Вы находитесь на странице: 1из 63

ANATOMI, FISIOLOGI DAN PROSES BIOKIMIAWI

PADA SISTEM KARDIOVASKULER DARI ANAK – LANSIA

OLEH KELOMPOK 3:
1. Putu Indah Jelita Lestari
2. Ni Wayan Kendraniti
3. Ni Putu Suyati Ningsih
4. Ni Wayan Sutarni
5. Ni Luh Widarsih
6. Ni Made Widyanthi
7. Ni Komang Widiyanti
8. Gusti Ayu Putu Pramita

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN ALIH JENJANG
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkatNya-lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Sistem

Kardiovaskuler” ini tepat pada waktunya.

Makalah ini dapat diselesaikan bukanlah semata-mata usaha penulis sendiri,

melainkan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini

saya selaku penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah

membantu baik bantuan secara fisik maupun batin yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan menjadi sumbangan

pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Penuls smengharapkan

kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini ini. Akhir kata,

semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar, 18 September 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Manfaat dan Tujuan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 4
A. Anatomi........................................................................................................ 4
1. Anatomi dalam dan luar ........................................................................ 4
2. Sel eksitabel .......................................................................................... 12
3. Pembuluh darah..................................................................................... 16
4. Pembuluh limfe ...................................................................................... 18
B. Fisiologi ........................................................................................................ 19
1. Hemodinamika jantung .......................................................................... 19
2. Elektrofisiologi jantung ........................................................................... 21
3. Mekanisme jantung sebagai pompa ...................................................... 22
4. Sistem konduksi ..................................................................................... 23
5. Pembuluh darah arteri, vena, dan sistem kapiler ................................... 25
6. Tekanan darah dan sistem regulasi ........................................................ 45
C. Biofisika.......................................................................................................... 46
1. Listrik jantung .......................................................................................... 46
2. Konduksi jantung ..................................................................................... 47
3. Viskositas pembuluh jantung ................................................................... 48
D. Biokimia.......................................................................................................... 49
1. Struktur dan fungsi enzim ........................................................................ 49
2. Apoptois, injury sel dan adaptasi sel ....................................................... 52
3. Nekrosis sel ............................................................................................. 55
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 58
A. Simpulan ........................................................................................................ 58

iii
B. Saran ............................................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sistem kardiovaskular merupakan sistem yang menjelaskan proses
sirkulasi yang terjadi di dalam tubuh manusia. Berdasarkan lintasan
sirkulasi,ada 3 macam sirkulasi dalam tubuh manusia,sirkulasi
sistemik,sirkulasi paru,dan sirkulasi khusus (sirkulasi pada janin,sirkulasi
koroner jantung). Sirkulasi tidak hanya menjelaskan tentang sirkulasi darah
saja tetapi juga ada sirkulasi cairan limfe yang berperan dalam sistem
kekebalan tubuh dan pengaturan keseimbangan cairan di ruang interstisial.
Sistem kardiovaskuler terdiri dari : jantung , pembuluh darah (vena dan
arteri), pembuluh limfe dan darah. Jantung merupakan salah satu organ
tubuh manusia yang sangat penting karena mempunyai fungsi sangat
penting untuk kelangsungan hidup manusia yaitu memompa darah ke
jaringan, menyuplai oksigen dan zat nutrisi lain sambil mengangkut
karbondioksida dan sampah hasil metabolisme.
Jantung berfungsi memompa darah untuk menyediakan
oksigen,nutrien dan hormone ke seluruh tubuh serta mengangkut sisa
metabolisme ke seluruh tubuh seperti karbondioksida,asam urat dan ureum.
Untuk menjalankan fungsinya sebagai pompa,jantung dapat berkontraksi dan
berlelaksasi. Proses kontraksi dan relaksasi jantung dikenal sebagai denyut
jantung. Pada saat berdenyut,setiap ruang jantung mengendur dan terisi
darah,selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa dalam keluar dari
jantung.
Sedangkan pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk
mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan
mengembalikannya kembali ke jantung . Dan darah sebagai medium
transportasi dimana darah akan membawa oksigen dan nutrisi. Sedangkan
sistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah. Darah
meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena.

1
Sebagian cairan yang meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran
limfe, yang merembes dalam ruang-ruang jaringan. Sistem kardiovaskuler
sangat memegang peranan penting bagi tubuh manusia, makadari itu kita
perlu mengetahui bagian-bagian serta manfaat dari sistem kardiovaskuler.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang kami kemukakan dalam makalah ini, yakni :
a. Bagaimana anatomi dalam dan luar kardiovaskuler ?
b. Bagaimana anatomi dari sel eksitabel ?
c. Bagaimana anatomi dari darah ?
d. Bagaimana anatomi pembuluh limfe ?
e. Bagaimana fisiologi hemodinamika jantung ?
f. Bagaimana fisiologi elektrofisiologi jantung ?
g. Bagaimana fisiologi mekanisme jantung sebagai pompa ?
h. Bagaimana fisiologi sistem konduksi ?
i. Bagaimana fisiologi pembuluh darah arteri, vena, dan sistem kapiler ?
j. Bagaimana fisiologi tekanan darah dan sistem regulasi ?
k. Bagaimana biofisika listrik jantung ?
l. Bagaimana biofisika konduksi jantung ?
m. Bagaimana biofisika viskositas pembuluh jantung ?
n. Bagaimana biokimia struktur dan fungsi enzim ?
o. Bagaimana biokimia apotosis, injury sel dan adaptasi sel ?
p. Bagaimana biokimia nekrosis sel ?

1.3 MANFAAT DAN TUJUAN


Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan, adapun tujuan yang kami
kemukakan dalam makalah ini, yakni :
a. Untuk mengetahui anatomi dalam dan luar kardiovaskuler.
b. Untuk mengetahui anatomi dari sel eksitabel.
c. Untuk mengetahui anatomi dari darah.
d. Untuk mengetahui anatomi pembuluh limfe.
e. Untuk mengetahui fisiologi hemodinamika jantung.
f. Untuk mengetahui fisiologi elektrofisiologi jantung.
g. Untuk mengetahui fisiologi mekanisme jantung sebagai pompa.

2
h. Untuk mengetahui fisiologi sistem konduksi.
i. Untuk mengetahui fisiologi pembuluh darah arteri, vena dan sistem kapiler.
j. Untuk mengetahui fisiologi tekanan darah dan sistem regulasi.
k. Untuk mengetahui biofisika listrik jantung.
l. Untuk mengetahui biofisika konduksi jantung.
m. Untuk mengetahui biofisika viskositas pembuluh jantung.
n. Untuk mengetahui biokimia struktur dan fungsi enzim.
o. Untuk mengetahui biokimia apotosis, injury sel dan adaptasi sel.
p. Untuk mengetahui biokimia nekrosis sel.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ANATOMI
2.1.1 ANATOMI DALAM DAN LUAR

Jantung merupakan organ muscular berongga, bentuknya menyerupai pyramid


atau jantung pisang yang merupakan pusat sirkulasi darah ke seluruh tubuh,
terletak dalam rongga toraks pada bagian mediastinum. Ujung jantung
mengarah kebawah, ke depan bagian kiri: Basis jantung terdapat aorta batang
nadai paru pembuluh balik atas dan bawah dan pembuluh paru.

Hubungan jantung dengan alat sekitarnya :

a. Dinding jantung berhubungan dengan sternum (rongga dada) dan kartilago


kostalis setinggi kosta ke 3-4.
b. Dinding samping berhubungan dengan paru-paru dan vesies mediastinalis.
c. Dinding atas setinggi torakal ke-6 sampai servikal ke-2 dan berhubungan
dengan aorta pulmonalis, bronkus dekstra serta bronkus sinistra.
d. Dinding belakang berhubungan dengan alat-alat mediastinum posterior,
esophagus, aorta, desendens vena azigus dan kolumna vertebralis.
e. Bagian bawah berhubungan dengan diafragma.

Jantung difiksasi (dipertahankan) pada tempatnya agar tidak mudah


berpindah tempat. Penyokong jantung utama adalah paru-paru yang letaknya
menekan jantung. Dari samping, diafragma menyokong dari bawah dan
pembuluh darah besar yang keluar dan masuk jantung sehingga jantung tidak
mudah berpindah.

Factor yang memengaruhi kedudukan jantung:

a. Faktor umur: pada usia lanjut alat-alat dalam rongga torak termasuk jantung
agak turun ke bawah.

4
b. Bentuk rongga dada: perubahan bentuk torak yang menetap misalnya
penderita TBC menahun batas jantung menurun sedangkan pada asma
torak melebar dan membulat.
c. Letak diafragma: menyokong jantung dari bawah, jika terjadi penekanan
diafragma kea ta akan mendorong bagian bawah jantung ke atas.
d. Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal ditentukan oleh
perubahan posisi tubuh, misalnya membungkuk, tidur miring ke kiri atau ke
kanan.

Otot Jantung

Otot jantung bersifat lurik dan involunter sehingga dapat berkontraksi


secara ritmis dan otomatis. Otot jantung hanya terdapat pada miokard (lapisan
otot jantung) dan dinding pembuluh darah. Gambaran umumnya berupa serat-
serat yang jalannya paralel dengan banyak guratan melingkar, terdapat jaringan
ikat halus dan Endomisiyum, mengandung pembuluh darah kecil dan pembuluh
getah bening.

Miofilamen mengandung aktin dan myosin yang sama dengan otot


rangka. Miofilamen hanya terbatas pada sel-sel otot itu sendiri dan tidak
melintasi sel otot. Jaringan ikat tidak banyak terdapat pada otot jantung, tetapi
hanya terdapat diantara serat-serat berupa endomisiyum yang penuh kapiler
darah dari otot rangka. Kapiler limfe banyak terdapat pada otot jantung,
sedangkan saraf otonom halus memberikan persarafan pada otot jantung.

Kontraksi Otot Jantung

Kontraksi miogenik sepontan pada sel-sel otot jantung yaitu filament yang
bergeser pada beberapa bagian jantung orang dewasa. Sel-sel otot jantung
mengalami modifikasi dan membentuk sistem hantar rangsang yang mengatur
denyut jantung. Rambatan rangsangan terjadi dari satu sel otot jantung ke sel
lainnya. Serat purkinje adalah sel-sel otot jantung khusus yang merupakan
bagian dari sistem hantar rangsang yang terdapat di bawah endokardium pada
permukaan dalam jantung. Serat purkinje ini membentuk jaring-jaring yang
tersusun oleh saluran seluler .

5
Regenerasi Otot Jantung

Otot jantung lebih tahan terhadap trauma bila dibandingkan dengan otot
lainnya yang sejenis akan tetapi tidak terdapat tanda-tanda regenerasi jika
terjadi cedera. Otot jantung yang rusak diperbaiki dengan meninggalkan suatu
jaringan parut. Otot jantung akan berkontraksi secara ritmis dan terus menerus
untuk memompakan darah melalui sistem sirkulasi sehingga memungkinkan
sel-sel mendapat suplai oksigen dan bahan makanan yang tetap dan
menyingkirkan hasil sisa sel.

Lapisan Jantung

Lapisan jantung terdiri atas pericardium, miokardium dan endokardium.

1. Perikardium : Lapisan ini merupakan kantong pembungkus jantung yang


letaknya dalam mediastinum minus, posterior terhadap korpus sterni dan
rawan iga ke-2 sampai dengan iga ke-6.
a. Perikardium visceral (fibrosum) :Bagian kantong yang membatasi
pergerakan jantung terikat dibawah sternum tendinium diafragma,
bersatu dengan pembuluh darah besar melekat pada sternum melalui
ligamentum sternoperikardial.
b. Perikardium parietal (serosum) : Membatasi pericardium fibrosum
dengan pericardium serosum disebut epikardium, mengandung sedikit
cairan yang berfungsi sebagai pelumas.

Diantara 2 lapisan jantung ini terdapat lendir yang berfungsi sebagai pelicin
untuk menjaga agar pergesekan antara pericardium tidak menimbulkan
gangguan terhadap jantung. Pada permukaan posterior jantung
pericardium serosum membentuk vena besar disebut sinus obliges dan
sinus transverses.

