Вы находитесь на странице: 1из 11

ANALISIS JARINGAN BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) SIDOMULYO

TERHADAP PERFORMANSI JARINGAN


PT. INDOSAT SINTANG

Tri Widia Ningsih(1), Fitri Imansyah(2), F. Trias Pontia. W(2)


Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Unversitas Tanjungpura Pontianak,
Jln. Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia

ABSTRACT

The world of communication and information technology in Indonesia have been the
basic needs for everyone. The growth of GSM technology is expected to accomodate data
and voice services. Therefore, it is needed a well preparation for applying GSM network
and for optimizing the network in order to achieve an optimal and profitable network. In
this research, the reseracher conducted a measurement on network performance to see the
difference on site BTS Sidomulyo performance to its hardware charging such as power
system, transmission, and antenna. In order to find the problem exists, it is needed the
supporting data such as cluster and Call statistic, by using those data it will be known the
difference of using the old hardware and new hardware. Those data are the parameters of
the connection endurance level which is occured among voice service networks. Drive
test is needed to collect the data from the result of signal quality measurement on a
network. The writer used the data from a vendor called PT. Indosat and from those data
taken on October 7th 2014. The analysis on GSM network performance which is analyzed
based on KPI parameter called call statistic is gained by using G-NetTrack, while CSSR,
CDR and CSR are gained by using formula. CSSR gained 96,67%, CDR gained 3,33%,
gained 93,38% which show that the network performance is good. Based on the use of
BBM in one month is, genset usage costs Rp. 23.236.000,00 while PLN usage costs Rp.
5.210.000,00 from the calculation of those sources it is concluded that PLN usage is more
economical rather than genset usage with the different about Rp. 18.025.500,00.

Keywords : Network performance, Key Performance Indicator, drive test

I. Pendahuluan banyak digunakan di seluruh dunia.


Teknologi saat ini menjadi Teknologi GSM (Global System for
kebutuhan pokok bagi masyarakat tanpa Mobile) juga merupakan sistem dengan
memandang dari kalangan manapun jaringan yang sangat luas, serta memiliki
untuk melakukan komunikasi tanpa keunggulan dalam layanan komunikasi,
batas. Sejalan dengan itu maka karena pelanggan dapat berkomunikasi
kebutuhan manusia untuk menerima dan secara bebas dalam area layanan tanpa
mengirim informasi secara cepat, akurat mengalami gangguan jaringan serta
dan praktis semakin meningkat. Untuk pemutusan hubungan dengan MS
memenuhi kebutuhan komunikasi (Mobile Station) yang bersifat fleksibel.
masyarakat saat ini membutuhkan sistem Pada sistem komunikasi GSM
komunikasi yang dapat digunakan (Global System for Mobile), BTS (Base
dengan bebas tanpa batas dan dapat Transceiver Station) merupakan jantung
digunakan di daerah terpencil sekalipun. dari sebuah cell site layanan
Sistem komunikasi seluler dengan telekomunikasi. BTS merupakan
teknologi GSM (Global System for perangkat pemancar dan penerima yang
Mobile) adalah salah satu teknologi yang menangani akses radio dan berinteraksi
langsung dengan Mobile Station (MS)

