Вы находитесь на странице: 1из 15

PENGARUH PENGAWASAN INTERN, SISTEM ANGGARAN BERBASIS

KINERJA DAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN


DAERAH TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA
PERANGKAT DAERAH
(Studi Empiris Pada SKPD Kabupaten Rokan Hulu)

Oleh:
Tri Rosmarini
Pembimbing : Ria Nelly Sari dan Lila Anggraini

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia


e-mail : trirosmarini@yahoo.com

The Influence Of Internal Control, Performance Based Budgeting System,


Financial Management Information System.
(The Empirical Study On SKPD Kabupaten Rokan Hulu)

ABSTRACT

This study aimed to examine the influence of the internal control,


performance based budgeting system, financial management information system
on SKPD performance. The population in this study were employed who worked
in the SKPD Kabupaten Rokan Hulu (27 government agencies). The sampling
method used in this study is proportioned stratified random sampling method. The
respondent in this study is the employee Eselon III and Eselon IV SKPD. The
sample used in this study were 108 respondents. The hypotheses then tested is
multiple linear regression analysis by using SPSS version 20.0. The result of this
study indicated that theinternal control, performance based budgeting system,
financial management information system has significantly effect on SKPD
performence. The magnitude of the effect (R2) the internal control, performance
based budgeting system, financial management information system, the
performance of SKPD was ,45,7%. While the remaining 54,3% is influenced by
other independent variabel that are not observed in this study.

Keywords : Performance, Budgeting, Financial, Information System and Internal


Control.

