Вы находитесь на странице: 1из 15

HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN DISMENORE PADA

MAHASISWA JURUSAN KEPERAWATAN FKIK UNIVERSITAS JENDERAL


SOEDIRMAN PURWOKERTO

RELATIONSHIP BETWEEN COPING MECHANISM AND DYSMENORRHOEA


TOWARD STUDENTS AT NURSING PROGRAM MEDICINE AND HEALTH
FACULTY GENERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

Desiyani Nani, Cahyo Ismawati S, Keksi Girindra S


Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRACT
Dysmenorrhoea is a kind of menstruation disturbance that happens to those who around 15-25
years old which is formed pain when menstruation. Dysmenorrhoea which happen in women to
another women is different. People use coping mechanism to adaptation with their problem.
This research was aimed to know the relationship between coping mechanism and
dysmenorrhoea toward students at nursing program of FKIK Unsoed Purwokerto. This is a
assosiative research with a cross-sectional approach. The population is all students at nursing
program. The number of sample is 55 gained through simple random sampling. The research is
conducted at nursing program, on October 2008. Research tool scale is a Visual Analog Scale.
Data analysis using kendal tau. The result of the research show that sample which use
maladaptive coping mecanism found 52,7% and sample which use adaptive coping mecanism
found 47,3%. Students which use maladaptive coping mecanism divided into four groups
namely: one student don’t get dysmenorrhoea, 13 students get low dysmenorrhoea, 11 students
get medium dysmenorrhoe, 4 students get high dysmenorrhoea. Students which use adaptive
coping mecanism divided into four groups namely, 3 students don’t get dysmenorrhoea, 9
students get low dysmenorrhoea, 12 students get medium dysmenorrhoea, 2 students get high
dysmenorrhoea. Satistically, it was found that P=0,713 is more than significant value used
(0,05). So, there is not significant relationship between coping mechanism and dysmenorrhoea
toward students at nursing program.
Key words: coping mechanism, dysmenorrhoea.

PENDAHULUAN

Dismenore adalah nyeri yang pada waktu punggung (Wigjosastro, 2002).


menstruasi yang dirasakan di daerah perut Dismenore mengikuti gerak rahim dan
bagian bawah, pinggang bahkan dapat menjalar ke arah pinggang bagian

34
35 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 3, Nomor 1, Januari 2010, hlm. 34-46

belakang (Noviana, 2008). Dismenore dan berusia 30-40 tahun. Penelitian lain
disebabkan oleh prostaglandin yang di Swedia dijumpai 30% wanita pekerja
berlebihan pada darah menstruasi yang industri menurun penghasilannya karena
merangsang hiperaktivitas uterus (Price & nyeri menstruasi (Riyanto, 2002). Hal ini
Wilson, 2003). Dismenore yang sering ditunjang oleh pendapat dari Widjanarko
terjadi adalah dismenore fungsional (2006) yang menyatakan bahwa
(wajar) yang terjadi pada hari pertama dismenore dapat menurunkan
atau menjelang hari pertama akibat produktivitas. Menurut Noviana (2008)
penekanan pada kanalis servikalis (leher perempuan di Amerika kehilangan 1,7
rahim). Dismenore akan menghilang atau juta hari kerja setiap bulan akibat
membaik seiring menstruasi hari dismenore. Dismenore mempunyai
berikutnya. Dismenore yang non insiden tertinggi pada wanita yang
fungsional (abnormal) menyebabkan mempunyai tingkat stres sedang hingga
nyeri hebat yang dirasakan terus menerus, tinggi dibanding dengan wanita yang
baik sebelum, sepanjang menstruasi mempunyai tingkat stres rendah.
bahkan sesudahnya (Wigjosastro, 2002). Dismenore terjadi pada wanita dengan
Ada 2 jenis dismenore, yaitu tingkat stres rendah sebesar 22%, dengan
dismenore primer dan dismenore tingkat stres sedang 29% dan wanita
sekunder. Dismenore primer terjadi dengan tingkat stres tinggi sebesar 44%.
sesudah 12 bulan atau lebih pasca Akan tetapi risiko untuk mengalami
menarke (menstruasi yang pertama kali) dismenore ini meningkat hingga 10 kali
sedangkan dismenore sekunder lipat pada wanita yang mempunyai
berhubungan dengan kelainan kongenital riwayat dismenore dan stres tinggi
atau kelainan organik di pelvis yang sebelumnya, dibandingkan dengan wanita
terjadi pada masa remaja (Price & yang tidak mempunyai riwayat tersebut
Wilson, 2003). sebelumnya. Tidak ada angka pasti
Di Amerika Serikat, nyeri mengenai jumlah penderita nyeri
menstruasi didapatkan pada 30-70% menstruasi di Indonesia. Namun di
wanita dalam usia reproduksi dan 60-70% Surabaya didapatkan 1,07% hingga
pada wanita dewasa yang tidak menikah
Desiyani Nani, Hubungan Mekanisme Koping Dengan Dismenore….. 36

