Вы находитесь на странице: 1из 16

31

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015

yaitu mulai tanggal 02 Oktober 2014 sampai tanggal 02 November. Penelitian

ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Babussalam Pekanbaru.

B. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran

generatif dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir

kritis matematika siswa.

C. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian

tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang digunakan

peneliti adalah Non equivalent Control Group Design. Desain ini

membandingkan kelas kontrol dan kelas eksperimen tetapi pengambilan

kelompok tidak dilakukan secara acak penuh.1 Pertama, kelas eksperimen yaitu

kelas yang memperoleh perlakuan menggunakan pembelajaran generatif (X).

Kedua, kelas kontrol yaitu kelas yang memperoleh perlakuan pembelajaran

matematika secara konvensional. Gambaran tentang desain ini dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

1
Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: PT .Remaja
Rosda Karya, 2006), h. 207.

31
32

TABEL III.1
RANCANGAN PENELITIAN

Kelompok Pretes Perlakuan Posttest

KE O1 X O2

KK O3 O4

Sumber: Sugiono (2011: 116)2

Keterangan:

KE : Kelas eksperimen

KK : Kelas kontrol

O1.3 : Pretes (Tes awal)

X : Perlakuan pembelajaran matematika menggunakan pembelajaran

generatif

O2,4 : Postest (Tes Akhir)

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Babussalam

Pekanbaru tahun ajaran 2014/2015. Namun, karena kelas IX harus

mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian nasional serta materi yang akan

diteliti ada di kelas VIII, maka siswa yang dijadikan populasi adalah seluruh

siswa kelas VIII SMP Babussalam Pekanbaru tahun ajaran 2014/2015 yang

tersebar dalam 4 kelas.

Sampel dari penelitian ini diambil dengan teknik sampling purposive

yaitu dikenal juga sebagai sampling pertimbangan, terjadi apabila pengambilan

2
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D). (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 116.
33

sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perseorangan atau pertimbangan

peneliti.3 Hanya mereka yang ahli yang patut memberikan pertimbangan untuk

pengambilan sampel yang diperlukan. Peneliti akan memilih 2 kelas dari 4

kelas yang ada di SMP Babussalam Pekanbaru. Peneliti mengambil 2 kelas

secara acak sebagai sampel yaitu sebagai kelas eksperimen dan sebagai kelas

control yang setara atau pengajarannya sama. Sebelum sampel diberi

perlakuan, maka perlu dianalisis dahulu melalui uji normalitas, uji homogenitas

dan uji-t. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel

berasal dari kondisi awal yang sama. Data yang digunakan berasal dari nilai

pretest.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Observasi

Teknik observasi menggunakan lembar observasi siswa dan guru untuk

mengamati kegiatan siswa yang diharapkan muncul dalam pembelajaran

matematika dengan penerapan pembelajaran generatif setiap kali tatap

muka.

2. Dokumentasi

Dokumentasi ini dilakukan untuk mengetahui data tentang sekolah,

diantaranya sejarah sekolah, sarana dan prasarana sekolah, data tentang

guru dan data tentang hasil belajar matematika siswa yang telah lalu.

3
Ibid., h. 124
34

Cara pendokumentasian yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan cara

mengambil foto dari setiap kegiatan penelitian, mulai dari awal penelitian

sampai akhir penelitian.

3. Tes

Tes pada penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

kemampuan berpikir kritis siswa dengan cara memberikan soal tes pada

kedua kelas sampel. Uji coba tes dilakukan pada VIII di sekolah tersebut.

