Вы находитесь на странице: 1из 32

BAB XII.

SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan :
Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan
dilelangkan ,dengan ketentuan :

1. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);


2. Metoda pelaksanaan harus logis, realistic dan dapat dilaksanakan;
3. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
4. Harus mencantumkan macam , jenis , kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
5. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
7. Harus mencatumkan kritreria kinerja produk ( output performance ) yang
diinginkan ;
8. Harus mencantumkan tata cara pengukuran;

A. SPESIFIKASI UMUM

PASAL 01
URAIAN KEGIATAN

Kontraktor sebelum mulai melaksanakan pekerjaan diharuskan mengadakan survey, penelitian


dan pemahaman mengenai :

1.1 Dasar pelaksanaan pekerjaan.


Pemahaman mengenai ketentuan-ketentuan pekerjaan yang tercantum dalam :
Rencana kerja dan syarat serta gambar-gambar pelaksanaan untuk pekerjaan ini.
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan/Aanwijzing.

1.2 Lapangan/bahan yang tersedia.


Survei kondisi lapangan serta penelitian bahan-bahan bangunan yang akan digunakan yang
tersedia di pasaran dengan merujuk pada rekomendasi produsen untuk barang-barang
pabrikan.

1.3 Gambar-gambar secara menyeluruh.


Pemahaman gambar situasi, denah, arsitektur bentuk bangunan dan gambar-gambar detail
konstruksi, serta melakukan analisis kebutuhan bahan dan menyusun rencana kerja

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 1
1.4 Pekerjaan yang harus diselesaikan.
Rangkaian pekerjaan yang harus diselesaikan dalam pelaksanaan PEMBANGUNAN GEDUNG
SERBAGUNA DAN RUANG BACA TERBUKA SMAN 1 TANJUNG PINANG paket pekerjaan ini
mencakup:
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Lantai Basement
III. Pekerjaan Lantai 1
IV. Pekerjaan Lantai 2

PASAL 02
TITIK DUGA DAN UKURAN-UKURAN

Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus mempelajari substansi pekerjaan yang harus
dilakukan termasuk detail-detail ukuran dalam gambar lelang yang sudah disepakati bersama
menjadi gambar kontrak serta membuat ajuan gambar pelaksanaan sebagai hasil sinkronisasi
gambar rencana dengan kondisi di lapangan saat akan mulai pekerjaan.

2.1 Lokasi proyek.


Terletak di Tanjung Pinang.

2.2 Titik Duga.


Digunakan Bench Mark lokal dari hasil pengukuran lapangan yang merujuk pada koordinat
lokal yang terdapat di kawasan proyek.

2.3 Ukuran dalam gambar.


Ukuran-ukuran pada denah dan ukuran-ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar-
gambar dengan catatan
a. Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar-gambar, maka yang menentukan
adalah ukuran-ukuran pada gambar dengan skala yang lebih besar dan
dikonsultasikan dengan Direksi.
b. Jika terdapat ketidak-sesuaian antara gambar dan RKS, harus segera dikonsultasikan
dengan Direksi.
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum selama dan sesudah
pekerjaan dilaksanakan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
d. Menetapkan ukuran dan sudut-sudut siku agar tetap dijaga dan diperhatikan
ketelitiannya.
e. Kontraktor harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuran-
ukuran yang tercantum dalam gambar dan bestek.

PASAL 03
PEKERJAAN PERSIAPAN

Kontraktor harus mempersiapkan suatu rencana kerja pra pelaksanaan baik yang menyangkut
kegiatan administrasi, teknis di kantor maupun beberapa pekerjaan penyiapan fisik di lapangan.

3.1 Penyerahan Lokasi Pekerjaan.


Tempat Pekerjaan diserahkan kepada Kontraktor dalam keadaan seperti pada waktu
Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing Lapangan)

3.2 Pembersihan Lapangan

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 2
Kontraktor atas petunjuk Direksi/Pengawas harus melakukan pembersihan lapangan
sedemikian rupa sehingga lahan bersih dari sisa-sisa bangunan lama yang akan
mengganggu pelaksanaan pembangunan.

3.3 Jalan Proyek


Jalan proyek merupakan jalan yang digunakan untuk pengangkutan material proyek.
Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan oleh
pelaksana pembangunan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor, dan Kontraktor wajib
memelihara kondisi jalan selama masa pelaksanaan pekerjaan serta memperbaiki sampai
baik kembali pada saat akhir masa pelaksanaan pekerjaan

3.4 Air Proyek


Kontraktor harus menyediakan air bersih untuk proyek, pengadaan air bersih tersebut
dapat dari PAM bilamana mungkin atau dengan membuat sumur gali atau sumur bor atau
dari sumber lain yang berdekatan, dengan syarat air tersebut harus memenuhi persyaratan
untuk pembangunan seperti persyaratan yang tercantum dalam SK. SNI. S-04-1989-F.

3.5 Bouwplank
Piket-piket bouwplank guna menentukan as, titik duga dan lain-lain sebagainya
dilaksanakan dengan cara melakukan pengecatan pada bangunan yang telah ada
sebelumnya.
Beberapa ketentuan lain berkaitan dengan pemasangan bouwplank :
a. Cat yang dipergunakan minimal berupa cat meni.
b. Titik-titik as bangunan harus di jaga kebenaran jangan sampai berubah letaknya.
c. Penentuan titik as bangunan harus dilakukan menggunakan alat ukur misal
theodolit, waterpass, dll.
d. Pengecatan bouwplank harus keliling bangunan.

3.6 Papan nama Proyek.


Papan nama proyek dibuat dengan ukuran 1 x 2 m, dan dipasang dilokasi proyek, 1 (satu)
minggu setelah Kontraktor menerima Surat Perintah Mulai Kerja, serta dijaga
keberadaannya selama proyek berlangsung.
Papan nama proyek dibuat dari papan dan tiang kayu 10 x 10 kayu kualitas baik, atau
dibuat sesuai petunjuk Direksi.
Bentuk dan cara penulisan papan nama proyek mengikuti normalisasi Pemerintah Daerah
Setempat.
Bila diharuskan oleh pihak Proyek, Kontraktor boleh memasang papan nama proyek sesuai
normalisasi dari Pemerintah Daerah Setempat pada awal masa pelaksanaan pekerjaan.

3.7 Papan Reklame.


Kontraktor tidak diperkenankan menempatkan papan reklame dalam bentuk apapun
dalam lingkungan halaman, atau pada pagar halaman, kecuali dengan ijin pemberi tugas

3.8 Penjagaan Dan Penerangan.


a. Kontraktor harus mengurus penjagaan di luar jam kerja (siang dan malam) dalam
kompleks pekerjaan termasuk bangunan yang sedang dikerjakan, gudang dan lain-
lain.
b. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan penerangan/lampu
pada tempat tertentu.
c. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lain yang
disimpan dalam gudang dan halaman pekerjaan apabila terjadi kebakaran dan
pencurian, Kontraktor harus segera mendatangkan gantinya untuk kelancaran
pekerjaan.

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 3
d. Kontraktor harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran atau sabotase di tempat
pekerjaan, alat-alat pemadam kebakaran atau alat bantu lain untuk keperluan yang
sama harus selalu berada di tempat pekerjaan.
e. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian-kerugian
dalam pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan material juga gudang dan lain-lain,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.9 Keselamatan Kerja.


a. Bilamana terjadi kecelakaan kerja, Kontraktor harus segera mengambil tindakan
dan memberitahukan kepada Direksi untuk disampaikan ke Pemimpin Proyek.
b. Kontraktor harus memenuhi/mentaati peraturan-peraturan tentang perawatan
korban dan keluarganya.
c. Kontraktor harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-syarat
Palang Merah dan setiap kali sehabis digunakan harus dilengkapi lagi.
d. Kontraktor diwajibkan mentaati undang-undang tenaga kerja dan segera mengurus
ASTEK setelah SPK diterbitkan.

PASAL 04
BAHAN BANGUNAN

Dalam pelaksanaan fisik, sebelum memulai satu bagian pekerjaan kontraktor harus mengajukan
semacam lembar request atau lembar persetujuan yang disertai juga dengan beberapa contoh
material bahan bangunan yang akan digunakan baik dalam bentuk contoh barang maupun brosur
dan surat rekomendasi pabrikan. Pekerjaan baru dapat dimulai setelah request memperoleh
persetujuan dari Direksi.
4.1 Bahan Bangunan.
Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan sebagai tertera dalam uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini serta
gambar kerja.
Semua bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam PUBB, PBI’71, SK SNI T-15-1991-03, AV, PTC, AUWI, AVE dan PKKI.

4.2 Barang Pabrikan.


Penggunaan bahan pabrikan harus disertai dengan contoh barang yang didukung surat
rekomendasi dari pabrik mengenai proses produksi hingga kualitas barang serta
kemampuan penyediaannya.
Contoh barang tersebut diajukan pada Direksi dalam beberapa alternatif pilihan dan Direksi
berhak untuk meminta keterangan selengkap-lengkapnya tentang kondisi dan spesifikasi
barang tersebut.

4.3 Basecamp.
Jika diperlukan pekerjaan yang memerlukan tempat kerja selain tempat kerja yang ada
dilapangan atau fabrikasi di tempat lain (Basecamp), maka Kontraktor wajib memberitahu
kepada Direksi Lapangan, agar kualitas bahan maupun kualitas pekerjan sebelum
dikirimkan ke lapangan, Direksi bisa dan berhak untuk merekomondasi apakah layak untuk
di kirim/pasang.

4.4 Air untuk bangunan.


a. Untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar yang bersih dan bebas mineral,
zat organic, tanah lumpur, larutan alkalin dan lain-lain.
b. Jika air yang diambil dari saluran air minum atau sumber air lain yang ada tidak
mencukupi maka Kontraktor harus mengadakan air dengan mendatangkan atau
mengadakan sumber air sendiri yang memenuhi syarat.

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 4
4.5 Semen Portland.
a. Semen Portland (PC) yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi
syarat-syarat yang tercantum dalam PBI’71 secara visual berwarna abu-abu
kehijauan.
b. Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum sampai di tempat
pekerjaan.
c. Semen yang sudah mulai membatu tidak boleh dipergunakan.
d. Untuk menghindari terjadinya semen sampai membatu, Kontraktor diwajibkan
untuk menjaga stok semen jangan sampai melebihi kapasitas penggunaan (sesuai
dengan schedule).
e. Penyimpanan semen (gudang semen), agar dibuat tidak kemasukan air/air hujan
dan terpengaruh cuaca.
f. Semua semen yang digunakan harus keluaran pabrik yang sama dan hasil produksi
yang sama.

4.6 Kerikil
a. Untuk pekerjaan beton batu pecah atau koral dengan gradasi 2 sampai 3 cm, bersih dari
bahan organis atau kotoran lain sebelum digunakan harus dicuci terlebih dahulu.
b. Kerikil yang akan digunakan untuk bahan beton (pengecoran) harus kerikil yang keras
tidak berpori.
c. Untuk pekerjaan rembesan kerikil dari kwarsa keras.

4.7 Pasir
a. Pasir beton yang digunakan adalah pasir yang bersih tidak mengandung bahan-
bahan organis kasar tajam memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI’71.
b. Untuk pasir aduk pasir beton digunakan pasir yang kasar dan tidak mengandung
lumpur atau tanah (yang berkualitas baik)
c. Penyetokan material terutama pasir agar dipisahkan sesuai dengan penggunaannya
(jangan sampai tercampur).
4.8 Besi
a. Semua besi beton yang dipakai harus sesuai dengan standart yang telah ditetapkan.
b. Baja tulangan untuk diameter 6 mm dan 8 mm digunakan baja polos dengan mutu
baja tulangan U-24 atau memiliki tegangan leleh minimal 2.400 kg/cm2, yang dalam
segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan SKSNI T-15-1991-03 untuk baja
tulangan 1122, standard Jepang kelas S > R.22.
c. Baja tulangan untuk diameter > 10 mm digunakan baja ulir dengan mutu baja
tulangan U-32 atau memiliki tegangan leleh minimal 3.200 kg/cm2, yang dalam
segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan SK SNI T-15-1991-03 untuk baja
tulangan 1122, standard Jepang kelas S > R.22
d. Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka untuk jangka lama.
e. Cara pembengkokan besi tulangan harus menurut peraturan yang tercantum pada
SK SNI T-15-1991-03.
f. Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah tempat selama pengecoran.
Selimut beton dibuat dengan beton decking (tahu beton) dari mortar semen
campuran 1 : 2 dengan ukuran 4 x 4 x 2.5 cm atau sesuai petunjuk Direksi.
g. Besi tulangan harus disatukan satu sama lain dengan kawat bendrat mutu sama
dengan baja tulangan kecuali jika Direksi menginstruksikan menggunakan las.
h. Sebelum pengecoran, kondisi baja tulangan harus bebas dari minyak, kotoran, cat,
karat atau bahan lain yang merusak.

