Вы находитесь на странице: 1из 14

2.1.

BIDARA

Gambar 1. Daun Bidara


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Bidara

Bidara merupakan tumbuhan yang bandel, yang dapat mengatasi suhu ekstrem dan
mampu bertahan hidup pada lingkungan yang agak kering. Tanaman bidara merupakan
tanaman eksotik yang konon hanya bisa tumbuh sumbur di pulau Sumbawa, didaerah lain
boleh dibilang keberadaan tanaman bidara sangat nihil. Kualitas buahnya akan paling baik
jika tumbuh pada lingkungan yang panas, di udara terbuka dan kering, tetapi hendaknya ada
musim hujan untuk mendukung pertumbuhan perpanjangan dan pembungaannya, dan
idealnya tanahnya memiliki cukup kelembapan sits untuk mematangkan buahnya. Jika terjadi
cuaca yang buruk, pohon bidara ini akan menjadi mati.

Pada habitat alaminya, curah hujan tahunannya berkisar antara 125 mm dan di atas
2.000m, akan tumbuh cukup balk pada cura hujan serendah 300-400 mm per tahun. Suhu
maksimumnya adalah 37-48° C, dan suhu minimum 7-13° C, tetapi pohon bidara masih tahan
terhadap embun beku yang ringan. Kisaran ketinggian tempat tumbuhnya ialah antara tepi
pantai sampai kira-kira 1000 m. Bidara menghendaki tanah yang cukup ringan dan dalam,
tetapi pohonnya dapat pula tumbuh di lahan marginal, tanah basa, tanah asin atau sedikit
asam, baik tanah ringan maupun berat, rentan terhadap kekeringan atau kadang-kadang
tergenang. Tingginya mencapai kira-kira 15 m, tumbuh tegak atau menyebar dengan cabang-
cabangnya yang menjuntai; letak rantingnya simpang siur, penumpunya berduri, menyendiri
dan lurus (berukuran 5-7 mm) atau berbentuk dimorfik berpasangan, cabang yang kedua
lebih pendek dan melengkung, duri kadang-kadang tidak ada; pohonnya selalu hijau atau
setengah meranggas. Bidara termasuk ke dalam tanaman lengkap, dimana tanaman lengkap
ini memiliki akar, batang, dan daun.
Manfaat daun bidara sendiri bisa digunakan untuk kesehatan dan kecantikan yaitu
untuk menyembuhkan luka, menghilangkan jerawat, menghilangkan insomnia, mencegah
kerontokan rambut, meningkatkan sistem imun dan mencegah keputihan.

KLASIFIKASI BIDARA

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Rhamnales

Famili : Rhamnaceae

Genus : Ziziphus

Spesies : Ziziphus mauritiana Lamk


Deskripsi Morfologi Tumbuhan Bidara sebagai berikut :

a. Morfologi Daun Bidara (folium)

Daun merupakan organ yang paling utama dilihat di setiap tanaman. Daun bidara
termaksuk ke dalam jenis daun majemuk yang dimana daun majemuk ini memiliki tangkai
bercabang-cabang dan pada cabang tangkai terdapat helain daun, pada satu tangkai terdapat
lebih dari satu helaian daun, suatu daun majemuk di pandang berasal dari daun tunggal yang
torehanya saedemikian dalamnya sehingga bagian daun diantar toreh-toreh itu terpisah satu
sama lainnya dan masing-masing merupakan suatu helaian kecil yang tersendri. Daun bidara
ini juga termaksuk kedalam daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangka dan helaian
daun saja (tidak memiliki pelepah). Tumbuhan Bidara memiliki daun yang halus dan
dikatakan tidak bertoreh.

