Вы находитесь на странице: 1из 20

ASUHAN KEPERAWAT ANAK

“DIARE”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak
Dosen pengampu : Ns. Erni Suprapti,M.Kep

Disusun Oleh:
1. Hajar Fikri Mujiyani 17.036
2. Jihan Ni’maturrif’ah 17.042
3. Karasinda Nurul Afifa 17.043
4. Luluk asfiya 17.049
5. Novitasari 17.063
6. Yusuf Ariadi 17.099

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO


SEMARANG
2019

1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan limpahan rahmat-Nya maka Penulis bisa menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah
untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Keperawatan Anakyang
membahas tentang Diare pada anak dan semoga dengan dibuatnya makalah ini
dapat membantu menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan baik dalam isi
maupun penulisan. Terima kasih

Semarang, 24 April 2019

Penulis

DAFTAR ISI

2
Halaman Judul..........................................................................................1

Kata pengantar..........................................................................................2

Daftar isi...................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................3
B. Rumusan masalah.........................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi.........................................................................................5
B. Etiologi..........................................................................................5
C. Pathofisiologi................................................................................6
D. Pathway.........................................................................................7
E. Manifestasi....................................................................................8
F. Pengobatan.....................................................................................8
G. Pemeriksaan penunjang...............................................................10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian....................................................................................12
B. Diagnosa......................................................................................15
C. Intervensi......................................................................................15
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................18
B. Saran............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................19

BAB I

3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah 5 tahun)
terbesar didunia. Menurut WHO, diare membunuh 2 juta anak didunia setiap tahun,
sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab
kematian ke 2 terbesar pada balita. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2007 dari
Kementerian Kesehatan, tingkat kematian bayi berusia 29 hari hingga 11 bulan akibat diare
mencapai 31,4 persen. Adapun pada bayi usia 1-4 tahun sebanyak 25,2 persen. Bayi
meninggal karena kekurangan cairan tubuh. Diare masih merupakan masalah kesehatan di
Indonesia. Walaupun angka mortalitasnya telah menurun tajam, tetapi angka morbiditas
masih cukup tinggi. Kematian akibat penyakit diare di Indonesia juga terukur lebih tinggi
dari pneumonia (radang paru akut) yang selama ini didengungkan sebagai penyebab tipikal
kematian bayi. Diare seringkali dianggap penyakit yang biasa dan sering dianggap sepele
penanganannya. Pada kenyataanya diare dapat menyebabkan gangguan sistem ataupun
komplikasi yang sangat membahayakan bagi penderita.
Kejadian diare dapat dicegah dengan memperhatikan air minum yang aman dan
sanitasi yang higienis (WHO, 2013). Pemberian air susu ibu (ASI) merupakan cara alami
untuk menjaga nutrisi yang baik, meningkatkan daya tahan tubuh, serta memelihara emosi
selama masa pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI mengandung zat nutrisi yang
dibutuhkan, serta faktor anti bakteri dan anti virus yang melindungi bayi terhadap infeksi.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa ASI dapat mengurangi kejadian infeksi selama
masa bayi dan balita. Suatu penelitian menyatakan bahwa bayi yang tidak mendapatkan
ASI, dua kali lebih sering masuk rumahsakit dibandingkan yang mendapat ASI ( Aldy,
Lubis, Sianturi, Azlin, & Tjipta, 2009). Tingginya angka kejadian diare pada balita
merupakan masalah yang penting di masyarakat sehingga perlu untuk didapatkan data
yang memadai. Faktor-faktor rresiko yang menyebabkan diare perlu digali untuk
memberikan wawasan dan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat akan pentingnya
pencegahan kejadian diare.