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 5
4.9 Lain-lain
a. Semua bahan-bahan perlengkapan yang akan dipergunakan pada bangunan ini,
sebelumnya harus diperiksa oleh Direksi, dan baru dapat digunakan setelah
disetujui.
b. Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat bahan tersebut akan
ditolak atau dikeluarkan atas perintah Direksi setelah 2x24 jam dengan segala resiko
oleh Kontraktor.
c. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan, maka biaya pemeriksaan
ditanggung oleh Kontraktor.
d. Persyaratan bahan-bahan yang belum tertuang didalam RKS dan ada dalam gambar,
sebelum bahan tersebut didatangkan di lokasi proyek agar terlebih dahulu
dikoordinasikan dengan Direksi.

PASAL 05
PEKERJAAN URUGAN TANAH DAN PEMADATAN

5.1 Lingkup Pekerjaan


a. Peil tanah urugan dibuat untuk memperoleh elevasi seperti gambar rencana.
b. Pelaksanaan pemadatan setelah urugan tanah, hingga mendekati kepadatan tanah asli.

5.2 Langkah Pelaksanaan


a. Peil tanah urugan dibuat untuk memperoleh elevasi seperti gambar rencana.
b. Tanah urugan diambil dari luar lokasi sejenis tanah padas, kecuali apabila pada lokasi
terdapat tanah urug yang menurut Direksi dapat digunakan sebagai bahan urug.
c. Sebelum pekerjaan urugan tanah dimulai terlebih dahulu tanah humus dibuang keluar
lokasi.
d. Pekerjaan urugan dilaksanakan selapis demi selapis, dan dipadatkan sampai menda-
patkan kepadatan yang diinginkan (disyaratkan) minimal CBR seperti tanah asli.
e. Pemadatan dikerjakan dengan alat pemadat mekanis.
f. Penyiraman dengan air pada setiap lapis proses pemadatan akan sangat membantu
upaya pemadatan tanah.

PASAL 06
PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN URUGAN PONDASI

Selain untuk mendapatkan elevasi muka tanah rencana, pekerjaan galian tanah juga banyak
dilakukan untuk pemasangan pondasi bangunan yang tentunya harus diikuti dengan pelaksanaan
pekerjaan urugan kembali setelah pondasi bangunan terpasang.

6.1 Lingkup Pekerjaan


a. Penggalian tanah untuk pembuatan pondasi bangunan.
b. Pengurugan kembali setelah pemasangan konstruksi pondasi.
c. Pemadatan tanah urugan kembali.

6.2 Langkah Pelaksanaan


a. Pekerjaan persiapan pembuatan pondasi harus sesuai gambar, lereng galian harus
sedemikian rupa sehingga tidak mudah longsor.

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 6
b. Kontraktor diharuskan melapor kepada Direksi dan dimintakan
persetujuan/keputusannya sebelum mulai dengan pekerjaan penggalian untuk pondasi
terutama yang berkenaan dengan titik lokasi penggalian.

c. Setelah penggalian mencapai peil atau elevasi yang diinginkan, Kontraktor harus
memintakan persetujuan Direksi untuk memulai pekerjaan konstruksi.

d. Sisa-sisa/bekas-bekas pekerjaan penyiapan pondasi harus dibuang ke luar lokasi


sehingga air hujan lekas dapat mengalir ke saluran pembuang. Tanah antara tepi galian
dan bouwplank harus selalu rata, dan bersih dari timbunan.

e. Bekas parit-parit, lubang-lubang tanah galian di dalam pekerjaan harus ditimbun


dengan pasir dan dibasahi sampai padat, sehingga menutup lubang galian sampai
permukaan atas pondasi. Untuk lubang-lubang bekas galian di luar bangunan
penimbunannya dapat menggunakan tanah dari luar lokasi, penimbunan tanah
dikerjakan secara berlapis-lapis dan sampai mendapatkan ketinggian yang diinginkan
dan dipadatkan.

f. Urugan tanah guna mencapai peil yang ditentukan diambil/didatangkan dari luar lokasi.
Kecuali atas kebijaksanaan lain dari Direksi yang disetujui Pemimpin Proyek. Urugan
tersebut dipadatkan lapis demi lapis, tiap lapis 20 cm hingga mendapatkan kepadatan
yang diinginkan.

PASAL 07
PEKERJAAN PONDASI

Pekerjaan pondasi bangunan mencakup jenis pondasi yaitu pondasi telapak beton bertulang (foot
plat) .

7.1 Lingkup Pekerjaan


a. Galian tanah pondasi telapak (foot plat) dan pile cap pada titik-titik kolom.
b. Penentuan titik pondasi / pancang harus menggunakan alat ukur misal thedolit,
waterpass, dll yang dikerjakan oleh tenaga ahli dibidangnya.
c. Semua pekerjaan beton bertulang yang terletak di bawah permukaan tanah yang
menerima langsung beban kolom bangunan.
d. Pembuatan bekesting pondasi dan sloof dari kayu.
e. Urugan kembali lubang galian setelah konstruksi terpasang.

7.2 Langkah Pelaksanaan


Terdiri dari satu kondisi pondasi dan satu kondisi pengurugan tanah kembali pada sisa
lubang setelah pondasi terpasang.

a. Pekerjaan galian tanah pondasi.


1. Semua tanah galian pondasi diletakkan minimal 1.00 m dari jarak lubang galian tanah
pondasi, agar tanah hasil galian tidak longsor dan masuk lagi kedalam galian tanah.
2. Kedalaman galian tanah untuk pondasi harus sesuai gambar, dan mendapatkan
persetujuan dari Direksi.
3. Hasil galian tanah pondasi boleh digunakan sebagai tanah urug setelah terlebih
dahulu dibuang humusnya dan akar-akar pohon yang ada disekitarnya.
4. Untuk menghindari genangan air dalam lokasi pekerjaan agar dibuatkan parit-parit
sementara untuk mengalirkan air.

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 7
b. Pondasi telapak beton bertulang.
1. Sebelum pasangan pondasi telapak dimulai terlebih dahulu kedalaman dan lebar
galian dikontrol apakah sudah sesuai yang diharapkan.
2. Jika terjadi galian tanah terlalu dalam, tidak diperkenankan mengurug menggunakan
tanah bekas galian agar kedalamannya sesuai dengan peil yang diinginkan (sesuai
gambar), harus menggunakan pasir.
3. Setelah kedalaman tanah tidak ada masalah (sesuai gambar), baru diurug dengan
pasir. Ketebalan urugan pasir dibuat sesuai gambar.
4. Untuk mencapai kepadatan urugan pasir harus disiram dengan air secukupnya.
6. Setelah urugan pasir, dihamparkan adukan beton campuran 1 : 3 : 5 yang difungsikan
sebagai lantai kerja.
7. Pemasangan tulangan dengan baja mutu U-32 dilakukan dengan tingkat presisi yang
tinggi mengingat perannya sebagai as bangunan.
8. Pemasangan begesting pondasi dan sloof yang terbuat dari kayu ( sesuai yang ada
dalam BOQ ).
9. Pengecoran plat pondasi menggunakan adukan beton dengan mutu beton k-250 dan
campuran beton sesuai yang ada dalam BOQ
10. Pengecoran dilakukan sampai pada batas kolom paling bawah atau sesuai dengan
petunjuk Direksi.
11. Perawatan beton setelah pengecoran dilakukan sampai beton mengeras, dan selama
perawatan galian tidak boleh ditimbun.
12. Pengecoran pondasi dilanjutkan untuk kolom tegak sampai batas di atas muka tanah
atau pada sisi bawah balok sloof, atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
13. Setelah selesai begesting dibongkar. Lubang bekas galian diijinkan untuk ditimbun.

c. Urugan kembali.
1. Pengurugan kembali lubang sisa galian dilakukan setelah mendapat ijin Direksi.
2. Urugan kembali dapat menggunakan tanah bekas galian.
3. Pemadatan urugan kembali dilakukan untuk memperoleh kepadatan mendekati
kepadatan tanah asli.

PASAL 08
PEKERJAAN BETON

Pekerjaan beton merupakan salah satu bagian pekerjaan yang memerlukan perhatian yang serius
dari Kontraktor dan Direksi dalam setiap proses dan keputusan yang diambil.

8.1 Lingkup Pekerjaan.


a. Pekerjaan beton bertulang yang dilakukan adalah pembuatan meja kerja.
b. Bagian-bagian pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan beton dan dilakukan
sebelum, sedang serta sesudah pengecoran adalah pembuatan cetakan, persiapan
dan penulangan, pengecoran, pemeliharaan, pembukaan cetakan dan lain
sebagainya.
c. Semua pekerjaan beton bertulang yang dilakukan harus disertai test beton di
lapangan yang hasilnya langsung dapat diperoleh, serta test beton di laboratorium
yang dilakukan di lembaga di luar proyek dengan biaya test ditanggung oleh
Kontraktor.

8.2 Persyaratan Umum


a. Konstruksi rangka bangunan dengan bahan struktur beton bertulang harus
menggunakan peraturan peraturan/normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 8
PBI’71 (Peraturan Beton Indonesia tahun 1971) dan atau SK SNI T–15–1991-03, PMI
(Peraturan Muatan Indonesia), dan lain-lain.
b. Peraturan beton
 Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat yang ada pada SK SNI
T-15-1991-03.
 Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton SK SNI T-15-1991-03
pasal 3.1 sampai 3.9.
 Syarat pelaksanaan pekerjaan beton SK SNI T-15-1991-03 bagian 3 bab 4,5,6
berlaku seluruh pasal.
 Syarat-syarat pekerjaan tulangan SK SNI T-15-1991-03 bab 5 pasal 5.3
sampai 5.8.
 Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang berdasarkan SK SNI T-15-
1991-03.
 Perhitungan muatan pada bangunan (PMI).
c. Penggunaan bahan bangunan.
 Kualitas campuran beton harus memenuhi syarat mutu beton 1:2:3 dan K-
250 ( sesuai yang ada dalam B O Q )
 Kualitas baja U-24 untuk baja polos dan U-32 untuk baja ulir.
 Setiap sambungan beton lama dan baru ditambahkan bahan additive beton.

8.3 Langkah Pelaksanaan.


Langkah pelaksanaan pekerjaan beton bertulang terdiri dari kegiatan penyiapan adukan,
pemasangan tulangan, persiapan pengecoran atau pemasangan begesting, pelaksanaan
pengecoran, perawatan atau pemeliharaan beton, pembongkaran begesting dan
pelaksanaan uji laboratorium.

a. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan


Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar
kerja penulangan beton. Apabila terjadi keragu-raguan segera menanyakan dan
meminta jawaban Direksi sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan.

b. Adukan
 Adukan beton untuk konstruksi beton bertulang digunakan mutu beton
1:2:3 dan K-250 ( sesuai yang ada dalam BOQ )
c. Tulangan
 Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus
dilakukan dalam keadaan dingin. Batang tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja. Bila tidak tercantum dalam
gambar kerja, harus dimintakan persetujuan Direksi terlebih dahulu.
 Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat, serta bahan-bahan
lain yang mengurangi daya rekat.
 Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
 Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau
tumpuan lain. Untuk itu harus dibuat beton tahu (beton decking) dengan
tebal dan pemasangan sesuai dengan PBI ’71.

d. Persiapan Pengecoran
 Kontraktor harus membuat kotak takaran untuk adukan beton.
 Semua cetakan dibersihkan dari segala kotoran.
 Cetakan harus datar dan tegak lurus, kedudukan dan bentuknya tetap tidak
bergeser maupun bergerak pada waktu dan setelah pengecoran tetapi
mudah dibongkar.

