Вы находитесь на странице: 1из 7

HUBUNGAN KEJADIAN DIARE DENGAN STATUS GIZI PADA

BALITA PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOREJO


KECAMATAN TUBAN KABUPATEN TUBAN
(Relationship between incidence of Diarrhoea in Toddlers With Nutritional Status
in Tuban Village District Sidorejo Tuban Regency)
Oleh: Suparmi
NIM: 08.01.00.050
*)Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban Program Studi S1
Keperawatan

ABSTRACT
Introduction: Nutritional problems of children in general
is the impact of the imbalance between nutrient intake and output,
ie intake exceeds output, or vice versa, in addition to mistakes in
choosing foods to eat. Based on the data that is managed by the
health center of Tuban Village 9 Village 3 by the number of
children with poor nutrition or malnutrition is in the Village
Sidorejo (2.8%), Mondokan (2.7%) and Kembangbilo (1.9%), so
we get children with poor nutrition or malnutrition in the village
most Sidorejo (2.8%) and one factor that affect nutritional status
is diarrhea.Method: This type of study was an observational
analytic correlation with a population of 555 respondents and
obtained samples of 85 respondents. Sampling technique using
random cluster sampling. Date collection using a questionnaire
and the scales used spearment rho test5.Result: Results obtained
correlation value coefficient = 570 and p = 0.00, p <α H1
accepted to mean it was concluded that there relatioship
significant incidence of diarrhea in infants with nutritional status
in the Village District Sidorejo Tuban 2012.Analyzis:Having
analyzed using SPSS version 11.5 for windows with Spearment
rho test with significance level α = 0.05 results obtained
correlation value coefficient = 570 and p = 0.00, p <α H1
accepted to mean it was concluded that there relatioship
significant incidence of diarrhea in infants with nutritional status
in the Village District Sidorejo Tuban 2012. Discussion: District
has less nutritional status, no association with nutritional status of
the incidence of diarrhea in infants

Keywords: Incidence of Diarrhea, Nutritional Status, Toddler


Age.

PENDAHULUAN
Gizi merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumberdaya manusia.
Gizi kurang tidak hanya meningkatkan angka kesakitan dan kematian, tetapi juga
menurunkan produktifitas, menghambat pertumbuhan sel-sel otak yang
mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan (Depkes RI,2003).
Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dari
ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi, yaitu asupan yang
melebihi keluaran atau sebaliknya, di samping kesalahan dalam memilih bahan
makanan untuk dimakan. Buah dari ketergantungan ini utamanya berupa penyakit
kronis, berat badan lebih dan kurang, pica, karies dentis, serta alergi. (Marimbi,
2009).
Gizi diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari
berperan besar untuk kehidupan anak tersebut. Makanan merupakan kebutuhan
mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan
berbagai cara pengolahannya. Di masyarakat dikenal pola makan atau kebiasaan
makan yang ada pada masyarakat di mana seseorang anak hidup. Pola makan
kelompok masyarakat tertentu juga menjadi pola makan anak. Pola makan
mempengaruhi penyusunan menu. Seseorang anak dapat memiliki kebiasaan
makan dan selera makan, yang terbentuk dari kebiasaan dalam masyarakatatnya.
Jika menyusun hidangan untuk anak, hal ini perlu diperhatikan di samping
kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat dan bertumbuh kembang. Kecukupan zat
gizi ini berpengaruh dengan kesehatan dan kecerdasaan anak, maka pengetahuan
dan kemampuan mengelola makanan sehat untuk anak adalah suatu hal yang amat
penting(Santoso dan Anne,1999).
Cara menilai status gizi dapat dilakukan dengan pengukuran
antropometrik, klinis, biokimia, dan biofisik (I dewa Nyoman supariasa, 2001).
Dalam Rekomendasi Lokakarya Antropometri, 1975 serta Puslitbang Gizi, 1978
digunakan lima macam indeks yaitu: Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi
Badan menurut Umur(TB/U), Lingkar Lengan Atas menurut Umur (LLA/U),
Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dan Lingkar Lengan Atas menurut
Tinggi Badan (LLA/TB). Klasifikasi status gizi dibagi menjadi 3 yaitu: status gizi
baik, status gizi kurang dan status gizi buruk ( Supariasa, dkk, 2002)
Salah satu fakor yang mempengaruhi status gizi adalah diare. Diare
merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti
biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih
dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa
lendir darah. Proses terjadi diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan
faktor diantaranya pertama infeksi, proses ini dapat diawali adanya
mikroorganisme (kuman) yang masuk dalam saluran pencernaan yang kemudian
dikembangkan dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan
daerah permukaan usus selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus akhirnya
dalam absorpsi cairan dan elektroloit terganggu. Kedua faktor malabsopsi
merupakan kegagalan dalam melakukan absorpsi yang menyebabkan tekanan
osmotik meningkat. Ketiga faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang
ada tidak mampu diserap dengan baik. Keempat faktor psikologis dapat
mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik usus sehingga mempengaruhi
proses penyerapan makanan yang dapat menyebabakan diare (A.Aziz Alimul
Hidayat, 2008).
Berdasarkan data yang di kelola oleh Puskesmas Tuban dari 9 Kelurahan
(Sidorejo, Doromukti, Ronggomulyo, Latsari, Perbon, Kembangbilo, Sugiharjo,
Sumurgung, Mondokan) didapatkan 3 Kelurahan dengan jumlah balita yang
mengalami gizi buruk atau gizi kurang yaitu di Kelurahan Sidorejo (2.8%),
Mondokan (2,7%) dan Kembangbilo (1,9%), sehingga didapatkan balita yang
mengalami gizi buruk atau gizi kurang terbanyak di Kelurahan Sidorejo (2.8%)
(Puskesmas Tuban, 2011). Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Dinkes,
kejadian diaredi Kabupaten Tuban pada tahun 2011 cukup tinggi yaitu sebanyak
65,31% dari total jumlah penduduk, untuk kasus diare pada balita sebesar 3.401
(12%) dari seluruh kasus sebanyak 28.375 penderita. Berdasarkan data dari
Puskesmas Tuban didapatkan dari 94.128 balita yang mengalami diare sebanyak
5.665 balita.
Dari survei awal di Kelurahan Sidorejo Kecamatan Tuban Kabupaten
Tuban pada bulan Januari 2012 didapatkan jumlah balita sebanyak 555 balita.
Wawancara dari 10 ibu yang mempunyai balita di Kelurahan Sidorejo, 5 balita
(50%) yang dibawah garis merah dan sering mengalami diare, 5 balita (50%)
diatas garis merah, 3 balita tidak pernah diare dan 2 balita jarang diare (2x diare)
dalam tiga bulan terakhir.
Dari data tersebut diatas peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan
Kejadian Diare dengan Status Gizi Pada Balita Di Kelurahan Sidorejo Kecamatan
Tuban Kabupaten Tuban. Sehingga diharapkan hasilnya dapat digunakan data
awal untuk penanganan gizi buruk yang khususnya dipengaruhi oleh faktor diare
atau faktor – faktor yang lainnya.