2. Miokardium : Lapisan jantung menerima darah dari arteri koronaria, arteri


koronaria sinistra bercabang menjadi arteri desenden anterior dan tiga
arteri sirkumfleks. Arteri koronaria dekstra memberikan darah untuk
sinoatrial node, ventrikel kanan dan permukaan diafragma ventrikel kanan.
Vena koronaria mengembalikan darah ke sinus dan bersirkulasi langsung
ke dalam paru-paru. Susunan otot jantung (miokardium),

6
a. Susunan otot atria : Serabutnya sangat tipis, kurang teratur dan
tersusun dalam dua lapisan. Lapisan luar mencakup kedua atria
sehingga terlihat paling nyata. Dibagian depan atria beberapa serabut
masuk ke dalam septum atrioventrikular. Lapisan dalam terdiri atas
serabut-serabut berbentuk lingkaran.
b. Susunan otot ventrikel : Membentuk bilik jantung yang dimulai dari
cincin atrioventrikular sampai apeks jantung.
c. Susunan otot atrioventrikular : merupakan dinding pemisah antara
atrium dan ventrikel.
3. Endokardium : Dinding dalam atrium (endokardium) diliputi oleh membran
yang mengkilat terdiri atas jaringan endotel (selaput lender yang licin).
Bagian ini memiliki kumpulan otot paralel yang mengarah ke depan Krista.
Mengarah ke aurikula dari ujung bawah Krista terminalis terdapat sebuah
lipatan endokardium menonjol yang dikenal sebagai valvula vena kava
inferior yang terletak di depan muara vena inferior menuju ke sebelah tepi
dan disebut fossa ovalis. Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan
terdapat hubungan melalui orifisium artikulare.

Gambar 1. Jantung bagian dalam

Bagian-Bagian Jantung:

a. Basis Kordis : Bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan


pembuluh darah besar (aorta asendens, arteri pulmonalis, vena pulmonalis

7
dan vena kava superior). Basis kordis dibentuk oleh atrium sinistra dan
sebagian atrium dekstra, sedangkan bagian posterior dibentuk oleh aorta
desenden, esophagus, vena azigos dan duktus torasikus setinggi vertebra
torakalis ke-5 sampai ke-8.
b. Apeks Kordis : Adalah bagian bawah jantung yang berbentuk kerucut
tumpul. Bagian ini dibentuk oleh ujung ventrikel sinistra dari dinding thorak
dan ditutupi oleh paru-paru dan pleura sinistra dari dinding thorak.

Permukaan Jantung

Permukaan jantung (fasies kordis) terdiri atas tiga lapis yaitu : fasies
sternokostalis, fasies dorsalis dan fasies diafragmatika.

a. Fasies Sternokostalis : Permukaan yang menghadap ke depan berbatasan


dengan dinding depan thorak dibentuk oleh atrium dekstra ventrikel dekstra
dan sedikit ventrikel sinistra.
b. Fasies Dorsalis : Permukaan jantung yang menghadap ke belakang
berbentuk segi empat, berbatasan dengan mediastinum posterior dan
dibentuk oleh dinding atrium sinistra sebagian atrium dekstra dan sebagian
kecil ventrikel sinistra.
c. Fasies Diafragmatika : Permukaan bagian bawah jantung berbatasan
dengan sentrum tendinium diafragma yang dibentuk oleh diniding ventrikel
sinistra dan sebagian kecil ventrikel dekstra.

Tepi Jantung

Tepi jantung (margo kostalis) terdiri atas dua lapis yaitu margo dekstra dan
margo sinistra.

a. Margo Dekstra : Bagian jantung tepi kanan yang membentang dari vena
kava superior sampai ke apeks kordis. Lapisan ini dibentuk oleh dinding
atrium dekstra dan dinding ventrikel dekstra. Selain itu, lapisan ini juga
memisahkan fasies sternokostalis dengan fasies diafragmatika sebelah
kanan.
b. Margo Sinistra : Bagian ujung sebelah kanan tepi membentang dari bagian
bawah muara vena pulmonalis sinistra inferior sampai ke apeks kordis.
Lapisan ini dibentuk oleh dinding atrium sinistra (bagian atas) dan dinding

8
ventrikel sinistra (bagian bawah), serta memisahkan fesies sternokostalis
dengan diafragmatika sebelah kiri.

Alur Permukaan Jantung

Alur pada permukaan jantung ada tiga jenis yaitu : sulkus atrioventrikularis,
sulkus longitudinalis anterior dan sulkus longitudinalis posterior.

a. Sulkus Atrioventrikularis : Alur yang mengelilingi atas dan bawah basis


kordis, terletak diantara batas kedua atrium dan kedua ventrikel jantung.
b. Sulkus Longitudinalis Anterior : Alur ini terdapat pada fasies sternokostalis
mulai dari celah di antara arteri pulmonalis dengan aurikula sinistra sampai
ke apeks kordis. Sulkus ini merupakan batas antara kedua ventrikel dari
belakang bawah.
c. Sulkus Longitudinalis Posterior : Alur ini terdapat pada fasies diafragma
kordis mulai dari sulkus koronarius dekstra yang bermuara ke vena kava
inferior menuju apeks kordis. Sulkus ini merupakan batas antara kedua
ventrikel dari belakang bawah.

Ruang-Ruang Jantung

a. Atrium Dekstra
Atrium dekstra terdiri atas rongga utama dari aurikula di luar, sedangkan
bagian dalam membentuk suatu rigi krisata terminalis. Pada bagian utama
atrium yang terletak posterior terhadap rigi terdapat dinding halus yang
secara embriologis berasal dari sinus venosus. Bagian atrium yang terletak
di depan rigi mengalami trabekulasi akibat berkas serabut otot yang
berjalan dari Krista terminalis. Muara yang terletak pada atrium kanan
adalah sebagai berikut :
a) Vena Kava Superior : Bermuara ke bagian atas atrium kanan. Muara ini
tidak mempunyai katup dan berfungsi mengembalikan darah dari
setengah bagian tubuh atas.
b) Vena Kava Inferior : Lebih besar dari vena kava superior, bermuara
kedalam bagian bawah atrium dekstra dan berfungsi mengembalikan
darah ke jantung dari setengah bagian tubuh bawah.

9
c) Sinus koronarius : Bermuara kedalam atrium kanan dan bermuara antara
vena kava inferior dengan osteum ventrikuler yang dilindungi oleh katup
yang tidak berfungsi.
d) Sinus Atrioventrikuler Dekstra : Bagian anterior vena kava inferior
dilindungi oleh valvula bikuspidalis, disamping itu banyak bermuara
vena-vena kecil yang mengalirkan darah dari jantung ke dalam atrium
kanan.

Sisa fetal pada atrium kanan setelah masa perkembangan yaitu : fossa
ovalis dan annulus ovalis. Dua struktur yang terletak pada septum interatrial
ini memisahkan atrium kanan dengan atrium kiri. Fossa ovalis merupakan
lekukan dangkal tempat foramen ovale pada fetus dan annulus ovalis
membentuk tepi yang merupakan septum pada jantung embrio.

b. Ventrikel Dekstra
Berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum atrioventrikuler
dekstrum dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum trunkus
pulmonalis. Lapisan dinding ventrikel dekstra jauh lebih tebal daripada
atrium dekstra.
a) Valvula Trikuspidalis : melindungi osteum atrioventrikuler yang dibentuk
oleh lipatan endokardium dan sebagian jaringan fibrosa yang terdiri dari
tiga kuspis (trikuspidalis) atau saringan (anterior, septalis, dan inferior).
Basis kuspis melekat pada cincin fibrosa rangka jantung. Bila ventrikel
berkontraksi, Papilaris berkontraksi mencegah agar kuspis tidak
terdorong ke atrium dan tidak terbalik ketika tekanan intraventrikuler
meningkat.
b) Valvula Pulmonalis : melindungi osteum pulmonalis yang terdiri atas dua
kuspis (saringan) semilunaris arteri pulmonalis yang dibentuk oleh lipatan
endokardium disertai sedikit jaringan fibrosa. Mulut muara kuspis
arahnya ke atas dan bila arahnya ke dalam trunkus pulmonalis
dinamakan sinus. Selama fase sistolik, katup kuspis pada ventrikel
tertekan pada dinding trunkus pulmonalis oleh darah yang keluar.
Selama diastolik, darah mengalir kembali ke jantung masuk ke sinus,
katup kuspis terisi dan menutup osteum pulmonalis.

10
c. Atrium Sinistra
Atrium sinistra terdiri atas rongga utama dan aurikula yang terletak di
belakang atrium dekstra dan membentuk sebagian besar basis (fasies
posterior). Pada bagian belakang atrium sinistra terdapat sinus obligue
pericardium serosum dan pericardium fibrosum. Bagian dalam atrium
sinistra dan bagian aurikula mempunyai rigi otot seperti aurikula kanan.
Muara atrium sinistra vena pulmonalis dari masing paru – paru bermuara
pada dinding posterior dan tidak mempunyai katup, osteum ventrikuler
sinistra yang dilindungi oleh valvula mitralis.
d. Ventrikel Sinistra
Berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum atrioventrikuler
sinistra dan aorta melalui osteum aorta. Dinding ventrikel kiri tiga kali lebih
tebal dari ventrikel kanan. Tekanan darah intraventrikuler sinitra enam kali
lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan dari ventrikel kanan.
a) Valvula Mitralis (valvula bikuspidalis) : Melindungi osteum atrioventrikular
yang terdiri atas dua kuspis (anterior dan posterior).Kuspis anterior lebih
besar dan terletak di antara osteum atrioventrikular dan aorta.
b) Valvula Semilunaris Aorta: Melindungi osteum aorta dan strukturnya
sama dengan valvula semilunaris arteri pulmonalis. Salah satu kuspis
terletak di dinding aorta membentuk sinus aorta anterior yang
merupakan asal dari arteri koronaria dekstra dan sinus posterior sinistra
yang merupakan asal arteri koronaria sinistra.

Peredaran Darah Jantung

a. Arteri Koronaria Dekstra : Arteri koronaria kanan berasal dari sinus anterior
aorta yang berjalan kedepan diantara trunkus pulmonalis dan aurikula
kanan. Arteri ini memberikan cabangnya ke atrium dekstra dan ventrikel
dekstra. Pada tepi inferior jantung, arteri ini menuju sulkus
atrioventrikularis untuk beranstomosis dengan arteri koronaria sinistra
untuk memperdarahi ventrikel kanan.
b. Arteri Koronaria Sinistra : Arteri koronaria kiri lebih besar dari pada arteri
koronaria kanan. Arteri ini berawal dari sinus posterior aorta sinistra
berjalan ke depan antara trunkus pulmonalis dan aurikula sinistra. Setelah

11
itu masuk ke sulkus atrioventrikularis menuju ke apeks jantung lalu
memberikan darah pada ventrikel dekstra dan septum interventrikularis.
c. Aliran vena jantung : Sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke
atrium sinistra melalui sinus koronarius yang terletak di bagian posterior
sulkus atrioventrikularis. Vena ini merupakan lanjutan dari vena kardiak
magna yang bermuara ke atrium dekstra sebelah kiri vena kava inverior.
Vena kardiaka minima dan media merupakan cabang sinus koronarius.
Sisanya kembali ke atrium kanan melalui vena kardiaka anterior kemudian
melalui vena kecil langsung ke ruang-ruang jantung.

Gambar 2. Pembuluh darah jantung

2.1.2 SEL EKSITABEL

Eksitabel sel adalah sel yang dapat menghantarkan impuls atau potensial
aksi. Jaringan eksitabel apabila dirangsang dengan adekuat akan memberi
respon berupa potensial aksi. Potensial aksi berupa rekaman elektris yang
merekam perubahan elektris antara ekstresel dan intrasel. Perubahan elektris
tersebut diakibatkan oleh adanya perbedaan dan perubahan konsentrasi elektrolit
ekstrasel dan intrasel. Apabila rangsangan yang mencapai nilai ambang maka
akan meningkatkan permeabilitas membran sel sehingga akan terjadi perubahan
elektrolit ekstrasel dan intrasel. Didalam axon dan ekstrasel terdapat Kalium,

12
Natrium, dan Clorida. Namun jumlah dominan dalam axon adalah Kalium dan
jumlah dominan di ekstrasel adalah Natrium. Dimana didalam axon bermuatan
negatif (-) dan di ekstrasel bermuatan positif (+).

