Вы находитесь на странице: 1из 18

Strategi Penghidupan Rumah Tangga Ibu

Eli Suryaning Rini

LAPORAN PENELITIAN

Dosen Pengampu:

Muliati, S.E.,M.Sc.

Tim Penyusun:

Alven Sinta Kristian 1601015062

Wahyu Nugroho 1601015072

Adella Septivia 1601015088

Ayu Monica Putri 1601015105

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2019
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME, karana atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu, guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Ekonomi Kemiskinan, pada
jurusan Program Studi Ilmu Ekonomi dan Pembangunan Universitas
Mulawarman. Adapun judul laporan ini adalah “ Strategi Penghidupan Rumah
Tangga Ibu Eli Suryaning Rini ”. Pada kesempatan ini perkenakan penulis ini
dengan rasa hormat menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada
Ibu Muliati, S.E.,M.Sc. selaku dosen pembimbing dari mata kuliah Teori Ekonomi
Kemiskinan. Laporan ini disusun dengan segala kemampuan yang ada pada
penulis. Namun penulis menyadari bahwa pengetahuan yang penulis miliki belum
luas. Sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan laporan ini.

1
Daftar Isi

Kata Pengantar.....................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3

1.3 Manfaat Penelitian........................................................................................4

1.4 Tujuan Penelitian...........................................................................................4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Modal Manusia ( Human Capital ) ...............................................................6

2.2 Modal Alam ( Natural Capital ).....................................................................7

2.3 Modal Social ( Social Capital )......................................................................8

2.4 Modal Fisik ( Physical Capital )....................................................................9

2.5 Modal Keuangan ( Physical Capital )............................................................10

2.6 Cara Bertahan Hidup......................................................................................11

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Kesimpulan....................................................................................................12

3.2 Lampiran........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk memformulasikan
kekuasaan sosial berupa asset, sumber keuangan, organisasi social politik,
jaringan social, barang atau jasa, pengetahuan dan keterampilan, serta informasi
( Friedman ). Disetiap Negara, kemiskinan adalah sesuatu hal yang tidak dapat
dihindari. Hampir setiap Negara memiliki penduduk miskin. Dinegara
berkembang tentu jumlah penduduk miskin tidak dapat dikatakan rendah.
Mengurangi tingkat kemiskinan pada penduduk menjadi salah satu pekerjaan
rumah yang harus diselesaikan disetiap Negara, khususnya dinegara miskin dan
Negara berkembang. Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki penduduk
miskin. Pada tahun 2019, jumlah penduduk miskin yang ada di Negara Indonesia
menyentuh angka terendahnya yaitu pada angka 9,66%. Hal ini menjadi prestasi
dalam memberantas kemiskinan.
Eli Suryaning Rini atau yang biasa disapa Ibu Rini ( 63 Tahun ) adalah
salah satu penduduk miskin yang ada di Indonesia, tepatnya berada di Kota
Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Ibu Rini lahir di Kota Jember Jawa Timur
pada tahun 1955. Beliau adalah anak seorang petani yang melakukan transmigrasi
pada tahun 1970-an. Tidak ada pengalaman atau skil yang dimiliki Ibu Rini ketika
akan melakukan transmigrasi. Dalam hal bahasa, Ibu Rini hanya bisa berbahasa
Jawa halus, tidak bisa menggunakan Bahasa Indonesia. Hal ini tentunya akan
berpengaruh terhadap Ibu Rini ketika telah tiba ditanah perantauan yang
notabennya adalah berpenduduk yang menggunakan Bahasa Indonesia dalam
kehidupan bermayarakat. Ibu Rini adalah salah satu penduduk yang melakukan
perkawinan pada usia yang sangat muda. Di tanah kelahirannya, ia telah menikah
pada usia 9 tahun. Ketika akan melakukan migrasi, beliau telah memiliki status
janda.
Ibu Rini melakukan transmigrasi pada usianya yang menginjak 30 tahun.
Perjalanan Ibu Rini melakukan transmigrasi ke Pulau Kalimantan, tepatnya
Kalimantan Timur bersama seorang teman satu kampungnya. Ibu Rini bersama
temannya melakukan perjalanan menggunakan pesawat terbang, yang mana biaya
pesawat pada saat itu sekitar Rp 17.000,00. Setiba di Bandara Temindung Kota
Samarinda Kalimantan Timur, perjalanan hidup Ibu Rini akan dimulai.
Setibanya di Kota Samarinda, Ibu Rini tinggal di Jalan Juanda bersama
temannya. Keterbatasan bahasa yang dimiliki beliau membuat beliau bergantung
pada temannya. Ibu Rini memulai profesinya di Kota Samarinda dengan bekerja
sebagai karyawan dipabrik roti yang berdekatan dengan tempat tinggalnya.
Melihat keadaan Ibu Rini yang telah menjanda dan bergantung hidup pada orang
lain karena keterbatasan bahasanya membuat temannya merasa hiba. Teman Ibu
Rini mengusulkan agar Ibu Rini menikah dengan suami temannya. Untuk yang
keduakalinya Ibu Rini malakukan pernikahan. Nasib buruk harus diterima Ibu
Rini karena ia harus berpisah dengan suami keduanya, hal ini terjadi karena suami
kedua Ibu Rini meninggal dunia. Beberapa tahun kemudian Ibu Rini
melaksanakan pernikahan ketiganya degan lelaki muda ( 19 tahun ). Karena Ibu
Rini tidak dapat memberikan keturunan, maka suami ketiganya memutuskan
untuk berpisah tanpa status cerai. Di usia Ibu Rini yang menginjak 63 tahun, Ibu
Rini berstatus janda dan tidak ada anak yang menemaninya. Ibu Rini sempat
memiliki 2 orang anak perempuan, tetapi kedua anak perempuannya harus pergi
lebih dahulu meninggalkan Ibu Rini. Bisa dikatakan bahwa sekarang Ibu Rini
adalah sebatang kara.