METODE

Jenis penelitian ini merupakan penelitian “analitik observasional”dengan


“korelasional” yang mana pada desain ini mencari hubungan dua variabel yaitu
variabel independen kejadian diare dengan variabel dependen status gizi.
Pendekatan waktu yang digunakan pada penalitian ini menggunakan
pendekatan waktu retrospektif, dimana penelitian yang menekankan waktu
pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen penilaian dilihat ke
belakang (Nursalam, 2008).
Variabel independen dari penelitian ini adalah Kejadian Diare, dan variabel
dependen dari penelitian ini adalah Status Gizi Balita.Populasi pada penelitian ini
adalah semua dari balita yang ada di Kelurahan Sidorejo yang berjumlah 555
responden.
Sampling dari penelitian adalah probability sampling, dengan teknik cluster
random sampling. Yaitu pengambilan sampel 85 balita dari 555 populasi yang
tersedia secara acak.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan
timbangan berat badan untuk mengetahui berat badan untuk menghitung nilai Z-
Score .Setelah mendapatkan hasil dari penyebaran kuesioner dari responden
kemudian dikelompokan dalam tabulasi data kemudian diprosentasika.
Setelah data diperoleh, data observasi akan di masukkan kedalam tabulasi
data dan dianalisa dengan uji analisa Uji Korelasi dari Spearman. Dengan SPSS
11,5 dan taraf kesalahan 0,05%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kejadian Diare
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat diketahui bahwa kejadian diare
dari 85 balita, hampir setengahnya tidak pernah diare sebanyak 43 balita (50,6%).
Tabel 1 Kejadian Diare Balita di Kelurahan Sidorejo Kecamatan
Tuban Kabupaten Tuban Tahun 2012
No Kejadian diare Frekuensi Prosentase
1 Tidak pernah 43 50,6%
2 Jarang 36 42,4%
3 Sering 6 7,0%
Jumlah 85 100%

