Вы находитесь на странице: 1из 9

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Penipuan yang berasal dari kata tipu adalah perbuatan atau perkataan
yang tidak jujur atau bohong, palsu dan sebagainya dengan maksud untuk
menyesatkan, mengakali atau mencari keuntungan. Penipuan merupakan suatu
perbuatan yang dapat merugikan tidak hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi
orang lain oleh karena itu tindakan penipuan dapat dikenakan sanksi
pidana.Pidana pada hakikatnya mempunyai dua tujuan utama, yaitu untuk
mempengaruhi tingkah laku(gedrags be invloding) dan penyelesaian konflik
(conflic to plossing) (Rasyid Ariman dan Fahmi Raghib, 2015: 288).
Kendati diatur secara tegas beserta ancaman pidananya namun dewasa
ini tindakan penipuan semakin marak dilakukan mulai dari skala kecil hingga
skala besar.Hal tersebut disebabkan oleh maraknya penipuan yang dianggap
sebagai perbuatan yang tercela di dalam masyarakat namun jarang dari pelaku
tindak kejahatan tersebut yang dilaporkan kepada pihak kepolisian. Lemahnya
kesadaran masyarakat akan hukum membuat para pelaku penipuan semakin
mengembangkan perbuatannya kedalam skala yang lebih besar (Ray Pratama,
2012: 2). Apabila dibiarkan saja maka ketertiban dan kepastian hukum bagi
masyarakat akan semakin melemah padahal hukum berlaku dan terwujud
dengan ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan yang saling berhubungan dan
saling menentukan (C.S.T. Kansil, 1993: 3).
Salah satu contoh kasus penipuan berskala besar dan merugikan banyak
pihak adalah kasus penipuan dengan modus penggandaan uang yang terjadi di
kota Pacitan dengan Terdakwa I Sri Mulyani dan Terdakwa II Supriono Sakim
yang telah diutus oleh Pengadilan Negeri Pacitan dengan nomor
43/Pid.B/2014/PN Pct, pada putusan tersebut majelis hakim memutuskan untuk
membebaskan Terdakwa II Supriono Sakim dengan amar putusan yang
berbunyi “Menyatakan Terdakwa II Supriono Sakim tidak terbukti secara sah
dan meyakinkan bersalah melakukan perbuatan pidana sebagaimana yang

1
2

didakwakan dalam dakwaan tunggal Penuntut Umum”.Putusan ini bagi para


pihak yang bersangkutan, baik bagi korban maupun bagi Penuntut Umum
dirasa kurang memenuhi rasa keadilan sehingga dilakukan upaya hukum kasasi
kepada Mahkamah Agung. Atas hal ini Jaksa/Penuntut Umum maju sebagai
pemohon kasasi agar perkara tersebut dapat dibatalkan atau diperiksa kembali
oleh hakim Mahkamah Agung.
Mengenai alasan-alasan pengajuan kasasi agar dapat diterima oleh
hakim Mahkamah Agung maka Jaksa/Penuntut Umum sebagai pemohon kasasi
haruslah mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP). KUHAP mengatur mengenai seluruh prosedur beracara
dalam hukum pidana yaitu mulai dari proses penyidikan sampai pelaksanaan
putusan hakim, bahkan mengatur tentang upaya hukum biasa yang terdiri dari
upaya hukum banding dan kasasi serta upaya hukum luar biasa yang terdiri atas
upaya hukum peninjauan kembali dan kasasi demi kepentingan hukum (Andi
Sofyan dan Abd. Asis, 2014: 2).
Bukan suatu hal yang aneh apabila dilakukan upaya hukum kasasi
sekalipun terhadap putusan bebas karena dewasa ini sering kali terjadi
kekeliruan yang dilakukan oleh judex factie mulai dari kekeliruan dalam
menerapkan hukum, mengadili tidak dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
undang-undang, maupun pengadilan memutus suatu perkara dengan
melampaui batas wewenangnya sehingga kekeliruan-kekeliruan tersebut dapat
menyebabkan ketidakadilan bagi salah satu pihak maupun kedua belah pihak
yang bersangkutan dan menyebabkan kurang terpenuhinya rasa keadilan bagi
masyarakat.
Dasar hukum pengajuan kasasi terhadap putusan bebas adalah
putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 114/PUU-X/2012 yang menyatakan
bahwa frasa “kecuali terhadap putusan bebas”sebagaimana tercantum dalam
Pasal 244 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(KUHAP) adalah bertentangan dengan Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (Janpatar Simamora, 2014: 2).
3

