Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SPESIFIKASI TEKNIS
c. RENCANA KERJA
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia menyusun rencana kerja yaitu suatu rencana yang
terperinci termasuk jadwal pelaksanaan (Time Schedule) dan diajukan kepada Direksi
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah dikeluarkannya Surat Penunjukan atau Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan mengadakan Pre Construction Meeting (PCM) dengan
pihak Konsultan pengawas dan Direksi Lapangan.
Setelah disetujui maka Time Schedule dimaksud diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
sebanyak 3 (tiga) salinan. Sedangkan cetakan aslinya harus selalu terpampang di Kantor Proyek
dan merupakan lampiran Dokumen Kontrak
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia telah menyerahkan Request Pekerjaan beserta
Shop Drawing kepada Konsultan Pengawas untuk dimintai persetujuannya.
Konsultan Pengawas setelah mempelajari usulan tersebut dengan memperhatikan gambar-
gambar rencana, RKS dan lain-lain, baru memberikan persetujuan kepada Penyedia untuk
segera dilaksanakan.
Penyedia harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan bahan-bahan dan alat bantu sesuai
dengan rencana kerja kecuali jika terpaksa menyimpang karena sesuatu hal yang harus
dipertimbangkan, maka terlebih dahulu harus disetujui oleh Direksi.
Rencana Kerja ini akan dipakai Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas sebagai dasar untuk
menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan, keterlambatan dan
penyimpangan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia.
e. KETENTUAN-KETENTUAN LAIN
Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, ketentuan-ketentuan lain yang mengikuti didalam
pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a) Gambar
- Gambar-gambar yang dilampirkan pada rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan ini.
- Gambar Detail yang diserahkan oleh Pemberi Tugas/Direksi.
SPESIFIKASI TEKNIS
b) Petunjuk
- Petunjuk atau keterangan yang diberikan dalam Rapat Penjelasan (Aanwijzing) yang
tercantum didalam Berita Acara Rapat Penjelasan.
- Petunjuk, syarat-syarat yang diberikan dalam masa pelaksanaan oleh Pemberi
Tugas/Direksi, Konsultan Perencana dan Instansi terkait, Dinas Tata Kota maupun Dinas
Keselamatan Kerja.
c) Peraturan
- Semua Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang berlaku untuk semua pelaksanaan
penyediaan.
- Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan penyediaan dari Dirjen Cipta Karya Departemen
Pekerjaan Umum yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah kecuali dinyatakan
lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
Pasir Pasang, Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- Butiran-butiran harus tajam dan keras tidak dapat dihancurkan dengan jari.
- Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% (lima persen).
- Butiran-butiran harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 3 mm.
Pasir Beton, pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
PBI 1971 (Nl-2) diantaranya yang paling penting adalah:
- Butiran-butiran harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan jari dan pengaruh
cuaca.
- Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% (lima persen).
Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya, apabila diayak
dengan ayakan 150 maka sisa butiran-butiran di atas ayakan 0,25 mm, berkisar antara 60%
sampai dengan 90% dari berat.
Syarat-syarat tersebut di atas harus dibuktikan dengan pengujian laboratorium
h. BATU-BATA
Persyaratan batu-bata harus memenuhi persyaratan seperti tertera dalam Nl-10 atau secara
singkatnya diuraikan sebagai berikut :
Batu-bata merah harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna atau satu kualitas
Ukuran harus sama :
- Panjang 240 mm, lebar 115 mm dan tebal 52 mm, atau
- Panjang 230 mm, lebar 110 mm dan tebal 50 mm.
Penyimpangan terbesar dan ukuran seperti tersebut di atas adalah panjang maksimum 3%,
lebar 4% tetapi antara batu bata ukuran terbesar dengan ukuran selisih maksimum adalah
sebagai berikut :
- Untuk Panjang diperbolehkan maksimum 10 mm
- Untuk lebar diperbolehkan maksimum 5 mm
- Untuk tebal diperbolehkan 4 mm
Warna satu sama lainnya harus sama dan bila dipatahkan warna penampang harus sama dan
merata kemerah-merahan.
