Вы находитесь на странице: 1из 18

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Fase Rehabilitasi


a. F-135

(Gambar 4.1)

- Warna : Putih tulang


- Aroma : Khas susu
- Tekstur : Cair
- Rasa : Manis

b. Sari Buah

(Gambar 4.2)

- Warna : Merah
- Aroma : Khas semangka
- Tekstur : Cair
- Rasa : Sedikit manis
c. Formula Jagung Ikan dan Formula Jagung Ayam

(Gambar 4.3) (Gambar 4.4)

Formula Jagung Ikan (Gambar 4.3)

- Warna : Kuning terang


- Aroma : Khas jagung dan sedikit aroma ikan
- Tekstur : Cair
- Rasa : Hambar

Formula Jagung Ayam (Gambar 4.4)

- Warna : Kuning sedikit gelap


- Aroma : Khas jagung
- Tekstur : Cair
- Rasa : Hambar

4.2 Uji Daya Terima


Tabel 4.1 Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap F-135

Tingkat Warna Aroma Tekstur Rasa


Kesukaan N % N % N % N %
Sangat suka 2 20 4 40 1 10 3 30
Suka 5 50 5 50 6 60 7 70
Agak suka 3 30 1 10 3 30
Agak tidak suka
Tidak suka
Jumlah 10 100 10 100 10 100 10 100
Tabel 4.2 Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Sari Buah

Tingkat Warna Aroma Tekstur Rasa


Kesukaan N % N % N % N %
Sangat suka 7 70 6 60 4 40 2 20
Suka 3 30 4 40 5 50 7 70
Agak suka 1 10 1 10
Agak tidak suka
Tidak suka
Jumlah 10 100 10 100 10 100 10 100

Tabel 4.3 Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Formula Jagung Ikan dan Formula Jagung
Ayam

Warna Aroma Tekstur Rasa


Tingkat
427 435 427 435 427 435 427 435
Kesukaan
N % N % N % N % N % N % N % N %
Sangat suka 3 30 3 30 1 10 2 20 2 20
Suka 4 40 3 30 4 40 5 50 3 30 5 50 5 50 3 30
Agak suka 3 30 3 30 4 40 4 40 4 40 2 20 5 50 4 40
Agak tidak
suka 1 10 1 10 1 10
1 10
Tidak suka 1 10 1 10 1 10
Jumlah 10 100 10 100 10 100 10 100 10 100 10 100 10 100 10 100

4.3 Pembahasan
4.3.1 Produk
1. F-135
Formula enteral/makanan enteral adalah makanan dalam bentuk cair yang
dapat diberikan secara oral maupun melalui pipa selama saluran pencernaan
masih berfungsi dengan baik (Sobariah, 2005 dalam Khasanah, 2009).
Diet F-135 merupakan diet yang diberikan pada fase rehabilitasi bertujuan
untuk mencapai berat badan normal sesuai dengan panjang badan serta agar
memaksimalkan tahap perkembangan kepandaiannya dan aktivitas
motoriknya sesuai dengan umurnya. Pada praktikum kali ini, F-135 yang
dibuat sudah menyesuaikan dengan kebutuhan energi dan jumlah cairan
pasien. F-135 pada fase rehabilitasi energi dapat diberikan 150-220 kkal/kg
BB dan jumlah cairan juga dapat diberikan 150-220 ml/kgBB/hr. Pada kasus
ini kami menggunakan 200kkal/kg BB untuk energy dan 200ml/kgBB/hr
untuk cairan, sehingga energi yang didapat pasien yaitu 1360 kkal dan jumlah
cairan yang diberikan yaitu 1360 ml.
Pada fase rehabilitasi ini terdapat 3 jenis “makanan” yang diberikan baik
dalam bentuk F-135, sari buah, dan formula jagung. Pada kasus ini kami
memberikan pasien F-135 dengan frekuensi 3 kali sehari dengan jumlah
100ml setiap kali pemberian, sehingga F-135 mencukupi 300ml dari total
kebutuhan cairan yaitu 1360. Densitas F-135 yang dibuat yaitu 1,35kkal/cc.

