Вы находитесь на странице: 1из 2

Tahu Bulat

Langit sore memang selalu indah, perpaduan warna merah keoranye-oranyean akan membuat siapa saja
betah memandangnya, sembari menunggu adzan ku pandangi langit itu dari balik kaca ruang kerjaku,
jam kerja di kantorku memang berubah sepanjang Ramadhan dari yang pulang jam 05.30 menjadi 05.00,
tapi mesikpun berubah aku malas untuk segera pulang karena macetnya ibukota tak akan pernah
mengizinkanku untuk berbuka dirumah tepat pada waktunya, toh slama ini kantorku juga berbaik hati
menyediakan takjil untuk berbuka setiap harinya.

Menu berbuka dikantorku kali ini ada kolak pisang, arem-arem dan tahu bulat, iya tahu bulat aku juga
kaget saat tahu gorengan itu yang dipilih kantorku untuk menu buka puasa, ngomong-ngomong soal
tahu bulat aku punya pengalaman tak terlupakan dengan makanan ini, aku mengenal makanan ini 2
tahun silam saat masih mahasiswa dan sedang melakukan pengabdian ke desa terpencil . Waktu itu
sama seperti saat ini yaitu lagi bulan Ramadhan dan berbuka dengan tahu bulat merupakan
keistimewaan di kelompok kami karena makanan itu sedang hits-hitsnya dan rasanya memang rasa yang
sangat disukai oleh mahasiswa seperti kami yaitu rasa gurih micin yang tak ada duanya.

Tahu bulat didesa itu terasa sangaat nikmat karena mesikipun sudah didiamkan dalam waktu lama tahu
ini tetap menggembung dan renyah, aku pun bertanya iseng ke penjual tahu tentang apa sih rahasianya
tahu bulatnya seenak ini? Tapi Dia hanya menjawab nanti kamu kaget mas klo tahu rahasianya.

Rasa penasaranku atas kenikmatan tahu ini menuntunku untuk membuntuti tukang tahu itu, tukang
tahu itu ternyata tinggal disebuah rumah yang kanan kirinya adalah kebun karet, sangat sepi, dia selesai
berjualan jam 8 malam dan langsung pulang kerumah, tak lama setelah masuk rumah ku melihat dia
keluar lagi dengan membawa pacul dan aku membututinya diam-diam, ternyata dia berjalan masuk
menuju kebun karet dan disana ternyata ada kompleks perkuburan.

Suasana sepi dan mencekam ditambah dengan suara-suara burung hantu di perkuburan itu membuat
bulu kudukku merinding, tapi karena aku semakin penasaran dengan apa yang tukang tahu itu lakukan
aku beranikan diriku untuk tetap membututinya, saat sudah dekat dari dalam perkuburan itu aku
mendengar suara pacul berdentuman, aku semakin mendekat untuk melihat lebih jelas apa yang
dilakukan tukang tahu itu, dan ketika melihatnya aku hampir tidak percaya karena ternyata dia sedang
membongkar sebuah makam. Dia membongkar makam itu dan mengambil jasadnya, dia lalu membuka
kain kafan dan mengambil sebilah golok dipinggangnya dan dia menggunakan golok itu untuk
memotong tangan dari jasad tersebut dan dimasukkannya tangan tersebut ke kantong plastik dari dalam
sakunya.

Jantung ku berdetak sangat kencang ,aku seperti manusia yang membatu melihat kejadian itu, seakan
tidak percaya atas apa yang telah aku lihat, tapi untungnya alam sadarku segera pulih dan
memberitahuku untuk tetap bersembunyi agar aku tidak ketahuan.

Aku terus membututi tukang tahu itu hingga sampai kerumahnya, dari dalam rumah itu aku mendengar
suara pisau mencacah sesuatu, kuberanikan diri untuk mendekat dan mengintip, dan benar saja aku
melihat tukang tahu itu sedang mencacah tangan dari jasad yang baru diambil, dengan mata melotot
seakan-akan bola matanya akan keluar dia mencacah dengan cepat tangan itu, aku merasa mual dengan
apa yang diperbuatnya tapi aku paksakan untuk melihatnya karena penasaran, aku melihat kemudian
tangan itu direbus kedalam air lalu ditiriskan dan daging dari tangan tersebut digabungkan dengan
sebuah adonan. Air hasil rebusannya juga ikut dicampurkan, lalu aku melihat dari adonan itu dia bentuk
bulat-bulat dari bulatan tersebut dia coba untuk menggorengnya satu buah dan benar saja adonan itu
setelah digoreng ternyata berubah menjadi tahu bulat yang aku makan.

Aku merasa mual tidak percaya dengan apa yang aku lihat, aku perlahan kabur dari rumah itu dan
kembali ke basecamp, sejak saat itu tahu bulat sudah tidak pernah menjadi menu berbuka kami.

Вам также может понравиться