Bentuk bidang-bidangnya harus rata, sudut-sudutnya atau rusuk-rusuknya harus siku atau bersudut 90
derajat dan bidangnya tidak boleh retak-retak
Berat satu sama lainnya harus sama, berarti ukuran, pembakaran dan pengadukannya harus sama
dan sempuma.
Bila dipukul dengan benda keras suaranya harus nyaring
A. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyedian, pendayagunaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantunya yang dibutuhkan dalam melaksanakan pembangunan pada proyek ini.
SPESIFIKASI TEKNIS
- Bagian ini meliputi pembersihan lokasi, pemasangan bowplank, pembuatan Direksi Keet dan
Gudang Material, penyediaan air kerja dan penerangan kerja, serta mobilisasi dan demobilisasi.
d. RAPAT LAPANGAN
Sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu diadakan Rapat Lapangan (Site
Meeting) di Ruang Rapat di Kantor Direksi yang dipimpin langsung oleh Direksi. Pokok-pokok
pembicaraan dalam rapat ini antara lain :
Kemajuan Pekerjaan (Progress Report) dan hal-hal yang tercantum dalam Laporan
Mingguan, dan lain-lain.
Perihal Administrasi Proyek
Hal-hal teknis (penjelasan gambar/spesifikasi serta instruksi Direksi dan Pemberi Tugas)
Koordinasi Pekerjaan
Seluruh Hasil Rapat ditulis dalam suatu Risalah Rapat dan masing-masing peserta rapat
menerima satu berkas risalah rapat yang dapat dijadikan acuan dan kontrol bagi
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
e. LAPORAN-LAPORAN
Kontraktor harus membuat catatan-catatan berupa laporan harian yang memberikan
gambaran dan catatan singkat dan jelas mengenai :
Taraf berlangsungnya pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor bawahan.
Catatan dari Pemberi Tugas/Direksi/Konsultan Pengawas yang telah disampaikan secara
tertulis maupun lisan.
Hal ikhwal mengenai bahan-bahan, peralatan/mesin yang masuk.
Keadaan Cuaca.
Hal ikhwal mengenai pekerja.
Hal ikhwal mengenai pekerjaan tambah kurang.
Hal ikhwal mengenai kesulitan-kesulitan atau gangguan yang mungkin ada
Setiap laporan harian pada hari dan tanggal yang sama diperiksa dan disetujui
kebenarannya oleh Pengawas Harian dan Konsultan Pengawas. Perselisihan
mengenai hal ini mengakibatkan pekerjaan dihentikan untuk diadakan opname. Dan
berdasarkan laporan harian ini, oleh kontraktor disusun laporan mingguan yang
minimal berisikan :
- Jumlah hasil pekerjaan yang diperoleh dalam waktu 1 (satu) minggu serta
SPESIFIKASI TEKNIS
Pengendalian Pekerjaan
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-
ketentuan seperti tertera dalam :
- SK SNI T-15-1991-03
- NI-2-PBI-1971, ..
- NI-3-1970
SPESIFIKASI TEKNIS
- NI-5-1961
- NI-8-1974
- SKTM-JLS G 3445.
Syarat-Syarat Pelaksanaan
Untuk seluruh Pekerjaan Struktur digunakan Beton Cor adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dan cara
pelaksanaannya harus rnenggunakan adukan beton seperti molen (conrete mixer).
Gradasi
Saringan Ukuran Lewat Saringan (%)
1” 25,00 mm 100
¾” 20,00 mm 90 – 100
3/8” 95,00 mm 20 – 55
No. 4 04,76 mm 0 - 10
Agregat Halus
- Agregat Halus dapat menggunakan pasir alam yang berasal dari Quarry yang telah
disepakati pihak Pengawas.
- Pasir harus bersih dari zat organis, zat alkali tanah dan substansi lain yang dapat
merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung substansi tersebut lebih dari 5%.
- Pasir Laut tidak boleh digunakan untuk beton
- Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras
- Cara dan penyimpanan harus baik agar menjamin kemudahan pelaksanaan pekerjaan
dan menjaga tidak terjadi kontaminasi yang tidak diinginkan.