1,31% dari jumlah penderita datang ke dan maladaptif. Mekanisme koping yang
bagian kebidanan karena dismenore. adaptif bisa memecahkan masalah secara
Nyeri menstruasi yang dialami tiap efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang
wanita berbeda-beda karena nyeri dan aktivitas konstruktif serta menekan
merupakan perasaan subjektif yang stres. Mekanisme koping maladaptif
kadang-kadang sulit dicari gejala adalah mekanisme koping yang
objektifnya (Suyono, 2001). Sebagaimana menghambat fungsi integrasi, memecah
diungkapkan oleh Roy (1999) manusia pertumbuhan lingkungan, menurunkan
menggunakan mekanisme pertahanan otonomi dan cenderung menguasai
untuk mengatasi perubahan-perubahan (Stuart & Sundeen, 1995).
biopsikososial dan kemampuan adaptasi Nyeri menstruasi yang dirasakan
manusia berbeda-beda antara satu dengan oleh setiap wanita bersifat subjektif. Rasa
yang lainnya. Jika seseorang dapat nyeri ini merupakan stressor tersendiri
menyesuaikan diri dengan perubahan bagi wanita, sehingga wanita tersebut
maka ia mempunyai kemampuan untuk akan menggunakan mekanisme
menghadapi rangsangan baik positif pertahanan untuk mengatasi perubahan-
maupun negatif. perubahan biopsikososial dan
Menurut Stuart & Sundeen (1995) kemampuan adaptasi manusia untuk
mekanisme koping merupakan upaya menghadapinya. Jika seseorang dapat
untuk penyelesaian masalah langsung dan menyesuaikan diri dengan perubahan
untuk melindungi diri. Menurut Warsiti yang dialami akibat nyeri menstruasinya,
(2007) mekanisme koping adalah upaya maka ia mempunyai kemampuan untuk
yang dilakukan langsung untuk mengatasi menghadapi rangsangan baik positif
masalah yang sedang dihadapi langsung maupun negatif. Hal inilah yang menarik
dari sumber stres dengan mencari minat penulis untuk mengidentifikasi
informasi, dukungan, mengambil hubungan mekanisme koping dengan
tindakan dan melihat sisi positif alternatif. dismenore pada mahasiswa Jurusan
Mekanisme koping ada dua yaitu adaptif Keperawatan FKIK Unsoed.
37 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 3, Nomor 1, Januari 2010, hlm. 34-46

METODE PENELITIAN
[

Penelitian ini merupakan penelitian non 2005-2007 untuk program reguler A dan
eksperimental dengan menggunakan Reguler B yang berjumlah 416 orang.
pendekatan cross sectional, yaitu Hasil survei awal pada angkatan 2005
penelitian yang pelaksanaannya dilakukan dengan jumlah wanita 89 orang diperoleh
secara sekaligus pada satu waktu (point 85,39% wanita mengalami dismenore.
time approach). Metode kuantitatif Sampel diambil dari populasi melalui
digunakan untuk mengukur hubungan metode tehnik acak sederhana (simple
(korelasi) antara mekanisme koping random sampling) yang memenuhi
dengan dismenore. Penelitian ini kriteria penelitian 55 responden. Variabel
dilakukan di Jurusan Keperawatan FKIK bebas pada penelitian ini adalah
UNSOED. Sedangkan pelaksanaan mekanisme koping dan variable
penelitian dilakukan pada bulan Oktober terikatnya adalah dismenore. Analisa
2008. Populasi dalam penelitian ini penelitian menggunakan univariate and
adalah mahasiswi Jurusan Keperawatan bivariate analysis dengan uji statistik
FKIK UNSOED Purwokerto angkatan Kendall'ssTa

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Karakteristik Responden
Tabel 1 Karakteristik Responden Pada Mahasiswi Jurusan Keperawatan FKIK UNSOED
Purwokerto

Umur responden (tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)

18 1 1,82
19 12 21,82
20 15 27,27
21 20 36,36
22 4 7,27
23 3 5,45
Desiyani Nani, Hubungan Mekanisme Koping Dengan Dismenore..... 38

2. Gambaran Mekanisme Koping


Tabel 2 Gambaran Mekanisme Koping yang Digunakan oleh Mahasiswi Jurusan Keperawatan FKIK
UNSOED Purwokerto.

