PENGARUH PENGAWASAN INTERN, SISTEM ANGGARAN BERBASIS
KINERJA DAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (Studi Empiris Pada SKPD Kabupaten Rokan Hulu)
Oleh: Tri Rosmarini Pembimbing : Ria Nelly Sari dan Lila Anggraini
Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia
e-mail : trirosmarini@yahoo.com
The Influence Of Internal Control, Performance Based Budgeting System,
Financial Management Information System. (The Empirical Study On SKPD Kabupaten Rokan Hulu)
ABSTRACT
This study aimed to examine the influence of the internal control,
performance based budgeting system, financial management information system on SKPD performance. The population in this study were employed who worked in the SKPD Kabupaten Rokan Hulu (27 government agencies). The sampling method used in this study is proportioned stratified random sampling method. The respondent in this study is the employee Eselon III and Eselon IV SKPD. The sample used in this study were 108 respondents. The hypotheses then tested is multiple linear regression analysis by using SPSS version 20.0. The result of this study indicated that theinternal control, performance based budgeting system, financial management information system has significantly effect on SKPD performence. The magnitude of the effect (R2) the internal control, performance based budgeting system, financial management information system, the performance of SKPD was ,45,7%. While the remaining 54,3% is influenced by other independent variabel that are not observed in this study.
Keywords : Performance, Budgeting, Financial, Information System and Internal
Control.
PENDAHULUAN Undang No. 32 tahun 2004 pasal 1
ayat 5, pengertian otonomi daerah Penerapan otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan memberikan banyak hal positif kewajiban daerah otonom untuk dalam perkembangan demokrasi di mengatur dan mengurus sendiri Indonesia. Pemusatan kekuasaan urusan pemerintah dan kepentingan yang dahulunya menjadi kendala masyarakat setempat sesuai dengan akan kemajuan suatu daerah telah peraturan perundang-undangan. diatasi dengan adanya pemerataan Dengan adanya kewenangan ini, wewenang ini. Menurut Undang- setiap daerah memiliki keleluasaan JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 950 untuk bertindak secara cepat dan pencapaian hasil, dikaitkan dengan diharapkan tepat. Namun realita yang misi dan visi organisasi, secara terjadi saat ini tidaklah sesuai. dampak positif dan negatif kebijakan Kekuasaan yang dimiliki daerah operasional yang telah diambil. justru memicu munculnya berbagai Salah satu aspek penting dalam permasalahan yang serius. Salah satu reformasi birokrasi adalah penataan diantaranya adalah masalah kinerja. manajemen pemerintah pusat dan Berdasarkan LAKIP (Laporan daerah (provinsi, kabupaten, kota). Akuntabilitas Kinerja Instansi Hal tersebut dinilai penting karena Pemerintah) yang merupakan hasil keberhasilan suatu kebijakan akhir SAKIP (Sistem Akuntabilitas ditentukan pula oleh kemampuan Kinerja Instansi Pemerintah) manajemen dalam birokrasi perkembangan akuntabilitas kinerja pemerintahan untuk melaksanakan instansi pemerintah pusat dan kebijakan tersebut secara efisien dan provinsi dari tahun 2009-2012 efektif. Seluruh aktivitas dalam mengalami peningkatan cukup lingkungan instansi pemerintah akan signifikan. Tahun 2011 hanya ada diukur dari sisi akuntabilitas dua instansi pusat mendapat nilai A, kinerjanya. Baik dari sisi individu, tahun 2012 bertambah menjadi tiga kinerja unit kerja, kinerja instansi instansi. Sedangkan pemerintah dan juga kinerja pemerintahan secara provinsi, tahun 2011 baru dua keseluruhan. provinsi yang mendapat nilai B, dan Salah satu cara yang sedang tahun 2014 menjadi enam provinsi. diupayakan dalam meningkatkan Meskipun demikian masih banyak kinerja di lembaga pemerintahan instansi pusat pemerintah provinsi adalah dengan melakukan yang mendapat nilai kurang bagus, pengawasan intern. Konsekuensi yang akibatnya adanya logis dari perkembangan tuntutan ketidakselarasan antara Renstra masyarakat seharusnya mendorong dengan RPJMN, ketidakmampuan pemerintah untuk lebih mendefinisikan kinerja dan bertanggungjawab dan transparan menyusun indikator kerja serta dalam setiap kebijakan, tindakan, dan ketidakselarasan antara perencanaan kinerja melalui suatu pelaksanaan dengan penganggaran. pengawasan internal organisasi Kinerja pemerintah daerah pemerintah. Pengawasan dapat didefinisikan sebagai interndimaksudkan sebagai suatu gambaran mengenai tingkat proses yang dirancang untuk pencapaian hasil pelaksanaan suatu menyediakan keyakinan yang kegiatan/program/kebijakan rasional atas tercapainya tujuan pemerintah daerah dalam reliabilitas pelaporan keuangan, mewujudkan sasaran, tujuan, misi efektivitas dan efisiensi operasi dan visi daerah yang tertuang dalam organisasi dan kesesuaian organisasi dokumen perencanaan daerah. dengan aturan serta regulasi yang ada Sebagai pertanggungjawaban kepada dan dilakukan oleh Aparat publik, kinerja pemerintah daerah Pengawasan Intern Pemerintah harus