PENDAHULUAN Undang No. 32 tahun 2004 pasal 1


ayat 5, pengertian otonomi daerah
Penerapan otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan
memberikan banyak hal positif kewajiban daerah otonom untuk
dalam perkembangan demokrasi di mengatur dan mengurus sendiri
Indonesia. Pemusatan kekuasaan urusan pemerintah dan kepentingan
yang dahulunya menjadi kendala masyarakat setempat sesuai dengan
akan kemajuan suatu daerah telah peraturan perundang-undangan.
diatasi dengan adanya pemerataan Dengan adanya kewenangan ini,
wewenang ini. Menurut Undang- setiap daerah memiliki keleluasaan
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 950
untuk bertindak secara cepat dan pencapaian hasil, dikaitkan dengan
diharapkan tepat. Namun realita yang misi dan visi organisasi, secara
terjadi saat ini tidaklah sesuai. dampak positif dan negatif kebijakan
Kekuasaan yang dimiliki daerah operasional yang telah diambil.
justru memicu munculnya berbagai Salah satu aspek penting dalam
permasalahan yang serius. Salah satu reformasi birokrasi adalah penataan
diantaranya adalah masalah kinerja. manajemen pemerintah pusat dan
Berdasarkan LAKIP (Laporan daerah (provinsi, kabupaten, kota).
Akuntabilitas Kinerja Instansi Hal tersebut dinilai penting karena
Pemerintah) yang merupakan hasil keberhasilan suatu kebijakan
akhir SAKIP (Sistem Akuntabilitas ditentukan pula oleh kemampuan
Kinerja Instansi Pemerintah) manajemen dalam birokrasi
perkembangan akuntabilitas kinerja pemerintahan untuk melaksanakan
instansi pemerintah pusat dan kebijakan tersebut secara efisien dan
provinsi dari tahun 2009-2012 efektif. Seluruh aktivitas dalam
mengalami peningkatan cukup lingkungan instansi pemerintah akan
signifikan. Tahun 2011 hanya ada diukur dari sisi akuntabilitas
dua instansi pusat mendapat nilai A, kinerjanya. Baik dari sisi individu,
tahun 2012 bertambah menjadi tiga kinerja unit kerja, kinerja instansi
instansi. Sedangkan pemerintah dan juga kinerja pemerintahan secara
provinsi, tahun 2011 baru dua keseluruhan.
provinsi yang mendapat nilai B, dan Salah satu cara yang sedang
tahun 2014 menjadi enam provinsi. diupayakan dalam meningkatkan
Meskipun demikian masih banyak kinerja di lembaga pemerintahan
instansi pusat pemerintah provinsi adalah dengan melakukan
yang mendapat nilai kurang bagus, pengawasan intern. Konsekuensi
yang akibatnya adanya logis dari perkembangan tuntutan
ketidakselarasan antara Renstra masyarakat seharusnya mendorong
dengan RPJMN, ketidakmampuan pemerintah untuk lebih
mendefinisikan kinerja dan bertanggungjawab dan transparan
menyusun indikator kerja serta dalam setiap kebijakan, tindakan, dan
ketidakselarasan antara perencanaan kinerja melalui suatu pelaksanaan
dengan penganggaran. pengawasan internal organisasi
Kinerja pemerintah daerah pemerintah. Pengawasan
dapat didefinisikan sebagai interndimaksudkan sebagai suatu
gambaran mengenai tingkat proses yang dirancang untuk
pencapaian hasil pelaksanaan suatu menyediakan keyakinan yang
kegiatan/program/kebijakan rasional atas tercapainya tujuan
pemerintah daerah dalam reliabilitas pelaporan keuangan,
mewujudkan sasaran, tujuan, misi efektivitas dan efisiensi operasi
dan visi daerah yang tertuang dalam organisasi dan kesesuaian organisasi
dokumen perencanaan daerah. dengan aturan serta regulasi yang ada
Sebagai pertanggungjawaban kepada dan dilakukan oleh Aparat
publik, kinerja pemerintah daerah Pengawasan Intern Pemerintah
harus diinformasikan kepada (APIP). Kabupaten Rokan Hulu juga
masyarakat dan para pemangku telah menerapkan pengawasan
kepentingan mengenai tingkatan tersebut, namun penerapannya belum
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 951
berjalan dengan efektif karena masih ada perbedaan antara rencana dan
adanya berbagai temuan yang realisasinya, dapat dilakukan
berkaitan dengan pelanggaran evaluasi sumber-sumber input dan
prosedur pengendalian internal, bagaimana keterkaitannya dengan
sehingga perlu dilakukan perbaikan output dan outcome untuk
dalam penerapannya. Sejak tahun menentukan efektivitas dan efisiensi
2002 hingga 2010, pihak Inspektorat pelaksanaan program. Dengan
Kabupaten Rokan Hulu mendata penganggaran berbasis kinerja dan
sekitar 1.247 temuan yang proses yang lebih partisipatif
didominasi akibat kesalahan dan diharapkan dapat memperbaiki tata
kelemahan administrasi dan juga kelola pemerintahan, meningkatkan
lemahnya pengawasan intern dari efektivitas pembangunan dan
beberapa satuan kerja perangkat memperbaiki tingkat kehidupan
daerah di Kabupaten Rokan Hulu. masyarakat yang secara langsung
Melalui pengawasan internal yang dapat meningkatkan kinerja SKPD.
efektif, pimpinan juga dapat menilai Hal ini sejalan dengan hasil
apakah kebijakan dan prosedur yang penelitian Arif (2013) yang
ditetapkan telah dilaksanakan dengan menunjukkan adanya pengaruh
baik sehingga tujuan dapat tercapai. sistem anggaran berbasis kinerja
Penelitian yang dilakukan Primadona terhadap kinerja SKPD.
(2012) berpendapat bahwa Upaya lainnya yang dianggap
pengawasan internal berpengaruh berpengaruh dalam hal
terhadap kinerja organisasi meningkatkan kinerja pemerintahan
pemerintah. Hasil yang sama juga adalah sistem informasi pengelolaan
ditunjukkan oleh Wirawati (2014). keuangan daerah. Berdasarkan
Untuk menunjang tercapainya Undang-Undang Nomor 17 Tahun
kinerja pemerintahan yang baik, juga 2003 tentang Keuangan Negara
diperlukan suatu sistem anggaran mensyaratkan bentuk dan isi laporan
berbasis kinerja. SABK atau sistem pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran berbasis kinerja adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja
proses penyusunan APBD yang Negara (APBN) atau Anggaran
diberlakukan dengan harapan dapat Pendapatan dan Belanja Daerah
mendorong proses tata kelola (APBD) disusun dan disajikan
pemerintahan yang lebih baik. dengan standar akuntansi
Penerapannya diharapkan dapat pemerintahan yang ditetapkan oleh
mendorong proses pembangunan peraturan pemerintah. Berdasarkan
menjadi lebih efisien dan partisipatif, Undang-Undang tersebut,
karena melibatkan pengambil pemerintah mengeluarkan Peraturan