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 9
 Cetakan dibuat dari kayu berkualitas sedang tebal 3 cm, dan memenuhi
syarat sesuai fungsinya. Sambungan-sambungan antara papan dan balok
harus rapat, rapi dan kuat.
 Apabila untuk rangka penyangga begesting digunakan kayu, maka bahan
kayu harus kering, lurus dan berupa kayu kina atau pinus atau kayu
berkualitas sedang yang lain. Jarak penempatan maksimum antar penyangga
adalah 60 cm. Dan direncanakan untuk memikul muatan dibawah 1000 kg.
 Penyangga tidak boleh diberdirikan di atas tanah (harus dengan alas papan).
 Penulangan diteliti kembali/disesuaikan dengan gambar, kalau ada yang
bengkok atau berubah posisi harus segera dibetulkan.
 Perubahan atau penambahan penulangan dan ukuran beton atau
perbedaan pelaksanaan dengan gambar kerja, harus sepengetahuan dan
sepersetujuan Direksi.

e. Pengecoran
 Pengecoran beton harus seijin tertulis dan sepengetahuan Direksi.
 Perbandingan adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam Rencana Kerja
dan Syarat ini.
 Pembuatan campuran beton yang dilakukan setempat maka (1) angka dalam
perbandingan adukan menyatakan takaran dalam isi yang ditakar dalam
keadaan kering, (2) Takaran harus dibuat baik dan kuat, sebelum dipakai
dimintakan persetujuan Direksi, dan (3) Pengadukan minimum 3 menit
setelah semua bahan masuk ke dalam drum pengadukan, adukan beton
harus memperlihatkan susunan dan warna yang sama.
 Penggunaan bahan-bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui oleh
Direksi.
 Begesting atau tulangan yang terkena percikan beton harus dibersihkan
sebelum pengecoran selanjutnya.
 Beton tak boleh dituang langsung dari ketinggian lebih dari 1,5 meter untuk
mencegah terlepasnya agregat dari campuran bahan pengikatnya.

f. Pembongkaran Begesting
 Pembongkaran harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa hingga
menjamin seluruhnya keamanan beton yang telah dicor.
 Bagian struktur beton yang disangga dengan batang penyangga tidak boleh
dibongkar begesting maupun tiang penyangganya sebelum elemen struktur
tersebut mencapai kekuatan minimal untuk memikul berat sendiri berikut
bahan-bahan pelaksanaan di atasnya.
 Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas,
atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut:
- Bagian sisi balok 48 jam
- Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 Hari
- Pelat beton 21 Hari

g. Perawatan beton.
 Upaya perawatan beton dilakukan selama proses pengerasan.
 Selama proses pengerasan, beton tiap hari harus disiram dengan cukup air,
selama minimum 1 (satu) minggu berturut-turut.

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 10
PASAL 09
PEKERJAAN DINDING

Penutup ruang atau dinding terbuat dari pasangan batu bata merah dan lapis selulosa fiber
cement uk.150x3050x11mm (motif kayu), berstandart green label singapore. Dilampirkan copy
sertifikat green labelnya. Kontraktor harus melakukannya dengan ketelitian yang sebaik mungkin
mengingat secara visual kerapihan hasil akhir pekerjaan salah satunya akan terlihat dari presisi
dinding bangunan.

9.1 Lingkup Pekerjaan.


Pembuatan dinding dari pasangan batu bata merah dan finishing akhir lapis selulosa fiber
cement uk.150x3050x11 mm ( motif kayu ) yang sesuai dengan gambar.

9.2 Langkah Pelaksanaan.

Dinding pasangan bata


a. Bata yang akan dipergunakan untuk pasangan dinding harus memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh Direksi.
b. Bata sebelum dipasang harus direndam di dalam air terlebih dahulu sampai jenuh.
c. Bata kurang dari setengah panjang tidak boleh dipergunakan.
d. Pemasangan dinding bata harus benar - benar rapi, rata dan sesuai dengan alur yang
sebenarnya.
e. Pasangan bata dilakukan dengan campuran 1 PC : 4 Ps untuk semua pasangan batu bata
selain pasangan trasram.
f. Pemasangan dinding bata tidak diperbolehkan terjadi siar vertical yang segaris
g. Pemasangan dinding bata tidak diperbolehkan menggunakan batu bata potongan, kecuali
tempat-tempat tertentu yang diharuskan memakai bata potongan.
h. Pasangan batu bata seluas maksimum 12 m2 harus diperkuat beton (kolom praktis) 15 x
15 cm dengan tulangan pokok 4 Ø 12, beugel Ø 8 jarak 15 cm kecuali sudah ada
perkuatan lain.
i. Pasangan bata setengah batu dilakukan bertahap, setiap hari setinggi 1 m, tidak boleh
melebihi 1 m dan selalu harus diikuti dengan cor kolom praktis.
j. Pasangan batu bata yang telah berdiri harus terus menerus dibasahi air selama 14 (empat
belas) hari.
k. Pasangan batu bata tidak boleh ditembus andang-andang.
l. Dinding batu bata sisi bagian dalam dilakukan finishing pesteran dan acian halus
m. Dinding batu bata sisi bagian luar dilakukan finishing plesteran kasar dan di lapisi selulosa
fiber cement uk.150x3050x11 (motif kayu) + termasuk rangka jika diperlukan.

PASAL 10
PEKERJAAN PLESTERAN, SPONENGAN DAN LAPIS SELULOSA FIBER SEMEN

Kerapian pekerjaan plesteran dan sponengan ini sangat bergantung pada presisi hasil pekerjaan
beton struktur dan dinding bata yang sudah ada.

10.1 Lingkup Pekerjaan


a. Plesteran dilakukan untuk pekerjaan pasangan maupun beton seperti tersebut
dalam gambar.
b. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan profil beton, sponengan, dan
plester pasangan dinding seperti pada gambar.
c. Lapis dinding luar dengan selulosa fiber semen motif kayu setara conwood.

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 11
10.2 Langkah Pelaksanaan
a. Campuran 1 PC : 4 Ps digunakan untuk pasangan dinding.
b. Untuk hal-hal yang khusus diperlukan plesteran dengan menggunakan produk
sekualitas mortar (sesuai yang disyaratkan dalam gambar).
c. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yang akan diplester harus
dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibasahi dengan air agar plesteran maupun
siaran tidak cepat kering dan tidak retak-retak.
d. Untuk plesteran menggunakan bahan dari mortar setiap satu sisi muka dalam satu
ruas tidak boleh disisakan, harus selesai sekaligus.
e. Adukan untuk plesteran harus benar-benar halus sehingga plesteran tidak pecah-
pecah.
f. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2,5 cm dan tidak boleh kurang dari 1,5 cm,
kecuali menggunakan bahan produk dari mortar ketebalan plesteran bisa 1 cm.
g. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai menutup mantap dengan acian
dari PC sehingga tidak terjadi retak atau pecah.
h. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus dan halus, rata dan tegak lurus dengan
bidang plesteran lainnya.
i. Plesteran baru harus dijaga sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pecah dan
sobek/retak dengan disiram air minimum 3 kali dalam 24 jam selama 7 hari
berturut-turut.
j. Kontraktor tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan plesteran, tanpa seijin dari
Direksi.
k. Dinding lapis selulosa fiber semen
Syarat material :
1. Material motif kayu.
2. Anti rayap.
3. Memiliki ketahanan api.
4. Mudah diaplikasikan.
5. Kuat terhadap cuaca.
6. Bebas kandungan asbes.
7. Bahan terbuat dari 70% semen dan 30% serat selulosa.
8. Spesifikasi :

Spesifikasi Standard Satuan Hasil tes


Toleransi ukuran
- panjang ASTM C185 mm +/- 2,5
- lebar ASTM C185 mm +/- 5,0
- tebal ASTM C185 mm +/- 1,0
Densitas ASTM C185 gr/cm³ 1,2
Kadar kelembaban ASTM C185 % 5
Penyerapan air ASTM C185 % 30
Stabilitas dimensi ASTM C185 % 0,27
Ignatibilitas BS 476 part 5 - Lulus
Fire Propagation index BS 476 part 6 - 1=0
Surface spread of flame BS 476 part 7 - Kelas 1
Tingkat ketahanan api BS 476 part 22 - 30 - 60 menit*
Nilai PH - PH 9
Modul Elastisitas (MOE) ASTM C185 mpa 5.000 – 8.000
Kekuatan lentur ASTM C185 mpa 11 - 15
Konduktivitas termal ASTM C177 - 97 W/m.k 0.18
Resistensi termal ASTM C177 - 97 m².K/W 0.082

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 12
9. Persyaratan pemasangan :
 Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman yang
memiliki sertifikat pekerjaan terkait.
 Gunakan ukuran rangka yang sesuai dengan aplikasi dan standard
yang disarankan.
 Jarak sekrup dari ujung panel ( tepian ) 2,5 cm agar tidak retak.
 Penggunaan rangka besi diberikan lapisan anti karat (coating)
sebelum dilakukan pemasangan conwood dan penggunaan rangka
kayu digunakan kayu yang sudah benar-benar kering dan anti rayap.
 Area sambungan ditutupi dengan sealent PU.
 Dilarang menggunakan bahan dasar gypsum untuk sambungan dan
lubang sekrup.
 Penggunaan lansung pada dinding semen :
 Sebelum pemasangan pastikan dinding plester-aci rata halus
dan tidak bergelombang jika bergelombang dilakukan
perbaikan pada permukaan dinding sampai benar benar rata.
 Pemasangan panel selulosa fiber semen dimulai dari bawah
pemasangan di buat rata dan ditandai sebelum pengeboran.
 Buat lubang penanda 2,5 cm dari tepi atas panel setiam 50
cm di sepanjang papan panel.
 Gunakan bor beton untuk melubangi dinding semen sedalam
3 cm pada setiap tanda lalu masukan plug flicher.
 Lakukan penyekrupan pada jarak 2,5 cm dari tepian, agar
sekrup dapat tertutup oleh panel diatasnya ( overlaping )
gunakan sekrup taping No. 8 – 1,5”.
 Pada saat pemasangan barisan selanjutnya ukur overlaping
sejarak 3 cm lalu pasang papan panel selanjutnya.
 Sambungan dipotong dengan sudut 45 derajat dan diberi
jarak 0,5 – 1 cm lalu diisi dengan sealent PU setelah kering
diamplas.
 Lakukan pengecatan dengan menggunakan cat water base
berilah lapiasan cat dasar (primer) sebelum melakukan proses
pengecatan kecuali produk yang sudah di primer.
 Dilarang menggunakan cat “oil - based”(cat bahan dasar
minyak ) dapat menyebabkan gelembung dan mengelupas.

PASAL 11
PEKERJAAN PLAFOND

11.1 Lingkup Pekerjaan.


a. Pekerjaan Gypsum dan Plafond PVC meliputi pekerjaan pemasangan panel plafond
termasuk rangka plafond dan rangka penggantung plafond serta semua
perlengkapannya seperti yang ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan.
b. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing (Gambar Detail Pelaksanaan) berdasarkan
pada Gambar Dokumen Kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
c. Dalam Shop Drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
spesifikasi teknis, cara pemasangan serta persyaratan khusus yang belum tercakup
lengkap didalam Gambar Dokumen Kontrak.
d. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 13
11.2 Persyaratan Bahan.
a. Spesifikasi bahan plafond gypsum tebal 9 mm rangka eka furing dan Plafond PVC tebal
= 7 mm rangka eka furing untuk pekerjaan plafond sesuai dalam gambar pelaksanaan.

b. Semua bahan rangka plafond metal furring standard Manufactured dengan system
pemasangan Concealed Grid. Baja profil dan baja plat termasuk alat penggantung
(klem, kabel & tulangan beton), alat pengikat (anker, fisher, dynabolt), harus memenuhi
persyaratan seperti yang diuraikan pada bab Pekerjaan Metal.

c. Bahan yang akan dipakai harus siku untuk semua sudutnya (kecuali ditentukan lain oleh
Direksi/Pengawas), permukaan bahan harus rata, tidak bergelombang, tidak ada
tonjolan atau lekukan dan bebas dari cacat, noda, retak, pecah sudut.

d. Paku yang dipakai harus mempunyai panjang minimum 14 mm untuk paku multiplex
dan untuk rangka dan penggantung plafond disesuaikan dengan kebutuhan, dari jenis
anti karat dan harus dapat menahan beban plafond.

