Вы находитесь на странице: 1из 18

LAPORAN PRAKTIKUM PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN BENIH

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK ATSIRI PADA HAMA GUDANG

oleh Kelompok 1

Haris Andrean (A41160543) / Golongan B


Rina Dita Palupi (A41160555) / Golongan B
Endah Cahyani Simamora (A41160572) / Golongan B
Indaning Lestari (A41160582) / Golongan B
Indra Riza Rahkma S. (A41160588) / Golongan B
Achmad Rafikul Wafa (A41160704) / Golongan B
Dyah Kurnia Putri (A41160726) / Golongan B

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hasil panen yang disimpan khususnya dalam bentuk umbi dan biji-bijian setiap
saat dapat diserang oleh berbagai hama gudang yang dapat merugikan (Faruki &
Khan 1993). Kerugian yang ditimbulkan oleh hama pascapanen ini berupa penurunan
kualitas dan kuantitas yaitu kerusakan bentuk, aroma, tercampur kotoran, daya
tumbuh, dan umbi bawang yang disimpan menjadi kempes(Ashworth 1993).
Sampai saat ini berbagai cara pengendalian hama di gudang yang paling banyak
dilakukan adalah menggunakan insektisida sintetis. Insektisida sintetis dirasakan
efektif karena penggunaannya mudah serta spektrum daya bunuhnya yang luas.
Namun cara tersebut mempunyai banyak kekurangan antara lain risiko keamanan
pangan (bahaya residu), timbulnya resistensi serangga hama gudang
terhadapbeberapa insektisida seperti malathion (Schaasfsma 1990), metylbromide
(Taylor 1994, Tuncbilek et al).
Secara tradisional minyak atsiri telah lama digunakan untuk mengusir serangga
hama biji-bijian dan kacang-kacangan di gudang penyimpanan (Olinosakin et al.
2006, Sujatha 2010). Minyak atsiri yang berasal dari tumbuhan dapat mengakibatkan
satu atau lebih pengaruh pada hama seperti bersifat menolak (repellent) (Hasyim et al.
2010), menarik (attractant) (Hasyim et al.2007), racun kontak (toxic) (Tariq et al.
2010, Chu et al.2011, Abramson et al. 2006), racun pernafasan (fumigant) (Huang et
al. 2000), mengurangi nafsu makan (antifeedant) (Arivoli& Tennyson 2013a),
menghambat peletakan telur (oviposition deterrent) (Gunderson et al.1985, Tripathi et
al. 2003), menghambat pertumbuhan.

1.2 Tujuan
Mahaiswa diharapkan mampu :
a. Mengetahui pengaruh minyak atsiri terhadap hama gudang.
b. Mengetahui perlauan terbaik dari pengaruh minyak atsiri terhadap hama gudang.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip dasar teknik ini sama dengan pola tanam tumpangsari. Perbedaannya
pada teknik ini tidak perlu menanam tanaman sela diantara tanaman utama,
melainkan hanya memasang senyawa atsiri, baik sintetis maupun hasil ekstraksi
alami (minyak atsiri) di tempat-tempat tertentu pada areal tanaman budidaya. Sampai
saat ini senyawa atsiri yang paling banyak digunakan adalah metal eugenol sebagai
perangkap hama lalat buah jantan. Selain itu, untuk mengendalikan hama yang
menyerang pertanaman, senyawa atsiri juga telah diuji untuk mengendalikan hama
yang menyerang pertanaman, senyawa atsiri telah diuji untuk mengndalikan hama
gudang.
Senyawa phenol thymol dan carvacrol yang berasal dari tanaman thymus
serpyllum serta terpinen -4-ol yang berasal dari Organum majorama dapat digunakan
sebagai fumigan untuk hama kumbang kedelai Acanthoscelides obtectus. Euganol
yang berasal dari bunga cengkeh efektif terhadap hama Tribolium castaneum,
Sitophilus zeanus, dan Prostephanus truncate. Dengan demikian, senyawa-senyawa
atsiri ini nantinya diharapkan dapat digunakan untuk menggantikan bahan fumigasi
kimia yang telah diaplikasikan selama ini di gudang-gudang penyimpanan. Penelitian
dalam skala komersial perlu dilakukn untuk membuktikan efektifitas teknologi ini.
Sitophilus oryzae merupakan serangga hama penyebab kerusakan pada beras
dalam gudang. Ekstrak daun jeruk purut merupakan salah satu alternatif pengganti
penggunaan insektisida sintetik. Sitronelal dalam ekstrak daun jeruk purut dapat
menolak kehadiran serangga. Penelitian dilakukan dilaboratorium Hama, Jurusan
Hama dan Penyakit Tumbuhan, Universitas Brawijaya Malang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak daun jeruk purut dengan konsentrasi 16 ml/g memiliki
indeks repellent tertinggi dibandingkan konsentrasi 4 ml/g, 8 ml/g, dan 12 ml/g.
Jumlah S. oryzae dewasa keturunan pertama pada konsentrasi 8 ml/g lebih sedikit
dibanding dengan konsentrasi 2 ml/g, 4 ml/g, dan 6 ml/g.
BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum tentang “Pengaruh Pemberian
Minyak Atsiri Pada Hama Gudang” dilakukan pada :
Hari / tanggal : Selasa / 23 April 2019 – 16 Mei 2019
Waktu : 13.00 – 15.00 WIB
Tempat : Laboratorium Pengolahan Benih