B. Rumusan Masalah

4
1. Bagaimana definisi diare
2. Bagaimana etiologi dari diare
3. Bagaimana patofisiologi dari diare
4. Bagaimana perjalanan penyakit diare
5. Bagaimana manifestasi klinik dari diare
6. Bagiamana pengobatan pada diare
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada diare
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada diare

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dasar dan asuhan keperawatan diare pada
anak.
2. Tujuan khusus
9. Untuk mengetahui definisi diare
10. Untuk mengetahui etiologi dari diare
11. Untuk mengatahui patofisiologi dari diare
12. Untuk mengetahui perjalanan penyakit diare
13. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari diare
14. Untuk mengetahui pengobatan pada diare
15. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada diare
16. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada diare

BAB II

5
KONSEP DASAR MEDIS
A. Definisi
Diare a dalah penyebab kematian kedua pada anak dibawah lima tahun
diseluruh dunia. Diare adalah produksi tinja yang lebih cair dibandingkan
biasanya dan frekuensi BAB menjadi lebih sering (dr. Arifianto, 2012)
Penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan
bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya
frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam
sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah
(World Health Organization).
Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume keenceran, serta
frekwensi lebih dari 3 kali sehari pada anak dan pada bayi lebih dari 4 kali
sehari dengan atau tanpa lendir darah (Depkes, 2010)

B. Etiologi
Diare disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorpsi (gangguan penyerapan
zat gizi), makanan, dan faktor psikologis, (Widjaja, M.C, 2011)
1. Faktor infeksi
Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare pada
anak, jenis-jenis infeksi umumnya menyerang sebagian berikut.
a. Infeksi bakteri oleh kuman E.Coli, Salmonella, Vibrio Cholerac
(kolere), dan serangan bakteri lain yang jumlahnya berlebihan dan
patogenik (memanfaatkan kesempatan ketika kondisi tubuh lemah)
seperti pseudomonas.
b. Infeksi basil (disentri)
c. Infeksi virus enterovirus dan adenovirus
d. Infeksi parasit oleh cacing
e. Infeksi jamur
f. Infeksi akibat orang lain, seperti radang tonsil, radang tenggorokan
g. Keracunan makanan

6
2. Faktor Malabsorpsi
a. Malabsorbsi karbohidrat. Pada bayi, kepekaan terhadap lactoglobulis
dalam susu formula menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat,
tinja berbau sangat asam, sakit di daerah perut. Jika sering terkena
diare ini, pertumbuhan anak akan terganggu.
b. Malabsorbsi lemak. Dalam makanan terdapat lemak yang disebut
triglyserida. Trigliseryda, dengan bantuan kelenjar lipase, mengubah
lemak menjaddi micelles yang siap diabsorbsi usus. Jika tidak ada
lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat jidi muncul
karena lemak tidak terserap dengan baik. Gejalanya adalah tinja
mengandung lemak, (Widjaja, M.C, 2011)
3. Faktor makanan
Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercecer,
basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (sayuran), dan kurang
matang, (Widjaja, M.C, 2011)
4. Faktor psikologis
Rasa takut, cemas, dan tegang, jika terjadi pada anak, dapat
menyebabkan diare kronis, (Widjaja, M.C, 2011)

C. Patofisiologi
Sejumlah besar virus, bakteri/organisme protosoa dapat menyebabkan
gastroenteritis. Pada diare bayi yang paling sering patogen adalah virus dan
entero patogenik, E.Coli. Invasi bakteri pada mukosa kolon menyebabkan
peradangan ulserasi. Hal ini menyebabkan diare berdarah dengan pasasi
mucus dan nanan (sering disebut disentri). Sekresi entero toksin bakterial
menyebabkan sekresi air dan elektrolit dengan diare berair yang banyak.
Enterotoksin dapat dihasilkan sesudah kolonisiasi bakteri (tanpa invasi) pada
usus halus (masa inkubasi 6-24 jam). Enterotoksin ini mungkin masuk ke
dalam karena makanan yang terkontaminasi kurang dimasak terutama oleh
pencermaran makanan, (Carpenito, 2000)