1
melalui air interface. Untuk Adapun tujuan penelitian yang
memaksimalkan kinerja BTS perlu dilakukan adalah menganalisis sistem
adanya perawatan serta pergantian BTS Desa Sidomulyo di PT. Indosat
perangkat BTS. Oleh karena itu Sintang terhadap performansi jaringan
dibutuhkan analisis sistem BTS agar dan mengetahui faktor-faktor yang
dapat memaksimalkan kinerjanya. mempengaruhi performansi jaringan
Berdasarkan observasi yang BTS Desa Sidomulyo serta mengetahui
dilakukan, pada BTS (Base Transceiver pengeluaran biaya bahan bakar,
Station) milik PT. Indosat Kabupaten perawatan dan beban pada penggunaan
Sintang diberikan pilihan oleh pihak PT. power system antara genset dan PLN
Indosat Sintang untuk menganalisa pada setiap bulannya.
performansi jaringan site BTS Sukajaya II. Metodologi Penelitian
dan site BTS Sidomulyo. Dari hasil Dalam penulisan ini metode yang
observasi yang dilakukan pada BTS digunakan adalah:
Sukajaya dan BTS Sidomulyo penulis 1. Pengumpulan data lapangan
memilih untuk menganalisis site BTS Metoda ini dilakukan dengan cara
Sidomulyo yang mana pada site BTS melakukan wawancara, dan praktik di
Sidomulyo terdapat beberapa pergantian lapangan.
perangkat penunjang diantaranya power 2. Melakukan survey lokasi BTS pada
supply, rectifier, modul serta PT. Indosat sintang yang berada di
penambahan accu dan pemasangan Desa Sidomulyo Kec. Nanga Pinoh
sensor untuk memaksimalkan kinerja Kab. Melawi.
BTS Sidomulya PT. Indosat di Sintang, 3. Studi literatur, dilakukan guna
jika pada site BTS Sukajaya hanya memperoleh teori-teori pendukung
mengganti power supply dari genset serta kemungkinan asumsi yang
menggunakan PLN. digunakan dan berperan sebagai
Pergantian perangkat pada BTS referensi dalam mencari pendekatan
Sidomulyo PT. Indosat Sintang secara teoritis dari permasalahan yang
bertujuan untuk memaksimalkan kinerja diangkat yang bersumber antara lain
BTS Sidomulyo PT. Indosat Sintang dan pada buku-buku pegangan, dan
menciptakan layanan yang memuaskan browsing pada internet.
bagi para pelanggan. Untuk mengetahui 4. Pengukuran dan pengolahan data
pengaruh pergantian perangkat pada site lapangan.
BTS Sidomulyo di PT. Indosat Sintang 5. Analisa data
terhadap performansi jaringan GSM 6. Konsultasi dengan pihak PT. Indosat,
yang meliputi kesuksesan panggilan dan Dosen pembimbing.
maka dilakukan analisis terhadap site
BTS Sidomulyo. Parameter-parameter
kesuksesan panggilan telah memiliki
standar yang telah disepakati oleh para
operator GSM dan para vendor GSM.
Sehingga diketahui faktor-faktor apa saja
yang dapat menyebabkan parameter-
parameter performansi pada jaringan
GSM di Desa Sidomulyo PT. Indosat,
dan diketahui perbedaan hasil
perhitungan perameter-parameter
performansi GSM sebelum dan sesudah
mengalami pergantian perangkat.

