Вы находитесь на странице: 1из 2

Kebutuhan akan tenaga rekam medis di Indonesia masih sangat besar, Indonesia masih membutuhkan

sekitar 200 ribu hingga 300 ribu tenaga rekam medis.

Hal ini sesuai dengan jumlah rumah sakit di Indonesia yang berjumlah diatas seribu unit. Idealnya, tiap
rumah sakit memiliki minimal tiga hingga lima orang tenaga rekam medis. Jumlah ini belum termasuk
kebutuhan akan tenaga rekam medis di puskesmas, klinik, asuransi kesehatan dan institusi pelayanan
kesehatan lainnya.

"Karena tingkat kebutuhannya yang besar, maka peserta didik yang belum lulus pun sudah habis
diminta oleh rumah sakit". Besarnya pangsa pasar dan penyerapan tenaga rekam medis, ternyata tidak
berimbang dengan jumlah lulusannya.

Saat ini seorang tenaga rekam medis diharapkan mampu mengelola (mengumpulkan, mengolah,
menganalisis dan mempresentasikan) data yang menjadi basis pada manajemen pasien, pelayanan, unit
kerja dsb. "Saat ini, kesadaran akan informasi sangat tinggi, karena tanpa informasi yang akurat
manajemen tidak bisa berbuat apa - apa".

Sebab itu, seorang tenaga rekam medis diharapkan mempunyai kemampuan basic programmer
khususnya dari sisi rekam medis, dengan diimbangi kemampuan bahasa asing yang baik. Penguasaan
teknologi pun menjadi salah satu acuan pendidikan.

Tenaga rekam medis merupakan profesi yang paling besar dipengaruhi oleh perubahan teknologi.
Data penghubung dari pertukaran informasi melalui sistem jaringan antar rumah sakit atau bahkan
global, merupakan data hasil rekam medis.

Sedangkan pengertian kata 'manajemen informasi kesehatan' mencakup kronologis


operasionalisasi kegiatan perolehan, pemrosesan, pengeluaran data / informasi pasien mulai dari
tempat penerimaan pasien (TPP), berobat jalan, unit gawat darurat, masuk dan pulang perawatan
serta tindak lanjut sesudah kepulangannya (follow up).

Selanjutnya unit kerja MIK wajib untuk mengumpulkan, menjaga, menata, mengolah, mengevaluasi,
menganalisis data / informasi pasien secara berkualitas dan menyebarkannya (diseminasi) kepada pihak
- pihak yang berwenang untuk mengetahuinya, sehingga informasi yang dikelola bermanfaat terutama
bagi kepentingan pasien,peningkatan pelayanan kesehatan serta dalam pengambilan keputusan
pimpinan dan pihak eksternal (pihak ke-3 seperti asuransi, polisi, pengadilan dan lainnya).

Semestara itu sebutan untuk ahli (profesional) adalah ahli MIK atau HIM Specialist dan unit
kerjanya bukan lagi disebut unit kerja Rekam Medis (MRD = medical record department) tetapi
unit kerja Manajemen Informasi Kesehatan (MIK).
Adanya perubahan terminologi di atas membawa konsekuansi pada eskalasi pendayagunaan
MIK dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Untuk itu makna paradigma MIK perlu
dipahami dan disosialisasikan secara menyeluruh sehingga perubahan ini dapat dimengerti dan
didukung oleh setiap pimpinan dan seluruh tenaga kesehatan, terutama oleh tenaga pelaksana yang
bekerja dalam unit kerja MIK itu sendiri.

c. Profesional MIK adalah


1) administrator informasi kesehatan ang berkewajiban untuk mengumpulkan mengintegrasikan
dan menganalisis data pelayanan kesehatan primer dan sekunder, mendiseminasi informasi,
menata sumber informasi bagi kepentingan riset, perencanaan, memberikan jasa evaluasi
pelayanan kesehatan lintas multi layanan sistem pelayanan kesehatan yang terintegrasi.
2) seseorang yang telah menerima pelatiha profesional pada jenjang pendidikan (baik yang
dikeluarkan oleh asosiasi ataupun S1) pada bidang manajemen data kesehatan dan alur
informasi sistem pelayanan kesehatan.

Sumber : Akasah, Modul : Pengelolaan Sistem Rekam medis I (PSRM), Politeknik Piksi Ganesha Bandung,
2008, Bandung

Вам также может понравиться