Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Dosen Pembimbing:
Nama kelompok:
1. SUKARTININGSIH ( 201502019 )
2. SULISTIYOWATI ( 201502005 )
2016/2017
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kesempatan
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa kehendak-NYA mungkin
kami tidak dapat menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini di susun agar kita semua dapat memahami seberapa besar dari makna
dari asuhan kegawatdaruratan pada ibu hamil dengan infeksi traktus urinarius yang akan
kami tulis berdasarkan dari berbagai sumber. Makalah ini saya susun tidak mudah seperti
membalikan telapak tangan banyak tantangan yang kami temukan. Namun dengan usaha,
kemauan, kerja keras dan atas kehendak_NYA kami dapat menyelesaikan makalah
ini.Makalah ini memuat tentang” kemamilan dengan infeksi traktus urinarius“.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen dan semua pihak yang terkait
yang telah banyak membantu kami sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan banyak informasi, pengertahuan
dan wawasan yang lebih luas kepada kita semua, kami tahu bahwa makalah ini
mempunyai kelebihan dan kekurangan maka dari itu kami mohon kritik dan saran yang
membangun. Terimakasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi Traktus Urinarius adalah bila ada pemeriksaan urine ditemukan bakteri yang
jumlahnya lebih dari 10.000 per ml. urine yang diperiksa harus bersih, segar dan di ambil dari
aliran tengah (midstream) atau diambil dengan pungsi suprasimpisis. Ditemukan bakteri yang
jumlahnya lebih dari 10.000 per ml ini disebut dengan istilah bakteriuria. Bakteriuria ini
mungkin tidak disertai gejala, disebut bakteriuria asimptomatik dan mungkin disertai dengan
gejala-gejala yang disebut bakteriuria simptomatik (Sarwono, 2005).
Sekitar 15% wanita, mengalami (paling sedikit) satu kali serangan akut infeksi Traktus
Urinarius selama hidupnya. Sebagian besar infeksi tersebut adalah asimptomatik, angka
kejadiannya pada wanita hamil adalah 5%-6% dan meningkat sampai 10%pada golonan resiko
tinggi.
Walaupun infeksi dapat terjadi karena penyebaran kuman melalui pembuluh darah dan
limfe, akan tetapi yang terbanyak dan tersering adalah kuman-kuman naik ke atas melalui uretra,
ke dalam kandung kemih dan sakuran kemih yang lebih atas. Organisme penyebab infeksi ini
berasal dari flora normal. Sekitar 90% dari strain E.coli yang menyebabkan pyelonefritis
nonobstuktif, di samping kemungkinan kuman-kuman lain Enterobacter aerogenes, klebsiella,
pseudomonas dan lain-lain.Walaupun kehamilan tidak meningkatkan virulensi dari bakterinya,
tetapi stasis urin dan refluk vesikoureteral dapat menjadi predisposisi infeksi pada infeksi pada
traktus urinarius atas.
Ada beberapa infeksi yang umumnya ditemui pada kehamilan. Yang paling sering adalah
infeksi asimptomatik, sedangkan pada simptomatik yang terjadi di traktus urinarius bawah
menyebabkan cystitis.
Wanita hamil rentan tehadap infeksi traktus urinarius, yang disebabkan oleh
hydronefhrosis yang dapat menyebabkan urinaristrasis. Adanya bakteri dalam urin di anggap
signifikan saat urin yang di ambil spesimennya mengandung lebih dari 10.000 per ml yaitu
4
50.000 bakteri dari spesies yang sama tiap mL. hal tersebut berarti adanya gejala Cystitis dan
pyuria.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahi definisi dari Infeksi Traktus Urinarius
2. Untuk mengetahui patofisiologi dari Infeksi Traktus Urinarius
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari Infeksi Traktus Urinarius
4. Untuk mengetahui komplikasi dari Infeksi Traktus Urinarius
5. Untuk mengetahui efek samping dari Infeksi Traktus Urinarius
5
BAB 2
PEMBAHASAN
6
2.2 Etiologi
Etiologi ISK sebagian besar didominasi bakteri gram negatif, seperti E. coli (pada hampir
80% kasus), sedangkan bakteri gram positif lebih jarang menyebabkan ISK. Berdasarkan
Toronto Notes 2008, kelompok bakteri yang dapat menyebabkan ISK adalah bakteri-bakteri
KEEPS, yaitu : K = Klebsiella, E = E. Coli, E = Enterobacter, P = Pseudomonas, S = S. Aureus.
2.3 Patofisiologi
Terdapat 2 hal utama mengapa ISK dapat terjadii :
1. Rute infeksi
Terdapat 3 rute invasi bakteri ke dalam saluran kemih, antara lain:
Ascending route. Bakteri periurethral melalui uretra bermigrasi ke atas menuju vesika
urinaria yang jika terus berlanjut dapat mencapai ureter hingga ginjal. Dapat pula terjadi
akibat aktivitas seksual atau pada pemasangan kateter yang tidak higienis.
Hematogenik. Sering kali disebabkan oleh Staphylococcus aureus; Sering ditemukan
pada pasien immunocompromised
Lymphogenic. Rute infeksi ini masih memiliki bukti scientific yang minimal.