11.3 Persyaratan Pelaksanaan

a. Pada pekerjaan plafond ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya berkaitan sangat erat.
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plafond, pekerjaan lain yang terletak di atas plafond
tersebut harus sudah terpasang dengan sempurna antara lain elektrikal, sound system, fire
alarm / fire detector, dan perlengkapan instalasi lain yang diperlukan.
c. Apabila pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam gambar rencana
plafond, maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi atau gambar lain.
d. Untuk detail pemasangan, Kontraktor harus berkonsultasi dengan Direksi/Pengawas.
e. Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan pola gambar pelaksanaan dan wajib
diperhatikan terhadap peil-peil rencana. Rangka yang datar harus water pas.
f. Apabila posisi rangka penggantung plafond dengan tempat penggantungnya lebih besar
dari 2 meter sehingga memerlukan konstruksi tambahan, Kontraktor wajib menambahkan
konstruksi perkuatan pada rangka penggantung plafond tadi sehingga kaku dan dapat
berfungsi dengan sempurna meskipun tidak tercantum dalam gambar.

- Rangka Plafond
1) Sebelum pemasangan panel penutup plafond, Rangka plafond harus sudah
terpasang rapi dan kuat, sesuai dengan pola yang tercantum dalam gambar
pelaksanaan.

- Penutup Plafond / Panel Plafond


1) Dimensi dan pola pada setiap panel plafond yang akan dipasang harus sesuai
dengan modul rangka plafond seperti tercantum dalam gambar pelaksanaan.
2) Pemotongan panel harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati dengan
memakai alat pemotong khusus, sehingga panel-panel mempunyai sudut sesuai
dengan gambar pelaksanaan, tidak retak sudut atau pecah. Jika ditemui cacat
pada panel yang terpasang, Kontraktor harus membongkar dan menggantinya
dengan yang baru atas biaya Kontraktor.

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 14
3) Bidang permukan harus rata, lurus dan waterpass, peil harus sesuai dengan
gambar pelaksanaan. Sambungan antar unit harus tegak lurus. Toleransi
kecembungan 1 mm untuk jarak 2 m.
4) Bila dikehendaki adanya naad, maka jarak antara panel terpasang adalah 0,2
cm. Naat harus lurus, sama besar, tegak lurus pada setiap pertemuan panel
plafond.

PASAL 12
PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN BOUVENLICH

Hasil dari pekerjaan pintu dan jendela sangat menuntut adanya bentukan presisi yang ketat
dengan tingkat ketelitian yang cukup tinggi, diharapkan kontraktor dapat mempekerjakan tenaga
tukang yang mempunyai pengalaman cukup dalam penanganan pekerjaan yang sejenis.

11.1 Lingkup Pekerjaan.


a. Pembuatan balok ikat untuk kusen pintu dan jendela
b. Pembuatan kusen-kusen dan bovenlicht.
c. Pembuatan daun pintu panel kayu, pintu almunium dan daun jendela.
d. Pemasangan kusen alumunium, daun pintu panel kayu, daun jendela dan bovenlicht.
e. Pemasangan dook, angkur dan sebagainya pada kusen-kusen.
f. Perlengkapan daun pintu/jendela dan bovenlicht, seperti engsel, kunci, handel dan
lain-lain.
g. Penyetelan pekerjaan kusen-kusen dan daun pintu/jendela dan bovenlicht menurut
persyaratan yang ada.
h. Pemasangan kaca dan lain lain.

11.2 Langkah Pelaksanaan.


Langkah pekerjaan ini mencakup kegiatan yang beragam namun berturutan dan biasanya
dikerjakan diluar lokasi proyek, untuk itu kontraktor harus dapat menunjukkan kepada
direksi lokasi base camp pengerjaannya dan memberikan uraian methode pengerjaannya.

a) Pekerjaan balok ikat / latei


 Sebelum pemasangan kusen harus diperkuat dengan balok ikat, di sekeliling lubang
harus dicor balok ikat ukuran 12 x 12 cm seperti halnya kolom praktis.

b) Pekerjaan kusen
 Untuk semua pekerjaan menggunakan frame aluminium dengan kualitas baik
menurut penilaian Direksi.
 Penyetelan kusen dijaga agar permukaannya tidak cacat
 Bagian-bagian yang tertanam atau berhubungan langsung dengan pasangan bahan
lain, seperti misalnya tembok serta bagian dalam sambungan, sebelumnya harus
dibuat sampai rata agar kusen bisa menyatu dengan sempurna.
 Penyetelan kusen baru yang berhubungan dengan dinding harus diberi angkur fisher
sebanyak 6 buah untuk kusen pintu dan 4 buah untuk jendela/bovenlicht, dicor
dengan spesi 1 PC : 2 Ps : 3 Kr.
 Kusen-kusen baru dilindungi supaya sudut-sudutnya tidak rusak selama waktu
penyetelan sampai pengecatan.
 Penyetelan kusen agar dilakukan sedemikian rupa, sehingga menghasilkan
pemasangan yang herizontal terhadap keselurah kusen dalam satu bangunan.
 Semua kusen pintu/jendela, bovenlicht terpasang harus dengan water pass.

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 15
 Di atas kusen dengan jumlah bentangan 1,10 m atau lebih harus dipasang balok latei
beton bertulang 1 PC : 2 Ps : 3 Kr tulangan 4 dia 12 beugel dia 8 jarak 15 cm. Semua
sambungan frame aluminium dibuat secara teknis, rapi, rapat dan kuat.
 Semua perkuatan sambungan harus menggunakan standar sambungan frame
aluminium.
 Semua ukuran frame aluminium yang tersebut dalam gambar adalah ukuran jadi
terpasang.

c) Pekerjaan daun pintu, jendela dan bovenlicht.


 Semua rangka daun pintu/jendela menggunakan frame aluminium kualitas baik.
 Semua rangka daun pintu/jendela menggunakan frame aluminium kualitas baik.
 Pemasangan daun pintu harus tepat pertemuannya dengan kusen.
 Ukuran tebal frame daun pintu maupun daun jendela harus sesuai gambar.
 Pada tiap-tiap daun pintu dipasang 3 pasang engsel biasa yang dipasang dengan
sekrup kembang dan dipasang baut angin.
 Pemasangan sekrup engsel harus mengebor lubang kusen terlebih dahulu, tidak boleh
membuat lubang dengan paku.

d) Pengunci.
 Bahan serta jenis pengunci harus diserahkan kepada Direksi dalam beberapa
alternatif pilihan, dan yang digunakan adalah yang dipilih dan disetujui Direksi.
 Setiap pintu dilengkapi dengan kunci dua kali putaran berikut handel penarik lengkap
dengan perlengkapannya.
 Dalam penyetelan kunci pada pintu, agar semua kunci di beri minyak olie sebelum
dipasang dan dikontrol agar kunci tetap dalam keadaan baik.
 Dan setiap kunci masing-masing pintu agar diberi tanda dengan huruf (A – Z), agar
mudah dalam pengecekannya.

e) Pekerjaan Kaca.
 Untuk pekerjaan kaca baik ukuran dan jenisnya harus sesuai gambar.
 Cacat bahan kaca sebelum dan sesudah pemasangan akan ditolak.
 Semua kaca harus benar-benar rata dan tidak menggelombang.
 Sebelum dipasang kaca harus sudah mendapat persetujuan Direksi.
 Untuk jendela kaca mati yang luasnya lebih besar dari 0,8 m menggunakan kaca tebal
5 mm, kaca digunakan yang berkualitas baik dan tidak bergelombang maupun
tergores. Untuk kaca yang luasnya kurang dari 0,8 m menggunakan kaca tebal 3 mm.
 Pemasangan kaca harus rapat, rapi dan diberi spasi untuk kemungkinan mengembang
dan menyusut atau diberi renggangan.
 Lubang antara kayu dan kaca diberi dempul sebagai pengisi.
 Pemberian tanda pada kaca memakai kapur, dan tidak diperbolehkan menggunakan
potongan-potongan kertas yang ditempel dengan lem.

PASAL 13
PEKERJAAN LANTAI

Sebelum pelaksanaan pekerjaan lantai, kontraktor diharapkan sudah menyelesaikan semua


pekerjaan struktur pada lantai yang bersangkutan, dan sudah membebaskan lantai yang akan
dikerjakan tersebut terhadap semua aktivitas pelaksanaan pekerjaan berat.

12.1 Lingkup Pekerjaan


a. Untuk lantai ruangan menggunakan keramik homogeneus 60x60 cm, toilet
menggunakan keramik 20x20 cm dan dindingnya memakai 20x25 cm dan lantai

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 16
tangga 30x30 unpolish dan lantai basement beton mutu k-250 tebal 8 cm finishing
floorhardener menggunakan mesin trowel.

12.2 Langkah Pelaksanaan.


a. Bidang-bidang yang akan diberi penutup lantai harus sudah betul-betul bersih rata
dan sempurna.
b. Lapisan pasir bawah lantai harus sudah dipadatkan, dengan disiram air sedikit demi
sedikit.
c. Jika terdapat kekurang sempurnaan konstruksi yang berada di bawah lantai, maka
Kontraktor wajib menyempurnakannya. Dan apabila terdapat cacat atau kurang
baik yang diakibatkan kurang sempurnanya konstruksi-konstruksi yang berada di
bawah lantai maka Kontraktor harus membomgkar dan memperbaikinya dengan
biaya ditanggung oleh Kontraktor.
d. Penghamparan adukan beton baik untuk rabat beton maupun plat beton bertulang
mengikuti Pasal 08 – Pekerjaan Beton dalam rencana kerja dan syarat ini.
e. Permukaan lantai yang baru dikerjakan harus dijaga/dilindungi dari segala gangguan
misalnya tekanan, senggolan atau penggeseran sampai kondisi beton cukup umur
atau mengeras.
f. Finhising akhir lantai menggunakan keramik homogeneus 60x60 cm, toilet
menggunakan keramik 20x20 cm dan dindingnya memakai 20x25 cm dan lantai
tangga 30x30 unpolish dan lantai basement beton mutu k-250 tebal 8 cm lapis
floorhardener menggunakan mesin trowel.
g. Perawatan permukaan lantai mengikuti Pasal Pekerjaan Beton dalam rencana kerja
dan syarat.

PASAL 14
PEKERJAAN CAT

Pengecatan menggunakan jenis cat weathersield.Pengecatan diding bagian luar dipakai sealer
minyak. Kontraktor harus menyediakan bahan cat yang baik dengan perlengkapan pengecatan
standard serta tenaga kerja yang sudah terbiasa dan berpengalaman dalam bidangnya.

14.1 Lingkup Pekerjaan.


a. Pekerjaan cat tembok meliputi semua bagian dinding tembok, dan kolom, kecuali yang
di ekspose atau dilapisi batu alam.
b. Pekerjaan cat dan meni kayu meliputi semua kayu pada konstruksi kayu.
c. Pekerjaan cat dan meni besi meliputi pengecatan konstruksi yang menggunakan besi.
d. Waterproofing untuk lantai KM/WC.
e. Waterproofing coating untuk dinding dan lantai kolam.

14.2 Langkah Pelaksanaan.


Untuk pelaksanaan pekerjaan cat,selain methode atau cara pengecatan,kualitas bahan cat
juga sangat berpengaruh terhadap mutu yang dihasilkan.
a. Bahan
 Cat tembok berkualitas baik dan mudah dibersihkan.
 Cat kayu yang digunakan berkualitas baik.
 Cat besi yang digunakan berkualitas baik.
 Cat pigmen harus dimasukkan dalam kaleng untuk cat tembok 15 liter, cat kayu 10
kg, dimana tertera nama perusahaan pembuatnya, petunjuk pemakaian, formula,
warna, nomor seri dan tanggal pembuatan.
 Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan dari Direksi.