Mekanisme Koping Frekuensi (n) Persentase (%)


Adaptif 26 47,3
Maladaptif 29 52,7
Total 55 100

Mekanisme koping yang digunakan oleh Townsend (1996) faktor pekerjaan dan
Mahasiswi Jurusan Keperawatan FKIK dukungan sosial juga mempengaruhi
UNSOED Purwokerto ditunjukkan dalam individu dalam menentukan mekanisme
tabel 1 yaitu dari 55 responden mahasiswi koping.
Jurusan Keperawatan sebanyak 47,3% Mekanisme koping adaptif terdiri
mempunyai mekanisme koping adaptif, dari memecahkan masalah secara efektif,
lebih kecil dibandingkan dengan yang teknik relaksasi, latihan seimbang,
berperilaku maladaptif 52,7%. Walaupun aktivitas konstruktif dan menekan stres.
selisihnya tidak jauh berbeda, Mahasiswi Pertama adalah tehnik memecahkan
Jurusan Keperawatan FKIK UNSOED masalah secara efektif yang paling
Purwokerto dalam menghadapi masalah banyak digunakan responden adalah
lebih banyak yang berperilaku dengan bertanya pada orang lain.
maladaptif. Banyak faktor yang Pemecahan masalah sendiri dapat
mempengaruhi penggunaaan mekanisme didefinisikan sebagai suatu proses
koping pada individu. Menurut menghilangkan perbedaan atau ketidak-
Vascarolis (1992) faktor-faktor yang sesuaian yang terjadi antara hasil yang
mempengaruhi mekanisme koping diperoleh dan hasil yang diinginkan
individu untuk berespon adaptif atau (Hunsaker, 2005). Salah satu bagian dari
maladaptif antara lain faktor genetik, proses pemecahan masalah adalah
pengalaman yang lalu dan kondisi yang pengambilan keputusan yang
ada pada individu seperti status kesehatan didefinisikan sebagai memilih solusi
individu, motivasi, usia, pendidikan dan terbaik dari sejumlah alternatif yang
status ekonomi. Sedangkan menurut tersedia. Banyak cara yang dilakukan
39 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 3, Nomor 1, Januari 2010, hlm. 34-46

Mahasiswi Jurusan Keperawatan dalam maupun tidak langsung (Torasso, 2004).


upaya memecahkan masalah yang Dalam hal ini dalam memilih alternatif
dihadapinya tetapi yang paling dominan untuk memecahkan masalah responden
adalah dengan bertanya pada orang. memikirkan konsekuensi logis atau
Bertanya pada orang adalah salah satu dampak yang ditimbulkan. Mekanisme
cara dalam memperoleh informasi koping adaptif keempat yang sering
sehingga mendapat gambaran dalam digunakan responden adalah aktivitas
menangani masalah ( Kusnawati, 2004). konstruktif. Aktivitas konstruktif yang
Mekanisme koping adaptif yang kedua sering digunakan adalah dengan
adalah tehnik relaksasi. Tehnik relaksasi keyakinan positif. Setelah alternatif
yang sering digunakan responden adalah didapatkan langkah selanjutnya adalah
alih perhatian atau distraksi. Tehnik melaksanakan tindakan dengan
distraksi dilakukan dengan mengalihkan melakukan aktivitas yang konstruktif.
perhatian ketika mengalami dismenore Keyakinan secara psikologis merupakan
sehingga dismenore menjadi tidak faktor yang menentukan kepuasan
dirasakan. Hasil penelitian yang seseorang, biasanya akan merasa puas
dilakukan di Cina pada anak yang post sebab aktivitas konstruktif yang positif ini
operasi untuk mengurangi nyerinya memberikan ketenangan dan kedamaian
dengan distraksi. Sebesar 61% responden (Ayu, 1998). Mekanisme koping adaptif
menggunakan distraksi bersifat efektif kelima yang sering digunakan responden
sebagai penanganan nonfarmakologis adalah menekan stres. Responden untuk
(Polkki et al, 2005). Mekanisme koping menekan stres melakukan usaha keras
adaptif yang ketiga adalah memikirkan untuk memecahkan masalahnya. Usaha
konsekuensi logis yang sering dilakukan keras merupakan sendiri sebenarnya
responden pada latihan seimbang. Latihan merupakan koping positif, sementara
seimbang identik dengan mencari bekerja diakui sebagai terapi ampuh guna
alternatif dalam memecahkan masalah. mereduksi strees (Retnowati, 2003).
Alternatif-alternatif yang ada dinilai Mekanisme koping maladaptif
berdasarkan dampak yang mungkin terdiri dari menghambat fungsi integrasi,
ditimbulkannya baik secara langsung memecah pertumbuhan lingkungan,
Desiyani Nani, Hubungan Mekanisme Koping Dengan Dismenore..... 40

