Вы находитесь на странице: 1из 17

Profil Puskesmas Sungai Duri 2007

BAB IV
UPAYA KESEHATAN

A. KESEHATAN IBU
1. Pemeriksaan Ibu Hamil
Sasaran ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sungai Duri pada tahun 2007
adalah 499, sedangkan akses pelayanan ibu hamil (K1) pada tahun 2007 mencapai
526 (105.4 %) dari target 474 (95 %), pencapaiannya memenuhi target yang di
inginkan. Pada pemeriksaan K4 mencapai 498 (99.8 %) dari target 449 (90 %).
Pencapaian ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2006.
Sedangkan kesejangan antara K1 dengan K4 (5.6 %) atau 28 ibu hamil yang tidak
diperiksa pada trimester ke 3 (K4), walaupun ada kesenjangan yang tidak melebihi
dari 10 %, tetapi kesenjangan K1 dan K4 pada tahun 2007 telah mengalami
penurunan. Jumlah Bumil yang tidak K4 bila dibandingkan tahun 2006 yaitu
sebanyak 66 Bumil.
Kesenjangan antara K1 dan K4 ( 28 Bumil ) disebabkan beberapa faktor
antara lain, saat K1 usia kehamilan sudah memasuki trimester ke 3 dan melahirkan
di luar wilayah ( eksodus ).

Gambar. 19

2. Cakupan Persalinan
Pelayanan persalinan yang dilakukan oleh petugas kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas Sungai Duri mencakup 384 ( 80.7 %) sedangkan target adalah 476
(95 %). Pertolongan persalinan oleh dukun bayi adalah 9 ( 1.9 %). Kalau dilihat
dari pelayanan persalinan oleh petugas kesehatan mencapai target yang diinginkan.
Bila dilihat pada tahun-tahun sebelumnya pertolongan persalinan oleh petugas
kesehatan pada tahun 2007 mengalami Peningkatan bila dibandingkan dengan
jumlah pencapaian tahun 2006 yaitu sebanyak (68.48 %) atau 315 Bulin.
.

22
Profil Puskesmas Sungai Duri 2007

Gambar. 20

3. Deteksi Resiko Tinggi Ibu Hamil


Resiko tinggi pada ibu hamil merupakan penyebab yang erat kaitannya
dengan kematian ibu atau bayi pada saat melahirkan. Oleh sebab itu sangat
diperlukan deteksi sedini mungkin untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan pada saat melahirkan atau segera setelah melahirkan. Pada tahun 2007
ditemukan 69 (13.8 %) kasus ibu hamil dengan resiko tinggi yang dilaporkan
oleh petugas kesehatan, sedangkan yang dilaporkan oleh masyarakat ada 9 kasus
(1.8 %).
Gambar. 21

4. Angka Kematian Ibu


Pada tahun 2007tidak ditemukan kasus kematian ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, dan ibu meneteki.

23
Profil Puskesmas Sungai Duri 2007

5. Cakupan TT Ibu Hamil


Jumlah sasaran ibu hamil tahun 2007 di wilayah kerja Puskesmas Sungai
Duri adalah 499, sedangkan imunisasi TT I pada ibu hamil mencapai 526 (105.4
%), sedangkan cakupan imunisasi TT 2 adalah 498 (99.8%), dilihat dari kedua
kegiatan tersebut maka imunisasi bagi ibu hamil TT 1 melebihi target, sedangkan
TT 2 hampir mencapai target. Kesenjangan K 1 dengan TT 1 adalah 0 % dan
kesenjangan antara K4 dengan TT 2 adalah 0, namun demikian kesenjangan antara
TT 1 dengan TT 2 dibawah 10 % yaitu 28 orang (5.6 %) dan bila dibandingkan
dengan tahun 2006 mengalami penurunan yaitu 61 orang (12.7%).
Gambar. 22

6. Pemberian Tablet Fe dan pemantauan Hb.


a. Pemberian Tablet Fe.
Jumlah sasaran ibu hamil yang diberi tablet Fe tahun 2007 adalah 499,
sedangkan pencapaian selama tahun 2007 pada Fe 1 adalah 526 (105.4%). Untuk
Fe 3 pencapaiannya adalah 498 (99.8%). Dilihat dari data tersebut diatas maka
tidak ada kesenjangan antara K4 dengan Fe 3.
Gambar. 23