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 17
 Plamuur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu digunakan merk yang
sama dengan merk cat yang dipilih.
 Cat meni digunakan sesuai dengan penggunaan cat.
 Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik.
 Warna-warna cat yang digunakan akan ditentukan oleh Direksi.
 Cat untuk bagian luar terutama untuk atap digunakan cat yang tahan cuaca.

b. Cat tembok.
 Bidang yang akan dicat tembok sebelumnya harus dibersihkan dengan cara
menggosok memakai kain yang dibasahi dengan air. Setelah kering didempul pada
tempat yang berlubang sehingga permukaannya rata dan licin. Selanjutnya
diplamour secara merata dan di amplas/diambril, baru kemudian dicat paling
sedikit 2 (dua) kali dengan roller minimal 20 cm sampai baik atau dengan cara yang
telah ditentukan oleh pabrik dan tertera pada brosur pemakaian dari pabrik
penghasil cat.
 Pengecatan dilakukan sedemikian rupa sehingga menghasilkan pengecatan yang
rata dan baik.
 Pengecatan dilakukan setelah pekerjan pemasangan lantai selesai secara
keseluruhan.
 Pengecatan tidak boleh berganti ganti kuas, agar tidak tercampur warna lain.

c. Meni kayu
 Bidang yang akan dicat meni harus bersih dan dalam keadaan kering.
 Penghamparan meni harus merata dan tidak lagi terlihat warna serat-serat kayu
yang dimeni.
 Sebelum meni kayu, lubang-lubang yang ada di dempul dahulu.
 Kuas yang dipakai tidak diperkenankan untuk mengecat kayu, setelah pekerjaan
meni selesai.

d. Cat kayu
 Menggunakan cara seperti petunjuk dari pabrik atau sebelum pekerjaan cat
dimulai, kayu harus kering dan digosok dengan amplas sampai halus dan didempul
pada tempat yang berlubang selanjutnya diplamour sampai rata dan di amplas,
kemudian dicat minimum 2 (dua) kali, hingga rata dan tidak kelihatan warna
kayunya lagi.
 Pengecatan dilakukan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
 Pengecatan dilakukan setelah pekerjaan kayu terpasang secara keseluruhan, dan
dinyatakan siap untu dicat oleh Direksi.

PASAL 15
PEKERJAAN MEKANIKAL-ELEKTRIKAL

Hasil dari pekerjaan ini merupakan satu bagian yang paling beresiko, mengingat sudah sangat
sering terjadi kebakaran gedung diakibatkan oleh adanya gangguan pada jaringan instalasi listrik.
Untuk itu kontraktor diminta mempercayakan pelaksanaan pekerjaan ini kepada ahlinya yang
terbiasa menangani pekerjaan sejenis.

13.1 Lingkup Pekerjaan.


a. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel untuk instalasi penerangan dan stop
kontak.
b. Pengadaan dan pemasangan lampu.
c. Pengadaan dan pemasangan saklar dan stop kontak.

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 18
d. Pengadaan dan pemasangan alat-alat bantu instalasi.

13.2 Standar Pelaksanaan.


a. Standar yang digunakan dalam pemasangan instalasi listrik PUIL 1987, AVE/VDE, SLI
1992, dan standar-standar lain yang relefan.
b. Kontraktor harus memiliki pas PLN golongan C.
c. Semua peralatan maupun material yang akan digunakan harus baru dan memenuhi
standar yang telah ditentukan.

13.3 Langkah Pelaksanaan.


Langkah pelaksanaan menyangkut hampir semua aspek pemasangan dan penyambungan
daya listrik dan instalasi listrik termasuk pemasangan beberapa acessoriesnya.

a. Kabel.
 Seluruh instalasi di dalam kawasan digunakan jenis kabel NYM 2,5 dan NYM 2 X
2,5, NYY 4 MM dan NYY 2,5 MM atau setara, jumlah inti disesuaikan dengan
gambar.
 Seluruh instalasi ditanam di dalam tanah yang berhubungan langsung dengan
tanah, harus digunakan kabel jenis tanah NYFGb 0.6/1 KV dan menggunakan
pipa konduit.
 Sambungan kabel di dalam tanah tidak diperkenankan tanpa persetujuan
Direksi.
 Seandainya keadaan tidak memungkinkan dan telah ada ijin sambungan dalam
tanah dari Direksi, Kontraktor menggunakan sembungan dengan desain dari
merk 3 M atau setara.
 Kabel yang digunakan harus merk kabel metal, Kabelindo atau yang setara dan
telah lulus uji dari PLN (mendapatkan sertifikat tanda uji dari LMK PLN).

b. Konduit.
 Konduit yang digunakan harus dari jenis PVC kecuali ditunjukkan lain pada
gambar.
 Peralatan bantu untuk konduit harus dilengkapi dan dipasang dengan cara yang
sebenarnya.
 Pada beberapa tempat yang menimbulkan getaran atau yang ditunjukkan dalam
gambar, harus digunakan flexibel konduit lengkap dengan alat-alat bantunya.
 Konduit yang digunakan harus sesuai standar dan sesuai gambar rencana.

c. Panel Listrik.
 Jumlah dan jenis komponen panel listrik ditunjukan dalam gambar.
 Tebal pelat besi yang digunakan minimum 1,5 mm.
 Bentuk panel listrik yang berdiri sendiri untuk panel utama (MDP kapasitas
minimal 50 Kva) dan panel tenaga, sedangkan yang terbenam di dalam tembok
untuk panel penerangan.
 Seluruh terminal untuk penyambungan ke luar harus ada sisi sebelah kecuali
stop kontak lantai atau yang ditentukan lain.
 Terminal kabel masuk disesuaikan dengan kabel masuk.
 Kabel masuk dilengkapi dengan “cable plug” (kabel schoen) yang besarnya
disesuaikan dengan ukuran kabel.
 Panel harus dengan 5 (lima) bar termasuk 1 (satu) bar untuk pentanahan.
 Ukuran panel yang tidak ada gambarnya harus cukup longgar sehingga sirkulasi
udara dapat lancar dan tidak terjadi saling bersinggungan, ataupun konsleting.
 Komponen Panel

d. Circuit Breaker.

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 19
 Circuit Breaker untuk panel-panel utama harus mempunyai interupting capacity
minimum 22 KA sesuai dengan beban yang terpasang, dan dilengkapi pengaman
terhadap arus lebih, arus hubung singkat dan tegangan di bawah nominal.
 Circuit Breaker untuk arus-arus cabang minimum mempunyai interupting
capacity 5 KS sesuai dengan beban yang terpasang.
 Fuse Load Break Switch
 Fuse Load break yang digunakan harus mampu memutuskan arus pada saat
beban penuh.
 Untuk fuse load break yang lebih besar dapat digunakan sepanjang fuse
pengaman yang dibutuhkan tetap sama seperti dinyatakan dalam gambar.

e. Sistem Tegangan.
Semua titik lampu yang mempunyai rumah dari logam dan stop kontak harus
disambungkan ke sistem pentanahan, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

f. Pentanahan
 Kontraktor wajib membuat suatu panel pentanahan yang baik, sesuai dengan
peraturan yang berlaku beserta syarat-syarat tercantum dalam RKS ini serta
gambar-gambar yang ada.
 Seluruh panel-panel harus ditanahkan dengan menggunakan kawat BC sesuai
gambar.
 Pada penyambungan di panel-panel listrik, harus dilengkapi dengan kabel
eshoen/kabel plug yang ukurannya sesuai dibuat dalam gambar.
 Pada setiap percabangan di dalam tanah, harus digunakan sambungan bakar
(thermoweld) sambungan tersebut harus mempunyai hambatan sama dengan
kabel yang bersangkutan dan harus kedap air (tidak bocor), setiap pelaksanaan
harus disaksikan oleh Direksi.
 Pentanahan harus sesuai dengan petunjuk dalam gambar (min 6 m) dan
ujungnya diberi spit tembaga ukuran panjang 50 cm dihubungkan dengan kawat
tembaga.
 Pada setiap penanaman pentanahan (grounding row) dilengkapi dengan
junction box yang dapat dibuka untuk pengujian.
 Hasil pengukuran hambatan tanah maximum 2 ohm.
 Pengujian dilakukan oleh Kontraktor dengan disaksikan pihak Direksi.
 Pada setiap titik pentanahan, harus diberi patok sebagai tanda dengan ukuran
20x20x60 cm terbuat dari beton.
 Jika pengujian (pengukuran hambatan tanah) memberikan hasil tidak baik,
Kontraktor wajib segera memperbaikinya.

g. Peralatan Tenaga
 Peralatan instalasi adalah material untuk melengkapi instalasi tersebut, supaya
kelihatan baik dan memenuhi persyaratan.
 Seluruh klem-klem kabel harus buatan pabrik dan tidak diperkenankan membuat
sendiri.
 Semua kabel yang terlihat mata (ekspose) harus diberi penahan dengan klem
sehingga kabel tersebut kelihatan lurus dan baik.
 Doos junction bow yang digunakan harus cukup besarnya dan diameter
minimum 10 cm. Setelah terpasang, doos-doos ini harus ditutup dengan baik
dengan penutup khusus.
 Semua sambungan kabel harus dipilih dengan baik, sehingga tidak menimbulkan
beda tegangan satu sama lain, kemudian diisolasi PVC dan terakhir diberi
penutup atau dop. Dop ini disyaratkan berkualitas baik.

h. Lampu

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 20
 Lampu ruangan yang digunakan adalah sesuai dengan gambar kerja.
 Fitting / Armature sesuai dengan bentuk pada gambar rencana.
 Fitting yang digunakan adalah fiting yang dibuat di dalam boks panel (rapi dan
aman).
 Pada bagian fitting yang bertegangan pada waktu pemasangan atau penggantian
lampu harus aman dari bahaya sentuhan.
i. Saklar
 Saklar yang digunakan jenis pemasangan in bow.
 Saklar yang digunakan terdiri dari saklar tunggal dan saklar ganda.

j. Stop Kontak
 Stop Kontak yang digunakan jenis pemasangan in bow.
 Teknik pemasangan terdiri dari kabel fasa, kabel nol dan kabel netral.

13.4 Petunjuk Pemeliharaan


a. Kontraktor wajib melengkapi buku/brosur petunjuk pemeliharaan/ perbaikan
peralatan yang diadakannya.
a. Peralatan yang harus diadakan petunjuk pemeliharaan tersebut antara lain
komponen panel, cara penanaman, lampu-lampu dan mof kabel.
b. Petunjuk-petunjuk tersebut harus diadakan dalam rangkap 3 (tiga) masing-masing
dimasukkan ke dalam satu map, disusun dengan baik dan diserahkan kepada
Pemberi Tugas.

13.5 Pengujian
1. Sebelum daya listrik dimasukkan ke instalasi, seluruh instalasi harus sudah selesai
diuji dan didapat hasil yang baik yang harus disaksikan dan disetujui oleh Direksi.
2. Direksi berhak memerintah kepada kontraktor, setiap saat untuk melakukan
pengujian bila Direksi merasa bahwa pekerjaan tersebut sudah dapat diuji.
3. Kontraktor bertanggung jawab atas segala pengadaan alat dan tenaga untuk
pengujian.
4. Pengujian sebagian pekerjaan yang sudah selesai dapat merupakan bagian dari
pengujian keseluruhan, sehingga laporan test harus ditanda tangani/diserahkan
oleh pihak Pemberi Tugas dan Direksi.
5. Pengujian Tahanan/Hambatan Isolasi
 Pengujian tahanan isolasi instalasi listrik didasarkan atas peraturan yang
berlaku, ditambah dengan syarat-syarat sebagaimana diatur dalam pasal
tersebut.
 Pengujian tahanan/hambatan isolasi dilakukan dengan menggunakan megger
1.000 volt putaran tangan.
 Pada saat pengujian semua titik lampu dan saklar harus dalam keadaan terbuka
 Pengujian tahanan isolasi dari kabel tegangan 220 V / 380 V harus menggunakan
megger 500 Volts yang sudah dikalibrasi. Tahan isolasi minimal yang harus
dipenuhi adalah 0,5 Mega Ohm.
6. Bila didapat hasil tidak baik/kurang memuaskan pada suatu bagian instalasi,
kontraktor wajib memperbaikinya kembali, kemudian pengujian diulangi sampai
mendapatkan hasil yang baik. Pengujian dilakukan pada semua bagian (group)
instalasi.