diinformasikan kepada (APIP). Kabupaten Rokan Hulu juga masyarakat dan para pemangku telah menerapkan pengawasan kepentingan mengenai tingkatan tersebut, namun penerapannya belum JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 951 berjalan dengan efektif karena masih ada perbedaan antara rencana dan adanya berbagai temuan yang realisasinya, dapat dilakukan berkaitan dengan pelanggaran evaluasi sumber-sumber input dan prosedur pengendalian internal, bagaimana keterkaitannya dengan sehingga perlu dilakukan perbaikan output dan outcome untuk dalam penerapannya. Sejak tahun menentukan efektivitas dan efisiensi 2002 hingga 2010, pihak Inspektorat pelaksanaan program. Dengan Kabupaten Rokan Hulu mendata penganggaran berbasis kinerja dan sekitar 1.247 temuan yang proses yang lebih partisipatif didominasi akibat kesalahan dan diharapkan dapat memperbaiki tata kelemahan administrasi dan juga kelola pemerintahan, meningkatkan lemahnya pengawasan intern dari efektivitas pembangunan dan beberapa satuan kerja perangkat memperbaiki tingkat kehidupan daerah di Kabupaten Rokan Hulu. masyarakat yang secara langsung Melalui pengawasan internal yang dapat meningkatkan kinerja SKPD. efektif, pimpinan juga dapat menilai Hal ini sejalan dengan hasil apakah kebijakan dan prosedur yang penelitian Arif (2013) yang ditetapkan telah dilaksanakan dengan menunjukkan adanya pengaruh baik sehingga tujuan dapat tercapai. sistem anggaran berbasis kinerja Penelitian yang dilakukan Primadona terhadap kinerja SKPD. (2012) berpendapat bahwa Upaya lainnya yang dianggap pengawasan internal berpengaruh berpengaruh dalam hal terhadap kinerja organisasi meningkatkan kinerja pemerintahan pemerintah. Hasil yang sama juga adalah sistem informasi pengelolaan ditunjukkan oleh Wirawati (2014). keuangan daerah. Berdasarkan Untuk menunjang tercapainya Undang-Undang Nomor 17 Tahun kinerja pemerintahan yang baik, juga 2003 tentang Keuangan Negara diperlukan suatu sistem anggaran mensyaratkan bentuk dan isi laporan berbasis kinerja. SABK atau sistem pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran berbasis kinerja adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja proses penyusunan APBD yang Negara (APBN) atau Anggaran diberlakukan dengan harapan dapat Pendapatan dan Belanja Daerah mendorong proses tata kelola (APBD) disusun dan disajikan pemerintahan yang lebih baik. dengan standar akuntansi Penerapannya diharapkan dapat pemerintahan yang ditetapkan oleh mendorong proses pembangunan peraturan pemerintah. Berdasarkan menjadi lebih efisien dan partisipatif, Undang-Undang tersebut, karena melibatkan pengambil pemerintah mengeluarkan Peraturan kebijakan, pelaksana kegiatan, Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, bahkan dalam tahap tertentu juga yang menyebutkan bahwa SAP melibatkan warga masyarakat (Standar Akuntansi Pemerintah) kini sebagai penerima manfaat dari didasarkan pada Basis Akrual. SAP kegiatan pelayanan publik. Melalui tahun 2010 ini mulai efektif untuk SABK keterkaitan antara nilai uang laporan keuangan atas dan hasil dapat diidentifikasi, pertanggungjawaban pelaksanaan sehingga program dapat dijalankan anggaran mulai tahun anggaran secara efektif. Dengan demikian, jika 2010. JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 952 Untuk menghasilkan laporan belum memadai. Kedua, Pengelolaan yang sesuai dengan SAP dan aset tetap pada pemerintah kabupaten pengelolaan keuangan daerah yang rokan hulu belum memadai. Ketiga, baik, diperlukan reformasi dibidang Terdapat sisa kas di bendahara sistem informasi. Tuntutan akan pengeluaran yang terlambat ketersediaan laporan keuangan disetorkan dan belum disetorkan ke daerah yang efektif, efisien serta kas daerah/negara dan kelebihan handal dan terpercaya seperti yang pembayaran atas empat paket telah dipaparkan diatas, kegiatan pada dinas pertambangan mengharuskan adanya penggunaan dan energi. Opini ini tentu teknologi informasi, tugas para menjelaskan bahwa semua hal yang pengelola keuangan daerah akan dianggap material telah disajikan sangat terbantu karena melalui sistem secara wajar di dalam laporan teknologi informasi akan keuangannya. Tetapi walaupun menhasilkan formulir ataupun demikian, masih terdapat kelemahan, laporan-laporan yang dibutuhkan temuan-temuan dan belum efektifnya oleh aparat SKPD secara akurat dan kinerja di kabupaten Rokan Hulu. tepat waktu. Penelitian yang Oleh karena itu, penulis berkeinginan menghubungkan sistem informasi untuk meneliti pengaruh pengawasan pengelolaan keuangan daerah dengan intern, sistem anggaran berbasis kinerja SKPD dilakukan oleh Arif kinerja dan sistem informasi (2013) yang menemukan bahwa pengelolaan keuangan daerah terdapat peran yang cukup signifikan terhadap kinerja SKPD di lingkungan dari sistem informasi pengelolaan Pemerintahan Kabupaten Rokan keuangan daerah terhadap kinerja Hulu. SKPD. Berdasarkan uraian latar Sejak tahun 2000 hingga tahun belakang yang telah diuraikan diatas, 2012, pemerintah Kabupaten Rokan maka rumusan penelitian tersebut Hulu tidak pernah menerima opini