24
Profil Puskesmas Sungai Duri 2007

b. Pemantauan Hb.
Dari jumlah K1 526 Bumil yang diperiksa Hb.nya sebanyak 454 Bumil
( 86.3 % ). Masih adanya K1 yang tidak diperiksa Hb, dikarenakan keterbatasan
sarana untuk pemeriksaan Hb khususnya yang terjadi di Polindes dan Pustu.
Klasifikasi hasil pemeriksaan Hb Bumil pada K1 terdiri atas Hb Normal 403
Bumil ( 76.6% ), Anemia ringan 49 Bumil ( 9.3 % ), Anemia sedang 2 Bumil
(0.4% ) dan tidak Anemia berat .
Evaluasi dilakukan pada K4 dengan hasil Hb Normal menjadi 433 Bumil,
Anemia ringan dari 49 menjadi 21 Bumil, dan Anemia sedang menjadi 0 kasus.
Ini menunjukkan bahwa pemberian tablet Fe sangat bermakna dalam mengatasi
Anemia yang diderita oleh ibu hamil.
Rencana dan target kedepan diharapkan seluruh ibu hamil diperiksa kadar
Hb nya, sehingga kasus – kasus Anemia segera terdeteksi dan langsung
diintervensi. Dengan demikian resiko tinggi terhadap ibu hamil dapat ditekan
seminimal mungkin dimana pada akhirnya tidak terjadi Morbiditas dan Mortalitas
pada ibu hamil.

c. Lila
Pengukuran lingkar lengan atas ( Lila ) pada Bumil di wilayah kerja
Puskesmas Sungai Duri tahun 2007 dengan hasil sebagai berikut : dari 526 bumil
yang diperiksa kehamilannya dan yang diperiksa Lila sebanyak 526 bumil sekitar
100 % . Pengukuran Lila kurang dari 23.5 cm sebanyak 44 bumil ( 8.4 % ),
sedangkan Lila lebih dari 23.5 cm sebanyak 482 bumil ( 91.6 % )
Dari 44 bumil dengan Lila kurang dari 23.5 cm telah dilakukan intervensi
dengan pemantauan tingkat pertumbuhan dan perkembangan dari bulan kebulan
oleh pemegang program Kesga dan program gizi baik di Posyandu maupun di
Polindes.

B. KESEHATAN ANAK
1. Imunisasi
Tabel. 10
Cakupan Imunisasi Tahun 2007
No. Jenis Imunisasi Jumlah %
1 DPT 1 + Hepatitis 1 ( Combo ) 386 85.02
2 DPT 2 + Hepatitis 2 ( Combo ) 370 81.50
3 DPT 3 + Hepatitis 3 ( Combo ) 369 81.28
4 Polio 1 388 85.46
5 Polio 2 369 81.28
6 Polio 3 344 75.77
7 Polio 4 377 83.04
8 BCG 375 82.60
9 Campak 372 81.94

25
Profil Puskesmas Sungai Duri 2007

Untuk Universal Child Immunization ( UCI ) ada 4 desa yaitu desa Sungai
Duri, Sungai Jaga B, Sungai Pangkalan I dan Sungai Pangkalan II, sedangkan
desa yang belum UCI yaitu desa Sungai Jaga A. hal ini terjadi karena masih ada
bayi yang pada bulan Desember 2007 belum mendapatkan imunisasi Campak
yang merupakan imunisasi indikator untuk penilaian UCI di Kabupaten
Bengkayang. Data pencapaian UCI tiap desa dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel. 11
Pencapaian Imunisasi Perdesa Tahun 2007
JENIS IMUNISASI S
A K
S E
N B C
DESA DPT POLIO HEPATITIS A T
O C P R
G K A
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 N
SEI 158 162 158 141 164 162 143 163 162 158 141 148
1. 184 UCI
DURI 85.9 88.1 85.9 76.6 89.1 88.1 77.7 88.6 88.1 85.9 76.6 80.4
SEI 70 77 73 89 78 65 62 73 77 73 89 80 Tidak
2. 107
JAGA A 65.4 71.9 68.2 83.2 72.9 60.8 57.9 68.2 71.9 68.2 83.2 74.8 UCI
SEI 21 25 23 22 24 23 23 22 25 23 22 23
3. 26 UCI
JAGA B 80.8 96.2 88.5 84.6 92.3 88.5 88.5 84.6 96.2 88.5 84.6 88.5
32 32 28 29 34 27 28 27 32 28 29 30
SEI PKL
4. 29 UCI
I 110.3 110.3 96.6 100 117.2 93.1 96.6 94.1 110.3 96.6 100 103.5
94 90 88 88 88 92 88 92 90 88 88 91
SEI PKL
5. 108 UCI
II 87.1 83.3 81.5 81.5 81.5 85.2 81.5 85.2 83.3 81.5 81.5 84.3
375 386 370 369 388 369 344 377 386 370 369 372
PUSKESMAS 454 UCI
82.6 85.1 81.5 81.3 85.5 81.3 75.8 83.1 85.1 81.5 81.3 81.9

