Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Asma merupakan penyakit saluran nafas kronis yang dapat bersifat ringan,
akan tetapi dapat menetap serta mengganggu aktivitas sehari-hari. Asma dapat
kolerasi yang positif, bahkan eksaserbasi asma yang berat dapat mengancam
kehidupan.
untuk melatih cara bernapas yang benar, melenturkan dan memperkuat otot
penderita asma terapi pernapasan selain ditujukan untuk memperbaiki fungsi alat
pada saat terasa akan datang serangan, ataupun sewaktu serangan asma (Nugroho,
2006).
Banyak teknik atau metode terapi yang dapat diaplikasikan pada kondisi
asma bronkial antara lain nebulizer dan chest physioterapy. Modalitas tersebut
2013).
sekitar 235 juta dengan angka kematian lebih dari 80% di negara-negara
2 7,4% pada dewasa dan 8,6% pada anak-anak, berdasarkan jenis kelamin 6,3%
laki-laki dan 9,0% perempuan, dan berdasarkan ras sebesar 7,6% ras kulit putih
thoraks?
di saluran nafas?
1.3 Tujuan Penelitian
saluran nafas.
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ASMA
1. Definisi Asma
penyakit kompleks yang dapat diakibatkan oleh faktor biokimia, endokrin, infeksi,
otonomik, dan psikologi. Gejala asma terdiri dari dipsnea, batuk dan mengi.
Gambaran klinis penderita asma yaitu meliputi gambaran objektif: kondisi pasien
seperti sesak napas parah dengan ekspirasi memanjang disertai wheezing, dapat
disertai batuk dengan sputum kental dan sulit dikeluarkan, bernapas dengan
2) Pertukaran O2 dan CO2 yang terjadi diantara alveolus dan darah pada
dalam paru-paru setelah udara masuk dalam sistem pernapasan, akan dilakukan
a) Hidung
dan indra penciuman. Dalam keadaan normal udara yang masuk dalam
pernapasan.
tepi epiglotis. Lipatan dari epiglotis aritenoid dan pita interaritenoid dari
sebelah bawah tepi kartilago krikoid. Tepi tulang dari pita suara asli kiri
dab diameternya 2,5 cm, selain itu juga dilapisi oleh otot polos. Trakea
gabungan otot menean bagian lumen yang lebih dalam dari submukosa.
cabang-cabang tulang rawan yang makin sempit dan makin kecil yang
bercabang lebih banyak dengan diameter 0,5 mm. Cabang bronkus yang
jalan napas. Yang pasti tentang manifestasi asma adalah jenisnya dan tidak dapat
diduga. Gejala asma mengacu pada dispnea, batuk dan ronki kering (mengi).
4. Patofisiologi
dua manifestasi utama dari gangguan fungsi paru pada penderita asma. Episode
berulang dari keterbatasan aliran udara pada asma mempunyai empat bentuk,
yaitu bronkokonstriksi akut, penebalan dinding saluran nafas, pembentukan
mukus plug kronis dan remodeling dinding saluran nafas, masing-masing saling
berhubungan dengan respon inflamasi saluran nafas (Soemarno dan Astuti, 2005).
5 .Etiologi
atas faktor genetik, faktor lingkungan dan beberapa faktor lain. Faktor genetik
Sedangkan faktor lingkungan meliputi alergen di dalam rumah dan alergen di luar
bahan yang mengiritasi, ekspresi emosi berlebih, asap rokok bagi perokok aktif
maupun pasif, polusi udara dari luar dan dalam lingkungan, exercised induced
B. Problematika fisioterapi
1. Impairment :
disertai suara mengi saat sesak dan sesak muncul akibat udara
2014).
asma yaitu merupakan perasaan sesak dan berat saat pernafasan. Hal ini
2. Fungsional limitation
3. Disability
pasien dengan kasus asma bronkhisuatu tehnik untuk membantal yaitu dengan
1. Chest physiotherapy
pernapasan serta mencegah collaps pada paru paru. Macam tindakan Chest
mukus dapat dialirkan ke saluran yang lebih besar, sehingga mudah untuk
tapotemen atau tepukan dengan tujuan untuk melepaskan mukus dari dinding
saluran napas dan untuk merangsang timbulnya reflek batuk, sehingga dengan
reflek batuk mukus akan lebih mudah dikeluarkan. Jika saluran napas bersih maka
pernapasan akan menjadi lebih baik. Jika saluran napas berih dan ventilasi baik
2. Breathing control
Pada pasien penyakit paru akut dan kronik perlu diajarkan untuk mengontrol
exercise yaitu bila memungkinkan lakukan di tempat yang tenang tanpa banyak
evaluasi pola napas normal pasien saat istirahat dan melakukan aktivitas, bila
tindakan yang diajarkan kepada pasien untuk dapat mengontrol dari pada pola
pada dirinya saat terjadi perubahan aktivitas. Tindakan breathing control ini
PPOK ( bronkhitis kronis, emfisema, asma) atau cystic fibrosis, pada pasien
dengan kasus spinal cord lesion, pasien pasca operasi thorax atau abdominal, dan
pasien dengan kondisi tirah baring lama. Hal tersebut dianjurkan karena memiliki
pernapasan yang tidak efisien atau abnormal sehingga mengurangi tingkat kerja
dari otot otot pernapasan. Latihan breathing control dapat dilatih dengan cara
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. PEMERIKSAAN TANDA VITAL
- Tekanan darah : 150/90 MmHg
- Denyut nadi : 82 kali/menit
- Pernafasan : 20 kali/menit
- Temparatur : 34 c
- Tinggi badan : cm
- Berat badan : 76 kg
2. INPEKSI/ OBSERVASI
- Statis : Bahu pasien cenderung protaksi dan membungkuk wajah
pasien tampak sedikit pucat dan lemas. Bentuk dada tampak
normal.
- Dinamis : pasien datang dengan duduk dikursi roda didorong oleh
suaminya. Pola nafas cenderung menggunakan dada cepat.
3. PALPASI
- Teraba spasme otot-otot pernafasan, otot trapezius, otot romboid
(bilateral).
- Suhu tubuh terasa normal.
- Adanya nyeri tekan pada otot-otot spasme.
4. PERKUSI
Tidak dilakukan.
5. AUSKULTASI
Terdapat suara crader pada segmen lateral basal lobus inferor paru
kanan.
6. PEMERIKSAAN FUNGSI
A. Gerakan Pasif
Pasien dapat menggerakan ekstremitas atas kiri kanan secara full
ROM. Gerakan fleksi, ekstensi rotasi dan side fleksi leher tidak dapat
full ROM.
B. Gerakan Aktif
Gerakan fleksi, ekstensi rotasi dan side fleksi fleksi leher dapat
dilakukan full ROM, namun adanya nyeri karena otot-otot leher
yang spasme.
C. Gerak isometrik
Tidak dilakukan
7. PEMERIKSAAN KHUSUS DAN PENGUKURAN