Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2, Januari 2017
E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683
Dodik Kariadi
STKIP Singkawang
dodik_kariadi@yahoo.com
ABSTRACT
This article is the result of a study on the harmonization of cosmopolitan value and
nationalism in teaching civics as well as how these two ideas could create educational
output that has global knowledge but do not forget a good personality or character that
has been planted since the beginning. The study was motivated by the severe problems of
the national consciousness (national consciousness) young people today who need serious
revamping. In the era of globalization, the Indonesian people are faced with two major
forces that are in tandem with globalization cosmopolitanism and nationalism with a
marked weakening of the emergence of ideas of regionalism, broad autonomy, separatism
and racial conflicts. Based on this, the study of how the process of harmonization of
cosmopolitan values and nationalism in teaching civics and how the ideas can be a way
for the creation of a sound education global output but remain local in character. Despite
the fact that conceptually there is a contradiction between the cosmopolitan values of
nationalism, both are at the poles of attraction, where the value of cosmopolitan pulled
into the global sphere, while the value of nationalism pulled into the exclusive domain. In
such a situation Civics learning is expected to be a bridge to harmonize both values.
Value cosmopolitan and nationalism became the crucial factor in developing a global
perspective but does not eliminate local character when done through learning Civics
quality, quality and meaningful.
Keywords: Cosmopolitan, Nationalism
23
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 2, Januari 2017
E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683
24
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 2, Januari 2017
E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683
25
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 2, Januari 2017
E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683
memberi gambaran penyajian laporan serta skenario yang sudah jalankan sehinga
tersebut. apa tujuan utama yang tertera pada judul
Kajian ini di samping itu dengan makalah dapat tercapai. Dibawah ini akan
cara analisis isi dapat dibandingkan dijelaskan deskripsi data terkait dengan
antara satu buku dengan buku yang judul makalah ini.
laindalam bidang yang sama, baik 1. Kosmopolitanisme Indonesia dan
berdasarkan perbedaan waktu pendidikan berwawasan global
penulisannya maupun mengenai Secara etimologi kosmopolitan
kemampuan buku-buku tersebut dalam berasal dari kata kosmos yang berarti
mencapai sasaran sebagai bahan yang jagat raya, sedangkan kosmopolitan itu
disajikan kepada masyarakat atau sendiri merupakan penduduknya dari
sekelompok masyarakat tertentu. berbagai penjuru; yang memiliki
Kemudian data kualitatif tekstual yang wawasan atau pengetahuan yang luas.
diperoleh dikatagorikan dengan Dalam hubungan internasional,
memilah data tersebut. Sebagai syarat pemikiran politik yang berdasarkan
yang dikemukakan oleh Noeng konsep negara-bangsa begitu
Muhajir tentang Content Analysis mendominasi. Hal ini tidak salah
yaitu, objektif, sistematis, dan general karena memang negara-bangsa adalah
(Muhaji, 1906: 69). entitas politik yang masih bertahan
Metode Pembahasan Untuk lama hingga kini. Namun institusi
mempermudah dalam penulisan ini, negara yang diharapkan bisa
maka sangat diperlukan untuk melindungi warga negaranya, pada
menggunakan pendekatan-pendekatan dasarnya tidak menempatkan manusia
yaitu: 1) Metode induktif adalah sebagai nilai tertinggi. Pengejaran
berangkat dari fakta-fakta atau kepentingan nasional diutamakan,
peristiwa-peristiwa khusus dan sementara hak individu seringkali
kongkrit, kemudian digeneralisasikan terabaikan. Dalam hal ini, pemikiran
menjadi kesimpulan yang bersifat kosmopolitanisme mencoba untuk
umum. 2) Metode deduktif adalah memberikan pandangannya mengenai
metode yang berangkat dari manusia sebagai tujuan, bukan alat.
pengetahuan yang bersifat umum itu Demikian juga dengan bangsa
hendak menilai sesuatu kejadian yang Indonesia pada era globalisasi ini
sifatnya khusus. 3) Metode komparasi dihadapkan pada kekuatan utama yang
adalah meneliti faktor-faktor tertentu dapat menghimpit semangat
yang berhubungan dengan situasi atau nasionalisme, yakni nilai kosmopolitan
fenomena yang diselidiki dan yang beriringan dengan globalisasi.