b. Morfologi Bunga Bidara


Bunga merupakan alat kelamin betina pada tumbuhan, Pada tanaman bidara bunga
umumnya tumbuh di ketiak daun (flos lateralis atau flos axilaris) berbentuk payung
menggarpu, panjangnya 1-2 cm, tersusun atas 7-20 kuntum bunga; gagang perbungaan
panjangnya 2-3 mm berdiameter 2-3 mm, berwarna kekuningan, sedikit harum, gagang
bunganya 3-8 mm panjangnya; daun kelopaknya bercuping 5, berbentuk delta, bagian luarnya
berambut, bagian dalamnya gundul.Jenis bunga bidara termasuk kedalam bunga tunggal
(planta uniflora) yaitu hanya menghasilkan satu bunga saja, yang dimana dari bunga ini
membentuk perbungaan (muncul beberapa bunga) tetapi terdiri dari bunga tunggal,
perbungaan pada buah bidara dapat dihitung artinya termasuk ke dalam bunga berbatas.

c. Morfologi Buah Bidara


Buah goal dalam bahasa Indonesia dinamakan buah bidara atau dalam bahasa latin
Ziziphus mauritiana. Buah pada bidara ini muncul dari satu bunga atau muncul dari bakal
buah. Tanaman ini termasuk kedalam buah sejati atau tunggal. Buahnya bertipe buah satu,
berbentuk bulat sampai bulat telur dapat mencapai ukuran 6cm x 4cm untuk bidara yang di
budidayakan, dan umunya jauh lebih kecil, untuk yang liar kulit buahnya halus atau kasar,
berkilap, tipis tetapi liat, berwarna kekuningan samapai kemerahan atau kehitaman. Daging
buahnya berwarna putih banyak mengandung sari buah rasanya agak asam sampai manis
menjadi menepung pada buah yang matang penuh. Bijinya terletak pada batok yang berbenjol
dan beralur tidak beraturan yang berisi satu sampai dua inti biji yang berwarna coklat.
Khusus di pulau Sumbawa tanaman bidara biasanya berbuah menjelang bulan Suci
Ramadhan.

Secara umum buah bidara bermanfaat untuk menguatkan kecerdasan otak, memperlancar
makanan di usus, menghilangkan penyakit kuning, menghaluskan kulit, meningkatkan selera
makan, menghilangkan dahak, serta menyembuhkan penyakit lambat haid.

d. Morfologi Batang Bidara


Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting dan mengingat tempat
beserta kedudukan batang bagi tumbuh-tumbuhan batang dapat disamakan dengan sumbu
tumbu-tumbuhan. Pada tumbuhan bidara, bentuk batang bulat (teres) dan berkayu, kemudian
bentuk pecabangannya monopodial yaitu batang pokok tampak jelas karena lebih besar dan
lebih panjang (lebih cepat pertumbuhanya) daripada cabang-cabangnya.

e. Morfologi Akar Bidar (radix)


Akar adalah bagain pokok yang nomor 3 (tiga) disamping batang dan daun, bagi
tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Akar pada pohon bidara terdapat di
dalam tanah dengan arah tumbuh kepusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop)
meninggalkan udara dan cahaya, tidak berbuku-buku (tidak beruas dan tidak mendukung
daun-daun maupun bagian lainnya), bentuknya meruncing.

Fungsi batang pada pohon bidara ini yaitu memperkuat berdirinya tumbuhan, menyerap
air dan zat-zat makanan yang terlarut, mengangkut air dan kadang-kadang sebagai tempat
untuk penimbunan makanan. Pohon bidara ini memiliki akar serabut yaitu akar lembaga
dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian di susul oleh sejumlah akar yang
kurang lebih sama besar dan semunya keluar dari pangkal batang.orfologi Buah Bidara
2.2 Zat Aktif dan Mekanisme Kerja

Kandungan senyawa kimia yang berperan sebagai pengobatan dalam tanaman bidara
antara lain alkaloid,saponin, flavanoid,tanin, terpenoid.