Gambar 2. Sel Eksitabel

Struktur dan Komposisi Sel


Membran sel merupakan bagian terluar sel yang membatasi bagian dalam
sel dengan lingkungan luar.Membran sel merupakan selaput selektif permeabel,
artinya hanya dapat dilalui molekul-molekul tertentu seperti glukosa, asam amino,
gliserol, dan berbagai ion.Berdasarkan analisis kimiawi dapat diketahui bahwa
hampir seluruh membran sel terdiri atas lapisan protein dan lapisan lipid
(lipoprotein).Membran plasma terdiri atas dua lapisan, yaitu berupa lapisan lipid
rangkap dua (lipid bilayer).Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid.Fosfolipid adalah
lipid yang mengandung gugus fosfat dan terdiri atas bagian kepala (polar head)
dan bagian ekor (nonpolar tail).Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air),
sedangkan bagian ekorbersifat hidrofobik (tidak suka air).Lipid terdiri atas
fosfolipid, glikolipid, dan sterol.
1) Fosfolipid, yaitu lipid yang mengandung gugusan fosfat.
2) Glikolipid, yaitu lipid yang mengandung karbohidrat.
3) Sterol, yaitu lipid alkohol terutama kolesterol.
Lapisan protein membran sel terdiri atas glikoprotein.Lapisan protein
membentuk dua macam lapisan, yaitu lapisan protein perifer atau ekstrinsik dan

13
lapisan protein integral atau intrinsik.Lapisan protein perifer membungkus bagian
kepala (polar head) lipid rangkap dua bagian luar.Lapisan protein integral
membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua bagian dalam.

Komposisi Elektrolit Intrasel dan Ekstrasel


Di dalam cairan intrasel maupun ekstrasel terdapat elektrolit, unsur penting
bagi tubuh selain air.Komposisi elektrolit pada kedua kompartemen cairan
tersebut berbeda.Kalium dan fosfat adalah elektrolit utama pada CIS, sedangkan
natrium dan klorida adalah elektrolit utama CES.Natrium dan kalium berperan
dalam keseimbangan asam-basa, keseimbangan cairan, dan fungsi sel
saraf.Fosfat adalah unsur pembentuk molekul berenergi (adenosine triphosphate-
ATP), dan berperan dalam pembentukan tulang dan gigi.Klorida berperan dalam
keseimbangan asam-basa dan cairan. Selain itu masih terdapat elektrolit lain
yang memiliki fungsi penting, misalnya kalsium dan magnesium. Kalsium
berperan dalam pembentukan tulang dan gigi, proses pembekuan darah,
kontraksi otot, dan fungsi sel saraf.Magnesium berperan dalam aktivitas enzim,
pembentukan tulang, dan aktivitas otot dan sel saraf. Kekurangan elektrolit akan
menimbulkan berbagai gangguan fungsi organ, oleh sebab itu kebutuhan
elektrolit harus selalu tercukupi.
Volume cairan dan konsentrasi elektrolit selalu dipertahankan dalam
keadaan yang seimbang.Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan
dengan mengatur masukan dan keluaran air dan elektrolit. Masukan air dan
elektrolit (water and electrolite gain) diperoleh terutama melalui makan dan
minum. Keluaran air dan elektrolit (water and electrolite loss) secara eksresi
melalui buang air kecil dan buang air besar, dan secara evaporasi melalui
pernafasan dan kulit dalam bentuk keringat.Masukan dan keluaran air
dikendalikan oleh otak yaitu di hipotalamus. Perubahan volume CES maupun
konsentrasi elektrolit merangsang hipotalamus untuk mengurangi atau
meningkatkan keluaran dan masukan air dengan cara mengatur rasa haus dan
eksresi air melalui ginjal.

Transportasi Elektrolit Melalui Membran Sel


Membrane plasma merupakan selaput sel di sebelah luar sitoplasma.Di
dalam sitoplasma terdapat bagian-bagian yang disebut organel.Semua organel

14
dibatasi oleh membrane. Membrane yang membatasi organel mempunyai
struktur molekul yang sama dengan membrane plasma yang terdiri atas molekul-
molekul lemak dan protein.
Membran sel berguna sebagai pembatas antara organel-organel di bagian
dalam sel dan cairan yang membasahi semua sel. Membrane sel sangat tipis
sehingga hanya dapat diamati dengan perbesaran tinggi menggunakan
mikroskop electron.S. singer dan E. Nicolson (1972) mengemukakan teori
tentang membrane sel yang dikenal dengan teori membrane mozaik cair.Teori ini
menyatakan bahwa membrane sel tersusun oleh lapisan protein.Protein tersusun
mozaik atau tersebar dan masing-masing tersisip atau tenggelam di antara
lapisan ganda fosfolipid (bilayer fosfolipid).
Membrane sel terdiri atas kira-kira 50% lipid dan 50% protein, lipid terutama
merupakan fosfolipid dan tersusun dua lapis dan protein tersebar diantara bilayer
fosfolipid disebut protein instrinsik (integral) yang bersifat hidrofobik atau menolak
air.
Karena susunan membrane sel yang demikian maka membrane sel bersifat
semipermeable.Membrane sel tidak simetris, protein ekstrinsik yang bergabung
dengan permukaan luar membrane amat berlainan dari protein yang ekstrinsik
yang bergabung dengan membrane dalam.Membran sel berfungsi mengatur
gerakan materi atau transportasi dari atau keluar sel.

Potensial Membrane
Potensial membran adalah tegangan melintasi suatu membran sel yang
berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa di
dalam sel bersifat negatif dibandingkan dengan di luarnya).Semua sel memiliki
tegangan melintasi membran plasmanya, di mana tegangan ialah energi
potensial listrik-pemisahan muatan yang berlawanan.Sitoplasma sel bermuatan
negatif dibandingkan dengan fluida ekstraseluler disebabkan oleh distribusianion
dankation pada sisi membran yang berlawanan yang tidak sama.Potensial
membran bertindak sepertibaterai, suatu sumber energi yang mempengaruhi
lalulintas semua substansi bermuatan yang melintasi membran.Karena di dalam
sel itu negatif dibandingkan dengan di luarnya, potensial membran ni mendukung
transpor pasif kation ke dalam sel dan anion ke luar sel.Dengan demikian, dua
gaya menggerakkandifusi ion melintasi suatu membran: gaya kimiawi (gradien

15
konsntrasi ion) dan gaya listrik (pengaruh potensial membran pada pergerakan
ion).Kombinasi kedua gaya yang bekerja pada satu ion ini disebutgradien
elektrokimiawi.Perubahan lingkungan dapat mempengaruhi potensial membran
dan sel itu sendiri, sebagai conthnya,depolarisasi dari membran plasma diduga
memicu apoptosis (kematian sel yang terprogram).

2.1.3 PEMBULUH DARAH


Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah ke seluruh
tubuh.Saluran darah ini merupakan system tertutup dan jantung sebagai
pemompa darah.Fungsi pembuluh darah adalah mengangkut (transportasi) darah
dari jantung ke seluruh bagian tubuh dan mengangkut kembali darah yang sudah
dipakai kembali ke jantung.Fungsi ini disebut sirkulasi darah.Selain darah itu juga
darah mengangkut gas-gas, zat makanan, sisa metabolisme, hormone, antibodi,
dan keseimbangan elektrolit.
Pembuluh darah terdiri atas arteri dan vena.Arteri berhubungan langsung
dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang dihubungkan oleh
bagianendotheliumnya. Arteri dan vena terletak bersebelahan.Dinding arteri lebih
tebal dari pada dinding vena.Dinding arteri dan vena mempunyai tiga lapisan
yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari endothelium, lapisan tengah yang
terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas
jaringan ikat ditambah dengan serat elastis.Cabang terkecil dari arteri dan vena
disebut kapiler.Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya
memiliki satu lapisan tunggalendothelium dan sebuah membran basal.
Secara umum pembuluh darah tersusun atas tiga lapisan. Lapisan terluar
tersusun atas jaringan elastis yang memungkinkan pembuluh darah berkontraksi.
Lapisan tengah terdiri atas otot polos dan mengandung banyak serabut elastis.
Bagian terdalam adalah lapisan endothelium yang merupakan satu lapisan epitel
pipih yang membatasi rongga pembuluh.

Pembuluh darah terbagi menjadi:


a. Pembuluh Darah Arteri
1) Tempat mengalir darah yang dipompa dari bilik
2) Merupakan pembuluh yang liat dan elastis
3) Tekanan pembuluh lebih kuat dari pada pembuluh balik

16
4) Memiliki sebuah katup (valvula semilunaris) yang berada tepat di luar
jantung
5) Terdiri atas:
a) Aorta yaitu pembuluh dari bilik kiri menuju ke seluruh tubuh
b) Arteriol yaitu percabangan arteri
c) Kapiler :
 Diameter lebih kecil dibandingkan arteri dan vena
 Dindingnya terdiri atas sebuah lapisan tunggal endothelium dan
sebuah membran basal
6) Dindingnya terdiri atas 3 lapis yaitu :
a) Lapisan bagian dalam yang terdiri atas Endothelium
b) Lapisan tengah terdiri atas otot polos dengan Serat elastis
c) Lapisan terluar yang terdiri atas jaringan ikat Serat elastis
b. Pembuluh Balik (Vena)
1) Terletak di dekat permukaan kulit sehingga mudah di kenali
2) Dinding pembuluh lebih tipis dan tidak elastis.
3) Tekanan pembuluh lebih lemah di bandingkan pembuluh nadi
4) Terdapat katup yang berbentuk seperti bulan sabit (valvula semi lunaris)
dan menjaga agar darah tak berbalik arah.
5) Terdiri dari :
a) Vena cava superior yang bertugas membawa darah dari bagian atas
tubuh menuju serambi kanan jantung.
b) Vena cava inferior yang bertugas membawa darah dari bagian bawah
tubuh ke serambi kanan jantung.
c) Vena cava pulmonalis yang bertugas membawa darah dari paru-paru
ke serambi kiri jantung.

Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid cair yang
mengandung elektrolit. Darah berperan sebagai medium pertukaran antara sel
yang terfiksasi dalam tubuh dan lingkungan luar, serta memiliki sifat protektif
terhadap organisme dan khususnya terhadap darah sendiri.

17
Darah manusia berwarna merah, dibedakan merah terang apabila kaya
akan oksigen dan merah tua apabila darah kekurangan oksigen. Volumenya
mencapai 1/13 dari berat badan orang dewasa yaitu kurang lebih 4,5 – 5 liter.

2.1.4 PEMBULUH LIMFE

Limfe merupakan organ limfoid terbesar dan terletak di bagian depan dan
dekat punggung rongga perut di antara diafragma dan lambung. Secara
anatomis, tepi limpa yang normal berbentuk pipih. Pembuluh limfe berukuran
lebih besar karena dibentuk oleh bersatunya kapiler limfatik. Pembuluh limfatik
memiliki dinding yang transparan dan mempunyai banyak katup sehingga terlihat
seperti manik-manik.

Limfe berasal dari plasma darah yang merembes keluar dari pembuluh
kapiler di sistem peredaran darah. Cairan keluar tersebut menjadi cairan
interstisial yang mengisi ruang antara sel-sel di jaringan. Setelah beredar ke
seluruh tubuh, cairan tersebut dikumpulkan dan dikembalikan ke sistem
peredaran darah melalui sistem limfe.

Didalam tubuh terdapat 2 pembuluh limfe berukuran besar, yaitu :

1. Duktus Limfatikus Dekstra (Pembuluh Limfe Kanan)

Duktus limfatikus dekstra ini mengangkut cairan limfe yang berasal dari
kepala, dada sebelah kanan dan lengan kanan. Pembuluh limfe kanan
bermuara pada pembuluh balik di bawah vena subclavia dekstra(vena yang
melewati tulang selangka sebelah kanan).

2. Duktus Limfatikus Sinistra (Pembuluh Limfe Kiri)

Duktus limfatikus sinistra disebut juga duktus torasikus. Pembuluh ini


mengangkut cairan limfe yang berasal dari bagian tubuh lain dan bermuara ke
pembuluh balik di bawah subclavia sinistra (vena yang melewati selangka kiri).
Pembuluh limfe dada juga meupakan tempat yang bermuara pada pembuluh
kil atau pembuluh lemak, yaitu pembuluh yang mengumpulkan asam lemak

18
yang diserap dari usus. Lemak inilah yang menyebabkan cairan limfe
berwarna kuning keputih-putihan.