Gradasi
Saringan Ukuran Lewat Saringan (%)
3/8” 9,500 mm 100
No. 4 4,760 mm 90 – 100
No. 8 2,380 mm 80 – 100
No. 16 1,190 mm 50 – 85
No. 30 0,595 mm 25 – 65
No. 50 0,297 mm 10 – 30
No. 100 0,149 mm 5 – 10
No. 200 0,074 mm 0-5
SPESIFIKASI TEKNIS
PC (Portland Cement)
Semen yang dipakai harus dari mutu yang diisyaratkan dalam Nl-8 Bab 3.2. Kontraktor
harus mengusahakan agar semen yang dipakai untuk seluruh pekerjaan beton berasal dari
satu merk saja. Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak yang tertutup oleh
pabrik dan terlindung serta harus dalam jumlah sesuai dengan urutan pengirimannya.
Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat-tempat rapat air dengan lantai
terangkat dan ditumpuk dalam urutan pengiriman. Semen yang rusak atau tercampur
apapun tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
Pembesian
- Besi tulangan harus memenuhi persyaratan PBI NI – 2 1971 dengan tegangan leleh (σ =
3.200 kg/cm2 ) atau Baja U-32.
- Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa, sehingga
bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah. Besi penulangan
harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran masing-masing. Besi penulangan
rata maupun besi penulangan bergelombang (Deformed Bars) harus sesuai dengan
persyaratan dalam NI-2 Bab 3.7, yang dinyatakan sebagai U-24 seperti dinyatakan
dalam gambar-gambar dengan persyaratan sebagai berikut : U-24 untuk diameter lebih
kecil dari 16 mm
- Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain, apabila
harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi diameter
penampang besi, atau dengan bahan cairan sejenis "Vikaoxy Off” yang disetujui
Pengawas.
- Direksi/Pengawas berhak memerintahkan untuk menambah besi tulangan di tempat
yang dianggap perlu sampai maksimum 5% dari tulangan yang ada di tempat tersebut,
meski tidak tertera dalam gambar struktur, tanpa biaya tambahan.
Kawat Pengikat
Harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti diisyaratkan dalam Nl-2 Bab 3.7.
Air
Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Bab 3.6. Sebelum air
untuk pengecoran beton dipergunakan, harus terlebih dahulu disetujui Pengawas dan
biaya sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor. Dan Kontraktor harus menyediakan air
atas biayanya sendiri.
Additive
Untuk mencapai slump yang diisyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila diperlukan
campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan additive merk POZZOLITK 300 atau
yang setara. Bahan tersebut harus disetujui oleh Pengawas. Additive yang mengandung
chloride atau nitrat tidak boleh dipergunakan.
- Pelaksanaan
1. Pengecoran Beton
Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor mendapat izin secara
tertulis dari Pengawas. Permohonan izin rencana pengecoran harus diserahkan
paling lambat 2 (dua) hari sebelumnya. Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor
harus sudah menyiapkan seluruh steak-steak maupun anker-anker dan sparing-
sparing yang diperlukan, pada kolom-kolom, balok-balok beton untuk bagian yang
akan berhubungan dengan dinding belah maupun pekerjaan instalasi. Kecuali
dinyatakan lain pada gambar, maka stek-stek dan anker-anker dipasang dengan jarak
setiap 1 (satu) meter.
o Memberitahukan Direksi selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam
sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
o Persetujuan Direksi ini berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan
pemasangan besi serta bukti bahwa Kontraktor dapat melaksanakan pengecoran
tanpa gangguan.
o Persetujuan di atas tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor atas
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Pemadatan Beton
o Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan untuk
mengangkut dan menuang beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat
beton padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.
o Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton adalah sangat penting.
Beton digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak berlebihan
(overvibrate). Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi pengantongan
beton-beton tidak akan diterima
o Penggetaran tidak boleh dilakukan bila dengan maksud untuk mengalirkan beton.
o Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan penggetar
dengan frekwensi tinggi 0,2 cm, agar dijamin pengisian beton dan pemadatan
yang baik.
o Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan
terlatih.
3. Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus diurug
pasir padat setebal 15, 20 dan 30 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar, kemudian dipasang lantai kerja dengan mutu beton cor adukan 1PC :
3Pasir : 5Kerikil setebal 7 cm atau sesuai dengan gambar kerja, di bawah konstruksi
beton tersebut.
b. CETAKAN BETON
Standard
Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan-persyaratan normalisasi dibawah ini:
- Nl-2-1971
- Nl-3-1970
Bahan-bahan
- Bahan pelepas acuan (Realising Agent) harus sepenuhnya digunakan pada semua
acuan untuk pekerjaan beton.
- Bahan cetakan harus dibuat dari multiplex dengan diberi penguat secukupnya sehingga
keseluruhan form work dapat berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-
desakan beton pada waktu pengecoran serta dapat menghasilkan konstruksi akhir yang
SPESIFIKASI TEKNIS
mempunyai bentuk, ukuran dan belahs-belahs yang sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam gambar.
- Pada cetakan kolom, balok, harus diadakan perlengkapan dan peralatan khusus
untuk menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan kawat pengikat dan lain-
lain.
- Apabila acuan harus memikul beban yang besar atau bentang-bentang yang besar
serta memerlukan bentuk yang khusus, maka harus dibuat perhitungan- perhitungan dan
gambar kerja, guna mengetahui beban pelaksanaan, termasuk beban vertikal dan
horizontal dan kegiatan-kegiatan serta faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi.
- Sebelum beton dibuang, konstruksi cetakan harus diteliti untuk memastikan sehingga
dapat terjamin kedudukan yang tepat, kokoh, rapat, tidak terjadi penurunan dan
pengembangan pada saat beton dituang serta bersih dan segala benda dan kotoran-
kotoran yang tidak diinginkan. Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa
diperdagangkan (Form Oil) untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.
Pelaksanaannya dilakukan di tempat pabrikasi bekisting.
- Sebelum pengecoran dimulai, permukaan cetakan harus dibasahi terlebih dahulu
dengan rata agar tidak terjadi penyerapan air beton yang harus dituang.
- Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi atau jika umur
beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
o Bagian sisi balok : 48 jam
o Balok tanpa beban konstruksi : 7 hari
o Balok dengan beban konstruksi : 21 hari
o Pelat Lantai/Atap : 21 hari
Dengan persetujuan Direksi, cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji
yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai kekuatan
pada umur 28 hari. Segala izin yang diberikan oleh Direksi sekali-kaii tidak boleh
menjadi bahan untuk mengurangi/membebaskan tanggung jawab Kontraktor dari
adanya kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.
Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga
tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton dan tetap menghasilkan sudut-sudut
yang tajam dan tidak pecah.
c. PERAWATAN
Beton harus dilindungi dari hujan lebat, aliran air hujan dan dari kerusakan yang
disebabkan oleh alat-alat. Semua beton harus dalam keadaan basah, paling sedikit 7 hari.
d. SIAR MUAI
Siar muai harus dibuat pada lokasi dan dimensi tepat seperti gambar- gambar rencana.
Penulangan tidak boleh menerus melalui sambungan.
b. A d u k a n
1. Adukan sebagai perekat lantai menggunakan 1 PC : 3 Ps dengan tebal minimum 20 mm.
2. Adukan yang dipergunakan untuk pekerjaan rabat adalah adukan 1 Pc : 3 Pasir : 5 Kerikil
dengan ketebalan disesuaikan dengan gambar rencana.
Atau sesuai gambar rencana. Semua ukuran kayu diatas dan dalam gambar adalah ukuran
setelah terpasang/jadi.
6. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk
toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
7. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil harus
diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi
dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan
warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian
rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu
mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
- Untuk tinggi dan lebar 1 mm.
- Untuk diagonal 2 mm.
8. Accesssories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat
alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant.
Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm,
dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) micron sehingga dapat bergeser.
9. Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan
alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari
laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic
varnish atau bahan insulation lainnya.
11. Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 10 - 25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
12. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum rangka kusen
terpasang.
13. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding) yang melekat pada ambang
bawah dan atas harus waterpass.
14. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door dan double door.
15. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya
kedap air dan kedap suara.
16. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.
4. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
a. Rangka Plafond
1. Rangka plafond dibuat dari besi hollow ukuran 40.40.1.5 mm dengan bentuk dan
pemasangan sesuai dengan gambar.
