Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB III

DATA HASIL KUNJUNGAN

A. IDENTITAS PERUSAHAAN
1. Nama Perusahaan : PT. Borneo Melintang Buana
2. Jenis Perusahaan : Furniture
3. Alamat Perusahaan : JL. Magelang Tegalreja kota Yogyakarta DIY
4. Jumlah Tenaga Kerja : 350 pekerja
5. Tanggal Kunjungan : 9 Oktober 2015
B. PROSES PRODUKSI
1. Bahan yang diperlukan :
a. Bahan Baku : Kayu bekas, kayu balok, kayu lemari,

kayu bekas dari rumah yang dibutuhkan


b. Bahan Tambahan : -
2. Mesin/Peralatan kerja yang digunakan : Mesin belah, tatah, pencabut

paku, mesin planner, mesin slep/ rasting, mesin potong, jointer, stregan,

dan troli
3. Proses Produksi : Pemilahan kayu, pencabutan paku, pembelahan

kayu, pencelupan kayu ke bahan kimia insesisida, penirisan kayu,

pengovenan, pembahanan bahan siap rakit, laminasi, assembling,

reviserasi, bleaching, penyamaan warna kayu, pemasangan bahan baku,

revisi ulang atau pra pecking, pecking, loading container.

IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA KECELAKAAN KERJA

1. BAHAYA MEKANIK:

POTENSI BAHAYA SUMBER POTENSI PENGENDALIAN

BAHAYA
Benda dapat melukai Mesin belah, tatah, Pengendalian dari
pencabut paku, mesin perusahaan belum

planner, mesin slep/ maksimal.

rasting, mesin potong,

jointer, stregan, dan

troli
Benda dapat memperangkap Bahan produksi, hasil Belum maksimal

produksi dan alat-alat

produksi
Benda bergerak dapat Kayu, alat- alat Hanya memakai alas

membentur produksi dan mesin kaki


Jatuh dari ketinggian sama Lantai ruang packing Hanya memakai alas

licin kaki
Jatuh dari ketinggian berbeda Proses penurunan Belum ada

bahan dari truck

dengan proses

pengambilan bahan dari

gudang

2. Bahaya Listrik

Potensi bahaya Jenis potensi Sumber Pengendalian

bahaya bahaya yang sudah

dilakukan
Bahaya sentuh Kondisi kabel Stop kontak Banyak yang
a. Sentuh
bergaluntungan yang dipasang isolasi
langsung
dan adany akabel berserakan

yang terbuka
b. Sentuh tidak Stop kontak -Kabel yang Tidak ada

langsung banyak yang berserakan,


-instalasi
terbuka
listrik yang

terbuka
Bahaya konslet Dapat terinjak Kabel dengan Teguran kepada

kaki pekerja stop kontak pekerja

3. Bahaya Kebakaran Dan Peledakan

Potensi bahaya Sumber potensi bahaya Pengendalian


Bahan mudah terbakar Kayu,serbuk Caution di larang

kayu,kardus,tiner erokok,Apar
Sumber panas Mesin,panas matahari Control maintenance
Bahan kimia explosive Bahan kimia (tiner) Maintannce
Peralatan kerja dengan tekanan Mesin APD

tinggi Pemotong,Kompresor

4.Bahaya Bahan Kimia

Potensi bahaya Jenis potensi Sumber bahaya Pengendalian

bahaya yang sudah

dilakukan
Bahan toxic Bahan kimia Insectisida Di pisah ber label
Bahan flammable Bahan kimia Tiner Di pisah dan ber

label
Bahan reaktif Bahan kimia Insect 1000,lem Di pisah dan ber

alteco label
Bahan iritatif Bahan kimia Tinner Di pisah

Alat pelindung diri :


1. Yang diperlukan : Masker, ear plack, sepatu, sarung tangan,

kaca mata, helm, sepatu savety


2. Yang disediakan : masker, ear plack, sepatu biasa, sarung

tangan plastic dan kain, kaca mata,


3. Pemakaian : Banyak karyawan yang tidak memakai alat

pelindung diri
4. Keterangan : masker yang digunakan terbuat dari kain,

diberikan dua kali seminggu setiap senin dan jum’at. Sepatu yang

digunakan masih sepatu biasa bukan sepatu savety, masih banyak

karyawan yang kesadarannya kurang untuk memakai APD

Organisasi K3
1. Keberadaan P2K3 ada
2. Keanggotaan P2K3 terdiri dari empat devisi yaitu :

kesehatan, , kebakaran, lingkungan, P3K.


