Вы находитесь на странице: 1из 4

Name: hanifah thohidah

Npm: 16101311006
Subject : teyl

METODE STORYTELLING

A. Hakekat dan Pengertian Metode Story Telling

Pada dasarnya metode merupakan suatu cara menyampaikan isi materi kepada siswa.
sehingga siswa tertarik dengan materi tersebut. Penggunaan story telling sesuai diterapkan di
sekolah dasar. Karena pada hakekatnya siswa pada tingkat ini masih senang untuk bermain
dan mendengarkan cerita. Terlebih lagi apabila cerita tersebut mengikutsertakan siswa dalam
pelaksanaannya. Metode story telling pada dasarya merupakan metode yang menggunakan
cerita dongeng yang merupakan situasi yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari yang
dibantu dengan media pembelajaran wayang atau story book.

Istilah storytelling diterjemahkan dari bahasa inggris , Teaching English to Children


menurut scoot dan ytrebrg yaitu “ storytelling digunakan dengan tidak menggunakan buku
pada saat pembelajaran”. Storytelling digunakan dengan menuntut guru untuk mengadaptasi
dan menguasai isi pembelajaran yang terdapat dalam buku. dengan menceritakannya kembali
dalam bentuk dongeng setelah bercerita ,guru harus mengulang kembali kata kunci sehingga
siswa menjadi paham dan mengerti. Selain itu, mimik dan ekspresi wajah dalam bercerita
disesuaikan dengan objek yang diceritakan. Kemudian guru harus mampu mengajak siswa
masuk kedalam cerita tersebut menggunakan kontak mata antara guru dengan siswa pada
waktu yang tepat.

Secara bahasa Storytelling adalah interaktif, pendengar mendengarkan cerita yang


disampaikan. Metode bercerita (storytelling) merupakan sebuah metode yang dilakukan oleh
seseorang, dengan cara membaca. Menurut Henny (2007) dalam proses pembelajaran
storytelling atau metode bercerita merupakan salah satu metode untuk meningkatkan
kemampuan berbicara.
Menurut Asfandiyar (2007) storytelling merupakan suatu proses kreatif anak-anak
yang dalam perkembangannya, senantiasa mengaktifkan bukan hanya 20 20 aspek intelektual
saja tetapi juga aspek kepekaan, kehalusan budi, emosi, seni, daya berfantasi, dan imajinasi
anak yang tidak hanya mengutamakan kemampuan otak kiri tetapi juga otak kanan. Berbicara
mengenai storytelling, secara umum semua anak-anak senang mendengarkan storytelling,
baik anak balita, usia sekolah dasar, maupun yang telah beranjak remaja bahkan orang
dewasa.

B.Jenis-Jenis Storytelling

Menurut Asfandiyar (2007), berdasarkan isinya storytelling dapat digolongkan ke


dalam berbagai jenis. Namun, dalam hal ini, peneliti membatasi jenis tersebut dalam:
a) Storytelling Pendidikan Dongeng pendidikan adalah dongeng yang diciptakan dengan
suatu misi pendidikan bagi dunia anak-anak. Misalnya, menggugah sikap hormat kepada
orang tua.
b) Fabel Fabel adalah dongeng tentang kehidupan binatang yang digambarkan dapat bicara
seperti manusia. Cerita-cerita fabel sangat luwes digunakan untuk menyindir perilaku
manusia tanpa membuat manusia tersinggung. Misalnya; dongeng kancil, kelinci, dan kura-
kura.

C. Tujuan Metode Storytelling


 Menciptakan suasana senang
 Memberi kesenangan ,kegembiraan, kenikmatan mengembangkan imajinasi
pendengar.
 Memberi pengalaman baru dan memperluas wawasan pendengar
 Dapat memberikan pengalaman baru
 Melatih fantasi dan daya pikir pendengar
 Pendengar beljar berbicara dalam gaya yang menyenangkan serta menambah
pembendaharaan kata dan bahasanya
 Melatih daya tangkap dan daya konsentrasi pendengar
 Menanamkan nilai-nilai budi pekerti

D. Generic Structure Storytelling


1. Orientation

Biasanya terletak di paragrap pertama. Secara teori, Orientation berisi pesan tentang
informasi What, Who, Where, dan When.

2. Complication

Paragrap complication menjadi inti sebuah text narative.