a. Warna
Pada praktikum kali ini, F-135 yang dibuat memiliki warna putih
tulang. Warna tersebut terlihat dikarenakan salah satu bahan yang
digunakan menyebabkan satu warna yang dominan yaitu susu skim.
Warna pada susu skim yaitu putih, kebanyakan susu bubuk berwarna putih
kekuningan, namun berbeda dengan susu skim yang berwarna putih saja,
hal ini dikarenakan tidak adanya kandungan lemak pada susu tersebut.

b. Aroma
Aroma F-135 ini yaitu aroma khas susu karena menggunakan susu
skim. Aroma pada susu skim yang digunakan beraroma manis
dikarenakan tidak adanya penyimpangan pada susu skim. Aroma susu
yang manis dikarenakan adanya kandungan laktosa pada susu tersebut
tidak seperti aroma pada susu segar yang rasanya agak amis.

c. Tekstur
Tekstur yang dimiliki oleh F-135 yang telah dibuat yaitu cair
dengan minyak yang tercampur sempurna, hal ini dapat disebabkan
langkah-langkah dalam pengolahan yang sudah tepat. Minyak dan air yang
menyatu dengan sempurna dengan mencampurkan air mendidih sebanyak
dengan gula hingga larut, lalu masukkan minyak sayur, kemudian
tambahkan susu skim sedikit demi sedikit sambil mengaduknya hingga
menjadi gel. memblendernya dengan menambahkan air hingga 1000 ml,
kemudian disaring untuk menghilangkan busa. Dengan membentuknya
menjadi gel terlebih dahulu dengan air hangat dapat menyatukan minyak
dan air. Selain itu juga penggunaan susu skim yang merupakan emolgator
dapat membuat larutan air dan minyak menjadi menyatu dengan
sempurna.

d. Rasa
F-135 yang dibuat memiliki rasa yang manis, hal ini dikarenakan
proporsi perbandingan bahan-bahan yang sesuai. Susu skim bubuk yang
digunakan dalam pembuatan formula F-100 membantu menambah cita
rasa dari formula tersebut.

