Вы находитесь на странице: 1из 10

PRE PLANNING

IMPLEMENTASI REVULSIVE COMPRESS PADA NY. S (74 TAHUN) DI


PANTI WREDHA HARAPAN IBU NGALIYAN SEMARANG
Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Praktik Klinik Stase Gerontik

Pembimbing Akademik :
Rita Hadi Widyastuti, S.Kp., M.Kep., Sp.Kep.Kom
Ns. Muhamad Muin. S. Kep., M. Kep., Sp. Kep. Kom

Disusun oleh :
Khirza Maulida Fitri
22020118220101

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXXIII


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Organ dan jaringan tubuh mengalami perubahan dan perkembangan
dari manusia lahir hingga lanjut usia. Keadaan tersebut akan berdampak pada
pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada berkaitan
dengan beberapa golongan nyeri sendi. Masalah umum yang sering dialami
oleh lansia adalah nyeri sendi atau nyeri arthritis. 1 Nyeri arthritis terjadi lebih
dari 50% kasus yang menyebabkan nyeri kronis. Nyeri arthritis yang tidak
segera mendapatkan penanganan dapat menimbulkan kontraktur sendi dan
menimbulkan hambatan mobilitas fisik pada lansia. Hambatan mobilitas fisik
tersebut akan berakibat pada terganggunya aktivitas mandiri para lansia.1,2
Penyakit nyeri arthritis biasanya akan mengenai otot–otot skeleton,
tulang, ligamentum, tendon dan persendian pada laki–laki maupun wanita
dengan segala usia. Sebagian gangguan lebih besar kemungkinannya untuk
terjadi pada suatu waktu tertentu dalam kehidupan pasien atau lebih
menyerang jenis kelamin yang satu dibandingkan lainnya. Dampak keadaan
ini dapat mengancam jiwa penderitanya atau hanya menimbulkan gangguan
kenyamanan, dan masalah yang disebabkan oleh penyakit nyeri sendi tidak
hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas dan aktivitas
hidup sehari – hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas tetapi dapat
menimbulkan kegagalan organ dan kematian atau mengakibatkan masalah
seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta gangguan
tidur.3,4
B. Data yang Perlu dikaji lebih lanjut
Pengkajian nyeri menggunakan Numeric Rating Schale pada Ny. S
C. Masalah Keperawatan
Nyeri kronis berhubungan dengan agens pencedera
BAB II

RENCANA KEPERAWATAN

A. Diagnosa Keperawatan
DS:
- Klien mengatakan, “Sikile rasane kenyut-kenyut mbak Wingenane bar
acara rasane kenyut- kenyut, dingo mlaku loro. Wingenane niku kulo
mriyang sewengi, tapi sakniki sampun ilang sampun mari tapi kenyut-
kenyut teng sikile taksih.”
- Pengkajian nyeri :
P : Klien mengatakan nyeri jika terlalu lama duduk dan terlalu
banyak jalan
Q : Klien mengatakan nyeri seperti sakit gigi, kenyut-kenyut
R : nyeri pada kaki kiri dan kanan dari pangkal hingga ujung kaki
S : Skala 4 dari 10
T : nyeri terus- terusan tetapi masih dapat ditahan dan tidak
mengganggu istirahat

- Klien mengatakan “Sakniki sampun mboten kuwat kulo, biasane riyen


niko kulo sregep resik-resik kalih nggolek jambu teng mriku, tapi sakniki
jambune mpun ditegor. Sakniki nggih thenguk-tenguk mawon, wong
mboten kiyat kalih mboten wantun. Nek tibo malah payah.”
DO:
- TD: 90/70 mmHg
- Nadi : 82 x/menit
- Pernapasan: 16 x/menit
- Klien terlihat mengangkat2 kakinya sambil memegang-megang.
- Klien tampak menunjuk dan memegang kakinya
B. Tujuan Umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x15 menit diharapkan


masalah nyeri kronis berhubungan dengan agens pencidera dapat menurun
dengan kriteria hasil:
a. Skala nyeri klien menurun dari skor 4 menjadi 2 (1-10)
b. Aktivitas klien tidak terhambat karena nyeri

C. Tujuan khusus
Setelah melakukan terapi kompres air hangat selama 7x15 menit, diharapkan
klien mampu :
a. Klien mengatakan nyeri berkurang setelah diberikan intervensi
c. Klien dapat melakukan tindakan pengurangan nyeri dengan terpi revulsive
compress secara mandiri dan dilakukan evaluasi menggunakan Numeric
Rating Scale untuk mengukur keberhasilan intervensi
b. Klien mengatakan mereasa lebih nyaman.
c. Klien mampu melakukan tindakan pencegahan nyeri
BAB III