A. ALKALOID

Gambar 2. Stuktur Umum Alkaloid


Sumber : https://sayacintafarmasi.wordpress.com/2011/03/27/21/

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloid
mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa. Senyawa
ini dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun, ranting, dan
kulit batang. (Leny, 2006).
Menurut khunaifi (2010) mekanisme alkaloid dengan cara mengganggu
komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak
terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel. Selain itu, biasanya alkaloid
diketahui sebagai garam organik dalam tumbuhan dalam bentuk senyawa padat
berbentuk kristal dan tidak berwarna. Alkaloid memiliki efek dalam bidang kesehatan
sebagai pemicu sistem saraf, menaikkan tekanan darah, mengurangi rasa sakit,
antimikroba, dan lain-lain.
Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Mekanisme dengan cara
mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri sehingga lapisan
dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut
(Robinson, 1991)
B. FLAVONOID

Flavonoid Senyawa flavonoid termasuk dalam golongan senyawa fenolik


dengan struktur kimia C6-C3-C6. Kerangka flavonoid terdiri dari 1 cincin
aromatika, 1 cincin aromatik B, dan cincin tengah heterosiklik yang mengandung
oksigen. Bentuk teroksidasi cincin ini dijadikan dasar pembagian flavonoid ke
dalam sub kelompoknya. Flavonoid berfungsi sebagai antioksidan alami dengan
mendonorkan atom hidrogen atau melalui kemampuannya mengkelat logam.
Flavonoid dapat berada dalam bentuk glukosida atau dalam bentuk bebas (aglikon)
(Redha, 2010).

Gambar 2. Struktur flavonoid (Sumber : Redha, 2010)


Keterangan: Flavonoid terdiri dari kerangka C6-C3-C6

Mekanisme kerja flavonoid sebagai antimikroba dapat dibagi menjadi 3 yaitu


menghambat sintesis asam nukleat, menghambat fungsi membran sel dan
menghambat metabolisme energi.15Mekanisme kerja flavonoid menghambat
fungsi membran sel adalah membentuk senyawa kompleks dengan protein
ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat merusak membran sel bakteri dan diikuti
dengan keluarnya senyawa intraseluler. Mekanisme antibakteri flavonoid
menghambat sintesis asam nukleat adalah cincin A dan B yang memegang peran
penting dalam proses interkelasi ikatan hidrogen dengan menumpuk basa asam
nukleat yang menghambat pembentukan DNA dan RNA. Flavonoid dapat
menghambat metabolisme energi dengan cara menghambat penggunaan oksigen
oleh bakteri. Flavonoid menghambat pada sitokrom C reduktase sehingga
pembentukan metabolisme terhambat. Energi dibutuhkan bakteri untuk biosintesis
makromolekul.

C. SAPONIN
Saponin adalah sebagian organ dalam tumbuhan yang mempunyai sifat kimia
yang sama degan glikosida triterpenoid dan sterol yang menghasilkan busa apabila
dikocok dengan air. Saponin merupakan senyawa yang berasa pahit, berbusa
dalam air dan larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter. Saponin
paling cocok di ekstraksi dengan menggunakan metanol dan etanol (Robinson,
1995).
Saponin diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia menjadi dua yaitu saponin
steroid dan saponin triterpenoid.
 Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul
karbohidrat. Steroid saponin dihidrolisis menghasilkan satu aglikon yang
dikenal sebagai sapogenin. Tipe saponin ini memiliki efek antijamur. Pada
binatang menunjukan penghambatan aktifitas otot polos. Saponin steroid
diekskresikan setelah koagulasi dengan asam glukotonida dan digunakan
sebagai bahan baku pada proses biosintetis obat kortikosteroid. Saponin
jenis ini memiliki aglikon berupa steroid yang di peroleh dari metabolisme
sekunder tumbuhan. Jembatan ini juga sering disebut dengan glikosida
jantung, hal ini disebabkan karena memiliki efek kuat terhadap jantung.

Gambar 3. Struktur sponin


Salah satu contoh saponin jenis ini adalah Asparagosida (Asparagus
sarmentosus), Senyawa ini terkandung di dalam ttumbuhan Asparagus
sarmentosus yang hidup dikawasan hutan kering afrika. Tanaman ini juga
biasa digunkan sebagai obat anti nyeri dan rematik oleh orang afrika
(Anonim, 2009).

