menghilangkan stress Pada setiap fase perkembangan mental, komponen-komponen h. Schizoid fantasy : Membuat fantasi untuk spesifik mempengaruhi pertahanan ego. Defence mechanism mendapatkan kehormatan atau menyelesaikan merupakan mekanisme pertahanan mental terhadap impuls negatif, masalah dibagi menjadi 4 klasifikasi ; i. Somatization : Mempresentasikan rasa sakit sebagai penyakit fisiologis, bukan psikotik 1. Narcistic defence : Terjadi pada anak-anak dan orang dengan gangguan psikotik III. Neurotic defence 2. Immature defence : Terjadi pada orang dewasa Controling : Melakukan kegiatan secara berlebihan 3. Neurotic defence : terjadi pada pasien OCD, hysterical, dan untuk menurunkan kecemasan dan konflik internal orang-orang dewasa saat stress Displacement : Memperlakukan seseorang dengan 4. Mature tidak baik atas kekecewaannya terhadap orang lain Dissociation : Menyendiri dalam menghadapi masalah I. Narcistic defence Externalization : Berprilaku sesuai kepercayaan dari Projection : Memproyeksikan impuls negatif dalam luar secara tidak sadar bentuk hal lain atau menyalahkan orang lain Inhibition : Menurunnya motivasi untuk mengikuti Denial : Menolak secara utuh sebuah impuls negatif suatu kegiatan demi menghindari konflik dan Distortion : Membentuk sesuatu untuk memenuhi kecemasan kebutuhan pribadi Intellectualization : Menghadai kejadian dengan dipikirkan terus menerus tanpa tindakan II. Immature defence Isolation : menghadapi suatu kejadian beramai a. Acting out : Menampilkan perasaan saat ramai menghadapi stress dalam bentuk aksi Rationalization : Mensupport perilaku buruk dengan b. Blocking : Memblokade sebuah impuls atau alasan yang salah kejadian dengan tensi yang meningkat Reaction formation : Merubah karakter demi c. Hypochondriasis : Mentransformasikan suasana hati menghadapi kekecewaan atau kecemburuan yang buruk menjadi nyeri dan penyakit somatis Repression : Mengekspresikan suasana hati yang d. Introjection : Mengambil ide orang lain menjadi ide buruk terhadap bentuk ekspresi lain. Primary : dia, ataupun terlalu terobsesi terhadap suatu objek sadar, dan Secondary : tidak sadar e. Passive – aggressive : Menampakan diri pasif, Sexualization : Mengartikan kualitas suatu objek namun gejolak dalam dirinya ingin menyerang atau fungsi dengan menggunakan spesifikasi seksual f. Projection untuk mengurangi kecemasan IV. Mature Alturism : Menolong orang yang boleh jadi membenci kita, dan menjadi penengah dalam pertikaian Antisipasi Humor Asceticism : Merelakan mengurangi kebahagiaannya demi tujuan spesifik atau sosial Sublimation : Mengekspresikan suasana hati terhadap bentuk kreativitas yang bermanfaat untuk orang lain Suppression : Kegiatan sadar atau tidak sadar untuk menunda atensi pada konflik atau impuls yang disadari
Life cycle LIFE CYCLE ERIK H ERIKSON’S EIGHT STAGES OF LIFE CYCLE
Erik H Erikson mengembangkan teori psychosexual development
Sigmund Freud dalam teorinya ini, perbedaannya ialah ia mendeskripsikannya dengan pola spesifik/mode of behaviour.
