Вы находитесь на странице: 1из 12

MAKALAH

KEPEMIMPINAN
Dosen Pengampu : Dr. H. Rumadi, S.E., S.H., M .Hum.

DISUSUN OLEH :
ULVIA LUTFI (13.1.2.030 – AN)

Semester/Kelas : VII – B

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


(STISOSPOL) WASKITA DHARMA MALANG
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya kami

dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul “Kepemimpinan” ini

membahas mengenai kepemimpinan dalam suatu organisasi. Mulai dari pengertian, sejarah,

tahapan, teori, gaya, dan bahkan kepemimpinan dalam kearifan lokal sekaligus.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

penulisan makalah ini.


Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di

karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.


Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak

kesalahan.

Malang, 29 November 2016

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 1

1.3 Tujuan.......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2

2.1 Pengertian Kepemimpinan.......................................................................... 2

2.2 Sejarah Kepemimpinan............................................................................... 2

2.3 Tahap Kepemimpinan................................................................................. 3

2.4 Teori Kepemimpinan................................................................................... 5

2.5 Gaya Kepemimpinan................................................................................... 6

2.6 Kepemimpinan dan Kearifan Lokal............................................................ 7

BAB III PENUTUP........................................................................................................ 9

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 9

3.2 Saran............................................................................................................ 9

Referensi........................................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kehidupan manusia tidak lepas dari masalah. Serangkaian masalah tidaklah boleh
didiamkan. Setiap masalah yang muncul haruslah diselesaikan. Dengan memiliki jiwa
kepemimpinan, seseorang akan mampu menaggulangi setiap masalah yang muncul.
Kehebatan-kehebatan yang berasal dari para pemimpin yang berani merupakan inti dari
banyaknya legenda serta sebuah mitos.
Kekaguman yang meluas mengenai kepemimpinan mungkin karena merupakan
sesuatu proses yang demikian misterius dan menyangkut tentang kehidupan semua orang.
Mengapa seorang pemimpin bisa menimbulkan adanya semangat dan dedikasi yang
demikian mendalam? Mengapa sebagian pemimpin ada yang mendadak jatuh dari
kekuasaannya, meskipun kelihatannya memiliki kekuasaan serta memiliki catatan prestasi
yang sangat baik? Mengapa orang-orang yang bukan pemimpin memiliki pengikut-
pengikut yang begitu setia sehingga bersedia untuk mengorbankan seluruh hidupnya
untuk orang tersebut, sedangkan yang seorang pemimpin malah terkadang sangat dibenci
sehingga para pengikut mereka berusaha menjatuhkan pemimpinnya tersebut?
Dari pertanyaan-pertanyaan tersebutlah timbul pemikiran untuk mempelajari lebih
dalam tentang kepemimpinan dan atribut-atribut didalamnya.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah yang diantaranya :
a) Apa pengertian kepemimpinan dan bagaimana sejarahnya?
b) Bagaimana tahapan kepemimpinan?
c) Apa saja teori dan gaya dalam memimpin?
d) Seperti apa hubungan kepemimpinan dan kearifan lokal?

1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a) Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan dan sejarahnya.
b) Untuk mengetahui bagaimana tahapan kepemimpinan.
c) Untuk mengetahui apa saja teori dan gaya dalam memimpin.
d) Untuk mengetahui seperti apa hubungan kepemimpinan dan kearifan lokal.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kepemimpinan