Adapun beberapa fungsi dari pembuluh limfe, yaitu :

1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.


2. Mengangkut limfosit dan kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
3. Membuat lemak yang sudah diemulsi dari susu ke sirkulasi darah (lakteal).
4. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme.
5. Menghasilkan zat antibodi untuk melindungi terhadap kelanjutan infeksi.

Gambar 3. Pembuluh Limfe

2.2 FISIOLOGI
2.2.1 HEMODINAMIKA JANTUNG

Pengaturan tekanan darah lebih cenderung diperankan oleh adanya


perubahan-perubahan tekanan osmotic dan tekanan hidrostatik baik
intravaskuler maupun ekstravaskuler. Peran utama dilakukan oleh kadar

19
natrium yang secara langsung memengaruhi nilai osmotic cairan, sehingga
akan memengaruhi proses sekresi aldosterone dan hormone antidiuretic.
Selanjutnya hormone tersebut memengaruhi volume darah dan tekanan
darah.
Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah adalah aliran cairan
dari daerah bertekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Tekanan yang
bertanggung jawab terhadap aliran darah dalam sirkulasi normal dibangkitkan
oleh kontraksi otot ventrikel. Ketika otot berkontraksi, darah terdorong dari
ventrikel ke aorta selama periode dimana tekanan ventrikel kiri melebihi
tekanan aorta. Bila kedua tekanan menjadi seimbang, katup aorta akan
menutup dan keluar dari ventrikel kiri terhenti. Darah yangg telah memasuki
aorta akan menaikkan tekanan dalam pembuluh darah tersebut. Akibatnya
terjadi perbedaan tekanan yang akan mendorong darah secara progresif ke
arteri, kapiler dan ke vena. Darah kemudian kembali ke atrium kanan karena
tekanan dalam kamar ini lebih rendah dari tekanan vena. Perbedaan tekanan
juga bertanggung jawab terhadap aliran darah dari arteri pulmonalis ke paru
dan kembali ke atrium kiri. Perbedaan tekanan dalam sirkulasi pulmonal
secara bermakna lebih rendah dari sirkulasi sistemik karena tahanan aliran di
pembuluh darah pulmonal lebih rendah.

Sirkulasi jantung
Perhatikan perubahan tekanan yang terjadi dalam kamar jantung selama
siklus jantung, dimulai dengan diastolik saat ventrikel berelaksasi. Selama
diastolik, katup atrioventrikularis terbuka, dan darah yang kembali dari vena
mengalir ke atrium dan kemudian kembali ke ventrikel. Mendekati akhir
periode diastolik tersebut, otott atrium akan berkontraksi sebagai respons
terhadap sinyal yang ditimbulkan oleh nodus SA. Kontraksi kemuadian
meningkatkan tekanan di dalam atrium dan mendorong sejumlah darah ke
ventrikel. Darah yang masuk tadi akan meningkatkan volume ventrikel
sebanyak 15% sampai 25%. Pada titik ini, ventrikel itu sendiri mulai
berkontraksi (sistolik) sebagai respons terhadap propagasi impuls listrik yang
dimulai di nodus SA beberapa milidetik sebelumnya.
Selama sistolik, tekanan di dalam ventrikel dengan cepat meningkat,
mendorong katup AV untuk menutup. Konsekuensinya tidak ada lagi

20
pengisian ventrikel dari atrium, dan darah yang disemburkan dari ventrikel
tidak dapat mengalir balik ke atrium. Peningkatan tekanan secara cepat di
dalam ventrikel akan mendorong katup pulmonalis dan aorta terbuka, dan
darah kemudian disemburkan ke arteri pulmonalis dan ke aorta. Keluarnya
darah mula-mula cepat, dan kemudian, ketika tekanan dari masing-masing
ventrikel dan arteri yang bersangkutan mendekati keseimbangan, aliran darah
secara bertahap melambat.
Pada saat berakhirnya sistolik, otot ventrikel berelaksasi dan tekanan
menurun dengan cepat. Penurunan tekanan ini cenderung mengakibatkan
darah mengalir ke arteri ke ventrikel, yang mendorong katup semiluner untuk
menutup. Secara bersamaan, begitu tekanan di dalam ventrikel menurun
drastis sampai di bawah tekanan atrium, nodus AV akan membuka, ventrikel
mulai terisi, dan urutan kejadian terulang kembali.
Penting diingat bahwa kejadian mekanis yang berhubungan dengan
pengisisan dan penyemburan oleh jantung sangat berhubungan erat dengan
kejadian listrik yang mengakibatkan kontraksi dan relaksasi jantung. Perlu
diingat bahwa kejadian listrik (EKG) mendahului kejadian mekanis (tekanan).
Kejadian yang baru diterangkan diatas menyebabkan peningkatan dan
penurunan tekanan secara berulang di dalam ventrikel. Tekanan maksimal
yang dapat dicapai dinamakan sistolik dan tekanan minimalnya adalah
tekanan diastolik.

2.2.2 ELEKTROFISIOLOGI JANTUNG


Aktivitas listrik jantung terjadi akibat ion ( partikel bermuatan seperti natrium,
kalium dan kalsium ) bergerak menenbus membrane sel. Perbedaan muatan
listrik yang tercatat dalam sebuah sel mengakibatkan apa yang dinamakan
potensial aksi jantung.
Pada keadaan istirahat, otot jantung terdapat dalam keadaan terpolarisasi,
artinya terdapat perbedaan muatan listrik antara bagian dalam membrane yang
bermuatan negative dan bagian luar yang bermuatan positif. Siklus jantung
bermula disaat dilepaskannya impuls listrik, mulailah fase depolarisasi.
Permeabilitas membrane sel berubah dan ion bergerak melintasinya. Dengan
bergeraknya ion ke dalam sel, maka bagian dalam sel akan menjadi positif.
Kontraksi otot terjadi setelah depolarisasi. Sel otot jantung normalnya akan

21
mengalami depolarisasi ketika sel-sel tetangganya mengalami depolarisasi
(meskipin dapat juga terdepolarisasi akibat stimulasi listrik eksternal).
Depolarisasi sebuah sel sistem hantaran khusus yang memadai akan
mengakibatkan depolarisasi dan kontraksi seluruh miokardium. Repolarisasi
terjadi saat kembali ke keadaan dasar (menjadi lebih negative) dan sesuai
dengan relaksasi otot miokardium.
Setelah influx natrium cepat ke dalam sel selama depolarisasi, permeabilitas
membrane sel terhadap kalsium akan berubah, sehingga memungkinkan ambilan
kalsium ke dalam sel. Influks kalsium, yang akan terjadi selama fase plateau
repolarisasi, jauh lebih lambat dibanding natrium dan berlangsung lebih lama.
Interaksi antara perubahan voltase membrane dan kontraksi otot dinamakan
kopling elektromekanikal.
Otot jantung, tidak seperti otot lurik dan otot polos, mempunyai periode
refraktori yang panjang, pada saat sel tidak distimulasi untuk berkontraksi. Hal
tersebut melindungi jantung dari kontraksi berkepanjangan (tetani), yang dapat
mengakibatkan henti jantung mendadak.
Kopling elektromekanikal dan kontraksi jantung yang normal tergantung pada
komposisi cairan intertstisial sekitar otot jantung. Perubahan konsentrasi kalium
darah juga penting, karena kalium mempengaruhi voltase listrik normal sel.

2.2.3 MEKANISME JANTUNG SEBAGAI POMPA


Peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan sebuah
denyut jantung sampai permulaan denyut jantung berikutnya. Diawali oleh
pembentukan potensial aksi yang spontan di dalam nodus sinus, nodus ini
terletak pada dinding lateral dan superior atrium kanan dekat tempat masuk vena
kava superior dan potensial aksi menjalar dari sini dengan kecepatan tinggi
melelui kedua atrium dan kemudian melalui berkas A-V ke ventrikel karena
terdapat pengaturan khusus dalam sistem konduksi dari atrium menuju ventrikel,
ditemukan keterlambatan selama lebih dari 0,1 detik ketika inpuls jantung
dihantarkan dari atrium ke ventrikel.
Keadaan ini menyebabkan atrium akan berkontraksi mendahului
kontraksi ventikel, sehingga akan memompakan darah ke dalam ventrikel
sebelum terjadi kontraksi ventrikel yang kuat. Jadi atrium itu bekerja sebagai
pompa pendahulu bagi ventrikel dan ventrikel selanjutnya akan menyediakan

22
sumber kekuatan utama untuk memompakan darah ke sistem pembuluh darah
tubuh.

2.2.4 SISTEM KONDUKSI

Anulus fibrosus di antara atrium dan ventrikel memisahkan ruangan-


ruangan ini secara anatomis maupun elektris.Untuk memastikan rangsangan
ritmik dan sinkron, serta kontraksi otot jantung, terdapat jalur konduksi khusus
dalam miokardium.

Jaringan konduksi ini memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

a. Otomatisasi : kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan


b. Ritmisasi : pembangkitan impuls yang teratur
c. Konduktivitas : kemampuan menghantarkan impuls
d. Daya rangsang : kemampuan berespons terhadap stimulasi

Jantung memiliki sifat-sifat ini sehingga mampu menghasilkan impuls


secara spontan dan ritmis yang disalurkan melalui sistem konduksi untuk
merangsang miokardium dan menstimulasi kontraksi otot. Impuls jantung
biasanya berasal dari nodus sinoatrialis (SA). Nodus SA ini disebut sebagai
“pemacu alami “ jantung> Nodus SA terletak di dinding posterior atrium kanan
dekat muara vena kava superior. Impuls jantung kemudian menyebar dari nodus
SA menuju jalur konduksi khusus atrium dan ke otot atrium. Suatu jalur antar
atrium (berkas Bachmann) mempermudah penyebaran impuls dari atrium kanan
ke atrium kiri. Jalur internodal (jalur anterior, tengah dan posterior)
menghubungkan nodus SA dengan nodus atrioventrikularis.

Impuls listrik kemudian mencapaai nodus atrioventrikularis (AV) yang


terletak di sebelah kanan interatrial dalamatrium kanan dekat muara sinus
koronaria. Nodus AV merupakan jalur normal tranmisi impuls antara natrium dan
ventrikel. Penghantaran impuls terjadi relatif lambat melewati nodus AV karena
tipisnya serat di daerah ini dan konsentrasi taut selisih yang rendah. Taut selisih
merupakan mekanisme komunikasi antar sel yang mempermudah konduksi
impuls. Hasilnya, adalah hambatan konduksi impuls selama 0,9 detik melalui
nodus AV. Hambatan hantaran melalui nodus AV menyebabkan sinkronisasi

23
kontraksi atrium sebelum kontraksi ventrikel, sehingga pengisian ventrikel
menjadi optimal. Hilangnya sinkronisasi ini yang disertai dengan aritmia jantung
misalnya fibrilasi atrium atau blok jantung. Hai ini dapat mengurangi curah
jantung sebesar 25% hingga 30%. Hambatan AV juga melindungi ventrikel dari
banyaknya impuls atrial abnormal. Normalnya, tidak lebih dari 180 impuls per
menit yang dapat mencapai ventrikel. Hal ini penting sekali pada kelainan irama
jantung tertentu seperti fibrilasi atrium, yaitu ketika denyutan atrium dapat
mencapai 400 denyut per menit. Ringkasnya, nodus AV mempunyai dua fungsi
penting yaitu pengoptimalan waktu pengisian ventrikel dan pembatasan jumlah
impuls yang dapat dihantarkan ke ventrikel.

Berkas His menyebar dari nodus AV, yang memasuki selubung fibrosa
yang memisahkan atrium dari ventrikel. Normalnya, nodus AV berkas His adalah
satu-satunya rute penyebaran impuls dari atrium ke ventrikel dan biasanya
hanya dalam arah anterior yaitu dari atrium ke ventrikel. Berkas His berjalan ke
bawah di sisi kanan septum interventrikularis sekitar 1 cm dan kemudian
bercabang menjadi serabut berkas kanan dan kiri. Serabut berkas kiri berjalan
secara vertikal melalui septum interventrikularis dan kemudian bercabang
menjadi bagian anterior dan bagian posterior yang lebih tebal. Berkas serabut
kanan dan kiri kemudian menjadi serabut Purkinje.