7
D. Pathway

F. Infeksi F. Malabsopsi F. Makanan F. Psikologi

Toksin tidak dapat


cemas
Masuk dan berkembang Meningkatnya tekanan diserap
dalam usus osmotik

hiperperistaltik

Hipersekresi air dan Pergeseran air dan


elektrolit elektrolit ke rongga usus
Menurunnya usus
menyerap makanan

Devisien pengetahuan
orangtua DIARE

v BAB meningkat
Frek. Distensi abdominal

Integritas kulit perianal


Kehilangan cairan &
Mual muntah
elektrolit

Perubahan integritas
G. Keseimbangan cairan kulit
Nafsu makan turun
elektrolit

Ganguan rasa nyaman


Devisien volume cairan BB turun

Ketidakseimbangan
nutrisi

E. Manifestasi klinis

8
1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
2. Kejang pada perut
3. Demam
4. Mual dan muntal, dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat
disebabkan oleh lambung yang turut meradang.
5. Warna tinja makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan
6. Anorexia
7. Nafsu makan menurun
8. Berat badan turun
9. Mata dan ubun-ubun cekung
10. Turgor kulit menurun
11. Terdapat luka pada anus
12. Lemah
13. Pucat
14. Perubahan tanda vital : nadi dan pernafasan
15. Bayi menjadi cengeng, gelisah
16. Dehidrasi
a. Dehidrasi ringan : kehilangan cairan 2-5 %
b. Dehidrasi sedang : kehilangan cairan 5-8 %
c. Dehidrasi berat : kehilangan cairan 8-10 %

(Yuliani R, Suriadi, 2010) (Sudarti, 2010)

F. Pengobatan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mencegah atau mengatasi
dehidrasi pada anak yang mengalami diare, yaitu mengganti kehilangan
cairan yang telah terjadi, mengganti kehilangan cairan yang sedang
berlangsung, pemberian cairan rumatan.
1. Pemberian cairan
a) Cairan per oral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan
per oral berupa cairan (NaCl dan NaHCO3 , KCl dan
glukosa ).Formula lengkap disebut oralit. Cairan sederhana yang
dapat dibuat sendiri(formula tidak lengkap)hanya mengandung
garam dan gula, untuk pengobatan sementara dirumah sebelum
dibawa ke rumah sakit/pelayanan kesehatan untuk menghindari
dehidrasi lebih jauh.

9
b) Cairan parental
Ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan pasien .(Ngastiyah,2014)
2. Dietetik
Air susu ibu harus diteruskan pemberiannya. Pada bayi yang telah
mendapat susu formula, susu formula bebas laktosa hanya diberikan
kepada bayi yang mengalami dehidrasi berat dan bayi yang secara
klinis memperlihatkan intoleransi laktosa berat dan diarenya
bertambah pada saat diberikan susu. Susu tersebut dapat diberikan
selama 1 minggu. Intoleransi laktosa umumnya bersifat sementara
akibat adanya kerusakkan mukosa usus. Aktivitas laktase akan
kembali normal begitu epitel mukosa usus mengalami regenerasi.
Gejala intoleransi laktosa mencakup diare cair profus, kembung,
sering flatus, sakit perut, kemerahan di sekitar anus dan tinja berbau
asam, (IDAI, 2014)
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat
badan kurang dari 7 kg jenis makanan:
a. Susu (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah
dan asam lemak tidak jenuh)
b. Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padaat (nasi tim
jika anak tidak mau minum susu ataupun tidak terbiasa minum
susu)
c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang diderita pada
anak.
Cara pemberian:
1) Pada hari 1 setelah rehidrasi segera berikan makanan per
oral,bila diberi ASI /susu formula tetapi masih diare masih
sering, berikan oralit selang seling dengan ASI (misalnya 2
kali ASI/susu khusus,1 kali oralit)

10
2) Hari ke 2 sampai ke 4 ,ASI/Susu formula rendah laktosa
penuh
3) Hari ke 5 bila tidak ada kelainan pasien kembali deengan
makanan biasa atau susu disesuaikan dengan umur bayi dan
berat badan bayi. (Ngastiyah,2014)
3. Antibiotika
Antibiotika tidak diberikan secara rutin pada diare akut, meskipun
dicurigai adanya bakteri sebagai penyebab keadaan tersebut, karena
sebagian besar kasus diare akut merupakan self limiting. Pemberian
antibiotika yang tidak tepat akan memperpanjang keadaan diare akibat
disregulasi mikroflora usus, (IDAI, 2014)
4. Lintas diare