3.2 Alat dan bahan


3.1.1. Alat
a. Timbangan Analitik
b. Botol kaca
c. Kain kasa
d. Karet gelang
e. Kertas label
f. Pulpen
g. Kapas
h. Gunting

3.1.2. Bahan
a. Benih jagung
b. Benih kacang tanah
c. Benih padi
d. Minyak sereh
e. Minyak cengkeh
f. Daun jeruk
3.3 Prosedur Kerja
1. Menimbang masing-masing 40gr benih padi,benih kacang tanah dan benih
jagung, sebanyak 4 ulangan
2. Memasukan benih yang telah ditimbang kedalam botol kaca
3. Menggunting kain kasa sesuai ukuran botol dan sebanyak botol yang digunakan
4. Menyemprotkan minyak sereh pada kapas sebanyak 2 semprotan,
menyemprotkan minyak cengkeh pada kapas masing-masing 2 semprotan,
menyobek 2 lembar daun jeruk pada masing-masing jenis botol benih.
5. Menangkap hama gudang sebanyak 10 ekor di masing-masing botol kaca.
6. Menutup dan mengikat botol kaca menggunakan karet gelang.
7. Simpan pada gudang penyimpanan benih.
8. Menguji kadar air dan daya kecambah setiap benih yang diberi perlakuan serta
menghitung tingkat serangan hama di setiap perlakuan.
9. Membuat laporan praktikum.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


Tabel 4.1 Hasil Uji Daya Berkecambah Benih pada Pengaruh Pemberian Minyak
Atsiri (Daun Jeruk Purut, Minyak Cengkeh, Minyak Sereh) Terhadap
Hama pada Penyimpanan Benih (Jagung, Padi, Kacang Tanah)

KOMODITAS PERLAKUAN %DB


Jagung (Zea mays L. (Merr.)) Kontrol 77%
Daun Jeruk 86%
Minyak Sereh 86%
Minyak Cengkeh 86%
Padi (Oryza sativa L.) Kontrol 63%
Daun Jeruk 56%
Minyak Sereh 56%
Minyak Cengkeh 54%
Kacang Tanah (Arachis hypogea) Kontrol 70%
Daun Jeruk 57%
Minyak Sereh 57%
Minyak Cengkeh 33%

Tabel 4.2 Hasil Uji Kadar Air Benih pada Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri (Daun
Jeruk Purut, Minyak Cengkeh, Minyak Sereh) Terhadap Hama pada
Penyimpanan Benih (Jagung, Padi, Kacang Tanah)