kebijakan, pelaksana kegiatan, Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010,
bahkan dalam tahap tertentu juga yang menyebutkan bahwa SAP
melibatkan warga masyarakat (Standar Akuntansi Pemerintah) kini
sebagai penerima manfaat dari didasarkan pada Basis Akrual. SAP
kegiatan pelayanan publik. Melalui tahun 2010 ini mulai efektif untuk
SABK keterkaitan antara nilai uang laporan keuangan atas
dan hasil dapat diidentifikasi, pertanggungjawaban pelaksanaan
sehingga program dapat dijalankan anggaran mulai tahun anggaran
secara efektif. Dengan demikian, jika 2010.
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 952
Untuk menghasilkan laporan belum memadai. Kedua, Pengelolaan
yang sesuai dengan SAP dan aset tetap pada pemerintah kabupaten
pengelolaan keuangan daerah yang rokan hulu belum memadai. Ketiga,
baik, diperlukan reformasi dibidang Terdapat sisa kas di bendahara
sistem informasi. Tuntutan akan pengeluaran yang terlambat
ketersediaan laporan keuangan disetorkan dan belum disetorkan ke
daerah yang efektif, efisien serta kas daerah/negara dan kelebihan
handal dan terpercaya seperti yang pembayaran atas empat paket
telah dipaparkan diatas, kegiatan pada dinas pertambangan
mengharuskan adanya penggunaan dan energi. Opini ini tentu
teknologi informasi, tugas para menjelaskan bahwa semua hal yang
pengelola keuangan daerah akan dianggap material telah disajikan
sangat terbantu karena melalui sistem secara wajar di dalam laporan
teknologi informasi akan keuangannya. Tetapi walaupun
menhasilkan formulir ataupun demikian, masih terdapat kelemahan,
laporan-laporan yang dibutuhkan temuan-temuan dan belum efektifnya
oleh aparat SKPD secara akurat dan kinerja di kabupaten Rokan Hulu.
tepat waktu. Penelitian yang Oleh karena itu, penulis berkeinginan
menghubungkan sistem informasi untuk meneliti pengaruh pengawasan
pengelolaan keuangan daerah dengan intern, sistem anggaran berbasis
kinerja SKPD dilakukan oleh Arif kinerja dan sistem informasi
(2013) yang menemukan bahwa pengelolaan keuangan daerah
terdapat peran yang cukup signifikan terhadap kinerja SKPD di lingkungan
dari sistem informasi pengelolaan Pemerintahan Kabupaten Rokan
keuangan daerah terhadap kinerja Hulu.
SKPD. Berdasarkan uraian latar
Sejak tahun 2000 hingga tahun belakang yang telah diuraikan diatas,
2012, pemerintah Kabupaten Rokan maka rumusan penelitian tersebut
Hulu tidak pernah menerima opini adalah : 1) Apakah pengawasan
WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) intern berpengaruh terhadap Kinerja
dari Badan Pemeriksa Keuangan SKPD di Kabupaten Rokan Hulu?, 2)
(BPK) RI. Namun pada tahun 2013 Apakah sistem anggaran berbasis
dan 2014 berturut-turut Rokan Hulu kinerja berpengaruh terhadap Kinerja
menerima opini Wajar Tanpa SKPD di Kabupaten Rokan Hulu?, 3)
Pengecualian Dengan Paragraf Apakah sistem informasi
Penjelasan dari BPK RI. Adapun pengelolaan keuangan daerah
penjelasan tersebut terkait laporan berpengaruh terhadap Kinerja SKPD
keuangan pemerintah kabupaten di Kabupaten Rokan Hulu ?
Rokan Hulu, kelemahan sistem Tujuan penelitian ini adalah
pengendalian dan ketidakpatuhan untuk: 1) Untuk membuktikan secara
terhadap peraturan perundang- empiris pengaruh pengawasan intern
undangan. Serta akun yang terkait terhadap kinerja SKPD di
dalam opini BPK RI Tahun Pemerintah Daerah Kabupaten
Anggaran 2014 diantaranya: Rokan Hulu. 2) Untuk membuktikan
Pertama, pengendalian Pengendalian secara empiris pengaruh sistem
atas pengelolaan kas daerah oleh anggaran berbasis kinerja terhadap
pejabat pengelola keuangan daerah kinerja SKPD di Pemerintah Daerah
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 953
Kabupaten Rokan Hulu. 3) Untuk tugas dan fungsi instansi pemerintah.
membuktikan secara empiris Aparat Pengawasan Intern
pengaruh sistem informasi Pemerintah (APIP) melakukan
pengelolaan keuangan daerah pengawasan melalui: audit, reviu,
terhadap kinerja SKPD di evaluasi, pemantauan dan kegiatan
Pemerintah Daerah Kabupaten pengawasan lainnya.
Rokan Hulu. Wawan (2009:33) menyatakan
bahwa permasalahan yang terkait
TELAAH PUSTAKA DAN dengan kinerja dan pengelolaan
PENGEMBANGAN HIPOTESIS keuangan daerah adalah lemahnya
sistem pembukuan atau akuntansi,
1. Pengaruh Pengawasan Intern pengendalian, pengawasan dan
terhadap Kinerja SKPD sistem informasi keuangan daerah
Menurut Bodnar dan William yang mengakibatkan rendahnya
(2006), pengawasan internal unsur transparansi dan akuntabilitas
merupakan suatu proses yang serta menyulitkan pengawasan atau
dirancang untuk menyediakan penilaian terhadap kinerja
keyakinan yang rasional atas pemerintah daerah dalam
tercapainya tujuan reliabilitas melaksanakan kewenangannya.
pelaporan keuangan, efektivitas dan Pengawasan yang efektif dan
efisiensi operasi perusahaan dan efisien harus dilakukan kontinu agar
kesesuaian organisasi dengan aturan dapat diketahui perubahan dan
serta regulasi yang ada. Berdasarkan perbaikan yang telah atau belum
Peraturan Pemerintah Nomor 60 dikerjakan dari temuan berupa
Tahun 2008, Aparat Pengawasan kekurangan atau kelemahan antara
Intern Pemerintah (APIP) adalah, 1) dua atau lebih kegiatan pengawasan.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pengawasan intern merupakan suatu
Pembangunan (BPKP), 2) alat pengawasan dari pimpinan yang
Inspektorat Jendral atau nama lain bersangkutan untuk mengawasi
yang secara fungsional apakah kegiatan-kegiatan
melaksanakan pengawasan intern, 3) bawahannya telah sesuai dengan
Inspektorat Provinsi, dan 4) rencana dan kebijakan yang telah
Inspektorat Wilayah Kabupaten atau ditentukan. (Arifin Sabaeni dan
Kota. Peran Aparat Pengawasan Imam Gozali, 1997:97). Sedangkan
Intern Pemerintah (APIP) yang Abdul Halim (2004:33)
efektif harus: 1) Memberikan mengemukakan bahwa pengawasan
keyakinan yang memadai atas intern merupakan langkah sistem
ketaatan, kehematan, efisiensi, dan atau alat yang menyediakan jaminan
efektivitas pencapaian tujuan atas keberhasilan sasaran kinerja
penyelenggaraan tugas dan fungsi suatu kegiatan. Untuk memperoleh
