Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas Diabetes Militus berupa
poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat
terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya adalah 7 tahun sebelum
penyakit pada mata, ginjal, dan syaraf. Jika kadar glukosa darah dapat selalu
dan cara hidup berperan dalam perjalanan penyakit diabetes (Soegondo, et al.,
2005).
penyakit yang bersifat kronis baik dari segi medis maupun nutrisi,
1
2
tepat, 58% memakai dosis yang salah, dan 80% tidak mengikuti diet yang
kenaikan yang bermakna di seluruh dunia. Perubahan gaya hidup seperti pola
penyebab terpenting. Oleh karenanya, Diabetes Militus dapat saja timbul pada
yang menderita diabetes mellitus sudsh mencakupi sekitar 197 juta jiwa, dan
sekitar 366 juta orang pada tahun 2030. Penyumbang peningkatan angka tadi
adalah India (35,5 juta orang), Cina (23,8 juta orang), Amerika Serikat (16
juta orang), Rusia (9,7 juta orang), dan Jepang (6,7 juta orang).
3
diperkirakan akan mengalami kenaikan 8,4 juta jiwa pada tahun 2000,menjadi
21,3 juta jiwa pada tahun 2030. Tingginya angka kematian tersebut
pengukuran prevalensi Diabetes militus (DM) dari tahun 2001 sebesar 7,5 %
menjadi 10,4 % pada tahun 2004, sementara hasil survey BPS tahun 2003
1.3 Tujuan
1.3.1Tujuan Umum
Militus
Militus
Diabetes Militus
Militus
BAB II
TINJAUAN TEORI
berbagai komplikasi pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai
electron.(Soeparman, 2010).
manis atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang
mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes
(Corwin, 2009).
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah,
5
6
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya.
ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang
disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat
2.2 Klasifikasi
95% penderita diabetik adalah tipe II. Kondisi ini diakibatkan oleh
7
dengan diit dan olah raga, jika kenaikan kadar glukosa darah menetap,
pada mereka yang berusia lebih dari 30 tahun dan pada mereka yang
obesitas.
3. DM tipe lain
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap
diabetes.
2.3 Etiologi
a. Faktor genetic :
b. Faktor imunologi :
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
c. Faktor lingkungan
insulin.
insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai
lebih ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat
diantaranya adalah:
tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Kelompok etnik
10
eksokrin. Volume pulau-pulau ini kira-kira 1-1,5% dari massa total pankreas
Sedikitnya ada empat tipe sel A, B, D, dan F yang telah dikenali pada
pulau-pulau ini. Tipe-tipe sel ini tersebar tidak seragam pada pankreas. Sel F
suatu lobus pankreas yang terpisah dari lobus anterior oleh suatu fasia. Lobus
ini berasal dari tunas dorsal primordial. Lobus posterior mendapat aliran
11
dan kurang dari 0,5% sel A penghasil glukagon. Volume sel polipeptida
pankreas bervariasi sesuai umur dan jenis kelamin volume cenderung lebih
besar pada pria dan orangtua. Berbeda dengan lobus posterior, maka pulau-
pulau yang miskin-PP terletak pada kauda, korpus, dan bagian anterior dari
kaput pankreas yang berasal dari tunas dorsal embrionik. Bagian ini terutama
terdiri dari sel-sel B penghasil insulin (70-80%) dari sel-sel pulau), dan sekitar
1. Insulin
a. Biosintetis
Gen insulin manusia terletak pada lengan pendek dari kromosom 11.
peptida C dalam jumlah molar yang sama dan hanya sejumlah kecil
membelah parsial.
b. Biokimia
Insulin adalah suatu protein yang terdiri dari 51 asam amino yang
dan rantai B dengan 30 asam amino. Rantai ini dihubungkan oleh dua
dari dua insulin mamalia yang kini juga dipakai sebagai terapi
pengganti. Insulin babi hanya berbeda satu asam amino dengan insulin
rantai B (posisi B 30). Insulin sapi berbeda tiga asam amino dari
dan juga B 30, serta valin yang menggantikan isoleusin pada posisi A
10.
