Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LAPORAN PENELITIAN
Dosen Pengampu:
Muliati, S.E.,M.Sc.
Tim Penyusun:
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2019
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME, karana atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu, guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Ekonomi Kemiskinan, pada
jurusan Program Studi Ilmu Ekonomi dan Pembangunan Universitas
Mulawarman. Adapun judul laporan ini adalah “ Strategi Penghidupan Rumah
Tangga Ibu Eli Suryaning Rini ”. Pada kesempatan ini perkenakan penulis ini
dengan rasa hormat menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada
Ibu Muliati, S.E.,M.Sc. selaku dosen pembimbing dari mata kuliah Teori Ekonomi
Kemiskinan. Laporan ini disusun dengan segala kemampuan yang ada pada
penulis. Namun penulis menyadari bahwa pengetahuan yang penulis miliki belum
luas. Sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan laporan ini.
1
Daftar Isi
Kata Pengantar.....................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan....................................................................................................12
3.2 Lampiran........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini, Ibu Rini tinggal di Jalan Gunung Lingai, lempake. Ibu Rini
tinggal di rumah yang berukurann 2,5 m X 3m. Keadaan tempat tinggal Ibu Rini
juga menghawatirkan. Dindingnya sebagian terbuat dari seng dan papan yang
membuat Ibu Rini merasa khawatir ketika datang hujan yang di sertai angin deras.
Rumah dan lahan rumah bukanlah milik Ibu Rini, melainkan pemberian salah
satu warga yang merasa hiba kepada Ibu Rini. Didalam rumah tersebut hanya ada
Ibu Rini Sendiri, walaupun terkadang datang beberapa tetangga atau teman
lamanya untuk menghibur Ibu Rini.
Pembahasan
Penguasaan aset meliputi aset Modal Manusia, Modal Alam, Modal sosial,
Modal Fisik dan Modal finansial. Semakin banyak penguasaan aset oleh
rumahtangga maka strategi penghidupan rumah tangga akan semakin bervariasi
dimana strategi penghidupan yang dipilih akan mengarah ke strategi konsolidasi
dan selanjutnya ke strategi akumulasi. Sedangkan semakin terbatasnya aset yang
dimilik oleh rumah tangga maka strategi yang dipilih akan mengarah ke
konsolidasi atau sampai ke strategi bertahan hidup.
Dalam penelitian ini , kami meneliti seorang ibu tua yang tinggal di Jalan
Gunung Lingai Kota Samarinda. Ibu Eli Suryaning Rini adalah seorang
transmigran yang berasal dari pulau jawa dan telah berdomisili di Pulau
Kalimantan, tepatnya di Kota Samarinda Kalimantan Timur. Ibu Rini lahir pada
tahun 1955 di kota Jember Jawa Timur. Di usianya yang telah menginjak 63
tahun, status Ibu Rini adalah janda dan tidak memiliki seorang anak. Ibu Rini
memulai transmigrasi pada tahun 1970an ke Kota Samarinda. Pada saat itu beliau
hanya memiliki seorang teman, dan belum bisa berbahasa Indonesia. Hal ini bisa
terjadi karena beliau belum pernah menginjak bangku sekolah, dan satu – satunya
bahasa yang beliau mengerti adalah bahasa Jawa halus. Pekerjaan yang dilakukan
beliau pertama kali di Kota Samarinda adalah bekerja di pabrik roti, dan pekerjaan
terakhir yang pernah dijalani beliau adalah bekerja menjadi penjual makanan di
Terminal Lempake Kota Samarinda.
Keadaan Ibu Rini saat ini kurang begitu baik. Sejak tahun 90-an, beliau
telah terkna penyakit. Pada saat ini Ibu Rini hanya bisa beraktifitas di dalam
rumahnya yang berukuran 2,5meter 3meter persegi. Hal ini terjadi karena
penyakit yang diderita Ibu Rini. Pada saat ini, beliau tidak bisa berjalan dan
memiliki riwayat penyakit lain seperti asma, katarak dan sakit tulang belakang.
Ibu Rini mengatakan bahwa kedua kakinya pernah mengalami luka yang
diakibatkan kecelakaan saat berjualan dan terkena kenalpot motor. Kejadian
tersebut membuat luka pada kaki Ibu Rini susah di obati dan mongering. Beliau
mengungkapkan bahwa luka yang ada pada kakinya pernah dimakan serangga
( kecoa ) yang mana membuat beliau merasakan sakit yang luar biasa hingga
beliau berteriak. Segala pengobatan telah beliau lakukan untuk memperoleh
kesembuhan. Rumah , motor dan lain – lain telah habis dijual oleh beliau untuk
melakukan pengobatan. Bukan hanya pengobatan penyakit pada kakinya saja,
tetapi penyakit lain juga membuat Ibu Rini harus menghabiskan banyak uang dan
harta bendanya. Pada tahun 2003 saja, beliau telah menghabiskan 26 juta untuk
melakukan pengobatan. Untuk menyembuhkan penyakit pada kaki Ibu Rini,
beliau hanya memakai amoksilin dan supertetra. Hal ini berhubungan karena
ketersediaan uang yang dimiliki sudah menipis. Pada saat ini, keadaan kedua kaki
Ibu Rini sudah sembuh, tetapi tidak bisa berjalan. Hal ini terjadi karena penyakit
yang diderita beliau pada tulang belakanggnya yang mempengaruhi kedua
kakinya tidak kuat untuk menopang tubuhnya. Ibu Rini masih terus berjuang
untuk melawan penyakit asmanya. Baliau tidak memiliki cukup uang untuk
membeli obat asmanya, bahkan untuk makan saja ia tidak memiliki cukup uang.