menurunkan otonomi dan cenderung koping maladaptif yang terakhir adalah


menguasai. Pertama adalah menghambat responden sering cenderung menguasai
fungsi integrasi. Hal yang sering dengan membiarkan masalah. Masalah
menghambat fungsi integrasi pada yang berlarut akan terakumulasi sehingga
responden adalah dengan menunda orang tersebut tidak lagi mampu
aktivitas. Menunda aktivitas sebenarnya mengontrol emosinya dengan tepat
akan makin memperparah maldaptif itu (Anita, 2004).
sendiri (Tanra, 2005). Kedua adalah Model perilaku mekanisme koping
memecah pertumbuhan lingkungan. yang dikembangkan oleh Roy (1999)
Memecahkan pertumbuhan lingkungan menjelaskan bahwa setiap orang
yang sering dilakukan responden adalah memahami bagaimana individu
tidak diperlukannya orang lain dalam mempunyai batas kemampuan untuk
pemecahan masalah. Manusia adalah beradaptasi. Pada dasarnya manusia
mahluk sosial sehingga tidak bisa lepas memberikan respon terhadap semua
dari orang lain. Akan tetapi jika orang rangsangan baik positif maupun negatif.
lain tidak dianggap penting maka Kemampuan adaptasi manusia berbeda-
individu tersebut akan terasingkan beda antara satu dengan yang lainnya
sehingga mempunyai mekanisme koping (Suyono, 2001). Jika seseorang dapat
yang maladaptif (Vina, 2001). menyesuaikan diri dengan perubahan
Selanjutnya adalah putus asa merupakan maka ia mempunyai kemampuan untuk
hal yang sering membuat responden menghadapi rangsangan baik positif
menurunkan otonominya. Menurunkan maupun negatif. Ini berarti mekanisme
otonomi diartikan sebagai situasi koping hanya suatu respon (aspek
kejiwaan yang tidak dapat lagi kognitif) bukan suatu tindakan
mengontrol diri sendiri (Solomon, 2003). (Townsend, 1996). Novianti (2006) juga
Putus asa merupakan rentang dari depresi, menjelaskan bahwa sebuah tindakan tidak
karena makin tinggi perasaan putus asa selamanya dilandasi dengan respon atau
menggambarkan suasana batin yang persepsi.
tertekan (Hananto, 2001). Mekanisme
3. Persentase Kejadian Dismenore
Tabel 3. Persentase Kejadian Dismenore pada Mahasiswi Jurusan Keperawatan FKIK UNSOED
Purwokerto.

Frekuensi (n) Persentase (%)