13
pada hati.
c. Sekresi
Pankreas manusia mensekresi sekitar 40-50 unit insulin per hari pada
orang dewasa normal. Kadar insulin basal dalam darah puasa kira-kira
darah tepi ssesudah 30-45 menit. Keadaan ini diikuti oleh penurunan
2. Glukagon
a. Biokimia
suatu polipeptida rantai tunggal yang terdiri dari 29 asam amino dengan
berat molekul 3485. Disintesis oleh sel A pulau Langerhans dan berasal
dari suatu molekul prekursor besar dengan 160 asam amino, yaitu lima
sesudah makan. Suatu derivat endogen alamiah dari gLP-1 yang tidak
15
poten. Derivat ini beberapa kali lebih poten daripada glukagon sendiri
pg/mL (25 pmol/L). Hanya 30-40% dari angka ini merupakan glukagon
b. Sekresi
sel B baru baru ini diketahui memiliki reseptor pada sel-sel. Oleh sebab
c. Kerja Glukagon
3. Somatostatin
asam amino dan berat molekul 1640. Somatostatin dijumpai dalam sel-
jelas, karena peranan utama dari peptida ini agaknya hanya sebagai
gizi pada anjing. Hal ini menunjukkan bahwa setidaknya sebagian dari
19
1. Diabetes Tipe I
a. Hiperglikemia berpuasa
2. Diabetes tipe II
perifer)
2.6 Patofisiologi
tidak terukur oleh hati.Di samping itu glukosa yang berasal dari makanan
20
tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak
substansi lain), namun pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi
abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, nafas berbau aseton dan bila tidak
21
Diabetes tipe II.Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang
intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi
akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan
pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-
maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II. Meskipun
terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas DM tipe II, namun
diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya
infeksi vagina atau pandangan yang kabur (jika kadra glukosanya sangat
tinggi).
23
ginjal menurun
kesehatan
Sel kekurangan bahan Nekrosis luka
untuk metabolisme
Kurang informasi
Gangrene
tentang penyakit
Merangsang hipotalamus
Defisiensi
Gelisah Pengetahuan
Penurunan nafsu makan
pengetahuan
Ansietas
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh Nyeri akut
Resiko infeksi Kerusakan
integritas jaringan
24
2.7 Pemeriksaan
1. Glukosa darah: gula darah puasa > 130 ml/dl, tes toleransi glukosa > 200
9. Insulin darah: mungkin menurun/ tidak ada (Tipe I) atau normal sampai
11. Kultur dan sensitivitas: kemungkinan adanya ISK, infeksi pernafasan dan
infeksi luka.
2.8 Penatalaksanaan
1. Medis
hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada lima
a. Diet
2. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah :
e. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan
3. Penyuluhan
4. Obat
dan masih bisa dipakai pada pasien yang berat badannya sedikit
lebih.
5. Cangkok pankreas
2.9 Komplikasi
plasma
a. Hipoglikemia
berlebihan.
b. Diabetes Ketoasidosis
awareness).
tubuh
a. Komplikasi Makrovaskuler
b. Komplikasi Mikrovaskuler
pembuluh kapiler.
c. Retinopati Diabetik
retina.
a. Neuropati diabetik
b. Retinopati diabetik
c. Nefropati diabetik
d. Proteinuria
e. Kelainan koroner
f. Ulkus/gangren
a. Grade 0 : tidak ada lesi terbuka, kulit masi utuh disertai dengan
pembentukan kalus.
e. Grade IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau
tanpa selulitis.