Pada umumnya, pengertian kepemimpinan yaitu satu kemampuan yang
menggerakkan perjuangan atau aktivitas yang menuju kesuksesan. Kepemimpinan bisa
pula disimpulkan sebagai proses merubah atau memberi contoh oleh pemimpin pada
pengikutnya dalam usaha meraih tujuan organisasi. Kepemimpinan adalah proses
memengaruhi kegiatan kelompok dalam rencana perumusan serta pencapaian tujuan.
Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Pengertian pemimpin yaitu satu peran atau
ketua dalam sistem di satu organisasi atau kelompok. Sedang kepemiminan adalah
kekuatan yang dipunyai seorang untuk merubah beberapa orang untuk bekerja meraih
maksud serta tujuan.
Menurut George R. Terry kepemimpinan yaitu kegiatan memengaruhi beberapa
orang agar diarahkan meraih tujuan organisasi. Menurut Stoner, pengertian
kepemimpinan yaitu satu proses memberi arah dan usaha untuk memengaruhi aktivitas
yang terkait dengan anggota kelompok. Menurut Jacobs dan Jacques kepemimpinan yaitu
satu sistem memberi makna pada usaha kolektif, dan menyebabkan kesediaan untuk
melakukan usaha yang dikehendaki untuk meraih tujuan.
Sedangkan menurut S. P. Siagian kepemimpinan yaitu kekuatan serta keterampilan
seseorang untuk menempati jabatan sebagai pimpinan dalam suatu pekerjaan untuk
memengaruhi tingkah laku orang lain, terlebih bawahannya agar berpikir dan bertindak
sedemikian rupa hingga lewat tingkah laku positif ini memberi sumbangan riil dalam
pencapaian tujuan organisasi.
Menurut Moejiono kepemimpinan adalah akibat pengaruh satu arah, lantaran
pemimpin kemungkinan mempunyai bebrapa kualitas spesifik yang membedakan dirinya
dengan pengikutnya. F. A. Nigro berpendapat bahwa inti dari kepemimpinan adalah
memengaruhi kegiatan orang lain.

2.2. Sejarah Kepemimpinan


Dahulu banyak orang berpendirian bahwa kepemimpinan itu tidak dapat dipelajari.
Sebab kepemimpinan merupakan suatu bakat yang diperoleh orang sebagai kemampuan
istimewa yang dibawa sejak lahir. Jadi, orang menyatakan bahwa tidak diperlukan teori
dan ilmu kepemimpinan disebabkan oleh keberuntungan seorang pemimpin yang
memiliki bakat alam yang luar biasa, sehingga dia memiliki kharisma dan kewibawaan
untuk memimpin massa yang ada disekitarnya.
Tegasnya seorang pemimpin yang sukses itu menjalankan kepemimpinannya tanpa
didasari teori, tanpa menjalani pelatihan dan pendidikan sebelumnya. Kepemimpinan
adalah jenis pemimpin yang tidak ilmiah. Dia melakukan kepemimpinannya oleh karena

2
dia memiliki bakat menguasai seni memimpin (seni kepemimpinan) yang khas menjadi
miliknya sendiri.
Dalam perkembangan zaman, kepemimpinan adalah secara ilmiah kemudian
berkembang, bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah (scientific
management), yang dipelopori oleh ilmuwan Frederick W. Taylor pada awal abad ke 20
dan kemudian hari berkembang menjadi satu ilmu kepemimpinan.
Kemudian tidak lagi didasarkan pada bakat dan pengalaman saja, tetapi
mempersiapkan secara berencana, melatih calon-calon pemimpin baru. Semuanya
dilakukan lewat perencanaan, percobaan, penelitian, analisis, supervisi dan
penggemblengan secara sistematis untuk membangkitkan sifat-sifat pemimpin yang
unggul, agar mereka berhasil dalm tugas-tugasnya.
Nilai kepemimpinan tidak lagi ditentukan oleh bakat alamnya, akan tetapi oleh
kemampuannya menggerakkan banyak orang melakukan suatu karya bersama, berkat
pengaruh kepemimpinannya yang diperoleh melalui pelatihan dan pendidikan