3. Kegiatan Program P2K3
A. Identifikasi bahaya terdiri dari tim maintenance

sebanyak 6 orang
B. Pengujian lingkungan kerja dilakukan oleh hiperkes

tiga bulan sekali


C. Evaluasi masih proses penyusunan
4. Unit tanggap darurat
a. Unit penanggulangan kebakaran ada
b. Regu pemadam api kebakaran ada sudah dibentuk
c. Latihan pemadaman api/ kebakaran setahun sekali dan

simulasi satu tahun sekali

Kesimpulan :

Kondisi Lingkungan di PT. BMB terdapat beberapa potensi bahaya

yang dapat merugikan semua karyawan. P2K3 dan K3 masiih belom berjalan

dengan maksimal dan kedisiplinan pekerja untuk memakai APD masih kurang

Saran :
1. Budayakan K3 seoptimal mungkin dan perlu pembenahan di setiap

aspek yang ada potensi bahaya, serta tingkatan kesadaran pentingnya alat

pelindung diri.
2. Pembentukan P2K3 harus berjalan apabila perusahaan mendapatkan

formalitas dari dinas ketenagakerjaan yang disahkan oleh Menteri

ketenagakerjaan dan harus dijalankan sesuai SOP.


3. Penempatan Apar kurang sesuai dengan standar SOP dan pengecekan

Apar secara berkala minimal 1 tahun sekali.

Hasil pemeriksaan APD

No Lokasi Potensi Alat pelindung diri Keterangan


Diperlukan Disediakan
bahaya
1 Glider Debu, Masker, Masker, Pembagian

paku, kayu, kacamata, kacamata, masker 2

dan bahan sarung sarung kalli

kimia tangan, kain tanagn kain. seminggu,

dan karet, Sepatu penggunaan

sepatu biasa, ear kacamata

safety, ear plug dan sarung

plug dan tangan

helm sesuai

kebutuhan

karyawan
2 Bahan siap Debu Maske, Masker Masih ada

rakit kaca mata kaca mata karyawan

yang tidak

memakai

APD
3 Pengeleman Kimia, Sarung Masker Masih ada

bahan baku Debu tangan, karyawan


Masker tidak

memakai

masker
4 Assembling Debu Kaca mata , Masker Masih ada

masker, karyawan

sarung yang tidak

tangan, memakai

masker
5 Repiserasi Debu Kaca mata, Kaca mata Masih ada

masker masker karyawan

yang tidak

memakai

masker dan

kacamata
6 Pemulihan Kimia dan Kaca mata. Masker, Masih ada

Debu masker sarung karyawan

tangan yang tidak

memakai

masker dan

kacamata
7 Penyambunan Debu dan Kaca mata, Masker, Masih ada

kimia masker, sarung karyawan

sarung tangan yang tidak

tangan memakai

masker dan

kacamata
8 Pra packing Debu dan Kaca mata, Masker, Masih ada

kimia masker, sarung karyawan

sarung tangan yang tidak

tangan memakai
masker dan

kacamata
9 Packing Debu Masker, Masker, Masih ada

sarung sarung karyawan

tangan tangan yang tidak

memakai

masker dan

sarung

tangan.

Kesimpulan :

Pengadaan alat pelindung diri sudah cukup hanya saja kurang kesadaran diri dari

karyawan untuk memakai alat pelindung diri

Saran :

Pengawasan dari perusahaan dan motivasi dari karyawan.

HASIL PEMERIKSAAN LISTRIK

No Lokasi Hasil Pemeriksaan Ket


Kondisi Sistem Pemakaian

Instalasi Pengamanan
1 Bagian Kondisi Kabel Panel listrik Berdasarka Tidak

pembahanan bergelantungan berupa MCB n waktu 2x sesuai

dan adanya sift kerja dengan

kabel yang sertifikasi

terbuka PUIL
2 Proses Instalasi kabel Panel listrik Berdasarka Tidak

laminasi berserakan dan Berupa MCB n waktu 2x sesuai

dan packing peletakan sift kerja dengan

barang-barang sertifikasi
dekat panel PUIL

Kesimpulan :

Bahwasanya dilokasi bagian pembenahan kondisi instalasi listrik

sangat berbahaya karena dilokasi masih ada kabel yang tergantung terbuka

dan adanya panel listrik yang terletak dibawah tetesan air sehingga dapat

menyebabkan konsleting listrik. Untuk itu dibagian pembahanan perlu

diperbarui penempatan panel yang bennar dan aman.