Soal-soal yang diuji cobakan tersebut bertujuan untuk mengetahui

validitas soal, daya pembeda soal, tingkat kesukaran soal, dan reliabilitas

soal.

a. Validitas Butir Soal

Pengujian validitas bertujuan untuk melihat tingkat kendalan

atau keshahihan (ketepatan) suatu alat ukur. Berkaitan dengan

pengujian validitas instrumen, Sugiyono menyatakan bahwa

instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur.4

Untuk menentukan koefisien korelasi tersebut digunakan rumus

korelasi Product Moment Pearson sebagai berikut :5

𝑛 ∑ 𝑥𝑦–(∑ 𝑥) (∑ 𝑦)
rxy =
√[𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥) 2 ][𝑛 ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑦) 2 ]

4
Ibid., h. 173.
5
Hartono. Metodologi Penelitian. (Pekanbaru: Zanafa Publishing, 2011), h. 67.
35

Dimana:

rxy : Angka indeks korelasi “r” Product Moment

∑𝑥 : Jumlah seluruh skor X

∑𝑦 : Jumlah seluruh skor Y

∑ 𝑥𝑦 : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

n : Jumlah responden

Setelah setiap butir soal dihitung besarnya koefisien korelasi

dengan skor totalnya, maka langkah selanjutnya adalah menghitung

Uji-t dengan rumus :6

𝑟√𝑛 − 2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√1 − 𝑟 2

Distribusi (Tabel t) untuk 𝛼 = 0,05 dan derajat kebebasan (dk= n-1)

1). Kaidah keputusan:

Jika t hitung ≥t tabel berarti valid, sebaliknya

Jika t hitung < t tabel berarti tidak valid

Jika soal itu valid, maka kriteria yang digunakan untuk

menentukan validitas butir soal dapat dilihat pada tabel III.2

Jika instrumen itu valid, maka kriteria yang digunakan untuk


menentukan validitas butir soal adalah:
TABEL III.2.
KRITERIA VALIDITAS BUTIR SOAL
Besarnya r Interpretasi
0,80 < r <1,00 Sangat tinggi
0,60 < r < 0,79 Tinggi
0,40 < r < 0,59 Cukup Tinggi
0,20 < r < 0,39 Rendah

6
Iqbal Hasan. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik . (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2002), h.143.
36

0,00 < r < 0,19 Sangat rendah


Sumber: Riduwan (2010: 98)
TABEL III.3
HASIL VALIDITAS BUTIR SOAL
Koefisien
Harga Harga
No Soal Korelasi Keputusan Kriteria
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
1 0,7804 7,5983 1,729 Valid Tinggi

2 0,7796 5,4258 1,729 Valid Tinggi

3 0,7791 5,4171 1,729 Valid Tinggi

4 0,849 7,0036 1,729 Valid Sangat Tinggi

5 0,8566 7,2374 1,729 Valid Sangat Tinggi

b. Reliabilitas Soal

Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi,

sejauh mana tes atau alat tersebut dapat dipercaya kebenarannya.

Untuk menghitung reliabilitas tes ini digunakan metode alpha

cronbach. Metode alpha cronbach digunakan untuk mencari

reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket

atau soal bentuk uraian.7 Karena soal peneliti berupa soal uraian maka

dipakai metode alpha cronbach. Proses perhitungannya adalah

sebagai berikut:8

1) Menghitung varians skor setiap soal dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

7
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Rineka Cipta:
Jakarta, 2010), h. 239.
8
Riduwan. Belajar Mudah (Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula).
(Bandung: Alfabeta, 2010), h.117.
37

(Xi )2
X2i –
N
𝑆𝑖 = N

2) Menjumlahkan varians semua soal dengan rumus sebagai berikut:

Si = 𝑆1+ 𝑆2 + 𝑆3 + …. + 𝑆𝑛

3) Menghitung varians total dengan rumus:

(Xt )2
X2t –
N
St = N

4) Masukkan nilai Alpha dengan rumus sebagai berikut:

k Si
r11 = ( )( 1- )
k−1 St

Keterangan:

𝑟11 = Nilai Reliabilitas


𝑆𝑖 = Varians skor tiap-tiap item
∑ 𝑆𝑖 = Jumlah varians skor tiap-tiap item
𝑆𝑡 = Varians total
2
∑ 𝑋𝑖 = Jumlah kuadrat item Xi
(∑ 𝑋𝑖 )2 = Jumlah item Xi dikuadratkan
∑ 𝑋𝑡 2 = Jumlah kuadrat X total
2
(∑ 𝑋𝑡 ) = Jumlah X total dikuadratkan
𝑘 = Jumlah item
𝑁 = Jumlah siswa
Adapun kriteria reabilitas tes yang digunakan dapat dilihat pada

tabel berikut:

TABEL III.4
KRITERIA RELIABILITAS TES
Reliabilitas Tes Kriteria
0,70 <r11  1,00 Sangat tinggi
0,40<r11  0,70 Tinggi
0,30<r11  0,40 Sedang
0,20<r11  0,30 Rendah
0,00<r11  0,20 Sangat rendah
38

Langkah selanjutnya adalah membandingkan rhitung dengan

rtabel product moment dengan dk = N – 1 dan signifikansi 5%.

ketentuan sebagai berikut:

1) Jika rhitung <rtabel berarti instumen penelitian tersebut tidak

reliabel.

2) Jika rhitung >rtabel berarti instrumen penelitian tersebut reliabel.

Berdasarkan hasil ujicoba reliabilitas butir soal secara

keseluruhan diperoleh koefisien reliabilitas tes sebesar 0,8674,

diandingkan dengan nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 0,329, berarti Harga 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

atau 0,8674 > 0,329, maka reliabel. Untuk lebih lengkapnya

perhitungan uji reliabilitas ini dapat dilihat pada lampiran G2.

c. Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal adalah besaran yang digunakan untuk

menyatakan apakah suatu soal termasuk kedalam kategori mudah,

sedang atau sukar. Untuk mengetahui indeks kesukaran dapat

digunakan rumus:

(𝑆𝐴 + 𝑆𝐵) − 𝑇(𝑆𝑚𝑖𝑛 )


𝑇𝐾 =
𝑇(𝑆𝑚𝑎𝑥 − 𝑆𝑚𝑖𝑛 )

Keterangan:

TK : Tingkat Kesukaran

SA : Jumlah skor kelompok atas

SB : Jumlah skor kelompok bawah

T : Jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah


39

:
Smax Skor maksimum yang diperoleh siswa

Smin : Skor minimum yang diperoleh siswa

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering

diklasifikasikan sebagai berikut:9

TABEL III.5
KRITERIA TINGKAT KESUKARAN SOAL
Indeks Kesukaran Kriteria

p > 0,70 Mudah

0,30 ≤p≤ 0,70 Sedang

p <0,30 Sukar

Sumber: Sumarna Surapranata10

Rangkuman hasil uji tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel

III.6

TABEL III. 6
HASIL RANGKUMAN TINGKAT KESUKARAN SOAL
Nomor Soal Tingkat Kesukaran Kriteria
1 0,6190 Sedang
2 0,5079 Sedang
3 0,4762 Sedang
4 0,5476 Sedang
5 0,3968 Sedang

Dari tabel dapat disimpulkan bahwa kelima soal merupakan

soal dengan kategori sedang. Untuk lebih jelasnya, proses perhitungan

dapat dilihat pada lampiran G3.

d. Daya Pembeda Soal

9
Ibid., h. 210.
10
Sumarna Surapranata. Analisis Validitas, Realiabilitas dan Interpretasi Hasil Tes.
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006),, hlm. 21
40

Yang dimaksud dengan daya pembeda suatu soal tes ialah

bagaimana kemampuan soal itu untuk membedakan siswa yang termasuk

kelompok pandai (upper group) dengan siswa yang termasuk kelompok

kurang (lower group). Untuk mengetahui daya pembeda item soal

digunakan rumus sebagai berikut:

DP =
 AB
N S mak  S min 
1
2

Keterangan :