Selama perjalanan hidupnya di Kota Samarinda, Ibu Rini telah beberapa


kali berganti propesi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Setelah habis kontrak
di pabrik roti, Ibu Rini berjualan di Terminal Lempake. Ibu Rini berjualan nasi,
jamu ,dan lain – lain di terminal lempake selama ± 15 tahun. Bertambahnya usia
dan kecelakaan yang dialami Ibu Rini mengakibatkan kondisi fisiknya melemah.
Kelemahan fisik ( sakit ) yang diderita Ibu Rini dimulai sejak tahun 1990. Banyak
penyakit yang menggerogoti tubuh Ibu Rini hingga masa tuanya kini. Asma,
penglihatan kurang, katarak, sakit tulang belakang dan tidak bisa berjalan
mengakibatkan Ibu Rini hanya bisa beraktivitas di dalam rumahnya pada usia
tuanya kini.

Pada saat ini, Ibu Rini tinggal di Jalan Gunung Lingai, lempake. Ibu Rini
tinggal di rumah yang berukurann  2,5 m X 3m. Keadaan tempat tinggal Ibu Rini
juga menghawatirkan. Dindingnya sebagian terbuat dari seng dan papan yang
membuat Ibu Rini merasa khawatir ketika datang hujan yang di sertai angin deras.
Rumah dan lahan rumah bukanlah milik Ibu Rini, melainkan pemberian salah
satu warga yang merasa hiba kepada Ibu Rini. Didalam rumah tersebut hanya ada
Ibu Rini Sendiri, walaupun terkadang datang beberapa tetangga atau teman
lamanya untuk menghibur Ibu Rini.

Dalam penelitian kami, kami menggunakan metode non moneter untuk


mengetahui kehidupan dan mengetahui bagaimana Ibu Rini dapat bertahan hidup
sampai kini, walaupun beliau tidak bisa lagi berjalan dan tidak lagi memiliki
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

1.2 Rumusan Masalah


A. Bagaimana Modal Manusia ( Human Capital ) Ibu Rini ?
B. Bagaimana Modal Alam ( Natural Capital ) Ibu Rini ?
C. Bagaimana Modal Sosial ( Social Capital ) Ibu Rini ?
D. Bagaimana Modal Fisik ( Physical Capital ) Ibu Rini ?
E. Bagaimana Modal Keuangan ( Financial Capital ) Ibu Rini ?
F. Bagaimana Ibu Rini dalam menjalani hidupnya ?

