Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Mari kita bahas satu per satu, tentang analisis laporan keuangan dengan
menggunakan rasio:
31 Desember 2016
Aset
Aset Lancar
Piutang usaha:
Piutang lain-lain 0
Persediaan 9.074.625.513
Kewajiban
Utang jangka panjang jatuh tempo dalam waktu 12 bulan ke depan 25.000.000.000
Ekuitas
Setara Kas 0
Modal kerja bersih adalah selisih nilai antara aset lancar dengan kewajiban
lancar.
Contoh perhitungan:
= Rp137.584.502.342 – Rp95.447.823.253
= Rp42.136.679.089
Artinya: modal kerja bersih yang dibutuhkan perusahaan selama satu tahun
adalah Rp42,1 milliar.
Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar atau current ratio adalah perbandingan antara seluruh aset lancar
(current assets) dengan seluruh kewajiban lancar (current liabilities). Rasio ini
bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan mampu membayar seluruh
kewajiban jangka pendek (kewajiban lancar) dengan menggunakan aktiva
lancar yang dimiliki.
Semakin tinggi nilai rasio lancar, maka semakin tinggi tingkat kemampuan
perusahaan membayar kewajiban jangka pendek. Nilai ideal untuk rasio lancar
disesuaikan dengan rata-rata rasio lancar industri sejenis.
#Contoh perhitungan:
= Rp137.584.502.342 : Rp95.447.823.253
= 1,441 kali
Artinya: aset lancar (current assets) perusahaan besarnya 1,4 kali lipat dari
utang lancar (current liabilities), sehingga perusahaan dengan menggunakan
aset lancar (current assets) dapat membayar seluruh utang lancar (current
liabilities).
Keterangan:
= 1,164 kali
Cash Ratio
Contoh perhitungan:
= 0,607 kali
Receivable Turnover
Receivable turnover adalah rasio perputaran piutang yang berhasil ditagih dan
kembali digunakan untuk produksi barang dalam satu tahun. Anda dapat
menggunakanreceivable turnover untuk mengukur efisiensi sebuah
perusahaan dalam memanfaatkan aset-aset. Jika rasio receivable
turnover tinggi, maka perusahaan beroperasi dengan cash basis dan penagihan
piutang berjalan lancar.
Contoh perhitungan:
= Rp485.919.837.348 : Rp53.134.831.686
= 9,145 kali
Contoh perhitungan:
= 365 : 9,145
= 39,912 hari
Inventory Turnover
Rasio inventory turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
efisiensi persediaan. Semakin tinggi rasio inventory turnover, maka
perusahaan dapat menjual persediaan dan barang tidak terlalu lama
menumpuk di gudang. Rasio inventory turnoversangat berpengaruh pada cara
pencatatan persediaan.
Contoh perhitungan:
= Rp263.821.222.220 : [(Rp9.074.625.513+Rp7.279.506.188) : 2]
= 29,072 kali
Rasio ini bertujuan untuk mengetahui jumlah hari yang dibutuhkan untuk
menyimpan persediaan sebelum diproses menjadi produk. Semakin kecil
angkanya berarti perusahaan mampu membutuhkan waktu yang sebentar
untuk mengubah bahan baku, menjadi barang jadi untuk dijual.
Contoh perhitungan:
= 365 : 29,072
= 12,555 hari
Contoh perhitungan:
= Rp263.821.222.220 : Rp37.634.706.115
= 7,010 kali
Artinya perusahaan membayar rata-rata utang usaha sebanyak 7,01 kali dalam
setahun.
Rasio keuangan payable payment period mengukur rata-rata jumlah hari yang
dibutuhkan perusahaan untuk melunasi utang usaha. Ada beberapa orang
yang menyebut istilah payables payment period sebagai umur utang.
Contoh perhitungan:
= 365 : 7,010
= 52,068 hari
Contoh perhitungan:
= 0,399 hari
Artinya perusahaan membutuhkan 0,399 hari untuk satu siklus. Angka ini
dapat dikatakan sangat bagus karena perusahaan sudah mendapatkan
pembayaran piutang beberapa hari (tepatnya 13 hari, lihat selisih payable
payment period dengan receivable collection period) sebelum perusahaan harus
membayar utang.
***
Rasio Operating Performance
Rasio gross profit margin bertujuan untuk mengetahui keuntungan kotor dari
bisnis inti. Keuntungan kotor adalah keuntungan dikurangi beban pokok
penjualan.
Contoh perhitungan:
= Rp222.098.615.128 : Rp485.919.837.348
= 45,707%
Contoh perhitungan:
= Rp88.295.195.232 : Rp485.919.837.348
= 18,171%
Contoh perhitungan:
= Rp57.144.858.132 : Rp485.919.837.348
= 11,754%
Return on Equity
Contoh perhitungan:
= Rp57.144.858.132 : Rp167.840.012.695
= 66,374%
Return on Asset
Contoh perhitungan:
= Rp57.144.858.132 : Rp346.977.673.235
= 16,461%
Contoh perhitungan:
= Rp485.919.837.348 : Rp346.977.673.235
= 1,400 kali
Contoh perhitungan:
Modal kerja
= Rp137.584.502.342
= Rp42.136.679.089
= Rp485.919.837.348 : Rp42.136.679.089
= 11,532 kali
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio working capital to total asset:
= modal kerja : total asset
Contoh perhitungan:
= Rp42.136.679.089 : Rp346.977.673.235
= 12,144%
Artinya perusahaan memiliki modal kerja yang nilainya 12,144% dari total
aset. Semakin rendah rasio working capital to total asset, maka artinya
semakin baik.
Contoh perhitungan:
= Rp88.295.195.232 : Rp346.977.673.235
= 25,477%