Anak dikatakan menderita diare bila buang air besarnya “lebih encer” dan
“lebih sering” dari biasanya. Tinja anak diare dapat mengandung lendir dan darah,
tergantung pada penyebabnya. Gejala ikutan lainya adalah demam dan muntah.
Kadangkala gejala gejala muntah dan demam mendahului gejala mencretnya.
Karena terjadi mencret dan muntah yang terus – menerus, pada awalnya anak
akan merasa haus karena telah terjadi dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) ringan.
Jika tidak ditolong, dehidrasi bertambah berat yang akan mengakibatkan kejadian
diare. Penyakit diare dapat mengakibatkan kematian bila dehidrasi tidak diatasi
dengan baik dan dapat mencetuskan gangguan pertumbuhan (kurang gizi) bila
tidak diberikan terapi gizi yang mencukupi. Sebagian besar diare pada anak akan
sembuh sendiri (selflimiting disease) asalkan dicegah terjadinya dehidrasi yang
merupakan penyebab kematian. Dalam penelitian ini anak yang tidak diare banyak
yang mengalami status gizi kurang, ini dapat terjadi karena diakibatkan oleh
beberapa faktor yang lainnya.
Kejadian diare di Kelurahan Sidorejo dalam tiga bulan terakhir pada balita
saat ini hampir setengahnya tidak pernah diare, mungkin dikarenakan di
Kelurahan Sidorejo lingkungan hidup yang bersih dan sehat.
Walaupun hampir tidak ada kejadian diare tetapi perlu untuk ditingkatkan
pencegahan diare karena diare yang tidak ditangani secara cepat dan baik akan
mengakibatkan gangguan kesehatan dan kematian. Pada dasarnya untuk
mencegah diare untuk meningkatkan mutu kesehatan.
Status Gizi
Dari pengumpulan data dapat diketahui bahwa status gizi balita di
Kelurahan Sidorejo Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban dari 85 balita, hampir
setengahnya gizi kurang sebanyak 44 responden (47%).
Tabel 2 Status Gizi Balita di Kelurahan Sidorejo Kecamatan Tuban
Kabupaten Tuban Tahun 2012
No Status gizi Frekuensi Prosentase
1 Gizi lebih 1 1,2%
2 Gizi normal 32 29,4%
3 Gizi kurang 44 47.1%
4 Gizi buruk 3 17,6%
Jumlah 85 100%
Masalah status gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan,
kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi),
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan,
dan adanya daerah miskin gizi (iodium).empat masalah gizi kurang yang dikenal
sejak pelita I, hingga sekarang masih ada walaupun dalam taraf jauh berkurang
yaitu kurang energi protein, anemia gizi besi, GAKI dan KVA. Adapun faktor-
faktor yang lain yang mempengaruhi status gizi pada balita selain diare di
antaranya, ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan, prasangka
buruk terhadap bahan makanan tertentu, adanya kebiasaan atau pantangan yang
merugikan, kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu, jarak
kelahiran yang terlalu rapat, sosial ekonomi, akibat gizi yang tidak seimbang,
kekurangan energi dan protein (Marimbi, 2009).
Saat ini balita di kelurahan Sidorejo hampir setengahnya mengalami gizi
kurangsebanyak 44 balita (47%) dari 85 balita. Hal ini dikarenakan banyaknya ibu
yang tidak memperhatikan asupan makan yang bergizi dan ketidaktahuan ibu
tentang bahan-bahan makanan yang berhubungan dengan kesehatan khususnya
tentang pemenuhan kebutuhan gizi, akibat gizi yang tidak seimbang, kekurangan
energi dan protein.
Akibat kurang gizi menyebabkan gangguan pada pertumbuhan, pertahanan
tubuh, struktur dan fungsi otak dan perilaku. Dari keterangan di atas tampak,
bahwa gizi yang lebih merupakan modal pengembangan sumber daya manusia,
makan perlukan untuk pemberian pengrtahuan tentang menerapkan makan
makanan yang bergizi dengan memberikan pengetahuan pada ibu tentang
makanan yang tepat dan bergizi melalui berbagai forum yang ada di Kelurahan
Sidorejo.

Hubungan Kejadian Diare dengan Status Gizi pada Balita


Berdasarkan hasil penelitian bahwa status gizi lebih sebagian kecil pada
balita yang tidak pernah mengalami diare sebanyak (2,3%) dan tidak satupun
balita yang mengalami jarang diare dan sering diare sebanyak (0%), status gizi
normal sebagian besar pada balita yang tidak pernah diare sebanyak (62,8%) dan
tidak satupun pada balita yang sering diare sebanyak (0%), status gizi kurang
hampir seluruhnya pada balita yang mengalami jarang diare sebanyak (8,3%) dan
setengahnya balita yang sering diare sebanyak (50%), status gizi buruk
setengahnya balita yang mengalami sering diare sebanyak (50%), dan didapatkan
di Kelurahan Sidorejo sebagian besar balita mengalami gizi kurang sebanyak
(56,8%) dengan hampir seluruhnya balita mengalami jarang diare sebanyak
(8,3%).
Tabel 3 Tabulasi Silang Kejadian Diare dengan Status Gizi pada
Balita di Kelurahan Sidorejo Kecamatan Tuban Kabupaten
Tuban Tahun 2012