1.3 Manfaat Penelitian


A. Untuk mengetahui Modal Manusia ( Human Capital ) Ibu Rini.
B. Untuk mengetahui Modal Alam ( Natural Capital ) Ibu Rini.
C. Untuk mengetahui Modal Sosial ( Social Capital ) Ibu Rini.
D. Untuk mengetahui Modal Fisik ( Physical Capital ) Ibu Rini.
E. Untuk mengetahui Modal Keuangan ( Financial Capital ) Ibu Rini.
F. Untuk mengetahui Ibu Rini dalam menjalani hidupnya

1.4 Tujuan Penelitian


A. Untuk mengetahui keadaan masyarakat miskin yang ada di Kota Samarinda.
B. Untuk memenuhi tugas dimata kuliah Teori Ekonomi Kemiskinan.
BAB II

Pembahasan

Upayanya untuk mewujudkan capaian penghidupan membutuhkan


sejumlah aset, termasuk berbagai strategi untuk mengolah dan memanfaatkan aset
yang tersedia. Terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan aset, antara lain
modal (capital), sumberdaya (resources) dan aset (asset), yang semuanya
mengandung maksud manfaat dan dayadukung yang menopang penghidupan
individu, keluarga/ rumahtangga ataupun masyarakat.

Asset didefinisikan sebagai berbagai bentuk modal, seperti modal sosial,


modal fisik, modal manusia, dan modal finansial yang dimiliki dan digunakan
untuk kehidupan individu atau rumahtangga atau untuk mempertahankan
kesejahteraan materi pada tingkat kelangsungan hidup yang berbeda-beda. (Ellis,
2000). Akses terhadap modal dapat diperoleh rumahtangga melalui struktur
melalui proses yang telah dibakukan dalam kebijakan, tata aturan, kelembagaan
atau budaya (Ashley dan Carney, 1999). Mereka juga mengemukakan bahwa
kelima modal ini selain menjadi aset yang penting bagi strategi penghidupan juga
dapat menjadi hasil dan proses dari strategi penghidupan sebelumnya.

Penguasaan aset meliputi aset Modal Manusia, Modal Alam, Modal sosial,
Modal Fisik dan Modal finansial. Semakin banyak penguasaan aset oleh
rumahtangga maka strategi penghidupan rumah tangga akan semakin bervariasi
dimana strategi penghidupan yang dipilih akan mengarah ke strategi konsolidasi
dan selanjutnya ke strategi akumulasi. Sedangkan semakin terbatasnya aset yang
dimilik oleh rumah tangga maka strategi yang dipilih akan mengarah ke
konsolidasi atau sampai ke strategi bertahan hidup.

2.1 Modal Manusia ( Human Capital )

Modal manusia menunjukkan kemampuan seseorang dalam memperoleh


akses yang lebih baik terhadap kondisi penghidupan mereka. Modal manusia
menujukkan ketrampilan/kemampuan, kesehatan dan pengalaman seseorang yang
bersinergi untuk melakukan strategi penghidupan demi mencapai tujuan dalam
hidupnya (DFID, 1999). Kemampuan meningkat seiring dengan pendidikan dan
pelatihan, pengetahuan meningkat karena memiliki akses informasi dan
kemampuan berkerja meningkat karena sehat, ketrampilan dan motivasi (Moran et
al., 2007)

Dalam penelitian ini , kami meneliti seorang ibu tua yang tinggal di Jalan
Gunung Lingai Kota Samarinda. Ibu Eli Suryaning Rini adalah seorang
transmigran yang berasal dari pulau jawa dan telah berdomisili di Pulau
Kalimantan, tepatnya di Kota Samarinda Kalimantan Timur. Ibu Rini lahir pada
tahun 1955 di kota Jember Jawa Timur. Di usianya yang telah menginjak 63
tahun, status Ibu Rini adalah janda dan tidak memiliki seorang anak. Ibu Rini
memulai transmigrasi pada tahun 1970an ke Kota Samarinda. Pada saat itu beliau
hanya memiliki seorang teman, dan belum bisa berbahasa Indonesia. Hal ini bisa
terjadi karena beliau belum pernah menginjak bangku sekolah, dan satu – satunya
bahasa yang beliau mengerti adalah bahasa Jawa halus. Pekerjaan yang dilakukan
beliau pertama kali di Kota Samarinda adalah bekerja di pabrik roti, dan pekerjaan
terakhir yang pernah dijalani beliau adalah bekerja menjadi penjual makanan di
Terminal Lempake Kota Samarinda.

