Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DISUSUN OLEH:
RULLAH HERMANDA
DISUSUN OLEH:
LEMBAR PENGESAHAN
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas petunjuk dan anugerahnya sehingga
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) di Puskesmas Sungai Siring Samarinda. Pelaksanaan Praktik
Kerja Profesi Apoteker merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan
wawasan kefarmasian sebelum melakukan pengabdian sebagai apoteker, dan
merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan Program
Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwasannya tanpa bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak, maka sangatlah sulit untuk dapat menyelesaikan laporan ini.
untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya selama menjalankan
Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dan penyusunan laporannya dapat
berjalan dengan lancar.
2. Bapak Dr. Laode Rijai, M.Si., Drs. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Mulawarman.
3. Bapak Fajar Prasetya, M.Si., Ph.D., Apt selaku Ketua Program Studi Profesi
Apoteker dan Ibu Nurul Annisa, M.Farm., Apt. Sebagai sekertaris Program
Studi Profesi Apoteker beserta seluruh staf pengajar Fakultas Farmasi
Universitas Mulawarman.
4. Bapak Akhmad Fauzi, S.Farm., Apt pembimbing lapangan beserta seluruh
staff Puskesmas Sungai Siring
5. Bapak Wisnu Cahyo Prabowo, M. Si., Apt Pembimbing selaku Pembimbing
internal yang tiada lelah memberikan bimbingan, masukan, kritikan dan
arahan yang sangat dibutuhkan dalam penulisan laporan ini.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Farmasi yang telah banyak memberi ilmu selama
proses perkuliahan.
7. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman yang
telah memberikan pelayanan administrasi yang baik.
v
8. Keluarga terutama kedua orang tua saya tercinta kakak dan adik yang selalu
mendoakan serta memberi dukungan dalam menjalankan Praktik Kerja
Profesi Apoteker.
9. Teman-teman Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman
angkatan VIII tahun 2018/2019, serta pihak-pihak lain yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah membantu baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Demikian laporan PKPA ini disusun, dengan harapan tulisan ini bermanfaat
bagi rekan-rekan sejawat khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis sangat
mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini memberikan manfaat bagi
berbagai pihak. Terima kasih.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN UTAMA ............................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. vii
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2. Tujuan PKPA .................................................................................................... 2
1.3. Manfaat PKPA .................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Visi dan Misi Puskesmas Sungai Siring ........................................................... 3
2.1.1. Visi Puskesmas Sungai Siring ............................................................ 3
2.1.2. Misi Puskesmas Sungai Siring ........................................................... 3
2.2. Tugas dan Kewenangan Puskesmas Sungai Siring .......................................... 3
2.3. Struktur Organisasi Puskesmas ........................................................................ 7
2.4. Pelayanan Kefarmasian Puskesmas .................................................................. 9
2.4.1. Pengelolaan Obat Puskesmas ............................................................. 9
2.4.2. Pelayanan Resep ................................................................................ 22
2.4.3. Alur Pelayanan Kesehatan .................................................................. 22
2.4.4. Pemusnahan/Penghapusan.................................................................. 23
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Tugas dan Wewenang Sub Dinas Yang Berkaitan Dengan Kefarmasian ........ 25
3.1.1. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai .............. 25
3.1.2. Pelayanan Farmasi Klinik ....................................................................... 30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 33
5.2. Saran ................................................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 34
LAMPIRAN............................................................................................................... 35
vii
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
ISTILAH/LAMBANG/
PENGERTIAN/KEPANJANGAN
SINGKATAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan salah satu
kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan, permintaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan
pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin
kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi/kemampuan
tenaga kefarmasian, mewujudkan sistem informasi manajemen, dan
melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi sediaan farmasi dan
bahan medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah sediaan farmasi
dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas. Tujuan perencanaan adalah
untuk mendapatkan:
a. Perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai yang mendekati kebutuhan;
b. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai di
10
2. Permintaan
Tujuan permintaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai adalah
memenuhi kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai di
Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat.
Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan dan kebijakan pemerintah daerah
setempat.
3. Penerimaan
Penerimaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai adalah suatu
kegiatan dalam menerima sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai dari
Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan puskesmas secara
mandiri sesuai dengan permintaan yang telah diajukan.
11
Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, dan bahan medis habis pakai
yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Penarikan sediaan farmasi yang tidak
memenuhi standar/ketentuan peraturan perundang-undangan dilakukan oleh
pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory
recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary
recall) dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM.
13
Penarikan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin
edarnya dicabut oleh Menteri. Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai bila:
a. Produk tidak memenuhi persyaratan mutu
b. Telah kadaluwarsa
c. Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan
atau kepentingan ilmu pengetahuan
d. Dicabut izin edarnya.
Tahapan pemusnahan sediaan farmasi dan bahan Medis habis pakai
terdiri dari:
a. Membuat daftar sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yang akan
dimusnahkan
b. Menyiapkan berita acara pemusnahan
c. Mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak
terkait
d. Menyiapkan tempat pemusnahan
e. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan
serta peraturan yang berlaku.