1. Berikan oralit

2. Berikan tablet Zinc selama 10 hari berturut-turut

3. Teruskan ASI-makan

4. Berikan antibiotik secara selektif

5. Berikan nasihat pada ibu/keluarga, (IDAI, 2014)

G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran berkurang
b. Gelisah
c. Dehidrasi
d. Perut kembung
e. Darah dalam tinja
2. Pemeriksaan laboratorium :

11
a. Pemeriksaan tinja : PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah
b. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium, dan
fosfor dalam serum (terutama pada penderita diare)
c. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik
atau parasite secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada
penderita diare kronik
d. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam –basa dalam darah
e. Makroskopis
Pemeriksaan makroskopis tinja perlu dilakukan pada semua penderita
dengan diare. Tinja yang mengandung mukus bisa disebabkan olej
infeksi bakteri yang menghasilkan sitoksin, bakteri introinvasif yang
menyebabkan peradangan mukosa atau parasit usus seperti : E.
Histolytica, E. Coli.
f. Mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis untuk mencari adanya lekosit yang dapat
memberikan informasi tentang penyebab diare.
g. pH kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus,
(Yuliani R, Suriadi, 2010).

12
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas pasien/biodata
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir,
umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orangtua, pekerjaan orangtua,
penghasilan. Untuk umur pasien dare akut sebagian besar adalah anak
dibawah 2 tahun. Insiden paling tinggi 6-11 bulan karena pada masa ini
mulai diberikan makanan pendamping. Kejadian diare akut pada anak
laki-laki hampir sama dengan anak perempuan (Depkes RI).
2. Keluhan utama
Buang air besar BAB lebih dari 3 kali dalam sehari. BAB kurang dari 4
kali dengan konstitensi cair (diare tanpa dehidrasi). BAB 4-10 kali dengan
konstitensi cair (dehidrasi ringan/sedang). BAB lebih dari sepuluh kali
(dehidrasi berat) bila diare kurang dari 14 hari adalah diare akut. Bila
berlangsung 14 hari lebih maka disebut diare persisten. (Utami S,
Nursalam, Susilaningrum R. 2013)
3. Riwayat penyakit sekarang
a. Mula-mula bayi/anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada. Kemungkinan
timbul diare.
b. Tinja makin caiir, mungkin disertai lendir atau lendir bercampur
dengan darah, warna tinja bercampur menjadi kehijauan karena
bercampur dengan empedu.
c. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
d. Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, gejala
dehidrasi mulai tampak.

13
e. Diuresis, yaitu terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg/BB/jam) bila terjadi
dehidrasi. Urine normal pada diare tanpa dehidrasi. Urine sedikit
gelap pada dehidrasi rinan atau sedang. Tidak ada urin dalam waktu 6
jam (dehidrasi berat). (Utami S, Nursalam, Susilaningrum R. 2013)
4. Riwayat kesehatan meliput sebagai berikut :
a. Riwayat imunisasi terutama anak yang belum imunisasi campak.
Diare lebih sering terjadi da berakibat berat pada anak-anak dengan
campak atau yang menderita campak dalam empat minggu terakhir
yaitu akibat penurunan kekebalan pada pasien
b. Riwayat alergi terhadap makanan atau obt-obatan (antibiotik) karena
faktor ini salah satu kemungkinan penyebab diare.
c. Riwayat penyakit yang paling sering terjadi pada anak di bawah dua
tahun biasanya batuk, panas, pilek, dan kejang yang terjadi yang
terjadi sebelum, selama, atau setelah diare. Hal ini untuk melihat
tanda atau gejala infeksi lain yang menyebabkan diare seperti
tonsilitis, faringitis, bronko pnenemonia, ensefalitis. (Utami S,
Nursalam, Susilaningrum R. 2013)
5. Riwayat nutrisi (Depkes RI, 1999:124-129)
a. Pemberian ASI penuh pada anak umur 4-6 bulan sangat mengurangi
resiko diare dan infeksi yang serius.
b. Pemberian susu formula apakah menggunakan air masak, diberikan
dengan botol atau dot, karena botol yang tidak bersih akan mudah
terjadi pencemaran.
c. Perasaan haus, anak dengan diare tanpa dehidrasi tidak merasa haus
(minum biasa), pada dehidrasi ringan/sedang anak merasa haus, ingin
minum banyak, sedangkan pada dehidrasi berat anak malas minum
atau tidak bisa minum.
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
1) Baik, sadar (tanpa dehidrasi)
2) Gelisah, rewel (dehidrasi ringan atau sedang)