Keadaan Ibu Rini saat ini kurang begitu baik. Sejak tahun 90-an, beliau
telah terkna penyakit. Pada saat ini Ibu Rini hanya bisa beraktifitas di dalam
rumahnya yang berukuran  2,5meter  3meter persegi. Hal ini terjadi karena
penyakit yang diderita Ibu Rini. Pada saat ini, beliau tidak bisa berjalan dan
memiliki riwayat penyakit lain seperti asma, katarak dan sakit tulang belakang.
Ibu Rini mengatakan bahwa kedua kakinya pernah mengalami luka yang
diakibatkan kecelakaan saat berjualan dan terkena kenalpot motor. Kejadian
tersebut membuat luka pada kaki Ibu Rini susah di obati dan mongering. Beliau
mengungkapkan bahwa luka yang ada pada kakinya pernah dimakan serangga
( kecoa ) yang mana membuat beliau merasakan sakit yang luar biasa hingga
beliau berteriak. Segala pengobatan telah beliau lakukan untuk memperoleh
kesembuhan. Rumah , motor dan lain – lain telah habis dijual oleh beliau untuk
melakukan pengobatan. Bukan hanya pengobatan penyakit pada kakinya saja,
tetapi penyakit lain juga membuat Ibu Rini harus menghabiskan banyak uang dan
harta bendanya. Pada tahun 2003 saja, beliau telah menghabiskan  26 juta untuk
melakukan pengobatan. Untuk menyembuhkan penyakit pada kaki Ibu Rini,
beliau hanya memakai amoksilin dan supertetra. Hal ini berhubungan karena
ketersediaan uang yang dimiliki sudah menipis. Pada saat ini, keadaan kedua kaki
Ibu Rini sudah sembuh, tetapi tidak bisa berjalan. Hal ini terjadi karena penyakit
yang diderita beliau pada tulang belakanggnya yang mempengaruhi kedua
kakinya tidak kuat untuk menopang tubuhnya. Ibu Rini masih terus berjuang
untuk melawan penyakit asmanya. Baliau tidak memiliki cukup uang untuk
membeli obat asmanya, bahkan untuk makan saja ia tidak memiliki cukup uang.
Banyak masyarakat yang datang untuk membatu beliau, baik memberikan
sembako dan uang tunai. Uang tunai yang diterima Ibu Rini dipakai untuk
membeli obat – obatan untuk mengurangi rasa sesak ketika penyakit asma beliu
mulai kambuh. Keterbatasan penglihatan beliau yang diakibatkan penyakit katarak
yang dideritanya menambah beban Ibu Rini dimasa hidupnya ini. Keterbatasan
tersebut tidak membuat beliau hanya berdiam diri saja didalam rumahnya.
Terkadang beliau juga memasak makanan hasil pemberian rakyat sekitar untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan keadaannya yang kekurangan terkadang
beliau memberi masakannya kepada orang yang berkunjung kerumahnya.
2.2 Modal Alam ( Natural Capital )

Manusia memiliki modal alam yang dapat dimanfaatkan untuk


memperoleh akses terhadap penghidupan yang lebih baik. Modal alam berasal
dari alam dan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya (DFID, 1999). Modal
alam juga dianggap sangat penting karena manusia tidak dapat hidup dari jasa-jasa
lingkungan dan makanan yang berasal dari alam (Carney, 2003 ).

Modal alam bersumber dari penguasaan rumahtangga akan lahan, air, dan
kemudahan lain yang mendukung kehidupan rumahtangga dalam bertahan hidup
(DFID, 1999; Scoones. 1998). Hubungan antara modal alam yang dimiliki dengan
strategi penghidupan berbanding lurus, artinya semakin tinggi kepemilikan
rumahtangga terahadap modal alam maka strategi penghidupan rumahtanggga
akan semakin jauh dari sekedar untuk bertahan hidup.