KOMODITAS PERLAKUAN % KA
Jagung (Zea mays L. (Merr.)) Kontrol 11.2%
Daun Jeruk 11.2%
Minyak Sereh 10.4%
Minyak Cengkeh 11.2%
Padi (Oryza sativa L.) Kontrol 11.1%
Daun Jeruk 11.4%
Minyak Sereh 11.5%
Minyak Cengkeh 11.5%
Kacang Tanah (Arachis hypogea) Kontrol 5.9%
Daun Jeruk 6.0%
Minyak Sereh 6.2%
Minyak Cengkeh 6.4%
Tabel 4.3 Hasil Selisih Berat Benih pada Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri (Daun
Jeruk Purut, Minyak Cengkeh, Minyak Sereh) Terhadap Hama pada
Penyimpanan Benih (Jagung, Padi, Kacang Tanah)

KOMODITAS PERLAKUAN SELISIH BERAT (gram)


Jagung (Zea mays L. (Merr.)) Kontrol 0.81
Daun Jeruk 0.60
Minyak Sereh 0.43
Minyak Cengkeh 0.47
Padi (Oryza sativa L.) Kontrol 0.64
Daun Jeruk 1.09
Minyak Sereh 1.04
Minyak Cengkeh 1.02
Kacang Tanah (Arachis hypogea) Kontrol 1.89
Daun Jeruk 0.83
Minyak Sereh 0.80
Minyak Cengkeh 0.81

Tabel 4.4 Hasil Presentase Serangan Hama pada Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri
(Daun Jeruk Purut, Minyak Cengkeh, Minyak Sereh) Terhadap Hama pada
Penyimpanan Benih (Jagung, Padi, Kacang Tanah)

KOMODITAS PERLAKUAN % SERANGAN HAMA


Jagung (Zea mays L. (Merr.)) Kontrol 3.4%
Daun Jeruk 2.9%
Minyak Sereh 5.9%
Minyak Cengkeh 6.4%
Padi (Oryza sativa L.) Kontrol 0.0%
Daun Jeruk 0.8%
Minyak Sereh 0.9%
Minyak Cengkeh 0.8%
Kacang Tanah (Arachis hypogea) Kontrol 1.7%
Daun Jeruk 4.2%
Minyak Sereh 3.1%
Minyak Cengkeh 3.2%
Keterangan : Selisih berat didapatkan dari Berat Awal – Berat Akhir
Tabel 4.5 Hasil Presentase Hidup Hama pada Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri
(Daun Jeruk Purut, Minyak Cengkeh, Minyak Sereh) Terhadap Hama pada
Penyimpanan Benih (Jagung, Padi, Kacang Tanah)

KOMODITAS PERLAKUAN % HIDUP HAMA


Jagung (Zea mays L. (Merr.)) Kontrol 30.0%
Daun Jeruk 52.5%
Minyak Sereh 20.0%
Minyak Cengkeh 47.5%
Padi (Oryza sativa L.) Kontrol 0.0%
Daun Jeruk 22.5%
Minyak Sereh 22.5%
Minyak Cengkeh 7.5%
Kacang Tanah (Arachis hypogea) Kontrol 20.0%
Daun Jeruk 7.5%
Minyak Sereh 2.5%
Minyak Cengkeh 0.0%