membandingkan satu faktor dengan Held (1999) & Giddens (2004)
yang lain, dan penyelidikan bersifat memiliki kesamaan pemikiran
komparatif (Winarno, 1990: 139). mengenai globalisasi, khususnya untuk
Held, dikaitkan dengan ikhwal
C. PEMBAHASAN kosmopolitansime, yakni mereka
Sebelum lebih jauh dalam memahami mengajukan gagasan atas “globalisasi”
bagaimana harmonisasi kosmopolitan & yang memiliki kecenderungan
nasionalisme untuk membangun “negatif”, seperti mendorong
pendidikan berwawasan gelobal berjiwa konsumerisme, homogenisasi tertentu
lokal, maka terlebih dahulu kita akan yang membawa efek negatif pada
masuk ke hal-hal pokok yang tekait identitas lokal, menguatkan neo-
dengan hal ini. Setelah memahami konsep liberalisme dsb. Hal tersebut
dasar dari pokok permasalahannya maka disebabkan globalisasi akan dapat
hal utama yang terkait dengan judul mengancam budaya bangsa sehingga
makalah ini. Diantara hal-hal pokok budaya kosmopolitan yang dihasilkan
tersebut adalah konsep dasar dari oleh globalisasi akan muncul dan
kosmopolitan, Nasionalisme, pendidikan dapat mematikan budaya nasional atas
kewarganegaraan dan wawasan global suatu bangsa (Tilaar, 2002: 4) dan
26
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 2, Januari 2017
E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683
27
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 2, Januari 2017
E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683
28
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 2, Januari 2017
E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683
29
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 2, Januari 2017
E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683
30
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 2, Januari 2017
E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683
31
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 2, Januari 2017
E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683
32
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 2, Januari 2017
E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683
33
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 2, Januari 2017
E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683
seperti telepon selular, internet, Ipad, dsb. Lexy J. Moleong. (2002). Metodologi
Hasil penelitian ini diharapkan dijadikan Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
rujukan bagi artikel-artikel tetentu kedepan Remaja Rosdakarya.
khususnya bidang Pendidikan Mardawani (2011). Pembinaan semangat
Kewarganegaraan untuk mengetahui nasionalisme Indonesia dalam
harmonisasi Kosmopolitan dan menghadapi tantangan
Nasionalisme guna membangun karakter Kosmopolitanisme dan Etnisitas
bangsa yang bisa dibanggakan. melalui pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan (Studi kasus pada
DAFTAR PUSTAKA SMP Negeri 1 Entikong, wilayah
perbatasan Indonesia-Malaysia)”.UPI
Arief Furqan. (1992). Pengantar Metode Bandung. Tesis ini tidak
Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha dipublikasikan.
Nasional Mau, S, Mewes, J and Zimmermann. (2008).
Arikunto. Suharsimi, (2001), Prosedur Kosmopolitan Attitudes Through
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, transnational Social Practices. Bremen:
Rineka Cipta. Blackwell Publishing.
Beck, Ulrich (2006) Cosmopolitan Vision. Mustika Zed. (2004). Metode Penelitian
Cambridge: Polity Press. Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor
Branson. (1999). Belajar “Civic Education” Nasional.
dari Amerika (Terjemahan Syaripudin, Noeng Muhajir. (1996). Metodologi Penelitian
dkk). Yogyakarta: Lembaga Kajian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Islam dan Sosial (LKIS). Nowicka and Rovisco. (2009).
Budimansyah D dan Suryadi K. (2008). PKN Kosmopolitanism in Practice. Ashgate
dan Masyarakat Multikulural. Publishing; Roma.
Bandung: UPI Program Studi Soejono dan Abdurrahman. (1999). Metode
Pendidikan Kewarganegaraan. Penelitian Suatu Pemikiran dan
Calhoun, Craig. (2008). “Cosmopolitanism and Penerapannya. Jakarta: Reneka Cipta
nationalism”, nation and nationalism, Somantri, N. (2001). Menggagas
vol. 14, no. 3, pp. 427-448. pembaharuan pendidikan IPS.
Cholisin. (2007). Materi pokok ilmu Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
kewarganegaraan-pendidikan Taniredja, Tukiran dkk. 2009. Pendidikan
kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta
Press. dan Universitas Muhamadiyah
Cogan, J. J. (1999). Developing the civic Purwokerto.
society: the role of civic education. Tilaar. (2002). Perubahan sosial dan
Bandung. CICED. Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia.
Djahiri, H.A. Kosasih (2006). Esensi Wicaksana, I Gede Wahyu. (2013). Dalam
pendidikan Nilai Moral Dan PKN Di perkuliahan Kosmopolitanisme,
Era Globalisasi, Dalam Pendidikan Nasionalisme dan Fundamentalisme
Nilai Moral Dalam Dimensi Week 2 pada 8 Maret 2013.
Pendidikan Kewarganegaraan Winarno Surachman .Pengantar Penelitian
menyambut 70 tahun Prof. Drs.H.A. Ilmiah: Dasar, Metode, Teknik
Kosasih Djahiri, Bandung (Bandung: Tarsita, 1990)
Laboratorium Pendidikan Winataputra & Budimansyah. (2012). PKn
Kewarganegaraan (PKn) FPIPS-UPI. dalam Perspektif Internasional
Held. et al. (2004). Introduction dalam Global (Konteks, Teori, dan Profil
Transformation, Politics, Economy, Pembelajaran). Bandung: Widya
and Culture. Stanford University Press. Aksara Pers
Kalidjernih, F. (2009). Puspa Ragam konsep
dan Isu Kewarganegaraan (Edisi ke
tiga). Bandung. Widya aksara press.
34