2
Berikut adalah flowchart penulisan ini: Eropa, jaringan GSM juga merupakan
sistem komunikasi bergerak yang paling
mendunia.
Mulai
Sistem telekomunikasi GSM
merupakan sistem telekomunikasi yang
memiliki kelebihan dibanding dengan
Studi telekomunikasi lainnya. Sistem ini
literatur memiliki kemampuan untuk
internasional roaming serta memiliki
Observasi Lapangan sistem layanan dalam bentuk suara
maupun data yang tidak bergantung
terhadap waktu tempat dan keadaan.
Pengambilan Data :
Keunggulan dengan GSM satelit
roaming pelayanannya juga dapat
Call Setup Success Rate, Call Drop mencapai daerah-daerah terpencil.
Rate, Successfull Call Rate,
Menurut Mulyanta (2005: 11)
Received Signal Code Power dan
melakukan analisis data berdasarkan sistem GSM berbeda dengan generasi
hasil perhitungan. pertama dalam sistem wireless, karena
GSM memakai teknologi digital dan
metode transmisi Time Division Multiple
Access (TDMA). TDMA merupakan
Analisis jaringan Base Transceiver sistem aliran informasi yang tidak
Station (BTS) Desa Sidomulyo terpotong-potong pada tiap time slotnya.
terhadap performansi jaringan pada (Santoso, 2006: 38).
PT. Indosat Sintang.
Pada jaringan GSM selain dapat
digunakan untuk akses secara visual juga
dapat untuk mengakses layanan data, hal
ini sejalan pendapat Santoso (2006: 93)
Selesai yang mengakatan bahwa jaringan GSM
secara simultan dapat melayani dua
akses dengan baik (termsuk EDGE)
Gambar 2.1 Diagram Alir Penelitian maupun UTMS. UTMS merupakan set
dari spektrum dengan sebuah metoda
III. Dasar teori
akses yang akan melayani untuk
3.1 Jaringan GSM meningkatkan kemampuan sistem seluler
Perkembangan teknologi yang hingga 384 kbps dengan mobilitas penuh
semakin maju berpengaruh terhadap dan 2 Mbps secara lokal. Enhanced Data
tingginya kebutuhan akan komunikasi. Rates for GSM Evolition (EDGE) adalah
Salah satu teknologi telekomunikasi teknologi yang dipromosikan oleh
yang ada saat ini adalah teknologi seluler TDMA yang bertujuan untuk upgrade
GSM (Global System for Mobile jaringan GSM. (Mulyanta, 2005: 26)
Communication). GSM adalah sebuah
3.2 Base Transceiver Station (BTS)
standar global untuk komunikasi
Perangkat pemancar (Transceiver)
bergerak digital. Berdasarkan pendapat
dan penerima (Receiver) yang
Santoso, (2006: 93) GSM merupakan
memberikan pelayanan radio kepada
nama dari sebuah group standarisasi
Mobile Station (MS). Base Transceiver
yang dibentuk di Eropa tahun 1982
Station (BTS) berfungsi sebagai
untuk menciptakan sebuah standar
interkoneksi antara infrastruktur sistem
bersama telepon bergerak seluler di

3
seluler dengan Out Station. BTS harus Radio Interface with Extender Board),
selalu memonitor Out Station yang dan DRIM (Digital Radio Interface
masuk ataupun keluar dari sel BTS Memory).
tersebut. Luas jangkauan dari BTS DRCU adalah komponen penyedia
sangat dipengaruhi oleh lingkungan, frekuensi radio aktif yang akan
antara lain topografi dan gedung yang digunakan dalam sistem telekomunikasi
tinggi. BTS sangat berperan menjaga seluler. DRIM merupakan sebuah
kualitas GSM, terutama dalam hal interface yang menghubungkan anatara
frekuensi hopping dan antena diversity. DRCU dan TDM Bus (Time Division
Setiap BTS melayani sebuah sel, Multifelexing Bus). DRIX merupakan
dimana setiap BTS mengatur sebuah sebuah interface fisik antara DRIM dan
BCCH (Broadcast Control Channel) DRCU. Satu buah DRIM, DRIX dan
degan jumlah kanal pembawa DRCU bekerja bersama-sama untuk
maksimum 8 kanal. Setiap transceiver merentangkan jalur komunikasi udara
mentransmit dengan daya yang sama. (Link Radio) bagi delapan time slot GSM
BTS mempunyai fungsi internal sebagai yang ada. Antena biasa memiliki
protokol dari jalur sinyal radio, jalur ketinggian beberapa jauh puluh meter
sinyal informasi antara BSC dan MS, dan dihubungkan dengan rak-rak melalui
maupun protokol interface BSC. saluran kabel (cable fideer).
Mulyanta (2005: 45) mengatakan setiap
3.3 Acuan Dasar Performansi
BTS berisi sejumlah tranciever (TRX)
Jaringan
yang akan melayani dari sel ke sel atau Acuan dasar yang umum digunakan
sejumlah sel. untuk menentukan baik buruknya
kualitas suatu jaringan telekomunikasi
seluler adalah accessibility, retainability,
dan kegagalan akses (access fails).
Accessibility adalah salah satu statistik
yang paling penting dan merupakan
penanda kualitas jaringan yang paling
mudah diamati. Retainability adalah
penanda tingkat kesinambuangan
jaringan dan menargetkan ratio TCH
Call Success Rate (CSR). Sedangkan
kegagalan akses adalah jumlah total
kegagalan usaha TCH yang dapat
dihitung dengan cara mengurangi jumlah
TCH attempt dengan TCH seizure,
termasuk yang terjadi pada saat
handover.(Al-Kautsar, 2009)
Gambar 3.1 Menara BTS
3.4 Drive Test
(Sumber
Drive test adalah suatu pekerjaan
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Men
yang bertujuan untuk mengumpulkan
ara_BTS.JPG, 24-09-2014, 2:31 wib)
data dari hasil pengukuran kualitas
Sebuah BTS terdiri dari perangkat sinyal suatu jaringan. Drive test
pemancar dan penerima sinyal, antena merupakan bagian dari proses optimasi
dan sebuah perangkat sinyal radio yang bertujuan untuk meningkatkan
lainnya. BTS terdiri dari tiga komponen kualitas suatu jaringan dan
fungsional yaitu: DRCU (Diversity mengembangkan kapasitas jaringan. (Al-
Radio Channel Unit), DRIX (Digital Kautsar, 2009: 21)