2.3. Tahap Kepemimpinan


Bagi mereka yang pernah memimpin pasti semua mengakui bahwa memimpin itu
memang bukanlah perkara gampang dan betul-betul butuh kemampuan yang berbeda
untuk mencapai level seorang Pemimpin yang baik. Pertanyaan yang sering muncul
adalah mengapa orang banyak sekali mengkomplain atasannya? atau mengapa dikantor-
kantor sering kita temui bahwa orang banyak merasa tidak nyaman ketika dipimpin oleh
seseorang?, dan bagaimana seharusnya pemimpin memperlakukan teamnya ?.
Dari sudut pandang seorang anak buah, Saya melihat bahwa sebetulnya tugas seorang
pemimpin bukanlah “Menyenangkan” anak Buahnya sendiri, namun lebih dari itu bahwa
seorang pemimpin mengemban tugas jauh lebih besar yaitu mencapai tujuan
organisasinya dengan baik dan juga tidak pernah ada yang jelas mengatakan bahwa
tujuan tersebut harus dicapai dengan syarat sang anak buah harus juga nyaman. itulah
realitasnya.
Namun demikian di sisi lain, banyak juga diantara kita yang memang belum benar-
benar memahami dan memaknai dengan baik hakekat bagaimana menjadi pemimpin
ataupun bagaimana memilih pemimpin yang benar dalam sebuah organisasi perusahaan
misalnya. Berikut adalah empat tahap yang wajib dikuasai oleh seorang pemimpin:
1. Memimpin diri Sendiri. Hal ini menjadi sangat penting dan mendasar. Banyak dari kita
sangat pandai berbicara dan meletupkan ide, namun ketika kita sedang sendiri,
seringkali kita malah dipimpin oleh kemalasan kita, kecerobohan kita dan ketidak
pedulian kita. Contoh paling sederhana adalah seperti saat kita berjanji kepada diri kita
sendiri bahwa mulai besok kita akan olah raga pagi rutin demi menjaga kebugaran
tubuh. Hari pertama, kedua, ketiga mungkin tidak masalah. Namun memasuki hari ke

3
delapan maka rasa malas menyelimuti diri kita untuk beranjak dari tempat tidur
padahal kita sudah terbangun, dan berbagai alasan di dalam hati mulai membantu
kemalasan kita untuk melanggar komitmen. Akhirmya kita tidak jadi berolahraga.
2. Memimpin orang lain. Yang dimaksud memimpin orang lain disini sebetulnya lebih
kepada kemampuan anda dalam mepengaruhi atau memberikan pengaruh kepada
orang lain untuk melakukan apa yang kita perintahkan, atau menyetujui apa yang kita
usulkan. Contohnya seperti para Pria terutama yang sudah menikah, excercise yang
bagus adalah bagaimana mereka dapat memimpin pasangannya.
3. Memimpin Team. Apa bedanya memimpin Team dengan memimpin orang lain?
Memimpin team berarti memimpin sekelompok orang atau memimpin orang lain lebih
dari satu orang, yang pasti berbeda dengan poin kedua diatas memimpin orang lain.
Nah di poin ini tantangannya lebih menarik lagi, karena kita akan berhadapan dengan
lebih dari satu orang, dan tentunya punya latar belakang dan kepentingan yang
berbeda-beda. Kemampuan menilai dan menyimpulkan tiap-tiap individu juga menjadi
sangat penting, karena ini berhubungan langsung dengan cara anda berhadapan dan
melakukan pendekatan kepada anggota team anda masing-masing. Disinilah faktor
kepemimpinan seungguhnya mulai di uji.
4. Memimpin Organisasi. Tahapan ini adalah tahapan yang tertinggi dalam
kepemimpinan, yaitu memimpin Organisasi. sebetulnya ketika Anda sudah sampai
tahap ketiga yaitu memimpin sebuah Team dengan baik, harusnya Anda sudah bisa
dan cakap dalam memimpin organisasi, namun demikian realitanya tetap saja banyak
yang gagal dalam memimpin organisasi walaupun dirinya sudah sukses dalam
memimpin sebuah team. Apa yang salah sesungguhnya?, sebetulnya kesalahannya
sangat simple yaitu pada perspektif dalam memandang Organisasi yang di samakan
dengan team. Banyak orang mengira hal tersebut adalah sama padahal jelas-jelas dua
hal yang berbeda.