CATATAN : UCI berdasarkan pencapaian Imunisasi Campak

Gambar. 24

26
Profil Puskesmas Sungai Duri 2007

2. Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatal


Pelayanan kesehatan neonatal (bayi kurang dari 1 bulan ) pada tahun 2007
dapat mencakup 461 (101.5 %) dari target 454 (100 %). Bila dibandingkan
dengan hasil cakupan tahun 2006 pelayanan kesehatan neonatal mengalami
peningkatan. Pada tahun 2006 cakupan pelayanan kesehatan neonatal adalah
sebesar 380 (86.7 %) dari target sebesar 359 (82 %).
Kematian bayi pada tahun 2007 juga mengalami peningkatan yaitu 12 bayi
(2.6 %) bila dibandingkan dengan tahun 2006 yaitu sebesar 9 bayi (2.3 %).
Kematian bayi ini disebabkan oleh kasus Intra Uterine Fetal Date (IUFD),
Asfiksia, premature, dan lain-lain. Adapun kematian data bayi tersebut dapat
dilihat sebagai berikut :

Tabel. 12
Kasus Kematian Bayi Tahun 2007
No. Jenis Kasus Jumlah
1 IUFD 2
2 Asfiksia 4
3 Premature 3
4 Lain-lain 3
Jumlah 12

Berdasarkan data tersebut diatas angka kematian bayi masih memerlukan


perhatian yang serius dan diperlukan cara-cara yang efektif untuk mengatasinya
dengan harapan akan terjadi penurunan kasus kematian bayi yang signifikan.

C. PROGRAM GIZI
1. Distribusi Kapsul Vitamin A dosis tinggi pada anak balita.
Program Penanggulangan Kurang Vitamin A (Kvit.A) telah dilaksanakan
sejak tahun 1970-an dan sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah
gizi utama di Indonesia. Strategi penanggulangan kurang vitamin A masih
bertumpu pada pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi, yang diberikan pada
bayi (6-11 bulan), balita (1-5 tahun) dan ibu nifas.
Berdasarkan laporan kegiatan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi di
Puskesmas Sungai Duri pada tahun 2007 , cakupan pemberian kapsul vitamin A
pada balita sudah mencapai 1622 balita ( 74.7 % ) pada bulan Februari dengan
sasaran 2170 balita, dan 1599 balita ( 73.7 % ) pada bulan Agustus dengan
jumlah sasaran 2170 balita. Sedangkan cakupan untuk pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi pada bayi (6-11 bulan ) adalah 202 bayi pada bulan
Februari dan 127 bayi pada bulan Agustus.
Hasil yang dicapai pada tahun 2007 ini bila dibandingkan dengan pencapaian
pada tahun 2006 mengalami penurunan pada bulan Februari tetapi mengalami
peningkatan pada bulan Agustus, yaitu 87.7 % pada bulan Februari dan 71.9 %
pada bulan Agustus. Keadaan ini terjadi karena adanya perubahan sasaran yang

27
Profil Puskesmas Sungai Duri 2007

sangat signifikan dimana pada tahun 2007 sasaran balita diproyeksikan sebanyak
2170 balita.

2. Distribusi kapsul vitamin A pada ibu nifas.


Pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas mempunyai manfaat yang
penting bagi bayi, karena setiap ibu yang akan menyusui anaknya diharapkan
akan mendapat vitamin A melalui air susu ibu (ASI).
Pada tahun 2007, cakupan ibu nifas yang mendapat Vitamin A adalah
80.7 % (384 bufas dari 476 sasaran bufas). Sedangkan cakupan pada tahun 2006
adalah 82,2 % ( 310 bufas dari 377 sasaran bufas).

3. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)


Peranan Upaya Perbaikan Gizi Keluarga dalam penurunan angka kematian
bayi selama ini sangat bermakna. Usaha perbaikan gizi keluarga merupakan
bagian integral dari pembangunan kesehatan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal termasuk keadaan gizi masyarakat dalam rangka
meningkatkan kualitas dan taraf hidup serta kecerdasan dan kesejahteraan rakyat
pada umumnya.
Pada masa ini upaya perbaikan gizi diarahkan sebagai salah satu upaya
untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang gizi sebagai
bagian dari upaya meningkatkan kualitas hidup manusia. Hal ini berarti bahwa
kegiatan upaya perbaikan gizi harus terus ditingkatkan agar tercapai sasaran
yang lebih luas, yaitu secara kuantitatif dengan semakin rendahnya angka
kematian bayi maupun kematian ibu, dan secara kualitatif semakin tingginya
derajat kesehatan masyarakat.
Salah satu kegiatan UPGK yang dilaksanakan di Puskesmas Sungai Duri
adalah Posyandu. Posyandu ini dengan kegiatannya antara lain penimbangan
balita, pemberian makanan tambahan pada bayi/balita dengan kasus gizi kurang
dengan pemberian makanan tambahan MP-ASI ( Makanan Pendamping Air Susu
Ibu )
Tabel. 13
Pencapaian Hasil Penimbangan Tahun 2007.

No. VARIABEL Jumlah / Bulan


1 Jumlah Balita yang ada (S) 896
2 Jumlah Balita yang mempunyai KMS (K) 896
3 Jumlah Balita yang ditimbang (D) 534
4 Jumlah Balita yang naik BB nya (N) 402
5 Jumlah Balita yang BGM 7

28
Profil Puskesmas Sungai Duri 2007

Gambar. 25

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa :


 Tingkat partisipasi masyarakat (D/S) baru tercapai sebesar 59.6 % dari
target yang ditetapkan, yaitu 85 %.
 Pencapaian Liputan Program (K/S) 100 % dari target 85 %.
 Sedangkan tingkat keberhasilan program (N/S) 44,9 % , ini belum
mencapai target 60 % .
 Untuk kasus BGM adalah 7 rata-rata per tahunnya ( 0,8 % )
 Tingkat pencapaian pemantauan pertumbuhan balita ( N/D ) 75.3 % dari
target yang di tetapkan yaitu 80 %.

Apabila dilihat dari data tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil
yang dicapai masih belum mencapai target yang diharapkan dan ini masih perlu
mendapat perhatian khusus serta kerjasama yang baik antara lintas program dan
lintas sektor terkait.

Gambar. 26

29
Profil Puskesmas Sungai Duri 2007

Gambar. 27

Gambar. 28

Gambar. 29

30
Profil Puskesmas Sungai Duri 2007

4. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)


Pada pertengahan tahun 2005 telah ditemukan kasus gizi buruk di
beberapa daerah Indonesia seperti di NTB yang memberikan dampak keseluruh
propinsi lainnya untuk mengetahui keadaan gizi balitanya. Ternyata hasil
pemantauan Depkes di jumpai kasus gizi buruk bukan hanya ada di NTB tapi
propinsi lainpun menjumpai kasus yang sama.
Dalam rangka menanggulangi tingginya kasus gizi kurang dan gizi buruk
ini, berbagai langkah dan upaya terus menerus dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat. Salah satunya adalah dengan pemberian makanan tambahan pada
bayi berupa Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).
Sasaran pemberian MP-ASI adalah bayi berusia 6- 11 bulan dari keluarga
miskin. Dalam rangka pelaksanaan pemberian MP-ASI, Puskesmas Sungai Duri
mempunyai kebijaksanaan tersendiri, yaitu sasaran pemberian tidak hanya pada
keluarga miskin, tapi didasarkan atas kasus kejadian gizi kurang atau gizi buruk.
Ini berarti bahwa MP-ASI diberikan pada semua bayi yang menderita
kasus gizi kurang/buruk baik yang berasal dari keluarga miskin maupun keluarga
yang mampu. Ini dilakukan dengan tetap mengutamakan pemberian MP-ASI
pada bayi yang berasal dari keluarga miskin.

6. Pojok Gizi
Kegiatan ini merupakan salah satu terobosan dalam upaya peningkatan
pelayanan gizi di Puskesmas, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
pelayanan kesehatan dasar (PKD) di tingkat Puskesmas.
Pentingnya pelayanan gizi di Puskesmas sudah lama disadari, mengingat
masalah gizi dan pengaturan makanan / diet merupakan komponen penting
dalam terapi masalah gizi dan penyakit yang berkaitan dengan gizi. Saat ini
pelayanan gizi di Puskesmas dirasakan masih belum optimal, yang tentunya akan
berdampak negatif terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan masalah
gizi dan berbagai penyakit penyertanya yang dapat mengakibatkan tingginya
”case fatality” pada penyakit yang berkaitan dengan gizi seperti diabetes Melitus
(DM), Hipertensi, dan penyakit Jantung.
Di Puskesmas sungai Duri kegiatan ini telah di mulai sejak bulan Maret
2000 dan sampai saat ini masih tetap berjalan. Adapun tujuan dari diadakannya
POZI ini adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan gizi di Puskesmas dalam
rangka upaya perbaikan gizi masyarakat sebagai bagian dari “Quality
Assurance” pelayanan kesehatan.