DP = Daya Pembeda

A = Jumlah Skor Kelompok Atas

B = Jumlah Skor Kelompok Bawah

N = Jumlah siswa pada kelompok atas dan bawah

S maks = skor tertinggi yang diperoleh untuk menjawab denganbenar

satusoal

Smin = skor terendah yang diperoleh untuk menjawab dengan

benar satu soal. Klasifikasi Daya Pembeda sebagai

berikut:

TABEL III.7
KRITERIA PENENTUAN JENIS DAYA BEDA

Besarnya Daya Klasifikasi Interpretasi


Pembeda (D)

Kurang dari 0,20 Poor Butir item yang bersangkutan


daya pembedanya lemah sekali
(jelek), dianggap tidak memiliki
daya pembeda yang baik.
41

0,20 – 0,40 Satisfactory Butir item yang bersangkutan


telah memiliki daya pembeda
yang cukup (sedang).

0,40 – 0,70 Good Butir item yang bersangkutan


telah memiliki daya pembeda
yang baik.

0,70 – 1,00 Excellent Butir item yang bersangkutan


telah memiliki daya pembeda
yang baik sekali.

Bertanda negatif - Butir item yang bersangkutan


daya pembedanya negatif (jelek
sekali)

Sumber: Anas Sudijono11

Hasil perhitungan dari uji daya beda soal dapat dilihat pada tabel

III.8

TABEL III. 8
HASIL RANGKUMAN DAYA PEMBEDA SOAL

Nomor Soal Daya Pembeda Kriteria


1 0,4545 Daya Baik
Pembeda
2 0,6060 Baik
3 0,3939 Cukup
4 0,4848 Baik
5 0,3333 Cukup

Dari tabel dapat disimpulkan bahwa dari kelima soal kemampuan

berpikir kritis matematika tersebut sebanyak 3 soal memiliki daya

pembeda dengan proporsi baik dan 2 soal memiliki daya pembeda

dengan proporsi cukup.Untuk lebih jelasnya, perhitungan daya pembeda

ini dapat dilihat pada lampiran G3.

F. Teknik Analisis Data


11
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
1996), h. 389.
42

Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan untuk mengukur

kemampuan berpikir kritis siswa. Teknik analisis data yang akan dilakukan

pada penelitian ini adalah tes”t”.Tes “t” merupakan salah satu uji statistik yang

digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan signifikan dari dua

buah mean sampel (dua buah variabel yang dikomparatifkan)12. Sebelum

melakukan analisis data dengan test “t”, ada dua syarat yang harus dilakukan,

yaitu :

a. Uji Homogenitas

Uji homogenitas merupakan sebuah uji yang harus dilakukan untuk

melihat populasi yang diteliti homogen atau tidak. Pada penelitian ini uji

homogenitas dilakukan terhadap nilai pretest siswa menggunakan uji

Bartlett dengan rumus sebagai berikut13;

2
xhitung  lon10  B   dk LogS 

Keterangan :

(n1  1)s1   (n2  1)s2   ...  (nx  1)s x 


S
(n1  1)  (n2  1)  ...  (n x  1)

B  LogS    ni  1

2
Jika pada perhitungan data awal diperoleh X hitung  X tabel
2
berarti data tidak

2
homogen, tetapi jika X hitung  X tabel
2
berarti data homogen.

b. Uji Normalitas

12
Anas Sudijono. Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta:PT. Raja Grafindo, 2009), h.
278.
13
Riduwan, op.cit., h. 119.
43

Sebelum menganalisis data dengan tes”t” maka data dari tes harus

diuji normalitasnya dengan menggunakan metode Liliefors, dengan

ketentuan jika Lhitung< Ltabel maka data normal. Nilai Ltabel diperoleh dari

tabel uji Liliefors. Karena jumlah data lebih dari 30 responden maka nilai

Ltabel untuk taraf nyata 5% adalah14:

0,886
𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =
√𝑛
Sedangkan Lhitung adalah harga terbesar dari |F(Zi) – S(Zi)|, dimana
Zi dihitung dengan rumus angka normal baku :

x= rata-rata;

s = simpangan baku.