2. Sari buah
Sari Buah Semangka
Sari buah diberikan 1 kali sebanyak 100 ml. Semangka diberikan
karena Semangka termasuk ke dalam suku ketimun-timunan
atau Cucurbitaceae. Sebagaimana anggota suku ketimun-timunan lainnya
seperti labu dan melon, tanaman semangka tumbuh merambat hingga dapat
mencapai belasan meter.
Buahnya memiliki kulit yang keras, berwarna hijau muda atau
pekat dengan larik-larik hijau tua. Daging buahnya yang manis berair
berwarna merah dan kuning, dengan biji-biji kecil atau tanpa biji
didalamnya.
Setiap 100 gram semangka merah mengandung fosfor, magnesium,
zat besi, selenium, folat, vitamin B6, C, E, dan K. Tak hanya itu, protein,
niasin, dan serat juga bisa ditemukan dalam daging buah semangka merah.
A. Warna
Warna memegang peranan penting dalam menentukan kesukaan
panelis terhadap suatu produk. Menurut kami warna merah muda tersebut
dihasilkan dari bahan utama yaitu semangka. Dimana warna tersebut
dihasilkan oleh zat Likopen. likopen termasuk sebagai antioksidan.
Dalam tubuh, antioksidan menangkal radikal bebas untuk melindungi
Anda dari berbagai risiko penyakit degeneratif.Sebut saja radang sendi,
penyakit jantung, aterosklerosis, stroke, hipertensi, tukak lambung,
,penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, kanker, sampai penuaan dini.
B. Rasa
Kesukaan pada rasa itu dikarenakan rasa manis dan segar yang
diakibatkan oleh pencampuran rasa pada buah semangka dan gula pasir
yang khas. Hal tersebut dikarenakan pada buah semangka yang matang
terjadi kenaikan kadar gula sederhana yang menyebabkan rasa manis,
penurunan kadar asam organik dan kenaikan kadar zat-zat volatile
(Anonim,2012).
Kemudian rasa manis yang didapat akibat dari penambahan gula
pasir. Gula pasir mengandung sukrosa sebanyak 97,10% senyawa organik
bukan gula 0,7% dan kadar air 0,65%. Gula pasir dapat disebut juga
sukrosa yang merupakan disakarida, gula invert dan gula reduksi. Sukrosa
diperoleh dengan jalan mengkondensasi glukosa dan fruktosa, dapat
diinversikan sehingga kemanisannya tinggi.
C. Tekstur
Kesukaan panelis pada tekstur produk kami, karena produk yang
kami hasilkan sudah sesuai tekstur yang diharapkan yaitu cair. Hal tersbut
terjadi karena semangka sudah diblender, diambil sarinya dengan
menyaring semangka, sehingga tekstur yang dihasilkan adalah cair,
meskipun masih terasa serat-seratnya.
D. Aroma
Aroma khas pada melon disebabkan oleh zat pembentuk aroma yang
terdapat pada buah semangka. sejumlah penelitian telah mencoba untuk
menentukan molekul yang tepat yang berkontribusi pada aroma dan
rasanya. Molekul aroma diproduksi sebagai akibat dari semangka yang
dipotong, pada saat tersebut, semangka akan melepaskan enzim dari sel-
sel dalam buah, yang pada gilirannya membantu oksidasi asam lemak
menjadi senyawa yang aroma. Studi awal menunjukkan bahwa pembuat
aroma utama adalah alkohol C6 dan C9. khususnya (Z, Z) -3,6-nonadien-
1-ol, yang disarankan sebagai senyawa utama yang berkontribusi terhadap
aroma, dan memiliki bau yang digambarkan secara individu sebagai ‘kulit
semangka’. Alkohol dicurigai karena konsentrasinya yang relatif tinggi
(anonim,2012).

3. Formula Jagung ikan

Jagung mengandung serat, folat, tiamin, fosfor, vitamin C, dan


magnesium. Sayuran yang seringnya ditemukan dengan warna kuning ini
masuk sebagai sumber karbohidrat. Dalam 100 gram jagung kuning rebus
kamu akan mendapatkan 96 kalori. Jagung juga mengandung cukup banyak
air, namun rendah lemak dan protein. Bahkan jagung mengandung omega 3
dan 6 meski hanya sedikit.
Selain protein yang tinggi, ikan juga mengandung asam lemak omega 3
(yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak), serta kalsium, vitamin D, dan
fosfor (yang dibutuhkan anak untuk pertumbuhan tulang). Tak hanya itu, ikan
juga kaya akan vitamin dan mineral lain, seperti vitamin B2, zat besi, zink,
yodium, magnesium, dan kalium. Semua vitamin dan mineral tersebut tentu
sangat dibutuhkan anak untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan
anak secara keseluruhan.
a. Warna
Warna Formula ikan ini bewarna kuning terang. Warna ini berasal
dari jagung karena mengandung karotenoid, Karotenoid adalah senyawa
kimia yang memberi warna alami pada buah dan sayuran. Pigmen ini
menghasilkan warna kuning cerah, merah, dan oranye pada tanaman,
sayuran, dan buah-buhan.
Karotenoid termasuk dalam keluarga antioksidan yang dapat melindungi
dari berbagai risiko penyakit dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Sedangkan ikan tidak memiliki peranan yang cukup signifikan dalam
warna karena ikan memiliki warna putih hal ini disebabkan daging ikan
yang bewarna putih mengandung lebih sedikit lemak daripada ikan yang
bewarna merah. Sehingga perpaduan warna antara jagung dan ikan
berdaging putih lebih mendominasi warna kuning jagung.