Hantaran impuls melalui serabut Purkinje berjalan cepat sekali. Serabut ini
berdiameter relatif besar dan memberikan sedikit resistensi terhadap
penyebaran hantaran. Serabut Purkinje juga memiliki potensial aksi yang
dicirikan dengan ledakan cepat pada fase nol, yang berkaitan dengan kecepatan
hantaran yang cepat. Selain itu, serabut Purkinje mengandung taut selisih dalam
konsentrasi besar yang disesuaikan secara maksimal, sehingga menyebabkan
hantaran impuls yang cepat.Waktu hantaran melalui sistem Purkinje 150 kali
lebih cepat dibandingkan dengan hantaran melalui nodus AV.

Penyebaran hantaran melalui serabut Purkinje dimulai dari permukaan


endokardium jantung sebelum berjalan ke sepertiga jalur menuju miokardium.
Pada miokardium ini, impuls dihantarkan ke serabut otot ventrikel. Impuls
kemudian berlanjut menyebar dengan cepat ke epikardium. Struktur ini

24
menyebabkan aktivasi segera dan kontraksi ventrikel yang terjadi hampir
bersamaan.

Dengan demikian, urutan normal rangsangan melalui sistem konduksi


adalah nodus SA, jalur-jalur atrium, nodus AV, berkas His, cabang-cabang
berkas, dan serabut Purkinje. Telah diketahui beberapa anomali hubungan
anatomi yang memintas sistem konduksi. Hubungan atau “jalur pintas” ini dapat
menimbulkan eksitasi prematur pada ventrikel, karena tidak melewati hambatan
intrinsik seperti pada jalur konduksi normal. Sindroma Wolf Parkinson White
(WPW) merupakan contoh sindrom praeksitasi yang dihasilkan oleh hantaran
impuls lewat jalur pintas yang langsung menghubungkan atrium dan ventrikel,
dan tidak melewati nodus AV.

Eksitasi biasanya dimulai dari nodus SA karena nodus ini memiliki


kecepatan pembangkitan impuls yang terbesar, sekitar 60 sampai 100 denyut
per menit. Tetapi pada saat nodus SA tidak dapat menghasilkan impuls dalam
kecepatan memadai , maka bagian-bagian lain dapat mengambil alih perannya
sebagai pemacu. Nodus AV sanggup menghasilkan impuls dengan kecepatan
sekitar 40-60 denyut per menit, sedangkan daerah ventrikel dalam sistem
Purkinje dapat menghasilkan impuls dengan kecepatan sekitar 15 sampai 40
denyut per menit. Pemacu-pemacu cadangan atau pelarian ini mempunyai
fungsi yang penting untuk mencegah jantung berhenti berdenyut (asistolik) bila
pemacu alaminya gagal bekerja aibat penyakit atau gagal akibat efek merugikan
dari pengobatan.

2.2.5 PEMBULUH DARAH ARTERI, VENA, DAN SISTEM KAPILER


a. SIRKULASI DARAH ARTERI
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang
membawa darah keseluruh tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar
keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri medan kuat mempunyai
dinding yang tebal dan kuat tetapi mempunyai sifat elastis. Selain itu, arteri
mempunyai 3 lapisan yaitu tunika intima, tunika media dan tunika eksterna.
Arteri mendapat darah dari pembuluh darah halus yang mengalir di
dalamnya dan berfungsi memberikan nutrisi pada pembuluh yang

25
bersangkutan disebut vasa vasorum. Arteri dapat berkontraksi dan berdilatasi
yang disebabkan pengaruh susunan saraf otonom.

Lapisan pembuluh darah arteri :

a) Tunika intima (interna) : merupaka lapisan yang paling dalam, berhubungan


dengan darah dan terdiri atas lapisan endothelium dan jaringan fibrosa.
b) Tunika media : merupakan lapisan tengah yang terdiri atas jaringan otot
polos, sifatnya sangat elastic dan mempunyai sedikit jaringan fibrosa. Arteri
dapat berkonstraksi dan berdilatasi disebabkan pengaruh otot tunika media
ini.
c) Tunika eksterna (adventitia ): merupakan lapisan yang paling luar, terdiri
atas jaringan ikat gembur untuk memperkuat dinding arteri dan jaringan
fibrotik yang elastis.

Arteri Sirkulasi Kepala dan Leher

Arteri kepala dan leher disuplai oleh arteri karotis komunis dekstra dan
sinistra. Bagian dekstra agak pendek dan merupakan cabang dari arteri
anonima, sedangkan bagian sinistra lebih panjang karena langsung dari arkus
aorta. Pada masing-masing sisi menuju ke atas leher di bawah otot.
Sternokleidomastoid dan pada ketinggian perbatasan atas kartilago tiroid arteri
membagi dua menjadi arteri karotis eksterna dan arteri karotis interna.

a) Arteri karotis eksterna : menyuplai darah bagian leher dan kepala,


bercabang menjadi :
1) Arteri tiroid superior merupakan bagian depan karotis eksterna yang
menembus membrane tiroid bersama lanus laringeus internus. Bagian
depan karotis eksterna memperdarahi kelenjar tiroid.

2) Arteri faringeal asendens merupakan cabang bawah karotis eksterna yang


mempunyai cabang yang banyak dan kecil. Arteri ini memperdarahi faring
dan sekitarnya.

3) Arteri lingualis merupakan permukaan karotis eksterna yang masuk ke


origo mandibularis diatas nervus hipoglosus pada lidah. Arteri ini
memperdarahi otot lidah.

26
4) Arteri fasialis dari permukaan anterior, arteri karotis mencapai bagian
posterior glandula submandibularis rahang bawah.

5) Arteri oksipitalis berhadapan dengan arteri fasialis berjalan keatas


mencapai bagian belakang kulit kepala dengan nervus oksipitalis. Arteri ini
memperdarahi kulit kepala belakang

6) Arteri aurikularis posterior berjalan keatas belakang sepanjang tepi atas


venter posterior, muskulus di gastric di bawah glandula parotis antara kulit
kepala belakang dengan aurikula, memperdarahi glandula parotis

7) Arteri maksilaris yaitu bagian belakang rahang atas memperdarahi bagian


belakang rahang atas.

b) Arteri karotis interna


Arteri karotis interna yaitu pembuluh darah yang tidak bercabang di leher.
Pada masing-masing sisi merupakan percabangan dari arteri karotis
kommunis. Arteri ini menuju ke atas melalui kanalis karotis. Pada os
temporalis, arteri ini bersatu dalam tengkorak di mana arteri tersebut
menyebar dan terletak di dalam sinus kavernosus dan berakhir pada arteri
serebri anterior dan media. Cabang-cabangnya antara lain:
1) Arteri oftalmika : keluar dari sinus kavernosus masuk lewat kanalis optikus
di bawah dan lateral nervus optikus. Arteri ini berfungsi memperdarahi
mata.

2) Arteri komunikan posterior : berjalan kebelakang dan bergabung dengan


arteri serebri posterior

3) Arteri koroidea : merupakan cabang kecil yang berjalan kebelakang


memasuki kornu inferior ventrikulus lateralis berakhir dalam pleksus
koroideus

4) Arteri serebri anterior : berjalan kedepan medial, masuk ke fisura


longitudinalis serebri dan bergabung dengan arteri komunikans anterior
untuk memperdarahi korteks serebri dan hemisfer otak

5) Arteri serebri media : merupakan cabang besar dari arteri karotis media
interna yang berjalan ke lateral dalam sulkus lateralis. Arteri ini masuk ke

27
seluruh korteks motorik. Cabang-cabang sentralnya masuk ke substansia
grisea dalam hemisfer serebri

6) Arteri nasalis : berjalan kedepan dan memperdarahi hidung

c) Arteri vertebralis
Arteri vertebralis merupakan cabang pertama dari arteri subklavia yang
berjalan naik melalui foramen prosesus transversi, masuk ke kranium melalui
foramen magnum berjalan keatas,ke depan,dan medialmedula
oblongata.sampai ditepi bawah pons, arteri ini bergabung dengan membentuk
arteri basilaris.

Cabang-cabang cranial arteri vertebralis.

1) Rami meningen : memperdarahi selaput otak

2) Arteri spinalis anterior dan posterior : memperdarahi otak bagian spinal

3) Arteri inferior posterior serebri : memperdarahi otak kecil

4) Rami medularis : memperdarahi medulla oblongata

d) Arteri basilaris:
Arteri basilaris dibentuk oleh penggabungan dua arteri vertebralis yang
berjalan naik dalam alur permukaan anterior.ponsnya bercabang dua yaitu
arteri serebralis posterior dan arteri sirkum arteriosus.
1) Arteri vertebralis posterior : memperdarahi permukaan inferolateral
temporalis,permukaan lateral dan medial lobus oksipitalis.cabang-cabang
sentralnya menembus substansi otak untuk memperdarahi substansi gresia
dan otak tengah.

2) Arteri sirkumarteriosus : terletak dalam fossa interperpedunkularis dan


dibentuk oleh arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Melalui arteri ini
darah disebar ke setiap bagian hemisfer serebri untuk merperdarahi
substansi otak

Sirkulasi arteri wajah : wajah menerima darah dari arteri temporalis


superfisialis , arteri supra orbitalis dan arteri supra troklearis.

28
a. Arteri fasialis : cabang dari karotis eksterna yang melampaui
submandibularis berkelok ke atas sudut mulut dan di tutupi oleh muskulus
plastima.selanjutnya berjlan sepanjang sisi hidung beranastomosis dengan
arteri oftalmika. Cabang-cabangnya adalah :
1) arteri submentalis : memperdarahi kulit dagu dan bibir bawah
2) arteri labialis inferior : memperdarahi bibir bawah.
3) arteri labialis superior : memperdarahi septum dan bibir atas.
4) arteri ramus lateralis nasal : memperdarahi kulit dorsum nasi dan sisi
hidung
b. Arteri temporalis superfisialis : merupakan cabang garis eksterna yang
berawal dan glandula parotis naik di depan aurikula untuk memperdarahi
kulit kepala.
c. Arteri transversa fasialis : merupakan cabang dari arteri temporalis
superfisialis dari glandula parotidea dan berjalan kedepan melintasi pipi
tepat di atas duktus paratideus.
d. Arteri supraorbitalis dan supratroklearis : merupakan cabang arteri
oftalmika yang memperdarahi kulit dahi.

Gambar 4. Arteri Kepala dan Leher

29
Rongga Thoraks

a. Arteri interkostalis : terdiri atas dua bagian yaitu arteri interkostalis posterior
yang memberikan darah untuk rongga dada bagian belakang dan arteri
interkostalis superior dan arteri anterior memberikan darah untuk kulit dan
pleura parietal. Pada wanita, daerah glandula mamae cabangnya menuju ke
totraktus superficial.

b. Arteri perikardialis : untuk lapisan jantung bagian luar

c. Arteri bronkialis : memberikan cabang sesuai dengan bronkus sampai ke


tingkat bronkiolus respiratorius membentuk anyaman kapiler di bentuk oleh
cabang arteri polmonalis dalam permukaan pleura yang memperdarahi
bronkus dan paru-paru.

d. Arteri esofagialis : yang memperdarahi esophagus

e. Arteri mediastinalis : menuju ke sisi mediastinum anterior dan kelenjar timus


untuk memperdarahi mediastinum.

Dinding Thoraks

a. Arteri prenikus superior : keluar dari bawah aorta torakalis dan turun ke bagian
dorsalis diafragma dan memperdarahi diafragma bagian atas.
b. Arteri subkostalis : memperdarahi otot-otot iga melayang.

Arteri untuk Anggota Gerak Atas

a. Arteri subklavia
Arteri subklavia dekstra : adalah cabang dari arteri anonima,sedangkan arteri
subklavia sinistra cabang dari arkus aorta.arteri subklavia dekstra terdapat di
dalam mediastinum superior berjalan naik ke atas menuju pangkal leher
kemudian melengkung ke lateral depan dan keluar dari ronggga toraks melalui
belakang,selanjutnya masuk ke aksila (ketiak) menjadi arteri aksilaris.

b. Arteri aksilaris : merupakan lanjutan dari arteri subklavia,mulai dari tepi lateral
iga pertama berakhir pada tepi bawah muskulus terres mayor,dan selanjutnya
menjadi arteri brakialis.