instansi pemerintah, 2) Memberikan jaminan yang cukup dari sasaran
peringatan dini dan meningkatkan kinerja perlu melancarkan dan
efektivitas manajemen risiko dalam memperlakukan pengawasan-
penyelenggaraan tugas dan fungsi pengawasan yang efektif terhadap
instansi pemerintah, dan 3) suatu aktivitas. Penelitian Tuasikal
Memelihara dan meningkatkan (2008) juga menyatakan bahwa
kualitas tata kelola penyelenggaraan pengawasan intern berpengaruh
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 954
secara signifikan terhadap kinerja terus menerus dari mulai
satuan kerja perangkat daerah yang perencanaan, penyusunan,
dilakukan oleh pihak satuan kerja. pelaksanaan, pelaporan dan
Hasil penelitian Primadona (2012) pemeriksaan. Proses ini dikenal
juga menyatakan bahwa pengawasan sebagai siklus anggaran (budgeting
intern memberikan pengaruh yang cycle). Anggaran yang disusun
positif terhadap kinerja SKPD. dengan pendekatan kinerja dapat
dijelaskan sebagai berikut :
2. Pengaruh Sistem Anggaran 1. Suatu sistem anggaran yang
Berbasis Kinerja terhadap mengutamakan upaya
Kinerja SKPD pencapaian hasil kerja (output)
Kinerja Pemerintah Daerah dan perencanaan alokasi biaya
dapat diukur melaui evaluasi (input) yang ditetapkan.
terhadap pelaksanaan APBD. APBD 2. Output (keluaran) menunjukkan
digunakan sebagi alat untuk produk (barang atau jasa) yang
menentukan besarnya pendapatan dihasilkan dari program atau
dan pengeluaran, membantu kegiatan sesuai dengan masukan
pengambilan keputusan dan (input) yang digunakan.
perencanaan pembangunan, otorisasi 3. Input (masukan) adalah besarnya
pengeluaran di masa yang akan sumber dana, sumber daya
datang, sumber pengembangan manusia, material, waktu dan
ukuran-ukuran standar untuk teknologi yang digunakan untuk
evaluasi kinerja, alat untuk melaksanakan program atau
memotivasi para pegawai dan alat kegiatan sesuai dengan masukan
koordinasi bagi semua aktivitas dari (input) yang digunakan.
berbagai unit kerja. Jika kita dapat 4. Kinerja ditunjukkan oleh
mengukur, mengawasi, mengatur dan hubungan antara input
memperbaikinya maka sistem (masukan) dengan output
penganggaran yang efektif dapat (keluaran).
memberikan umpan balik bagi para Adapun prinsip-prinsip
pengelola dan para pembuat anggaran tersebut adalah sebagai
keputusan untuk meningkatkan berikut: a) Transparansi dan
pelayanan pemerintah yang akuntabilitas anggaran, b) Disiplin
berkelanjutan. anggaran, c) Keadilan anggaran, d)
Sistem Anggaran Berbasis Efisiensi dan efektivitas anggaran, e)
Kinerja adalah sistem penganggaran Disusun dengan pendekatan kinerja.
yang berorientasi pada output Sistem anggaran berbasis
organisasi dan berkaitan sangat erat kinerja yang baik dapat menggerakan
terhadap visi, misi dan rencana organisasi kearah yang positif, dan
strategis organisasi. Anggaran menghindari organisasi menyimpang
Berbasis Kinerja mengalokasikan jauh. Selanjutnya Pemerintah Daerah
sumber daya pada program bukan sebagai pihak yang diserahi tugas
pada unit organisasi semata dan menjalankan roda pemerintahan,
memakai output measurement pembangunan dan pelayanan
sebagai indikator kinerja organisasi masyarakat perlu menyusun laporan
(Bastian, 2006). Penganggaran pertanggungjawaban keuangan
(budgeting) merupakan aktivitas daerahnya untuk dinilai apakah
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 955
Pemerintah Daerah berhasil kerja perangkat daerah (SKPD) yang
menjalankan tugasnya dengan baik ada pada pemerintah daerah. Dari
atau tidak sehingga dapat dinilai sistem ini, pimpinan SKPD dapat
kinerja dari suatu organisasi memonitor sudah sejauh mana suatu
pemerintah tersebut. Penelitian program atau kegiatan telah
mengenai sistem anggaran berbasis terlaksana, sudah berapa besar
kinerja yang memengaruhi kinerja penyerapan dana atas program atau
telah dilakukan oleh Tubagus (2010) kegiatan yang telah dilakukan
yang menemukan bahwa sistem sehingga dapat dinilai apakah
anggaran berbasis kinerja dapat program tersebut sudah dilakukan
meningkatkan kinerja SKPD. Hal ini dengan ekonomis, efisiensi dan
juga didukung oleh penelitan yang efektif.
dilakukan oleh Arif (2013) yang Evaluasi pencapaian kinerja
menemukan bahwa sistem anggaran SKPD secara berkala diperlukan bagi
berbasis kinerja berpengaruh terhadap setiap pimpinan SKPD. Hal ini
kinerja SKPD.
diperlukan agar segera mengambil
langkah-langkah sehingga target
3 Pengaruh Sistem Informasi
kinerja yang telah ditetapkan dapat
Pengelolaan Keuangan
dicapai tepat waktu. Dalam
Daerah terhadap Kinerja
penilitiannya berjudul “Model
SKPD
Pengembangan Sistem Akuntansi
Menurut Sofyan Syafri
Pemerintah Daerah Berbasis
Harahap (2003:121) laporan
Partisipasi Pengguna untuk
keuangan adalah merupakan output
Meningkatkan Kinerja Pengelolaan
dari hasil akhir dan proses akuntansi
Keuangan Daerah”, Arif Yulianto
laporan keuangan inilah yang
dan Asrori (2009) menyimpulkan
menjadi bahan informasi bagi para
bahwa sistem informasi pengelolaan
pemakainya sebagai salah satu bahan
keuangan daerah meningkatkan
dalam proses pengambilan keputusan
kinerja keuangan Daerah”. Hasil
dan untuk melaksanakan Pengelolaan
penelitian Arif (2013) juga
Keuangan Daerah seperti yang
menyatakan bahwa sistem informasi
tersebut diatas dibuatlah sebuah
pengelolaan keuangan daerah
sistem yaitu Sistem Informasi
memiliki pengaruh yang positif
Pengelolaan Keuangan Daerah
terhadap kinerja SKPD.
(SIPKD) yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah Republik
METODOLOGI PENELITIAN
Indonesia Nomor 56 Tahun 2005.
Sistem informasi pengelolaan
Populasi yang digunakan
keuangan daerah digunakan oleh
dalam penelitian ini adalah satuan
pemerintah daerah untuk
memperoleh informasi tentang kerja perangkat daerah (SKPD)
pengelolaan keuangan pemerintah Kabupaten Rokan Hulu yaitu
daerah. Sistem informasi pengelolaan sebanyak 27 SKPD.Populasi yang
keuangan daerah diperlukan oleh dilakukan pada eselon III berjumlah
pemerintah daerah sebagai alat untuk 128 dan eselon IV berjumlah 380
melakukan monitoring dan evaluasi sehingga total populasi yang di ambil
pengelolaan keuangan setiap satuan adalah 508. Sampel penelitian ini

JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 956


diantaranya: Kepala Bagian dan kegiatan, keandalan laporan
Kepala Sub Bagian dengan jabatan keuangan (realisasi anggaran di
eselon III dan IV. Pejabat eselon III sektor pemerintahan), serta ketaatan
seperti Kabag/Kasi/Setingkat dan IV dengan peraturan yang berlaku.
seperti Kasubag/Kasubbid/Setingkat. Pengawasan intern di daerah
Pengambilan jumlah sampel dengan dilakukan oleh inspektorat pada
mengikuti teknik sampling. Adapun daerah tersebut yang melakukan
teknik pengambilan sampel, dengan pengawasan terhadap jalannya
menggunakan teknik proportioned pemerintahan daerah.
stratifid random sampling. Jumlah
sampel yang digunakan dalam Sistem Anggaran Berbasis Kinerja
penelitian adalah sebanyak 108 Sistem Anggaran Berbasis
responden. Kinerja adalah sistem penganggaran
Jenis data dalam penelitian ini yang berorientasi pada output
adalah data primer sehingga teknik organisasi dan berkaitan sangat erat
pengumpulan data dalam penelitian terhadap visi, misi dan rencana
ini menggunakan koesioner. strategis organisasi. Anggaran yang
Kuesioner yang disebarkan kepada disusun dengan pendekatan kinerja
responden penelitian. Adapun dapat dijelaskan sebagai berikut:
metode analisis data yang digunakan Suatu sistem anggaran yang
diantaranya: 1) uji statistik deskriptif, mengutamakan upaya pencapaian
2) uji kualitas data, 3) uji normalitas hasil kerja (output) dan perencanaan
data, 4) uji asumsi klasik dan 5) uji alokasi biaya (input) yang
hipotesis. ditetapkan, Output (keluaran)
menunjukkan produk (barang atau
Definisi Operasional Variabel jasa) yang dihasilkan dari program
atau kegiatan sesuai dengan masukan
Pengawasan Intern (input) yang digunakan. Input
Pengawasan intern adalah (masukan) adalah besarnya sumber
seluruh proses kegiatan, review, dana, sumber daya manusia,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan material, waktu dan teknologi yang
pengawasan lain terhadap digunakan untuk melaksanakan
penyelenggaran tugas dan fungsi program atau kegiatan sesuai dengan
organisasi dalam rangka memberikan masukan (input) yang digunakan.
keyakinan yang memadai bahwa Kinerja ditunjukkan oleh hubungan
kegiatan telah dilaksankaan sesuai antara input (masukan) dengan
dengan tolak ukur yang telah output (keluaran).
ditetapkan secara efektif dan efisien
untuk kepentingan pemimin dalam Sistem Informasi Pengelolaan
mewujudkan tata pemerintahan yang Keuangan Daerah
baik Sistem informasi pengelolaan
Pengawasan ini dilaksanakan keuangan daerah berdasarkan
oleh aparat pengawasan secara Kemendagri adalah aplikasi terpadu
intern, dengan tujuan untuk yang dipergunakan sebagai alat bantu
tercapainya efektifitas dan efesiensi pemerintah daerah yang digunakan
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 957
meningkatkan efektivitas nilai minimum sebesar 25, nilai
implementasi dari berbagai regulasi maksimum 40 dan nilai rata-rata
bidang pengelolaan keuangan daerah (mean) sebesar 32.5897 dengan
berdasarkan pada asas efisiensi, standar deviasi sebesar 3.37845.
ekonomis, efektif, transparan, Berdasarkan pengujian statistik
akuntabel dan auditabel. Aplikasi ini diatas, dapat diketahui bahwa
juga merupakan salah satu variabel pengawasan intern memiliki
manifestasi aksi nyata fasilitasi dari nilai minimum sebesar 34, nilai
Kementerian Dalam Negeri kepada maksimum 47 dan nilai rata-rata
pemerintah daerah dalam bidang
(mean) sebesar 41.2692 dengan
pengelolaan keuangan daerah, dalam
standar deviasi sebesar 3.42896.
rangka penguatan persamaan
Berdasarkan pengujian statistik
persepsi sistem dan prosedur
diatas dapat diketahui bahwa variabel
pengelolaan keuangan daerah dalam
penginterprestasian dan sistem anggaran berbasis kinerja
pengimplementasian berbagai memiliki nilai minimum sebesar 30,
peraturan perundang-undangan. nilai maksimum 45 dan nilai rata-rata
(mean) sebesar 37.5000 dengan
HASIL PENELITIAN DAN standar deviasi sebesar 3.66716.
PEMBAHASAN Berdasarkan pengujian statistik
diatas, dapat diketahui bahwa
Kuesioner dan Demografi variabel sistem informasi
Hasil survei kuesioner yang pengelolaan keuangan daerah
dilakukan dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar 39,
menunjukkan dari 108 kuesioner
nilai maksimum 54 dan nilai rata-rata
yang disebarkan kepada 108
(mean) sebesar 437179 dengan
responden, didapat sebanyak 78
kuesioner yang memenuhi standar deviasi sebesar 3.74824.
karakteristik data penelitian.
Hasil Uji Kualitas Data
Hasil Statistik Deskriptif 1. Hasil Uji Validitas Data
Uji validitas data digunakan
Tabel 1
Hasil Uji Statistik Deskriptif untuk mengukur sah atau tidak suatu
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation kuesioner. Dimana keseluruhan
Kinerja SKPD 78 25.00 40.00 32.5879 3.37845
Pengawasan
78 34.00 47.00 41.2692 3.42896
variabel penelitian terdiri dari 41
Intern
Sistem pertanyaan yang harus dijawab oleh
Anggaran
78 30.00 45.00 37.5000 3.66716
Berbasis
Kinerja
responden. Uji signifikansi dilakukan
Sistem
Informasi
dengan membandingkan nilai r
Pengelolaan 78 39.00 54.00 43.7179 3.74824
Keuangan hitung dengan r tabel untuk degree of
freedom (df) = n – 2 dengan alpha
Daerah
Valid N
78
(listwise)