Tidak dismenore 4 7,3

Dismenore ringan 22 40

Dismenore sedang 23 41,8

Dismenore hebat 6 10,9

Total 55 100

Berdasarkan Tabel 3 mahasiswi Jurusan Keperawatan FKIK UNSOED dengan


Keperawatan FKIK UNSOED mekanisme koping adaptif (21,8%) lebih
Purwokerto sebagian besar mangalami banyak dibandingkan dengan yang
dismenore sedang yaitu sebanyak 23 menggunakan mekanisme koping
orang (41,8%). Walaupun berbeda tipis maladaptif (20,0%). Hal ini didukung
dengan mahasiswi yang mengalami oleh pendapat Anderson (1994) yang
dismenore ringan yaitu sebanyak 22 menyatakan bahwa seadaptif apapun
orang (40%). Tabel 4 menunjukkan seorang wanita, tetap tidak menjamin
bahwa mahasiswi yang berperilaku hilangnya dismenore yang berlebihan.
maladaptif mengalami dismenore ringan Berat ringannya dismenore ternyata
(23,6%) lebih banyak dibandingkan berbanding lurus dengan mekanisme
dengan yang berperilaku adaptif (16,4%). koping, hanya saja intensitas nyeri
Suatu indikasi bahwa ketika mengalami tersebut hampir sama antara responden
rasa sakit menstruasi ringan, mekanisme dengan perilaku adaptif maupun
koping adaptif mampu meredamnya maladaptif. Ini artinya ada korelasi antara
(Suparman, 1997). Empiris ini mekanisme koping dengan dismenore,
menjelaskan bahwa perilaku mekanisme semakin adaptif seorang mahasiswi maka
koping dapat menekan dismenore. Tetapi tingkat dismenore akan semakin
ironisnya, pada tingkat dismenore berkurang. Akan tetapi, mahasiswi
terbanyak dalam katagori sedang (41,8%) Jurusan Keperawatan FKIK UNSOED
justru dialami oleh mahasiswi Jurusan Purwokerto yang mengalami maladaptif
Desiyani Nani, Hubungan Mekanisme Koping Dengan Dismenore….. 42

(52,7%) lebih besar dibandingkan dengan Soedirman Purwokerto kurang adaptif


yang adaptif (47,3%). Hal ini berarti terhadap rasa nyeri selama mengalami
sebagian besar mahasiswi Jurusan menstruasi.
Keperawatan Universitas Jenderal

4. Hubungan mekanisme koping dangan dismenore

Tabel 4 Distribusi Frekuensi dan Presentase Mekanisme Koping Berdasar Derajat Dismenore pada
Mahasiswa Jurusan Keperawatan FKIK UNSOED Purwokerto.

Mekanisme Dismenore Total


koping Tidak Dismenore Dismenore Dismenore
dismenore ringan sedang hebat

Maladaptif 1 13 11 4 29

Adaptif 3 9 12 2 26

Total 4 22 23 6 55

Tabel 5 Hasil Uji Statistik Korelasi Kendal Tau Pada Mahasiswa Jurusan Keperawatan FKIK UNSOED
Purwokerto.

variabel  P keterangan

Mekanisme 0,05 0,713 Tidak signifikan


koping dan
Dismenore

Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel lebih besar dari level of significan 5%.
5 dapat disimpulkan bahwa ada Hal ini berarti hubungan mekanisme
hubungan yang tidak signifikan antara koping tidak signifikan terhadap
mekanisme koping dengan dismenore dismenore. Mekanisme koping bukan
karena p= 0,713 lebih besar dari nilai  satu-satunya faktor yang mempengaruhi
yang dipakai 0,05. Berdasarkan analisis seseorang dalam mengambil tindakan
data dengan analisis Kendal tau diperoleh terutama pada saat mengalami dismenore.
nilai probabilitas (0,714) yang berarti Seperti yang diungkapkan oleh Kozier
43 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 3, Nomor 1, Januari 2010, hlm. 34-46