7. Pengendalian
Pengendalian sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai adalah suatu
kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan
strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Tujuannya
adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan
kesehatan dasar.
Pengendalian Sediaan Farmasi terdiri dari:
a. Pengendalian persediaan
b. Pengendalian penggunaan
c. Penanganan sediaan farmasi hilang, rusak, dan kadaluwarsa.
14
8. Administrasi
Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh
rangkaian kegiatan dalam pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai, baik sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yang diterima,
disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan
lainnya. Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah:
a. Bukti bahwa pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
telah dilakukan
b. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian
c. Sumber data untuk pembuatan laporan.
d. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap,
serta masyarakat.
e. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan lainnya terkait dengan obat dan bahan medis habis
pakai.
f. Mengkoordinasikan penelitian terkait obat dan kegiatan
pelayanan kefarmasian
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan saat melakukan pemberian
informasi obat:
a. Sumber informasi Obat meliputi pustaka primer, sekunder dan tersier
b. Tempat meliputi ruang kantor, ruang rapat, apabila tidak ada sarana
khusus pelaksanaan PIO dapat menggunakan ruangan instalasi farmasi
c. Tenaga meliputi dokter, apoteker, dokter gigi, perawat dan tenaga
kesehatan lain
d. Perlengkapan meliputi sarana prasarana pendukung yang ada di
Puskesmas
3. Konseling
Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian
masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat jalan dan
rawat inap, serta keluarga pasien. Tujuan dilakukannya konseling adalah
memberikan pemahaman yang benar mengenai Obat kepada pasien/keluarga
pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama
penggunaan Obat, efek samping, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan dan
penggunaan Obat.
2.4.4. Pemusnahan/penghapusan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tugas dan wewenang Sub Dinas yang berkaitan dengan kefarmasian
Tugas dan wewenang yang berkaitan dengan kefarmasian adalah tertuju
pada pengaturan standar pelayanan kefarmasian yang ada di pusat kesehatan
masyarakat atau puskesmas. Standar pelayanan kefarmasian yang dimaksud
disesuaikan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No 74 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas. Tugas dan wewenang pokok meliputi
pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai serta pelayanan
farmasi klinik.
Pengelolaan obat dapat berupa; (a) perencanaan, (b) permintaan, (c)
penerimaan, (d) penyimpanan, (e) pendistribusian, (f) pengendalian, (g)
pencatatan dan pelaporan serta (h)pemantauan dan evaluasi.
Pelayanan farmasi klinik dapat berupa; (a) pengkajian resep, (b)
penyerahan obat, (c) pemberian informasi obat, serta pelayanan informasi obat,
(d) konseling, visite (puskesmas rawat inap), (e) pemantauan dan pelaporan
efek samping obat, (f) pemantauan terapi obat dan evaluasi penggunaan obat.
a. Perencanaan
Perencanaan di Puskesmas Sungai Siring dilakukan oleh Apoteker di
Puskesmas. Perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan pola konsumsi
dari periode sebelumnya. Proses perencanaan di Puskesmas Sungai Siring
mengacu pada Formularium Puskesmas yang sebelumnya telah dirancang dan
melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas yang terdiri dari dokter,
dokter gigi, bidan, dan perawat serta pengelola program yang berkaitan dengan
pengobatan. Perencanaan di Puskesmas Sungai Siring dilakukan setiap 2 bulan
lebih 2 minggu dengan mengirimkan LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat) ke IFK (Instalasi Farmasi Kota) yang sebelumnya telah
mendapatkan laporan daftar obat dari IFK (Instalasi Farmasi Kota).
Pertimbangan pola
konsumsi obat dari mengirimkan
Analisis
periode sebelumnya LPLPO ke IFK/
LPLPO
yang mengacu pada Gudang farmasi
oleh IFK
Formularium Puskesmas kota
Periode Sebelumnya
pengecekan
tanda tangan
obat, BMHP
oleh Tenaga Disimpan di
IFK dan Alkes
Kefarmasian, Gudang dan
mengantarkan yang sesuai
dan diketahui dicatat di
barang dengan
oleh Kepala kartu stok
LPLPO yang
Puskesmas
dikirimkan
d. Penyimpanan
Penyimpanan yang ada pada Puskesmas Sungai Siring belum sepenuhnya
terlaksana, diakibatkan oleh keterbatasan ruangan dan fasilitas. Namun kondisi
ruangan penyimpanan selalu dilakukan monitoring suhu dan tingkat
kelembapan ruangan serta paparan cahaya. Obat-obat yang baru diterima akan
disimpan di gudang obat dalam rak-rak khusus sesuai dengan bentuk sediaan,
disusun secara alphabetis dan diletakkan di atas palet kayu. Penyimpanan obat
di depo disesuaikan dengan bentuk sediaan dan alfabetis.