Kejadian Status gizi Total


diare Gizi Gizi Gizi Gizi
lebih normal kurang buruk
Tidak pernah 1 27 15 0 43
(2,3%) (62,8%) (34,9%) (0%) (100%)
Jarang 0 6 30 0 36
(o%) (16,7%) (83,3%) (0%) (100%)
Sering 0 0 3 3 6
(0%) (0%) (50%) (50%) (100%)

Jumlah 1 33 48 3 85
(1,2%) (38,8%) (56,5%) (3,5%) (100%)

Diketahui dari hasil penelitian hubungan kejadian diare dengan status gizi
pada balita di Kelurahan Sidorejo Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban setelah
dianalisa dengan menggunakan program SPSS versi 11,5 for windows dengan uji
Spearment rho dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan hasil nilai
correlation coeffingensi = 570 dan p = 0,00, nilai p < α maka disimpulkan H1
diterima berarti ada hubungan yang signifikan, dengan tingkat hubungan sedang
kejadian diare dengan status gizi pada balita di Kelurahan Sidorejo Kecamatan
Tuban Kabupaten Tuban.
Diare disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorpsi (gangguan penyerapan
zat gizi), makanan dan faktor psikologis, malabsopsi merupakan kegagalan dalam
melakukan absorpsi yang menyebabkan tekanan osmotik meningkat sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi
rongga usus sehingga terjadi diare, makanan, ini dapat terjadi apabila toksin yang
ada tidak mampu diserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltik
usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang
kemudian menyebabkan diare (A.Aziz Alimul Hidayat, 2008).
Hubungan kejadian diare dengan status gizi saat ini di Kelurahan Sidorejo
ada hubungan. Yang ditemukan bahwa yang sering diare dari 85 balita hanya 6
balita (7,0%) yang menmgalami dire,kejadian diare kecil di karenakan perbaikan
lingkungan hidup dan perilaku hidup sehat. Dan didapatkan status gizi dengan
hampir setengahnya gizi kurang sebanyak 44 responden (47%)
Dirasa bukan diare yang mempengaruhi balita mengalami gizi kurang
tetapi dikarenakan hal yang lain seperti banyaknya ibu yang tidak memperhatikan
asupan makan yang bergizi dan ketidaktahuan ibu tentang bahan-bahan makanan
yang berhubungan dengan kesehatan khususnya tentang pemenuhan kebutuhan
gizi, akibat gizi yang tidak seimbang, kekurangan energi dan protein.
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Ada hubungan kejadian diare dengan status gizi pada balita, dengan
tingkat hubungan sedang di Kelurahan Sidorejo Kecamatan Tuban Kabupaten
Tuban tahun 2012.

Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data dasar dan acuan bagi
peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lain dan lebih baik lagi.
Memberikan informasi bagi instansi terkait khususnya di Kelurahan
Sidorejo tentang faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi status gizi pada
anak balita khususnya faktor diare sehingga dapat dijadikan dasar dalam
pengambilan kebijakan dan penanggulangan permasalahan status gizi
kurangdengan memberikan pengetahuan kepada ibu-ibu tentang berbagai hal yang
dapat meningkatakan status gizi balita lebih baik dalam bentuk penyuluhan dalam
forum-forum yang ada di Kelurahan Sidorejo Kecamatan Tuban Kabupaten
Tuban.
Memberikan informasi tentang status gizi gizi kurang sehingga masyarakat
dapat melakukan upaya pencegahan kasus status gizi kurang di Kelurahan
Sidorejo Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Ilmu Gizi. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pendekatan
Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arisman, MB. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan (edisi 1 dan edisi 2). Jakarta:
EGC.
Depkes RI, 2003. Pedoman umum, Materi teknis, Materi advokasi. Jakarta: Tim
Teknis Pangan dan Gzi Tingkat Pusat.
Hartono,Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit (Edisi 2). Jakarta: EGC.
Hidayat, Aziz Alimul A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak (cetakan ke
tiga). Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Indonesia. Peraturan, perundang – undangan, dsb. 2007. Keputusan Menteri RI.
No. 1216/MENKES/SK/XI/2001 Tentang Pedoman Pemberantasan Penyakit
Diare. Jakarta: Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal Pemberantasan
Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan.
Maharani, sabrina.2008. Mengenali dan Memahami Berbagai Gangguan
Kesehatan Anak. Jogjakarta: Katahati.
Mansjoer, Arif. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
FKUI.
Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang,Status Gizi &Imunisasi Dasar Pada
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Вам также может понравиться