8 stages of life cycle Erikson ini menjelaskan kontinuitas
perkembangan dari segi fisik, kognitif, insting dan juga sexual yang pada nantinya bersatu untuk menimbulkan sebuah internal crisis yg berujung pada pertumbuhan ataupun maladjustment suatu Tabel II. 8 stages of life cycle menurut Erik H Erikson individu. Stage 1. Trust vs mistrust (0-18 bulan) Peran utama : ibu/primary care-taker. Tabel 1. Perbandingan teori Erikson dengan Sigmund Freud Perkembangan bayi akan kepercayaan di hidupnya berasal dari pengalaman di tahun-tahun pertamanya di dunia dengan ibunya atau primary care-taker. Jika ibu memberikan perhatian yang baik terhadap anak anak merasa dianggap, percaya dunia ini aman. Sebaliknya rasa tidak percaya, curiga. Waktu ketika seorang anak mengenal etos kerja, bagaimana Bentuk patologis yang berkaitan jika stage ini tidak sukses : karakter sebuah pekerjaan harus diselesaikan dengan baik dan bagaimana regresi skizofrenia, dan juga pesimis; perasaan tidak berguna ; mempertahankan rasa ulet bekerja. depresi. Bila anak mengalami keberhasilan dan diapresiasi dengan baik oleh orang tua dan lingkungan Rajin Stage 2. Otonomi vs Perasaan Malu dan Ragu (18 months – 3 years) Apabila seorang anak tidak cukup siap dalam stage ini / Peran utama: Orang tua keberhasilan tidak diapresiasi rasa inferior atau merasa kurang Akan timbul kecapakan balita dalam kontrol internalnya dalam cukup. menahan dan merelakan sesuatu yang akan membentuk will / Oleh karena itu bimbingan guru dan role modelnya keinginan pada anak. dibutuhkan untuk mengusir rasa inferior dari seorang anak , untuk Jika dalam mengeksplorasi lingkungannya… mencapai sebuah hal yang disebut kompetensi. a) Orang tua mendukung anak mengeksplorasi lingkungannya anak mandiri/otonomi Stage 5 : Identitiy vs Role Confusion (13 Years – 21 Years) Adolescence b) Orang tua membatasi ruang geraknya perasaan Peran utama : Teman sebaya dan Role Model. malu/ragu pada anak dalam melakukan sesuatu. Usia dimana anak mempertanyakan identitasnya. Fitur patologis : obsessive compulsive disorder, paranoia. Jika seorang anak mengetahui siapa dirinya dan memiliki wadah untuk menyalurkan kemampuannya identitas positif akan Stage 3 : Inisiatif vs. Kesalahan (3-5 tahun) Usia Pre-school dicapai. Kemampuan locomotor & Bahasa berkembang eksplorasi tempat Bila orang tua terlalu menuntut supaya mereka menjadi seseorang dan orang meningkat. yang sebenarnya tidak sesuai perilaku rebel/ pemberontak ada Jika keaktifan anak untuk berinteraksi dengan anak sebaya & remaja gagasan-gagasannya…. Bila remaja tidak bisa memahami siapa dirinya di tengah pergaulan a) Mendapat dorongan orang tua; keingintahuan anak dijawab dan struktur sosial kebingungan identitas. dengan baik: sikap inisiatif dan leadership. b) Mengalami hambatan : cenderung menjadi follower ; Stage 6 : Keintiman vs. Isolasi (21 years-40 years) perasaan bersalah. Peran utama : partner dan teman. Fitur patologis yang dapat muncul : merasa dilarang, Keintiman akan terbentuk jika seseorang bisa membuat dan phobia. menghormati sebuah komitmen dengan orang lain yang menjadi partner dalam kehidupan mereka. Rasa isolasi terbentuk Apabila seseorang tidak bisa mentolerasi ketakutan dari egonya sendiri dalam merasa bebas dan cenderung Stage 4 : Industry vs Inferiority (5 years – 13 years) Usia sekolah membatasi diri (baik dalam hal sexual orgasm, pertemanan, intuisi) Patologis : Distantiation, yakni perasaan untuk mengisolasi, dan 18 bulan pertama kehidupan kalau bisa, menghancurkan seseorang atau gaya yang terlihat -Deskripsi seperti berbahaya untuk dirinya sendiri. Sensasi seperti trias oral (makan-haus-tidur) dari stimulasi taktil akan menimbulkan suatu tensi dimana bayi akan mencari gratifikasi Stage 7 : Generativity vs Stagnation (40-60 tahun) / middle adult oral. Dorongan ini terdiri dari 2 komponen yaitu libidinal pada Timbul kepedulian primer untuk membimbing generasi selanjutnya; awalnya dan agresif pada akhirnya yang terekspresi terekspresi lewat aktivitas di masyarakat dalam penyaluran pengetahuan dan dalam menggigit, mengunyah, meludah, atau menangis. skill nya Generativity . -Tujuan Pemujaan