30
c. Arteri brakialis : mulai pada tepi bawah muskulus terres mayor yang merupakan
arteri utama lengan atas dan berakhir di depan kolumna radii. Pembuluh darah
ini berlanjut menjadi arteri ulnaris dan radialis.arteri brakialis mempunyai cabang-
cabang kecil yaitu :
a) Rami muskularis : menuju ruang anterior lengan atas
b) Arteri nutrika : menuju humerus
c) Arteri profunda brakii : mengikuti perjalanan radialis
d) Arteri kolateralis ulnaris superior : mengikuti perjalanan arteri ulnaris
e) Arteri kolateralis ulnaris inferior : membentuk anastomosa sekitar sendi siku

d. Arteri ulnaris : berjalan ke bawah melekat pasa muskulus pronator terres,


muskulus pleksor karpi radialis dan muskulus Palmaris longus. Pembuluh darah
ini berjalan ke distal dan melekat pada muskulus fleksor karpi ulnaris, lalu
memasuki telapak tangan pada sisi lateral.nervus ulnaris menyilang di depan
retinakulum fleksorum. Cabang-cabangnya yaitu :

a) Rektus muskularis untuk memperdarahi otot di sekitarnya


b) Rektus rekurens anastomosis arteri sekitar sendi siku
c) Arteri interosa kommunis terletak di sekitar perrgelangan tangan dan ruang
posterior lengan bawah

e. Arteri radialis : Berasal dari fossa kubiti setinggi kolumna radii dan berjalan ke
bawah muskulus brakialis.arteri radialis meninggalkan lengan bawah,membelok
di sekitar bagian lateral ke pergelangan tangan mencapai permukaan posterior
tangan membentuk arkus Palmaris superfisialis.cabang-cabangnya yaitu:

a) Ramus muskularis : untuk otot sekitarnya

b) Ramus rekurens : anastomosis sekitar sendi siku

c) Ramus Palmaris superfisialis : bergabung dengan arteri ulnaris membentuk


arkus Palmaris superfisialis.

f. Arteri Arkus Palmaris : merupakan lanjutan dari arteri ulnaris yang memasuki
telapak tangan melintasi tepi distal ibu jari dan radialis.

31
g. Arteri Arkus Palmaris Profundus : merupakan lanjutan arteri radialis
membelok ke medial di bawah tendo otot fleksor dan memberikan cabangnya ke
superior anastomosis pergelangan tangan.

h. Arteri Digitis : berasal dari arkus yang berjalan masing – masing menyuplai
darah ke jari – jari tangan.

i. Aorta abdominalis : bagian dari aorta desendens yang merupakan lanjutan dari
aorta torakalis. Pembuluh ini terletak mulai dari vertebra torakalis ke – 12 sampai
dengan lumbalis ke – 4 dan terdapat dalam rongga abdomen.

Arteri Rongga Perut

a. Arteri seliaka : arterinya sangat pendek berasal dari aorta abdominalis, terletak
di belakang bursa omentalis dan mempunyai 3 cabang yaitu arteri gastrika
sinistra, arteri lienalis dan arteri hepatika.
a) Arteri gastrika sinistra : berjalan ke kardiak lambung dan memutar ke
kanan sepanjang kurvatura minor lambung kemudian beranastoma dengan
arteri gastrika sinistra. Pembuluh darah ini memperdarahi lambung sebelah
kiri.
b) Arteri lienalis : berada disepanjang pinggir atas pankreas dan di belakang
lambung. Arteri ini masuk ligamentum lienorenalis berjalan ke hilus limfa dan
bercabang menjadi arteri gastroepiploika sinistra dan arteri gastrika brevis.
Pembuluh darah ini memperdarahi limfa dan pankreas.
c) Arteri hepatika : berjalan kedepan dan ke kanan anatara lapisan omentum
minus, terletak didepan sebelah kiri duktus koledokus dan di depan vena
porta. Pembuluh darah ini memperdarahi lobus-lobus hati dan mempunyai
cabang arteri gastrika dekstra berjalan kedalam oomentum minus sepanjang
kurvatura minor lambung dan arteri gastro-duodenalis berjalan kebelakang
duodenum.
b. Arteri splenika (lienalis) : memperdarahi panktreas, duodenum superior dan
inferior. Pembuluh darah ini berjalan berkelok-kelok sepanjang pankreas lalu
masuk ke limfa dan hilus limfa.
c. Arteri mesenterika superior : memperdarahi bagian distal duodenum, ileum,
sekum, apendiks, kolon ascendens, dan kolon transversum. Arteri mesenterika

32
superior berasal dari permukaan depan aorta abbdominalis dan berjalan
kebawah kanan antara lapisa mesentarium usus halus.
d. Arteri renalis : merupakan cabang dari aorta abdominalis, masing-masing arteri
renalis menjaadi arteri segmentalis dan masuk ke daalam hilus ginjal, kemudian
tersebar ke segmen ginjal menjadi arteri lobalis.
e. Spermatika ovarika : pada laki-laki arteri spermartika memperdarahi testis dan
pada wanita arteri ovarika memperdarahi ovarium
f. Arteri mesenterika inferior : memperdarahi sepertiga distal kolon transversum,
fleksura kolika sinistra, kolon desendens, kolon sigmoid, rektum, dan setengah
bagian atas anus. Arteri mesenterika inferior berasal dari aorta abdominalis dan
bercabang menjadi arteri iliaka kommunis kemudian berubah menjadi arteri
rektalis superior. Arteri mesenterika inferior memiliki cabang yaitu arteri kolika
sinistra yang memperdarahi kolon transversum, fleksura kolika sinistra dan kolon
desendens atas. Arteri simoidea memperdarahi kolon desendens dan sigmiod.
Arteri rektalis superior memperdarahi rektum dan setengah anus. Arteri ini
beranastomosa dengan arteri rektalis superior.
g. Arteri Marginalis: cabang arteri mesenterika superior dan beranastomosa
dengan arteri rektalis superior. Pembuluh arteri ini memperdarahi daerah rektum.

Arteri Dinding Abdomen Depan dan Belakang

Arteri frenikus inferior merupakan cabang dari aorta abdominalis yang memperdarahi
diafragma bagian bawah.

a. Arteri Subkotalis : memperdarahi otot iga melayang.


b. Arteri epigastrika superior : masuk ke dalam muskulus rektus abdominus
berjalan turun ke belakang beranastomosis dengan arteri episgastrika inferior.
c. Arteri lumbalis : memperdarahi kulit dan otot punggung sumsum tulang
belakang.

Arteri Rongga Panggul

Arteri iliaka komunis berawal dari aorta desendens ketika sampai pada vertebra
lumbalis IV akan bercabang menjadi arteri iliaka komunnis dekstra dan arteri iliaka
kumunis sinistra, serta masing-masing bercabang menjadi arteri iliaka interna dan

33
arteri iliaka eksterna, berjalan ke bawah lateral sepanjang tepi medial muskulus
psoas.

a. Arteri iliaka interna : masuk rongga pelvis depan artikulasio sakaralis dan pada
tepi atas foramen iskiadika mayor membelah menjadi ramus anterior dan
posterior. Pembuluh darah ini melalui cabangnya akan memeperdarahi pelvis,
peritoneum, bokong, dan kanalis sakralis. Cabangnya terdiri dari :
a) Arteri sakralis media : masuk ke dalam rongga pelvis di depan promontorium
berjalan ke bawah pada permukaan anterior sakrum.
b) Arteri rektalis superior : memperdarahi rektum dan testis pada laki-laki,
c) Arteri ovarika : pada wanita di ovarium, sedangkan arteri urterina
memperdarahi uterus.
b. Arteri iliaka aksterna : berjalan sepanjang tepi medial muskulus psoas
mengikuti tepi pelvis. Pembuluh darah ini bercabang menjadi arteri epigastrika
inferior dan arteri sirkumfleksa ileum profundus. Sebelum berjalan ke bawah
ligamentum inguinal pembuluh darah ini berubah menjadi arteri femoralis.
a) Arteri femoralis : memasuki paha melalui belakang ligamentum inguinal
lanjutan dari iliaka eksterna. Arteri ini memperdarahi tungkai lalu turun
secara vertical ke tuberkulum adductor femoris dan berakhir pada muskulus
adductor magnus. Memasuki septia poplitea, arteri ini berubah menjadi arteri
poplitea. Cabang femoralis yaitu (a) arteri sirkulfleksa superfisialis : melalui
hiatus safenus ke region spina iliaka anterior superior: (b) arteri epigastrika
superfisialis : melintasi ligamentum inguinal berjalan ke region umbilikalis: (c)
arteri region pudenda eksterna superfisialis : memperdarahi kulit
skrotum/labium mayus.
b) Arteri profunda femoralis : merupakan cabang besar yang terletak di sisi
lateral arteri femoralis. Pembuluh darah ini masuk ruang medial paha dan
berjalan turun di antara muskulus abductor longus dan muskulus abductor
brevis. Cabang-cabangnya yaitu : arteri sirkulfleksa femoralis medialis untuk
otot ruang paha dan arteri sirkulfleksa femoralis lateralis yang membentuk
anasyomosis dengan arteri ferforantis dan arteri genikularis desendens untuk
membantu menyuplai darah untuk sendi lutut.

34
c) Arteri poplitea : memasuki fossa poplitea melalui lubang pada muskulus
abductor magnus dan berakhir pada muskulus popliteus yang kemudian
pecah menjadi 2 yaitu arteri tibialis anterior dan arteri tibialis posterior.
 Arteri tibialis anterior : berjalan ke depan dalam ruang anterior tungkai
bawah dan menurun pada permukaaan membrane interosa. Pada tendo
muskulus ekstensor digitorum longus lateral terdengar denyut nadi yang
dapat di raba di depan sendi pergelangan kaki yaitu arteri dorsalis pedis.
 Arteri tibialis posterior :dari muskulus poplitea berjalan turun ke dalam
muskulus gastroknimeus dan muskulus soleus pada permukaan
posterior tibialis bagian bawah tungkai 2,5cm di tepi sendi kalkaneus
yang ditutupi oleh kulit dan fasia. Pembuluh darah ini bercang menjadi
arteri plantaris medialis dan arteri plantteralis lateralis menembus
membran interrosa mencapai bagian bawah tungkai. Arteri ini
memperdarahi
d) Arteri plantaris medialis : cabang dati arteri tibialis anterior untuk ibu jari
kaki. Pembuluh darah ini bercabang pada muskulus kalkaneus dan artikular.
e) Arteri plantaris lateralis : cabang dari arteri tibialis posterior berjalan ke
depan bawah muskulus abductor halusis dan muskulus fleksor digitorum
pelvis. Pembuluh darah ini memperdarahi ke 4 jari kaki lateral.
f) Arteri dorsalis pedis : memasuku telapak kaki diantara kaput muskulus
interrosa dorsalis pertama dan bergabung dengan arteri plantaris lateralis
dengan cabang metatarsal plantaris pertama. Pembuluh ini memperdarahi
ibu jari kaki dan ajri ke 2. Cabang-cabangnya yaitu arteri tarsalis lateralis,
arteri arkuarta , dan arteri metatarsal dorsalis pertama. Pembuluh darah ini
menyuplai untuk ke dua sisi ibu jari kaki.

35
Gambar 5. Arteri pada anggota gerak bawah

b. SIRKULASI DARAH VENA

Pembuluh darah vena merupakan kebalikan dari pembuluh arteri yaitu


berfungsi untuk membawa darah dari alat tubuh kembali masuk ke dalam
jantung. Bentuk dan susunannya hampir sama dengan arteri. Katup pada vena
terdapat disepanjang pembuluh darah. Katup tersebut berfungsi untuk mencegah
darah tidak kembali lagi ke sel atau jaringan. Vena yang terbesar adalah vena
pulmonaris, bercabang menjadi vena, lalu venolus yang selanjutnya menjadi
kapiler.

Vena yang Masuk ke Jantung

a) Vena kava superior


Vena besar yang menerima darah dari bagian atas leher dan kepala yang
dibentuk oleh persatuan dua vena brakiosepalika yang masuk ke atrium
dekstra. Vena azigos bersatu pada permukaan posterior vena kava superior
sebelum masuk ke perikardium.
b) Vena kava inferior
Merupakan vena besar yang menerima darah dari alat tubuh bagian bawah,
menembus sentrum tendinium setinggi vertebra torakalis dan masuk ke
bagian terbawah atrium dekstra.