Sumber: Pengolahan Data SPSS,2015


0,05, n adalah jumlah sampel
Berdasarkan pengujian statistik (Ghozali, 2013:53). Dalam penelitian
diatas, dapat diketahui bahwa ini df = n-2 (78-2) = 76, sehingga
variable kinerja SKPD, memiliki didapat r tabel untuk df (76) = 0,223.

JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 958


2. Hasil Uji Reliabilitas Data Dari grafik diatas, dapat
Tabel 2 dilihat bahwa untuk variabel adopsi
Hasil Uji Realibilitas Data titik menyebar disekitar garis
No Instrument Variabel Nilai diagonal. Dengan demikian berarti
Penelitian Cronbach's
Alpha bahwa data yang digunakan dalam
1 Kinerja SKPD (Y) 0, 750 penelitian ini telah berdistribusi
2 Pengawasan Intern (X1) 0, 799
3 Sistem Anggaran 0,747 normal.
Berbasis Kinerja (X2)
4 Sitem Informasi 0, 786
Pengelolaan Keuangan Pengujian Asumsi Klasik
Daerah (X3)
Sumber:Pengolahan Data SPSS,2015 1. Hasil Uji Autokorelasi
Berdasarkan hasil uji Tabel 3
reliabiltias di atas dapat dijustifikasi Hasil Uji Autokorelasi
bahwa keseluruhan instrumen Variabel Durbin- Kesimpulan
pernyataan yang digunakan untuk Independen Watson
mengukur variabel-variabel yang
PI Tidak
dianalisis dalam penelitian ini
dinyatakan reliabel, hal ini terlihat SABK terjadi
dari nilai cronbach alpha seluruh SIPKD 1.882 autokorelasi
variabel yang diteliti lebih besar dari Sumber: Pengolahan Data SPSS,2015
0.60. Berdasarkan hasil uji validitas Berdasarkan hasil diatas diketahui
dan reliabilitas di atas terlihat bahwa nilai (Dubin Watson) terletak antara -
seluruh instrumen pernyataan yang 2 dan +2= -2 <1.882<+2. Dapat
digunakan untuk mengukur disimpulkan bahwa tidak ditemukan
keseluruhan variabel yang diteliti autokorelasi dalammodel regresi.
dalam penelitian ini dinyatakan valid
dan reliabel, sehingga data yang 2. Hasil Uji Heterokedastisitas
dihasilkan dari instrumen pernyataan Data
dalam penelitian ini berkualitas dan Gambar 2
layak untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil Uji Heterokedastisitas

Hasil Uji Normalitas Data


Pengujian normalitas data
dalam penelitian ini menggunakan
grafik p-plot. Suatu data dikatakan
berdistribusi secara normal apabila
titik menyebar disekitar garis
diagonal. Berikut tabel hasil uji
normalitas data :
Gambar 1
Hasil Uji Grafik P-Plot
Sumber : Pengolahan Data SPSS, 2015