terhadap diri sendiri ; tidak punya kepedulian terhadap _Mewujudkan kenyamanan dan ketergantungan dalam menyusui siapapun / terhadap masyarakat Stagnansi. atau mempertahankan sesuatu _Untuk mewujudkan ekspresi kenyamanan dan gratifikasi Stage 8 : Integrity vs Despair (60 th-meninggal) kebutuhan libidinal oral tanpa intervensi oral aggression. Apaila seseorang puas dengan life cyclenya sendiri atau sukses, -Patologis maka hal itu dapat memunculkan wisdom, dimana ia dapat melihat Gratifikasi oral yang berlebihan dapat menimbulkan karakter terlalu ke belakang pada hidupnya dengan sense dekat dan juga ‘saya ketergantungan dan selalu butuh perhatian orang lain untuk sudah merasa komplit’ sehingga tidak khawatir pula dengan memberi sesuatu kepada anak dan juga menjaganya. Karakter oral kematian . biasanya sangat ekstrim ketergantungannya terhadap suatu objek TEORI PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN / STAGES OF PSYCHOSEXUAL untuk mempertahankan self-esteem atau harga dirinya sesuai DEVELOPMENT BY SIGMUND FREUD dengan kebutuhan narsistik mereka. Sifat jelek yang data muncul : Optimisme berlebih, narsis, pesimis, Highlight dari psychosexual development ialah bahwa objek cinta penuntut, bergantung pada sesuatu untuk memertahankan self- seseorang di kehidupan dewasa, hubungan cinta, dan hubungan esteemnya. lainnya bergantung pada hubungan anak dan orang tua dahulu. -Character traits Apabila teresolusi stage ini dengan baik, seseorang dapat memiliki Teori ini terdiri atas beberapa stage dimana stage ini seperti kapasitas memberi dan menerima tanpa ketergantungan berlebih prototype yang akan muncul di kemudian hari pada karakter dengan seseorang; tidak ada kecemburuan ; bergantung dan seseorang. percaya terhadap diri sendiri ORAL STAGE -Definisi ANAL STAGE Stadium dimana kebutuhan bayi, persepsi, dan mode ekspresi -Definisi terpusat pada daerah bibir mulut, lidah, dan organ yang Stage psychosexual development yang ditandai dengan maturase berhubungan dengan zona oral serta menyusui. control neuromuscular pada otot sphincter, utamanya anal -Waktu sphincter, sehingga anak memiliki kontrol secara sadar yang lebih Transisi antara anal dan phallic stage, tidak begitu dijelaskan oleh baik pada retensi maupun pengeluaran feses. Freud. -Waktu -Deskripsi 1-3 tahun kehidupan Terdapat urethral erotism, dimana anak memiliki rasa senang dalam -Deskripsi berkemih, utamanya dalam menahan kencing. menahan kencing ini Periode ini ditandai dengan anal erotism dan anal sadism, dimana analog dengan menahan feses. Fungsi uretral juga diasosiasikan anal erotism merujuk pada pleasure dimana anak suka menahan dengan kesadisan, seperti halnya anal sadistic. Apabila kontrol feses dengan motif sebagai ‘hadiah’ kepada orang tuanya. Anal uretra hilang, seperti pada enuresis (ngompol), biasanya anak sadism merujuk pada ekspresi agresif dimana anak mengeluarkan memiliki signifikansi regresif yang dapat mereaktifkan konflik anal. feses dengan kuat dan sering didisplay pada fantasi anak kecil -Objektif seperti bombing dan ledakan. Pengendalian dari kinerja uretra -Tujuan -Patologis Mencari otonomi dan kemandirian tanpa rasa malu/keraguan Kompetitif dan ambisi, terkait dengan kompensasi dari rasa malu berlebih , utamanya dalam mengontrol BAB. karena hilangnya kontrol uretra (malu karena ngompol) -Patologis -Character traits Jika seorang anak dilatih untuk buang air besar yang benar maka Rasa bangga dan kompetensi diri atas usahanya dalam urethral anak cenderung menjadi anal retentive , tidak menyukai sesuatu performance. Urethral performance adalah area dimana seorang yang acak-acakan, rapi namun bisa jadi obsessively tidy, detail, dan anak laki-laki bisa mengimitasi dan menyesuaikan dengan ayahnya keras kepala; hal ini direlasikan kontrol untuk menahan feses dalam area laki-laki yang lebih dewasa. sampai dengan bertemu toilet. Sebaliknya, jika seseorang anal Jika stage ini teresolusi dengan baik, maka akan jadi stage dalam expulsive maka ia cenderung jadi orang yang messy, disorganized, membangun identitas gender dan juga identifikasi yang sesuai. dan rebel. Sifat anal sadism berkaitan dengan tingginya