atma Husada Mahakam Kalimantan Timur yang telah
membimbing dalam penyusunan proposal desain inovatif ini. Serta kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal ini.
Dalam pembuatan proposal ini, penulis menyadari masih banyak ada
kekurangan baik dari isi materi maupun penyusunan kalimat. Namun demikian,
perbaikan merupakan hal yang berlanjut sehingga kritik dan saran untuk
menyempurnakan proposal desain inovatif sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis menyampaika terimakasih kepada pembaca dan teman-teman
sekalia yang telah membaca dan mempelajari proposal desain inovatif ini.

Samarinda, Juni 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakan ..................................................................................................... 1

B. Tujuan ................................................................................................................ 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................ 3

A. Pengertian Skozofrenia ...................................................................................... 3

B. Simtom Klinis Skizofrenia ................................................................................. 4

C. Etiologi Skizofrenia ........................................................................................... 8

D. Terapi Skizofrenia .............................................................................................. 9

BAB III STRATEGI PEMECAHAN MASALAH .................................................... 19

A. Jenis Intervensi ................................................................................................. 19

B. Tujuan .............................................................................................................. 19

C. Waktu ............................................................................................................... 19

D. Setting .............................................................................................................. 19

E. Media / Alat Yang Digunakan ......................................................................... 19

F. Kuisoner ........................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakan
Skizofrenia (schizophrenia) berasal dari kata schism yang berarti
perpecahan dan frenia yang berarti jiwa. Istilah tersebut pertama kali
diperkenalkan oleh Eugene Bleuler (Sadock & Sadock, 2010) untuk menjelaskan
adanya perpecahan antara pikiran, emosi, dan perilaku. Veague (2007)
menambahkan bahwa skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang disebabkan
oleh beberapa kerusakan mental yang mempengaruhi isi pikiran, pembicaraan,
dan perilaku. Gejala psikotik yang utama antara lain: delusi (waham), halusinasi,
pembicaraan kacau (disorganized speech), tingkah laku kacau (disorganized
behaviour), dan simtom-simtom negatif. Kondisi itulah yang mengakibatkan
sebagian besar orang dengan skizofrenia terisolasi dari lingkungannya.
Skizofrenia dapat ditemukan hampir di seluruh dunia. American
Psychiatric Association (2013) menyebutkan, 1% populasi penduduk dunia
menderita skizofrenia. Penelitian serupa oleh WHO menyebutkan, prevalensi
skizofrenia di masyarakat berkisar 1-3 per mil penduduk. Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (2018), prevalensi rumah tangga dengan ART gangguan jiwa
skizofrenia/psikosis Indonesia adalah 0,7 per mil, kemudian di kalimantan timur
sebesar 0,3 per mil.
Prevalensi skizofrenia pada pria dan wanita adalah sama, namun awitan
terjadi lebih dini pada pria dibanding wanita. Usia puncak awitan adalah 8
sampai 25 tahun untuk pria dan 25 sampai 35 tahun untuk wanita. Awitan
skizofrenia dibawah usia 10 tahun atau diatas usia 60 tahun sangat jarang. Secara
umum, hasil akhir pasien skizofrenia wanita lebih baik dibanding hasil akhir
pasien skizofrenia pria (Sadock & Sadock, 2010). Prevalensi penyakit ini
meningkat pada pasien dengan riwayat keluarga skizofrenia (Sinaga, 2007).
Penanganan penderita skizofrenia harus secepat mungkin dilakukan karena
keadaan psikotik yang semakin lama akan menimbulkan kemunduran mental
penderita semakin besar. Biarpun penderita tidak mencapai kesembuhan yang
sempurna, dengan pengobatan dan bimbingan yang baik seorang penderita
skizofrenia dapat ditolong untuk berfungsi terus, maupun bekerja sederhana di
rumah ataupun di luar rumah (Maramis, 2004). Berikut beberapa teknik
penanganan atau pengobatan gangguan skizofrenia yang dikemukakan oleh
Sadock & Sadock (2010), yaitu: terapi farmakaologi dan terapi psikososial.
PANSS merupakan pengukuran yang sensitif dan spesifik dari manipulasi
farmakologi pada gejala-gejala positif dan juga gejala
negatif dari skizofrenia

1
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk menerapkan
senam kaki diabetes yang bertujuan untuk menurunkan kadar gula darah sewaktu
pendetita diabetes mellitus tipe 2.

B. Tujuan
Tujuan dari desain inovatif ini adalah melakukan penatalaksanaan terapimusik
kalsik.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Skozofrenia
Menurut Davidson (2012) Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang

ditandai dengan gangguan utama dalam pikiran emosi, dan perilaku-pikiran

yang terganggu, dimana berbagai pemikiran tidak saling berhubungan secara

logis; persepsi dan perhatian yang keliru; afek datar atau tidak sesuai; dan

berbagai gangguan aktivitas bizarre. Pasien menarik diri dari banyak orang

dan realitas, seringkali kedalam kehidupan fantasi yang penuh waham dan

halusinasi.

Skozofrenia termasuk dalam salah satu gangguan mental yang disebut

psikosis, pasien psikotik tidak dapat mengenali atau tidak memiliki kontak

dengan realitas (Setiadi, 2006).

Skizofrenia berasal dari kata Yunani yang bermakna schizo artinya

terbagi, terpecah dan phrenia artinya pikiran. Jadi pikirannya terbagi atau

terpecah. (Rudyanto, 2007).

Eugene Bleuler mengemukakan manifestasi primer skizofrenia ialah

gangguan pikiran, emosi menumpul dan terganggu. Ia menganggap bahwa

gangguan pikiran dan menumpulnya emosi sebagai gejala utama daripada

skizofrenia dan adanya halusinasi atau delusi (waham) merupakan gejala

sekunder atau tambahan terhadap ini (Lumbantobing, 2007).

Skizofrenia dapat didefinisikan sebagai suatu sindrom dengan variasi

penyebab (banyak yang belum diketahui), dan perjalanan penyakit (tak selalu

bersifat kronis) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada

pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya (Kaplan and Sadock, 2010).

3
B. Simtom Klinis Skizofrenia
1. Simtom positif

Simtom-simtom positif mencakup hal-hal yang berlebihan dan distorsi,

seperti halusinasi dan waham. Simtom-simtom ini, sebagian terebesarnya,

menjadi ciri suatu episode akut skizofrenia.

a. Delusi (waham)

Waham (delusi), yaitu keyakinan yang berlawanan dengan

kenyataan, semacam itu merupakan simtom-simtom positif yang

umum pada skizofrenia. Waham memiliki bentuk lain. Ada beberapa

jenis delusi, yaitu :

1) Grandeur (waham kebesaran)

Pasien yakin bahwa mereka adalah seseorang yang sangat luar

biasa, misalnya seorang artis terkenal, atau seorang nabi atau

merasa diri sebagai Tuhan.

2) Guilt (waham rasa bersalah)

Pasien merasa bahwa mereka telah melakukan dosa yang sangat

besar.

3) Ill health (waham penyakit)

Pasien yakin bahwa mereka mengalami penyakit yang sangat

serius.

4) Jealously (waham cemburu)

Pasien yakin bahwa mereka telah berlaku tidak setia.