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 21
PASAL 16
PEKERJAAN PEMIPAAN

Pekerjaan pemipaan mencakup pipa-pipa untuk supply air bersih, pipa pipa pembuangan air bekas
dan pipa-pipa udara, hal tersebut merupakan kondisi khusus mengingat fungsional dari bangunan
yang diperuntukkan untuk kegiatan khusus pula.

14.1 Lingkup Pekerjaan.


Termasuk dalam pekerjaan ini adalah melaksanakan pekerjaan sistem penyediaan air
bersih, sistem penyediaan udara, sistem pembuangan air bekasdan air kotor.
a. Pipa PVC sekelas AW dia 1/2” untuk penyediaan air bersih.
b. Pipa PVC sekelas AW dia 4” untuk pembuang air kotor.
c. Pipa PVC sekelas AW dia 1” untuk penyediaan air bersih.
d. Pipa PVC sekelas AW dia 2” untuk penyediaan air bersih.
e. Pipa PVC sekelas AW dia 3” untuk air bekas.

14.2 Persyaratan Umum.


a. Pembobokan tembok atau beton, pemotongan kabel, pemotongan pipa, ducting dan
perlengkapan lainnya hanya dapat dilaksanakan setelah disetujui oleh Direksi.
Perbaikan akibat tersebut di atas harus dikerjakan oleh ahli yang menguasai
bidangnya.
b. Kontraktor diwajibkan membuat gambar pelaksanaan (shop drawing) dari seluruh
sistem. Pada gambar tersebut harus terpasang jarak-jarak, kadalaman-kedalaman,
tinggi-tinggi bagian dari sistem. Gambar pelaksanaan ini harus disahkan oleh
Direksi, dan setelahnya Kontraktor baru diijinkan memulai bagian pekerjaan ini.
c. Di akhir pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat gambar terpasang (as built
drawing) dari seluruh sistem. Gambar terpasang dibuat selama pengerjaan
pemasangan sistem. Pada gambar terpasang harus terpasang jarak-jarak,
kadalaman-kedalaman, tinggi-tinggi bagian dari sistem. Gambar terpasang harus
disahkan oleh Direksi.
d. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi penjelasan atau uraian tertulis
mengenai cara bekerja setiap sistem yang meliputi diagram-diagram, cara-cara
perbaikan dan pemeliharaan dari setiap sistem kerja terperinci.
e. Semua karakteristik peralatan yang disiapkan oleh pabrik yang bersangkutan harus
pula diserahkan oleh Kontraktor kepada Direksi.

14.3 Langkah Pelaksanaan.


a. Penggalian dan persiapan galian.
 Pekerjaan ini dilakukan untuk pemasangan jaringan pipa di luar bangunan.
 Galian harus dibuat sejauh pipa yang akan dipasang sedemikian sehingga pipa dapat
diletakkan pada lintasan dan kedalaman yang dikehendaki seperti yang ditunjukkan
pada gambar rencana atau ditentukan oleh Direksi.
 Galian harus dikeringkan dan dijaga selama masa pelaksanaan pekerjaan, sehingga
pekerja dapat bekerja dengan dengan aman dan efisien.
 Lebar galian harus cukup untuk dapat meletakkan pipa dan penyambungannya
dengan baik, timbunan harus ditempatkan dan dimantapkan seperti yang
disyaratkan.
 Galian harus dibuat dengan lebar ekstra apabila diperlukan seperti untuk
memasukkan penyangga dalam peralatan pipa.
 Ruang penyambungan harus dibuat pada setiap sambungan agar penyambungan
dapat dikerjakan dengan baik.
 Galian harus dibuat dengan kedalaman minimal 75 cm dari permukaan tanah untuk
membuat dasar pipa yang rata, seragam dan stabil pada tanah yang padat, sehingga
seluruh panjang pipa tertumpu dengan baik.

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 22
 Setiap bagian dari dasar galian yang dibuat tidak sesuai dengan yang disyaratkan
harus diganti dengan bahan yang disetujui, yang dimantapkan atau dipadatkan
seperti yang dtentukan oleh Direksi
 Batu-batu, air dan bahan-bahan kasar, apabila ditemukan harus disingkirkan untuk
mendapatkan ruang sekurang-kurangnya 15 cm untuk pipa diameter 60 mm atau
kurang, dan 20 cm untuk pipa diameter lebih dari 60 mm.
 Pipa harus diberi tumpuan setiap jarak 3 meter.
 Jika dasar galian ternyata tidak stabil atau mengandung bahan-bahan tidak stabil
seperti debu, sampah dan sebagainya dan menurut Direksi harus disingkirkan, maka
Kontraktor harus mengadakan penggalian dan penyingkiran bahan-bahan tersebut.
 Jika menurut Direksi diperlukan pondasi khusus seperti penggalian tanah dan
penimbunan dengan bahan yang sesuai, Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan
tersebut sesuai dengan petunjuk Direksi
 Bahan-bahan bangunan yang menurut Direksi dapat dipakai kembali untuk
memperbaiki permukaan bekas galian, harus dipisahkan dari bahan-bahan lainnya
seperti yang ditunjuk oleh Direksi.

b. Penurunan pipa dalam galian.


 Pekerjaan ini dilakukan untuk pemasangan jaringan pipa air bersih di luar
bangunan.
 Semua pipa, sambungan-sambungan dan katup-katup harus diturunkan dengan
hati-hati ke dalam galian, sehingga tidak terjadi kerusakan pada pipa dan lapisan
pipa. Dalam keadaan apapun, pipa tidak boleh dijatuhkan ke dalam galian.
 Jika terjadi kerusakan pada pipa, sambungan-sambungan dan katup-katup atau
peralatan lainnya sewaktu pengangkutan, Kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Direksi, dan Direksi akan memberikan pengarahan untuk perbaikan atau
pembuangan bahan-bahan yang rusak tersebut.

c. Pemasangan dan pemeriksaan pipa.


 Sebelum dipasang, pipa harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-retak dan
kerusakan lainnya ketika pipa berada di atas galian, dan segera diganti sebelum
pemasangan pada posisi terakhir
 Ujung spigot harus diperiksa secara seksama karena bagian ini yang paling mudah
rusak pada waktu pengangkatan
 Pipa atau peralatan yang rusak harus diletakkan dekat galian untuk diperiksa oleh
Direksi, dan Direksi akan menentukan pipa tersebut akan digunakan atau dibuang.
 Sebelum digunakan, seluruh kotoran dan sisa lapisan (coating) harus dihilangkan,
spigot dan bagian dari bell harus dibersihkan, kering dan bebas lemak dan minyak.
 Selama pekerjaan berlangsung tidak boleh ada bahan-bahan, peralatan, atau
barang-barang lain di dalam pipa
 Pipa air bersih harus dipasang miring ke arah plat pemipaan, sehingga dapat
dikosongkan sama sekali. Pada waktu peletakan pipa dalam galian, letak akhir
spigot harus tetap dengan bell dan dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar.
 Pipa harus terletak dengan betul dan timbunan harus dipadatkan kecuali pada
bagian bell harus dijaga agar kotoran tidak masuk ke dalam ruang antar sambungan
 Sekeliling pipa harus diberi pasir setebal 15 cm.
 Jika pemasangan pipa terhenti pada suatu saat, ujung pipa harus ditutup dengan
bahan yang disetujui Direksi

d. Pemotongan Pipa
 Pemotongan pipa untuk penempatan tee atau katup (valve) harus dikerjakan
dengan rapi dan teliti tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa dan lapisannya,
serta pada ujungnya harus dibuat halus

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 23
 Kontraktor harus memperhatikan pula agar tidak terjadi kelemahan konstruksi
sebagai akibat pemotongan pipa.
 Pemasangan pipa harus dengan akhiran bell yang menghadap ke arah depan dari
pemasangan, kecuali ditentukan oleh Direksi.
 Apabila menurut Direksi kondisi galian tidak memungkinkan, pipa tidak boleh
dipasang.
 Pipa yang tampak (ekspose) harus sejajar dengan garis-garis bangunan, kecuali bila
dinyatakan lain.
 Pencabangan pipa air bersih dapat dilakukan dari atas, bawah, atau samping pipa
sesuai dengan kondisi struktur dan instalasi setempat.

e. Kran selang
Kran selang harus terbuat dari kuningan diverkhrom, penempatan dan ukurannya harus
sesuai dengan apa yang tercantum pada gambar, pada bagian pengeluaran air harus
berspiral.

f. Penumpu alat pemipaan


 Bahan penumpu alat Pemipaan Air Bersih harus disediakan oleh Kontraktor dan
dipasang secara baik pada tempat yang bersangkutan.
 “Wall Hung Fictures” harus dipasang pada dinding dengan baut yang tidak
mengganggu. Kepala baut (ekspose) yang tampak harus segi enam dan dicat. Mur
yang tampak harus dari mur kap segi enam yang diberi lapisan khrom. Cincinnya
harus dicat atau dilapisi khrom supaya seragam dengan kepala baut atau mur-nya.

g. Pengujian dan Desinfeksi.


 Seluruh sistem pipa air bersih harus diuji dengan tekanan hidroslotis 7 kg/cm2
tanpa bocor selama 30 menit sebelum dilakukan pemeriksaan pada sambungan.
Bila ada bagian pipa yang terpaksa harus ditutup sebelum penyelesaian, maka
bagian ini harus diuji sendiri lebih dahulu.
 Bila pada pemeriksaan atau pengujian ditemukan kerusakan, maka pekerjaan atau
lahan yang rusak harus diganti atau diperbaiki seperlunya kemudian harus
dilakukan pemeriksaan dan pengujian ulang. Untuk perbaikan pada pipa harus
digunakan bahan baru.
 Perlengkapan, pipa, katup fitting dan alat Pemipaan Air Bersih harus bersih dari
lemak, potongan logam dan lumpur yang mungkin terkumpul selama pengujian.
Kontraktor harus mengadakan perbaikan karena adanya penyumbatan, perubahan
warna dan kerusakan lainnya pada bagian bangunan sebagai akibat kegagalan
membersihkan sistem pipa. Katup penggelontor harus disetel agar dapat bekerja
dengan baik.
 Setelah pengujian dengan tekanan selesai, seluruh sistem air bersih digelontor
dengan air, sehingga semua kotoran dan lumpur terkuras habis. Kemudian
diberikan chlorinasi dengan bahan larutan chlor atau hypochloride. Dosis yang
diberikan pada sistem air bersih tidak kurang dari 50 ppm dan harus dilakukan
dengan cara yang dibenarkan.
 Air chlorinasi dalam pipa ditahan dalam waktu yang cukup, agar bakteri tidak
membentuk spora setelah waktu retensi berakhir.
 Semua katup pada saat chlorinasi harus dibuka dan ditutup beberapa kali. Semua
sistem tersebut harus digelontor dengan air, sehingga sisa chlor mencapai kurang
dari 1 ppm. Pada saat penggelontoran semua katup dan kran ditutup dan dibuka
beberapa kali.
 Direksi lapangan akan mengambil contoh air dari berbagai titik pengambilan untuk
pemeriksaan bakteriologis. Desinteksi harus diulangi selama dua hari, sehingga
tidak terdapat tanda polusi pada seluruh sistem air bersih.

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 24
PASAL 17
PEKERJAAN BAJA

15.1 Umum
Baja Profil maupun plat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah baja yang diproduksi dari
pabrik-pabrik terkenal dan dijamin oleh sertifikat. Baja konstruksi harus memenuhi syarat-
syarat pengujian, pemilihan, pengukuran, penimbangan pengujian tarik dan pengujian lentur
dalam keadaan dingin, Jika dipandang perlu Direksi dapat memerintahkan untuk dilakukan
pengujian terhadap baja konstruksi tersebut sesuai dengan persyaratan pengujian yang
berlaku.

15.2 Standard
Standar dipakai adalah menurut standard to the Specification for design Fabracation and
Erection of Structural Steel for Building oleh A:I:S:c.