 Saponin tritetpenoid
tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul karbohidrat. Dihidrolisis
menghasilkan suatu aglikon yang disebut sapogenin ini merupakan suatu
senyawa yang mudah dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat
dimurnikan. Tipe saponin ini adalah turunan -amyrine (Amirt Pal,2002).
Salah satu jenis contoh saponin ini adalah asiatosida. Senyawa ini terdapat
pada tumbuhan Gatu kola yang tumbuh didaerah India. Senyawa ini dapat
dipakai sebagai antibiotik (Anonim, 2009)

D. TERPENOID

Gambar 4. Struktur Terpenoid

Sumber : http://uj3n9.blogspot.com/2013/07/terpenoid.html

Dalam tumbuhan biasanya terdapat senyawa hidrokarbon dan hidrokarbon


teroksigenasi yang merupakan senyawa terpenoid. Kata terpenoid mencakup sejumlah
besar senyawa tumbuhan, dan istilah ini digunakan untuk menunjukkan bahwa secara
biosintesis semua senyawa tumbuhan itu berasal dari senyawa yang sama. Jadi, semua
terpenoid berasal dari molekul isoprene CH2==C(CH3)─CH==CH2 dan kerangka
karbonnya dibangun oleh penyambungan 2 atau lebih satuan C5 ini. Kemudian
senyawa itu dipilah-pilah menjadi beberapa golongan berdasarkan jumlah satuan yang
terdapat dalam senyawa tersebut, 2 (C10), 3 (C15), 4 (C20), 6 (C30) atau 8 (C40).

Terpenoid merupakan derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa terpen.


Terpen merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh
tumbuhan dan sebagian kelompok hewan. Rumus molekul terpen adalah (C5H8)n.
Terpenoid disebut juga dengan isoprenoid. Hal ini disebabkan karena kerangka
karbonnya sama seperti senyawa isopren. Secara struktur kimia terenoid merupakan
penggabungan dari unit isoprena, dapat berupa rantai terbuka atau siklik, dapat
mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil, karbonil atau gugus fungsi lainnya.

Terpenoid merupakan komponen penyusun minyak atsiri. Minyak atsiri berasal


dari tumbuhan yang pada awalnya dikenal dari penentuan struktur secara sederhana,
yaitu dengan perbandingan atom hydrogen dan atom karbon dari suatu senyawa
terpenoid yaitu 8 : 5 dan dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan bahwa
senyawa teresbut adalah golongan terpenoid. Minyak atsiri bukanlah senyawa murni
akan tetapi merupakan campuran senyawa organic yang kadangkala terdiri dari lebih
dari 25 senyawa atau komponen yang berlainan. Sebagian besar komponen minyak
atsiri adalah senyawa yang hanya mengandung karbon dan hydrogen atau karbon,
hydrogen dan oksigen. Minyak atsiri adalah bahan yang mudah menguap sehingga
mudah dipisahkan dari bahan-bahan lain yang terdapat dalam tumbuhan. Salah satu
cara yang paling banyak digunakan adalah memisahkan minyak atsiri dari jaringan
tumbuhan adalah destilasi. Dimana, uap air dialirkan kedalam tumpukan jaringan
tumbuhan sehingga minyak atsiri tersuling bersama-sama dengan uap air. Setelah
pengembunan, minyak atsiri akan membentuk lapisan yang terpisah dari air yang
selanjutnya dapat dikumpulkan. Minyak atsiri terdiri dari golongan terpenoid berupa
monoterpenoid (atom C 10) dan seskuiterpenoid (atom C 15)
E. TANIN