2. Host-defence
Normalnya, ISK dapat dicegah dengan adanya proses wash-out oleh saluran kemih
sehingga bakteri-bakteri yang ada dapat dikeluarkan melalui urin. Didalam urin terdapat
pH,osmolalitas,dan kadar urea yang dapat menghambat perkembangan bakteri.
Jika mekanisme pertahanan host tersebut terganggu, misalkan akibat retensi urin, statis
atau refluks urin, bakteri-bakteri tersebut dapat berkembang biak dan berkolonisasi sehingga bisa
menimbulkan infeksi. Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui :
Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat.
Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme patogen yang masuk melalui darah yang
terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih yang masuk melalui darah dari suplay
jantung ke ginjal.
Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah bening yang disalurkan melalui
helium ginjal.
Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter.
Cara terjadinya infeksi :
7
1) Tangan penderita atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau
operasi membawa bakteri ke traktus urinarius. Kemungkinan lain ialah bahwa sarung tangan
atau alat-alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman-
kuman.
2) Peralatan tidak steril, missal sarung tangan, gunting epis, hingga kateter sehingga
terkontaminasi bakteri dan invasi ke traktus urinarius.
3) Infeksi rumah sakit (hospital infection)/lingkungan inpartum. Dalam rumah sakit banyak
sekali kuman-kuman patogen berasal dari penderita-penderita di seluruh rumah sakit. Kuman-
kuman ini terbawa oleh air, udara, alat-alat dan benda-benda rumah sakit yang sering dipakai
para penderita (handuk, kain-kain lainnya).
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih antara lain, Infeksi
tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari perineum
ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa.
8
kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang
mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter.
9
2.6 Komplikasi
Dampak terhadap kehamilan yaitu Penularan dari ibu ke anak dapat terjadi secara vertikal
dengan faktor resiko penularan:
Persalinan preterm
Ketuban Pecah Dini
BBLR
Ketuban pecah 12 – 18 jam sebelum persalinan
Febris intrapartum
Terdapat peningkatan insiden anemia dan hipertensi kehamilan
2.7 Penatalaksanaan
1. wanita hamil dengan infeksi ini harus di rawatinapkan. Karena penderita sering
mengalami mual dan muntah, mereka umumnya datang dengan keadaan dehidrasi.
2. Bila penderita dalam keadaan syok, lakukan tindakan yang sesuai untuk mengatasi syok
tersebut. Segera lakukan pemasangan infus untuk restorasi cairan dan pemberian
medikamentosa. Pantau tanda vital dan diuresis secara berkala.
3. Bila terjadi ancaman partus prematurus, lakukan pemberian antibiotika seperti yang telah
diuraikan di atas dan penatalaksanaan partus prematurus.
4. Lakukan pemeriksaan urinalisis dan biakan ulangan.
5. Terapi antibiotika sebaiknya diberikan secara intravena. Ampisilin bukan merupakan
pilihan utama karena sebagian besar mikroorganisme penyebab terbukti resisten terhadap
antibiotika jenis ini.
7. Terapi kombinasi antibiotika yang efektif adalah gabungan sefoksitin 1-2 gram intravena
setiap 6 jam dengan gentamisin 80 mg intravena setiap 12 jam. Ampisilin 2
gram/siproksin 2 gram intravena dan gentamisin 2x80 mg.
8. Bila setelah penanganan yang adekuat dalam 48 jam pertama, ternyata sebagian gejala
masih ada, pertimbangkan kemungkinan mikroorganisme resisten terhadap antibiotika
yang diberikan, nefrolitiasis, abses perinefrikata obstruksi sekunder akibat kehamilan.
Bakteriuria Asimptomatik
10
Nama Obat Dosis Angka keberhasilan
Amoxilain+asam 3x500 mg/hari 92%
klavulanat
Amoxilin 4x250 mg/ hari 80%
Nitropurantoin 4x50-100mg/hari 72 %
Terapi antibiotika untuk pengobatan bakteria asimptomatik biasanya diberikan untuk
jangka 5-7 hari secara oral. Sebagai kontrol hasil pengobatan dapat dilakukan pemeriksaan
ulangan biakan bakteriologi air kemih.
11
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Infeksi Traktus Urinarius adalah bila ada pemeriksaan urine ditemukan bakteri yang
jumlahnya lebih dari 10.000 per ml. Wanita hamil rentan tehadap infeksi traktus urinarius, yang
disebabkan oleh hydronefhrosis yang dapat menyebabkan urinaristrasis.
Perubahan mekanis dan hormonal yang terjadi pada kehamilan meningkatkan risiko
keadaan yang membuat urin tertahan di saluran kencing serta adanya peningkatan hormon
progesterone pada kehamilan akan menambah besar dan berat rahim serta mengakibatkan
pengenduran pada otot polos saluran kencing.
Perubahan-perubahan tersebut mencapai puncak pada akhir trimester dua dan awal
trimester tiga yang merupakan factor yang memudahkan terjangkitnya ISK pada kehamilan.
Saluran kencing yang pendek pada perempuan dan kebersihan daerah sekitar kelamin luar yang
menjadi bagian yang sulit dipantau pada perempuan hamil akan mempermudah ISK.
3.2 Saran
Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam penanganan kasus ibu hamil dengan
infeksi traktus urinarus ( ISK ).
12
DAFTAR PUSTAKA
13