5) Passivity (waham pasif)

Pasien yakin bahwa mereka dikendalikan atau dimanipulasi oleh

berbagai kekuatana dari luar, misalnya oleh sesuatu pancaran

sinar radio makhluk mars.

6) Persecution (waham kejar)

Paisen merasa dikejar-kejar oleh pihak-pihak tertentu yang ingin

mencelakainya.

7) Poverty (waham kemiskinan)

4
Pasien takut mereka mengalami kebangkrutan, dimana pada

kenyataanya tidak demikian.

8) Reference (waham rujukan)

Pasien meras dibicarakan oleh orang lain secara luas, misalnya

menjadi pembicaraan masyarakat atau disiarkan di televise.

b. Halusinasi

Halusinasi adalah persepsi sensorik yang salah dimana tidak terdapat

stimulus sensorik yang berkaitan dengannya. Halusinasi dapat

berwujud penginderaan kelima indera yang keliru, tetapi yang paling

sering adalah halusinasi dengar (auditory) dan halusinasi penglihatan

(visual). Contoh halusianasi : pasien merasa mendengar suara-suara

yang mengajaknya bicara padahal kenyataannya tidak ada orang yang

mengajaknya bicara; atau pasien merasa melihat sesuatu yang pada

kenyataannya tidak ada.

2. Simtom negative

Simtom-simtom negative skizofrenia mencakup berbagai deficit

behavioral, seperti avolition, alogia, anhedonia, afek datar, dan

asosialitas. Simtom-simtom ini cenderung bertahan melampaui satu

episode akut dan memiliki efek parah terhadap kehidupan para pasien

skozofrenia. Simtom-simtom ini juga penting secara prognostic;

banyaknya simtom negative merupakan predictor kuat terhadap kualitas

hidup yang rendah (ketidak mampuan kerja, hanya memiliki sedikit

teman) dua tahun setelah dirawat rumah sakit (Ho dkk., 1998).

Ketika mengukur simtom-simtom negative, penting untuk memilah mana

yang merupakan simtom-simtom skizofrenia yang sesungguhnya dan

simtom-simtom yang disebabkan oleh beberapa faktor lain (Carpenter,

Heinrichs & Wagman, 1988, dalam Gerald, 2012).

a. Avolition

5
Apati atau avolution merupakan kondisi kurangnya energy dan

ketiadaan minat atau ketidak mampuan untuk tekun untuk melakukan

apa yang biasanya merupakan aktivitas rutin. Pasien daoat menjadi

tidak tertarik untuk berdandan dan menjaga kebersihan diri, dan

rambut yang tidak tersisir, kuku kotor gigi yang tidak disikat dan

pakaian yang berantakan.

b. Alogia

Merupakan suatu gangguan pikiran negative, alogia dapat terwujud

dalam beberapa bentuk. Dalam miskin percakapan, jumlah total

percakapan yang sangat jauh berkurang, jumlah percakapan

memadai, namun hanya mengandung sedikit informasi dan

cenderung membingungkan serta diulang-ulang.

c. Anhedonia

Ketidak mampuan untuk merasakan kesengangan. Ini tercermin

dalam kurangnya minat dalam berbagai aktivitas rekreasional gagal

untuk mengembangkan hubungan dekat denga orang laindan

kurangnya minat dalam hubungan seks.

d. Afek datar

Pada pasien yng memiliki afek datar hampir tidak ada yang dapat

memunculkan respon emosional. Pasien menatap dengan pandangan

kosong, otot-otot wajah meraka kendur dan mata mereka tidak hidup.

Ketika diajak bicara, pasien menjawab dengan suara datar dan tanpa

nada. Konsep afek datar hanya merujuk pada ekspresi emosi yang

tampak dan tidak pada pengalaman diri pasien, yang bisa saja sama

sekali tidak mengalami pemiskinan.

e. Asosialitas

Yaitu mengalami ketidakmampuan parah dalam hubungan social.

Mereka hanya memiliki sedikit teman, keterampilan social yang

6
rendah, dan sangat kurang berminat untuk bekumpul bersama orang

lain.

3. Simtom disorganisasi

Simtom disorganisasi mencakup disorganisai pembicaraan dan perilaku

aneh (bizarre).

a. Disorganisasi pembicaraan (Disorganized Speech)

Juga dikenal sebagai gangguan berpikir formal, merujuk pada

masalah dalam mengorganisasi berbagai pemikiran dan dalam

berbicara sehingga pendengar dapat memahaminya. Bicara juga

dapat terganggu karena suatu hal yang disebut asosiasi longgar atau

keluar jalur (derailment) yang merupakan suatu aspek gangguan

pikiran dimana pasien mengalami kesulitan untuk tetap berada pada

satu topik dan terhanyut dalam serangkaian asosiasi yang

dimunculkan oleh suatu pemikiran dari masa lalu. Asosiasi mental

tidak diatur oleh logika, tetapi oleh aturan-aturan tertentu yang hanya

dimiliki oleh pasien.

b. Perilaku aneh

Perilaku aneh terwujud dalam banyak bentuk. Pasien dapat meledak

dalam kemarahan atau konfrontasi singkat yang tidak dimengerti,

memakai pakaian yang tidak biasa, bertingkah laku seperti anak-

anak atau dengan gaya yang konyol dan lain-lain. Mereka tampak

kehilangan kemampuan untuk mengatur perilaku mereka dan

menyesuaikannya dengan berbagai standar masyarakat. Mereka juga

mengalami kesulitan melakukan tugas sehari-hari dalam hidup.

4. Simtom lain

Dua simtom penting dalam kelompok ini adalah :

a. Katatonia

Beberapa abnormalitass motoric menjadi ciri katatonia. Para pasien

dapat melakukan suatu gerakan berulang kali, menggunakan urutan

7
yang aneh dan kadang kompleks antara gerakan jari, tangan, dan

lengan yang sering kali tampaknya memiliki tujuan tertentu.

Beberapa pasien menunjukkan peningkatan yang tidak biasa pada

keseluruhan kadar aktivitas, termasuk sangat riang, menggerakkan

anggota badan secara liar, dan pengeluaran energy yang sangat besar.

Di ujung lain spectrum ini adalah imobilitas katatonik : pasien

menunjukkan berbagai postur yang tidak biasa dan tetap dalam waktu

yang lama. Pasien katatonik juga memiliki fleksibiltas lilin-orang lain

dapat menggerakkan anggota badan seorang pasien dalam posisi aneh

dalam waktu yang lama.

b. Afek yang tidak sesuai

Afek yang tidak sesuai merupakan respon-respon emosional yang

berada diluar konteks, misalnya tertawa ketika mendengar berita

duka.

C. Etiologi Skizofrenia
Etiologi adalah semua faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan

suatu gangguan atau penyakit. Skizofrenia dapat dianggap sebagai gangguan

yang penyebabnya multipel yang saling berinteraksi. Diantara faktor multipel

itu dapat disebut :

1. Keturunan

Penelitian pada keluarga penderita skizofrenia terutama anak kembar

satu telur. Angka kesakitan bagi saudara tiri 0,9%-1,8%, bagi saudara

kandung 7- 15%, anak dengan salah satu orang tua menderita skizofrenia

7-16%. Apabila kedua orang tua menderita skizofrenia 40-60%, kembar

dua telur 2-15%. Kembar satu telur 61-68% (Maramis, 2009). Menurut

hukum Mendel skizofrenia diturunkan melalui genetik yang resesif

(Lumbantobing, 2007).