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum pengujian Pengaruh pemberian minyak atsiri (daun
jeruk purut, minyak cengkeh, minyak sereh) dan satu kontrol terhadap hama pada
penyimpanan benih jagung (Zea mays L. (Merr.)), padi (Oryza sativa L.), kacang
tanah (Arachis hypogea) selama 4 minggu pada suhu dan ruang yang terkontrol. Pada
parameter daya berkecambah benih hasil dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini.
Untuk benih Jagung (Zea mays L. (Merr.)) dari pengaplikasian ketiga perlakuan
(daun jeruk, minyak sereh, minyak cengkeh) nilai presentase daya berkecambah lebih
tinggi dari kontrol (tanpa perlakuan) dengan nilai 86% untuk ketiga perlakuan.
Pada benih komoditas padi (Oryza sativa L.) presentase nilai daya berkecambah
tertinggi ada pada benih tanpa perlakuan yaitu 63%, nilai daya berkecambah terendah
pada benih padi dengan perlakuan minyak cengkeh yaitu 54%. Pada benih komoditas
kacang tanah (Arachis hypogea) presentase daya kecambah benih kontrol lebih tinggi
dibandingkan dengan ketiga perlakuan, perlakuan menggukan minyak cengkeh
memiliki daya berkecambah terrendah yaitu 33%. Berdasarkan ketiga perlakuan
(daun jeruk, minyak sereh, minyak cengkeh) perlakuan cengkeh menunjukkan hasil
daya berkecambah yang terkecil pada ketiga komoditas (jagung, padi, kacang tanah).
Pada parameter daya berkecambah menunjukkan adanya pengaruh penggunaan
minyak atsiri sebagai repelen pada hama gudang.
100%
90% 86% 86% 86%
% Daya Berkecambah

77%
80% 70%
70% 63%
56% 56% 54% 57% 57%
60%
50%
40% 33%
30%
20%
10%
0%
Minyak Cengkeh
Kontrol

Kontrol

Minyak Cengkeh

Kontrol

Minyak Cengkeh
Daun Jeruk

Daun Jeruk

Daun Jeruk
Minyak Sereh

Minyak Sereh

Minyak Sereh
Jagung (Zea mays L. Padi (Oryza sativa L.) Kacang Tanah (Arachis
(Merr.)) hypogea)
Perlakuan dan Komoditas

Gambar 4.1 Grafik Hasil Uji Daya Berkecambah pada Pengaruh Pemberian Minyak
Atsiri Terhadap Hama pada Penyimpanan Benih (Jagung, Padi, Kacang
Tanah)

Pada parameter kadar air benih pada ketiga komoditas kadar air benih relative
seragam yang dapat dilihat pada Gambar 4.2. Kadar air benih berhubungan dengan
lingkungan terhadap hama. Kadar air dalam kaitannya dengan penyimpanan benih,
proses pertambahan kadar air benih dapat dipengaruhi adanya proses respirasi hama
yang menyebabkan terjadinya kenaikan kadar air.
14.0%
11.5% 11.5%
12.0% 11.2% 11.2% 10.4% 11.2% 11.1% 11.4%
% Kadar Air Benih

10.0%
8.0%
5.9% 6.0% 6.2% 6.4%
6.0%
4.0%
2.0%
0.0%
Kontrol

Minyak Cengkeh

Kontrol

Minyak Cengkeh

Kontrol

Minyak Cengkeh
Daun Jeruk

Daun Jeruk

Daun Jeruk
Minyak Sereh

Minyak Sereh

Minyak Sereh
Jagung (Zea mays L. Padi (Oryza sativa L.) Kacang Tanah (Arachis
(Merr.)) hypogea)
Perlakuan dan Komoditas

Gambar 4.2 Grafik Hasil Uji Kadar Air pada Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri
Terhadap Hama pada Penyimpanan Benih (Jagung, Padi, Kacang
Tanah)