31
Profil Puskesmas Sungai Duri 2007

Pencapaian cakupan kunjungan pasien POZI pada tahun 2006 dapat dilihat
sebagai berikut :
Tabel. 14
Data Kunjungan Pasien Pojok Gizi 2007
N B U LA N
Penyakit Jlh
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 DM 1 5 2 2 6 3 2 3 6 1 2 1 34
2 Hipertensi - - - 1 5 - - - - - - - 6
3 Hiperlipid - - - - 4 - - - - - - - 4
4 Bumil KEK - 1 - - - - - - - - - - 1
5 Gizi Kurang 1 1 2 5 5 3 5 2 13 3 2 2 1
6 Gizi Buruk - - - - 1 - - - - 2 - 1 4
JUMLAH 2 7 4 8 21 6 7 5 19 6 4 4 44

Pelaksanaan kegiatan ini meliputi konseling terhadap pasien yang dirujuk


dari Poli umum dan Poli KIA, yang kemudian ditindak lanjuti dengan
kunjungan ke rumah pasien bersama pemegang lintas program terkait. Ini
dimaksudkan untuk melihat secara langsung masalah (faktor-faktor) apa yang
berpengaruh terhadap kesehatan gizi pasien.

D. KESEHATAN LINGKUNGAN
Program kesehatan lingkungan bertujuan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang lebih sehat agar masyarakat terlindung dari kemungkinan yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan. Selain itu juga untuk meningkatkan pengamanan
kualitas air yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat. Salah satu kegiatan yang
tidak kalah penting lainnya adalah meningkatkan penggunaan jamban keluarga yang
layak dari segi kesehatan.
Berdasarkan pemecahan masalah kompleks yang telah dilakukan oleh Tim
Jaminan mutu Puskesmas, maka sebagai prioritas utama yang di dapat adalah
mengenai kesehatan lingkungan dan kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan
adalah melakukan klinik sanitasi serta menunjuk salah satu desa sehat sebagai desa
percontohan bagi desa-desa yang ada diwilayah kerja Puskesmas Sungai Duri.
Sedangkan kegiatan rutin yang telah dilakukan dalam program kesehatan lingkungan
pada tahun 2007 adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengawasan TUPM (Tempat Umum dan Pengolahan Makanan)
yang berjumlah 50 buah, yang diperiksa sebanyak 50 buah (100 %). Adapun
yang memenuhi syarat sebanyak 31 buah (62 %) dan sisanya tidak memenuhi
syarat. TUPM tersebut adalah : Restoran, Rumah Makan, Pasar, Tempat Ibadah,
Terminal, Warung Kopi, Pangkas Rambut / Salon, dan Kantin.
2. Melakukan pengawasan tempat-tempat Institusi yang ada 39 institusi yang
dibina baru 27 institusi, Jadi sekitar 69,2 % institusi yang dibina.

32
Profil Puskesmas Sungai Duri 2007

3. Melakukan pengawasan Rumah. Rumah yang ada diwilayah kerja Puskesmas


berjumlah 3909 rumah yang diperiksa 715 rumah (18,3 %). Dari 715 rumah
yang diperiksa ada 641 rumah yang sehat sekitar ( 85,9 %).
4. Melakukan pengawasan terhadap akses air bersih yang di gunakan keluarga.
Dari jumlah 4013 Kepala Keluarga (KK), jumlah keluarga yang diperiksa akses
air bersihnya sebanyak 715 KK ( 17.8 % ). Dari 715 keluarga tersebut yang
dapat diperiksa sebanyak 2884 kontainer, dari 2884 kontainer sebanyak 48
(1,7%) keluarga menggunakan air bersih Sumur Gali, dan 2837 (98,3%)
keluarga menggunakan air bersih dari Penampungan Air Hujan.
5. Melakukan pengawasan keluarga terhadap kepemilikan sarana sanitasi. Dari
4013 KK yang ada, yang diperiksa 715 KK. Dari 715 keluarga yang diperiksa
yang memiliki jamban sebanyak 641 KK ( 89,7 % ) dan yang memiliki tempat
sampah sebanyak 641 KK ( 89,7 % ) serta dari semua keluarga yang diperiksa
tidak ada yang memiliki sarana pengolahan air limbah.
6. Melakukan pengawasan TPA (Tempat Pembuangan sampah Akhir) berjumlah 1
tempat dimana dalam setahun dilakukan 3 kali pengawasan dan berdasarkan
hasil pemeriksaan TPA tersebut belum memenuhi syarat, karena masih
menggunakan metode Open Dumping.
7. Klinik sanitasi meliputi pemberian konseling dalam gedung Puskesmas maupun
di luar gedung Puskesmas bagi pasien yang dirujuk dari Poli umum dan Poli
KIA. Konseling diberikan sesuai dengan keadaan penyakit yang dideritanya
saat datang berobat. Selama tahun 2007 penderita yang mendapat konseling
sebanyak 49 kasus yang terdiri dari Malaria 23 kasus, Diare 19 Kasus, TB Paru
7 Kasus, Kecacingan 2 kasus. Sedangkan yang ditindak lanjuti dengan kegiatan
luar gedung sebanyak 5 kasus ( 10,2 % ).
8. Pemantauan Jentik Berkala. Dari 3909 rumah yang ada, rumah yang diperiksa
jentik nyamuk sebanyak 553 rumah. Dengan hasil 103 rumah yang bebas jentik
myamuk ( 18,6 % ).