36
c) Vena pulmonalis
Dua vena pulmonalis yang meninggalkan paru – paru membawa darah
berosigen (banyak mengandung oksigen) dan masuk ke atrium sinistra.

Vena yang Bermuara ke Vena Kava Superior


Vena yang berawal tepat dibelakang angulus mandibulare dan menyatu
dengan vena aurikularisa posterior lalu turun melintas muskulus
sternokleidomastiideus tepat di atas klavikula dan menembus fasia servikalis
profunda dan mencurahkan isinya ke vena subklavia. Vena ini memiliki cabang –
cabang sebagai berikut.
a) Vena aurikularis posterior : turun melintasi muskulus
sternokleidomastoideus tepat di atas klavikula dan menembus fasia servikalis
profunda.
b) Vena retro mandibularis : menerima darah dari mandibuilaris
c) Vena subklavia : cabang dari vena aurikularis posterior
d) Vena jungularis eksterna posterior : bergabung dengan vena jungularis
eksterna untuk mengurus bagian kulit kepala dan leher.
e) Vena supraskapularis : menerima darah dari otot bahu bagian atas
f) Vena jungularis anterior : berawal tepat dibawah dagu, menyatu turun
keleher di atas jungularis lalu berjalan kebawah ke muskulus
sternokleidomastoideus dan mencurahkan isinya ke vena jungularis eksterna.

Vena Kepala dan Leher

a. Vena kulit kepala


Vena kulit kepala bebas beranastomosa dengan sinus vena intrakranial.
 Vena troklearis dan vena supraorbitalis : menyatu pada tepi medial
orbital membentuk vena fasialis
 Vena temporalis superfisialis : bercabang dengan vena maksilaris dalam
substansi glandula parotis membentuk vena retromandibularis.
 Vena aurikularis posterior : bergabung dengan vena retromandibularis di
bawah glandula parotis membentuk vena jungularis eksterna
 Vena oksipitalis : bermuara pada pleksus venosus suboksipitalis dan
mencurahkan isinya kedalam vena vertebralis, vena oksipitalis, dan vena
jungularis interna

37
Vena kulit kepala bebas beranastomosis dengan sinus – sinus vena
intrakranial
b. Vena wajah
 Vena fasialis : terbentuk pada sudut mata. Pembuluh darah ini menyatu
dengan vena supraorbitalis dan vena troklearis, berhubungan dengan vena
oftalmika superior melalui vena supraorbitalis dengan perantaraan vena
optalmika superior, sedangkan vena fasialis dihubungkan dengan sinus
kavernosus. Vena ini menyilang di atas glandula submandibularis dan
bermuara kedalam vena jungularis.
 Vena profunda fasialis : bergabung dengan sinus kavernosus melalui
vena oftalmika superior.
 Vena transversa fasialis: bergabung dengan vena temporalis
superfisialis didalam glandula parotis
c. Vena pterigoideus
Merupakan vena yang mengelilingi muskulus pterigoideus dan menampung
vena vena sesuai dengan cabang – cabang arteri maksilaris yang bermuara
ke vena maksilaris, vena fasialis,vena lingualis, dan vena oftalmika superior.
a) Vena maksilaris : bergabung dengan vena fasialis melalui vena fasialis
profunda, kemudian bergabung dengan vena temporalis superfisialis
membentuk vena retromandibularis.
b) Vena fasialis : meninggalkan wajah dan bergabung dengan vena
retromandibularis lalu bermuara kedalam vena jungularis interna
c) Vena lingualis : bergabung dengan vena profunda lingualis membentuk
vena komunikans dan bermuara ke vena jungularis interna
d) Vena oftalmika superior : berhubungan dengan vena fasialis dan vena
oftalmika inferior melalui fisura orbita bermuara ke sinus kavernosus.
d. Vena tonsil palatinum
Vena palatinum turun dari pallatum molle bergabungdengan fleksus venosus
faringeus menembus muskulus konstriktor faringeus superior bergabung
dengan vena faring dan vena fasialis, bermuara ke pleksus venosus faringeus
kemudian bermuara ke vena jungularis interna.

Vena pada Punggung

38
Vena pada punggung mengembalikan darah dari struktur punggung membentuk
pleksus majemuk yang tersebar sepanjang kolumna vertebralis sampai ke koksigis.

a. Pleksus venosus vertebralis eksternus : terletak di luar kolumna vertebralis


dan mengellilinginya.
b. Pleksus venosus vertebralis internus : terdapat didalam kanalis vertebralis

Kedua pleksus ini saling berhubungan dengan veena – vena leher, thoraks,
abdomen, dan pelvis. Pada bagian atas berhubungan dengan sinus oksipitalis dan
basilaris dalam kavum kranii. Pleksus internus bermuara pada vena intervertebralis,
bergabung dengan pleksus vertebralis eksternus dan bermuara pada vena
vertebralis, interkostalis, lumbalis dan sakralis.

Vena yang Bermuara ke Vena Kava Inferior

a. Vena torasika interna : bersatu membentuk pembuluh darah tunggal dan


mengalirkan darah ke vena brakiosepalika
b. Vena dinding anterior dan lateral abdomen : darah yang berasal dari
pembuluh ini dikumpulkan ke jalinan vena vena, dari umbilikus dialirkan ke vena
aksilaris melalui vena torakalis dan kebawah vena femoralis melalui vena
epigastrika superfisialis
 Vena savena magna : menghubungkan vena melalui umbikalis sepanjang
ligamentum terres ke vena porta dan membentuk anastomosis vena porta
dengan vena sistemik yang penting
 Vena epigastrika superior, vena epigastrika inferior, dan vena sirkumfleksa
ileum profundus mengalirkan darah ke vena iliaka eksterna
 Vena interkostalis posterior mengalirkan darah ke vena azigo, vena lumbalis,
dan vena kava inferior.
c. Vena Lambung
Vena yang mengalirkan darah ke sirkulasi portal vena gastrika sinistra dan
vena gastrika dekstra langsung ke vena porta, vena gastroepiploika sinistra
bermuara ke vena lienalis dan bermuara ke vena mesenterika superior.
d. Vena Dinding Posterior Abdomen
Vena kava inferior mengalirkan sebagian besar darah dari bagian tubuh
dibawah diafragma ke atrium dekstra. Vena ini dibentuk oleh vena iliaka
kommunis berjalan ke atas sisi kanan aorta dan menembus sentrum

39
tendinium diafragma setinggi vertebra torasika VIII,memasukkan darahnya ke
atrium kanan jantung dan menerima cabang dari vena mesenterika inferior,
vena mesenterika superior, vena lienalis dan vena portal.
a) Vena mesenterika inferior : merupakan cabang dsri sirkulasi portal. Mulai
dari pertengahan anus vena rektalis superior berjalan keatas bersatu
dengan vena lienalis. Pada saat di belakang pancreas, vena ini menerima
cabang dari arterinya.
b) Vena lienalis : merupakan cabang dari sirkulasi portal mulai dari hilus
limpa oleh anastomis vena gastrika dan vena gastroepiploika, lalu berjalan
kekanan dalam ligamentum lienorenalis kemudian berjalan kebelakang
pankreas dan bersatu dengan vena mesenterika superior membentuk
vena porta dan vena mesenterika inferior. Vena dari pankreas bermuara
pada vena lienalis.
c) Vena mesenterika superior : merupakan cabang dari sirkulasi portal
mulai dari pembatasan ileosekalis berjalan ke atas dinding posterior
abdomen. Ketika berada dalam pangkal mesenterium usus halus vena ini
bersatu dengan vena lienalis untuk membentuk vena porta.
d) Vena porta : merupakan salah satu vena penting. Vena ini panjangnya 5
cm dan dibentuk dibelakang pankreas oleh anastomosis vena mesenterika
superior dan vena lienalis. Vena porta berjalan ke atas dan kekanan
duodenum lalu masuk ke omentum minus. Sirkulasi portal melalui pleksus
kapiler dalam organ dialirkan keluar dan berakhir dengan pengosongan
darah kedalam sinusoid dalam hati. Vena porta mengalirkan darah dari
pencernaan bagian bawah esofagus sampai pertengahan atas anus,
pankreas, k andung kemih, duktus koleduktus, dan limpa.

e. Anastomosis portal sistemik


Pada keadaan normal, vena porta melewati hati dan masuk ke vena kava
inferior. Sirkulasi portal merupakan sirkulasi sistemik melewati vena hepatika.
Hubungan lain apabila sirkulasi terhambat adalah sebagai berikut:
1. Sepertiga bawah esophagus : ramus esophagus dari vena gastrika
(cabang vena porta) beranastomosis dengan vena esophagus mengalir ke
vena azigos.

40
2. Pertengahan atas anus: vena rektalis superior (cabang vena porta)
mengalirkan darah setengah bagian atas anus. Vena ini beranastomosis
dengan vena rektalis medial dan vena rektalis inferior yang merupakan
cabang dari vena iliaka interna dan vena pudenda.
3. Vena paraumbilikus : menghubungkan cabang kiri vena porta dengan
vena superfisial dinding anterior abdomen. Vena ini berjalan dalam
ligamentum falsiformi dan ligamentum terres hepayika.
4. Vena vena kolon asendens, desendens, duodenum, dan hati :
beranastomosis dengan vena renalis, vena lumbalis, dan vena frenika.
5. Vena ovarika : berasal dari ovarium setinggi vertebra lumbalis satu dan
mengalirkan darah ke vena kava inferior.

f. Vena dinding pelvis


a) Vena iliaka eksterna : mulai dari belakang ligamentum inguinal lanjutan
vena femoralis dan bersatu dengan vena iliaka interna membentuk vena
iliaka komunis. Vena ini menerima darah dari vena epigastrika inferior dan
vena sirkumfleksa ilium profunda.
b) Vena iliaka interna : terbentuk dari penggabungan cabang vena iliaka
interna, vena vaginalis, dan vena pudenda interna yang berjalan ke atas yang
bersatu dengan vena iliaka eksterna menbentuk vena iliaka komunis.
c) Vena sakralis media : bermuara pada vena iliaka komunis sinistra.

g. Vena anggota gerak atas


a) Jalinan vena superfisialis : ditemukan pada dorsumanus, mengalir masuk
ke atas bagian lateral vena sefalika, sedangkan bagian medial masuk ke
vena dorsilika. Vena ini menuju permukaan anterior lengan bawah kemudian
berjalan ke atas menuju lengan atas.
b) Vena sefalika : berakhir dengan menembus fasia profunda pada trigonum
deltoid pektorale dan bermuara pada vena aksilaris.
c) Vena basilica : dari sorsum manus sisi medial lengan bawah menembus
fasia profunda. Pada pertengahan lengan atas bercabang menjadi vena
kubitis medialis, vena basilica, dan vena sefalika, lalu bermuara ke vena
aksilaris.

41
h. Vena anggota gerak bawah
a) Vena superviasialis: berawal dari vena savena magna dan vena parva,
berjalan ke atas dengan cabangnya.
b) Vena savena magna: mengangkut darah dari ujung medial arkus venosus
dorsalis pedis lalu berjalan naik ke depan maleolus pedialis kemudian ke
belakang lutut melalui sisi medial paha pada fasia profunda dan bergabung
dengan vena femoralis yang berhubungan dengan vena savena parva dan
berjalan ke belakang lutut. Vena perforan menghubungkan vena savena
magna dengan vena profunda sepanjang sisi medial betis. Pada hiatus
savenus di fasia profunda, vena savena magna mempunya cabang tiga yaitu
1) Vena sirkumfleksa ilium superfisialis,
2) Vena epigastrika superfisialis,
3) Vena pudenda interna superfisialis,
c) Vena aksesoria: bergabung dengan vena utama dan pada pertengahan
paha bermuara pada vena savena.
d) Vena savena parfa: vena ini banyak memiliki katup dan timbul dari bagian
lateral arkus venosus dorsalis selalu naik ke belakang maleolus lateralis dan
menembus fasia profunda, setelah itu berjalan diantara kaput muskulus
gastroknemius di bagian bawah fossa poplitea dan berakhir dalam vena
poplitea. Vena ini memiliki cabang-cabang yaitu:
1) Komikantes: dengan profunda pedis,
2) Anastomosis: bergabung dengan vena savena magna,
e) Vena poplitea : dibentuk oleh anastomosis vena komikantes dari arteri
tibialis anterior dan arteri tibialis posterior pada batas bawah muskulus
popliteus yang terletak pada sisi lateral dan berjalan melalui lubang muskulus
adduktor magnus kemudian berubah menjadi vena femoralis.
f) Vena femoralis: merupakan lanjutan vena poplitea. Vena ini menaiki paha
pada sisi lateral dan berakhir pada sisi medial lalu berjalan ke belakang
ligamentum enguinal menjadi vena iliaka eksterna dengan cabang-cabang
sebagai berikut:
1) Vena savena magna
2) Vena sirkum fleksa
3) Vena pudenda eksterna

42
g) Vena obturaturia: menampung cabang-cabang dari arteri obturaturia dan
mencurahkan isinya ke dalam vena iliaka interna.