Pada parameter selisih berat benih yang diukur dengan mengurangi berat awal
benih sebelum ditimbang dengan berat benih setelah ditimbang, hasil dapat dilihat
pada Gambar 4.3. Pada komoditas jagung (Zea mays L. (Merr.)) selisih berat terendah
terdapat pada perlakuan minyak serai. Berdasarkan hal tersebut terdapat pengaruh
pemberian minyak atsiri kepada hama. Rendahnya selisih berat benih diduga
diakibatkan karena benih yang terserang hama rendah sehingga berat benih berkurang
dengan drastis.
Pada komoditas padi (Oryza sativa L.) selisih berat tertinggi terdapat pada
perlakuan dengan daun jeruk, hal tersebut berkebalikan dengan dugaan bahwa dengan
pemberian insektisida nabati dapat melindungi benih dari serangan hama dalam
penyimpanan. Semakin rendah serangan hama benih maka semakin rendah
kehilangan berat benihnya. Kenaikan berat benih diduga dapat diakibatkan adanya
proses fisiologis benih yang berkaitan dengan respirasi benih dan kadar air benih.
Kadar air benih yang disimpan dapat dipengaruhi adanya sifat benih yang
higroskopis.
Pada komoditas kacang tanah (Arachis hypogea) dari ketiga perlakuan
menunjukkan pengaruh pada pemberian minyak atsiri terhadap penyimpanan benih
dapat dilihat pada Gambar 4.3, dimana pada benih tanpa perlakuan (kontrol) memiliki
selisih berat benih tertinggi yang mengindikasikan bahwa terjadi pengurangan berat.
Pengurangan berat benih diduga karena adanya serangan hama yang memakan benih
sehingga benih menjadi rusak dan beratnya akhirnya bekurang.
2.00 1.89
Selisih Berat (gram)

1.80
1.60
1.40
1.20 1.09 1.04 1.02
1.00 0.81 0.83 0.80 0.81
0.80 0.60 0.64
0.60 0.43 0.47
0.40
0.20
0.00
Kontrol

Minyak Cengkeh

Kontrol

Minyak Cengkeh

Kontrol

Minyak Cengkeh
Daun Jeruk

Daun Jeruk

Daun Jeruk
Minyak Sereh

Minyak Sereh

Minyak Sereh

Jagung (Zea mays L. Padi (Oryza sativa L.) Kacang Tanah (Arachis
(Merr.)) hypogea)
Komoditas dan Perlakuan

Gambar 4.3 Grafik Selisih Berat pada Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri Terhadap
Hama pada Penyimpanan Benih (Jagung, Padi, Kacang Tanah)