14
3) Lesu, lunglai, atau tidak sadar (dehidrasi berat)

b. Berat badan
Menurut S. Ppartono (1999), anak yang diare dengan dehidrasi
biasanya mengalami penurunan berat badan sebagai berikut :

Tingkat dehidrasi Kehilangan berat badan (%)


Bayi Anak besar
Dehidrasi ringan 5% (950 ml/kg) 3 % (30 ml/kg)
Dehidrasi sedang 5-10% (50-100 ml/kg) 6 % (60 ml/kg)
Dehidrasi berat 10-15%(100-150 9 % (90 ml/kg)
ml/kg)

Presentase penurunan berat badan tersebut dapat diperkirakan saat


anak dirawat dirumah sakit. Sedangkan dipuskesmas/fasilitas
pelayanan dasar dapat digunakan pedoman MTBS (2008).
Sebagaimana telah disajikan pada bahasan macam diare diatas.
c. Kulit
Untuk mengetahui elastisitas kulit, kita dapat melakukan pemeriksaan
turgor yaitu dengan cara mencubit daerah perut dengan kedua ujung
jari (bukan kedua kuku). Turgor kembali cepat kurang dari dua detik
berarti diare tanpa dehidrasi. Jika turgor kembali lambat bila cubitan
kembali dalam waktu dua detik dan ini berarti diare dengan dehidrasi
ringan/sedang. Turgor kult kembali sangat lambat bila cubitam
kembali lebih dari dua detik dan ini termasuk diare dengan dehidrasi
berat.
d. Kepala
Anak dibawah dua tahun yang mengalami dehidrasi ubun-ubunnya
biasanya cekung.
e. Mata

15
Anak yang diare tanpa dehidrasi bentuk kelopak mata normal. Bila
dehidrasi ringan/sedang, kelopak mata cekung (cowong). Sedangkan
dehidrasi berat, kelopak mata sangat cekung.
f. Mulut dan lidah
a) Mulut dan lidah basah (tanpa dehidrasi)
b) Mulut dan ldah kering (dehidrasi ringan/sedang)
c) Mulut dan lidah sangat kering (dehidrasi berat)
g. Abdomen kemungkinan distensi, kram, bising usus meningkat
h. Anus adakah iritasi pada kulitnya
i. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan
diagnosis (kausal) yang tepat sehingga dapat memberikan terapi yang
tepat pula (suharyono, 1999) pemeriksaan yang perlu dilakukan pada
nak dengan diare yaitu:
a) Pemeriksaan tinja, baik secara makroskopis maupun mikroskopis
dengan kultur.
b) Tes malabsorbsi yang meliputi karbohidrat (ph, clinical test),
lemak, dan kultur urin.
(Utami S, Nursalam, Susilaningrum R. 2013)

B. Diagnosa Keperawatan
Masalah yang sering timbul pada anak dengan diare adalah :
1. Devisien volume cairan
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Perubahan integritas kulit
4. Gangguan rasa nyaman
5. Devisien pengetahuan
(Utami S, Nursalam, Susilaningrum R. 2013)