Berdasarkan putusan tersebut, Jaksa Penuntut Umum berwenang


mengajukan kasasi terhadap putusan bebas yang dijatuhkan pada pengadilan
tingkat pertama.Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 114/PUU-X/2012 inilah
yang kemudian digunakan oleh Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri
Pacitan untuk mengajukan kasasi terhadap kasus penipuan yang membebaskan
Terdakwa II Supriono Sakim yang perkaranya telah diputus oleh Pengadilan
Negeri Pacitan dengan nomor putusan 43/Pid.B/2014/PN Pct.
Jaksa Penuntut Umum merasa terhadap putusan bebas tersebut hakim
Pengadilan Negeri Pacitan telah salah menerapkan hukum. Sebagai pihak yang
mengajukan kasasi, Jaksa Penuntut Umum berkewajiban untuk menguraikan
alasan-alasan dan pertimbangan-pertimbangan hukum yang tepat yang tertuang
dalam memori kasasi sebagai dasar pertimbangan judex juris untuk memutus
dan memeriksa kembali penerapan hukum dari perkara tersebut.
Berdasarkan pemaparan diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut yang diwujudkan dalam sebuah bentuk penulisan hukum
(skripsi) yang berjudul “Pengajuan Kasasi Penuntut Umumatas Alasan
Judex Factie Salah Menerapkan Hukum Pembuktian dalam Perkara
Penipuan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 1422 K/Pid/2014)”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis
memfokuskan penelitian ini kepada dua rumusan masalah untuk
mempermudah pengkajian masalah yang menjadi objek dalam penulisan
hukum (skripsi) ini. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apakah dasar pengajuan kasasi oleh penuntut umum terhadap putusan
bebas dalam perkara penipuan sudah sesuai dengan ketentuan Pasal 253
Ayat (1) KUHAP?
2. Apakah pertimbangan hakim Mahkamah Agung dalam memeriksa dan
memutus alasan pengajuan kasasi oleh penuntut umum terhadap putusan
bebas dalam perkara penipuan sudah sesuai dengan ketentuan KUHAP?
4

C. Tujuan Penelitian
Hal penting dalam suatu penelitian adalah tujuan jelas yang hendak
dicapai dalam penelitian tersebut sebab penelitian hukum dilakukan untuk
memberikan solusi terhadap permasalahan atau isu-isu hukum yang timbul
(Peter Mahmud Marzuki, 2014: 60). Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh
penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Tujuan Objektif
1. Mengkaji dan mengetahui kesesuaian dasar pertimbangan pengajuan
kasasi oleh penuntut umum terhadap putusan bebas yang dijatuhkan
oleh hakim Pengadilan Negeri Pacitan dengan ketentuan Pasal 253 ayat
(1) KUHAP.
2. Mengetahui kesesuaian pertimbangan hakim Mahkamah Agung dalam
memeriksa dan memutus alasan pengajuan kasasi penuntut umum
terhadap putusan bebas dalam perkara penipuan dengan ketentuan-
ketentuan yang tertera dalam KUHAP.
b. Tujuan Subyektif
1. Menambah ilmu, wawasan dan pengetahuan dalam penelitian hukum
khususnya dalam bidang Hukum Acara Pidana serta memperluas
pemahaman aspek hukum baik secara teori maupun praktek.
2. Melengkapi syarat akademis guna memperoleh gelar sarjana di bidang
ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Menerapkan ilmu dan teori-teori hukum yang penulis peroleh selama
perkuliahan sehingga memberikan manfaat dan sumbangsih pada
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Hukum Acara
Pidana.

D. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat baik untuk
diri sendiri maupun orang lain baik secara teoritis maupun praktis. Adapun
manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
5

a. Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Ilmu Hukum, khususnya
Hukum Acara Pidana yang berkaitan dengan dasar-dasar pengajuan
kasasi terhadap putusan bebas dalam perkara penipuan.
2. Menambah referensi dan literatur kepustakaan Hukum Acara Pidana
tentang dasar-dasar pengajuan kasasi putusan bebas dan pertimbangan
hakim dalam memeriksa dan memutus perkara tersebut.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk
memecahkan isu-isu hukum terkait dasar-dasar pengajuan kasasi
putusan bebas dalam perkara penipuan.
b. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban atas
permasalahan yang diteliti.
b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pihak yang terkait, akademisi, dan pihak-pihak yang berkepentingan
lainnya.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar
pemahaman bagi masyarakat yang sering bersinggungan dengan
permasalahan yang serupa terkait dengan pengajuan kasasi terhadap
putusan bebas.

E. Metode Penelitian
Penelitian hukum dilakukan untuk memecahkan isu hukum yang
dihadapi. Pemecahan masalah tersebut dilakukan dengan cara mengidentifikasi
masalah hukum, melakukan penalaran hukum, menganalisis masalah yang
dihadapi untuk kemudian memberikan pemecahan masalah atas permasalahan
tersebut (Peter Mahmud Marzuki, 2014: 60). Berdasarkan hal tersebut, maka
dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian guna menunjang
hasil penelitian sebagai berikut :
6

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
penelitian hukum yang juga disebut sebagai penelitian normatif. Penelitian
normatif tidak dapat terlepas dari berbagai penafsiran yang dikenal dalam
ilmu hukum. Penafsiran tersebut memiliki karakter hermeneutikyakni proses
mengubah suatu ketidaktahuan sehingga menjadi mengerti. Penafsiran ini
biasanya dibutuhkan untuk menerangkan dokumen hukum (Amiruddin dan
Zainal Asikin, 2004: 163). Dalam penelitian ini, penulis ingin menguraikan
mengenai dasar-dasar pengajuan kasasi Penuntut Umum terhadap putusan
bebas yang dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri Pacitan dengan nomor
43/Pid.B/2014/PN Pct serta pertimbangan-pertimbangan hukum yang
digunakan oleh hakim Mahkamah Agung dalam memutus kasasi yang
diajukan oleh Penuntut Umum.

2. Sifat Penelitian
Sifat dari penelitian yang dilakukan penulis adalah preskriptif dan
terapan. Sebagaimana telah diketahui bahwa ilmu hukum tidak bersifat
deskriptif, melainkan preskriptif. Bersifat preskriptif artinya untuk
memberikan argumentasi atas hasil penelitian yang telah dilakukan.
Argumentasi tersebut dilakukan untuk memberikan preskriptif atau
penelitian mengenai benar atau salah menurut hukum terhadap fakta atau
peristiwa hukum dari hasil penelitian dengan kajian objek hukum seperti
koherensi antara norma hukum maupun koherensi antara tingkah laku
individu dengan norma hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2014:41).
Sedangkan, bersifat terapan artinya yaitu penelitian hukum dalam kerangka
kegiatan akademis sekalipun harus melahirkan preskriptif yang dapat
diterapkan (Peter Mahmud Marzuki, 2014: 69).

3. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kasus dengan cara melakukan telaah terhadap kasus-kasus yang berkaitan
7

dengan isu yang dihadapi yang telah menjadi putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap. Kajian pokok dalam pendekatan kasus ini adalah
ratio decidendi atau reasoning, yakni pertimbangan pengadilan untuk
sampai kepada suatu putusan yang digunakan sebagai referensi bagi
penyusunan argumentasi dalam pemecahan isu hukum (Peter Mahmud
Marzuki, 2014: 134).

4. Jenis Bahan Hukum


Sebagai suatu jenis penelitian yang bersifat normatif, maka sumber
penelitian yang dibutuhkan adalah meliputi bahan hukum primer dan bahan
hukum sekunder. Bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan,
catatan-catatan resmi, atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan
dan putusan-putusan hakim. Sedangkan bahan hukum sekunder meliputi
semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen
resmi yang meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal
hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan (Peter Mahmud
Marzuki, 2014: 181).