2.4. Teori Kepemimpinan


Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya
mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Teori kepemimpinan antara
lain :
a) Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat –
sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian. Keith Devis merumuskan 4
sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara

4
lain kecerdasan, kedewasaan dan keluasan hubungan sosial, motivasi diri dan
dorongan berprestasi, sikap hubungan kemanusiaan.
b) Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini
memiliki kecendrungan kearah 2 (dua) hal. Pertama yang disebut dengan Konsiderasi
yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan
bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti membela bawahan, memberi
masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan. Kedua disebut
Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan
kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat, bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan
dicapai.
c) Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab
dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain
baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk
melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
d) Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat
fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
e) Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif
antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership
Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap
filsafat, keterampilan dan sikapnya.
Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan
berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.
Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap
tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin
yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka
memotivasi karyawan.

2.5. Gaya kepemimpinan


Adapun gaya-gaya kepemimpinan yaitu sebagai berikut;
1) Gaya kepemimpinan otokratis
Gaya ini terkadang disebut sebagai kepemimpinan yang terpusat pada diri pemimpin
atau gaya direktif. Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan otokratis ini yaitu (1)

5
wewenang mutlak itu terpusat dari pemimpin, keputusan akan selalu dibuat oleh
pemimpin, kebijakan akan selalu dibuat oleh pemimpin, (2) komunikasi hanya
berlangsung dalam satu arah dimana dari pimpinan ke bawahan bukan sebaliknya, (3)
pengawsan terhadap sikap, perbuatan, tingkah laku atau kegiatan dari para
bawahannya dilakukan dengan ketat, (4) tak ada kesempatan untuk para bawahan
dalam memberikan pendapat, saran ataupun pertimbangan, lebih banyak mendapatkan
kritikan dibanding pujian, menuntut adanya kesetiaan dan prestasi yang sempurna dari
para bawahan tanpa adanya syarat, dan cenderung memberikan paksaan, hukuman dan
ancaman.
2) Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gayakepemimpinan ini terkadang disebut sebagai gaya kepemimpinan yang terpusat
pada anak buah. Adapun ciri-ciri dari gaya kepemimpinan demokratis ini yaitu (1)
wewenang pemimpin tidak mutlah, pimpinan bersedia dalam melimpahkan sebagian
wewenang kepada bawahan, kebijakan dan keputusan itu dibuat bersama antara
bawahan dan pimpinan, (2) komunikasi dapat berlangsung dua arah dimana pimpinan
ke bawahan dan begitupun sebaliknya, (3) pengawasan terhadap sikap, perbuatan,
tingkah laku atau kegiatan kepada bawahan dilakukan dengan wajar, prakarsa bisa
datang dari bawahan atau pimpinan, (4) bawahan memiliki banyak kesempatan dalam
menyampaikan saran atau pendapat dan tugas-tugas yang diberikan kepada bawahan
bersifat permintaan dengan mengenyampingkan sifat instruksi, dan pimpinan akan
memperhatikan dalam bertindak dan bersikap untuk memunculkan saling percaya dan
saling menghormati.
3) Gaya Kepemimpinan Karismatis
Kelebihan dari gaya kepemimpinan karismatis ini ialah mampu menarik orang.
Mereka akan terpesona dengan cara berbicaranya yang akan membangkitkan
semangat. Mereka sangat menyenangi akan perubahan dan adanya tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar dari tipe kepemimpinan model ini dapat di analogikan
dengan peribahasa “tong kosong nyaring bunyinya”. Mereka hanya mampu menarik
orang untuk bisa datang kepada mereka. Setelah beberapa lama kemudian, orang-
orang yang datang tersebut akan kecewa karena adanya ketidak-konsistenan. Apa yang
telah diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta dalam
pertanggungjawabannya, si pemimpin akan senantiasa memberikan alasan, permintaan
maaf, dan janji.
4) Kepemimpinan Militeristik
Adapun ciri-ciri dari tipe kepemimpinan militeristik yaitu (1) lebih banyak dalam
menggunakan sistem perintah atau komando, keras dan sangat begitu otoriter, kaku
dan seringkali untuk kurang bijaksana, (2) menghendaki adanya kepatuhan yang

6
mutlak dari bawahan, (3) sangat menyenangi suatu formalitas, upacara-upacara ritual
dan tanda-tanda kebesaran yang terlalu berlebihan, (4) menuntut adanya sebuah
disiplin yang keras dan kaku dari para bawahannya, (5) tidak menghendaki adanya
saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, (6) komunikasi hanya
dapat berlangsung searah.