Dari gambar grafik Scatterplot


di atas, terlihat bahwa titik-titik tidak
membentuk pola tertentu dan
menyebar pada sumbu Y. Jadi, dapat
Sumber: Pengolahan data SPSS, 2015 disimpulkan bahwa model regresi
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 959
dalam penelitian ini tidak terdapat operasi. Cara untuk mencegah
heteroskedastisitas. adanya penyimpangan agar praktek
yang sehat dapat tercapai serta
Teknik Analisis Data kinerja organisasi dapat ditingkatkan,
Analisis Regresi Linear Berganda maka harus mengefektifan
Tabel 4 pengawasan intern yang baik.
Hasil Pengujian Hipotesis
Sistem Anggaran Berbasis Kinerja
Model Unstandardized Standarded Berpengaruh Terhadap Kinerja
Coefficients Coefficiens
SKPD
Sistem anggaran berbasis
B Std. Beta kinerja pada suatu instansi memiliki
Error
peranan penting dalam menjamin
(Constant) 2.569 3.793
Pengawasan 0.235 0.108 0.239 kinerja SKPD yang baik. Komponen-
Intern komponen visi, misi dan rencana
Sistem 0.261 0.122 0.283 strategis merupakan bagian yang
Anggaran
Berbasis 0.241 0.267 0.267 tidak dapat terpisahkan dari anggaran
Kinerja berbasis kinerja. Begitu halnya
Sistem dengan penetapan indikator-indikator
Informasi
Pengelolaan pencapaian kinerja berupa indikator
Keuangan input (masukan), output (keluaran)
Daerah dan outcome (hasil) pastilah telah
Sumber: Pengolahan Data SPSS, 2015 ditetapkan dalam dokumen
Persamaan regresi linier penganggaran yaitu Rencana kerja
bergandanya adalah sebagai berikut: dan Anggaran (RKA-SKPD).
Y= 2.569+ 0, 235X1 + 0,261X2 + Dengan demikian penyusunan
0.241X3+e anggaran berbasis kinerja
membutuhkan suatu sistem
Hasil Pengujian Hipotesis dan administrasi publik yang telah ditata
Pembahasan dengan baik, konsisten dan
Pengawasan Intern Berpengaruh terstruktur sehingga kinerja
terhadap Kinerja SKPD organisasi dapat dicapai berdasarkan
Meningkatnya tingkat ukuran-ukuran yang telah ditetapkan
pengetahuan masyarakat, disamping untuk menghasilkan kinerja yang
adanya usaha untuk meningkatkan baik bagi setiap satuan kerja
efisiensi, dan mendorong ditaatinya perangkat daerah.Penelitian ini
kebijakan pemerintah yang telah sejalan dengan penelitian yang
digariskan. Pengawasan intern ialah dilakukan oleh Putra (2010) yang
suatu proses yang dipengaruhi oleh menyatakan bahwa SABK
pimpinan, pegawai, dan personil berpengaruh dan signifikan terhadap
satuan usaha lainnya, yang dirancang kinerja SKPD.
untuk mendapat keyakinan memadai
tentang pencapaian tujuan dalam hal- Sistem Informasi Pengelolaan
hal berikut: Keandalan pelaporan Keuangan Daerah Berpengaruh
keuangan, kesesuaian dengan Terhadap Kinerja SKPD
undang-undang, dan peraturan yang Menurut Mudjiati (2008),
berlaku, efektifitas dan efisiensi sistem informasi merupakan suatu
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 960
kerangka kerja di mana sumber daya sama mempengaruhi variabel kinerja
(manusia dan komputer) SKPD.
dikoordinasikan untuk mengubah
masukan (data) menjadi keluaran Hasil Uji Koefisien Determinasi
(informasi) guna mencapai sasaran- (Adjusted R2)
sasaran.Dalam melakukan evaluasi Tabel 5
pencapaian kinerjanya, pimpinan Hasil Uji Koefisien Determinasi
SKPD perlu dengan cepat M R R Adjusted Std.
od Square R Square Error of
mengetahui sejauh mana suatu el the
kegiatan atau program telah Estimate
terlaksana, untuk dapat mengetahui 1 0.691 a 0,478 0,457 2.48972
dengan cepat apakah suatu kegiatan Sumber : pengolahan data SPSS,2015
telah terlaksana dan sudah seberapa
besarkah penyerapan dan atas Berdasarkan tabel diatas,
pelaksanaan kegiatan tersebut Diketahui nilai Adjusted R Square
dimaksud, maka diperlukanlah sebesar 0,457. Artinya adalah bahwa
sistem informasi pengelolaan sumbangan pengaruh variabel
keuangan daerah pada setiap SKPD
independen terhadap variabel
dengan berbasis komputerisasi. Dari
sistem informasi pengelolaan dependen adalah sebesar 45,7 %.
keuangan daerah ini pula SKPD Sedangkan sisanya 54,3 %
dapat mengetahui apakah dipengaruhi oleh variabel lain seperti
pelaksanaan tupoksinya telah sistem akuntansi keuangan daerah,
berjalan dengan ekonomis, efisien pengawasan eksternal,sumber daya
dan efektif. manusia, komitmen organisasi yang
Diterimanya hipotesis ini
tidak dimasukkan dalam model
disebabkan SIPKD pada suatu
instansi berperan dalam peningkatan regresi ini.
kinerja SKPD terutama kabupaten
Rokan Hulu. Penelitian ini sejalan SIMPULAN, KETERBATASAN
dengan penelitian yang dilakukan DAN SARAN
oleh Tubagus (2010) dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa Simpulan
adanya pengaruh signifikan sistem 1. Hasil pengujian hipotesis
informasi pengelolaan keuangan pertamamembuktikan bahwa
daerah terhadap kinerja SKPD. variabel pengawasan intern
berpengaruh terhadap kinerja
Hasil Uji Simultan (F) SKPD pada Kabupaten Rokan
Berdasarkan hasil uji nya Hulu. Hasil penelitian ini
Diketahui nilai F sebesar 22.726 mendukung penelitian terdahulu
dengan signifikan sebesar 0,000 atau yaitu penelitian yang dilakukan
lebih kecil dari taraf signifikasi 0.05. oleh Primadona(2012) dan
dengan demikian dapat disimpulkan Wirawati (2014) yang
bahwa variabel pengawasan intern, mengemukakan bahwa
sistem anggaran berbasis kinerja dan pengawasan intern berpengaruh
sistem informasi pengelolaan terhadap Kinerja SKPD.
keuangan daerah secara bersama-
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 961
2. Hasil Pengujian hipotesis yang ke dalam menjawab semua
dua membuktikan bahwa variabel pertanyaan-pertanyaan yang ada.
sistem anggaran berbasis kinerja Masalah subjektivitas dari
berpengaruh terhadap kinerja responden dapat mengakibatkan
SKPD pada Kabupaten Rokan hasil penelitian ini rentan terhadap
Hulu. Hasil penelitian ini biasnya jawaban responden.
mendukung penelitian terdahulu
Tubagus (2010) dan Arif (2013) Saran
yang menyebutkan bahwa sistem Untuk penelitian selanjutnya
anggaran berbasis kinerja mungkin bisa dengan memperluas
berpengaruh positif terhadap area penelitian atau menambahkan
Kinerja SKPD. variabel, meningkatkan jumlah
3. Hasil pengujian hipotesis yang ke sampel dan melengkapi metode
tiga juga membuktikan bahwa survei dengan melakukan
variabel sistem informasi wawancara. Hal ini diperlukan untuk
pengelolaan keuangan daerah akurasi hasil penelitian yang
berpengaruh terhadap kinerja diperoleh dimasa yang akan datang
SKPD pada Kabupaten Rokan dapat lebih sempurna dari penelitian
Hulu. Hasil penelitian ini ini. Dan penulis akan memberikan
mendukung penelitian terdahulu saran bagi beberapa pihak yang
dari Femie (2012), Arif (2013) terkait dengan penelitian ini yaitu
yang menyebutkan bahwa sistem sbb :
informasi pengelolaan keuangan 1. Bagi Akademisi
daerah berpengaruh terhadap Diharapkan dapat menambah
kinerja SKPD. wawasan pemikiran dalam hal
ilmu akuntansi, dapat memberikan
Keterbatasan Penelitian informasi tentang keterkaitan
Beberapa keterbatasan dalam antara variabel yang diteliti
penelitian ini adalah sebagai berikut: dengan kinerja pemerintah daerah.
1. Penelitian ini hanya dilakukan 2. Bagi Organisasi Publik
pada Satuan Kerja Perangkat Diharapkan dapat menerapkan
Daerah di Kabupaten Rokan Hulu kebijakan-kebijakan yang berlaku
sehingga hasil penelitian belum sehingga kinerja organisasi publik
dapat digeneralisir ke semua diharapkan menjadi baik.
objek. 3. Bagi Daerah Pemerintah
2. Responden dalam penelitian ini Diharapkan dalam menjalankan
hanya 3 sampai 4 orang pada roda pemerintahan dan fungsinya
masing-masing Satuan Kerja sebagai pemerintah daerah dan
Perangkat Daerah, yaitu Kepala pemenuhan dalam pelayanan
Dinas, Sekretaris, Bendahara, publik dapat ditingkatkan untuk
Kepala Bidang dan Kepala Sub masa mendatang.
Bagian serta beberapa staf yang 4. Bagi Pihak lain yang terkait
mewakili. dengan penelitian selanjutnya
3. Kurangnya pemahaman dari Diharapkan penelitian ini dapat
responden terhadap pertanyaan- memberikan masukan atau
pertanyaan dalam kuesioner serta referensi yang berguna bagi
sikap kepedulian dan keseriusan pihak-pihak lain yang
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 962
bersangkutan untuk penelitian Harahap, Sofyan Syafri. 2004.
selanjutnya di Kabupaten Rokan Analisis Kritis atas Laporan
Hulu atau kota, daerah lain Keuangan. Jakarta: PT Raja
diseluruh indonesia yang Grafindo Persada.
memberikan dampak yang baik
bersifat praktis dan teoritis. Hidayat, Arif, 2013. Pengaruh
5. Bagi Penulis sistem anggaran berbasis
Dapat menembah wawasan kinerja, sistem akuntansi
pengetahuan dan daya pikir keuangan daerah dan sistem
sebagai bagian dari proses belajar, informasi pengelolaan
sehingga dapat lebih memahami keuangan daerah terhadap
sebagai aplikasi menerapkan kinerja SKPD.Skipsi
teori-teori yang diperoleh Universitas Riau.
diperkuliahan dengan praktis yang
sesungguhnya didunia nyata. Mardiasmo, 2004. Akuntansi Sektor
Publik. Penerbit Andi,
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta.