3. Resolution

Sebuah pertentangan harus ditutup dengan penyelesaian. Dalam sebuah text narrative,
resolution bisa dengan penyelesaian yuang menyenangkan juga kadang berakhir dengan
penyelesaian yang menyedihkan.

E. Hal Penting dalam Storytelling


1. Kontak mata

Saat story telling berlangsung, pendongeng harus melakukan kontak mata dengan
audience. Pandanglah audience dan diam sejenak. Dengan melakukan kontak mata audience
akan merasa dirinya diperhatikan dan diajak untuk berinteraksi, selain itu dengan melakukan
kontak mata kita dapat melihat apakah audience menyimak jalan cerita yang didongengkan.
Dengan begitu, pendongeng dapat mengetahui reaksi dari audience.
2. Mimik wajah

Pada waktu story telling sedang berlangsung, mimik wajah pendongeng dapat
menunjang hidup atau tidaknya sebuah cerita yang disampaikan. Pendongeng harus dapat
mengekspresi wajahnya sesuai dengan yang di dongengkan.

3. Gerak tubuh

Geraka tubuh pendongeng waktu proses story telling berjalan dapat turut pula
mendukung menggambarkan jalan cerita yang lebih menarik. Cerita yang di dongengkan
akan terasa berbeda jika mendongeng akan terasa berbeda jika mendongeng melakukan
gerakan-gerakan yang merefleksikan apa yang dilakukan tokoh-tokoh yang
didongengkannya. Dongeng akan terasa membosankan, dan akhirnya audience tidak antusias
lagi mendengarkan dongeng.

4. Suara

Tidak rendahnya suara yang diperdengarkan dapat digunakan pendongeng untuk


membawa audience merasakan situasi dari cerita yang didongengkan. Pendongeng akan
meninggikan intonasi suaranya untuk mereflekskan cerita yang mulai memasuki tahap yang
menegangkan. Pendongeng profesiaonal biasanya mampu menirukan suara-suara dari
karakter tokoh yang didongengkan. Misalnya suara ayam, suara pintu yang terbuka.

5. Kecepatan

Pendongeng harus dapat menjaga kecepatan atau tempo pada saat story telling. Agar
kecepatan yang dapat membuat anak-anak manjadi bingung ataupun terlalu lambat sehingga
menyebabkan anak-anak menjadi bosan.

6. Alat Peraga

Untuk menarik minat anak-anak dalam proses story telling, perlu adanya alat peraga
seperti misalnya boneka kecil yang dipakai ditangan untuk mewakili tokoh yang menjadi
materi dongeng. Selain boneka, dapat juga dengan cara memakai kostum-kostum hewan yang
lucu, intinya membuat anak merasa ingin tahu dengan materi dongeng yang akan disajikan.

F. kelebihan dan kelemahan metode storytelling


a. kelebihan metode story telling

 dapat menumbuhkan dan mengembangkan daya imajinasi anak.


 menanamkan nilai-nilai moral sejak dini.
 mengembangkan intelektual pada anak.
 menumbuhkan jiwa patriotik.

b. kelemahan metode storytelling

 seringkali kesulitan dalam menyusun cerita.


 seringkali kesulitan dalam menggunakan media.
 dapat membuat anak pasif.
 apabila alat peraga tidak menarik membuat anak kurang aktif.
 anak belum bisa mengutarakan kembali cerita yang te;lah disampaikan.

G. Rencana Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Storytelling


1.Metode pembelajaran : storytelling
2.Langkah-langkah kegiatan
A.Kegiatan Pendahuluan
Absensi :
 Mengabsen siswa
 Memeriksa semangat siswa
 Malakukan refrehs otak,seperti melakukan game sebelum belajar

B. Kegiatan Inti
 Menjelaskan materi dengan baik, tepat dan menarik.
 Menjelaskan materi sejelah-jelasnya dan mudah dipahami siswa
 Menanyakkan kepada siswa apakah mereka telah mengerti dengan apa yang
dijelaskan.
 Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
 Memfasilitasi peserta didik melakukan penjelasan tentang materi yang diajarkan
secara berkelompok di kelas.
 Dan melakukan presentasi ahkhir dari setiap kelompok.

C. Kegiatan Penutup

 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat


rangkuman/simpulan pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Вам также может понравиться