Diabetes Melitus
1. Pengkajian
koma.
b. Sirkulasi
c. Eliminasi
d. Nutrisi
mual/muntah.
e. Neurosensori
f. Nyeri
0 = ttidak nyeri
1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari
4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitassehari-hari)
7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-
hari)
Indikasi : pada pasien ( dewasa anak >3 tahun) yang tidak bisa
g. Respirasi
h. Keamanan
i. Seksualitas
2. Diagnosa Keperawatan
oral.
3. Rencana Keperawatan
NOC
Pain level
Pain control
Comfort
33
Kriteria Hasil:
mencari bantuan )
manajemen nyeri
nyeri)
Intervensi
tidak
nyeri
Tingkatkan istirahat
NOC :
Nutritional Status :
Weight control
Kriteria Hasil :
Intervensi
makanan
lebih lanjut
energy
mempercepat proses
selanjutnya
dibutuhkan
tidak
NOC
Kriteria hasil :
Intervensi
benar
NOC :
Immune Status
Risk control
Kriteria Hasil :
Intervensi
kencing
39
drainase
prncernaan.
diabetes melitus.
NOC
Kriteria hasil
secara benar
Intervensi
tepat
diabetes melitus
NOC :
Anxiety level
Coping
41
Kriteria Hasil :
mengontol cemas
Intervensi
dengan nyaman
kecemasan.
dengan penyakitnya
kepada klien
dapat teratasi
nafas dalam
R/ Mengurangi kecemasan
43
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Tempat Praktek :Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Tanggal Praktek : 19 April 2016
Pengkajian Dilakukan Tanggal19 April 2016 jam08.30 WIB
1. Identitas Klien
Nama : Ny “T” No RM : 10.08.34
Usia : 57 Tahun Tgl Masuk :17April 2016
Jenis Tgl Pengkajian :18 April 2016
Kelamin : perempuan Sumber Informasi : Ny “I”
Alamat : Jl. Sentosa Sekawan Tiga Keluarga Terdekat : Tn “M”
No Telepon:- status : Menikah
Status :Menikah Alamat : Jl. Sentosa
Sekawan Tiga
Agama : Islam No Telepon :-
Suku : Palembang Pendidikan : SD
Pekerjaan: Pedagang Pekerjaan : Buruh
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama (saat masuk RS)
Nyeri pada kaki sebelah kiri
b. Keluhan utama (saat pengkajian)
Nyeri pada kaki
43
44
4) Kebiasaan
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
a. Merokok - - -
b. Kopi - - -
c. Alkohol - - -
3. Riwayat Keluarga
- Klien mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang menderita penyakit
seperti klien.
4. Pengkajian Keperawatan (12 Domain NANDA)
Intruksi: Beri tanda cek () pada istilah yang tepat/ sesuai dengan data-data
di bawah ini. Gambarkan semua temuan abnormal secara objektif, gunakan
kolom data tambahan bila perlu.