adalah : 1) Apakah pengawasan WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) intern berpengaruh terhadap Kinerja dari Badan Pemeriksa Keuangan SKPD di Kabupaten Rokan Hulu?, 2) (BPK) RI. Namun pada tahun 2013 Apakah sistem anggaran berbasis dan 2014 berturut-turut Rokan Hulu kinerja berpengaruh terhadap Kinerja menerima opini Wajar Tanpa SKPD di Kabupaten Rokan Hulu?, 3) Pengecualian Dengan Paragraf Apakah sistem informasi Penjelasan dari BPK RI. Adapun pengelolaan keuangan daerah penjelasan tersebut terkait laporan berpengaruh terhadap Kinerja SKPD keuangan pemerintah kabupaten di Kabupaten Rokan Hulu ? Rokan Hulu, kelemahan sistem Tujuan penelitian ini adalah pengendalian dan ketidakpatuhan untuk: 1) Untuk membuktikan secara terhadap peraturan perundang- empiris pengaruh pengawasan intern undangan. Serta akun yang terkait terhadap kinerja SKPD di dalam opini BPK RI Tahun Pemerintah Daerah Kabupaten Anggaran 2014 diantaranya: Rokan Hulu. 2) Untuk membuktikan Pertama, pengendalian Pengendalian secara empiris pengaruh sistem atas pengelolaan kas daerah oleh anggaran berbasis kinerja terhadap pejabat pengelola keuangan daerah kinerja SKPD di Pemerintah Daerah JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 953 Kabupaten Rokan Hulu. 3) Untuk tugas dan fungsi instansi pemerintah. membuktikan secara empiris Aparat Pengawasan Intern pengaruh sistem informasi Pemerintah (APIP) melakukan pengelolaan keuangan daerah pengawasan melalui: audit, reviu, terhadap kinerja SKPD di evaluasi, pemantauan dan kegiatan Pemerintah Daerah Kabupaten pengawasan lainnya. Rokan Hulu. Wawan (2009:33) menyatakan bahwa permasalahan yang terkait TELAAH PUSTAKA DAN dengan kinerja dan pengelolaan PENGEMBANGAN HIPOTESIS keuangan daerah adalah lemahnya sistem pembukuan atau akuntansi, 1. Pengaruh Pengawasan Intern pengendalian, pengawasan dan terhadap Kinerja SKPD sistem informasi keuangan daerah Menurut Bodnar dan William yang mengakibatkan rendahnya (2006), pengawasan internal unsur transparansi dan akuntabilitas merupakan suatu proses yang serta menyulitkan pengawasan atau dirancang untuk menyediakan penilaian terhadap kinerja keyakinan yang rasional atas pemerintah daerah dalam tercapainya tujuan reliabilitas melaksanakan kewenangannya. pelaporan keuangan, efektivitas dan Pengawasan yang efektif dan efisiensi operasi perusahaan dan efisien harus dilakukan kontinu agar kesesuaian organisasi dengan aturan dapat diketahui perubahan dan serta regulasi yang ada. Berdasarkan perbaikan yang telah atau belum Peraturan Pemerintah Nomor 60 dikerjakan dari temuan berupa Tahun 2008, Aparat Pengawasan kekurangan atau kelemahan antara Intern Pemerintah (APIP) adalah, 1) dua atau lebih kegiatan pengawasan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pengawasan intern merupakan suatu Pembangunan (BPKP), 2) alat pengawasan dari pimpinan yang Inspektorat Jendral atau nama lain bersangkutan untuk mengawasi yang secara fungsional apakah kegiatan-kegiatan melaksanakan pengawasan intern, 3) bawahannya telah sesuai dengan Inspektorat Provinsi, dan 4) rencana dan kebijakan yang telah Inspektorat Wilayah Kabupaten atau ditentukan. (Arifin Sabaeni dan Kota. Peran Aparat Pengawasan Imam Gozali, 1997:97). Sedangkan Intern Pemerintah (APIP) yang Abdul Halim (2004:33) efektif harus: 1) Memberikan mengemukakan bahwa pengawasan keyakinan yang memadai atas intern merupakan langkah sistem ketaatan, kehematan, efisiensi, dan atau alat yang menyediakan jaminan efektivitas pencapaian tujuan atas keberhasilan sasaran kinerja penyelenggaraan tugas dan fungsi suatu kegiatan. Untuk memperoleh instansi pemerintah, 2) Memberikan jaminan yang cukup dari sasaran peringatan dini dan meningkatkan kinerja perlu melancarkan dan efektivitas manajemen risiko dalam memperlakukan pengawasan- penyelenggaraan tugas dan fungsi pengawasan yang efektif terhadap instansi pemerintah, dan 3) suatu aktivitas. Penelitian Tuasikal Memelihara dan meningkatkan (2008) juga menyatakan bahwa kualitas tata kelola penyelenggaraan pengawasan intern berpengaruh JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 954 secara signifikan terhadap kinerja terus menerus dari mulai satuan kerja perangkat daerah yang perencanaan, penyusunan, dilakukan oleh pihak satuan kerja. pelaksanaan, pelaporan dan Hasil penelitian Primadona (2012) pemeriksaan. Proses ini dikenal juga menyatakan bahwa pengawasan sebagai siklus anggaran (budgeting intern memberikan pengaruh yang cycle). Anggaran yang disusun positif terhadap kinerja SKPD. dengan pendekatan kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut : 2. Pengaruh Sistem Anggaran 1. Suatu sistem anggaran yang Berbasis Kinerja terhadap mengutamakan upaya Kinerja SKPD pencapaian hasil kerja (output) Kinerja Pemerintah Daerah dan perencanaan alokasi biaya dapat diukur melaui evaluasi (input) yang ditetapkan. terhadap pelaksanaan APBD. APBD 2. Output (keluaran) menunjukkan digunakan sebagi alat untuk produk (barang atau jasa) yang menentukan besarnya pendapatan dihasilkan dari program atau dan pengeluaran, membantu