4
Drive test dalam dunia Peletakan perangkat saat ini juga
telekomunikasi dilakukan dengan mengalami perubahan, dahulu rectifier
menggunakan sebuah kendaraan dengan terletak terpisah dengan battery dan
kecepatan rendah yang didalamnya telah berada didalam ruangan (indoor), saat
dipasang perlengkapan seperti peta ini rectifier dan battery menjadi satu
digital, GPS, handset dan software shelter dan diletakkan pada luar ruangan
seperti G-netTrack. Drive test dilakukan (outdoor).Tujuan dari rectifier dan
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil battery diletakkan kedalam satu shelter
data pengukuran yang real di lapangan. adalah untuk mempermudah
Informasi yang dikumpulkan merupakan pengontrolan/pengecekan terhadap
kondisi aktual Radio Frequency (RF) di rectifier dan battery kemudian untuk
suatu Base Transceiver Station (BTS). menghemat lokasi yang digunakan.
Saat ini drive test juga dapat dilakukan Shelter yang terletak pada luar ruangan
menggunakan android dengan dilengkapi juga dilengkapi dengan
mengusung aplikasi G-NetTrack. sensor dooropen untuk menghindari dari
Drive test digunakan untuk pencurian perangkat yang berada
mendapatkan data performansi jaringan didalam shelter tersebut.
dengan berdasarkan data yang diperoleh. Tabel 4.1 Perbandingan Perangkat Lama
Drive test digunakan untuk outdoor (luar dan Baru
ruangan) karena dilakukan dengan Perangkat Perangkat
berkendara (drive) mobil ataupun motor. lama baru
Operasi battery 3 jam 3 hari/68 jam
Walk test dilakukan untuk indoor (dalam
Sistem Pengisian terus
ruangan) karena dilakukan dengan Otomatis
Battery menerus
berjalan (walk). Istilah drive test lebih menggunakan
sering digunakan dari pada walk test. Sistem keamanan - sensor
dooropen
Secara umum tujuan Drive Test
adalah untuk mengumpulkan informasi Berdasarkan Tabel 4.1 sistem kerja
jaringan radio secara real di lapangan. battery lama hanya dapat beroperasi
Dimana informasi yang diperoleh dapat selama 3 jam untuk membackup BTS,
digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan sedangkan untuk battery yang baru dapat
lain diantaranya adalah: beroperasi dengan waktu selama 3
a. Untuk mengetahui coverage hari/68 jam dalam membackup BTS
sebenarnya dilapangan apakah sudah apabila terdapat gangguan pada power
sesuai dengan coverage prediction supply. Sistem pengisian battery terdapat
pada saat planning. perbedaan, diantaranya pada pengisian
b. Untuk mengetahui parameter jaringan battery lama pengisian akan berlangsung
dilapangan apakah sudah sesuai secara terus menerus selama power
dengan parameter planning supply bekerja, sedangkan pada
(perencanaan). pengisisan battery baru terjadi secara
c. Untuk mengetahui performansi otomatis.
jaringan setelah dilakukan perubahan Sistem yang digunakan pada
perangkat. pengisisan battery baru terjadi secara
IV. Hasil dan Pembahasan otomatis dengan menggunakan modul
inala yang bekerja secara otomatis dalam
4.1 Analisis Power System
memutuskan pengisian dan melakukan
Perubahan pada perangkat yang
pengisian. Modul Inala adalah modul
digunakan, perubahan itu adalah adanya
dengan sistem kerja yang dapat di atur
pengurangan perangkat yang digunakan
dalam proses pegisian dan pemutusan
dikarenakan perangkat tersebut dalam
pengisian pada tegangan yang telah
kondisi tidak dapat berfungsi kembali.