(2004) cara individu secara psikolgis dengan cara-cara yang sesuai dengan
dalam menangani suatu masalah nilai-nilai sosial yang berlaku di
tergantung dari enam faktor. Pertama masyarakat. Faktor kelima adalah
adalah faktor kesehatan fisik. Kesehatan dukungan sosial. Dukungan ini meliputi
fisik merupakan hal yang penting. Selama dukungan pemenuhan kebutuhan
dalam usaha mengatasi stres individu informasi dan emosional pada diri
dituntut untuk mengerahkan tenaga yang individu yang diberikan oleh orang tua,
cukup besar. Faktor kedua adalah anggota keluarga lain, saudara, teman,
keyakinan atau pandangan positif. Hal ini dan lingkungan masyarakat sekitarnya.
menjadi sumber daya psikologis yang Faktor keenam adalah materi. Materi
sangat penting, seperti keyakinan akan meliputi sumber daya berupa uang,
nasib (eksternal locus of control) yang barang atau layanan yang biasanya dapat
mengerahkan individu pada penilaian dibeli.
ketidakberdayaan (helplessness) yang Walaupun secara psikologi wanita
akan menurunkan kemampuan strategi yang sedang menstruasi dapat beradaptasi
koping tipe yaitu problem-solving focused dengan melakukan tindakan yang
coping. Faktor ketiga adalah keterampilan konstruktif, tetapi menurut Duenhoelter
memecahkan masalah. Keterampilan ini (1998) ada dua faktor yang menyebabkan
meliputi kemampuan untuk mencari dismenore tidak dapat dielakkan yaitu
informasi, menganalisa situasi, karena kontraksi myometrium dan
mengidentifikasi masalah dengan tujuan penurunan aliran darah. Pertama adalah
untuk menghasilkan alternatif tindakan, kontraksi myometrium pada saat
kemudian mempertimbangkan alternatif menstruasi. Penyelidikan yang dilakukan
tersebut sehubungan dengan hasil yang oleh Duenhoelter menggunakan catatan
ingin dicapai. Akhirnya melaksanakan tekanan intra uterus telah memperlihatkan
rencana dengan melakukan suatu hiperaktivitas uterus yaitu (kontraksi
tindakan yang tepat. Faktor keempat uterus yang lebih sering, kontraksi yang
adalah keterampilan sosial. Keterampilan lebih besar intensitasnya, peningkatan
ini meliputi kemampuan untuk tonus uterus yang mendasarinya). Dari
berkomunikasi dan bertingkah laku ketiga pengamatan ini terjadi pada hampir
Desiyani Nani, Hubungan Mekanisme Koping Dengan Dismenore….. 44

semua wanita yang mengeluh dismenore. mekanisme koping. Hubungan antara


Faktor fisiologis pada saat menstruasi sikap dengan rasa nyeri adalah dimensi
yang kedua adalah pengurangan aliran yang berbeda (Hendrik, 2006). Fungsi
darah. Telah dikonfirmasi oleh perilaku adaptif hanya efektif dalam
pengukuran tidak langsung aliran darah mengurangi beban tetapi tidak satupun
uterus selama haid bahwa setiap kontraksi penelitian yang berhasil memperlihatkan
uterus disertai dengan penurunan bersama bukti empiris bahwa perilaku merupakan
dengan aliran darah uterus. Akan tetapi solusi optimal dalam mengurangi
beberapa wanita menderita pengurangan dismenore. Rotter (1996) menyatakan
darah pada hiperaktivitas uterus. bahwa dismenore merupakan gejala klinis
Diperkirakan bahwa kontraksi uterus fisik yang pengobatan maupun
sendiri mungkin bertanggungjawab untuk pencegahannya harus dilakukan dengan
nyeri kolik dismenore yang khas. tindakan medis. Akan tetapi menurut
Sementara episode pengurangan aliran Hamid (1997) koping sangat berguna
darah uterus berkepanjangan yang dalam menghadapi ketegangan eksternal
dijumpai pada beberapa wanita dan internal yang berfungsi mencegah,
menyebabkan pegal-pegal yang kontinyu menghindari atau mengendalikan tekanan
dan bervariasi intensitasnya. emosi. Sehingga perilaku yang
Uji statistik menjelaskan bahwa konstruktif dan kondusif tetap diperlukan
rasa nyeri dismenore tidak sepenuhnya ketika mengalami nyeri menstruasi.
dapat dihilangkan dengan perilaku

SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan 2. Responden yang tidak mengalami
1. Sebanyak 29 responden (52,7%) dismenore sebanyak 4 orang
menggunakan mekanisme koping (7,3%). Responden yang
maladaptif dan sebanyak 26 mengalami dismenore ringan
responden (47,3%) menggunakan sebanyak 22 (40%). Responden
mekanisme koping adaptif yang mengalami dismenore
sedang sebanyak 23 (41,8%).
Responden yang mengalami informasi tentang mekanisme
dismenore hebat sebanyak 6 koping yang adaptif untuk
(10,9%). mengurangi risiko dismenore.