b. Aroma

Aroma yang dihasilkan pada formula jagung ikan ini yaitu khas
jagung dan sedikit ikan. Aroma tersebut berasal dari penambahan jagung
sebanyak 129 g, dan aroma sedikit ikan berasal dari penambahan ikan
sebanyak 129g, jagung dan ikan memiliki aroma yang khas dan mudah
dikenali oleh masyarakat. Dalam otot ikan mengandung zat trimetillamin
oksida atau TMAO, dirombak atau terpecah dan terdekomposisi.
Menghasilkan trimetilamina dan dimetilamina. Campuran kedua
rombakan amina tersebutlah yang menimbulkan bau ”amis: atau ”anyir
khas pada ikan.

c. Tekstur

Tekstur yang dihasilkan pada formula jagung ikan yaitu cair. Hal
ini dikarenakan Formula enteral/makanan enteral adalah makanan dalam
bentuk cair yang dapat diberikan secara oral maupun melalui pipa selama
saluran pencernaan masih berfungsi dengan baik (Sobariah, 2005 dalam
Khasanah, 2009).

d. Rasa

Rasa yang dihasilkan pada formula jagung ayam ini yaitu hambar,
hal ini disebabkan karena tidak adanya penambahan bumbu – bumbu
ataupun alat penyedap lainnya, dikarenakan masih balita dan mengalami
gizi buruk sehingga penggunaan penyedap rasa Menurut World Health
Organization (WHO) dalam jurnal berjudul "Infant and Young Child
Feeding, Model Chapter for Textbooks for Medical Students and Allied
Health Professionals" 2009 mengatakan, jika pemberian gula dan garam
dalam makanan balita tidak dianjurkan.

4. Formula Jagung Ayam

Jagung mengandung serat, folat, tiamin, fosfor, vitamin C, dan


magnesium. Sayuran yang seringnya ditemukan dengan warna kuning ini
masuk sebagai sumber karbohidrat. Dalam 100 gram jagung kuning rebus
kamu akan mendapatkan 96 kalori. Jagung juga mengandung cukup banyak
air, namun rendah lemak dan protein. Bahkan jagung mengandung omega 3
dan 6 meski hanya sedikit.
Jagung mengandung karotenoid yang bukan hanya memberikan warna,
melainkan berperan pula sebagai antioksidan. Jagung kuning mengandung
karotenoid berupa lutein dan zeaxanthin.

Menurut USDA, 100 g ayam mengandung air (65 g), energi (215 kkal),
protein (18 g), lemak (15 g), lemak jenuh (4 g), kolesterol (75 mg), kalsium
(11 mg), besi (0,9 mg), magnesium (20 mg), fosfor (147 mg), kalium (189
mg), natrium (70 mg), dan seng (1,3 mg). Di antara vitamin dalam daging
ayam antara lain vitamin C, vitamin B1 (hiamin), riboflavin, niacin, vitamin
B-6(pyridoxamine), folat, vitamin B-12, vitamin A, vitamin E (tocopherol),
vitamin D dan vitamin K.

Dalam pratikum ini dikembangkang resep dari formula jagung ikan


menjadi formula jagung ayam dengan berat jagung 129g pada formula lama
dan baru, ikan 129g (resep lama) dan ayam 129g ( resep baru) dan hasil
pengembangan resep formula jagung ayam mempunyai kandungan energi
389,242 kkal dan protein 11,571 g sedangkan formula jagung ikan
mempunyai kandungan energi hanya 307,972 dan protein 11,055.

a. Warna
Pada pratikum ini Formula ayam memiliki warna kuning sedikit
gelap, warna kuning sendiri berasal dari jagung karena mengandung
karotenoid, Karotenoid adalah senyawa kimia yang memberi warna alami
pada buah dan sayuran. Pigmen ini menghasilkan warna kuning cerah,
merah, dan oranye pada tanaman, sayuran, dan buah-buhan.
Karotenoid termasuk dalam keluarga antioksidan yang dapat melindungi
dari berbagai risiko penyakit dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
sedangkan warna gelap didapatkan dari warna ayam yang bewarna putih,
agak krem dan kemerahan karena warna ini merupakan ciri daging ayam
yang bagus. Sehingga perpaduan antara jagung dan ayam menghasilkan
warna kuning agak gelap.