5
ditentukan. Proses pegisian akan bekerja Tabel 4.2 Perbedaan Kabel Koaksial dan
apabila tegangan pada battery telah habis Kabel Optik
dan apabila proses pengisian sudah Kabel Serat
Kabel Coakxial
mencapai tegangan yang diatur (58 V) Optik
Delay 0.005 ms/km 0.048 m/km
maka secara otomatis pengisian akan
-Aman dari -Aman dari
terhenti/terputus. penyadapan penyadapan
Keamanan
Pergantian power system pada site -Tidak dapat di -Tidak dapat di
jamming jamming
BTS Sidomulyo mempengaruhi biaya Penambahan Memasang kabel Memasang
yang dikeluarkan oleh pihak PT. Indosat kanal baru kabel baru
Sintang. Perubahan yang terjadi adalah Sedang - besar
Kpasita kana Sedang – besar
sekali
semakin turun biaya yang harus Baik, tidak Baik dan
dikeluarkan oleh pihak PT. Indosat Transmisi TV
ekonomis ekonomis
Sintang untuk penggunaan power system Broadcast Tidak dapat Tidak dapat
Transmisi data Baik, tidak praktis Baik sekali
PLN yang digunakan saat ini. Dari Lebih dari 25
perhitugan yang dilakukan didapatkan Umur sistem Lebih dari 25 thu
tahu
selisih pemakaian antara genset dan PLN MTBF ±10 tahun ±10 tahun
yaitu sebesar Rp. 18.025.500,00. Selisih Berdasarkan penjelasan pada
yang dihasilkan berdasarkan perhitungan transmisi lama dan baru dapat diketahui
pemakaian Genset dan PLN. Pemakaian terdapat penambahan perangkat
Genset pada tiap bulannya transmisi baru yang menggunakan
membutuhkan biaya sebesar Rp. sistem pengkabelan FO yang memiliki
23.236.000, 00 sedangkan pada keunggulan dibandingkan menggunakan
penggunaan PLN adalah sebesar Rp. kabel koaksial. Keuntungan
5.210.500,00. mengguankan kabel FO juga mampu
4.2 Analisis Perbandingan Transmisi mengirim sebesar 10 Mbps, FO juga
Lama dan Transmisi Baru pada Site dapat di setting sesuai dengan
BTS Sidomulyo PT. Indosat Sintang kebutuhan.
Perangkat transmisi yang digunakan
4.3 Analisis Antena BTS Lama Dan
memiliki kekurangan dan keunggulan
Baru Site BTS Sidomulyo PT. Indosat
masing-masing diantaranya sistem
Sintang
pengkabelan yang dapat dilihat pada
Tabel 4.2. Transmisi yang digunakan Perbandingan antena lama dan baru
saat ini mengalami penambahan yaitu dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan
transmisi UTMS. Transmisi UTMS penjelasannya.
menggunakan sistem perangkat- Tabel 4.3 Tabel Perbandingan Antena
perangkat yang sama dengan transmisi Lama dan Antena Baru
GSM dan DCS pada perangkat lama, Perangkat lama Perangkat baru
yang membedakan perangkat lama Equitmen
GSM 900 dan DCS 1800
GSM 900, DCS 1800
antena dan UMTS 900
dengan perangkat yang baru saat ini Jenis antena Alan dick - VM65-7_T0 Antena monster
adalah perangkat baru sudah Jarak pancar
7km-8km (GSM 900) 3km (GSM 900)
antena
menggunakan kabel FO, serta perangkat 45m (GSM 900, DCS
Tinggi 65 m (GSM 900), 45 m
yang digunakan merupakan perangkat antena (DCS 1800)
1800 dan UMTS
900)
dari vendor Alcatel. Sedangkan GSM 900 (6x6x6), DCS GSM 900 (3x3x3),
TRX
perangkat lama menggunakan kabel (2x2x2) DCS 1800 (3x3x3)
koaksial. Beban 480 watt 360 watt