Nilai F(Zi) adalah luas daerah di bawah normal untuk Z yang lebih kecil

dari Zi. Sedangkan nilai S(Zi) adalah banyaknya angka Z yang lebih

kecil atau sama dengan Zi dibagi oleh banyaknya data (n).

c. Tes “t”

Setelah data postes diuji normalitasnya, selanjutnya untuk

mengetahui ada atau tidaknya perbedaan maka dilakukan dengan uji beda

melalui uji test tdengan rumus sebagai berikut 15

Mx  My
t0 
2 2
 SDx   SDy 
   
 N 1  N 1

Keterangan:

14
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), h. 466 - 467
15
Hartono, Statistik Untuk Penelitian (Yogyakarta: LSFK2P, 2006), h. 193.
44

Mx = Mean Variabel X

My = Mean Variabel Y

SDx = Standar Deviasi X

SDy = Standar Deviasi Y

N = Jumlah Sampel

Sebelum melakukan analisis statistik, terlebih dahulu rumuskan

hipotesis alternatif dan hipotesis nihilnya:


45

Ha : 𝜇 𝐸𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 ≠ 𝜇 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙

Ada perbedaan yang signifikan antara penerapan yang menggunakan

pembelajaran generatif dan siswa yang belajar menggunakan

pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis

matematika.

Ho: 𝜇 𝐸𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 = 𝜇 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara penerapan yang

menggunakan pembelajaran generatif dan siswa yang belajar

menggunakan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan

berpikir kritis matematika.

Cara memberi interpretasi uji statistik ini dilakukan dengan

mengambil keputusan dengan ketentuan:

a. Jika t o sama dengan atau lebih besar dari t t maka hipotesi nol (Ho)

ditolak, artinya ada perbedaan yang signifikan antara penerapan yang

menggunakan pembelajaran generatif dan siswayang belajar

menggunakan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan

berpikir kritis matematika.

b. Jika t o lebih kecil dari t t maka hipotesis diterima, artinya tidak ada

perbedaan yang signifikan antara penerapan yang menggunakan

pembelajaran generatif dan siswayang belajar menggunakan

pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis

matematika.
46

Analisis data akan dilakukan secara manual. Cara memberikan

interprestasi uji statistik ini dilakukan dengan mengambil keputusan dengan

ketentuan bila 𝑡0 ≥ 𝑡𝑡 maka hipotesis nol (𝐻0 ) ditolak artinya terdapat

perbedaan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas VIII SMP

Babussalam Pekanbaru antara siswa yang diterapkan pembelajaran generatif

dan siswa yang diterapkan pembelajaran konvensional dan bila 𝑡0 < 𝑡𝑡 ,

maka hipotesis nol (𝐻0 ) diterima artinya tidak terdapat perbedaan

kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas VIII SMP Babussalam

Pekanbaru antara siswa yang diterapkan pembelajaran generatif dan siswa

yang diterapkan pembelajaran konvensional. Jika data tidak berdistribusi

normal maka pengujian hipotesis menggunakan uji statistik non-parametrik

yaitu menggunakan uji Mann-Whitny U, yaitu:16

𝑛1 (𝑛1 − 1)
𝑈1 = 𝑛1 𝑛2 + − 𝑅1
2

𝑛2 (𝑛2 − 1)
𝑈2 = 𝑛1 𝑛2 + − 𝑅2
2

Keterangan:

𝑈1 = Jumlah peringkat 1
𝑈2 = Jumlah peringkat 2
𝑅1 = Jumlah rangking pada 𝑅1
𝑅2 = Jumlah rangking pada 𝑅2

16
Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. (Bandung: Alfabeta, 2012),h. 153.

Вам также может понравиться