C. Perencanan/Intervensi
1. Devisien volume cairan

16
a. Pantau tanda dan gejala dehidrasi (kulit memberan mukosa kering,
kenaikan berat jenis urine tiap empat jam, rasa haus)
b. Pantau masukkan dan keluaran dengan cermat meliputi frekuensi,
warna, dan konsistensi
c. Pantau ketidakseimbangan elektrolit (natrium klorida, kalium)
d. Monitor pemeriksaan laboratorium (elektrolit, berat jenis urine,
nitrogen urea darah)
e. Lakukan tindakan untuk mengurangi demam (gunakan pakaian tipis,
kompres dingin)
f. Kolaborasi dengan doktek tentang dehidrasi terutama untuk dehidrasi
berat dan terdapatnya penyakit berat lainnya.
2. Perubahan nutrisi
a. Pantau input dan output yang tepat dengan meneruskan nutrisi peroral
b. Observasi muntah dan berak tiap empat jam
c. Berikan makanan secara bertahap menaikkan dari diet lunak ke diet
biasa.
d. Timbang berat badan
e. Kolaborasi dengan ahli gizi
f. Berikan penyuluhan pada orangtua tentang makanan makanan/diet
selama diare
3. Perubahan integritas kulit
a. Jaga daerah popok bersih dan kering
b. periksa dan ganti popok tiap jam atau basah
c. gunakan sarung tangan dan cuci tangan sebelum dan setelah
mengganti popok
d. bersihkan daerah perineal dengan air dan sabun yang lembut setiap
BAB.
4. Gangguan rasa nyaman
a. Baringkan pasien dalam posisi terlentang dengan bantalan penghangat
di atas abdome

17
b. Berikan input jumlah kecil dan sering dari cairan jernih dingin (tidak
terlalu dingin atau panas), misalnya teh encer, agar-agar, 30-60 ml tiap
30-60 menit
c. Berikan penjelasan pada orang tua untuk menghindari bebrapa hal
yaitu:
1) Pemberian cairan yang sangat dingin atau panas
2) Makanan yang mengandung lemak atau serat
3) Makanan yang mengandung kafein
5. Devisien pengetahuan
a. Bahas proses penyakit dengan istilah yang dapat dipahami jelaskan
tentang agen penyakit, tindakan pencegahan, dan pentingnya cuci
tangan sampai bersih
b. Jelaskan pembatasan diet, yaitu makanan tinggi serat(buah segar)
makanan tinggi lemak, dan air yang sangat panas atau dingin.
c. Ajarkan orangtua untuk melaporkan gejala, seperti urine gelap selama
lebih 12 jam dan tinja berdarah
d. Jelaskan tentang pentingnya memertahankan keseimbangan anatara
masukan dan keluaran caian manfaat tindakan pencegahan diare
misalnya penyimpanan makanan yang tepat, cuci tangan sebelum dan
sesudah memegang makanan.
(Utami S, Nursalam, Susilaningrum R. 2013)

D. Evaluasi Keperawatan
1. Tidak terjadi devisien volume cairan
2. Tidak ada gangguan pada nutrisi
3. Integritas kulit tidak terganggu
4. Tidak terjadi gangguan rasa nyaman
5. Orangtua lebih tau mengenai diare pada anak
(Utami S, Nursalam, Susilaningrum R. 2013)

18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan
bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya
frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam
sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah
(WHO). Diare seringkali muncul karena berbagai penyebab, termasuk
diantaranya infeksi, malabsorpsi, makanan dan psikologis. Karena berbagai
penyebab inilah maka akan timbul berbagai mekanisme yang menyebabkan
diare. Penanganan diare sangat penting agar tidak terjadi komplikasi yang
serius.

B. Saran
Dalam kehidupan sehari-hari, sebaiknya kita menjalani pola hidup yang
sehat. Dengan pola hidup yang sehat dan terhindar dari berbagai jenis
penyakit. Seperti diare yang menganggu pencernenaan akibat dari makanan
yang dikonsumsi dan pola hidup yang tidak baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

dr Arifianto. 2012. Orangtua Cermat Anak Sehat. Gagas Media : Jakarta


Yuliani R, Suriadi. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Sagung Setyo: Jakarta
dr M.C. Widjaja. 2011. Mengatasi Diare Dan Keracunan Pada Balita. Kawan
Pustaka : Jakarta
Nasution N, Ambarwati Respati Fitri. 2015. Buku Pintar Asuhan Keperawatan
Bayi & Balita. Cakrawala Ilmu: Yogyakarta
Sudarti. 2010. Kelainan Dan Penyakit Pada Bayi & Anak. Nuha Medika:
yogyakarta
Ngastiyah. 2014. Perawatan Anak Sakit. EGC: Jakarta
Utami S, Nursalam, Susilaningrum R. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi Dan
Anak. Salemba Medika: Jakarta