Dari kedua perbandingan tersebut


dapat disimpulkan bahwa jarak pancar
antena lama lebih luas dibandingkan
dengan antena yang baru, luasnya jarak
pancar yang digunakan antena lama
6
dikarenakan tinggi antena yang 4.4 Analisis Performansi Berdasarkan
digunakan berbeda dengan antena yang Drive Test
baru yang lebih rendah. Konfigurasi Trx Drive test dilakukan dengan
yang dimiliki oleh antena lama lebih menggunakan kendaraan bermotor dan
banyak jika dibandingkan dengan sistem menempuh jarak ±3,5 Km dengan
antena yang baru yaitu Trx GSM 900 melewati berbagai desa diantaranya
dengan konfigurasi 6x6x6, DCS 1800 yaitu desa Tanjung Tengang, Pinoh Kota
dengan konfigursai 2x2x2 sedangkan dan Sidomulyo. Data yang diperoleh dari
konfigurasi Trx yang digunakan oleh pengukuran menggunakan metode drive
antena baru adalah GSM 900 dengan test yang mengususng software G-
konfigurasi 3x3x3, konfigurasi DCS NetTrack disimpan dalam bentuk logfile.
1800 adalah 3x3x3. Semakin tinggi Data tersebut selanjutnya akan diolah
konfigurasi Trx yang digunakan maka menggunakan GyokovSolution dan
akan semakin banyak jumlah timeslot hasilnya digunakan sebagai bahan
yang dapat diduduki oleh panggilan yang analisis performansi jaringan 2G. Data
dilakukan oleh para pelanggan. Jika logfile yang diperoleh dari G-NetTrack
dibandingkan dari segi jumlah Trx yang digunakan untuk melihat voice call
digunakan maka lebih bagus dengan statistics. Sebelum mengolah data
sistem antena lama, akan tetapi dari segi menggunakan GyokovSolution hasil dari
beban yang digunakan dan tingkat drive test dilapangan, pada apikasi G-
efektifitas frekuensi lebih baik dengan netTrack terdapat data info yang
menggunakan antena dengan sistem menunjukkan keberadaan pada saat drive
yang baru. Selain itu, untuk perawatan test dilakukan.
antena baru lebih mudah dibandingkan
antena lama yang memiliki dua antena. Tabel 4.4 Informasi yang Ditunjukkan
Antena monster juga dapat digunakan oleh Aplikasi G-NetTrack
untuk tiga sistem dalam satu antena yaitu MCC 510
sistem GSM, DCS dan UMTS. MNC 01
LAC 22406
Pada site BTS Sidomulyo Cell Identity 52601
konfigurasi antena berjenis omni- Longitude 111,74323
directional, dimana antena beroperasi Latitude 0.336878
pada band 2,4-2,5 GHz dan beroperasi Rx Lev -65
dengan 12dBi omni-directional yang Rx qual -1
akan memperluas jangkauan nirkabel Type EDGE
dan memberikan performansi jaringan
yang baik. Antena ini juga menggunakan
konektor N perempuan (N- female) agar Sidomulyo
menajamin kompatibilitas yang lebih A
luas dengan sebagian besar peralatan 1K Pinoh Kota

yang lainnya. Tidak hanya itu antena ini m B


Kota

2,5
juga tahan terhadap cuaca sehinggan
Km
antena tersebut dapat bekerja dengan
normal untuk berbagai solusi outdoor.
Tanjung Tengang
Antena Omni- Directional memancarkan
sinyal yang diperkuat dengan radius C
3600.