2. Gangguan anatomic

8
Dicurigai ada beberapa bangunan anatomi di otak berperan yaitu : Lobus

temporal, sistem limbik dan reticular activating system. Ventrikel

penderita skf lebih besar daripada kontrol. Pemeriksaan MRI menunjukan

hilangnya atau 9 berkurangnya neuron dilobus temporal. Didapatkan

menurunnya aliran darah dan metabolisme glukosa di lobus frontal. Pada

pemeriksaan post mortem didapatkan banyak reseptor D2 diganglia basal

dan sistem limbik, yang dapat mengakibatkan meningkatnya aktivitas DA

sentral (Lumbantobing, 2007).

3. Biokimiawi

Saat ini didapat hipotese yang mengemukan adanya peranan dopamine,

kateklolamin, norepinefrin dan GABA pada skf (Lumbantobing, 2007).

D. Terapi Skizofrenia
1. Penanganan Biologis

a. Terapi Kejut dan Psychosurgery

Diawal tahun 1930-an praktik menimbulkan koma dengan memberika

insulin dalam dosis tinggi diperkenalkan oleh Sakel (1938), yang

mengklaim bahwa ¾ dari para pasien skizofrenia yang ditanganinya

menunjukkan perbaikan signifikan. Berbagai temuan terkemudian oleh

para peneliti lain kurang mendukung hal tersebut, dan terapi koma-

insulin –yang beresiko serius terhadap kesehatan, termasuk koma yang

tidak dapat disadarkan dan kematian– secara bertahap ditinggalkan.

Pada tahun 1935, Moniz, seorang psikiater memperkealkan lobotomy

prefrontalis, suatu proses pembedahan yang membuang bagian-bagian

yang menghubungkan lobus frontalis dengan pusat otak bagian bawah.

b. Terapi Somatik (Medikamentosa)

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia disebut

antipsikotik. Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan

perubahan pola fikir yang terjadi pada Skizofrenia. Pasien mungkin

dapat mencoba beberapa jenis antipsikotik sebelum mendapatkan obat

9
atau kombinasi obat antipsikotik yang benar-benar cocok bagi pasien.

Antipsikotik pertama diperkenalkan 50 tahun yang lalu dan merupakan

terapi obat-obatan pertama yang efekitif untuk mengobati Skizofrenia.

Terdapat 3 kategori obat antipsikotik yang dikenal saat ini, yaitu

antipsikotik konvensional, newer atypical antipsycotics, dan Clozaril

(Clozapine).

1) Antipsikotik Konvensional

Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut

antipsikotik konvensional. Walaupun sangat efektif, antipsikotik

konvensional sering menimbulkan efek samping yang serius.

Contoh obat antipsikotik konvensional antara lain :

a) Haldol (haloperidol)

b) Mellaril (thioridazine)

c) Navane (thiothixene)

d) Prolixin (fluphenazine)

e) Stelazine ( trifluoperazine)

f) Thorazine ( chlorpromazine)

g) Trilafon (perphenazine)

Akibat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh

antipsikotik konvensional, banyak ahli lebih merekomendasikan

penggunaan newer atypical antipsycotic. Ada 2 pengecualian

(harus dengan antipsikotok konvensional). Pertama, pada pasien

yang sudah mengalami perbaikan (kemajuan) yang pesat

menggunakan antipsikotik konvensional tanpa efek samping yang

berarti. Biasanya para ahli merekomendasikan untuk meneruskan

pemakaian antipskotik konvensional. Kedua, bila pasien

mengalami kesulitan minum pil secara reguler. Prolixin dan

Haldol dapat diberikan dalam jangka waktu yang lama (long

acting) dengan interval 2-4 minggu (disebut juga depot

10
formulations). Dengan depot formulation, obat dapat disimpan

terlebih dahulu di dalam tubuh lalu dilepaskan secara perlahan-

lahan. Sistem depot formulation ini tidak dapat digunakan pada

newer atypic antipsychotic.

2) Newer Atypcal Antipsycotic

Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena

prinsip kerjanya berbda, serta sedikit menimbulkan efek samping

bila dibandingkan dengan antipsikotik konvensional. Beberapa

contoh newer atypical antipsycotic yang tersedia, antara lain :

a) Risperdal (risperidone)

b) Seroquel (quetiapine)

c) Zyprexa (olanzopine)

3) Clozaril

Clozaril mulai diperkenalkan tahun 1990, merupakan antipsikotik

atipikal yang pertama. Clozaril dapat membantu ± 25-50% pasien

yang tidak merespon (berhasil) dengan antipsikotik konvensional.

Sangat disayangkan, Clozaril memiliki efek samping yang jarang

tapi sangat serius dimana pada kasus-kasus yang jarang (1%),

Clozaril dapat menurunkan jumlah sel darah putih yang berguna

untuk melawan infeksi. Ini artinya, pasien yang mendapat Clozaril

harus memeriksakan kadar sel darah putihnya secara reguler. Para

ahli merekomendaskan penggunaan. Clozaril bila paling sedikit 2

dari obat antipsikotik yang lebih aman tidak berhasil. Sediaan

Obat Anti Psikosis dan Dosis Anjuran

No Nama Generik Sediaan Dosis

1 Klorpromazin Tablet, 25 dan 100 mg, 150-

600mg/hariInjeksi25mg/ml

2 Haloperidol Tablet, 0,5 mg, 1,5 mg, 5 5-15 mg/hari

mg, Injeksi5mg/ml

11
3 Perfenazin Tablet 2, 4, 8 mg 12 - 24 mg/hari

4 Flufenazin Tablet 2,5 mg, 5 mg 10 - 15 mg/hari

5 Flufenazin dekanoat Inj 25 mg/ml 25 mg/2-4 minggu

6 Levomeprazin Tablet 25 mg, Injeksi 25 25 - 50 mg/hari

mg/ml

7 Trifluperazin Tablet 1 mg dan 5 mg 10 - 15 mg/hari

8 Tioridazin Tablet 50 dan 100 mg 150 - 600 mg/hari

9 Sulpirid Tablet 200 mg 300 - 600 mg/hari

10 Pimozid Tablet 1 dan 4 mg 1 - 4 mg/hari

11 Risperidon Tablet 1, 2, 3 mg 2 - 6 mg/hari

Pemilihan Obat untuk Episode (Serangan) Pertama

Newer atypical antipsycoic merupakn terapi pilihan untuk penderita

Skizofrenia episode pertama karena efek samping yang ditimbulkan minimal

dan resiko untuk terkena tardive dyskinesia lebih rendah. Biasanya obat

antipsikotik membutuhkan waktu beberapa saat untuk mulai bekerja. Sebelum

diputuskan pemberian salah satu obat gagal dan diganti dengan obat lain, para

ahli biasanya akan mencoba memberikan obat selama 6 minggu (2 kali lebih

lama pada Clozaril)

Pemilihan Obat untuk keadaan relaps (kambuh)

Biasanya timbul bila pendrita berhenti minum obat, untuk itu, sangat penting

untuk mengetahui alasan mengapa penderita berhenti minum obat. Terkadang

penderita berhenti minum obat karena efek samping yang ditimbulkan oleh

obat tersebut. Apabila hal ini terjadi, dokter dapat menurunkan dosis

menambah obat untuk efek sampingnya, atau mengganti dengan obat lain

yang efek sampingnya lebih rendah. Apabila penderita berhenti minum obat

karena alasan lain, dokter dapat mengganti obat oral dengan injeksi yang

bersifat long acting, diberikan tiap 2- 4 minggu. Pemberian obat dengan

injeksi lebih simpel dalam penerapannya. Terkadang pasien dapat kambuh

12
walaupun sudah mengkonsumsi obat sesuai anjuran. Hal ini merupakan alasan

yang tepat untuk menggantinya dengan obat obatan yang lain, misalnya

antipsikotik konvensonal dapat diganti dengan newer atipycal antipsycotic

atau newer atipycal antipsycotic diganti dengan antipsikotik atipikal lainnya.