Berdasarkan hasil penelitian, hanya sedikit ditemukan modal alam yang


bisa dimanfaatkan oleh Ibu Rini. Di usia beliau yang telah menginjak 63 tahun,
Ibu Rini tidak memiliki lahan perkebunan, peternakan, perikanan atau apapun
yang dapat di manfaatkan Ibu Rini untuk memenuhi kebutuhannya sehari – hari.
Kondisi lahan di sekitar tempat tinggal Ibu Rini tidak terlalu cocok untuk diolah
sebagai lahan pertanian atau perkebunan. Hal ini dapat terjadi karena hanya
sedikit lahan kosong yang tersedia, dan lahan tersebut telah tercemar oleh limbah
– limbah plastic. kondisi fisik Ibu Rini yang terbatas mengakibatkan beliau tidak
dapat memanfaatkan lahan disekitar tempat tinggalnya. Pada saat ini, Ibu Rini
hanya memiliki beberapa pohon pisang yang tumbuh liar disekitar tempat
tinggalnya. Ketika pohon pisang tersebut telah siap panen, Ibu Rini meminta
bantuan kepada tetangganya ( pakde ) untuk memanen buah pisang tersebut.
2.3 Modal Sosial ( Social Capital )
Modal sosial merupakan gambaran kemudahan dalam jaringan sosial yang
dimanfaatkan rumah tangga baik formal maupun informal yang menjadi tumpuan
untuk dapat bertahan hidup (scoone 1998), DFID. 1999). Modal sosial
menunjukkkan bagaimanan rumahtangga memiliki interaksi dengan masyarakat
lain dilingkungan sosialnya. Modal sosial dianggap mampu meningkatkan
kepercayaan (Mutual trust) dan mengurangi biaya bekerja secara bersama-sama
(DFID, 1999).

Ibu Rini memiliki banyak teman dan mengenal semua tetangga yang
berada didekat rumahnya. Ibu Rini dikenal oleh teman – temannya sebagai
seorang yang suka memberi, hal ini dapat diperkuat karena beliau sering
membantu teman – temannya ketika beliau memiliki penghasilan. Pada saat ini
Ibu Rini bergantung penuh terhadap tetangga dan teman – temannya untuk
keberlngsungan hidupnya. Ketika beliau masih bisa berjalan, beliau juga sering
mengikuti pengajian yang berlangsung lingkungannya. Keterbatasan yang dimiliki
Ibu Rini membuat peran media social sangat penting. Ibu Rini memiliki satu
handphone jadul yang berguna untuk menghubungi temannya dan menghubungi
tukang air minum saat ketersediaan air minumnya mulai menipis. Ibu rini juga
memiliki satu radio jadul dan satu televis jadul untuk menghilangkan rasa
jenuhnya didalam rumah.

2.4 Modal Fisik ( Physical Capital )

Penguasaan aset sumberdaya fisik merupakan gambaran kemudahan akses


berupa sarana dan prasarana yang mendukung rumahtangga dalam bertahan hidup
(Scoones, DFID). DFID (1999) menyatakan bahwa modal fisik terdiri dari
infakstruktur dasar dan kepemilikan peralatan yang dapat menghasilkan
barang/jasa sehingga mendorong tumbuhnya penghidupan. Infrastruktur yang
dimaksud antara lain transportasi, bangunan, air bersih, dan sanitasi, energi dan
akses komunikasi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa rendahnya akses
seseorang terhadap infrasruktur dasar mnenyebabkan mereka semakin dekat
dengaan kemiskinan.

Dari hasil penelitian kami, Ibu Rini tidak memiliki rumah dan tanah yang
beratas namakan beliau. Ibu Rini tinggal rumah yang berukuran  2,5m X 3m.
Bangunan tersebut dibuat oleh salah satu warga ( Pakde ). Bangunan rumah Ibu
Rini berdiri ditanah salah satu warga yang menghibahkan tanahnya untuk
ditempati Ibu Rini sementara. Ketersediaan listris dan air dirumah Ibu Rini
minim. Ibu Rini hanya memiliki satu lampu penerangan di dalam rumahnya.
Akses menuju tempat tinggal Ibu Rini cukup mudah untuk dijangkau. Hal ini
berdasarkan fakta bahwa tempat tinggal beliau berda tepat di pinggir jalan yang
telah disemenisasi.

Dalam pemenuhan listrik dan air, Ibu Rini harus membayar uang air dan
listrik sebesar Rp 100.000,00 setiap enam bulan sekali. Perabotan rumah tangga
yang dimiliki Ibu Rini tergolong minim. Perabotan elektronik yang dimiliki Ibu
Rini berupa satu televisi jadul, satu radio jadul, satu handphone jadul, dan satu
kipas angina kecil. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam aspek makanan,
Rini memiliki satu kompor gas dan satu alat pemasak nasi. Ibu Rini tidak
memiliki barang – barang berharga ( emas, berlian, dan barang – barang antik ).