Gambar 4.1 Drive Test Sidomulyo

7
Berdasarkan hasil drive test yang pada tanggal 07 oktober 2014 di site
telah dilakukan terlihat bahwa adanya BTS Sidomulyo PT. Indosat Sintang.
perbedaan warna pada setiap titiknya. Dari data pada Tabel 4.7 dapat dilakukan
Perbedaan warna tersebut menyatakan perhitungan dengan menggunkan rumus
tingkatan Rx level/kualitas sinyal, dibawah ini :
dimana semakin kecil Rx level sinyal
yang diterima maka akan semakin baik
kualitas sinyal yang diterima. Rx-level
dapat dilihat berdasarkan nilai dari
SCR(%) = 100 x (CSSR x(1-call drop rate))
warna-warna dibawah ini :
Tabel 4.7 Data Info pada G-NetTrack
Tabel 4.5 Nilai Rx-Level
RxLev Warna GSM Voice call info Value
Level-1 Merah -50-(-60) Call attempt 120
Level-2 Orange -61-(-70) Call attempt failure 116
Level-3 Kuning -71-(-80) Successful Calls 116
Level-4 Hijau -81-(-90) Blocked Calls 0
Level-5 Biru muda -91-(-100) Dropped Calls 4
Level-6 Biru tua -101-(-110)
Level-7 Abu-abu -111-(-120) Tabel 4.8 Hasil Perhitungan berdasarkan
hasil Drive Test
Hasil perhitungan yang dilakukan
berdasarkan data sekunder pada tanggal CSSR 96,67%
16 april 2014 yang diperoleh dari PT. CDR 3,33%
Indosat Pontianak. Data pada Tabel 4.6 SCR 93,38%
adalah data sekunder PT. Indosat yang Berdasarkan hasil perhitungan yang
berupa trafik panggilan pada site BTS dilakukan dalam menghitung nilai
Sidomulyo dalam bentuk persentase dari parameter performansi diantaranya
pada parameter-parameter jaringan CSSR, CDR dan SCR baik dari data
dalam bentuk data panggilan atau voice. primer dan sekunder dapat dibuat tabel
Data tersebut dijumlahkan dan dibagi sebagai berikut :
dengan banyaknya data yang dihitung Tabel 4.9 Perbandingan Parameter
untuk mencari nilai rata-rata dari Performansi Jaringan pada Tanggal 16
masing-masing parameter performansi April 2014 dan 07 Oktober 2014
jaringan (voice).
16-Apr-14 07-Okt-14
Tabel 4.6 Data Performansi Jaringan CSSR 93,29% 96,67%
GSM Berdasarkan Data dari PT. Indosat CDR 4,71% 3,33%
pada tanggal 16 April 2014 SCR 88,87 93,38%
CDR 4.5 Analisis Received Signal Code
CSSR (%) CSR(%)
(%) Power (RSCP)
98 6 92,12
98 5 93,1 Hasil pengukuran yang diperoleh
88 4 84,48 dengan menggunakan aplikasi G-
96 4 92,16 NetTrack pada tanggal 07 oktober 2014
90 6 84,6 mendapatkan jumlah nilai dari RSCP
89 3 86,33 sebesar -5648 dB dan nilai RSCP yang
94 5 89,3 diperoleh berdasarkan perhitungan yaitu
653 33 622,09 -68,88dB.
93,29 4,71 88,87 V. Kesimpulan
Tabel 4.8 data hasil perhitungan Berdasarkan hasil analisis, maka
berdasarkan data primer yang diperoleh dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berdasarkan drive test yang dilakukan berikut :