E. USAHA KESEHATAN SEKOLAH


Salah satu upaya pembinaan usia sekolah adalah pembinaan dan pengembangan
Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan derajat kesehatan bagi setiap murid serta menciptakan lingkungan
sekolah yang sehat. Keberhasilan UKS sangat bergantung pada peran serta dari semua
sektor yang terkait terutama Dinas Pendidikan Cabang kecamatan Sungai Raya dan
tak kalah pentingnya peran serta dari sekolah, guru, murid, orang tua murid serta
masyarakat sekitar sekolah tersebut.
Untuk meningkatkan program UKS maka Puskesmas Sungai Duri telah
menunjuk setiap petugas kesehatan yang ada menjadi penanggung jawab UKS di
masing-masing sekolah yang ada. Adapun jumlah UKS yang terbentuk di wilayah
kerja Puskesmas Sungai Duri adalah sebanyak 18 buah UKS. Adapun usaha-usaha
kesehatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

33
Profil Puskesmas Sungai Duri 2007

1. Imunisasi Anak Sekolah


Bulan Imunisasi Anak Sekolah ( BIAS ) dilaksanakan pada bulan November
s/d Desember 2007. Imunisasi yang diberikan adalah DT untuk murid kelas I SD
dengan jumlah sasaran 602 murid sedangkan pencapaiannya adalah 565 murid
( 93,9 % ), Imunisasi TT untuk murid kelas II dengan jumlah sasaran 504 murid
sedangkan pencapaiannya adalah 472 murid ( 937 % ) dan kelas III SD dengan
jumlah sasaran adalah 490 murid sedangkan pencapaiannya adalah 437 murid
( 89,2 % ).
Kalau dilihat dari keseluruhan pemberian imunisasi dari kelas I sampai
dengan kelas III SD maka jumlah sasaran adalah 1596 sedangkan pencapaiannya
adalah 1474 ( 92,4 % ), dari hasil tersebut diatas bahwa pencapaiannya telah
melebihi dari target yang diinginkan yaitu 90 % dan diharapkan pencapaian ini
tetap dipertahankan untuk tahun yang akan datang.
Gambar. 30

2. Kegiatan Penjaringan.
Kegiatan penjaringan kesehatan di sekolah bertujuan untuk mengetahui
banyaknya anak sekolah yang tidak sehat dan anak sekolah yang sehat. Disamping
itu juga mengumpulkan data guna menilai perkembangan kesehatan anak. Kegiatan
ini dilakukan terutama pada TK, kelas I SD/MI, SLTP/MTs dan SMU/Aliyah,
dengan sasaran 100 % dari seluruh sekolah yang ada.
Penjaringan anak sekolah dasar dilakukan terhadap seluruh sekolah dasar
yang ada sebanyak 18 Sekolah. Adapun sasaran anak yang di deteksi dini tumbuh
kembangnya sebanyak 622 siswa yang diperiksa 596 siswa ( 93,1 % ) dengan hasil
baik.
Sedangkan penjaringan pada anak siswa SMP / SMA dilakukan pada seluruh
sekolah yang ada dengan sasaran siswa sebanyak 480 siswa yang diperiksa
sebanyak 456 siswa ( 95 % ) dengan hasil baik.

