Anamnesis dalam

Neurologi
Tim Neurologi FK UNUSA 2018

1
 Pendahuluan
Kuliah ini akan membahas teknik anamnesis dalam Neurologi

Anamnesis merupakan batu pertama untuk penegakkan diagnosis

Kasus pada neurologi sering bertitik tumpu hanya pada anamnesis
saja, contohnya pada kasus nyeri, nyeri kepala, pusing, penurunan
kesadaran akibat bangkitan epileptik
Anamnesis yang baik memungkinkan penegakkan diagnosis yg benar
bahkan sebelum dilakukan pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan
neurologis, dan pemeriksaan penunjang

Banyak tjd salah diagnosis karena anamnesis yang buruk

Sering nakes menuduh pasien/keluarga/saksi sebagai pencerita yg
buruk, pdhal nakesnya-lah penggali cerita yg buruk
2
 Teknik Wawancara
Aspek penting dari anamnesis adalah mendengar dengan
penuh perhatian

Tanyakan pertanyaan terbuka

Hindari melakukan sugesti jawaban

Pewawancara harus memiliki ilmu di bidang neurologi shg

mampu memilah informasi yg penting dari yg tidak diperlukan

Dalam wawancara dengan pasien sendiri (autoanamnesis),

pewawancara bisa menilai pemahaman pasien sebagai
individu, sebagai bagian dari komunitas/hubungan sosial
pasien, dan reaksi pasien thd penyakitnya

3
 Teknik Wawancara (2)
Membutuhkan ‘jam terbang’, mrpk bagian dari seni
Waktu, diplomasi, keramahan, kesabaran, mampu menempatkan diri,
sikap, pemahaman, dan simpati pewawancara merupakan aspek
penting dalam keberhasilan anamnesis

Bertanyalah dengan nada konversasi

Di awal wawancara, usahakan untuk menenangkan pasien dan atau
keluarga pasien terlebih dulu

Galilah asal pasien (alamat) dan pekerjaan pasien untuk mencairkan

suasana setelah menanyakan nama
Jangan lupa ulangi kata-kata kunci pada pasien/keluarga pasien untuk
membantu meyakinkan bahwa anda mendengarkan apa yang sudah
dikatakan oleh pasien/keluarga
4
 Teknik Wawancara (3)
Modus pertanyaan bervariasi berdasarkan usia pasien, status pendidikan, dan
latar kultural

Pewawancara menggunakan bahasa yang mudah dipahami, tidak boleh membuat

pasien rendah diri
Anamnesis direkam (tulisan) dalam Bahasa yg jelas dan sistematis

Usahakan melakukan anamnesis dari pasien langsung

Banyak pasien berbicara melompat-lompat

Apabila pasien mengatakan, “Dokter yg dulu bilang…” jangan langsung percaya

Bila sangat diperlukan, pewawancara melakukan inter vensi untuk mengarahkan

wawancara

Klarifikasi hal-hal yg ambigu (seperti: pusing, apakah cekot-cekot atau nggliyeng)

5
 Teknik Wawancara (4)
Amati nada bicara pasien (scanning speech?), artikulasi (disartria?), mimik wajah
(hipomimia?), reaksi emosional (gangguan perilaku?), sikap pasien saat dilakukan wawancara
(gelisah?), pemahaman bahasa pasien (afasia?)
Usahakan telah memikirkan diagnosis awal dan diagnosis banding setelah pasien menyatakan
keluhan utama
Pada keadaan seperti nyeri, minta pasien untuk menjelaskan nyeri seperti apa (kualitas
nyeri) (panas? tajam? tumpul? tidak nyaman? berat? tersetrum listrik?), lokasi, onset,
intensitas, membaik dengan apa, memburuk dengan apa, apakah nyeri menjalar, gejala lain yg
menyertai (mual, muntah, fotofobia, fonofobia, kelemahan motorik), riwayat pengobatan, dan
faktor pencetus

Pada keadaan seperti tumor myelum, minta pasien menjelaskan timeline (urutan) terjadinya
kelemahan/gangguan
Dalam anamnesis penyakit sekarang, sertakan pertanyaan untuk menyingkirkan diagnosis
banding
Jangan lupa riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat kebiasaan
(merokok? olah raga?), dan riwayat sosial (freesex?)