Clozapine dapat menjadi cadangan yang dapat bekerja bila terapi dengan

obat-obatan diatas gagal.

Pengobatan Selama fase Penyembuhan

Sangat penting bagi pasien untuk tetap mendapat pengobatan walaupun

setelah sembuh. Penelitian terbaru menunjukkan 4 dari 5 pasien yang behenti

minum obat setelah episode petama Skizofrenia dapat kambuh. Para ahli

merekomendasikan pasien-pasien Skizofrenia episode pertama tetap mendapat

obat antipskotik selama 12-24 bulan sebelum mencoba menurunkan dosisnya.

Pasien yang mendertia Skizofrenia lebih dari satu episode, atau balum sembuh

total pada episode pertama membutuhkan pengobatan yang lebih lama. Perlu

diingat, bahwa penghentian pengobatan merupakan penyebab tersering

kekambuhan dan makin beratnya penyakit.

Efek Samping Obat-obat Antipsikotik

Karena penderita Skizofrenia memakan obat dalam jangka waktu yang lama,

sangat penting untuk menghindari dan mengatur efek samping yang timbul.

Mungkin masalah terbesar dan tersering bagi penderita yang menggunakan

antipsikotik konvensional gangguan (kekakuan) pergerakan otot-otot yang

disebut juga Efek samping Ekstra Piramidal (EEP). Dalam hal ini pergerakan

menjadi lebih lambat dan kaku, sehingga agar tidak kaku penderita harus

bergerak (berjalan) setiap waktu, dan akhirnya mereka tidak dapat beristirahat.

Efek samping lain yang dapat timbul adalah tremor pada tangan dan kaki.

Kadang-kadang dokter dapat memberikan obat antikolinergik (biasanya

benztropine) bersamaan dengan obat antipsikotik untuk mencegah atau

mengobati efek samping ini. Efek samping lain yang dapat timbul adalah

tardive dyskinesia dimana terjadi pergerakan mulut yang tidak dapat

13
dikontrol, protruding tongue, dan facial grimace. Kemungkinan terjadinya

efek samping ini dapat dikurangi dengan menggunakan dosis efektif terendah

dari obat antipsikotik. Apabila penderita yang menggunakan antipsikotik

konvensional mengalami tardive dyskinesia, dokter biasanya akan mengganti

antipsikotik konvensional dengan antipsikotik atipikal.

Obat-obat untuk Skizofrenia juga dapat menyebabkan gangguan fungsi

seksual, sehingga banyak penderita yang menghentikan sendiri pemakaian

obat-obatan tersebut. Untuk mengatasinya biasanya dokter akan menggunakan

dosis efektif terendah atau mengganti dengan newer atypical antipsycotic

yang efek sampingnya lebih sedikit. Peningkatan berat badan juga sering

terjadi pada penderita Sikzofrenia yang memakan obat. Hal ini sering terjadi

pada penderita yang menggunakan antipsikotik atipikal. Diet dan olah raga

dapat membantu mengatasi masalah ini. Efek samping lain yang jarang terjadi

adalah neuroleptic malignant syndrome, dimana timbul derajat kaku dan

termor yang sangat berat yang juga dapat menimbulkan komplikasi berupa

demam penyakit-penyakit lain. Gejala-gejala ini membutuhkan penanganan

yang segera.

2. Penanganan psikologis

a. Terapi Psikodinamika

Psikoanalisis seperti Harry Stack Sullivan dan Frieda Fromm-

Reichmann, mengadaptasi teknik psikoanalisis secara spesifik untuk

perawatan skizofrenia. Namun, penelitian gagal menunjukan

efektivitas terapi psikoanalisis maupun psikodinamika untuk

skizofrenia. Dengan keterangan tentang penemuan-penemuan negatif,

beberapa kritik mengemukakan bahwa penggunaan terapi

psikodinamika untuk menangani skizofrenia tidaklah terjamin. Namun

hasil yang menjanjikan dilaporkan untuk sebuah bentuk terapi

individual yang disebut terapi personal yang berpijak pada model

diatesis-stres. Tetapi personal membantu pasien beradaptasi secara

14
lebih efektif terhadap stres dan membantu mereka membangun

keterampilan sosial, seperti mempelajari bagaimana menghadapi kritik

dari orang lain. Bukti-bukti awal menjelaskan bahwa terapi personal

mungkin mengurangi rata-rata kambuh dan meningkatkan fungsi

sosial, setidaknya di antara pasien skizofrenia yang tinggal dengan

keluarga (Bustillo dkk., 2001; Hogarty dkk., 1997a, 1997b).

b. Terapi Perilaku

Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan

ketrampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial,

kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dan komunikasi

interpersonal. Perilaku adaptif adalah didorong dengan pujian atau

hadiah yang dapat ditebus untuk hal-hal yang diharapkan, seperti hak

istimewa dan pas jalan di rumah sakit. Dengan demikian, frekuensi

perilaku maladaptif atau menyimpang seperti berbicara lantang,

berbicara sendirian di masyarakat, dan postur tubuh aneh dapat

diturunkan.

c. Terapi berorintasi-keluarga

Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali

dipulangkan dalam keadaan remisi parsial, keluraga dimana pasien

skizofrenia kembali seringkali mendapatkan manfaat dari terapi

keluarga yang singkat namun intensif (setiap hari). Setelah periode

pemulangan segera, topik penting yang dibahas didalam terapi

keluarga adalah proses pemulihan, khususnya lama dan kecepatannya.