kegiatan sesuai dengan masukan pengambilan keputusan dan (input) yang digunakan. perencanaan pembangunan, otorisasi 3. Input (masukan) adalah besarnya pengeluaran di masa yang akan sumber dana, sumber daya datang, sumber pengembangan manusia, material, waktu dan ukuran-ukuran standar untuk teknologi yang digunakan untuk evaluasi kinerja, alat untuk melaksanakan program atau memotivasi para pegawai dan alat kegiatan sesuai dengan masukan koordinasi bagi semua aktivitas dari (input) yang digunakan. berbagai unit kerja. Jika kita dapat 4. Kinerja ditunjukkan oleh mengukur, mengawasi, mengatur dan hubungan antara input memperbaikinya maka sistem (masukan) dengan output penganggaran yang efektif dapat (keluaran). memberikan umpan balik bagi para Adapun prinsip-prinsip pengelola dan para pembuat anggaran tersebut adalah sebagai keputusan untuk meningkatkan berikut: a) Transparansi dan pelayanan pemerintah yang akuntabilitas anggaran, b) Disiplin berkelanjutan. anggaran, c) Keadilan anggaran, d) Sistem Anggaran Berbasis Efisiensi dan efektivitas anggaran, e) Kinerja adalah sistem penganggaran Disusun dengan pendekatan kinerja. yang berorientasi pada output Sistem anggaran berbasis organisasi dan berkaitan sangat erat kinerja yang baik dapat menggerakan terhadap visi, misi dan rencana organisasi kearah yang positif, dan strategis organisasi. Anggaran menghindari organisasi menyimpang Berbasis Kinerja mengalokasikan jauh. Selanjutnya Pemerintah Daerah sumber daya pada program bukan sebagai pihak yang diserahi tugas pada unit organisasi semata dan menjalankan roda pemerintahan, memakai output measurement pembangunan dan pelayanan sebagai indikator kinerja organisasi masyarakat perlu menyusun laporan (Bastian, 2006). Penganggaran pertanggungjawaban keuangan (budgeting) merupakan aktivitas daerahnya untuk dinilai apakah JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 955 Pemerintah Daerah berhasil kerja perangkat daerah (SKPD) yang menjalankan tugasnya dengan baik ada pada pemerintah daerah. Dari atau tidak sehingga dapat dinilai sistem ini, pimpinan SKPD dapat kinerja dari suatu organisasi memonitor sudah sejauh mana suatu pemerintah tersebut. Penelitian program atau kegiatan telah mengenai sistem anggaran berbasis terlaksana, sudah berapa besar kinerja yang memengaruhi kinerja penyerapan dana atas program atau telah dilakukan oleh Tubagus (2010) kegiatan yang telah dilakukan yang menemukan bahwa sistem sehingga dapat dinilai apakah anggaran berbasis kinerja dapat program tersebut sudah dilakukan meningkatkan kinerja SKPD. Hal ini dengan ekonomis, efisiensi dan juga didukung oleh penelitan yang efektif. dilakukan oleh Arif (2013) yang Evaluasi pencapaian kinerja menemukan bahwa sistem anggaran SKPD secara berkala diperlukan bagi berbasis kinerja berpengaruh terhadap setiap pimpinan SKPD. Hal ini kinerja SKPD. diperlukan agar segera mengambil langkah-langkah sehingga target 3 Pengaruh Sistem Informasi kinerja yang telah ditetapkan dapat Pengelolaan Keuangan dicapai tepat waktu. Dalam Daerah terhadap Kinerja penilitiannya berjudul “Model SKPD Pengembangan Sistem Akuntansi Menurut Sofyan Syafri Pemerintah Daerah Berbasis Harahap (2003:121) laporan Partisipasi Pengguna untuk keuangan adalah merupakan output Meningkatkan Kinerja Pengelolaan dari hasil akhir dan proses akuntansi Keuangan Daerah”, Arif Yulianto laporan keuangan inilah yang dan Asrori (2009) menyimpulkan menjadi bahan informasi bagi para bahwa sistem informasi pengelolaan pemakainya sebagai salah satu bahan keuangan daerah meningkatkan dalam proses pengambilan keputusan kinerja keuangan Daerah”. Hasil dan untuk melaksanakan Pengelolaan penelitian Arif (2013) juga Keuangan Daerah seperti yang menyatakan bahwa sistem informasi tersebut diatas dibuatlah sebuah pengelolaan keuangan daerah sistem yaitu Sistem Informasi memiliki pengaruh yang positif Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap kinerja SKPD. (SIPKD) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik METODOLOGI PENELITIAN Indonesia Nomor 56 Tahun 2005. Sistem informasi pengelolaan Populasi yang digunakan keuangan daerah digunakan oleh dalam penelitian ini adalah satuan pemerintah daerah untuk memperoleh informasi tentang kerja perangkat daerah (SKPD) pengelolaan keuangan pemerintah Kabupaten Rokan Hulu yaitu daerah. Sistem informasi pengelolaan sebanyak 27 SKPD.Populasi yang keuangan daerah diperlukan oleh dilakukan pada eselon III berjumlah pemerintah daerah sebagai alat untuk 128 dan eselon IV berjumlah 380 melakukan monitoring dan evaluasi sehingga total populasi yang di ambil pengelolaan keuangan setiap satuan adalah 508. Sampel penelitian ini
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 956