c. Aroma

Aroma yang dihasilkan pada formula jagung ayam ini yaitu khas
jagung. Aroma tersebut berasal dari penambahan jagung sebanyak 129 g
hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak penambahan jagung manis
maka uji organoleptik aroma semakin tinggi hal ini sesuai dengan
pernyataan Iskandar (2011) jagung manis memiliki aroma yang unik yang
disukai masyarakat, sehingga bau khas dari jagung dapat mudah dikenali.
b. Tekstur
Tekstur yang dihasilkan pada formula jagung ayam yaitu cair. Hal
ini dikarenakan Formula enteral/makanan enteral adalah makanan dalam
bentuk cair yang dapat diberikan secara oral maupun melalui pipa selama
saluran pencernaan masih berfungsi dengan baik (Sobariah, 2005 dalam
Khasanah, 2009). Tekstur ini juga dipengaruhi oleh proses pembuatan
yang seluruh bahan dihancurkan dengan cara diblender kemudian
ditambahkan air hingga cair kemudian dimasak hingga matang.
c. Rasa
Rasa yang dihasilkan pada formula jagung ayam ini yaitu hambar,
hal ini disebabkan karena tidak adanya penambahan bumbu – bumbu
ataupun alat penyedap lainnya, dikarenakan masih balita dan mengalami
gizi buruk sehingga penggunaan penyedap rasa Menurut World Health
Organization (WHO) dalam jurnal berjudul "Infant and Young Child
Feeding, Model Chapter for Textbooks for Medical Students and Allied
Health Professionals" 2009 mengatakan, jika pemberian gula dan garam
dalam makanan balita tidak dianjurkan.
4.3.2 Uji Daya Terima

Uji daya terima pada praktikum ini dilakukan terhadap 10 orang panelis
menggunakan uji organoleptik dengan metode uji afektif. Uji afektif dilakukan
untuk mengukur sikap subjektif konsumen terhadap produk berdasarkan sifat-sifat
organoleptik. Uji afektif yang digunakan adalah uji hedonik. Uji hedonik
merupakan pengujian yang paling banyak digunakan untuk mengukur tingkat
kesukaan terhadap produk. Tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Skala
hedonik yang kami gunakan adalah sangat suka, suka, agak suka, agak tidak suka
dan tidak suka.

Ada dasarnya untuk melakukan uji organoleptik terhadap panelis yang


agak terlatih (mahasiswa) minimal berjumlah 15-25 orang. Namun karena
keterbatasan waktu, makan panelis yang diminta untuk memberikan penilaian
terhadap produk hanya berjumlah 10 orang.

Panelis diminta untuk memberikan penilaian tingkat kesukaan terhadap


produk yang kami olah yaitu Formula 100 dan Modisco III. Tingkat kesukaan
yang diminta adalah berdasarkan warna, aroma, tekstur dan rasa.

2. F-135
a. Warna
Hasil praktikum pembuatan F-135 dapat terlihat bahwa hasil uji
organoleptik warna seperti terlihat pada Tabel 4.1. terlihat bahwa sebesar
20% (2 orang panelis) adalah dengan kategori sangat suka, 50% (5 orang
panelis) adalah dengan kategori suka dan 30% (3 orang) adalah dengan
kategori agak suka.
Warna memegang peranan penting dalam menentukan kesukaan
panelis terhadap suatu produk. Pada penilaian warna terlihat bahwa 2
panelis menyatakan sangat suka, 5 panelis menyatakan suka dan 3 panelis
menyatakan agak suka dengan formula yang kami buat sehingga daya
terima terhadap produk sudah baik. Kesukaan ini menurut kami karena
adanya pengaruh warna dari susu skim yang membentuk warna putih
tulang.