Saran :

Diharapkan memperbaiki perusahaan untuk meningkatkan

kewaspadaan sehingga dapat menghindari akibat bahaya listrik.

Hasil Pemeriksaan APAR

No Lokasi Potensi Apar Ket


Diperlukan Disediakan
bahaya jlm Jenis Jml Jenis

kebakaran
1 Penyimpan Bahan baku 3 Air, 2 Powder Apar yang

an bahan kayu CO2, disediakan

baku/ tepung kurang dari

gudang 50 jumlah yang

M² seharusnya
2 Ruang Bahan baku 3 Air, 2 Powder Apar yang

setting ½ Prosedur CO2, disediakan

bahan baku/ tepung penempatan

sortir bahan nya tidak

baku menggunak

an tanda

APAR dan
terhalang

oleh kayu
3 Ruang Bahan baku 20 Air, 14 Powder Apar yang

Produksi kayu ½ jadi CO2, disediakan

tepung kurang dari

jumlah yang

seharusnya,

penempatan

kurang tepat

dan ada

yang

expayer
4 Ruang Bahan 4 Powder 3 Powder Tidak ada

pengecatan kimia tinner tanda APAR

kayu
5 Ruang Pra Bahan jadi 2 Air, - - -

Packing furniture CO2,

30m² tepung
6 Ruang sisa Dengan sisa 1 Air, - - -

Produksi kayu CO2,

tepung
7 Tempat Bahan 2 Tepung, 1 powder APAR

penyimpan kimia C02 kurang dari

an bahan yang

kimia diharuskan

karena

tempat ini

berpotensi

tinggi

kebakaran
8 Gudang Bahan 2 Air, - - -
Kimia, co2,

kardus

Kesimpulan :

setelah diadakannya pemeriksaan di PT BMB di dapat kesimpulan bahwa alat

APAR kurang dari kebutuhan. Hal ini didasarkan pada luas tempat pemisahan

produksi selain itu didapat temuan bahwa APAR kebanyakan sudah Expayer dari data

sebanyak 25 alat APAR ditemukan alat APAR expayer dan tidak ada alat penanda

kadaluarsa dan 16 memenuhi standar pemeriksaan dan layak digunakan serta pada

alat APAR tidak diberi tanda.

Saran:

Alangkah baiknya jika APAR diperbanyak dan pada proses reposisi di

beberapa letak APAR yang disediakan dan diberi label atau tanda pada alat di dekat

APAR

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Ditemukan potensi bahaya berupa debu, kimia namun dapat dikendalikan

dengan penggunaan masker, sarung tangan dan untuk pengolahan limbah dijual

sehingga tidak menimbulkan penumpukan limbah


2. Pihak PT. BMB tidak melakukan pengendalian dengan baik dengan

penyediaan APD.
3. Aspek keselamatan kerja masih kurang baik dari tenaga kerja
4. P2K3 belum berjalan .
5. Alat APAR kurang dari kebutuhan yang harus disediakan pihak perusahaan

dan ditemukan banyak APAR yang sudar expiyer


6. Kondisi Instalasi listrik maupun system keamanan kurang baik.
7. Jalur evakuasi kurang lancer ataupun jelas (Belum menuju 1 titik).
B. Saran
1. Mengadakan penyuluhan secara berkala terhadap tenaga kerja akan

pentingnya APD untuk kesehatan kerja dan Keselamatan Kerja.


2. Evaluasi secara dalam pengolahan potensi bahaya kimia dan aspek

keselamatan kerja.
3. Pembentukan P2K3 harus berjalan apabila perusahaan mendapatkan fomalitas

dari Dinas Ketenagakerjaan yang disahkan oleh Mentri KetenagaKerjaan dan

harus dijalankan sesuai SOP.


4. Pembentukan jalur evakuasi sesuai tempat karena terletak disamping

assembling.

Вам также может понравиться