45
1. Peningkatan Kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan:
Klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakit yang di
deritanya serta bagaimana cara perawatannya
Masalah keperawatan:
Defisiensi pengetahuan
2. Nutrisi
1) Mulut
Trismus (- ), Halitosis ( - )
Bibir: lembab( √ ), pucat( ),sianosis( ),labio/palatoskizis( ),
stomatitis( )
Gusi: ( ), plak putih( ), lesi( )
Gigi: Normal( √ ), Ompong( ), Caries( ), Jumlah gigi: 28
Lidah: bersih (√ ), kotor/ putih ( ), jamur ( )
2) Leher
Kaku Kuduk ( ) Simetris( √ ), Benjolan ( ) Tonsil ( )
Kelenjar Tiroid : normal ( √ ), pembesaran ( )
Tenggorok : kesulitan menelan ( - )
Dada
Bentuk: Simetris (), Barrel chest/dada tong( ), pigeon chest/dada
burung ( ) benjolan ( )
Paru-paru:
Inspeksi: RR 20 x/ min,
Palpasi: Normal ( ), ekspansi pernafasan( ), taktil fremitus( )
Perkusi: Normal/ Sonor( ), redup/pekak( ), hiper sonor( )
Auskultasi: irama( ), teratur( ),
Suara nafas: vesicular( ), bronkial( ), Amforik ( ), Cog Wheel
Breath Sound ( ) metamorphosing breath sound ( )
Suara Tambahan: Ronki ( ), pleural friction( ), wheezing( )
Data Tambahan:
- Tidak ada
Masalah keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
4. Aktivitas/Istirahat
Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan, dibacakan cerita, benda yang
dibawa saat tidur,dll): -
Kebiasaan Tidur siang: 1-2 jam/hari
Skala Aktivitas:
Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
diri
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
48
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total
Persendian:
Nyeri Sendi ( - )
ROM ( Range Of Motion)
Kekuatan Otot : 5 5
4 5
Kelainan Otot: Tidak ada kelainan
Tonus/aktifitas
Aktif ( √ ) Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang ( )
Menagis keras ( ) lemah ( )melengking ( ), Sulit menangis ( )
Ekstremitas
Amelia ( - ), Sindaktili ( - ), Polidaktili( - )
Reflek Patologis :
Babinsky : + ( ), - ( kiri )
Kernig : + (√), - ( )
Brudzinsky : + (√), - ( )
Reflek Fisiologis
Biceps : + (√), - ( )
Triceps : + (√), - ( )
Patella : + ( ), - ()
Jantung
Inspeksi: ictus cordis/denyut apeks( ), normal( √ ) melebar( )
49
Palpasi: kardiomegali( - )
Perkusi: redup( ), pekak( )
Auskultasi: . Aritmia( - ),Disritmia( - ) , Murmur ( - )
DATA TAMBAHAN :
- Terdapat luka pada kaki klien sebelah kiri sehingga terjadi kerusakan
integritas jaringan
Masalah keperawatan:
Kerusakan integritas jaringan
5. Persepsi/Kognitif
Kesan Umum
Tampak Sakit: ringan ( ),sedang(),berat ( ), pucat ( ), sesak ( ),
kejang( )
1) Kepala
(a) Fontanel anterior Lunak( ), Tegas( ), Datar( ),
Menonjol( ), Cekung( )
(b) Rambut: warna (Hitam), mudah dicabut ( ), ketombe( ), kutu( )
2) Mata
Mata: jernih( ), mengalir, kemerahan( ), sekret( )
Pupil: Isokor( √ ), anisokor( ), miosis( ), midriasis( ),
reaksi terhadap cahaya: kanan Positif( ), negatif( ),kiri negatif( )
positif( ),
alat bantu: kacamata( - ), Softlens( - )
Conjungtiva: merah jambu(√ ), anemis( )
50
3) Bibir, Lidah
(a) Bibir : normal ( ) sumbing ( )
(b) Sumbing langit-langit/palatum ( )
(c) Lidah: bersih ( ), kotor/ putih ( ), jamur ( )
6. Persepsi Diri
Perasaan klien terhadap penyakit yang dideritanya : Klien merasa sedih
Persepsi klien terhadap dirinya : Klien ingin segera pulang
Konsep diri : Klien tidak ingin merepotkan siapapun dengan kondisinya
sekarang
Tingkat kecemasan : klien mengatakan takut jika kaki nya akan
diamputasi karena tidak bisa bekerja lagi
Data tambahan
Tidak ada
Masalah keperawatan:
Ansietas
7. Peran Hubungan
Budaya: Palembang
51
Suku: Palembang
Agama yang di anut: Islam
Bahasa yang digunakan : Palembang
Masalah sosial yang penting
Hubungan dengan orang tua: Baik
Hubungan dengan saudara kandung:Baik
Hubungan dengan lingkungan sekitar: Baik
Data Tambahan
- Tidak ada
Masalah keperawatan:
- Tidak ada masalah
9. Toleransi/Koping Stress
GCS : 15
E: 4
V: 5
M: 6
Data Tambahan:
- Tidak ada
Masalah keperawatan:
- Tidak ada masalah keperawatan
52
Sosial :
Aktifitas/peran pasien di masyarakat? Klien adalah ibu rumah
tangga, dia berperan sebagai warga masyarakat dan hubungan
dengan masyarakat baik.