Pada parameter presentase serangan hama terhadap benih yang dapat dilihat pada
Gambar 4.4. Untuk komoditas jagung (Zea mays L. (Merr.)) serangan hama terendah
terdapat pada perlakuan dengan daun jeruk yaitu 2.9%, tetapi terjadi perbedaan
dimana benih tanpa perlakuan memiliki nilai serangan lebih rendah dari benih yang
diperlakukan dengan minyak cengkeh dan minyak serai. Hal tersebut didukung oleh
pernyataan bahwa sereh memiliki kandungan yang paling besar berupa sitronela yaitu
35% dan geraniol 35-40%. Senyawa sitronela mempunyai sifat racun dehidrasi
(desiccant) dan racun kontak. Tanaman serai dikenal dengan istilah Lemongrass
karena memiliki bau yang kuat seperti lemon dan sering ditemukan tumbuh alami di
negara-negara tropis (Oyen dan Dung 1999). Tanaman serai biasanya dimanfaatkan
sebagai penyedap masakan, pembuatan minyak wangi, sabun, aromaterapi bahkan
pengobatan tradisional. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dinyatakan bahwa minyak
atsiri daun serai berpotensi baik sebagai pestisida nabati, karena memiliki aktivitas
sebagai insektisida. Hasil penelitian Adnyana et al. (2012), menyatakan bahwa
aplikasi minyak serai memiliki daya bunuh yang tinggi terhadap ulat bulu
(Lepidoptera: Lymantriidae) pada pohon gempinis dengan persentase mortalitas
mencapai 98% untuk konsentrasi 10%, 5%, 2% dan 1%, sedangkan persentase
mortalitas mencapai 94% untuk konsentrasi 0.75%. Minyak daun serai berwarna
kuning, kuning gelap sampai kemerah-merahan dan viskositas yang encer
(Wijesekara 1973). Minyak serai mengandung senyawa utama sitral (79%) yang
terdiri dari geranial (48%) dan neral (31%). Senyawa neral dan geranial merupakan
komponen senyawa kimia penting yang menentukan aroma minyak serai seperti
lemon (Craveiro et al. 1981). Perbedaan persentase kandungan terjadi pada hasil
penelitian Alves et al. (2015), senyawa kimia minyak serai terdiri dari sitral, neral
(32.5 sampai 36.6%) dan geranial (43.3 sampai 50.5%). Senyawa lainnya yang
ditemukan di dalam minyak serai, yaitu linalool, nerol, geranil asetat dan metil
geranate (Masamba et al. 2003). Adanya kandungan beberapa senyawa aktif pada
minyak serai memungkinkan serangga tidak mudah atau memperlambat terjadinya
resistensi karena kemampuan serangga membentuk sistem pertahanan (detoksifikasi)
terhadap beberapa senyawa berbeda secara bersamaan. Kematian serangga uji
diduga akibat senyawa bioaktif yang menguap sebagai gas.
Pada komoditas padi (Oryza sativa L.) menunjukan bahwa tidak terdapat
pengaruh pemberian minyak atsiri pada kadar air benih yang relative sama seperti
pada Gambar 4.1. Hal tersebut karena pada benih padi tanpa perlakuan tidak
menunjukkan adanya serangan hama yang ditandai dengan benih yang rusak atau
bernilai 0% sedangkan pada benih padi yang diperlakukan terdapat serangan hama
dengan kisaran 0.8% - 0.9%. Kadar air berbengaruh terhadap tingkat serangan hama
benih semakin tinggi kadar air maka semakin mudah benih untuk diserang hama. Jika
dibandingkan antar perlakuan penggunaan daun jeruk memiliki kandungan limonene
saponin yang bersifat racun bagi serangga, dan minyak cengkeh yang mengandung
lebih berpengaruh pada serangan hama karena presentase tingkat serangan yang
rendah. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan bahwa kulit jeruk dapat digunakan
sebagai biolarvasida dan mengandung senyawa limonoida (Moki et al. 2016).
Penelitian pengaruh kulit jeruk terhadap mortalitas hama kumbang bubuk beras oleh
Moki et al. (2016) menunjukkan bahwa perlakuan jeruk purut menyebabkan
mortalitas imago Sitophilus spp.
Pada komoditas kacang tanah (Arachis hypogea) menunjukan bahwa tidak
terdapat pengaruh pemberian minyak atsiri pada kadar air benih yang relative sama
seperti pada Gambar 4.1. Hal tersebut karena pada benih kacang tanah tanpa
perlakuan serangan hama lebih rendah dari benih padi yang diperlakukan. Perlakuan
benih kacang tanah dengan minyak sereh menunjukkan hasil presentase serangan
hama terendah yaitu 3.1%. Hal tersebut diduga karena minyak sereh mengandung
sitronelal yang dapat bersifat antifeedan dan repelen terhadap serangga. Hal tersebut
didukung oleh penyataan Kadir et al. (2014) meneliti efektivitas daun serai sebagai
insektisida nabati untuk menekan serangan hama kumbang bubuk jagung (Sitophilus
spp.) pada beberapa wadah.
7.0% 6.4%
% Serangan Hama 5.9%
6.0%
5.0% 4.2%
4.0% 3.4% 3.1% 3.2%
2.9%
3.0%
1.7%
2.0%
0.8% 0.9% 0.8%
1.0%
0.0%
0.0%

Kontrol
Kontrol

Kontrol
Minyak Cengkeh

Minyak Cengkeh

Minyak Cengkeh
Daun Jeruk

Daun Jeruk

Daun Jeruk
Minyak Sereh

Minyak Sereh

Minyak Sereh
Jagung (Zea mays L. Padi (Oryza sativa L.) Kacang Tanah (Arachis
(Merr.)) hypogea)
Perlakuan dan Komoditas

Gambar 4.4 Grafik Presentase Serangan Hama pada Pengaruh Pemberian Minyak
Atsiri Terhadap Hama pada Penyimpanan Benih (Jagung, Padi, Kacang
Tanah)