b. Aroma
Hasil praktikum pembuatan F-135 dapat terlihat bahwa hasil uji
organoleptik aroma seperti terlihat pada Tabel 4.1. terlihat bahwa sebesar
40% (4 orang panelis) adalah dengan kategori sangat suka, 50% (5 orang
panelis) adalah dengan kategori suka dan 10% (1 orang) adalah dengan
kategori agak suka.
Aroma dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat diamati
dengan indera pembau. Didalam industri pangan pengujian terhadap
aroma dianggap penting karena dengan cepat dapat memberikan hasil
penilaian terhadap produk tentang diterima atau tidaknya produk tersebut
(Bambang Kartika 1988 : 10). Pada penilaian aroma terlihat bahwa 4
panelis menyatakan sangat suka 5 panelis menyatakan suka dan 1 panelis
menyatakan agak suka dengan formula yang kami buat sehingga daya
terima terhadap produk sudah baik.

c. Tekstur
Hasil praktikum pembuatan F-135 dapat terlihat bahwa hasil uji
organoleptik tekstur seperti terlihat pada Tabel 4.1. terlihat bahwa sebesar
10% (1 orang panelis) adalah dengan kategori sangat suka, 60% (6 orang
panelis) adalah dengan kategori suka, dan 30% (3 orang panelis) adalah
dengan kategori agak suka.
Pada penilaian tekstur terlihat bahwa 1 panelis menyatakan sangat
suka, 6 panelis menyatakan suka, dan 3 panelis menyatakan agak suka
dengan formula yang kami buat sehingga daya terima terhadap produk
sudah baik.

d. Rasa
Hasil praktikum pembuatan F-135 dapat terlihat bahwa hasil uji
organoleptik rasa seperti terlihat pada Tabel 4.1. terlihat bahwa sebesar
30% (3 orang panelis) adalah dengan kategori sangat suka dan 70% (7
orang panelis) adalah dengan kategori suka.
Pada penilaian rasa terlihat bahwa 3 panelis menyatakan suka dan
7 panelis menyatakan suka dengan formula yang kami buat sehingga daya
terima terhadap produk cukup baik.
3. Sari buah
Tingkat kesukaan konsumen dapat diukur menggunakan uji
organoleptik melalui alat indra. Kegunaan uji ini diantaranya untuk
pengembangan produk baru (Soekarto, 1985). Menurut Winarno (1997),
bahwa pengujian bahan pangan tidak hanya dilihat dari aspek kimiawinya
saja, tetapi juga ditilik dari cita rasa dan aroma. Oleh karena itu uji
organoleptik perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh produk yang
dihasilkan dapat disukai oleh panelis.

Uji daya terima pada praktikum ini dilakukan terhadap 10 orang


panelis menggunakan uji organoleptik dengan metode uji afektif. Uji
afektif dilakukan untuk mengukur sikap subjektif konsumen terhadap
produk berdasarkan sifat-sifat organoleptik. Uji afektif yang digunakan
adalah uji hedonik. Uji hedonik merupakan pengujian yang paling banyak
digunakan untuk mengukur tingkat kesukaan terhadap produk. Tingkat
kesukaan ini disebut skala hedonik. Skala hedonik yang kami gunakan
adalah sangat suka, suka, agak suka, agak tidak suka dan tidak suka.

a. Warna
Warna merupakan kenampakan pertama yang sangat
mempengaruhi konsumen untuk memilih suatu produk. Fungsi dari warna
pada suatu makanan sangatlah penting, karena dapat mempengaruhi selera
konsumen dan dapat membangkitkan selera makan. Dari hasil diatas 70%
panelis sangat menyukai dan 30% suka dengan warna dari produk yang
kami buat dari buah semangka, jadi warna pada produk yang kami buat
sudah bisa diterima dan disukai oleh panelis.