15.3 Pabrikasi
a. Pemeriksaan dan Sebagainya
Tukang-tukang yang digunakan adalah tenaga ahli pada bidangnya melaksanakan
pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi. Direksi mempunyai kebebasan
sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaan pekerjaan dan tidak satupun
pekerjaan dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum disetujui oleh Direksi. Setiap
pekerjaan yang dianggap tidak memenuhi syarat karena cacad atau tidak sesuai dengan
gambar rencana, Pemborong harus segera atau memperbaiki dengan biaya sendiri.
Pemborong harus menyediakan sendiri semua alat-alat yang diperlukan serta perancah
agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.
b. Pola (mal) pengukuran dan Sebagainya
Semua pola (Mal) dan semua peralatan yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian
pekerjaan harus disediakan oleh pemborong, semua pengukuran harus dilakukan dengan
menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui. Ukuran dari pekerjaan baja yang tertera
pada gambar rencana dianggap ukuran pada suhu 25 derajat C (normal)
c. Meluruskan
Plat harus diperiksa kerataannya, semua batang diperiksa keseluruhannya sebelum
dilakukan dan
semua bagian tersebut harus bebas dari puntiran dan kalau perlu diadakan tindakan-
tindakan
perbaikan sehingga kalau plat itu tersusun akan terlihat rapat seluruhnya.
d. Memotong
Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara menggunting,
menggergaji, atau dengan las pemotong. permukaan yang diperoleh dari pemotongan
harus menyiku pada bidang yang dipotong. tepat dan rata menurut ukuran yang
diperlukan. Penyelesaian pada permukaan umumnya dilakukan oleh mesin atau gerinda.
Bila digunakan Las pemotong, maka hanya permukaan yang kurang merata dapat
digerinda seperlunya. Ujung dari plat penguat harus dipotong dan diselesaikan agar rapat
dengan flens dari gambar junung dan batang tekan, dan gelagar-gelagar batang lain yang
disambung dengan plat penyambung yang mamakai paku keling atau baut harus
diratakan setelah pabrikasi agar rapat seluruhnya, bila sambungan batang tekan maka
toleransi maksimum adalah 0.1 mm dan tidak untuk sambungan batang tarik maksimum
0.2 mm untuk setiap titik sambungan.
e. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Mesin Gerinda
Kalau plat digunting, digergaji atau dipotong dengan Las pernotong, kecuali seperti apa
yang disebut diatas maka pemotongan pada metal yang diperbolehkan untuk dibuang
maksimal 0.3 mm untuk plat setebal 3 mm, 3 mm pada plat yang mempunyai tebal 12
mm, 6 mm untuk plat yang mempunyai tebal 12 mm dan 6 mm untuk plat dengan tebal
24 mm.

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 25
f.Memotong dengan Las Pemotong
Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta
bergerak dengan kecepat tetap. Pinggir yang dihasilkan oleh Las pemotong harus bersih
serta lurus untuk menghaluskan tepi yang telah dipotong tersebut tidak diperkenankan
menggunakan Las pemotong. Bila dikehendaki oleh Direksi, dapat digerinda yang
bergerak searah dengan arah Las pemotong tapi harus diselesaikan sehingga bebas dari
seluruh bekas kotoran tadi.
g. Pekerjaan Las dan Pengawas Pekerjaan Las
Pekerjaan Las yang harus dikerjakan oleh tukang las dibawah ini pengawasan langsung
seorang yang menurut anggapan Direksi mempunyai training dan pengalaman yang
sesuai untuk pekerjaan semacam itu. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi
mendapatkan persetujuan dari contoh lain yang hendak dipakai dan setelah mendapat
persetujuan maka cara tersebut tidak akan merubah lagi tanpa persetujuan tertulis lebih
lanjut. detil-detil khusus yang menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengolahan,
jenis dan ukuran elektrode, tebalnya bagian-bagian ukuran dari Las serta kekuatan arus
listrik untuk Las tersebut. harus diajukan oleh kontraktor untuk mendapat persetujuan
dari Direksi terlebih dahulu sebelum pekerjaan dengan Las listrik dapat dilakukan. Ukuran
elektrode, arus dan tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan pada Las
listrik harus yang seperti tidak akan dibuatnya penyimpanan tanpa persetujuan tertulis
dari Direksi. Plat dan potongan yang hendak dilas harus bebas dari kotoran besi, minyak,
gemuk, cat dan lainnya yang dapat mempengaruhi mutu dari pengelasan. Bila terjadi
retak, susut, retak pada bahan dasar, berlubang dan kurang tetap letaknya, harus
disingkirkan.
h. Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan semua
plat potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat
lubang dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut-baut pas
pada salah satu lubang ini
dibor lebih kecil dan baru kemudian diperbesar untuk mencapai ukuran yang sebenarnya.
Cara lain adalah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan
mal. Setelah mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan, plat-plat dan sebagainya
dapat dilepas bila perlu.
i. Menuang dan Menempa
Semua tuangan harus baik dari lubang-lubang sumbatan ataupun cacad-cacad lain. Segera
setelah tuangan dikeluarkan dari acuan maka Direksi harus diberi tahu sehingga ia dapat
melakukan pemeriksaan. Hasil tuangan yang cacat tidak diperkenankan untuk diperbaiki
dan hasil tuangan tidak boleh cacat, bebas dari lubang sumbatan dan lainnya. Tuangan
dan tempaan harus disempurnakan dengan mesin perkakas sehingga berbentuk seperti
tertera pada gambar rencana dan seluruh hubungan diselesaikan dan dicocokkan dengan
menggunakan mesin perkakas yang menghasilkan pekerjaan dengan mutu tinggi. Tuangan
dan tempaan yang terletak diatas beton bila menurut pendapat Direksi dalam
penyelesaian permukaan bawah yang akan berhubungan dengan beton tidak cukup baik,
maka harus diolah dengan mesin perkakas dan biaya-biaya untuk pekerjaan tersebut
dibebankan atau resiko Pemborong.

15.4 Penyediaan untuk Pemasangan Akhir


a. Penyediaan Paku Keling, Baut dan Sebagainya
Pemborong harus menyediakan seluruh jumlah paku keling, mur, baut, cincin baut dan
sebagainya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan sebanyak 10 %
dari setiap ukuran paku keling ataupun ukuran baut mur dan cincin baut. Pada saat
pengiriman, pemborong harus mengajukan atau menyerahkan dengan cuma-cuma untuk
Direksi maupun

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 26
pemborong. Montase (kalau diperlukan pihak ke 3) dua copy daftar paku keling dan
bautnya yang menyatakan jumlah, ukuran, kualitas serta letaknya dimana akan dipakai
pada pekerjaan.
b. Pengangakutan dan Penanganan
Cara pengangkutan dan penanganan pekerjaan besi harus sesuai dengan cara yang telah
disetujui oleh Direksi. Sebelum penyerahan untuk pekerjaan. kalau dipakai pihak ke 3
dalam pekerjaan pemasangan untuk semua penyerahan, dan bertanggung jawab untuk
setiap kehilangan dan sewa gudang yang dapat terjadi disebabkan oleh kelalaian dan
kegagalan untuk menerirna pekerjaan baja. Segera setelah menerima penyerahan
pekerjaan baja. pihak ke 3 akan segera menyampaikan secara tertulis kepada Direksi
setiap kerusakan atau cacad tanpa ditunda-tunda atau kalau tidak demikian, dia harus
memperbaiki setiap kerusakan, kehilangan serta yang terjadi diluar dan sesudah
penyerahan alas biaya sendiri.
c. Pemasangan
Umum
Pemborong harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang diperlukan dan
mendirikannya ditempat pekerjaan. memasang dan mengelingkan baut atau Las seluruh
pekerjaan baja/ baja tahan karat. Pekerjaan baja tidak boleh dipasang sebelum cara, alat
dan sebagainya yang digunakan mendapat persetujuan dari Direksi, Semua bagian harus
dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti, Drift yang dipakai rnempunyai
diameter yang lebih kecil dari diameter yang lubang paku keling atau baut, dan digunakan
untuk membawa bagian pada posisinya yang tepat seperti diisyaratkan dibawah ini.
Penggunaan martil yang berlebihan yang dapat merusak atau mengganggu material tidak
diperkenankan. Setaip kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan
montase serta menyulitkan pengepasan bagianbagian pekerjaan dengan menggunakan
drift secara wajar harus dilaporkan kepada Direksi.
Permulaan dengan mesin perkakas harus dibersihkan sebelum dipasang. Kopel dan
sambungan lapangan sebanyak 50 % sebelum dikeling atau dibuat dua lubang pada setiap
diisi kurangnya 40 % dari lubang diisi dengan baut. Selanjutnya sekurang-kurangnya 10 %
dari lubang pada suatu kelompok dikeling atau dibaut dengan permanen sebelum baut
montase atau drift diangkat (disingkirkan).
Drift, Paku Keling Baut Stel dan Sebagainya
Pemborong harus menyediakan untuk digunakan sendiri, semua paralel drift untuk
montase yang mungkin diperlukan dan akan tetap menjadi miliknya dipindahkan dari
tempat pekerjaan atas biaya sendiri. Setelah selesai pekerjaan semua stel, setiap paku
keling dan baut yang berlebih akan diserahkan kepada Direksi atau biaya pemborong.
Drift Paralel untuk Montase
Batang tak berulir dari drift paralel yang digunakan pada montase dibuat sesuai dengan
diameter yang diperlukan, dan panjangnya tidak kurang dari jumlah tebal minimal yang
akan dilalui oleh Drift itu ditambah satu kali drift itu.
Pemasangan Paku Keling
Semua pekerjaan harus dibuat secara wajar sehingga potongan-potongan dapat
berhubungan dengan rapat menyeluruh sebelum dimulainya pemasangan paku keling.
Drift dapat digunakan hanya untuk mendekatkan pekerjaan pada posisinya dan tidak akan
digunakan untuk menganggu lubang-lubang. Menggunakan drift dengan ukuran yang
lebih besar dari diameter nominal lubang tidak diperkenankan. Dianjurkan paku keling
dipasang dengan menggunakan mesin atau alat tekan dari tipe yang setelah di setujui.
Setiap paku keling harus cukup panjang untuk membentuk kepala dengan ukuran standar
dan harus bebas dari kotoran besi dengan cara menggosokannya pada permukaan
sepotong logam. Paku keling tetap berada dalam keadaan panas, merah menyeluruh pada
saat dimasukkan dan dikerjakan serta mengisi seluruh lubang selama masih panas. semua
paku keling yang longgar serta paku keling yang retak terbentuk jelek atau dengan kepala
yang cacad atau dengan kepala yang sangat eksentris terhadap batangnya harus dipotong
dan diganti dengan paku keling yang baik. membentuk kembali kepala paku keling tidak

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 27
diperkenankan. Kepala paku keling yang agak pipih dapat digunakan pada tempat-tempat
tertentu kalau ditentukan oleh Direksi.
d. Penggunaan Baja Keras, Baut-Baut untuk Pemasangan Akhir
Pemasangan
Setiap sambungan dibuat bersama-sama dengan baut stel sehingga setiap bagian serta
plat berhubungan rapat dengan baut menyeluruh sebanyak 50 % dari lubang harus diisi
dengan baut stel dan minimal 10 % atau pada setiap potongan dan plat minimal 2 lubang
diisi dengan drift paralel sesuai dengan yang disyaratakan pada “Peralel drift untuk
Montase” baut baja keras harus dipasang dengan cincin baut yang diperlukan, sebuah
dibawah kepala baut dan sebuah lagi di mur. Harus diperhatikan bahwa cincin baut itu
terpasang dengan cekungnya menghadap keluar. Memasukkan dan mengencangkan baut
baja keras dimulai sebelum sambungan diperiksa dan
disetujui oleh Direksi atau wakilnya. Bidang dibawah kepala baut tidak boleh
rnenyimpang dari bidang tegak lurus terhadap as baut lebih dari 3.5 derajat, memakai
cincin baut yang miring (tarped) dapat dilakukan kalau dipandang perlu, baut menonjol
melalui mur tidak kurang dari 1,5 mm tidak melebihi 4,5 mm. Baut stel yang digunakan
untuk membuat permulaan dapat seterusnya digunakan pada sambungan.
Mengencangkan Kayu
Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan konci yang digerakkan
dengan mesin. Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui oleh Direksi dan dapat
menunjukkan bila tercapai torque yang disyaratkan telah tercapai.
e. Galvanis
Bila ditentukan ada pekerjaan galvanisasi maka yang dikehendaki adalah galvanisasi celup
panas.