34
Profil Puskesmas Sungai Duri 2007

3. Upaya Pelayanan Medik Dasar Kesehatan Gigi dan Mulut.


Pelayanan medik dasar kesehatan Gigi dan mulut yang dilakukan di
Puskesmas Sungai Duri, dapat di bagi menjadi 3 kegiatan :
a. Pelayanan kesehatan Gigi pada masyarakat di desa ( UKGMD )
b. Pelayanan kesehatan Gigi pada anak sekolah ( UKGS )
c. Pelayanan kesehatan Gigi pada penderita/pengunjung di Puskesmas adalah :
 Masyarakat umum ( anak, dewasa )
 Ibu hamil ( rujukan KIA )
 Anak Pra sekolah ( Rujukan KIA,Poli umum )
 Masyarakat miskin, dll.
a) Kegiatan UKGMD
Dilaksanakan melalui Posyandu sebulan sekali, sedangkan kegiatan yang
dilaksanakan berupa :
1. Upaya peningkatan kesehatan gilut oleh kader/petugas kesehatan dalam
bentuk penyuluhan perorangan dan pemeriksaan pada Bumil, buteki dan
balita.
2. Rujukan oleh Bidan/kader apabila ditemukan kasus, termasuk scaling
untuk Bumil.
Kegiatan UKGMD pada Posyandu ini dilaksanakan di 16 Posyandu pada
5 desa
b) Kegiatan UKGS
Dilakukan pada murid TK dan SD di wilayah kerja Puskesmas Sungai
Duri sedangkan kegiatan yang telah dilakukan adalah :
1. UKGS pada TK :
a. Jumlah TK UKGS ada 2 TK
b. Jumlah seluruh murid TK : 29 murid (laki-laki 18, perempuan 10 )
c. Kegiatan yang telah dilakukan berupa upaya peningkatan kesehatan
gigi mulut oleh guru dan petugas kesehatan dalam bentuk penyuluhan,
pemeriksaan ( Scranning ), rujukan ke Poli Gigi Puskesmas, sedangkan
program pemberian tablet Flour untuk seluruh murid TK selama 1
tahun tidak dilaksanakan karena tidak tersedianya tablet Flour.

2. UKGS pada SD
a. Jumlah SD UKGS ada 18 SD
b. Jumlah seluruh murid Sekolah Dasar ( kelas 1 ) 622 murid.
Dilaksanakan 1 kali / tahun / sekolah. Kegiatan berupa : Upaya
peningkatan kesehatan gigi mulut oleh petugas kesehatan dan guru
(UKS dan bidang studi PENJAS ), upaya pencegahan penyakit gilut
(penyikatan Gigi bersama dengan pasta flour yang sebelumnya diberi
disclosing solution, Scranning kesehatan , gilut dan scalling),
pelayanan perawatan kesehatan gilut ( Pencabutan Gigi sulung yang
persistensi dan penambalan karies di sekolah serta merujuk ke
Puskesmas apabila pelayanan tidak memungkinkan dilakukan di
sekolah ).

35
Profil Puskesmas Sungai Duri 2007

c) Pelayanan di Puskesmas
Kegiatan berupa pemberian penyuluhan perorangan tentang kesehatan
Gigi dan mulut pada pasien yang datang serta pelayanan Kuratif. Pada tahun
2007 kasus yang dilayani pada penderita yang langsung berobat ke Poli Gigi
maupun penderita yang dirujuk dari Poli umum, Poli KIA dan murid yang
dirujuk dari sekolah (UKGS), adalah berjumlah 1656 yang terdiri dari :
 Ekstraksi Gigi tetap : 784 orang
 Ekstraksi Gigi susu : 117 orang
 Tumpatan Gigi tetap : 29 orang
 Scalling : 55 orang
 Konseling kesehatan Gigi : 67 orang
 Pengobatan Gigi dan lain-lain : 604 orang
Dari total pelayanan sebanyak 1656 di poli gigi tersebut dapat di pilah
jenis kunjungan sebagai berikut :
 Umum : 1171 Orang
 Ibu Hamil : 74 Orang
 Anak Pra Sekolah : 31 Orang
 UKS : 106 Orang
 Askes : 188 Orang
 JPK-MM : 73 Orang
 Gratis : 13 Orang
Dari kegiatan tersebut diatas sebagian telah mencapai target nasional
namun masih ada sebagian yang belum mencapai target yang diinginkan,
walaupun demikian kegiatan ini setiap tahun menunjukkan peningkatan
cakupan. Kendala utama yang dihadapi untuk meningkatkan program
kesehatan Gigi dan mulut salah satunya adalah tidak adanya dana, mudah-
mudahan hal ini menjadi perhatian dari penentu kebijakan ditingkat atas.