RENCANA PELAKSANAAN

A. Topik
Revulsive compress untuk menurunkan tingkat nyeri pada lansia dengan
osteoatrithis
B. Waktu dan tempat
Wisma Anggrek, Panti Wredha Harapan Ibu, Ngaliyan, Semarang
C. Metode Pelaksanaan
- Ceramah
- Demonstrasi
D. Sasaran dan Target
1. Sasaran
Sasaran adalah Ny.S, penghuni wisma Harapan Ibu di kamar Anggrek
2. Target
Ny.S mengatakan terjadi penurunan nyeri pada kedua kakinya sehingga
aktivitas Ny.S tidak terganggu
E. Media dan Alat Bantu
- Handuk bersih
- Air hangat
- Garam/ Epsom salt
- Baskom
- Pengalas
F. Setting Tempat

3
2

Keterangan :
1. Ny. S
2. Mahasiswa
3. Dosen Pembimbing
G. Susunan Acara

Waktu Kegiatan
09.00-09.10 Orientasi:
- Memperkenalkan diri
- Memvalidasi tentang masalah klien
- Menjelaskan tujuan
- Menjelaskan prosedur
- Melakukan kontrak waktu terkait
revulsive compress yang akan dilakukan
- Meminta persetujuan klien
09.10-09.40 Kerja:
- Mempersiapkan alat
- Memposisikan klien senyaman mungkin
- Melakukan revulsive compress
menggunakan air hangat dan air dingin
dengan larutan garam pada kedua kaki
klien atau bagian yang dirasa nyeri
- Melakukan kompres hangat selama 4
menit dan kompres dingin dengan
larutan air garam selama 1 menit. Siklus
diulang hingga ± 15 menit
- Keringkan kaki klien dan bereskan alat
- Setelah selesai, anjurkan klien untuk
beristirahat di tempat tidur terlebih
dahulu.
09.40-09.55 Terminasi dan Evaluasi:
- Mengevaluasi respon klien setelah
diberikan revulsive compress
- Penutup

H. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
- Menyiapkan pre planning 2 hari sebelumnya
- Melakukan kontrak waktu dengan klien
- Menyiapkan tempat
- Menyiapkan alat dan media yang akan digunakan untuk revulsive
compress
2. Proses
-
Klien kooperatif selama terapi dilakukan
-
Klien dapat melaporkan keefektifan tindakan yang diberikan
-
Klien dapat melaporkan peningkatan status kesehatan
-
Klien dapat mengikuti kegiatan (terapi revulsive compress) sampai akhir.
3. Hasil
- Klien mampu menyebutkan manfaat terapi revulsive compress.
- Klien mampu mendemonstrasikan terapi revulsive compress
- Klien dapat menerapkan revulsive compress secara mandiri ketika sedang
mengalami nyeri pada tubuhnya.
I. Materi
1. Definisi
Revulsive compress merupakan terapi modalitas pada hidroterapi yang
pengaplikasiannya menggunakan handuk lembab yang diletakkan pada area
yang dirasa nyeri, misalnya lutut. Revulsive compress dilakukan dalam satu
siklus, yang terdiri dari 4 menit kompres hangat dan 1 menit kompres dingin
dengan larutan garam. Total waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan
terapi adalah 15 menit dan dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari. Suhu
yang ditetapkan pada penggunaan terapi revulsive compress adalah 38°C
untuk air hangat dan 15°C untuk air dingin3,5.
2. Tujuan3,5
- Memperlancar sirkulasi darah
- Mengurangi rasa sakit atau nyeri
- Mencegah terjadinya spasme otot
- Membuat otot tubuh menjadi rileks
- Menimbulkan efek analgesik
3. Langkah-langkah
- Siapkan alat yang akan digunakan (air hangat, air dingin, garam, baskom,
perlak, handuk kecil, timer)
- Atur posisi klien senyaman mungkin
- Pasang perlak dibawah kaki klien atau di area yang akan di kompres
- Celupkan handuk kecil kedalam baskom yang diberisi air hangat, peras
dan letakkan dibagian yang nyeri selama 4 menit
- Celupkan handuk kecil kedalam baskom yang diberisi air dingin dan
larutan garam, peras dan letakkan dibagian yang nyeri selama 1 menit
- Lakukan siklus hingga 15 menit, keringkan kaki apabila terdapat
tumpahan air
- Atur kembali posisi klien agar lebih nyaman
- Anjurkan klien untuk berisitirahat
- Bereskan alat yang telah digunakan
- Evaluasi respon klien
DAFTAR PUSTAKA

1. Tamher S. Kesehatan Usia Lanjut dengan pendekatan Asuhan


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2011.
2. Aisyah S. Manajemen Nyeri Pada Lansia Dengan Pendekatan Non
Farmakologi. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah. 2017;2(1).
3. Raj J, Mol S. Effect of Revulsive Compress on Knee Associated Symptoms
Among Knee Joint . Osteoarthritis Patients Research Article Effect of
Revulsive Compress on Knee associated Symptoms among Knee Joint.
International Journal of Current Research. 2017;9(12):12–5.
4. Archanah T, Shashikiran HC, Shetty P, Chandrakanth KK. Effect of a
hydrotherapy based alternate compress on osteoarthritis of the knee joint : a
randomized controlled trial. 2018;6(4):1444–9.
5. FEMTEC, FoRST, ISMH. Definition of a Global Framework for
Hydrotherapy. 2014.

Вам также может понравиться