Seringkali, anggota keluarga, didalam cara yang jelas mendorong

sanak saudaranya yang terkena skizofrenia untuk melakukan aktivitas

teratur terlalu cepat. Rencana yang terlalu optimistik tersebut berasal

dari ketidaktahuan tentang sifat skizofreniadan dari penyangkalan

tentang keparahan penyakitnya. Ahli terapi harus membantu keluarga

dan pasien mengerti skizofrenia tanpa menjadi terlalu mengecilkan

15
hati. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa terapi keluarga

adalah efektif dalam menurunkan relaps. Didalam penelitian

terkontrol, penurunan angka relaps adalah dramatik. Angka relaps

tahunan tanpa terapi keluarga sebesar 25-50 % dan 5 - 10 % dengan

terapi keluarga.

d. Terapi kelompok

Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana,

masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok mungkin

terorientasi secara perilaku, terorientasi secara psikodinamika atau

tilikan, atau suportif. Terapi kelompok efektif dalam menurunkan

isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes

realitas bagi pasien skizofrenia. Kelompok yang memimpin dengan

cara suportif, bukannya dalam cara interpretatif, tampaknya paling

membantu bagi pasien skizofrenia

e. Psikoterapi individual

Penelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi individual dalam

pengobatan skizofrenia telah memberikan data bahwa terapi alah

membantu dan menambah efek terapi farmakologis. Suatu konsep

penting di dalam psikoterapi bagi pasien skizofrenia adalah

perkembangan suatu hubungan terapetik yang dialami pasien sebagai

aman. Pengalaman tersebut dipengaruhi oleh dapat dipercayanya ahli

terapi, jarak emosional antara ahli terapi dan pasien, dan keikhlasan

ahli terapi seperti yang diinterpretasikan oleh pasien. Hubungan antara

dokter dan pasien adalah berbeda dari yang ditemukan di dalam

pengobatan pasien non-psikotik. Menegakkan hubungan seringkali

sulit dilakukan; pasien skizofrenia seringkali kesepian dan menolak

terhadap keakraban dan kepercayaan dan kemungkinan sikap curiga,

cemas, bermusuhan, atau teregresi jika seseorang mendekati.

Pengamatan yang cermat dari jauh dan rahasia, perintah sederhana,

16
kesabaran, ketulusan hati, dan kepekaan terhadap kaidah sosial adalah

lebih disukai daripada informalitas yang prematur dan penggunaan

nama pertama yang merendahkan diri. Kehangatan atau profesi

persahabatan yang berlebihan adalah tidak tepat dan kemungkinan

dirasakan sebagai usaha untuk suapan, manipulasi, atau eksploitasi.

3. Perawatan di Rumah Sakit (Hospitalization)

Indikasi utama perawatan rumah sakit adalah untuk tujuan diagnostik,

menstabilkan medikasi, keamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau

membunuh, prilaku yang sangat kacau termasuk ketidakmampuan

memenuhi kebutuhan dasar. Tujuan utama perawatan dirumah sakit yang

harus ditegakkan adalah ikatan efektif antara pasien dan sistem pendukung

masyarakat. Rehabilitasi dan penyesuaian yang dilakukan pada perawatan

rumahsakit harus direncanakan.

Dokter harus juga mengajarkan pasien dan pengasuh serta keluarga pasien

tentang skizofrenia. Perawatan di rumah sakit menurunkan stres pada

pasien dan membantu mereka menyusun aktivitas harian mereka.

Lamanya perawatan rumah sakit tergantung dari keparahan penyakit

pasien dan tersedianya fasilitas pengobatan rawat jalan. Rencana

pengobatan di rumah sakit harus memiliki orientasi praktis ke arah

masalah kehidupan, perawatan diri, kualitas hidup, pekerjaan, dan

hubungan sosial. Perawatan di rumah sakit harus diarahkan untuk

mengikat pasien dengan fasilitas perawatan termasuk keluarga pasien.

Pusat perawatan dan kunjungan keluarga pasien kadang membantu pasien

dalam memperbaiki kualitas hidup.

Ringkasnya, tidak ada pendekatan penanganan tunggal yang memenuhi

semua kebutuhan orang yang menderita skizofrenia. Konseptualisasi

skizofrenia sebagai disabilitas sepanjang hidup menggaris bawahi

kebutuhan untuk perawatan intervensi jangka panjang yang

menggabungkan pengobatan antipsikotik, terapi keluarga, bentuk-bentuk

17
terapi suportif atau kognitif-behavioral, pelatihan vokasional, dan

penyediaan perumahan yang layak serta pelayanan dukungan sosial

lainnya (Bustillo dkk., 2001; Huxley, Rendall, & Sedere, 2000; Sensky

dkk., 2000; Tarrier dkk., 2000).

18
BAB III
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH

A. Jenis Intervensi
Penatalaksanaan terapi music klasik

B. Tujuan
Menurunkan tingkat halusinasi

C. Waktu
1. Tanggal : 13 Mei 2019
2. Jam : 09.00 WITA
D. Setting
Ruangan Tiung RSJD. Atma Husada Mahakam Kalimantan Timur

E. Media / Alat Yang Digunakan


Kertas, pulpen

F. Kuisoner

Kuesioner Positive and Negative Syndrome Scale ( PANSS )


Positif (P) Negative (n) Cognitive /general psikopathologi (g)
P1 Khayalan N1 Afek tumpul G1 Perhatian Somatik/ fokus
P2 Disorganisasi Konseptual N2 Rasa Emosi Yang Hilang terhadap somatik
P3 Perilaku halusinasi N3 Hubungan Yang Buruk/ G2 Kegelisahan
P4 Rasa gembira lemah G3 Perasaan Bersalah
P5 Rasa percaya diri yang besar N4 sikap apatis G4 Ketegangan
P6 Kecurigaan/ Penganiayaan N5 Kesulitan Berpikir Abstrack G5 Sikap atau perilaku
P7 Rasa Permusuhan N6 Kurangnya Spontanitas Dan G6 Depresi
Alur Pembicaraan G7 Hambatan Motorik
N7 Cara berpikir stereotype G8 Tidak Kooperatif/ Tidak Mampu
Bekerjasama
G9 Cara Berpikir Tidak Biasa
G10 Disorientasi
G11 Perhatian Buruk/daya perhatian
yang kurang
G12 Kurangnya Penilaian Dan
Wawasan (pandangan)
G13 Gangguan Kemauan/Keinginan
G14 Kurangnya Kendali Impuls
G15 rasa khawatir berlebihan
G16 Menghindari Aktivitas Sosial

Kuesioner Positive and Negative Syndrome Scale ( PANSS )


Positive and Negative Syndrom Scale (PANSS) adalah instrumen yang telah
diakui memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi untuk menilai gejala positif
dan negatif skizofrenia. PANSS terdiri dari 33 butir pertanyaan yang masing-
masing dinilai dalam skala 7 poin. Tujuh butir dikelompokkan dalam skala
positif, tujuh butir dikelompokkan dalam skala negatif, enam belas butir
menilai psikopatologi umum dan terdapat tiga butir tambahan yang
menilai adanya resiko agresi. Skor PANSS masing-masing item sebagai
berikut : 1 = tidak ada, 2 = minimal, 3 = ringan, 4 = sedang, 5 = agak berat, 6
= berat , 7 = sangat berat. Total semua skor masing-masing item dijumlah
dengan hasil sebagai berikut : Sakit ringan = kurang lebih 61, sakit sedang =

19
kurang lebih 78, terlihat nyata sakit = kurang lebih 96, sakit berat = kurang
lebih 118, sakit sangat berat = kurang lebih 147.