Masalah social? Tidak ada masalah
Data Tambahan:
- Tidak ada
Masalah keperawatan:
- Tidak ada masalah
11. Keselamatan/Perlindungan
Tingkat Kesadaran : Composmentis ( ), Apatis ( ), Somnolen ( ), Sopor
( ),Soporocoma ( ) Coma ( )
TTV : Suhu : 36,6 O C, Nadi : 82 x/m, TD 110/80 mmHg, RR 20 x/m
Warna kulit :
Sianosis ( - ), Ikterus ( - ), eritematosus rash ( - ), discoid lupus ( - ),
oedema ( -),Bula ( - ), Ganggren ( - ), nekrotik jaringan ( - ),
Hiperpigmentasi ( - )Echimosis ( - ), Petekie ( - )
Turgor Kulit: elastis ( √ ), tidak elastis ( )
Data Tambahan:
- Tidak ada
Masalah keperawatan:
- Tidak ada masalah keperawatan
12. Kenyamanan
54
Data Tambahan:
- Tidak ada
Masalah keperawatan:
Nyeri Akut
Terapi
Tanggal Terapi : 18-20 April 2016
Nama Cara
No Dosis
Terapi Pemberian
1. Assering - Intravena
fluid drip
2. Injeksi 3 x20 ui Injeksi
Novoramid Intravena
Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium ( 17 April 2016 )
No Jenis Pemeriksaan Metode Hasil Normal
Pemeriksaan
1. Hemoglobin Automated Cell 9,3 g/dl L: 13,2-
Counted 17,3 g/dl
P : 11,7 -
15,5 g/dl
dibersihkan (ganti
verban)
TD : 110/80 mmHg ↓
Gelisah
RR : 20 x/m
↓
N : 82 x/m
Ansietas
T : 36,6 o C
Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek
samping)
Ketakutan anak
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi di masa
yang akan datang
dan atau proses
pengontrolan
penyakit
Diskusikan pilihan
terapi atau
penanganan
Dukung pasien
untuk
mengeksplorasi
atau mendapatkan
second opinion
dengan cara yang
tepat atau
diindikasikan
Eksplorasi
kemungkinan
sumber atau
dukungan, dengan
cara yang tepat
Rujuk pasien pada
grup atau agensi di
komunitas lokal,
dengan cara yang
tepat
Instruksikan pasien
mengenai tanda
dan gejala untuk
melaporkan pada
69
pemberi perawatan
kesehatan, dengan
cara yang tepat
70
IMPLEMENTASI
Nama Pasien : Ny”T”
Umur : 57th
Jenis Kelamin : Perempuan
NO TANGGAL/JAM TINDAKAN EVALUASI (RESPON)
KEPERAWATAN
1. 18 April 2016/ DX 1 S :
11.00 WIB, 16.00 Melakukan Pasien mengatakan
WIB, 20.30 WIB pengkajian nyeri nyeri pada daerah
secara luka
komprehensif O:
termasuk lokasi, Pasien tampak
karakteristik, cemas
durasi, frekuensi, Pasien tampak
kualitas dan faktor meringis kesakitan
presipitasi Skala nyeri : 6
Mengobservasi A : masalah belum teratasi
reaksi nonverbal P : Intervensi dilanjutkan
dari dengan therapy :
ketidaknyamanan IVFD Assering gtt
Mengevaluasi 20x/m
pengalaman nyeri Inj. Novoramid
masa lampau 3x20 ui
Mengajarkan Inj. Ceftriaxone 1x2
Tehnik nafas
gr
dalam untuk
Captopril 3x25mg
mengurangi nyeri
Aptor 1x1 tab
Memberikan
Inj. Insulin 2x1 ui
analgesik tepat
waktu terutama
saat nyeri hebat
TD : 110/80 mmHg
71
RR : 20 x/m
N : 82 x/m
T : 36,6o C
DX. 2
Menganjurkan
pasien untuk
menggunakan
pakaian yang
longgar
Menjaga
kebersihan kulit
agar tetap bersih
dan kering
Membantu
mobilisasi pasien
(ubah posisi
pasien) setiap