Berdasarkan Gambar 4.5 di bawah ini untuk parameter presentase hidup hama
pada komoditas jagung (Zea mays L. (Merr.)) terdapat pengaruh dari perlakuan yaitu
untuk presntase hidup hama terendah pada penggunaan minyak sereh yaitu 20% dan
dengan tingkat serangan hama pada benih yaitu 5.9%. Hal tersebut diduga karena
kandungan sitronelal sereh yang berkerja sebagai racun serangga. Hal tersebut
didukung bahwa pada minyak atsiri serai terdiri atas sitral, sitronela, geraniol,
mirsena, nerol, farnesol, metil heptenol, dan dipentena (Guenther 1990; Herminanto
et al. 2010). Senyawa sitronela mempunyai sifat racun dehidrasi (desiccant) dan
racun kontak. Serangga yang terkena racun ini akan mati karena kekurangan cairan.
Di samping itu, daun serai juga bersifat penolak (repellent) serta sebagai insektisida,
bakterisida, dan nematisida. Kadir et al. (2014) meneliti efektivitas daun serai sebagai
insektisida nabati untuk menekan serangan hama kumbang bubuk jagung (Sitophilus
spp.).
Pada benih padi (Oryza sativa L.) tidak menunjukkan pengaruh nyata karena
presentase hidup hama lebih tinggi dari benih tanpa perlakuan yang tidak terdapat
hama yang hidup. Hal tersebut diduga karena hama pada benh tanpa perlakuan
mengalami kematian ataupun adanya faktor human eror. Pada berbandingan antar
perlakuan minyak cengkeh menunjukkan presentase hidup hama terendah. Hal trsebut
diduga hama serangga mengalami keracunan dari minyak cengkeh yang memiliki
kandungan saponin yang bersifat racun bagi serangga. Minyak cengkeh memiliki efek
kerja dari pestisida ini adalah sebagai antifeedant (menyebabkan serangga kehilangan
nafsu makan) yang menyebabkan starvasi serangga terhadap sumber makanan (Fattah
dan Syafaruddin 1999 dalam Saenong dan Mas'ud 2009). Di karenakan dari data
beberapa praktikum dan jurnal menjelaskan efek dari cengkeh sebagai fumigant
mengakibatkan tingginya kematian Cryptolestes sp. pada dosis yang lebih tinggi
disebabkan oleh pengaruh senyawa yang dihasilkan oleh minyak cengkih tersebut.
Senyawa volatil (volatile oil) seperti eugenol, eugenol asetat dan metil eugenol
merupakan senyawa utama minyak cengkih (Andries et al. 2014). Euganol memiliki
sifat sebagai repellent serta dapat menghambat aktivitas makan (antifeedant) beberapa
hama gudang, seperti Tribolium castaneum dan Sitophilus zeamais, serta efektif
untuk mengendalikan tungau pada unggas (Dermanyssus gallinae) (Kim et al. 2004).
Minyak atsiri cengkih juga efektif untuk mengendalikan hama Stegobium paniceum
(Wiratno et al. 1993). Perlakuan dengan konsentrasi atau dosis yang tinggi dapat
bersifat membius (membuat pingsan) dan toksik terhadap serangga namun tidak
toksik terhadap hewan dan tanaman serta kemungkinan menstimuli pertumbuhan
tanaman (Noveriza & Tombe 2000). Dari data dan penjelasan tersebut menguatkan
data praktikum yang kami lakukan.
Pada benih kacang tanah (Arachis hypogea) terdapat perlakuan yang nyata dapat
dilihat pada Gambar 4.5 di bawah ini. Presentase hidup hama terendah pada
perlakuan menggukan cengkeh. Hal tersebut diduga karena cengkeh mengandung
Eugenol bermanfaat dalam pembuatan vanilin, eugenil dengan cara kerja
menghambat aktivitas makan dan mengakibatkan kemandulan pada serangga hama,
serta sebagai fungisida. menghambat aktivitas maka dan mengakibatkan kemandulan
pada serangga hama, serta sebagai fungisida.