2. Seluruh rangka dipasang rapi dan rata serta lurus, seluruh rangka digantungkan dengan
baik pada rangka kuda-kuda.
3. Apabila bahan penutup plafond dipasang dengan diberi nat/skoneng antara unit-unit
bahan plafond, maka bagian bawah rangka plafond yang terlihat dirapikan dengan dempul
sehingga terlihat rapi.
b. Penutup Plafond
1. Bahan penutup plafond yang digunakan adalah gypsumboard tebal 9 mm dengan pola
pemasangan sesuai dengan gambar.
2. Gypsumboard harus dengan kualitas baik menurut standarisasi departemen perdagangan.
5. PEKERJAAN LISTRIK
a. Instalasi kabel/wiring
1. Semua kabel harus memenuhi persyaratan PUIL/VDE
a. Semua kabel harus baru dan harus jelas mengenai ukurannya, jenis kabelnya, nomor
dan jenis pintalannya.
b. Semua kawat dengan penampang 6 mm2 keatas haruslah dipilin (stranded). Instalasi
ini tidak boleh memakai kawat dengan penampang lebih kecil dari 2,5 mm 2, kecuali
dengan persyaratan lain, konduktor yang dipasang adalah tipe :
1. Untuk instalasi penerangan NYA/NYM.
2. Untuk kabel distribusi dan penerangan taman NYA/NYM. Semua kabel harus ada
didalam konduit, kabel tray, kabel trenh, kabel rack dan diklaim.
2. Splice / Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya splice ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder
maupun cabang-cabang kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa
dicapai (accessible). Sambungan pada kawat sirkuit cabang harus dibuat secara mekanis
dan harus tegak secara electris dengan cara-cara soderless connector. Dalam membuat
splice connector harus dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan baik sehingga
konduktor tersambung.
3. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, fiction, asbes,
gelas, tape sintetis, resin, splice case, composition, dan lain-lain harus dari tipe yang
disetujui untuk penggunaan, lokasi, voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang
memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan pemerintah.
4. Penyambungan Kabel
a. Semua pengambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan
yang khusus untuk itu.
b. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama-namanya
masing-masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dilakukan
dan sesudah dilakukan penyembungan.
SPESIFIKASI TEKNIS
c. Instalasi/Konstruksi Panel
1. Kabinet
a. Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 1,5 mm atau dibuat
dari bahan lain seperti polyster atau bakelite.
b. Kabinet untuk panel board mempunyai ukuran yang proporsional seperti
dipersyaratkan panel board yang besarnya menurut kebutuhan sehingga untuk
jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak terlalu banyak.
c. Frame/rangka panel harus di grounding.
d. Pada kabinet harus ada cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel
panel board serta tutupnya.
e. Kabinet dengan kawat-kawat through feeder harus diatur sedemikian rupa sehingga
ada saluran dengan lebar kurang dari 10 cm untuk branch circuit panel board.
SPESIFIKASI TEKNIS
f. Setiap panel harus dilengkapi dengan kunci-kunci. Untuk satu kabinet harus
disediakan 2 (dua) buah anak kunci, dengan master key.
2. Pemasangan Panel
a. Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga peralatan dalam panel dengan mudah
masih dapat dijangkau, tergantung dari macam/tipe panelnya.
b. Bila dibutuhkan alas/penumpu/penggantung, maka pemboronng harus
menyediakannya, sekalipun tidak tertera dalam gambar.
3. Panel Distribusi Utama
a. Panel distribusi utama harus seperti yang ditunjukan pada gambar kecuali ditentukan
lain.
b. Seluruh assembly termasuk housing, bar-bar, alat-alat pelindung harus direncanakan,
dibuat, dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai denga persyaratan.
c. Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur yang kaku yang bisa
mempertahankan strukturnya oleh stress mekanis pada waktu terjadi hubungan
singkat.
d. Rangka ini secara lengkap dibungkus pada bagian bawah, atas dan sisi dengan plat-
plat penutup (metal cald) harus cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk
mengatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus dan bagian-
bagian yang bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL/VDE untuk peralatan
yang tertutup.
e. Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap
kemungkinan percikan air.