2.6. Kepemimpinan dan Kearifan Lokal


Kearifan local yaitu spirit local genius yang disepadankan maknanya dengan
pengetahuan, kecerdikan, kepandaian, keberilmuan, dan kebijaksanaan dalam
pengambilan keputusan dan berkenaan dengan penyelesaian masalah yang relative pelik
dan rumit. Dalam suatu local (daerah) tentunya selalu diharapkan kehidupan yang selaras,
serasi dan seimbang (harmonis). Kehidupan yang penuh kedamaian dan suka cita.
Kehidupan yang dipimpin oleh pimpinan yang dihormati bawahannya. Kehidupan yang
teratur dan terarah yang dipimpin oleh pimpinan yang mampu menciptakan suasana
kondusif.
Kehidupan manusia tidak lepas dari masalah. Serangkaian masalah tidaklah boleh
didiamkan. Setiap masalah yang muncul haruslah diselesaikan. Dengan memiliki jiwa
kepemimpinan, seseorang akan mampu menaggulangi setiap masalah yang muncul.
Manusia di besarkan masalah. Dalam kehidupan local masyarakat, setiap masalah yang
muncul dapat ditanggulangi dengan kearifan local masyarakat setempat. Contohnya
adalah dalam acara memperingati wafatnya K.H Abdul Hamid Bin Abdullah Umar,
Pasuruan. Karena serangkaian beberapa acara dengan kegiatan tahlilan yang sangat
identik dengan upacara haul lainnya. Acara haul yang digelar Pondok Pesantren Salafiyah
tersebut memang menjadi agenda tahunan dimana tidak hanya santri dan alumni yang
hadir, sejumlah ulama dan pejabat juga ikut hadir. Bagi warga Kota Pasuruan, KH. Abdul
Hamid memang menjadi sosok ulama yang tersohor, selain dikenal sebagai pendiri
Pondok Pesantren Salafiyah, dia juga dikenal sebagai ulama yang mengajarkan tentang
ketaatan beribadah, sabar dan rendah diri, bahkan sejumlah ulama di Jawa Timur
mengenal KH. Abdul Hamid sebagai salah satu waliyullah. Sehingga setiap diadakannya
Haul tersebut banyak siswa sekolah yang tidak mendatangi sekolahnya karena mengikuti
acara tersebut. Tentu hal ini menjadi masalah dalam kegiatan belajar-mengajar.
Sebagai pemimpin lokal ditingkat pendidikan dan agama, setiap tanggal 9 Robbiul
awal para pelajar di Kota Pasuruan diliburkan berdasarkan Surat Edaran Dinas
Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama Kota Pasuruan Nomor 420/64/423.102/2013,
serta Disposisi Nota Dinas Walikota Pasuruan Nomor 450/19/2013 tertanggal 9 Januari
2013.

7
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat
dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama
lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa
kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu
kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki
yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang
akan diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin
sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan
sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir
dari proses internal (leadership from the inside out).

3.2. Saran
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin
diri sendiri. Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan
menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Jika pemimpin
sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi
mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat
yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.

REFERENSI :

Abdillah, Nasoetion. 2016. Proposal Penelitian : Peran Pemerintah Daerah Dalam


Mengangkat Kearifan Lokal Di Daerah. Malang.

http://informasiana.com/pengertian-kepemimpinan-gaya-dan-teori-kepemimpinan/

http://www.lahiya.com/pengertian-kepemimpinan-gaya-kepemimpinan/

http://www.pengertianpakar.com/2014/12/pengertian-fungsi-dan-sejarah-kepemimpinan.html

https://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/

www.Wahyu-Purnomo.com

Вам также может понравиться