diantaranya: Kepala Bagian dan kegiatan, keandalan laporan Kepala Sub Bagian dengan jabatan keuangan (realisasi anggaran di eselon III dan IV. Pejabat eselon III sektor pemerintahan), serta ketaatan seperti Kabag/Kasi/Setingkat dan IV dengan peraturan yang berlaku. seperti Kasubag/Kasubbid/Setingkat. Pengawasan intern di daerah Pengambilan jumlah sampel dengan dilakukan oleh inspektorat pada mengikuti teknik sampling. Adapun daerah tersebut yang melakukan teknik pengambilan sampel, dengan pengawasan terhadap jalannya menggunakan teknik proportioned pemerintahan daerah. stratifid random sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalam Sistem Anggaran Berbasis Kinerja penelitian adalah sebanyak 108 Sistem Anggaran Berbasis responden. Kinerja adalah sistem penganggaran Jenis data dalam penelitian ini yang berorientasi pada output adalah data primer sehingga teknik organisasi dan berkaitan sangat erat pengumpulan data dalam penelitian terhadap visi, misi dan rencana ini menggunakan koesioner. strategis organisasi. Anggaran yang Kuesioner yang disebarkan kepada disusun dengan pendekatan kinerja responden penelitian. Adapun dapat dijelaskan sebagai berikut: metode analisis data yang digunakan Suatu sistem anggaran yang diantaranya: 1) uji statistik deskriptif, mengutamakan upaya pencapaian 2) uji kualitas data, 3) uji normalitas hasil kerja (output) dan perencanaan data, 4) uji asumsi klasik dan 5) uji alokasi biaya (input) yang hipotesis. ditetapkan, Output (keluaran) menunjukkan produk (barang atau Definisi Operasional Variabel jasa) yang dihasilkan dari program atau kegiatan sesuai dengan masukan Pengawasan Intern (input) yang digunakan. Input Pengawasan intern adalah (masukan) adalah besarnya sumber seluruh proses kegiatan, review, dana, sumber daya manusia, evaluasi, pemantauan dan kegiatan material, waktu dan teknologi yang pengawasan lain terhadap digunakan untuk melaksanakan penyelenggaran tugas dan fungsi program atau kegiatan sesuai dengan organisasi dalam rangka memberikan masukan (input) yang digunakan. keyakinan yang memadai bahwa Kinerja ditunjukkan oleh hubungan kegiatan telah dilaksankaan sesuai antara input (masukan) dengan dengan tolak ukur yang telah output (keluaran). ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pemimin dalam Sistem Informasi Pengelolaan mewujudkan tata pemerintahan yang Keuangan Daerah baik Sistem informasi pengelolaan Pengawasan ini dilaksanakan keuangan daerah berdasarkan oleh aparat pengawasan secara Kemendagri adalah aplikasi terpadu intern, dengan tujuan untuk yang dipergunakan sebagai alat bantu tercapainya efektifitas dan efesiensi pemerintah daerah yang digunakan JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 957 meningkatkan efektivitas nilai minimum sebesar 25, nilai implementasi dari berbagai regulasi maksimum 40 dan nilai rata-rata bidang pengelolaan keuangan daerah (mean) sebesar 32.5897 dengan berdasarkan pada asas efisiensi, standar deviasi sebesar 3.37845. ekonomis, efektif, transparan, Berdasarkan pengujian statistik akuntabel dan auditabel. Aplikasi ini diatas, dapat diketahui bahwa juga merupakan salah satu variabel pengawasan intern memiliki manifestasi aksi nyata fasilitasi dari nilai minimum sebesar 34, nilai Kementerian Dalam Negeri kepada maksimum 47 dan nilai rata-rata pemerintah daerah dalam bidang (mean) sebesar 41.2692 dengan pengelolaan keuangan daerah, dalam standar deviasi sebesar 3.42896. rangka penguatan persamaan Berdasarkan pengujian statistik persepsi sistem dan prosedur diatas dapat diketahui bahwa variabel pengelolaan keuangan daerah dalam penginterprestasian dan sistem anggaran berbasis kinerja pengimplementasian berbagai memiliki nilai minimum sebesar 30, peraturan perundang-undangan. nilai maksimum 45 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 37.5000 dengan HASIL PENELITIAN DAN standar deviasi sebesar 3.66716. PEMBAHASAN Berdasarkan pengujian statistik diatas, dapat diketahui bahwa Kuesioner dan Demografi variabel sistem informasi Hasil survei kuesioner yang pengelolaan keuangan daerah dilakukan dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar 39, menunjukkan dari 108 kuesioner nilai maksimum 54 dan nilai rata-rata yang disebarkan kepada 108 (mean) sebesar 437179 dengan responden, didapat sebanyak 78 kuesioner yang memenuhi standar deviasi sebesar 3.74824. karakteristik data penelitian. Hasil Uji Kualitas Data Hasil Statistik Deskriptif 1. Hasil Uji Validitas Data Uji validitas data digunakan Tabel 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif untuk mengukur sah atau tidak suatu N Minimum Maximum Mean Std. Deviation kuesioner. Dimana keseluruhan Kinerja SKPD 78 25.00 40.00 32.5879 3.37845 Pengawasan 78 34.00 47.00 41.2692 3.42896 variabel penelitian terdiri dari 41 Intern Sistem pertanyaan yang harus dijawab oleh Anggaran 78 30.00 45.00 37.5000 3.66716 Berbasis Kinerja responden. Uji signifikansi dilakukan Sistem Informasi dengan membandingkan nilai r Pengelolaan 78 39.00 54.00 43.7179 3.74824 Keuangan hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2 dengan alpha Daerah Valid N 78 (listwise)
Sumber: Pengolahan Data SPSS,2015
0,05, n adalah jumlah sampel Berdasarkan pengujian statistik (Ghozali, 2013:53). Dalam penelitian diatas, dapat diketahui bahwa ini df = n-2 (78-2) = 76, sehingga variable kinerja SKPD, memiliki didapat r tabel untuk df (76) = 0,223.
