Вы находитесь на странице: 1из 4

Ester pada umumnya mempunyai aroma yang berbau harum

seperti aroma buah-buahan atau wangi bebungaan. Ester dapat dibuat


dengan mereaksikan asam karboksilat dengan alkohol.Dalam reaksi ini
digunakan pemanasan dan asam (HCl atau H2SO4).
Dalam reaksi ini memerlukan katalis,karena itu dalam percobaan
ini digunakan H2SO4 sebagai katalisator yang berguna untuk
mempercepat reaksi pembentukan metil salisilat. Adapun penggunaan
asam sulfat P, karena asam sulfat P memiliki energi aktivasi miliknya
sendiri.Oleh karena itu diupayakan agar aktivasi katalisator lebih tinggi
dari energi aktivasi reaktan. Sedangkan penambahan NaHCO 3 5 %
dimaksudkan untuk menetralkan kelebihan asam ataupun sisa asam
setelah reaksi berlangsung.
Kondensor digunakan sebagai pendingin agar terjadi kondensasi
uap. Untuk mencegah terjadinya frothing atau letupan pada proses
pemanasan yang dilakukan dengan bunsen pada labu yang berisi
campuran ditambahkan batu didih dimaksudkan untuk meratakan panas
dan mencegah letupan. Penutupan celah kondensor dengan kapas
bertujuan untuk mencegah terjadinya pelepasan uap selama proses
pemanasan/ refluks dan juga untuk mengetahui aroma dari metil salisilat
yang terbentuk.

Pada percobaan ini dilakukan refluks terlebih dahulu


menggunakan labu alas datar. Penggunaan metode refluks karena
percobaan sintesis metil salisilat diperlukan pemanasan yang konstan,
kemudian dimasukkan 4 g asam salisilat, dan methanol 16 ml ke dalam
labu. Asam salisilat ini akan larut dengan cepat karena menggunakan
pelarut methanol, kemudian di tambahkan secara hati – hati 3,5 ml Asam
sulfat pekat. Alasan penambahan asam sulfat pekat yang berfungsi
sebagai katalisator yang sifatnya asam dan hanya untuk mempercepat
laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasinya. Selain itu asam sulfat
juga berfungsi sebagai penghidrasi asam salisilat. Penambahan asam
sulfat ini dilakukan diawal atau terdahulu pada percobaan ini bertujuan
agar tidak terjadinya prematur, yaitu terbentuk metil salisilat sebelum
waktu yang diinginkan. Penggunaan konsentrasi yang pekat karena yang
pekat memiliki energi aktivasi yang lebih tinggi dibanding dengan yang
encer. Hal ini dikarenakan untuk dapat mengkatalisis suatu reaksi, maka
katalisator yang digunakan harus mampu menurunkan energi aktivasi
reaktan dengan cara mempengaruhinya melalui energi aktifasi miliknya
sendiri. Oleh karena itu, diupayakan atau disyaratkan agar energi aktifasi
katalisator lebih tinggi dari energi aktifasi reaktan.
Alasan digunakannya metanol, karena metanol merupakan pelarut
semipolar yang dapat melarutkan baik bahan polar maupun bahan yang
kurang polar.Jika yang digunakan adalah metanol biasa, maka
kandungan air yang tinggi yang berada didalamnya akan membuat
metil salisilat yang dibentuk berkurang sehubungan dengan reaksi
ini yang berlangsung bolak-balik sehingga air dapat menghidrolisa metil
salisilat menjadi asam salisilat dan metanol. Penggunaan metanol
absolut diharapkan dapat menekan kemungkinan ini sehingga kadar
metil salisilat yang diperoleh memiliki nilai yang lebih besar dari segi
kuantitasnya.
Setelah semua bahan berada di dalam labu alas datar maka
selanjutnya di lakukan refluks selama kurang lebih 2 jam. Proses refluks
mengikuti prinsip kesetimbangan . Dimana pada ujung kondensor ditutup
dengan kapas agar uapnya tidak keluar. Kemudian pada kapas tersebut
diolesi vaseline. Digunakan vaselin untuk merekatkan kapas dan labu
alas bulat sehingga tidak ada udara masuk kedalam kondensor. Didalam
labu alas datar yang berisikan campuran asam metil salisilat dan bahan
tambahan metanol di dalamya juga terdapat batu didih alasan digunakan
batu didih yaitu untuk mengurangi letupan pada saat pencampuaran
bahan. Batu didih memiliki pori-pori sehingga dapat menyerap panas dan
menyebarkannya ke segala arah secara merata sehingga panas yang
berlebih dapat dihindari.
Terdapat indikator yang menjadi acuan untuk melihat terbentuknya
metil salisilat yaitu terbentuk lapisan cairan yang berpisah dari larutan
asam salisilat serta munculnya bau aromatis gandapura pada kapas
penyumbat kondensor. Untuk mencegah terjadinya penguapan maka
labu yang berisi metil salisilat segera dimasukkan dalam tangas es.
Pemanasan yang dilakukan bertujuan untuk mempercepat reaksi dimana
pemanasan sebenarnya untuk mempercepat pemutusan rantai– rantai
samping sari asam salisilat sehingga mempermudah gugus metil untuk
nantinya berikatan dengan asam salisilat.
Penambahan Natrium Bikarbonat bertujuan untuk menetralisir
kelebihan dari penambahan asam sulfat sedangkan penambahan air
berfungsi untuk melarutkan zat–zat pengotor agar metil yang diperoleh
benar–benar murni dan bebas dari zat lain. Penggunaan air yang
pertama yaitu untuk mencuci ester kasar sedangkan penambahan air
yang kedua untuk mencuci kelebihan dari Natrium BikarbonatT.
Metil salisilat (produk) yang dihasilkan dicuci dahulu dengan
NaHCO3 dimasukkan untuk mengikat sisa asam yang masih ada dalam
ester termasuk dan juga untuk menetralkan terlebih dahulu, setelah
direfluks didinginkan dahulu dalam tangas es agar diperoleh hasil ester
yang sempurna, dan lebih baik lagi.Pencucian dengan NaHCO 3 berfungsi
untuk menetralkan kelebihan atau sisa asam sulfat sehingga didapatkan
hasil yang murni, pencucian dengan air berfungsi untuk melarutkan zat-
zat pengotor agar metil salisilat yang diperoleh benar-benar murni dan
bebas dari zat-zat lain.
Adapun hasil yang diperoleh pada praktikum ini adalah dimana
berat praktek adalah 1,989 gram hasil persen rendamennya adalah
45,185 %.
Adapun faktor kesalahan selama praktikum yaitu penggunaan batu
didih yang tidak bersih sehingga mempengaruhi pereaksi yang dipakai
maka hasil yang didapatkan tidak jernih.

Вам также может понравиться