Pada obat yang terdapat di ruang farmasi, penyimpanan obat disesuaikan
berdasarkan bentuk sediaan, alfabetis, dan suhu. Sedangkan untuk penyimpanan
vaksin disimpan di pendingin dengan suhu selalu 2-8 0 C. Prinsip penyimpanan
obat mengikuti sistem FEFO (First Expired Firs Out). Hal ini dilakukan untuk
menghindari kemungkinan terjadinya penumpukan barang yang dapat berujung
pada kadaluarsanya obat sebelum disalurkan kepada pasien.
e. Pendistribusian
Pendistribusian di Puskesmas Sungai Siring di distribusikan ke ruang
farmasi, puskesmas pembantu serta depo yang ada dipuskesmas. Distibusi yang
berasal dari ruang farmasi, akan didistribusikan ke posyandu dan sub unit
pelayanan dipuskesmas seperti ruang tindakan, poli gigi, KB, laboratorium
29
dilakukan dengan cara penyerahan obat sesuai dengan kebutuhan (floor stock)
dan menggunakan buku kusus mutasi obat. Sedangkan proses distribusi pada
vaksin, akan didistribusikan secara langsung ke Ruang Imunisasi di lemari
pendingin yang suhu nya selalu dikontrol pada 2-8oC.
f. Pemusnahan dan penarikan
Pemusnahan dan penarikan yang dilakukan di Puskesmas Sungai Siring
telah sesuai dengan ketentuan yang ada pada Peraturan Menteri Kesehatan No
74 Tahun 2016. Dimana pemusnahan yang akan dilakukan dibuat terlebih
dahulu daftar sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai, menyiapkan berita
acara pemusnahan, jadwal dan lokasi pemusnahan. Untuk pemusnahan yang
dilakukan di Puskesmas Sungai Siring, dilakukan oleh pihak ke tiga. Untuk
obat psikotropika, narkotika, OOT dan precursor yang akan dimusnahkan, akan
dibuat kompilasi data terlebih dahulu kemudian pihak puskesmas akan
menyerahkannya obat tersebut ke IFK.
Dalam pengendalian sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai di
Puskesmas Sungai Siring, dilakukan kegiatan Stock Opname (SO) tiap bulan
sekali. Kegiatan SO merupakan kegiatan perhitungan persediaan fisik (barang)
atau stok yang berada di dalam gudang dan di setiap sub unit yang
didistribusikan. Hasil pendataan dari SO dapat menjadi acuan dalam pembuatan
LPLPO periode berikutnya. Salah satu bentuk pengendalian rutinan yaitu
pencatatan kartu stok persediaan digudang setiap adanya pengeluaran atau
pendistribusian dan pemasukan barang di ruang farmasi.
Pengendalian persediaan dengan sistem FIFO dan FEFO juga dilakukan
di Puskesmas Sungai Siring yang bertujuan untuk menghindari adanya obat-
obat dan perbekalan farmasi lainnya yang kadaluarsa karena terlalu lama
disimpan. Pengendalian diatur pada saat penyimpanan obat dilakukan, dimana
obat-obat yang pertama kali diterima dan tanggal kadaluarsanya dekat akan
dikeluarkan terlebih dahulu apabila ada permintaan dari sub unit pelayanan
yang membutuhkan.
30
B. Penyerahan Obat
Penyerahan obat di Puskesmas Sungai Siring, dilakukan oleh Apoteker
maupun TTK yang ada di Puskesmas dengan mempertimbahkan 5 Benar, yaitu
benar pasien, benar obat, benar dosis, benar indikasi dan benar cara
penggunaan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Sungai Siring
Samarinda, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Melalui PKPA ini, calon Apoteker menjadi lebih mengerti dan
memahami tentang peran apoteker di Puskesmas yaitu melakukan
pelayanan kefarmasian yaitu pengelolaan obat dan bahan medis habis
pakai serta melakukan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut
diperlukan Apoteker yang memiliki kompetensi dalam hal manajemen
dan pelayanan farmasi klinik agar dapat menjalankan tanggung jawabnya
dengan baik. Selain itu diperlukan kerja sama yang baik antara apoteker,
tenaga teknis kefarmasian maupun tenaga kesehatan di Puskesmas.
2. Pengelolaan perbekalan farmasi dan pelayanan farmasi klinis yang
dilakukan di Puskesmas khususnya Apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian sudah berperan aktif untuk mewujudkan masyarakat yang
sehat.
4.2 Saran
1 Perlunya dilakukan penambahan tenaga kerja terutama pada Apotek di
Puskesmas Sungai Siring sehingga masyarakat terlayani secara optimal.
2 Perlunya dilakukan pengkajian ulang terkait lembar resep agar sesuai
dengan peraturan sehingga dapat meminimalkan terjadinya efek samping
obat yang tidak diinginkan.
35
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan R.I, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes Bina Obat dan
Perbekalan Kesehatan. 2010. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian
di Puskesmas. Bandung
LAMPIRAN
37
Kefarmasian
3. Laporan Psikotropika
38
4. LPLPO Puskesmas
7. Kartu Stok
2. Lemari Sediaan luar (salep, krim dan obat tetes) dan Obat Program
41
3. Lemari Pendingin
42
5. Meja Racik
6. Resep
44
7. Etiket