Bappenas,Republik indonesia.(2007). Republik Indonesia, 2003, Undang-


Prinsip yang menunjukan tata Undang Republik Indonesia
kelola pemerintah yang baik Nomor 17 Tahun 2003
atau good governance Tentang Keuangan Negara.

Bastian,Indra,2006,Akuntansi Sektor Republik Indonesia, 2004, Undang-


Publik: Suatu Pengantar. Undang Nomor 33 Tahun
Jakarta: Erlangga 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah
Bodnar, George H., and William S. Pusat dan Pemerintahan
Hopwood. 2006. Accounting Daerah. Direktorat Jenderal
Information System Otonomi Daerah, Jakarta.
diterjemahkan oleh Agung Republik Indonesia, 2005, Peraturan
Saputra., SE., S.Kom., M.Si. Pemerintah Nomor 56 Tahun
dan Lilis Setiawati. 2005 Tentang Sistem
Yogyakarta: ANDI Informasi Keuangan Daerah.

Ghozali, Imam. 2009.Aplikasi Republik Indonesia, 2008, Peraturan


Analisis Multivariate dengan Pemerintah Nomor 60 Tahun
Program SPSS, Semarang: 2008 Tentang Sistem
Badan Penerbit Universitas Pengendalian Intern
Dipenegoro. Pemerintah.

Ghozali, Imam., 2006, Aplikasi Republik Indonesia, 2010, Peraturan


Analisis Multivariate dengan Pemerintah Nomor 71 Tahun
Program SPSS, Badan. 2010 Tentang Standar
Penerbit Universitas Akuntansi Pemerintahan.
Dipenegoro, Semarang.

JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 963


Tuasikal, Askam. 2008. Pengaruh Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun
Pengawasan Intern, 2008 Tentang Pemerintahan
Pemahaman Sistem Akuntansi Daerah. Direktorat Jenderal
dan Pengelolaan Keuangan Otonomi Daerah, Jakarta.
Daerah, Terhadap Kinerja
Unit Satuan Kerja Pemerintah Wirawati, 2014.Pengaruh
Daerah (Studi pada Kabupaten Karakteristik tujuan anggaran
Maluku Tengah). Jurnal dan pengawasan intern
Akuntansi dan Keuangan terhadap kinerja satuan kerja
Sektor Publik Vol.10 No. 10. perangkat daerah.Jurnal
Akuntansi dan Manajemen
Bisnis. STIESIA Surabaya.

JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 964

Вам также может понравиться