20
BAB IV
LAPORAN KEGIATAN

A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Identitas Pasien
No Nama No. TMRS Obat-obatan Umur Dx. Medis Dx.Kep
pasien RM (tahun)
1. Tn. Ah 00.01 1-5-2019 Clozapine 2 x 5 mg 53 Skizofrenia Halusinasi
Depakot 1 x 500 mg

2. Tn. Rc 00.09 3-1-2019 Haldoperidol 2 x 5 mg 33 Skizofrenia Halusinasi

3. Sdr. Sd 00.86 28-5-2019 Olanzapine 0-0-10 mg 17 Skizofrenia Halusinasi


dan PK

4. Tn. Ad 00.88 11-6-2019 Ketoin 2 x 5 mg 32 Skizofrenia Halusinasi


Crisperidon 2 x 2 mg
Merlopam 2 x 2 mg
Metformin 3 x 100 mg
Akargos 3 x 100 mg
Glimepiride 1 x 4 mg
5. Tn. Mr 00.03 27-5-2019 Clozapine 2 dd 5 mg 51 Skizofrenia : Halusinasi
Depakot 500mg 1x1 Bipolarpsikoti dan RPK
Amlodiphin 1x5 mg k

2. Proses Pelaksanaan Kegiatan


Hari, Tanggal : Kamis, 13 Juni 2019
Pukul : 10.00 WITA
Kegiatan :
a. Memperkenalkan diri, membina hubungan saling percaya, menjelaskan
pengertian dan tujuan penerapan terapi music klasik : Mozart
b. Mengidentifikasi SKOR PANSS sebelum penerapan terapi music klasik :
Mozart
c. Menerapkan terapi musik klasik : Mozart dengan judul Simponi No. 25
dengan durasi 8 menit
d. Mengidentifikasi SKOR PANSS setelah penerapan terapi music klasik :
Mozart

Skor Skor PANSS


Nama
No. PANSS Respon Sesudah
Pasien
sebelum
1. Tn. Rc 20 DS :
“Nama saya Ricky, alamat
saya jl. Kahoi samarinda.”
DO :
1. Pasien kooperatif
2. TD: 140/80 mmHg
3. N: 78x/i, RR: 19x/i
4. GDS : 186 gr/dl

21
2. Tn. 16 DS :
masruhin Alamat : penajam paser
DO :
1. Pasien kooperatif
2. TD: 130/80 mmHg
3. N: 76x/i, RR: 19x/i
4. GDS : 160 gr/dl
3. Tn. Ahmad 20 Alamat : jl. Karang asam
husaini
4. Sdr. Sabdan 10 Alamat : jl. Damai sungai
dama
5. Tn. Andro 10 Alamat : Sambutan

B. Faktor Pendukung
1. Lingkungan yang mendukung dan nyaman
2. Suasana yang tenang
3. Klien kooperatif saat dilakukan tindakan.

C. Evaluasi Kegiatan
Setelah dievaluasi pada hari Kamis, 02 Mei 2019 pukul 11.30 WITA didapatkan
hasil, klien mengatakan akan melakukan senam kaki diabetes setiap pagi.

DAFTAR PUSTAKA

22
Aedil, M., Syafar, M., Suriah. (2013). Perilaku petugas kesehatan dalam perawatan
pasien gangguan jiwa skizofrenia di Rumah Sakit khusus daera Sulawesi
Selatan tahun 2013. Diperoleh tanggal 06
Aldridge, D. (2008). Melody in music therapy: a therapeutic narrative analysis.
London: Jessica Kingsley Publisher.
Ayu, F. R, Arief, N., & Ulfa, N. (2012). Efektifitas terapi musik terhadap tingkat
depresi pasien isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino
Gondhohutomo Semarang. Diperoleh tanggal 18 Desember 2013 dari
http://id.scribd.com/doc/131192571/Latar-Belakang-Jurnal-Kel-5.
Engkeng & Maslina. (2013). Faktor-faktor Presipitasi Yang Berhubungan
Dengan Timbulnya Halusinasi pada Klien Gangguan Jiwa di BPRS
Makasar. http://jkesmasfkm.unsrat.ac.id/wp-
content/uploads/2013/02/51.pdf diperoleh tanggal 8 Mei 2015
Hastono, S. P. (2007). Analisis data kesehatan. Jakarta: FKM UI.
Keliat, B. A., Wiyono, A.P., & Susanti, H. (2011).
Manajemen kasus gangguan jiwa: MHN(intermediate course). Jakarta:
EGC.
Mahanani, A. (2013). Durasi Pemberian Musik Klasik Mozart Terhadap
Tingkat Kecemasan Pada Anak. Purwokerto: Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Keperawatan
Nursalam. (2013). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: salemba
Medika
Nursalam. (2008). Konsep & penerapan metodologi penelitian ilmu
keperawatan: pedoman skripsi, tesis dan instrument penelitian
keperawatan, Edisi: 1. Jakarta: Salemba Medika.
RSJ Tampan. (2012). Evaluasi mutu ruang MPKP rumah sakit jiwa
Tampan Provinsi Riau tahun 2012. Pekanbaru: RM RSJ
Tampan. Tidak dipublikasi.
Suryana, D. (2012). Terapi Musik. Jakarta: Wsite
Susana, S.A. (2011). Terapi Modalitas: Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: EGC
Zikria, S. (2012). Pengaruh terapi music terhadap intensitas nyeri anak usia
sekolah yang dilakukan prosedur invasif di RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru. Skripsi tidak dipublikasikan.