ambivalen, penyimpangan, kemarahan, dan kecenderungan sadomasoshistic. PHALLIC STAGE -Waktu -Character traits Tahun ke tiga kehidupan Jika teresolusi dengan baik, maka akan mengembangkan otonomi -Deskripsi personal; yaitu kapasitas tidak ketergantungan dan inisiatif personal Stage dimana focus primernya adalah ketertarikan sexual, stimulasi, tanpa rasa bersalah, dan mengarahkan diri sendiri tanpa rasa malu dan kesenangan di area genital. Pada fase ini terdapat konflik atau ragu terhadap diri sendiri ; berkoperasi ; lebih ambivalen. oedipal yang terbentuk. -Objektif URETHRAL STAGE Memfokuskan pada ketertarikan erotis dalam area genital dan juga -Definisi fungsi genital untuk membangun sebuah identitas gender dengan mengintegrasikan residu dari stage sebelumnya dengan orientasi 3. Awal mula afiliasi homoseksual pada anak laki-laki maupun genital-sexual yang dominan. perempuan -Patologis 4. Energi untuk belajar dengan energik ; mengeksplorasi Karena disini anak menjadi lebih aware terhadap perbedaan lingkungan; lebih ahli dalam menghadapi benda-benda dan anatomical sex, hal ini menjadi setting conflict untuk erotic orang-orang di sekitar mereka. attraction, rivalry, jealousy, dan rasa takut yang terangkum pada Oedipus complex (castration) maupun Electra complex (penis envy) 5. Periode perkembangan skill yang baik . -Patologis Bagi anak laki-laki, ada castration anxiety, takut penisnya Kurang berkembangnya kontrol dalam diri menjadikan anak jadi diambil oleh bapaknya karena ia memiliki ketertarikan terhadap sulit memiliki skill atau belajar hal baru , sedangkan apabila kontrol ibunya. Sedangkan, pada electra complex, ada penis envy terhadap berlebih maka bisa menjadi karakter obsesif. ayah sehingga anak perempuan cenderung ingin menjadi seperti -Character traits anak laki-laki. Penguasaan terhadap suatu objek berkembang yang mendukung -Character traits fungsi otonom diri tanpa takut gagal. Hal ini baik untuk cinta dan Jika teresolusi dengan baik, maka anak laki-laki akan menjadi karir di masa depan. mengimitasi sifat maskulin ayahnya juga untuk memecahkan -Objektif oedipal conflict tersebut lewat proses identifikasi sehingga anak integrasi dari identifikasi oedipal dan juga konsolidasi identitas mengerti peran gender laki-laki dan mengadopsi EGO yang nantinya peran sex. akan menjadi SUPEREGO; sedangkan perempuan akan mengganti Anak akan membutuhkan role model di luar keluarganya, bisa jadi keinginannya dari penis menjadi bayi dengan mengidentifikasi peran guru, ataupun coach untuk jadi komponen identifikasinya. ibu. Sehingga nantinya ialah membangun identitas sexual tanpa rasa malu . GENITAL STAGE LATENCY STAGE -Definisi -Definisi Tahap pada usia 11-13 tahun , dimana tahapan ini bisa membuka Masa dorman dari keinginan sexual dari resolusi Oedipus complex kembali atau kembali mengintegrasikan fase-fase terdahulu. hingga usia anak 11-13 tahun -Deskripsi -Deskripsi Intensifikasi dari dorongan libido. Karena libido lebih banyak, maka 1. Sudah ada maturasi fungsi ego untuk lebih mengontrol pengaturan diri akan lebih kurang sehingga hal itu dipecahkan impuls insting dengan upaya mencapai kedewasaan baik seksual maupun identitas 2. Sexual interest dalam masa kurang aktif (dorman) , tapi sebagai orang dewasa. Subjek seksualnya sudah mulai orang lain di energy itu di channelkan kepada sekolah, pekerjaan, hobi, luar keluarga. Freud sendiri menyebutkan, outlet yang baik dalam sexual drive iii ialah sexual intercourse (heterosexual) . hubungan persahabatan. Pathological Hal patologis berdasar dari kegagalan dalam mencapai resolusi dari stage ini ataupun semua spectrum residu psychosexual terdahulu, yang oleh Erikson lebih lanjut dijabarkan dalam identity diffusion. -Character traits Jika stage ini teresolusi dengan baik dan reinegrasi dari previous stage sukses maka aka nada pemuasan diri thd realisasi diri dan partisipasi pada area karir dan cnta dan dalam aplikasi kreatif ditambah produktif untuk mencapai nilai-nilai serta tujuan. -Objektif Lepasnya ketergantugan terhadap ibu dan ayah serta terbentuknya kedewasaan bisa beradaptasi terhadap budaya dan ekspektasi sosial di sekitarnya.