2.5 Modal Keuangan ( Financial Capital )


Modal finansial biaasanya merupakna aset ekonomi merupakan gambaran
penguasaan rumah tangga akan kemudahan pemenuhan segi keuangan yang
bersumber dari tabungan, upah, kredit, dan hutang ataupun barang yang bernilai
ekonomis (Scoones, 1998; DFID. 1999).

Keadaan finansial Ibu Rini tergolong minim, bahkan tidak ada. Ibu Rini
tidak memiliki tabungan ataupun asuransi. Ibu Rini juga sempat bercerita
memiliki utang kepada teman – temannya, tidak diketahui berapa pasti jumlah
utang yang dimiliki oleh Ibu Rini. Utang tersebut Ibu Rini belanjakan untuk
membeli obat – obatan. Pada saat ini Ibu Rini tidak dapat bekerja dan pastinya
tidak memiliki penghasilan yang tetap. Untuk menunjang kebutuhan hidup seperti
makan dan obat – obatan, Ibu Rini hanya berpasrah kepada Sang Pencipta. Ibu
Rini memperoleh bantuan baik berupa bahan sembako dan uang tunai dari
masyarakat, teman, dan orang dermawan yang jumlahnya hanya bisa dibeli untuk
membeli obat- obatan beliau.

2.6 Cara Bertahan Hidup


Ibu Rini adalah lansia yang berstatus janda dan tidak memiliki keluarga di
Kota Samarinda. Ibu Rini sudah lebih dari 5 tahun tidak melakukan kegiatan
diluar rumah. Alhasil, Ibu Rini tidak memiliki penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Ibu Rini lebih dari 30 tahun menetap di Kota Samarinda.
Dengan waktu sebanyak itu, Ibu Rini jelas memiliki teman atau tetangga yang
dapat dia andalkan. Untuk mencukupi kebutuhan perut, Ibu Rini bergantung pada
pemberian teman, tetangga dan para dermawan yang memberikan sedikit bantuan.
Terkadang Ibu Rini mendapat bantuan berupa bahan sembako atau uang tunai.
Dari pemberian itu Ibu Rini dapat bertahan hidup. Penyakit yang beliau derita
tidak semata – mata membuat beliau bergantung penuh terhadap orang lain.
Dengan keadaan tidak bisa berdiri, Ibu Rini masih bisa melakukan aktifitas rumah
tangga seperti : memasak, mencuci pakaian dan menjemur pakaian. Semuanya
beliau lakukan dengan posisi jongkok. Dalam pemenuhan kebutuhan obat –
obatan, Ibu Rini mengandalkan uang yang diberikan oleh teman, tetangga dan
dermawan yang mampir untuk menjenguk dia. Uang yang diberikan Ibu Rini
kumpulkan kemudian digunakan untuk membeli obat – obatan. Pakde adalah
sebutan untuk laki – laki tua yang sering membantu Ibu Rini baik dalam
memperbaiki atap rumah yang bocor, membangun rumah dan membelikan obat –
obatan Ibu Rini ke apotek.

Tidak banyak hal yang dapat Ibu Rini lakukan sekarang dibanding ketika
beliau masih bisa berjalan dulu. Hanya pekerjaan rumah tangga yang ringan –
ringan saja yang dapat dilakukan Ibu Rini didalam rumahnya yang tidak begitu
luas tersebut. Ibu Rini hanya bisa berpasrah kepada Sang Pencipta ketika ditanya
tentang bagaimana beliau bisa bertahan hidup.
Bab III

Penutup

3.1 Kesimpulan
Ibu Rini adalah wanita tua yang berstatus janda, yang berumur 63 tahun
dan hidup sebatang kara di kota Samarinda, tepatnya di Jl.Gunung Lingai,
Samarinda utara. Dalam kehidupannya ibu Rini bergantung penuh pada orang lain
disekitarnya, karena ibu rini menderita beberapa penyakit dan tidak memiliki mata
pencaharian.

Berdasarkan penelitian kami ibu Rini termasuk dalam kategori rumah


tangga miskin.

3.2 Lampiran

Dalam penelitian kami tentang cara bertahan hidup Ibu Rini, kami memiliki
beberapa dokumentasi berupa foto. Berikut bentuk dokumentasinya :

1. Foto bersama narasumber


2. Foto narasumber beserta tempat tinggalnya
3. Kondisi tempat tinggal narasumber ( Nampak sebelah kanan )
Daftar Pustaka

Вам также может понравиться