5. Sumber Bahan Hukum


Bahan hukum primer yang digunakan oleh penulis dalam penelitian
hukum ini adalah :
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana;
3. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman;
4. Putusan Pengadilan Negeri Pacitan Nomor 43/Pid.B/2014/PN Pct;
5. Putusan Mahkamah Agung Nomor 1422 K/Pid/2014.
Sedangkan bahan hukum sekunder yang utama adalah buku-buku
hukum termasuk tesis dan disertasi hukum serta jurnal-jurnal hukum.
Kegunaan bahan hukum sekunder semacam menjadi petunjuk bagi penulis
kearah mana penelitian tersebut akan melangkah. Sudah barang tentu buku-
8

buku dan artikel-artikel hukum yang dirujuk adalah yang relevan dengan
apa yang hendak diteliti (Peter Mahmud Marzuki, 2014: 196).

6. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum


Dalam mencari bahan hukum, diperlukan suatu teknik pengumpulan
bahan hukum. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
studi dokumen (studi pustaka) yakni pengumpulan bahan hukum tertulis
berupa putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap mengenai
isu hukum yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki, 2014: 238).

7. Teknik Analisis Bahan Hukum


Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis logika deduktif silogisme. Penggunaan metode deduksi ini menurut
Aristoteles, berpangkal pada pengajuan premis mayor yang kemudian
diajukan premis minor. Dapat diartikan bahwa pola pikir yang digunakan
adalah dari hal yang bersifat umum kepada hal yang bersifat khusus. Premis
mayor disini berupa aturan hukum, yakni Pasal 253 Ayat (1) KUHAP dan
Pasal 256 KUHAP, sedangkan premis minor merupakan fakta hukum yaitu
mengenai pengajuan kasasi penuntut umum dan pertimbangan hakim
Mahkamah Agung dalam memeriksa dan memutus permohonan kasasi
penuntut umum. Kemudian dari kedua premis tersebut ditarik suatu
kesimpulan atau conclusio. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya
kesesuaian antara alasan pengajuan kasasi penuntut umum dengan ketentuan
Pasal 253 Ayat (1) huruf a KUHAP, dan kesesuaian pertimbangan hakim
Mahkamah Agung dengan Pasal 256 KUHAP. Prosedur yang demikian
digunakan untuk membuktikan apakah argumentasi yang diajukan telah
memenuhi unsur-unsur yang ditentukan dalam aturan undang-undang (Peter
Mahmud Marzuki, 2014: 89-90).
9

F. Sistematika Penulisan Hukum


Agar mendapatkan gambaran yang jelas mengenai keseluruhan isi,
penulisan hukum ini dibagi menjadi empat bab yang meliputi pendahuluan,
tinjauan pustaka, hasil penelitian dan pembahasan, serta penutup dengan
menggunakan sistematika sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab I berisi mengenai uraian latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metode penelitian, dan sistematika penulisan hukum.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab II berisi mengenai kerangka teori yang memberikan
penjelasan secara teori yang berkaitan dengan permasalahan
yang sedang diteliti oleh penulis.
BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab III berisi mengenai uraian dan sajian pembahasan dari
hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah yaitu, apakah
dasar pengajuan kasasi penuntut umum terhadap putusan bebas
Pengadilan Negeri Pacitan sudah sesuai dengan ketentuan
Pasal 253 ayat (1) KUHAP serta apakah pertimbangan hakim
Mahkamah Agung dalam memeriksa dan memutus alasan
pengajuan kasasi oleh penuntut umum terhadap putusan bebas
dalam perkara penipuan sudah sesuai dengan ketentuan
KUHAP.
BAB IV : PENUTUP
Bab IV menjelaskan simpulan dari hasil penelitian dan
pembahasan yang diperoleh dari analisis yang bersumber pada
ketentuan hukum acara pidana.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Вам также может понравиться