b. Aroma
Aroma dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat diamati
dengan indera pembau. Didalam industri pangan pengujian terhadap bau
dianggap penting karena dengan cepat dapat memberikan hasil penilaian
terhadap produk tentang diterima atau tidaknya produk tersebut (Bambang
Kartika 1988 : 10).
Bahan makanan umumnya dapat dikenali dengan mencium
aromanya. Aroma mempunyai peranan yang sangat penting dalam
penentuan derajat penilaian dan kualitas suatu bahan pangan, sesseorang
yang menghadapi makanan baru, maka selain bentuk dan warna, bau dan
aroma akan menjadi perhatian utama sesudah bau diterima maka
penentuan selanjutnya adalah cita rasa disamping teksturnya (Sultantry
dan Kaseger,1985).
Aroma lebih banyak berhubungan dengan panca indra pembau.
Aroma dalam banyak hal menentukan enak atau tidaknya makanan. Pada
umumnya bau yang diterima oleh hidung dan otak lebih banyak
merupakan berbagai ramuan atau campuran empat bau utama yaitu harum,
asam, tengik dan hangus (Winarno, 1996).
Aroma juga menentukan kelezatan suatu produk pangan, serta cita
rasa yang terdiri dari tiga komponen, yaitu bau, rasa dan rangsangan mulut
(Winarno, 2004). Aroma merupakan sesuatu yang halus dan rumit yang
ditangkap oleh indera yang mempunyai kombinasi rasa, bau dan
rangsangan oleh lidah.
Menurut soekarto (1985) aroma disebut juga pencicipan jarak jauh,
manusia dapat mencium bau yang keluar dari makanan karenan adanya
sel-sel epitel.

Hasil praktikum pembuatan Sari buah semangka dapat terlihat


bahwa hasil uji organoleptik aroma seperti terlihat pada Tabel 4.1. terlihat
bahwa sebesar 60% (6 orang panelis) adalah dengan kategori sangat suka
dan 40% (4 orang panelis) adalah dengan kategori suka.

c. Tekstur
Beberapa daerah seperti rongga mulut, bibir, tangan mempunyai
kepekaan yang tinggi terhadap perabaan. Sifat perabaan umumnya
dikaitkan dengan 3 hal, yaitu struktur, tekstur dan konsistensi. Tekstur
merupakan sensasi tekanan yang dapat diamati dengan mulut pada waktu
digigit, dikunyah dan ditelan (Bambang Kartika 1988 : 10).

Hasil praktikum pembuatan Sari buah semangka dapat terlihat


bahwa hasil uji organoleptik aroma seperti terlihat pada Tabel 4.1. terlihat
bahwa sebesar 40% (4 orang panelis) adalah dengan kategori sangat suka,
50% (5 orang panelis) adalah dengan kategori suka dan 10% (1 orang)
adalah dengan kategori agak suka.

d. Rasa
Rasa pada suatu makanan dipengaruhi oleh bahan dasar yang
digunakan. Rasa juga mempengaruhi kegemaran masyarakat pada suatu
makanan karena masyarakat dapat menilai apakah makanan tersebut enak
atau tidak melalui panca pengecap yaitu lidah.
Hasil praktikum pembuatan F-135 dapat terlihat bahwa hasil uji
organoleptik rasa seperti terlihat pada Tabel 4.1. terlihat bahwa sebesar
20% (2 orang panelis) adalah dengan kategori sangat suka, 70% (7 orang
panelis) adalah dengan kategori suka dan kategore agak suka 10% (1
0rang).
4. Formula Jagung ikan