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 958
2. Hasil Uji Reliabilitas Data Dari grafik diatas, dapat Tabel 2 dilihat bahwa untuk variabel adopsi Hasil Uji Realibilitas Data titik menyebar disekitar garis No Instrument Variabel Nilai diagonal. Dengan demikian berarti Penelitian Cronbach's Alpha bahwa data yang digunakan dalam 1 Kinerja SKPD (Y) 0, 750 penelitian ini telah berdistribusi 2 Pengawasan Intern (X1) 0, 799 3 Sistem Anggaran 0,747 normal. Berbasis Kinerja (X2) 4 Sitem Informasi 0, 786 Pengelolaan Keuangan Pengujian Asumsi Klasik Daerah (X3) Sumber:Pengolahan Data SPSS,2015 1. Hasil Uji Autokorelasi Berdasarkan hasil uji Tabel 3 reliabiltias di atas dapat dijustifikasi Hasil Uji Autokorelasi bahwa keseluruhan instrumen Variabel Durbin- Kesimpulan pernyataan yang digunakan untuk Independen Watson mengukur variabel-variabel yang PI Tidak dianalisis dalam penelitian ini dinyatakan reliabel, hal ini terlihat SABK terjadi dari nilai cronbach alpha seluruh SIPKD 1.882 autokorelasi variabel yang diteliti lebih besar dari Sumber: Pengolahan Data SPSS,2015 0.60. Berdasarkan hasil uji validitas Berdasarkan hasil diatas diketahui dan reliabilitas di atas terlihat bahwa nilai (Dubin Watson) terletak antara - seluruh instrumen pernyataan yang 2 dan +2= -2 <1.882<+2. Dapat digunakan untuk mengukur disimpulkan bahwa tidak ditemukan keseluruhan variabel yang diteliti autokorelasi dalammodel regresi. dalam penelitian ini dinyatakan valid dan reliabel, sehingga data yang 2. Hasil Uji Heterokedastisitas dihasilkan dari instrumen pernyataan Data dalam penelitian ini berkualitas dan Gambar 2 layak untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil Uji Heterokedastisitas
Hasil Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan grafik p-plot. Suatu data dikatakan berdistribusi secara normal apabila titik menyebar disekitar garis diagonal. Berikut tabel hasil uji normalitas data : Gambar 1 Hasil Uji Grafik P-Plot Sumber : Pengolahan Data SPSS, 2015
Dari gambar grafik Scatterplot
di atas, terlihat bahwa titik-titik tidak membentuk pola tertentu dan menyebar pada sumbu Y. Jadi, dapat Sumber: Pengolahan data SPSS, 2015 disimpulkan bahwa model regresi JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 959 dalam penelitian ini tidak terdapat operasi. Cara untuk mencegah heteroskedastisitas. adanya penyimpangan agar praktek yang sehat dapat tercapai serta Teknik Analisis Data kinerja organisasi dapat ditingkatkan, Analisis Regresi Linear Berganda maka harus mengefektifan Tabel 4 pengawasan intern yang baik. Hasil Pengujian Hipotesis Sistem Anggaran Berbasis Kinerja Model Unstandardized Standarded Berpengaruh Terhadap Kinerja Coefficients Coefficiens SKPD Sistem anggaran berbasis B Std. Beta kinerja pada suatu instansi memiliki Error peranan penting dalam menjamin (Constant) 2.569 3.793 Pengawasan 0.235 0.108 0.239 kinerja SKPD yang baik. Komponen- Intern komponen visi, misi dan rencana Sistem 0.261 0.122 0.283 strategis merupakan bagian yang Anggaran Berbasis 0.241 0.267 0.267 tidak dapat terpisahkan dari anggaran Kinerja berbasis kinerja. Begitu halnya Sistem dengan penetapan indikator-indikator Informasi Pengelolaan pencapaian kinerja berupa indikator Keuangan input (masukan), output (keluaran) Daerah dan outcome (hasil) pastilah telah Sumber: Pengolahan Data SPSS, 2015 ditetapkan dalam dokumen Persamaan regresi linier penganggaran yaitu Rencana kerja bergandanya adalah sebagai berikut: dan Anggaran (RKA-SKPD). Y= 2.569+ 0, 235X1 + 0,261X2 + Dengan demikian penyusunan 0.241X3+e anggaran berbasis kinerja membutuhkan suatu sistem Hasil Pengujian Hipotesis dan administrasi publik yang telah ditata Pembahasan dengan baik, konsisten dan Pengawasan Intern Berpengaruh terstruktur sehingga kinerja terhadap Kinerja SKPD organisasi dapat dicapai berdasarkan Meningkatnya tingkat ukuran-ukuran yang telah ditetapkan pengetahuan masyarakat, disamping untuk menghasilkan kinerja yang adanya usaha untuk meningkatkan baik bagi setiap satuan kerja efisiensi, dan mendorong ditaatinya perangkat daerah.Penelitian ini kebijakan pemerintah yang telah sejalan dengan penelitian yang digariskan. Pengawasan intern ialah dilakukan oleh Putra (2010) yang suatu proses