Banyak masyarakat yang datang untuk membatu beliau, baik memberikan
sembako dan uang tunai. Uang tunai yang diterima Ibu Rini dipakai untuk
membeli obat – obatan untuk mengurangi rasa sesak ketika penyakit asma beliu
mulai kambuh. Keterbatasan penglihatan beliau yang diakibatkan penyakit katarak
yang dideritanya menambah beban Ibu Rini dimasa hidupnya ini. Keterbatasan
tersebut tidak membuat beliau hanya berdiam diri saja didalam rumahnya.
Terkadang beliau juga memasak makanan hasil pemberian rakyat sekitar untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan keadaannya yang kekurangan terkadang
beliau memberi masakannya kepada orang yang berkunjung kerumahnya.
2.2 Modal Alam ( Natural Capital )
Modal alam bersumber dari penguasaan rumahtangga akan lahan, air, dan
kemudahan lain yang mendukung kehidupan rumahtangga dalam bertahan hidup
(DFID, 1999; Scoones. 1998). Hubungan antara modal alam yang dimiliki dengan
strategi penghidupan berbanding lurus, artinya semakin tinggi kepemilikan
rumahtangga terahadap modal alam maka strategi penghidupan rumahtanggga
akan semakin jauh dari sekedar untuk bertahan hidup.
Ibu Rini memiliki banyak teman dan mengenal semua tetangga yang
berada didekat rumahnya. Ibu Rini dikenal oleh teman – temannya sebagai
seorang yang suka memberi, hal ini dapat diperkuat karena beliau sering
membantu teman – temannya ketika beliau memiliki penghasilan. Pada saat ini
Ibu Rini bergantung penuh terhadap tetangga dan teman – temannya untuk
keberlngsungan hidupnya. Ketika beliau masih bisa berjalan, beliau juga sering
mengikuti pengajian yang berlangsung lingkungannya. Keterbatasan yang dimiliki
Ibu Rini membuat peran media social sangat penting. Ibu Rini memiliki satu
handphone jadul yang berguna untuk menghubungi temannya dan menghubungi
tukang air minum saat ketersediaan air minumnya mulai menipis. Ibu rini juga
memiliki satu radio jadul dan satu televis jadul untuk menghilangkan rasa
jenuhnya didalam rumah.
Dari hasil penelitian kami, Ibu Rini tidak memiliki rumah dan tanah yang
beratas namakan beliau. Ibu Rini tinggal rumah yang berukuran 2,5m X 3m.
Bangunan tersebut dibuat oleh salah satu warga ( Pakde ). Bangunan rumah Ibu
Rini berdiri ditanah salah satu warga yang menghibahkan tanahnya untuk
ditempati Ibu Rini sementara. Ketersediaan listris dan air dirumah Ibu Rini
minim. Ibu Rini hanya memiliki satu lampu penerangan di dalam rumahnya.
Akses menuju tempat tinggal Ibu Rini cukup mudah untuk dijangkau. Hal ini
berdasarkan fakta bahwa tempat tinggal beliau berda tepat di pinggir jalan yang
telah disemenisasi.
Dalam pemenuhan listrik dan air, Ibu Rini harus membayar uang air dan
listrik sebesar Rp 100.000,00 setiap enam bulan sekali. Perabotan rumah tangga
yang dimiliki Ibu Rini tergolong minim. Perabotan elektronik yang dimiliki Ibu
Rini berupa satu televisi jadul, satu radio jadul, satu handphone jadul, dan satu
kipas angina kecil. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam aspek makanan,
Rini memiliki satu kompor gas dan satu alat pemasak nasi. Ibu Rini tidak
memiliki barang – barang berharga ( emas, berlian, dan barang – barang antik ).
Keadaan finansial Ibu Rini tergolong minim, bahkan tidak ada. Ibu Rini
tidak memiliki tabungan ataupun asuransi. Ibu Rini juga sempat bercerita
memiliki utang kepada teman – temannya, tidak diketahui berapa pasti jumlah
utang yang dimiliki oleh Ibu Rini. Utang tersebut Ibu Rini belanjakan untuk
membeli obat – obatan. Pada saat ini Ibu Rini tidak dapat bekerja dan pastinya
tidak memiliki penghasilan yang tetap. Untuk menunjang kebutuhan hidup seperti
makan dan obat – obatan, Ibu Rini hanya berpasrah kepada Sang Pencipta. Ibu
Rini memperoleh bantuan baik berupa bahan sembako dan uang tunai dari
masyarakat, teman, dan orang dermawan yang jumlahnya hanya bisa dibeli untuk
membeli obat- obatan beliau.
Tidak banyak hal yang dapat Ibu Rini lakukan sekarang dibanding ketika
beliau masih bisa berjalan dulu. Hanya pekerjaan rumah tangga yang ringan –
ringan saja yang dapat dilakukan Ibu Rini didalam rumahnya yang tidak begitu
luas tersebut. Ibu Rini hanya bisa berpasrah kepada Sang Pencipta ketika ditanya
tentang bagaimana beliau bisa bertahan hidup.
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Ibu Rini adalah wanita tua yang berstatus janda, yang berumur 63 tahun
dan hidup sebatang kara di kota Samarinda, tepatnya di Jl.Gunung Lingai,
Samarinda utara. Dalam kehidupannya ibu Rini bergantung penuh pada orang lain
disekitarnya, karena ibu rini menderita beberapa penyakit dan tidak memiliki mata
pencaharian.
3.2 Lampiran
Dalam penelitian kami tentang cara bertahan hidup Ibu Rini, kami memiliki
beberapa dokumentasi berupa foto. Berikut bentuk dokumentasinya :