5. Formula Jagung ayam

a. Warna
Warna dapat menentukan menarik tidaknya suatu produk makann
(Winarno, 1991). Menurut Kartika, dkk. (1988), warna merupakan salah
satu atribut yang menjadi kesan pertama konsumen dalam menilai bahan
makanan. Walaupun suatu produk bernilai gizi tinggi, memiliki rasa yang
enak dan tekstur yang baik, tetapi jika tidak memiliki warna yang menarik,
maka produk tersebut akan kurang diminati (Fennema, 1985)
Dari hasil uji kesukaan organoleptik warna seperti terlihat pada
tabel formula jagung ayam dapat terlihat jelas frekuensi sebesar 30% (3
orang) dengan kategori sangat suka, frekuensi 30% (3 orang) dengan
kategori suka, 30% (3 orang) dengan kategori agak suka. Frekuensi 10%
(1 orang) agak tidak suka. Sehingga daya terima dari produk yang kami
buat sudah baik karena 60% (6 orang dari 10 panelis menyukai resep baru
kami). Hal ini disebabkan karena warna kuning yang ada pada jagung
manis akan memberi warna yang menarik dan sangat disukai oleh
masyarakat.
b. Aroma
Aroma merupakan salah satu penentu kualitas makanan agar dapat
diterima oleh konsumen (Kartika, dkk., 1988). Aroma juga menentukan
kelezatan suatu produk pangan, serta cita rasa yang terdiri dari tiga
komponen, yaitu bau, rasa dan rangsangan mulut (Winarno, 2004). Aroma
merupakan sesuatu yang halus dan rumit yang ditangkap oleh indera yang
mempunyai kombinasi rasa, bau dan rangsangan oleh lidah.
Dari hasil uji kesukaan organoleptik aroma terlihat pada tabel
formula jagung ayam terlihat jelas frekuensi sebesar 50% ( 5 orang)
dikategorikan suka, frekuensi 40% (4 orang) dikategorikan agak suka dan
10% (1 orang) dikategorikan tidak suka. Hal ini disebabkan karena proses
pembuatan formula ini dilakukan pagi dan penilaian uji cita rasa dilakukan
pada sore hari setelah berbuka puasa sehingga terjadi perubahan aroma
pada formula ayam. Menjadikan data kurang valid karena aroma tidak
berbau enak. Seharusnya aroma jaagung yang ditambahkan diformula
berbau khas jagung karena Semakin tinggi konsentrasi jagung, maka formula
menjadi semakin beraroma jagung.
c. Tekstur
Beberapa daerah seperti rongga mulut, bibir, tangan mempunyai
kepekaan yang tinggi terhadap perabaan. Sifat perabaan umumnya
dikaitkan dengan 3 hal, yaitu struktur, tekstur dan konsistensi. Tekstur
merupakan sensasi tekanan yang dapat diamati dengan mulut pada waktu
digigit, dikunyah dan ditelan (Bambang Kartika 1988 : 10).
Dari hasil uji kesukaan organoleptik aroma terlihat pada tabel
formula jagung ayam terlihat jelas frekuensi sebesar 20% (2 orang) dalam
kategori sangat suka, frekuensi 50% (5 orang) dengan kategori suka dan
20% (2 orang) agak suka sehingga daya terima rsep baru formula jagung
ayam cukup disukai karena 7 orang dari 10 panelis lebih menyukai tekstur
ini dari pada formula jagung ikan
d. Rasa
Rasa pada suatu makanan dipengaruhi oleh bahan dasar yang
digunakan. Rasa juga mempengaruhi kegemaran masyarakat pada suatu
makanan karena masyarakat dapat menilai apakah makanan tersebut enak
atau tidak melalui panca pengecap yaitu lidah.
Dari hasil uji kesukaan organoleptik aroma terlihat pada tabel
formula jagung ayam terlihat jelas frekuensi sebesar 30% (3 orang) dalam
kategori suka, frekuensi 40% (4 orang) dalam kategori agak suka,
frekuensi 10% (1 orang) dalam kategori agak tidak suka dan 10% (1
orang) dalam kategori tidak suka. Hal ini disebabkan karena uji cita rasa
dilakukan setelah buka puasa sedangkan formula dibuat pada pagi hari
sehingga terjadi perubahan rasa yang cukup signifikan karena rusak
ataupun basi. Sehingga data yang kami terima kurang valid.

Вам также может понравиться