23

Вам также может понравиться

  • Art Therapy untuk Skizofrenia
    Art Therapy untuk Skizofrenia
    Документ48 страниц
    Art Therapy untuk Skizofrenia
    huse
    Оценок пока нет
  • Desain Inovatif Terapi Musik Ners 2021
    Desain Inovatif Terapi Musik Ners 2021
    Документ21 страница
    Desain Inovatif Terapi Musik Ners 2021
    ewa silverstone
    Оценок пока нет
  • WOC Maternitas POST SC
    WOC Maternitas POST SC
    Документ1 страница
    WOC Maternitas POST SC
    eza
    Оценок пока нет
  • Proposal Desain Inovatif Stase Keperawatan Komunitas Dan Keluarga
    Proposal Desain Inovatif Stase Keperawatan Komunitas Dan Keluarga
    Документ20 страниц
    Proposal Desain Inovatif Stase Keperawatan Komunitas Dan Keluarga
    Fitri Rahmawati
    0% (1)
  • MENINGKATKAN RESPON PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN HALUSINASI MELALUI CBT
    MENINGKATKAN RESPON PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN HALUSINASI MELALUI CBT
    Документ17 страниц
    MENINGKATKAN RESPON PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN HALUSINASI MELALUI CBT
    jyp family
    Оценок пока нет
  • Proposal Desain Inovatif Kel 2 Paser
    Proposal Desain Inovatif Kel 2 Paser
    Документ30 страниц
    Proposal Desain Inovatif Kel 2 Paser
    chandra irawan
    Оценок пока нет
  • Laporan Desain Inovatif Kel 2 Paser
    Laporan Desain Inovatif Kel 2 Paser
    Документ34 страницы
    Laporan Desain Inovatif Kel 2 Paser
    chandra irawan
    Оценок пока нет
  • Woc Post SC
    Woc Post SC
    Документ3 страницы
    Woc Post SC
    RENI
    Оценок пока нет
  • Woc RDS
    Woc RDS
    Документ1 страница
    Woc RDS
    mario
    Оценок пока нет
  • Woc RDS
    Woc RDS
    Документ3 страницы
    Woc RDS
    Anis Khairunnisa
    Оценок пока нет
  • PROPOSAL TAK JIWA (KEL.3) Fix
    PROPOSAL TAK JIWA (KEL.3) Fix
    Документ59 страниц
    PROPOSAL TAK JIWA (KEL.3) Fix
    Tata Mlita
    Оценок пока нет
  • Contoh Rundown Penutupan
    Contoh Rundown Penutupan
    Документ2 страницы
    Contoh Rundown Penutupan
    Desy Trisna
    Оценок пока нет
  • Woc Close Fraktur Sdki
    Woc Close Fraktur Sdki
    Документ12 страниц
    Woc Close Fraktur Sdki
    Vianne Mary
    100% (2)
  • Woc Intranatal
    Woc Intranatal
    Документ3 страницы
    Woc Intranatal
    Wayanmk
    Оценок пока нет
  • Woc Apendisitis
    Woc Apendisitis
    Документ2 страницы
    Woc Apendisitis
    Muji Burrahman
    Оценок пока нет
  • Woc Fraktur Fix
    Woc Fraktur Fix
    Документ2 страницы
    Woc Fraktur Fix
    ohalu781391
    100% (1)
  • D Sdki 0024 Ikterik Neonatus
    D Sdki 0024 Ikterik Neonatus
    Документ2 страницы
    D Sdki 0024 Ikterik Neonatus
    vincensia sulas
    Оценок пока нет
  • Laporan Tutorial Klinik 1
    Laporan Tutorial Klinik 1
    Документ24 страницы
    Laporan Tutorial Klinik 1
    luthfi alfia
    Оценок пока нет
  • DOKUMEN MEDIS SINGKAT
    DOKUMEN MEDIS SINGKAT
    Документ1 страница
    DOKUMEN MEDIS SINGKAT
    Daivi Madhuryanti
    Оценок пока нет
  • Woc Dany Setiawan (071201065)
    Woc Dany Setiawan (071201065)
    Документ4 страницы
    Woc Dany Setiawan (071201065)
    Mistho Rotul
    Оценок пока нет
  • Panel Expert Jiwa Tiung
    Panel Expert Jiwa Tiung
    Документ52 страницы
    Panel Expert Jiwa Tiung
    Sopia fitriani
    Оценок пока нет
  • Desain Inovatif Keperawatan Maternitas
    Desain Inovatif Keperawatan Maternitas
    Документ18 страниц
    Desain Inovatif Keperawatan Maternitas
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • DEG
    DEG
    Документ1 страница
    DEG
    nurona azizah
    Оценок пока нет
  • Aromaterapi Lavender untuk Nyeri Abses Hepar
    Aromaterapi Lavender untuk Nyeri Abses Hepar
    Документ28 страниц
    Aromaterapi Lavender untuk Nyeri Abses Hepar
    S M Lestarrie
    Оценок пока нет
  • Woc Nstemi Alma
    Woc Nstemi Alma
    Документ2 страницы
    Woc Nstemi Alma
    Fruit ZakariaVG
    Оценок пока нет
  • SOSIAL SKILL MENINGKATKAN SOSIALISASI
    SOSIAL SKILL MENINGKATKAN SOSIALISASI
    Документ18 страниц
    SOSIAL SKILL MENINGKATKAN SOSIALISASI
    Anonymous RxjOeoYn9
    Оценок пока нет
  • Nama: Munasih Nim: P1337420921011 WOC Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene Etiologi
    Nama: Munasih Nim: P1337420921011 WOC Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene Etiologi
    Документ3 страницы
    Nama: Munasih Nim: P1337420921011 WOC Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene Etiologi
    lucia
    100% (1)
  • PTHWY
    PTHWY
    Документ1 страница
    PTHWY
    Ririn
    Оценок пока нет
  • Cara mengurangi tingkat kecemasan
    Cara mengurangi tingkat kecemasan
    Документ1 страница
    Cara mengurangi tingkat kecemasan
    Hengky
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Ibu Postpartum
    Pemeriksaan Ibu Postpartum
    Документ6 страниц
    Pemeriksaan Ibu Postpartum
    naela
    Оценок пока нет
  • Woc DM
    Woc DM
    Документ1 страница
    Woc DM
    dayat
    Оценок пока нет
  • Pathway Sectio Caesarea
    Pathway Sectio Caesarea
    Документ2 страницы
    Pathway Sectio Caesarea
    Margareta Arfina
    Оценок пока нет
  • WOC APP-dikonversi
    WOC APP-dikonversi
    Документ6 страниц
    WOC APP-dikonversi
    Kasmiyati Adhia
    Оценок пока нет
  • WOC Fraktur Multiple
    WOC Fraktur Multiple
    Документ2 страницы
    WOC Fraktur Multiple
    AMALIA PUTRI DIANA
    Оценок пока нет
  • Gangguan Eliminasi Urin
    Gangguan Eliminasi Urin
    Документ1 страница
    Gangguan Eliminasi Urin
    huda
    Оценок пока нет
  • Pathway Hil New
    Pathway Hil New
    Документ1 страница
    Pathway Hil New
    kadek erna
    Оценок пока нет
  • Woc Hydrocephalus Sdki
    Woc Hydrocephalus Sdki
    Документ1 страница
    Woc Hydrocephalus Sdki
    Ressy Khalvia Frahmie
    Оценок пока нет
  • Desnov Anak
    Desnov Anak
    Документ46 страниц
    Desnov Anak
    hervina
    Оценок пока нет
  • TRAUMATA
    TRAUMATA
    Документ3 страницы
    TRAUMATA
    Priskila Avhe
    Оценок пока нет
  • Askep Batu Saluran Kemih Kel4
    Askep Batu Saluran Kemih Kel4
    Документ34 страницы
    Askep Batu Saluran Kemih Kel4
    mardekasih
    100% (1)
  • Asma Faktor Predisposisi
    Asma Faktor Predisposisi
    Документ1 страница
    Asma Faktor Predisposisi
    Nasia gloria
    100% (1)
  • WOC Post SC
    WOC Post SC
    Документ2 страницы
    WOC Post SC
    cicha setyaningtias
    100% (1)
  • Karya Ilmiah Akhir Ners (Stase Martenitas)