15.5 Pengecatan Baja

1. Umum
Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dicat dipabrik dengan cat dasar yang telah
disetujui kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan dengan mesin perkakas misalnya pada
perletakkan cat lapangan terdiri dari :
a. Pembersihan seluruh sampungan lapangan dan bidang-bidang yang telah dicat dibengkel,
seperti yang telah diperintahkan oleh Direksi, karena telah rusak pada saat transfort dan
pemasangan serta bidang-bidang lain yang diperintahkan oleh Direksi.
b. Pengecatan dari bahan yang sejenis dengan bahan yang dicat disemua bengkel bagian
yang disebutkan pekerjaan besi itu
c. Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan tertentu, untuk seluruh
bidang terbuka pekerjan besi itu.

2. Pembersihan
Semua permukaan dari pekerjaan baja harus bersih dan dikupas dengan sand blashting atau
cara lain yang disetujui aleh Direksi agar menjadi logam yang bersih dengan menghilangkan
seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur atau lainnya yang melengket padanya yang dibersihkan
haruslah dapat sekaligus ditutup dengan cat dasar yang dan dicat segera setelah dibersihkan
sebelum terjadi oksidasi.

3. Penggunaan Cat
Cat dapat digunakan dengan kuas tangan yang halus yang disetujui oleh Direksi. Pengecatan
tak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab, berdebu. atau pada cuaca lain yang jelek.
Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu lapisan berikutnya tidak boleh
dikerjakan sebelum lapisan cat yang terdahulu telah kering betul. lapisan penutup diberikan
diatas cat dasar dalam tempo kurang dari 6 bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam
setelah pengecatan dasar. Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan
kembali atau dicat lagi seperti yang diuraikan diatas. Cat (termasuk penyemprotan bila

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 28
diperintahkan oleh Direksi) harus disapu dengan kuat pada permukaan baja, sekitar paku
keling pada setiap sudut, sambungan pada setiap bagian yang dapat menampung air, atau
dapat dirembesi air, bahan lain yang disetujui oleh Direksi.

PASAL 18
PEKERJAAN ATAP

Penyiapan pekerjaan atap yang dilakukan di luar lokasi proyek atau di base camp merupakan satu
bagian pekerjaan yang methode kerja serta kemajuan pekerjaannya harus selalu dilaporkan
kontraktor, dan direksi berhak untuk melakukan check proses pelaksanaan pekerjaan sewaktu-
waktu.

14.1 RANGKA ATAP BAJA RINGAN DAN PENUTUP ATAP BITUMEN CELULOSA
14.1.1 Lingkup pekerjaan
a. Memasang rangka atap baja ringan seperti yang tercantum dalam gambar
b. Memasang penutup atap Bitumen celulosa motif genteng ketebalan 0.3cm
berstandard SNI, dengan melampirkan copy sertifikat SNI.

14.1.2 Langkah Pelaksanaan.


Langkah pelaksanaannya terdiri dari penyiapan rangka atap terutama kuda-kuda beton,
pemasangan rangka atap secara keseluruhan dan pemasangan penutup atap bitumen
cellulose motif genteng. Dalam hal ini kontraktor harus benar-benar memperhatikan faktor
keselamatan tenaga kerja mengingat lokasi kegiatannya jauh di atas permukaan tanah.

a. Rangka atap/Kuda-kuda baja ringan

 Rangka kuda-kuda berupa baja ringan sesuai dengan Gambar


 Baja yang digunakan untuk konstruksi kuda-kuda harus baru dan tidak boleh
menggunakan baja bekas.
 Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi mengenai bahan baja yang
akan digunakan, dengan menunjukkan potongan baja serta surat pengantar
pabrikan(design by product).
 Ukuran dan betuk baja profil agar dibuat sesuai gambar.
 Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya di tempat
pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang
pekerjaan pada tempatnya, terutama pada bagian yang terhalang oleh
benda lain.
 Pekerjaan yang selesai harus bebas dari cacat yang membahayakan
konstruksi.
 Setiap bagian pekerjaan yang buruk dan tidak memenuhi ketentuan di atas,
akan ditolak dan harus di ganti.

b. Penutup atap Bitumen celulosa (motif genteng).

 Bahan penutup atap Bitumen celulosa (motif genteng) harus diajukan


kepada Direksi dalam beberapa pilihan, dan baru boleh digunakan setelah
mendapat persetujuan Direksi.
 Uji Bitumen celulosa (motif genteng) dilakukan didepan Direksi, dan baru
dapat digunakan setelah memperoleh persetujuan Direksi.
 Pemasangan Bitumen celulosa (motif genteng) dibuat sedemikian rupa agar
mendapatkan pasangan yang rapi dan teratur.

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 29
 Atap yang digunakan harus benar-benar Bitumen celulosa yang berkualitas
baik dan kuat.
 Cara pemasangan atap bitumen celulosa (motif genteng) :
 Jarak Reng
Jarak reng harus cukup sebagai penopang atap. Tentukan jarak reng
sesuai dengan kemiringan atap.
 Pemotongan atap
Setelah pola pemotongan di gambar maka potonglah dengan
menggunakan gergaji yang sudah diolesi dengan oli. Akan lebih baik
hasilnya bila menggunakan gergaji listrik.
 Penyusunan lembar
Pemasangan lembaran Bitumen Celulosa dimulai pada sisi atap yang
berlawanan arah angin. Potong lembaran menjadi dua secara vertikal
,kemudian susun lembaran sesuai pada pola gambar.
 Penyekrupan
Gunakan skrup dan safe top bitumen celulosa untuk rangka
besi/metal/truss. Pastikan jarak reng sudah benar.
 Pemakuan
Gunakan hanya paku dan safe top Bitumen Celulosa. Pastikan balang
ujung dan samping sudah terpasang dengan benar. Gunakan benang
sebagai alat bantu posisi pemakuan.
 Paku/Skrup Zig-Zag
Pakulah lembaran di setiap bagian gelombang atas pada bagian
pertemuan gelombang dengan motif zig-zag seperti pada gambar.
 Jarak overhang
Panjang maksimum lembaran yang menggantung (overhang) adalah
7 cm. Dianjurkan agar jarak reng pertama terhadap listplank pada
posisi rapat.
 Pemasangan nok
Tempatkan papan bubungan (nok) dan gunakan untuk menopang
reng. Pasang reng kedua pada posisi tergantung dari derajat
kemiringan atap. Kemudian barulah lembaran Bitumen Celulosa dan
nok dapat dipasang.
 Jarak Nok
Mulailah pemasangan nok pada sisi atap berlawanan dengan arah
angin dan tumpuk nok pada ukuran 12,5 cm. Gunakan benang/garis
untuk memudahkan pemasangan dan pakulah pada setiap bagian
gelombang.
 Nok samping
Peletakan nok samping dimulai dari sisi bawah. Diletakkan pada
papan dan reng yang telah disiapkan sebelumnya. Pakulah nok
terhadap reng penyeimbang, potong dan rapihkan susunan
pertemuan nok samping dan nok atas.
 Listplang samping
Pasang papan pada kayu sebagai listplang sejajar dengan gelombang
atas Bitumen Celulosa . Setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan
plat besi menutupi papan tersebut dengan menggunakan paku
bitumen celulosa.
 Pemasangan Listplank
Cara lain adalah menempatkan papan kayu listplang pada bagian
bawah gelombang lembaran bitumen celulosa. Tekuklah ke bawah
lembaran dengan perlahan lalu dipaku sesuai ukuran.
 Bitumen Celulosa & Dinding samping

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 30
Dinding samping harus diusahakan serata mungkin dapat
menggunakan plester bitumen celulosa . Kemudian dipasang tutup
terpisah pada dinding.
 Talang Dalam
Gunakan talang/jurai dalam searah dengan Bitumen celulosa , seng
atau bahan lainnya. Dengan kedalaman talang/jurai dalam yang
terbaik adalah 7,5 cm.

PASAL 19
LAIN-LAIN

18.1 Sehubungan dengan adanya bab ini dan pasal demi pasal dalam spesifikasi, maka
Kontraktor wajib untuk mempelajari dan memahami gambar/bestek, daftar kuantitas
barang serta dokumen lelang lainnya agar dapat memberikan penawaran yang baik dan
dapat dipertanggungjawabkan.

18.2 Lampiran dan gambar-gambar yang termasuk lingkup pekerjaan ini, tapi belum masuk
dalam uraian ini, adalah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari dokumen
ini, dan harus diikuti/dilaksanakan oleh Kontraktor sebagai bagian dari penawarannya,
agar diperoleh penyelesaian pekerjaan yang baik dan memenuhi persyaratan.

18.3 Hal-hal lain yang belum tercantum dalam uraian ini, akan ditambahkan pada saat Rapat
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan serta
bersifat mengikat dan merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini.

B. SPESIFIKASI KHUSUS

Spesifikasi khusus merupakan satu kondisi yang mengatur beberapa pekerjaan secara detail
dan khusus mencakup beberapa macam bagian pekerjaan dan ketentuan khusus dari rangkaian
pelaksanaan PEMBANGUNAN GEDUNG SERBAGUNA DAN RUANG BACA TERBUKA SMAN 1
TANJUNG PINANG.

PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Galian tanah basement leveling lantai sesuai dengan elevasi pada gambar dan boq dengan
dilakukan pengotrolan menggunakan alat ukur.

PEKERJAAN LANTAI/KERAMIK
1. Lantai ruang basement menggunakan beton mutu K-250 sesuai gambar dan boq + finishing
floorhardener ( menggunakan mesin trowel ).
2. Keramik lantai homogeneous 60 x 60 cm sesuai gambar dan boq.
3. Keramik lantai homogeneous 20 x 20 cm sesuai gambar dan boq .
4. Keramik dinding KM 20x25 cm tinggi 1,5 m sesuai gambar dan boq .
5. Keramik tangga 30x30 cm (unpolish + stepnosing) sesuai gambar dan boq .
6. Pelapisan Waterproofing coating pada dinding dan lantai kolam dialakukan dengan baik

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 31
dan merata pada ketebalan lapisan dan tidak terjadi kebocoran maupun rembesan.

PEKERJAAN PLAFOND
1. Plafond gypsum 9 mm+ rangka eka furing
2. List Plafond gypsum
3. Plafond PVC + rangka eka furing
4. List palfond PVC

PEKERJAAN KAMAR MANDI DAN SANITAIR


1. Kloset jongkok
2. Pembuatan Septicktank + peresapan sessuai gambar dan boq.

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1. Lampu yang digunakan jenis TL 2 x 36 Watt RM TKO harus baru dan berfungsi dengan baik
titik dan lokasi sesuai gambar dan boq.
2. Lampu yang digunakan jenis LP Baret 22 watt harus baru dan berfungsi dengan baik
titik dan lokasi sesuai gambar dan boq.
3. Lampu yang digunakan jenis Sl 18 watt harus baru dan berfungsi dengan baik
titik dan lokasi sesuai gambar dan boq.

PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


1. Pasangan Batu Bata Merah Tebal 1/2 Bata, 1PC : 4 PS
2. Plesteran (1:4) + acian halus
3. Plesteran (1:4) kasar
4. Acian halus kolom
5. Pemasangan railling pagar tangga besi hollow finishing cat
(bentuk sesuai gambar)
6. Pemasangan dinding lapis selulosa fiber cement ukuran panel 150x3050x11 mm ( motif kayu )
untuk area dinding bagian luar (produk setara conwood).
7. Pemasangan ornamen listplank lebah bergayut + finishing cat.
8. Listplank grc motif kayu + finishing cat.

PEKERJAAN ATAP UTAMA


1 Pemasangan rangka atap baja ringan (design by product) ukuran bentuk maupun jarak sesuai
dengan syarat dan persyaratan untuk kebutuhan type jenis motif genteng.
2 Penutup atap digunakan atap (bitumen selulosa) motif genteng
sertara dengnan onduvila bentuk sesui dengan gambar dan boq.
3 Rabung bitumen selulosa

Dokumen Pengadaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Page 32

Вам также может понравиться