Вы находитесь на странице: 1из 2

Nama : Cindy Aulia Deviani

NIM : 20181102009

Agama Islam

Ormas Bubarkan Acara Kebaktian di SABUGA, Bandung

Sekelompok massa yang menyebut dirinya “Pembela Ahlus Sunnah” memaksa


pembubaran acara itu karena menilai acara keagamaan seharusnya dilaksanakan di
gereja, bukan di gedung umum.

Acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang dilangsungkan di gedung Sabuga, Bandung,
Jawa Barat, Selasa malam (6/12) berakhir lebih cepat dari yang direncanakan karena
gangguan dan pembubaran oleh sekelompok massa yang menyebut dirinya “Pembela Ahlus
Sunnah” (PAS).

PAS memaksa pembubaran acara itu karena menilai acara keagamaan seharusnya
dilaksanakan di gereja, bukan di gedung umum.

Menurut keterangan pers polisi yang diterima VOA Selasa malam (6/12), penyelenggara
kebaktian, Pdt. Dr. Stephen Tong sudah mulai berkoordinasi dengan pejabat Kesatuan
Bangsa & Politik Bandung dan petugas Polrestabes Bandung tentang seruan pembubaran
acara itu sejak jam tiga siang.

Penyelenggara minta waktu untuk memberi informasi kepada warga yang sudah
berdatangan dan memasuki Sabuga, sementara ormas PAS meminta penghentian kegiatan
segera dengan alasan “ada kesalahan prosedur dalam proses kelengkapan pemberitahuan
kegiatan” oleh panita KKR.
Peserta kebaktian akhirnya membubarkan diri setelah menyanyikan lagu “Malam Kudus”.
Sejumlah anggota PAS juga membubarkan diri tak lama kemudian.

Dalam aksinya PAS membawa spanduk bertuliskan kalimat “masyarakat muslim Jawa Barat
minta kegiatan KKR dipindahkan ke tempat yang telah disediakan – yaitu gereja – dan bukan
di tempat umum”, tetapi dalam mediasi dengan penyelenggara acara itu, yang diangkat
sebagai persoalan adalah soal perijinan.

Salah seorang peserta acara mengatakan kepada VOA bahwa sebenarnya soal ijin sudah
dilengkapi, termasuk pemberitahuan kepada pemda setempat dan aparat berwenang.
Mereka menyesalkan tindakan tersebut mengingat acara kebaktian ini rutin dilakukan
menjelang Natal.

Hingga laporan ini diturunkan VOA belum berhasil menghubungi Walikota Bandung Ridwan
Kamil untuk meminta penjelasan lebih lanjut tentang insiden ini, termasuk apakah pemda
Bandung sudah mengeluarkan ijin menggunakan Sabuga ITB untuk beribadah.

Namun melalui akun Instagram-nya, Ridwan Kamil Selasa malam menyampaikan pesan
singkat “Kegiatan dilanjut saja. Hak beragama Anda dilindungi negara”.

Berdasarkan SKB Tiga Menteri Nomor 8 dan Nomor 9 Tahun 2006, Bab V tentang Ijin
Sementara Pemanfaatan Bangunan Gedung, Pasal 18, menyatakan “pemanfaatan bangunan
gedung bukan rumah ibadat sebagai rumah ibadat sementara, harus mendapat surat
keterangan pemberian ijin sementara dari bupati/walikota dengan memenuhi persyaratan:
laik fungsi, pemeliharaan kerukunan umat beragama, ketentraman dan ketertiban
masyarakat”. [em/ii]

Komentar Saya: Pada hakikatnya, Indonesia adalah Negara yang memiliki keragaman agama,
suku, dan budaya. Jadi kalau menurut saya, sesama manusia tidak seharusnya seperti itu.
Seharusnya sesama manusia mempunyai toleransi yang tinggi, memperkokoh silaturahmi &
menerima perbedaan pada kekayaannya masing - masing. Dalam Q.S. Al-An’am ayat 108,
“Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena
mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan.”
Sesuai dengan ayat tersebut, kita tidak boleh mengganggu dan harus menghargai ke orang
yang beragama lain. Ormas Islam tersebut seharusnya tidak boleh membubarkan kebaktian
itu, memang apa salahnya mereka melakukan kebaktian? Mereka kan sedang melalukan
ibadah. Sebagai ormas yang membawa nama islam, seharusnya mereka mengerti dan
paham surat al-An'am ayat 108 bahwa mereka tidak boleh membubarkan kebaktian itu. Jika
seandainya kita umat Islam mau sedang melakukan ibadah dan dibubarkan seperti itu? Kan
pasti tidak. maka dari itu marilah kita bertoleransi walaupun berbeda agama.

Sumber: https://www.voaindonesia.com/a/ormas-bubarkan-kebaktian-di-sabuga-/3626102.html

Вам также может понравиться