yang dipengaruhi oleh menyatakan bahwa SABK pimpinan, pegawai, dan personil berpengaruh dan signifikan terhadap satuan usaha lainnya, yang dirancang kinerja SKPD. untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal- Sistem Informasi Pengelolaan hal berikut: Keandalan pelaporan Keuangan Daerah Berpengaruh keuangan, kesesuaian dengan Terhadap Kinerja SKPD undang-undang, dan peraturan yang Menurut Mudjiati (2008), berlaku, efektifitas dan efisiensi sistem informasi merupakan suatu JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 960 kerangka kerja di mana sumber daya sama mempengaruhi variabel kinerja (manusia dan komputer) SKPD. dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran Hasil Uji Koefisien Determinasi (informasi) guna mencapai sasaran- (Adjusted R2) sasaran.Dalam melakukan evaluasi Tabel 5 pencapaian kinerjanya, pimpinan Hasil Uji Koefisien Determinasi SKPD perlu dengan cepat M R R Adjusted Std. od Square R Square Error of mengetahui sejauh mana suatu el the kegiatan atau program telah Estimate terlaksana, untuk dapat mengetahui 1 0.691 a 0,478 0,457 2.48972 dengan cepat apakah suatu kegiatan Sumber : pengolahan data SPSS,2015 telah terlaksana dan sudah seberapa besarkah penyerapan dan atas Berdasarkan tabel diatas, pelaksanaan kegiatan tersebut Diketahui nilai Adjusted R Square dimaksud, maka diperlukanlah sebesar 0,457. Artinya adalah bahwa sistem informasi pengelolaan sumbangan pengaruh variabel keuangan daerah pada setiap SKPD independen terhadap variabel dengan berbasis komputerisasi. Dari sistem informasi pengelolaan dependen adalah sebesar 45,7 %. keuangan daerah ini pula SKPD Sedangkan sisanya 54,3 % dapat mengetahui apakah dipengaruhi oleh variabel lain seperti pelaksanaan tupoksinya telah sistem akuntansi keuangan daerah, berjalan dengan ekonomis, efisien pengawasan eksternal,sumber daya dan efektif. manusia, komitmen organisasi yang Diterimanya hipotesis ini tidak dimasukkan dalam model disebabkan SIPKD pada suatu instansi berperan dalam peningkatan regresi ini. kinerja SKPD terutama kabupaten Rokan Hulu. Penelitian ini sejalan SIMPULAN, KETERBATASAN dengan penelitian yang dilakukan DAN SARAN oleh Tubagus (2010) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa Simpulan adanya pengaruh signifikan sistem 1. Hasil pengujian hipotesis informasi pengelolaan keuangan pertamamembuktikan bahwa daerah terhadap kinerja SKPD. variabel pengawasan intern berpengaruh terhadap kinerja Hasil Uji Simultan (F) SKPD pada Kabupaten Rokan Berdasarkan hasil uji nya Hulu. Hasil penelitian ini Diketahui nilai F sebesar 22.726 mendukung penelitian terdahulu dengan signifikan sebesar 0,000 atau yaitu penelitian yang dilakukan lebih kecil dari taraf signifikasi 0.05. oleh Primadona(2012) dan dengan demikian dapat disimpulkan Wirawati (2014) yang bahwa variabel pengawasan intern, mengemukakan bahwa sistem anggaran berbasis kinerja dan pengawasan intern berpengaruh sistem informasi pengelolaan terhadap Kinerja SKPD. keuangan daerah secara bersama- JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 961 2. Hasil Pengujian hipotesis yang ke dalam menjawab semua dua membuktikan bahwa variabel pertanyaan-pertanyaan yang ada. sistem anggaran berbasis kinerja Masalah subjektivitas dari berpengaruh terhadap kinerja responden dapat mengakibatkan SKPD pada Kabupaten Rokan hasil penelitian ini rentan terhadap Hulu. Hasil penelitian ini biasnya jawaban responden. mendukung penelitian terdahulu Tubagus (2010) dan Arif (2013) Saran yang menyebutkan bahwa sistem Untuk penelitian selanjutnya anggaran berbasis kinerja mungkin bisa dengan memperluas berpengaruh positif terhadap area penelitian atau menambahkan Kinerja SKPD. variabel, meningkatkan jumlah 3. Hasil pengujian hipotesis yang ke sampel dan melengkapi metode tiga juga membuktikan bahwa survei dengan melakukan variabel sistem informasi wawancara. Hal ini diperlukan untuk pengelolaan keuangan daerah akurasi hasil penelitian yang berpengaruh terhadap kinerja diperoleh dimasa yang akan datang SKPD pada Kabupaten Rokan dapat lebih sempurna dari penelitian Hulu. Hasil penelitian ini ini. Dan penulis akan memberikan mendukung penelitian terdahulu saran bagi beberapa pihak yang dari Femie (2012), Arif (2013) terkait dengan penelitian ini yaitu yang menyebutkan bahwa sistem sbb : informasi pengelolaan keuangan 1. Bagi Akademisi daerah berpengaruh terhadap Diharapkan dapat menambah kinerja SKPD. wawasan pemikiran dalam hal ilmu akuntansi, dapat memberikan Keterbatasan Penelitian informasi tentang keterkaitan Beberapa keterbatasan dalam antara variabel yang diteliti penelitian ini adalah sebagai berikut: dengan kinerja pemerintah daerah. 