Gambar 5. Struktur Tanin


Sumber : http://arsenada.blogspot.com/2012/07/tanin.html

Tanin adalah senyawa yang larut dalam air karena bersifat polar. Tanin terdiri
dari sekelompok zat-zat kompleks terdapat secara meluas dalam dunia tumbuh-
tumbuhan, antara lain terdapat pada bagian kulit kayu, batang, daun dan buah-
buahan. Bebarapa jenis tumbuhan dapat menghasilkan tanin, antara lain tanaman
pinang, tanaman akasia, tanaman gabus, bakau, pinus dan gambir. Tanin ini
disebut juga asam tanat, galotanin, atau asam galotanat (Robinson,2009)
Menurut ajizah (2004) tanin diduga dapat mengkerutkan dinding sel atau
membran sel sehingga mengganggu permeabilitas sel itu sendiri. Akibat
terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga
pertumbuhannya terhambat.
2.3 SKRINING ZAT AKTIF
1. UJI ALKALOID
Uji alkaloid Dilakukan dengan metode Wagner dan Dragendorff. Ekstrak kental daun
bidara (Ziziphus spina-christi L.) ditambah dengan 1 mL HCl 2 M dan 9 mL aquades
dipanaskan selama 2 menit, didinginkan, dan kemudian disaring. Filtrat dibagi menjadi 3
bagian, masing- masing ditambah dengan pereaksi wagner dan dragendorff. Adanya
endapan kemerahan menunjukan positif mengandung alkaloid.

2. UJI FLAVONOID
Uji flavonoid Hasil uji flavonoid menunjukan Ekstrak Ziziphus mauritiana Lam
mengandung kelompok senyawa flavonoid hal ini di tunjukan dimana pada uji reagen
wilstater sianidin terbentuk lapisan warna merah ke coklatan.

3. UJI SAPONIN
Uji saponin Dilakukan dengan melarutkan ekstrak kental daun bidara (Ziziphus
spinachristi L.) dalam 10 mL air panas kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik,
adanya saponin terbentuk buih yang tidak hilang selama 10 menit.

4. UJI TERPENOID DAN STEROID


Uji terpenoid dan Steroid Dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak kental daun
bidara (Ziziphus spinachristi L.) dilarutkan dengan kloroform, setelah itu ditambahkan
dengan asam asetat anhidrat sebanyak 0,5 mL, selanjutnya ditambahkan 2 ml asam sulfat
pekat melalui dinding tabung. Adanya triterpenoid ditandai dengan terbentuknya cincin
kecoklatan atau violet pada perbatasan larutan, sedangkan adanya steroid ditandai
dengan terbentuknya cincin biru kehijauan.

5. UJI TANIN
Dilakukan dengan melarutkan ekstrak kental daun bidara (Ziziphus spina-christi L.)
dalam 10 mL aquades kemudian disaring dan filtrat ditambah dengan 3 tetes FeCl3 1%.
Senyawa tanin ditunjukan jika terjadi perubahan warna hijau kehitaman, ungu, dan biru
atau hitam pekat.
2.4. METODE PENGUJIAN FITOKOSMETIK
Bidara atau widara (Ziziphus mauritiana) adalah sejenis pohon kecil penghasil buah yang
tumbuh di daerah kering. Tanaman Ziziphus mauritiana merupakan tanaman yang
mempunyai banyak manfaat. Salah satu potensi tanaman Ziziphus mauritiana sebagai
surfaktan herbal yang dapat digunakan untuk bahan formulasi sampo. Penelitian sebelumnya
menyatakan bahwa ekstrak daun Ziziphus mauritiana mengandung berbagai bioaktif,
diantaranya berfungsi sebagai antioksidan, antibakteri, antiinflamasi.

Di beberapa tempat, buah ini juga dikeringkan, dijadikan manisan, atau disetup. Buah
muda dimakan dengan garam atau dirujak.Buah dari pohon yang meliar kecil-kecil dan agak
pahit rasanya. Buah bidara merupakan sumber karoten, vitamin A dan C, dan lemak.