60.0%
52.5%
50.0% 47.5%
% Hidup Hama

40.0%
30.0%
30.0%
22.5% 22.5%
20.0% 20.0%
20.0%

10.0% 7.5% 7.5%


2.5%
0.0% 0.0%
0.0%
Minyak Cengkeh

Minyak Cengkeh

Minyak Cengkeh
Kontrol

Kontrol

Kontrol
Daun Jeruk

Daun Jeruk

Daun Jeruk
Minyak Sereh

Minyak Sereh

Minyak Sereh
Jagung (Zea mays L. Padi (Oryza sativa L.) Kacang Tanah (Arachis
(Merr.)) hypogea)
Perlakuan dan Komoditas

Gambar 4.5 Grafik Presentase Hidup Hama pada Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri
Terhadap Hama pada Penyimpanan Benih (Jagung, Padi, Kacang
Tanah)

Pelakuan terbaik untuk pengendalian hama gudang dalam penyimpanan yaitu


pada benih padi (Oryza sativa L.) yaitu minyak cengkeh berdasarkan hasil pengujian
dari beberapa parameternya. Pada komoditas kacang tanah (Arachis hypogea)
perlakuan terbaik yaitu pada minyak sereh. Papa komoditas jagung (Zea mays L.
(Merr.)) perlakuan terbaik yaitu dengan daun jeruk purut. Perbedaan jenis minyak
atsiri untuk penyimpanan pada tida komoditas benih diduga karena setiap benih
memiliki karakteristik hama tertentu, dan kandungan benih tertentu. Konsentrasi dan
bentuk repelen juga dapat berpengaruh terhadap daya hambat hama benih.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa :
1. Minyak atsiri dapat berperan sebagai reppellen dan antifeedan pada hama
gudang.
2. Pelakuan terbaik untuk pengendalian hama gudang dalam penyimpanan yaitu
pada benih padi (Oryza sativa L.) yaitu minyak cengkeh berdasarkan hasil
pengujian dari beberapa parameternya. Pada komoditas kacang tanah (Arachis
hypogea) perlakuan terbaik yaitu pada minyak sereh. Papa komoditas jagung
(Zea mays L. (Merr.)) perlakuan terbaik yaitu dengan daun jeruk purut.
DAFTAR PUSTAKA

Dadang, MSc. 2006 . Konsep Hama Dan Dinamika Populasi. Workshop Hama dan
Penyakit Tanaman Jarak (Jatropha curcas linn.): Potensi Kerusakan dan
TeknikPengendaliannya BogarDepartemen Proteksi Tanaman, Fakultas
Pertanian, IPS JI. Kamper, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680.
Guenther, E. 1990. Minyak Atsiri Jilid 3, Universitas Indonesia, Jakarta.

Kadir, N.N., R. Iswati, dan F. Datau. 2014. Uji efektivitas sereh (Cymbopogon
citratus) sebagai insektisida nabati dalam menekan serangan hama kutu jagung
(Sitophilus zeamais) pada beberapa wadah penyimpanan. Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo. http://kim.ung.ac.id.

Koul O, Walias S, Dhaliwal GS. 2008. Essential oils as green pesticides: Potential
and constrains. Biopesticides International. 4 (1): 63-84. LeOra Software, 1987.
POLO-PC: A users’ guide to probit or logit analysis. California (US): Berkeley.

Moki, M., R. Iswati, dan F. Datau. 2016. Uji efektivitas tiga jenis kulit jeruk sebagai
insektisida nabati dalam menekan populasi dan serangan kumbang beras
(Sitophilus oryzae). Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Negeri Gorontalo.

Saenong, S.M. 2009. Kajian aspek tingkah laku serangga hama kumbang bubuk
Sitophilus zeamais Motsch di laboratorium. Prosiding Nasional Serealia Balai
Penelitian Tanaman Serealia, Maros.

Saenong, S.M. dan S. Mas’ud. 2009. Keragaan hasil teknologi pengelolaan hama
kumbang bubuk pada tanaman jagung dan sorgum. Prosiding Nasional Serealia,
Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.

Wijesekara ROB. 1973. The chemical composition and analysis of citronella oils.
Journal of the National Science Council of Srilanka. 1: 67-81

Вам также может понравиться