dua jam sekali
Memonitor kulit
akan adanya
kemerahan
TD : 110/80 mmHg
RR : 20 x/m
N : 82 x/m
T : 36,6o C
DX. 3
Mengidentifikasi
tingkat
kecemasan
72
Membantu pasien
mengenal situasi
yang
menimbulkan
kecemasan
Mendorong
pasien untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan,
persepsi
TD : 110/80 mmHg
RR : 20 x/m
N : 82 x/m
T : 36,6o C
DX.4
Mengidentifikasi
kemungkinan
penyebab,
dengan cara yang
tepat
Memberikan
informasi pada
pasien tentang
kondisi, dengan
cara yang tepat
TD : 110/80 mmHg
RR : 20 x/m
N : 82 x/m
T : 36,6o C
73
DX.2
Menganjurkan
pasien untuk
menggunakan
pakaian yang
longgar
Menjaga
kebersihan kulit
agar tetap bersih
dan kering
Membantu
mobilisasi pasien
(ubah posisi
pasien) setiap
dua jam sekali
Memonitor kulit
akan adanya
kemerahan
TD : 110/70 mmHg
RR : 21 x/m
N : 80 x/m
T : 36,0 o C
DX. 3
Mengidentifikasi
tingkat
kecemasan
Membantu pasien
mengenal situasi
yang
75
menimbulkan
kecemasan
Mendorong
pasien untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan,
persepsi
TD : 110/70 mmHg
RR : 21 x/m
N : 80 x/m
T : 36,0 o C
DX. 4
Mengidentifikasi
kemungkinan
penyebab,
dengan cara yang
tepat
Memberikan
informasi pada
pasien tentang
kondisi, dengan
cara yang tepat
TD : 110/70 mmHg
RR : 21 x/m
N : 80 x/m
T : 36,0 o C
3. 20 April 2016/ DX 1 S :
11.00 WIB, 16.00 Melakukan Pasien mengatakan
WIB, 20.30 WIB pengkajian nyeri nyeri pada daerah
secara luka sudah
76
komprehensif berkurang
termasuk lokasi, O :
karakteristik, Pasien tampak
durasi, frekuensi, tenang
kualitas dan faktor Skala nyeri : 2
presipitasi A : masalah teratasi
Mengobservasi P : Intervensi dilanjutkan
reaksi nonverbal dengan therapy :
dari IVFD Assering gtt
ketidaknyamanan 20x/m
Mengevaluasi Inj. Novoramid
pengalaman nyeri 3x20 ui
masa lampau Inj. Ceftriaxone 1x2
Mengajarkan gr
Tehnik nafas Captopril 3x25mg
dalam untuk Aptor 1x1 tab
mengurangi nyeri
Inj. Insulin 2x1 ui
Memberikan
analgesik tepat
waktu terutama
saat nyeri hebat
TD : 110/80 mmHg
RR : 22 x/m
N : 83x/m
T : 36,0 o C
DX. 2
Menganjurkan
pasien untuk
menggunakan
pakaian yang
77
longgar
Menjaga
kebersihan kulit
agar tetap bersih
dan kering
Membantu
mobilisasi pasien
(ubah posisi
pasien) setiap
dua jam sekali
Memonitor kulit
akan adanya
kemerahan
TD : 110/80 mmHg
RR : 22 x/m
N : 83x/m
T : 36,0 o C
DX. 3
Mengidentifikasi
tingkat
kecemasan
Membantu pasien
mengenal situasi
yang
menimbulkan
kecemasan
Mendorong
pasien untuk
mengungkapkan
perasaan,
78
ketakutan,
persepsi
TD : 110/80 mmHg
RR : 22 x/m
N : 83x/m
T : 36,0 o C
DX. 4
Mengidentifikasi
kemungkinan
penyebab,
dengan cara yang
tepat
Memberikan
informasi pada
pasien tentang
kondisi, dengan
cara yang tepat
TD : 110/80 mmHg
RR : 22 x/m
N : 83x/m
T : 36,0 o C
79
CATATAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny”T”
No. Register :10.08.34
Ruangan : Ahmad Dahlan
No. Kamar :Isolasi
N TANGGAL/J DIAGNOSA Catatan Perkembangan