6
Teknik Wawancara (5)
Lakukan review of systems (ROS)
ROS digunakan untuk deteksi masalah kesehatan yg
mungkin saat ini tdk dikeluhkan pasien namun tyt harus
diperhatikan oleh pewawancara
Pertanyaan ROS tentang penurunan berat badan, mudah
lelah, demam, riwayat trauma, gangguan refraksi,
hilang penglihatan yg membaik dgn cepat, hilang
pendengaran, hilang pembauan, mimisan, kaku leher,
gangguan fungsi jantung, riwayat asma, gangguan nafsu
makan, dll

7
 Keluhan Utama pada
Sistem Neurologi
Bangkitan epileptik, atau riwayat Rasa baal atau kesemutan
bangkitan epileptik
Nyeri kepala
Tremor

Vertigo atau dizziness Gangguan gait, keseimbangan,

atau koordinasi
Hilang penglihatan

Penglihatan ganda Gangguan BAK, BAB, atau fungsi

seksual
Penurunan pendengaran
Gangguan berpikir atau ingatan
Tinnitus

Sulit menelan atau bicara Gangguan tidur atau kesadaran

Kelemahan alat gerak Gejala depresi

8
 Titik Penting pada
Wawancara Kasus Neurologi
Nyeri kepala kronik TIA

Nyeri leher dan lengan Penurunan

kesadaran episodik
Nyeri punggung dan (bangkitan epileptik
tungkai vs sinkop)
Dizziness Baal pada kaki
Baal pada tangan Hilang ingatan

9
 Nyeri Kepala Kronik
Bila pasien punya keluhan lebih dari Penggunaan obat nyeri? Dosis?
satu tipe nyeri kepala, wawancara Berapa lama?
dilakukan untuk masing-masing
jenis nyeri kepala Faktor presipitasi

Lokasi nyeri (hemikranial? Faktor yg meringankan nyeri

oksipitonukal? seperti diikat?)
Respons thd pengobatan
Intensitas nyeri
Gejala neurologis yg menyertai
Kualitas nyeri (berdenyut, seperti
ditusuk-tusuk) Gangguan visual yg menyertai

Berat nyeri (VAS, NRS) Gangguan gastroinstestinal yg

menyertai
Onset, durasi, dan frekuensi
Gejala lain yg menyertai
Penggunaan kafein? Kebiasaan?
Seberapa banyak? Riwayat cedera otak
10
 Nyeri Leher dan Lengan
Onset dan durasi
Intensitas nyeri

Riwayat trauma
Riwayat infeksi virus dan imunisasi

Riwayat HNP, operasi HNP, atau neyri leher dan lengan sebelumnya
Lokasi nyeri yg paling hebat

Pola penjalaran nyeri (jika ada)

Hubungan nyeri dengan gerakan leher

Hubungan nyeri dengan gerakan bahu dan lengan

Faktor yg meringankan nyeri

Apakah nyeri memberat dengan batuk, bersin, mengejan

Kelemahan alat gerak atas (lengan)

Gangguan sensoris seperti baal atau kesemutan

Adakah gangguan lain yg menyertai seperti kelemahan alat gerak bawah (tungkai), gangguan BAK, BAB, atau
disfungsi seksual
11
 Dizziness
Definisi dizziness oleh pasien

Onset

Berat gejala

Ada/tidak ilusi gerakan

Gejala persisten atau intermitten

Jika intermitten: frekuensi, durasi, dan waktu serangan

Hubungan dizziness dengan posisi tubuh

Adakah presipitasi dizziness oleh gerakan kepala

Gejala yg menyertai

Riwayat obat-obatan

12
 TIA
Tanggal terjadi serangan pertama dan jumlah serangan

Frekuensi serangan
Durasi serangan

Bagian tubuh spesifik dan fungsi tubuh spesifik yg mengalami gangguan

Adakah gangguan menelan atau bicara atau penglihatan, dll

Gejala lain yg menyertai

Riwayat HT, DM, hiperkolesterolemia, dll

Adakah episode TIA lain yg mengenai retina, hemisfer, atau vertebrobasilar

Pengobatan yg dikonsumsi saat ini

13
 Penurunan Kesadaran Episodik
(Bangkitan Epileptik vs Sinkop)
Waktu kejadian (frekuensi, durasi)

Ingatan pasien ttg kejadian

Situasi dan kondisi lingkungan saat kejadian (saat disuntik, di masjid, di kamar mandi)
Kejadian sebelum serangan
Posisi tubuh sebelum serangan

Adanya gejala prodromal atau aura

Aktivitas tonik/klonik
Adakah onset fokal

Ngompol atau lidah tergigit

Gejala yg mengikuti serangan (tidur, defisit neurologis fokal)
Waktu hingga sembuh sempurna

Saksi kejadian
Adakah penggunaan obat-obatan terlarang, alkohol, dan pengobatan penyakit
Riwayat penyakit keluarga
14
 Hilang Ingatan
Durasi
Memberat, membaik, atau menetap
Contoh lupa yg bagaimana (hal kecil seperti meletakkan kunci?)
Apakah pasien menggunakan checkbook
Kecenderungan tersesat

Riwayat pengobatan
Alkohol?
Nyeri kepala?
Sulit membaui/merasa

Gangguan keseimbangan, berjalan, atau kontrol BAK

Gangguan depresi?
Trauma kepala?
Riwayat stroke atau penyakit vaskular lain
Riwayat penyakit tiroid, anemia, vit B12 yg rendah, STDs (sexually transmitted diseases)

Faktor risiko HIV?

Riwayat penyakit keluarga mengenai demensia atau penyakit Alzheimer

15
 “Wallahua’lam Bishowab.”

–Tim Neurologi FK UNUSA 2018

16