1. Penelitian ini hanya dilakukan 2. Bagi Organisasi Publik pada Satuan Kerja Perangkat Diharapkan dapat menerapkan Daerah di Kabupaten Rokan Hulu kebijakan-kebijakan yang berlaku sehingga hasil penelitian belum sehingga kinerja organisasi publik dapat digeneralisir ke semua diharapkan menjadi baik. objek. 3. Bagi Daerah Pemerintah 2. Responden dalam penelitian ini Diharapkan dalam menjalankan hanya 3 sampai 4 orang pada roda pemerintahan dan fungsinya masing-masing Satuan Kerja sebagai pemerintah daerah dan Perangkat Daerah, yaitu Kepala pemenuhan dalam pelayanan Dinas, Sekretaris, Bendahara, publik dapat ditingkatkan untuk Kepala Bidang dan Kepala Sub masa mendatang. Bagian serta beberapa staf yang 4. Bagi Pihak lain yang terkait mewakili. dengan penelitian selanjutnya 3. Kurangnya pemahaman dari Diharapkan penelitian ini dapat responden terhadap pertanyaan- memberikan masukan atau pertanyaan dalam kuesioner serta referensi yang berguna bagi sikap kepedulian dan keseriusan pihak-pihak lain yang JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 962 bersangkutan untuk penelitian Harahap, Sofyan Syafri. 2004. selanjutnya di Kabupaten Rokan Analisis Kritis atas Laporan Hulu atau kota, daerah lain Keuangan. Jakarta: PT Raja diseluruh indonesia yang Grafindo Persada. memberikan dampak yang baik bersifat praktis dan teoritis. Hidayat, Arif, 2013. Pengaruh 5. Bagi Penulis sistem anggaran berbasis Dapat menembah wawasan kinerja, sistem akuntansi pengetahuan dan daya pikir keuangan daerah dan sistem sebagai bagian dari proses belajar, informasi pengelolaan sehingga dapat lebih memahami keuangan daerah terhadap sebagai aplikasi menerapkan kinerja SKPD.Skipsi teori-teori yang diperoleh Universitas Riau. diperkuliahan dengan praktis yang sesungguhnya didunia nyata. Mardiasmo, 2004. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi, DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta.
Bappenas,Republik indonesia.(2007). Republik Indonesia, 2003, Undang-
Prinsip yang menunjukan tata Undang Republik Indonesia kelola pemerintah yang baik Nomor 17 Tahun 2003 atau good governance Tentang Keuangan Negara.
Bastian,Indra,2006,Akuntansi Sektor Republik Indonesia, 2004, Undang-
Publik: Suatu Pengantar. Undang Nomor 33 Tahun Jakarta: Erlangga 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Bodnar, George H., and William S. Pusat dan Pemerintahan Hopwood. 2006. Accounting Daerah. Direktorat Jenderal Information System Otonomi Daerah, Jakarta. diterjemahkan oleh Agung Republik Indonesia, 2005, Peraturan Saputra., SE., S.Kom., M.Si. Pemerintah Nomor 56 Tahun dan Lilis Setiawati. 2005 Tentang Sistem Yogyakarta: ANDI Informasi Keuangan Daerah.
Ghozali, Imam. 2009.Aplikasi Republik Indonesia, 2008, Peraturan
Analisis Multivariate dengan Pemerintah Nomor 60 Tahun Program SPSS, Semarang: 2008 Tentang Sistem Badan Penerbit Universitas Pengendalian Intern Dipenegoro. Pemerintah.
Ghozali, Imam., 2006, Aplikasi Republik Indonesia, 2010, Peraturan
Analisis Multivariate dengan Pemerintah Nomor 71 Tahun Program SPSS, Badan. 2010 Tentang Standar Penerbit Universitas Akuntansi Pemerintahan. Dipenegoro, Semarang.
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 963
Tuasikal, Askam. 2008. Pengaruh Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun Pengawasan Intern, 2008 Tentang Pemerintahan Pemahaman Sistem Akuntansi Daerah. Direktorat Jenderal dan Pengelolaan Keuangan Otonomi Daerah, Jakarta. Daerah, Terhadap Kinerja Unit Satuan Kerja Pemerintah Wirawati, 2014.Pengaruh Daerah (Studi pada Kabupaten Karakteristik tujuan anggaran Maluku Tengah). Jurnal dan pengawasan intern Akuntansi dan Keuangan terhadap kinerja satuan kerja Sektor Publik Vol.10 No. 10. perangkat daerah.Jurnal Akuntansi dan Manajemen Bisnis. STIESIA Surabaya.