O AM KEPERAWA PAGI SORE MALAM
TAN
1 18 April 2016/ 1. Nyeri Akut S : S : S :
11.00 WIB, berhubunga Pasien Pasien Pasien
16.00 WIB, n dengan mengata mengata mengata
20.30 WIB luka kan kan kan
gangren nyeri nyeri nyeri
2. Kerusakan pada pada pada
integritas daerah daerah daerah
jaringan luka luka luka
berhubunga
n dengan O: O: O:
nekrosis Pasien Pasien Pasien
kerusakan tampak tampak tampak
jaringan cemas cemas cemas
(nekrosis Pasien Pasien Pasien
luka tampak tampak tampak
gangrene) meringis meringis meringis
3. Ansietas kesakita kesakita kesakita
berhubunga n n n
n dengan Skala Skala Skala
perubahan nyeri : 6 nyeri : 6 nyeri : 6
status TD : 120/70 TD : 120/70 TD : 120/80
kesehatan mmHg mmHg mmHg
4. Defisiensi RR : 20 x/m RR : 22 x/m RR : 21 x/m
pengetahua N : 84 x/m N : 82 x/m N : 80 x/m
80
4. Defisiensi C C C
pengetahua
n A : masalah A : masalah A : masalah
berhubunga teratasi teratasi teratasi
n dengan P: P: P:
kurangnya Intervensi Intervensi Intervensi
informasi dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
tentang dengan dengan dengan
penyakit therapy : therapy : therapy :
IVFD IVFD IVFD
Asserin Asserin Asserin
g gtt g gtt g gtt
20x/m 20x/m 20x/m
Inj. Inj. Inj.
Novora Novora Novora
mid mid mid
3x20 ui 3x20 ui 3x20 ui
Inj. Inj. Inj.
Ceftriax Ceftriax Ceftriax
one 1x2 one 1x2 one 1x2
gr gr gr
Captopri Captopri Captopri
l l l
3x25mg 3x25mg 3x25mg
Aptor Aptor Aptor
1x1 tab 1x1 tab 1x1 tab
Inj. Inj. Inj.
Insulin Insulin Insulin
2x1 ui 2x1 ui 2x1 ui
84
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengankarakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerjainsulin atau kedua-duanya. Diagnosis Diabetes Militus
umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas Diabetes Militus berupa
poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya. Secara epidemiologik diabetes seringkali tidak
terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya adalah 7 tahun sebelum
diagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada
kasus yang tidak terdeteksi (Soegondo, et al., 2005).
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau
mengalihkan” (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna
manis atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang
mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes
melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan
absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin
(Corwin, 2009).
4.2 Saran
Semoga dengan pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. kami mengucapkan terimah kasih kepada yang telah membantu dan
memberikan motivasi dalam pembuatan makalah ini sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusun makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan malakah ini
yang nantinya akan memberikan manfaat kepada kita semua.semoga sukses
untuk kita semua.
84
85
DAFTAR PUSTAKA