Daun-daunnya yang muda dapat dijadikan sayuran. Daunnya yang tua untuk pakan ternak.
Rebusan daunnya diminum sebagai jamu. Daun-daun ini membusa seperti sabun apabila
diremas dengan air, dan digunakan untuk memandikan orang yang sakit demam.Di Jakarta,
daun-daun bidara digunakan untuk memandikan mayat.

Senyawa flavonoid diketahui memiliki aktivitas antioksidan sehingga dapat meredam dan
mencegah kerusakan sel akibat reaksi radikal bebas. Radikal bebas yang berlebihan dalam
tubuh dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti kanker dan penyakit degeratif
lainnya.

Ekstraksi Sampel daun bidara yang sudah dipotong-potong sebanyak 1000 g diekstraksi
dengan n-heksana. Etil asetat dan metanol menghasilkan 4,9391; 7,2592; dan 11,4480 g
ekstrak kental. Alasan pemilihan maserasi bertingkat sebagai metode ekstraksi agar zatzat
yang terdapat dalam simplisia dapat terekstraksi dan dipisahkan berdasarkan perbedaan
kepolarannya. Ekstraksi dengan pelarut n-heksana bertujuan untuk menarik senyawa non
polar, etil asetat untuk menarik senyawa yang bersifat kurang polar (semi polar), dan metanol
untuk menarik senyawa kimia yang bersifat polar.

Uji Antioksidan menggunakan Metode DPPH Sebanyak 50 mg sampel dilarutkan dengan


50 mL metanol (1000 ppm) sebagai larutan induk. Dari larutan induk 1000 ppm dibuat deret
standar dengan konsentrasi 0, 20, 40, 60, 80, 100 ppm yang masing-masing direaksikan
dengan DPPH. Larutan kemudian diinkubasi selama 30 menit, kemudian serapan diukur
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada λ 515 nm.
Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak metanol memiliki nilai penghambatan radikal yang
kuat dibandingkan dengan ekstrak etil asetat dan n-heksana. Dimana nilai IC50 ekstrak
metanol 33.48 ppm. Nilai IC50 yang semakin kecil menunjukkan semakin tingginya aktivitas
antioksidan. Suatu senyawa dikatakan memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat jika nila
IC50 kurang dari 50 ppm (Holistic Health Solution, 2011).

2.5 APLIKASI PRODUK


 Komposisi Produk
- Ekstrak Sidr Leaf (Daun Bidara)
Daun bidara digunakan sebagai antiseptik, anti jamur dan anti inflamasi. Bermanfaat
mengatasi masalah jerawat, mengatasi efek penuaan dini, mengatasi kulit kering,
sebagai antiseptik alami (Natural Antiseptic).

- Ekstrak Licorice (Akar Manis)


Licorice atau yang sering disebut dengan nama akar manis, mengandung banyak
nutrisi yang bermanfaat membantu mencerahkan kulit (Natural Whitening),
mengurangi peradangan atau gatal pada kulit, melindungi kulit dari bahaya sinar UV,
membuat kulit menjadi semakin sehat

- Olive Oil (Minyak Zaitun).


Minyak zaitun bermanfaat untuk mengatasi kulit kering, membantu melembapkan
kulit (Natural Moisturizing), dan membantu melindungi tubuh dari serangan kanker
kulit.

 Kemasan Produk
- Tersedia dari kemasan ekonomis sampai yang besar (100ml, 250ml, 450ml, 1L)

 Manfaat Produk
- Meremajakan kulit
- Sumber antioksidan
- Mengatasi radang kulit.
- Menyamarkan bekas luka
- Sabagai antioksidan alami
- Melindungi kulit dari sinar UV
- Mengatasi jerawat dan efek penuaan dini.

 Cara Penggunaan Produk


- Basahi bagian tubuh terlebih dahulu
- Tuangkan sabun mandi pada spons atau lap mandi, atau pada telapak tangan
langsung
- Gosokkan pada seluruh tubuh anda dengan lembut.
- Bilas hingga bersih.

2.6 CONTOH SEDIAAN

Вам также может понравиться