3. Mekanisme koping mempunyai 2. Bagi penelitian


hubungan yang tidak signifikan selanjutnyamelakukan penelitian
dengan dismenore pada lebih lanjut mengenai dismenore
mahasiswa Jurusan Keperawatan hendaknya dilakukan secara
FKIK UNSOED Purwokerto. berkelanjutan yaitu tidak hanya
B. Saran pada satu siklus menstruasi saja

1. Dismenore merupakan gangguan sehingga didapatkan hasil yang

yang terjadi saat menstruasi pada lebih mewakili kondisi yang

sebagian besar wanita.perlu sebenarnya.

ditingkatkan pengetahuan dan

DAFTAR PUSTAKA

Anita, 2004, ‘Problem Solving Pada Remaja prosedur bertanya’. Dalam jurnal
(Studi Kasus Remaja Yang Berbelanja di Universitas Negeri Yogyakarta, vol.3,
Jlan Braga Bandung)’. Dalam Jurnal no.9, pp 76-86.
Sosiologi Unpad. Noviana, 2008, Nyeri saat menstruasi. Diakses
Duenhoelter, J 1998, Ginekology, Greenhiil, New tanggal 2 Juni
York. 2008http://203.130.242.190/artikel/3325.
Hananto, 2001, ‘Hubungan Stres dengan shtml.
Kecerdasan Emosi’. Dalam Jurnal Novianti. 2006. Strategi dalam pemecahan
Psikologi. Universitas Undayana Blii. masalah, edisi ke3, Remaja Rosdakarya,
Hendrik 2006, Problema haid, Tiga Serangkai, Bandung.
Solo. Polkki, T dkk, 2005, ‘Chinese nurses use of non-
Kozier , B 2004, Fundamentals of nursing pharmacological methods in children’s
concepts, process and practice, 7th Ed., postoperative pain relief’, Journal of
Pearson Education Line, New Jersey. Advanced Nursing, vol. 51, no. 4, pp.
Kusnawati, T, 2004, ‘Optimalisasi pembelajaran 335-342.
comprehension ecrite melalui penerapan
Desiyani Nani, Hubungan Mekanisme Koping Dengan Dismenore……46
Price, S & Wilson, L, 2003, Patofisiologi, Edisi 6 Townsend, M 1996, Psychiatric mental health
volume 2, EGC, Jakarta. 2 nd edition,
nursing: concepts of car,
Retnowati, S, 2003, ‘Sumber daya pribadi dan
F.A. Davis Company, Philadelphia.
sosial sebagai mediator dampak kejadian
Varcarolis, E 1992, Foundations of Psychiatric
menekan terhadap munculnya simtom
Mental Health Nursing, Saunders
depresi pada remaja’. Dalam Jurnal
Company, WB.
Universitas Gajah Mada.
Warsiti dan Rustina, Y 2007, ‘Stres dan koping
Rianto, H 2002, Nyeri menstruasi pada remaja.
perempuan dengan masalah infertilitas
http://media-ilmu.com/2002/02/22/
studi fenomenologi pada masyarakat
nyeri-menstruasi-padaremaja/ (Accessed
Yogyakarta’, Dalam Jurnal Kebidanan
9 Juni 2008).
dan Keperawatan, vol.3, edisi 2
Rotter, J 1996, The pshycology: pearson medical
Desember.
behaviour, Mc Grow Hil, New York.
Widjanarko, B 2006, ‘Tinjauan terapi pada
Solomon, 2003, ‘Kemampuan Pengelolaan Emosi
dismenore primer’, Dalam Jurnal
pada Karyawan (Studi Kasus PT.
Kedokteran Atma Jaya, vol.5, edisi ke1.
Indofood Tbk. Jkt)’, Dalam Jurnal
Wiknjosastro, H 2002, Ilmu kebidanan, Yayasan
Psikologi UI.
bina pustaka sarwono prawirohardjo,
Stuart, G.W., and Sundeen, S.J 1995, Principles
Jakarta.
and practice of psychiatric nursing,
6 th Vina, 2005, Interaksi Antar Personal dalam
edition, Mosby Year Book, St. Louis. perkembangan emosi, Dalam Jurnal
Suparman 1997, Ilmu penyakit dalam Jilid I, Edisi Humaniora.
Kedua, Balai Penerbit Kedokteran,
Jakarta.
Suyono, S 2001, Ilmu penyakit dalam Jilid 2,
Edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta.
Tanra, A , 2005, ‘Terapi Perilaku’, Dalam Jurnal
Psikiatri FK. UNHAS, Vol. 24, No.2
April-Juni 2005.
Torasso, P, 2004, ‘Case-Based Reasoning in
Diagnostic Problem Solving:
Alternative or complementary to
MBR?’, Journal of Italy, vol.1, no.3,
pp.114-117.

Вам также может понравиться