4. Pull Box
a. Bila ditunjuk dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi pemasangan, harus
dipasang seluruh pull box pada ketinggian yang cukup dan dari jenis konstruksi yang
sama dengan switch board pada bagian atas dari setiap switch board.
b. Bagian sisi atas dan samping dari pull box harus terdiri dari bagian-bagian yang bisa
dibuka lepas. Bagian penutup atas yang ditempatkan dibagian belakang struktur
harus bisa dilepas dengan mudah supaya memungkikan pembuatan lubang-lubang
untuk conduit kabel atau bus duct yang diperlukan.
5. Cadangan/Penyambungan Dikemudian hari
a. Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan maka ruangan-ruangan tersebut
harus dilengkapi dengan bus, klem-klem pemasangan pendukung dan lain
sebagainya untuk peralatan yang dipasang dikemudian hari, termasuk terminal.
b. Penyambungan dikemudian hari dapat berupa equipment bush bar panel baru,
switch, circuit breaker dan lain-lain.
6. Alat-Alat Ukur
a. Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar.
b. Meter-meter adalah dari tipe moving iron vane type khusus untuk panel, dengan
skala sirkulair, flush atau semi flush dalam kotak tahan getaran dengan ukuran 15 x
15 cm2 atau 10 x 10 cm2, dengan skala linear dan ketelitian 1 %.
c. Posisi dari saklar putar untuk volt meter adan ampere harus ditandai dengan jelas.
7. Peralatan Pengaman Pemutus Daya
a. Peralatan-peralatan pengaman adalah pemutus daya tipe draw out tanpa minyak
dengan sekering pembatas arus, pemutus daya dengan rumah (moulded case)
dilengkapi dengan sekering pembatas arus dan pemutus sekering.
b. Arus kerja dari draw out circuit breaker harus sesuai dengan gambar, dengan
sekering berkapasitas interupsi 100.000 KA minimum pemutus sekering harus dari
tipe yang membuka dan menutup dengan cepat.
8. Lampu-Lampu
a. Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai dengan
persyaratan dan gambar.
b. Untuk lampu pijar memakai lampu holder dan base tipe edyson screw, untuk lampu
holder tipe edyson screw cable netral tidak boleh dihubungkan ke center kontrol,
kecuali dipersyaratkan lain, lampu flourrrescent harus dari jenis day light.
c. Semua lampu yang memerlukan perbaikan faktor daya harus dilengkapi dengan
capasitor.
9. Fictures Lampu
a. Lampu LED 18 Watt
SPESIFIKASI TEKNIS
7. PEKERJAAN KACA
a. Kaca yang dipasang baik untuk pemasangan kaca mati, jendela kaca, pintu kaca yang terdiri
dari kaca bening tebal 5 mm dan untuk pintu kaca tebal 12 mm atau dengan mengacu pada
ukuran ketebalan mengikuti gambar kerja.
b. Pemasangan kaca bagian dalam dipoleskan plamur kayu, pemasangan kaca harus rata dan
tidak dapat kemungkinan menggelembung dan menyusut akibat perubahan temperatur.
c. Semua pemasangan kaca dilengkapi dengan list kaca ukuran 1 x 1 cm, dari kayu klas I yang
diserut rata dan tidak mempunyai cacat.
8. PEKERJAAN PENGECATAN
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasi! pekerjaan
yang bermutu baik dan sempuma.
2. Persiapan permukaan yang akan diberi cat
3. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan
4. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan secara khusus
dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Perencana
SPESIFIKASI TEKNIS
d. Pengecatan Kayu
1. Lingkup pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-atat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksaan, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Persyaratan Bahan
- Digunakan Bahan Buatan Dalam Negeri dari mutu terbaik serta disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
- Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-4
serta sesuai ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
- Bidang permukaan pengecatan harus diratakan/dihaluskan dengan bahan/alat mesin
amplas elektrik yang bermutu baik, sampai permukaannya halus dan licin, segala
persiapan pengecatan telah memenuhi persyaratan yang ditentukan dan telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Uraian dan syarat-syarat ini meliputi
pengecatan listplank dan lain-lain yang ditentukan dalam detail gambar.