    Karya Ilmiah Akhir Ners (Stase Martenitas)
    Документ49 страниц
    Karya Ilmiah Akhir Ners (Stase Martenitas)
    Reski Andari
    Оценок пока нет
  • SECTIO CAESAREA PEB
    SECTIO CAESAREA PEB
    Документ14 страниц
    SECTIO CAESAREA PEB
    Kutsiyawati 07
    Оценок пока нет
  • Jurnal Pengaruh Kompres Dingin Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pemasangan Infus Pada Anak Pra Sekolah
    Jurnal Pengaruh Kompres Dingin Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pemasangan Infus Pada Anak Pra Sekolah
    Документ9 страниц
    Jurnal Pengaruh Kompres Dingin Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pemasangan Infus Pada Anak Pra Sekolah
    Kimas
    Оценок пока нет
  • WOC MATERNITAS Inc Baru
    WOC MATERNITAS Inc Baru
    Документ4 страницы
    WOC MATERNITAS Inc Baru
    Mitha Kakiay
    Оценок пока нет
  • HEPATITIS WOC
    HEPATITIS WOC
    Документ1 страница
    HEPATITIS WOC
    Theoni Izsandra
    Оценок пока нет
  • DOKUMEN
    DOKUMEN
    Документ2 страницы
    DOKUMEN
    merlydia alvionita
    Оценок пока нет
  • Woc Fraktur 1
    Woc Fraktur 1
    Документ32 страницы
    Woc Fraktur 1
    Muhammad Hardianur
    Оценок пока нет
  • Woc Fix Jra
    Woc Fix Jra
    Документ1 страница
    Woc Fix Jra
    Erma Sugihartini
    Оценок пока нет
  • WOC Krisis Tiroid
    WOC Krisis Tiroid
    Документ9 страниц
    WOC Krisis Tiroid
    Suparmi12345666
    100% (1)
  • Woc DHF
    Woc DHF
    Документ1 страница
    Woc DHF
    Mila Aulia
    Оценок пока нет
  • Askep CEDERA OTAK BERAT
    Askep CEDERA OTAK BERAT
    Документ15 страниц
    Askep CEDERA OTAK BERAT
    May Linda
    Оценок пока нет
  • Demam: Penyebab, Gejala, dan Penatalaksanaannya
    Demam: Penyebab, Gejala, dan Penatalaksanaannya
    Документ3 страницы
    Demam: Penyebab, Gejala, dan Penatalaksanaannya
    Ade Erna Widyani
    Оценок пока нет
  • PATOFLOW
    PATOFLOW
    Документ2 страницы
    PATOFLOW
    Veri Endaryeni
    Оценок пока нет
  • Kesiapan Ibu Hamil
    Kesiapan Ibu Hamil
    Документ9 страниц
    Kesiapan Ibu Hamil
    Herniiy Titiwiwi
    Оценок пока нет
  • SAP Kepatuhan Obat Jiwa
    SAP Kepatuhan Obat Jiwa
    Документ13 страниц
    SAP Kepatuhan Obat Jiwa
    Anugrah Nunu
    Оценок пока нет
  • LP CA Pankreas Sinta Anggraini
    LP CA Pankreas Sinta Anggraini
    Документ15 страниц
    LP CA Pankreas Sinta Anggraini
    Sinta Anggraini
    Оценок пока нет
  • Laporan Hasil Desain Inovatif Mozart
    Laporan Hasil Desain Inovatif Mozart
    Документ28 страниц
    Laporan Hasil Desain Inovatif Mozart
    Bertolomeus Seda
    Оценок пока нет
  • MAKALAH
    MAKALAH
    Документ19 страниц
    MAKALAH
    sampi bedes
    Оценок пока нет
  • Laporan Diseminasi Akhir
    Laporan Diseminasi Akhir
    Документ99 страниц
    Laporan Diseminasi Akhir
    Bertolomeus Seda
    Оценок пока нет
  • 1543 3192 1 PB PDF
    1543 3192 1 PB PDF
    Документ9 страниц
    1543 3192 1 PB PDF
    As'ad Ferry M
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ3 страницы
    Daftar Isi
    RofiqohKhalidazia
    Оценок пока нет
  • TERAPI AL-QURAN
    TERAPI AL-QURAN
    Документ10 страниц
    TERAPI AL-QURAN
    Bertolomeus Seda
    Оценок пока нет
  • Pathway BPH
    Pathway BPH
    Документ1 страница
    Pathway BPH
    Citradwi Utami
    Оценок пока нет
  • SEJARAH PS NERS
    SEJARAH PS NERS
    Документ53 страницы
    SEJARAH PS NERS
    Bertolomeus Seda
    Оценок пока нет
  • 2010 Lampiran P V CV
    2010 Lampiran P V CV
    Документ4 страницы
    2010 Lampiran P V CV
    Isna N Rahmawati
    Оценок пока нет
  • Prinsip Etik
    Prinsip Etik
    Документ23 страницы
    Prinsip Etik
    imeldaderang
    Оценок пока нет
  • 1 SM
    1 SM
    Документ13 страниц
    1 SM
    Buddyruddy Soedjarwo
    Оценок пока нет
  • 1543 3192 1 PB PDF
    1543 3192 1 PB PDF
    Документ9 страниц
    1543 3192 1 PB PDF
    As'ad Ferry M
    Оценок пока нет
  • 1543 3192 1 PB PDF
    1543 3192 1 PB PDF
    Документ9 страниц
    1543 3192 1 PB PDF
    As'ad Ferry M
    Оценок пока нет
  • 01 GDL Rizkiwahyu 1470 1 Ktifix - Unlocked
    01 GDL Rizkiwahyu 1470 1 Ktifix - Unlocked
    Документ82 страницы
    01 GDL Rizkiwahyu 1470 1 Ktifix - Unlocked
    Bertolomeus Seda
    Оценок пока нет
  • Halaman Judul
    Halaman Judul
    Документ1 страница
    Halaman Judul
    RofiqohKhalidazia
    Оценок пока нет
  • 1 Lampiran Mankep 2019
    1 Lampiran Mankep 2019
    Документ37 страниц
    1 Lampiran Mankep 2019
    Hana Yola
    Оценок пока нет
  • Dartar Skema
    Dartar Skema
    Документ1 страница
    Dartar Skema
    Bertolomeus Seda
    Оценок пока нет
  • Analisa data kesehatan pasien
    Analisa data kesehatan pasien
    Документ2 страницы
    Analisa data kesehatan pasien
    Bertolomeus Seda
    Оценок пока нет
  • 3.bab I PDF
    3.bab I PDF
    Документ9 страниц
    3.bab I PDF
    Nur Akbar
    Оценок пока нет
  • 77 197 1 PB
    77 197 1 PB
    Документ4 страницы
    77 197 1 PB
    Elsa Marbun
    Оценок пока нет
  • Halaman Judul
    Halaman Judul
    Документ1 страница
    Halaman Judul
    RofiqohKhalidazia
    Оценок пока нет
  • Keren
    Keren
    Документ41 страница
    Keren
    Bertolomeus Seda
    Оценок пока нет
  • Gabugan Endi
    Gabugan Endi
    Документ73 страницы
    Gabugan Endi
    Bertolomeus Seda
    Оценок пока нет
  • 3.bab I PDF
    3.bab I PDF
    Документ9 страниц
    3.bab I PDF
    Nur Akbar
    Оценок пока нет
  • Seminar Proposal
    Seminar Proposal
    Документ21 страница
    Seminar Proposal
    Bertolomeus Seda
    Оценок пока нет
  • Analisa data kesehatan pasien
    Analisa data kesehatan pasien
    Документ2 страницы
    Analisa data kesehatan pasien
    Bertolomeus Seda
    Оценок пока нет
  • Makalah Bahasa Indonesia Uas Edit
    Makalah Bahasa Indonesia Uas Edit
    Документ16 страниц
    Makalah Bahasa Indonesia Uas Edit
    Bertolomeus Seda
    Оценок пока нет
  • Penerapan Senam Otak
    Penerapan Senam Otak
    Документ12 страниц
    Penerapan Senam Otak
    Bertolomeus Seda
    Оценок пока нет
  • SUP
    SUP
    Документ2 страницы
    SUP
    Bertolomeus Seda
    Оценок пока нет
  • Teks Nikah 20 Juli 2013 A
    Teks Nikah 20 Juli 2013 A
    Документ7 страниц
    Teks Nikah 20 Juli 2013 A
    Bertolomeus Seda
    Оценок пока нет
  • Lanjutan Absen
    Lanjutan Absen
    Документ2 страницы
    Lanjutan Absen
    Bertolomeus Seda
    Оценок пока нет
  • Skala Skoring
    Skala Skoring
    Документ5 страниц
    Skala Skoring
    Bertolomeus Seda
    Оценок пока нет