20

Вам также может понравиться

  • Askep Seks
    Askep Seks
    Документ18 страниц
    Askep Seks
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Dokumen
    Dokumen
    Документ8 страниц
    Dokumen
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Poa Ibu Hamil
    Poa Ibu Hamil
    Документ5 страниц
    Poa Ibu Hamil
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Dokumen
    Dokumen
    Документ11 страниц
    Dokumen
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Dokumen
    Dokumen
    Документ11 страниц
    Dokumen
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Seks Kel 3
    Seks Kel 3
    Документ26 страниц
    Seks Kel 3
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Anemia
    Anemia
    Документ27 страниц
    Anemia
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Tinjauan Teori
    Tinjauan Teori
    Документ8 страниц
    Tinjauan Teori
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Identifikasi Geriatric Depression Scale
    Identifikasi Geriatric Depression Scale
    Документ3 страницы
    Identifikasi Geriatric Depression Scale
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • ANALISA DATA Dan Diagnosa
    ANALISA DATA Dan Diagnosa
    Документ2 страницы
    ANALISA DATA Dan Diagnosa
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Tinjauan Teori
    Tinjauan Teori
    Документ8 страниц
    Tinjauan Teori
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Contoh Askep Gerontik
    Contoh Askep Gerontik
    Документ18 страниц
    Contoh Askep Gerontik
    Lutfiana Dwi Arsih
    Оценок пока нет
  • IMPLENTASI
    IMPLENTASI
    Документ5 страниц
    IMPLENTASI
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Pendahuluan Demensia
    Pendahuluan Demensia
    Документ3 страницы
    Pendahuluan Demensia
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Kuesioner PSQI
    Kuesioner PSQI
    Документ5 страниц
    Kuesioner PSQI
    Mohammad Choirul Shodikin
    81% (16)
  • Demensia PDF
    Demensia PDF
    Документ18 страниц
    Demensia PDF
    Raisya Nazila
    Оценок пока нет
  • Dimensia
    Dimensia
    Документ180 страниц
    Dimensia
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Dimensia
    Dimensia
    Документ180 страниц
    Dimensia
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Документ19 страниц
    Satuan Acara Penyuluhan
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Rencana Keperawatan
    Rencana Keperawatan
    Документ3 страницы
    Rencana Keperawatan
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny E DE
    ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny E DE
    Документ13 страниц
    ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny E DE
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • LEAFLET
    LEAFLET
    Документ2 страницы
    LEAFLET
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • LEAFLET
    LEAFLET
    Документ2 страницы
    LEAFLET
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Документ19 страниц
    Satuan Acara Penyuluhan
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Wa0035
    Wa0035
    Документ25 страниц
    Wa0035
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Документ13 страниц
    Bab I Pendahuluan
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Pengkajian KMB
    Pengkajian KMB
    Документ12 страниц
    Pengkajian KMB
    Lusithania Permadhani
    Оценок пока нет
  • Patofisiologi: Intervensi Yang Dibuat Harus Sesuai Dengan Dignosa Yg Ditegakkan
    Patofisiologi: Intervensi Yang Dibuat Harus Sesuai Dengan Dignosa Yg Ditegakkan
    Документ4 страницы
    Patofisiologi: Intervensi Yang Dibuat Harus Sesuai Dengan Dignosa Yg Ditegakkan
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Panitia Hut Dan Tasyakuran Ri Ke - 70: Assalamu'alaikum Wr. WB
    Panitia Hut Dan Tasyakuran Ri Ke - 70: Assalamu'alaikum Wr. WB
    Документ1 страница
    Panitia Hut Dan Tasyakuran Ri Ke - 70: Assalamu'alaikum Wr. WB
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Panitia Hut Dan Tasyakuran Ri Ke - 70: Assalamu'alaikum Wr. WB
    Panitia Hut Dan Tasyakuran Ri Ke - 70: Assalamu'alaikum Wr. WB
    Документ1 страница
    Panitia Hut Dan Tasyakuran Ri Ke - 70: Assalamu'alaikum Wr. WB
    Lestari N
    Оценок пока нет