- Bidang permukaan pengecatan dibersihkan dan debu, serbuk gergaji, bebas dari
minyak kering dan sebagainya.
- Harus dihindarkan adanya celah/pori-pori kayu pada permukaan pengecatan
- Aduk bahan dengan sempurna sebelum pemakaian.
SPESIFIKASI TEKNIS
- Digunakan bahan campuran yang bermutu baik serta disetujui oleh Pengawas.
- Penggunaan alat sprayer dari mutu yang diisyaratkan serta disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
- Pengecatan harus dilakukan sejauh mungkin dari pengaruh pekerjaan lain serta jauh
dari tumbuh-tumbuhan.
9. PEKERJAAN SANITASI
a. Plumbing
1. Syarat umum pemasangan dan bahan untuk jaringan plumbing berpedoman pada
plumbing 1974
2. Untuk saluran air minum dan air buangan digunakan pipa baja galvanis (GIP) produksi
dalam negeri.
3. Penilaian baik atas pekerjaan plumbing ditentukan berdasarkan pemeriksaan dan pengujian
yang dilakukan oleh direksi lapangan.
4. Seluruh jaringan plumbing harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak
terlihat dari ruangan dan pipa-pipa yang menembus beton harus sudah terpasang pada
waktu pengecoran.
5. Penempatan kran-kran dan floor drain dan lain-lain, harus memperhatikan pola dari
pemasangan finishing dinding dan laintai sehingga terlihat serasi dan rapi.
b. Kamar Mandi
Kamar mandi terdiri dari bak air, kloset, lantai dan pekerjaan pintu.
1. Pekerjaan lantai
a. Bahan/material menggunakan keramik 20 x 20 cm yang mempunyai sisi yang rata dan
tidak licin serta menyiku sempurna.
b. Semua bahan yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Direksi Teknik.
c. Kerataan dan kesikuan pasangan tegal keramik harus terjaga sehingga didapatkan
hasil yang rapi.
2. Pekerjaan Kloset
Untuk pemasangan kloset digunakan kloset duduk lengkar dengan kran.
D. PENYELESAIAN PEKERJAAN
1. Seluruh pekerjaan diselesaikan secara baik serta rapi dan disesuaikan dengan rencana kerja
dan syarat-syarat (RKS). Pekerjaan yang tidak rapi dan kurang baik, harus diperbaiki sampai
diperoleh hasil yang memenuhi syarat.
2. Setelah seluruh pekerjaan dikerjakan sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat, maka
seluruh halaman harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan dan diratakan sebaik mungkin.
3. Pekerjaan yang belum jelas dan tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini (RKS)
akan dijelaskan pada berita acara Aanwijzing.
E. U M U M
a. Gambar dan Spesifikasi Teknis merupakan suatu kesatuan yang saling mengikat dan saling
melengkapi.
b. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan apabila terdapat dalam gambar dan RAB.
F. P E N U T U P
a. Ukuran duga (peil) dan ukuran tinggi dientukan dalam gambar, kontraktor wajib memeriksa semua
ukuran ini didalam pelaksanaan, sehingga betul-betul sesuai dengan gambar dan dalam skala itulah
yang benar. Dalam hal seperti ini kontraktor wajib menanyakan kepada pihak pengawas pekerjaan.
Bila terjadi ukuran keliru/menyimpang dari gambar tanpa pemberitahuan atau melaporkan hal ini
adalah kesalahan/tanggung jawab kontraktor.
b. Pembersihan/penyelesaian
1. Pembersihan diadakan di lokasi bangunan.
2. Semua sisa bahan bangunan yang tidak digunakan segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan
(sesuai dengan petunjuk direksi).
Meskipun dalam Spesifikasi ini dimensi (ukuran) pekerjaan dan bahan-bahan tidak diuraikan secara
detail, yang harus dilaksanakan oleh kontraktor tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan, maka
pekerjaan tersebut dianggap terurai dalam pekerjaan ini. Pihak kontraktor tidak dibenarkan untuk
membuat interprestasi sendiri sebagai dasar tanpa seizin pihak direksi, segala bentuk akibat dari
kelalaian tersebut menjadi tanggung jawab pihak kontraktor.
Baubau, 22 Juni2018
TTD