8
1. Salah satu faktor yang mempengaruhi semaikin baik kulitas Rx-level sinyal
terjadinya Call Drop Rate (CDR) yang diterima, begitu juga sebaliknya
adalah busy hour dimana pengguna semakin kecil nilai Rx-level yang
MS melakukan panggilan pada jam- diterima maka semakin buruk level
jam sibuk atau hari besar keagamaan. sinyal yang diterima oleh MS.
2. Dari hasil perhitungan parameter
DAFTAR PUSTAKA
yang dilakukan pada site BTS
Sidomulyo didapatkan nilai parameter  Gouzali Saydam. 1997. Prinsip Dasar
dari CSSR yaitu 96,67% , CDR yaitu Teknologi Jaringan telekomunikasi.
3,33% dan CDR sebesar 93,38%, dari Angkasa. Bandung.
hasil tersebut performansi jaringan  Gatot Santoso. 2006. Sistem Seluler
pada site tersebut bekerja dengan WCDMA (Wideband Code Divisian
baik karena memenuhi ketentuan dari Multiple acces). Graha Ilmu.
KPI dan standar PT. Indosat. Yogyakarta.
3. Berdasarkan perhitungan penggunaan  William Stallings. 2005. Komunikasi
power system genset dalam satu bulan dan Jaringan Nirkabel. Erlangga.
mencapai Rp. 23.236.00,00 dan Jakarta.
penggunaan PLN dalam satu bulan  Chris Timoleus. 1996. Sistem
sebesar Rp. 5.210.500,00, dari hasil Telekomunikasi I. Erlangga. Jakarta.
keduanya dapat disimpulkan bahwa  Hikmaturokhman, Materi Kuliah
penggunaan PLN lebih ekonomis dari Teknik seluler. AKATEL. 2007.
pada penggunaan genset dengan  M. Ulfah Arief. 2009. Kegagalan
selisih Rp. 18.025.500,00. Panggiln (Fail Connection)pada
4. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai Sistem Jaringan telepon Seluler
RSCP rata-rata adalah -68,88 dB (GSM). Jurnal Kompetensi Teknik
dinyatakan sangat baik, karena nilai Vol. 1 Drive Test. Depok.
tersebut berada lebih besar dari  Bloko Rijadi B. 2011. Perencanaan
standar parameter PT. Indosat yakni - BTS Di Wilayah Layanan Operasi
85 dB. Seluler GSM. Jurnal Ilmu manajemen
5. Antena monster dapat digunakan  Febrian Al-Kautsar. 2009. Optimasi
untuk tiga sistem yaitu, GSM, DCS pelayanan Jaringan Berdasarkan dan
dan UTMS, antena monster juga Industri Telekomunikasi. Vol. 2
memiliki kemudahan dalam sistem  Reza Ardhita. 2010. Metodologi
perawatannya yaitu dapat dilakukan Drive Test GSM PT Nexwave
troubleshoot dengan jarak yang jauh. Regional Jawa Tengah-Yogyakarta
6. Berdasarkan drive test yang dilakukan Divisi HCPT (Three) Semarang.
jaringan dikatakan baik apabila Seminar kerja Praktek. Semarang,
memiliki nilai level -90 s/d -50 yang Juni 2010. UNDIP
dapat dilihat berdasarkan hasil drive  Edi Mulyanta S. 2005. Kupas Tuntas
test yang disimbolkan oleh warna Telepon Seluler Anda. Andi
hijau dan kuning kategori sedang, Yogjakarta
orange kategori baik dan merah  Solekan. 2009. Sistem
masuk dalam kategori baik sekali, Telekomunikasi. Bandung
semakin kecil nilai Rx-level maka

9
BIOGRAFI
Tri Widia Ningsih, lahir di Cilacap
tanggal 14 Mei 1992. Menempuh
pendidikan dasar di SD Negeri 23 Batu
Nanta lulus pada tahun 2004 dan
melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri
1 Belimbing sampai tahun 2007,
kemudian melanjutkan ke jenjang SMA
Negeri 1 Nanga Pinoh lulus pada tahun
2010. Tahun 2010 sampai dengan tahun
2014 menyelesaikan studi Strata-1 di
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura Pontianak,
konsentrasi Telekomunikasi.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I

H. Fitri Imansyah, ST, MT


NIP. 19691227 199702 1 001

Dosen Pembimbing II

F. Trias Pontia W, ST, MT


NIP. 19751001 200003 1 001

10
11

Вам также может понравиться