Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penyakit degenerative di antaranya seperti jantung, kanker dan stroke telah menjadi
penyebab kematian terbesar di dunia hingga saat ini. Menurut laporan World Health
Organization (WHO) (2011), kematian akibat penyakit degenerative salah satunya stoke
akan diperkirakan terus meningkat diseluruh dunia.
Peningkatan terbesar akan terjadi dinegara – Negara berkembang dan negara miskin.
Dalam jumlah total, pada tahun 2030 di perkirakan akan ada 52 juta jiwa kematian per
tahun atau naik 14 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada tahun ini. Lebih dari dua per tiga
(70%) dari populasi (Buletin Kesehatan, 2011).
Beberapa penyakit yang banyak terjadi di kalangan masyarakat adalah penyakit jantung,
hipertensi, diabetes, stroke dan kanker. Penyakit degenerative seperti stroke juga sudah
mulai ditemui tidak hanya pada lansia,dan penyakit ini tidak memandang usia namun
juga bisa menyerang pada siapapun, kalangan muda di karenakan gaya hidup yang
kurang sehat (Indrawati, 2009).
Menurut WHO (World Health Organization), stroke merupakan penyakit yang
mematikan dan pembunuh nomor 3 setelah penyakit jantung dan kanker (Waluyo 2009).
Stroke adalah penyebab kematian yang utama. Pola penyebab kematian di rumah sakit
yang utama dari data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa
stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di RS. Hal ini teramati
pula di banyak negara. Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah
penyakit jantung dan kanker secara global. (Kelompok Studi Stroke Perhimpunan
Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 2007).
Stroke hemoragik sekitar 10 – 15% mengakibatkan perdarahan intra serebral terhitung
dari seluruh stroke dan memiliki tingkat mortalitas lebih tinggi dari infark serebral.
(Nasisi, 2010) . Oleh karena itu peningkatan intrakranial merupakan kegawat-
daruratan yang harus diatasi dengan segera. Dalam studi penelitian yang n dilakukan
oleh Schneider, dkk (2000 dalam Muhammad, 2007) menyatakan bahwa salah satu
penatalaksanaan penurunan peningkatan intra kranial adalah dengan mengatur posisi
kepala elevasi 15- 300 untuk meningkatkan venous drainage dari cerebral ke jantung.
Elevasi kepala 15- 30 derajat aman sepanjang tekanan perfusi serebral dipertahankan
lebih dari 70 mmHg dengan melihat indikator MAP (Mean Arterial Pressure).
Disamping itu tindakan elevasi kepala 15- 300 tersebut juga diharapkan venous
return (aliran balik) ke jantung berjalan lebih optimal sehingga dapat mengurangi
edema intaserebral karena perdarahan.
Peningkatan intra kranial akan menyebabkan herniasi ke arah batang otak sehingga
mengakibatkan gangguan pusat pengaturan organ vital, gangguan pernafasan,
hemodinamik, kardiovaskuler dan kesadaran (Anurogo, 2008).
Pada penelitian yang dilakukan (Asyfaurrohman, 2017), bahwa Head up 30 derajat
terbukti efektif untuk mengontrol peningkatan tekanan intracranial. Kemudian menurut
penelitian yang dilakukan oleh (Supadi, 2011) bahwa menunjukkan bahwa ada efek yang
signifikan dari posisi ketinggian kepala pada tekanan arteri rata-rata, tekanan darah, dan
tekanan intrakranial di antara pasien stroke hemoragik setelah perawatan dengan
dibuktikan (nilai p 0, 00).

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Menjelaskan pengaruh head up 30o terhadap rata-rata arterial, tekanan darah dan
tekanan intra kranial di ruang stroke rsud karawang tahun 2018.

2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi pengertian stroke
b. Mengidentifikasi pengertian stroke hemoragik
c. Mengidentifikasi pengertian tekanan ingtrakranial
d. Mengidentifikasi tanda tanda tekanan intrakranial
e. Mengidentifikasi langkah-langkah pemberian posisi head up 30o

Вам также может понравиться