F. PROMOSI KESEHATAN
1. Penyuluhan
Pada tahun 2007 Puskesmas Sungai Duri telah mengadakan kegiatan
penyuluhan sebanyak 192 kali. Penyuluhan pada program gizi sebanyak 64 kali
(33,3 %), penyuluhan program kesling 80 kali ( 41,7 % ) dan penyuluhan obat dan
makanan Nafza 32 kali ( 16,7 % ) bahaya formalin 16 kali ( 8,3 % ).
Penyuluhan dilakukan pada kelompok-kelompok di posyandu, sekolah,
kelompok arisan dan serakalan yang ada dalam masyarakat.

2. Rumah Tangga Sehat


Pada bulan Nopember 2007 dilakukan survei terhadap Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) pada Rumah Tangga Sehat sebanyak 100 Rumah
Tangga dengan indikator sebanyak 10 pertanyaan sebagai berikut :
1) Persalinan di tiolong nakes
2) Bayi dapat ASI Eksklusif

36
Profil Puskesmas Sungai Duri 2007

3) Kepemilikan jaminan pemeliharaan kesehatan


4) Tidak merokok di dalam rumah
5) Aktifitas fisik minimal 30 menit
6) Konsumsi buah dan sayur tiap hari
7) Ketersediaan air bersih
8) Kepemilikan jamban
9) Kesesuaian kepadatan rumah dengan penghuni
10) Lantai rumah tidak dari tanah

Hasil survei pada rumah tangga sehat adalah sebagai berikut : ada 45 rumah
tangga (45%) klasifikasi sehat dan 55 rumah tangga ( 55 % ) kalsifikasi tidak
sehat. Permasalahan yang terjadi dari hasil tersebut diatas masih banyak dijumpai
rumah tangga yang tidak memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan 46 %, masih
banyak kepala keluarga yang merokok di dalam rumah sehingga anggota rumah
tangga menjadi perokok pasif sekitar 42% dan masih dijumpai rumah tangga yang
jumlah penghuninya tidak sesuai dengan luas rumah sekitar 28 %.

3. Garam Beryodium
Pada bulan Juli 2007 dilakukan pemantauan garam beryodium di desa
Sungai Jaga A dan desa Sungai Duri pada 50 Rumah Tangga ( 50 sampel ).
Pemeriksaan dilakukan menggunakan larutan iodina test pada garam yang diambil
pada rumah tangga. Dari 50 sampel tersebut, test larutan iodina pada sampel
menunjukan garam yang diambil mengandung yodium > 30 ppm kalium yodat.
Jadi 50 rumah tangga yang di periksa garam yang dikonsumsi keluarga,
menunjukan garam tersebut mengandung yodium > 30 ppm kalium yodat dalam
pengertian garam yang di konsumsi rumah tangga dalam keadaan garam
beryodium baik.

4. ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah Bayi umur 0-6 bulan yang mendapat ASI saja.
Pencapaian ASI eksklusif pada tahun 2007 sebanyak 257 dari 458 bayi yang ada
dengan pencapaiaan 56.1 %, sedangkan pencapaian yang harus di capai sesuai
SPM adalah 80 %. Pencapaian ini baru bisa dihitung pada bayi yang sudah
berumur 6 bulan dan mendapat ASI saja. Jadi ASI eksklusif adalah jumlah bayi
yang berumur 6 bulan dan mendapat ASI eksklusif berbanding dengan bayi
berumur 6 bulan dalam kurun waktu tertentu.

5. Posyandu
Puskesmas Sungai Duri memiliki 16 posyandu yang tersebar di 5 desa. Desa
Sungai Duri ada 5 posyandu, Desa Sungai Jaga A ada 4 posyandu, Desa Sungai
Jaga B ada 2 posyandu, Desa Sungai Pangkalan I ada 2 posyandu dan Sungai
Pangkalan II ada 3 posyandu. Dari 16 posyandu ada sekita 90 kader yang aktif
dalam kegiatan posyandu. Pada tahun 2007 dari 16 posyandu setiap posyandu

37
Profil Puskesmas Sungai Duri 2007

telah melakukan 12 kegiatan dalam 1 tahun, berarti tidak ada posyandu yang DO
tiap bulannya.
Telaah kemandirian posyandu pada tahun 2007 adalah sebagai berikut :
Posyandu pratama tidak ada, Posyandu Madya 5 buah ( 31,25 % ), Posyandu
Purnama 11 buah (68,75%). Kedepan kita berusaha ada posyandu diwilayah
Puskesmas Sungai Duri yang masuk kategori Posyandu Mandiri.

38

Вам также может понравиться