Gambar 6. Pembuluh arteri dan vena pada tubuh manusia

c. SISEM KAPILER

Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil disebut juga pembuluh
rambut. Pada umumnya, kapiler meliputi sel-sel jaringan karena secara langsung
berhubungan dengan sel. Pembuluh kapiler terdiri atas kapiler arteri dan kapiler
vena.

a) Kapiler Arteri
Kapiler arteri merupakan tempat berakhirnya arteri. Semakin kecil arteri maka
akan semakin hilang lapisan dinding arteri sehingga kapiler hanya mempunyai
satu lapisan yaitu lapisan endothelium. Lapisan ini sangat tipis sehingga
memungkinkan cairan darah atau limfe merembes keluar jaringan membawa
air,mineral,dan zat makanan. Proses pertukaran gas antara pembuluh kapiler

43
dengan jaringan sel kapiler arteri bertujuan menyediakan oksigen dan
menyingkirkan karbon dioksida.
b) Kapiler Vena
Lapisan kapiler vena hampIr sama dengan kapiler arteri. Fungsi kapiler vena
adalah membawa zat sisa yang tidak terpakai oleh jaringan berupa zat
ekskresi dan karbondioksida. Zat sisa tersebut di bawa keluar dari tubuh
melalui venolus, vena dan akhirnya keluar tubuh melalui tiga proses yaitu
pernafasan, keringat dan feses.

Fungsi kapiler adalah sebagai berikut:

1. Sebagai penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena.


2. Tempat terjadinya pertukaran zat antara darah dan cairan jaringan.
3. Mengambil hasil dari kelenjar
4. Menyerap zat makanan yang ada dalam usus.
5. Menyaring darah pada ginjal.

Pintu masuk ke kapiler dilingkari oleh sfingter yang terbentuk dari otot polos.
Bila sfingter terbuka maka darah akan memasuki kapiler akan tetapi bila tertutup
maka darah langsung masuk dari anteriole ke venolus dan tidak melalui kapiler.
Tekanan darah pada kapiler arteri turun sampai 30 mmHg, hingga diujung kapiler
vena menjadi 10 mmHg. Tekanan kapiler akan meningkat bila anteriole berdilatasi
karena pada saat arteriole berdilatasi, sfingter kapiler juga akan relaksasi
sehingga banyak darah masuk ke dalam kapiler.
Kapiler membuka dan menutup dengan kecepatan 6-12 kali/menit. Relaksasi
kapiler terjadi sebagai respon terhadap setiap peningkatan jumlah karbondioksida
dan asam laktat dalam darah atau penurunan kadar oksigen yang terjadi dalam
darah. Relaksasi tersebut menimbulkan banyak darah yang mencapai jaringan
sehingga terjadi peningkatan aktivitas metabolik. Sfingter kapiler yang menuju ke
kulit akan berelaksasi sebagai respons terhadap peningkatan suhu tubuh,
sedangkan peningkatan sirkulasi melalui kapiler disebabkan oleh turunnya suhu
tubuh.

44
2.2.6 TEKANAN DARAH DAN SISTEM REGULASI

Tekanan darah adalah tekanan dari cairan (darah) terhadap dinding


pembuluh darah. Cairan akan bergerak dari daerah tinggi ke tekanan hidrostatik
rendah. Dalam arteri, tekanan hidrostatik denyut jantung sangat tinggi. Darah
mengalir ke arteriol (arteri kecil) di mana laju aliran diperlambat oleh bukaan
sempit arteriol. Definisi tekanan sistolik adalah tekanan puncak pada arteri
selama siklus jantung, tekanan diastolik adalah tekanan terendah pada fase
istirahat dari siklus jantung. Selama sistol, ketika darah baru memasuki arteri,
dinding arteri meregang untuk mengakomodasi peningkatan tekanan darah
ekstra. Selama diastol, dinding kembali normal karena sifat elastis mereka.
Nilai tekanan darah secara universal dinyatakan dalam milimeter merkuri
(mm Hg). Tekanan darah dari fase sistol dan fase diastol memberikan dua
pembacaan tekanan darah. Sebagai contoh, nilai yang umum pada saat
beristirahat, orang dewasa sehat adalah 120/80, yang menunjukkan
pembacaan 120 mm Hg selama sistol dan 80 mm Hg selama diastol.
Sistem regulasi kardiovaskuler merupakan suatu mekanisme kerja
jantung yang dilakukan oleh jantung tanpa pengaruh dari luar,dimana jantung
memompa darah keseluruh bagian tubuh. Yang memiliki peranan dalam proses
kontraksi dan relaksasi dalam jantung adalah otot jantung itu sendiri.
Otot jantung terdiri atas 3 tipe yaitu otot atrium, otot ventrikel, dan serat
otot khusus penghantar rangsangan/sebagai pencetus rangsangan.otot atrium
dan ventrikel bekerja dengan cara yag sama seperti otot rangka dengan
kontraksi yang lebih lama. Sedangkan serat khusus penghantar dan pencetus
rangsangan berkontraksi dengan lemah karena serat – serat ini hanya
mengandung serat kontraktif malahan serat ini menghambat irama dan
berbagai kecepatan konduksi sehingga serat ini bekerja sebagai suatu sistem
pencetus rangsangan bagi jantung.
Secara umum, otot jantung mempunyai fungsi, yakni:
a. Sebagai ritmisitas / otomatis
b. Tidak dapat berkontraksi tetanik
c. Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot

45
Sistem regulasi Tubuh manusia mempunyai banyak sistem organ tubuh.
Sistem tersebut masing-masing melaksanakan fungsi faal tertentu. Agar dapat
melaksanakan fungsinya dan tidak terjadi benturan, maka di dalam tubuh itu
dilengkapi dengan sistem pengatur yang dikenal dengan sistem regulasi.
Sistem regulasi pada manusia dilakukan oleh sistem saraf, sistem endokrin,
dan sistem indra. Ketiganya bertugas mengatur keserasian kerja organ tubuh.
Sistem saraf menanggapin adanya perubahan lingkungan yang
merangsangnya. Sistem hormon mengatur pertumbuhan, keseimbangan
internal, reproduksi, serta tingkah laku. Alat indra merupakan penerima
rangsang dari luar tubuh.

2.3 BIOFISIKA

2.3.1 LISTRIK JANTUNG

Cairan yang terdapat dalam jaringan lain di sekeliling jantung dapat


menghantarkan listrik dengan mudah karena itu,sebenarnya jantung terendam
di dalam media yang konduktif. Bila 1 bagian ventrikel mengalami depolarisasi
dan oleh karena itu terjadi elektronegatif dibandingkan bagian lain,aliran listrik
akan mengalir dari daerah yang berdepolarisasi menuju ke daerah yang non
polarisasi melalui jalur melingkar yang besar.di bagian luar dinding ventrikel
mengalami kepositifan,arus listrik akan mengalir melewati cairan yang
terdapat di sekeliling ventrikel menurut jalur elips, bila semua garis aliran
listrik dirata-ratakan menurut perhitungan aljabar atau jalur elips maka kita
akan menjumpai bahwa arus listrik rata-rata .

Pada serabut nodus sinus diantara lepasan mempunyai kenegatifan


sekitar -55 sampai -60 mv,sedangkan serabut otot ventrikel mempunyai
potensial sebesar -85 sampai -90 mv.penyebab dari berkurangnya
kenegatian ini adalah bocornya membrane sel serabut sinus secara alamiah
terhadap ion-ion natrium dan kalsium,dan muatan positip akibat masuknya
ion natrium dan kalsium menetralisasi sebagian besar kenegatipan intrasel.Di
dalam otot jantung ada 3 macam kanal ion membrane yang memainkan
peranan penting dalam menyebabkan perubahan voltase pontensial aksi:

46
a) Kanal cepat natrium
Pembukaan kanal cepat natriumyang terjadi selama seperbeberapa puluh
ribu detik dianggap bertanggung jawab untuk munculnya gambaran
potensial aksi seperti paku atau spike yang sangat cepat yang dapat
diamati dalam otot ventrikel,karena pemasukan yang cepat dari ion
natrium positif kebagian dalam serabut tersebut.
b) Kanal lambat natrium kalsium
c) Kanal kalium
Tetapi ada perbedaan ungsi dari kanal-kanal ini dalam serabut nodus
sinus akibat kurangnya kenegatifan serabut potensial istirahat yakni
sebesar -55mv di serabut nodus dibandingkan dengan -90mv pada
serabut otot ventrikel

2.3.2 KONDUKSI JANTUNG

Pembesaran atrium dapat meningkatkan amplitudo atau lebar gelombang P,


serta mengubah bentuk gelombang P. Disritmia jantung juga dapat mengubah
konfigurasi gelombang P. misalnya, irama yang berasal dari dekat perbatasan
AV dapat menimbulkan inversi gelombang P, karena arah depolarisasi atrium
terbalik.

a) Interval PR: Diukur dari permulaan gelombang P hingga awal kompleks


QRS. Dalam interval ini tercakup juga penghantaran impuls melalui atrium
dan hambatan impuls melalui nodus AV. Interval normal adalah 0,12
sampai 0,20 detik. Perpanjangan interval PR yang abnormal menandakan
adanya gangguan hantaran impuls, yang disebut bloks jantung tingkat
pertama.
b) Kompleks QRS: Menggambarkan depolarisasi ventrikel. Amplitudo
gelombang ini besar karena banyak massa otot yang harus dilalui oleh
impuls listrik. Namun, impuls menyebar cukuop cepat, normalnya lamanya
komplek QRS adalah antara 0,06 dan 0,10 detik. Pemanjangan penyebaran
impuls melalui berkas cabang disebut sebagai blok berkas cabang (bundle
branch block) akan melebarkan kompleks ventrikuler. Irama jantung
abnormal dari ventrikel seperti takikardia juga akan memperlebar dan

47
mengubah bentuk kompleks QRS oleh sebab jalur khusus yang
mempercepat penyebaran impuls melalui ventrikel di pintas. Hipertrofi
ventrikel akan meningkatkan amplitudo kompleks QRS karena
penambahan massa otot jantung. Repolasisasi atrium terjadi selama massa
depolarisasi ventrikel. Tetapi besarnya kompleks QRS tersebut akan
menutupi gambaran pemulihan atrium yang tercatat pada elektrokardiografi.
c) Segmen ST: Interval ini terletak antara gelombang depolarisasi ventrikel
dan repolarisasi ventrikel. Tahap awal repolarisasi ventrikel terjadi selama
periode ini, tetapi perubahan ini terlalu lemah dan tidak tertangkap pada
EKG. Penurunan abnormal segmen ST dikaitkan dengan iskemia
miokardium sedangkan peningkatan segmen ST dikaitkan dengan infark.
Penggunaan digitalis akan menurunkan segmen ST.
d) Gelombang T: Repolarisasi ventrikel akan menghasilkan gelombang T.
Dalam keadaan normal gelombang T ini agak asimetris, melengkung dan
ke atas pada kebanyakan sadapan. Inversi gelombang T berkaitan dengan
iskemia miokardium. Hiperkalemia (peningkatan kadar kalium serum) akan
mempertinggi dan mempertajam puncak gelombang T.
e) Interval QT: Interval ini diukur dari awal kompleks QRS sampai akhir
gelombang T, meliputi depolarisasi dan repolarisasi ventrikel. Interval QT
rata – rata adalah 0,36 sampai 0, 44 cdetik dan bervariasi sesuai dengan
frekuensi jantung. Interval QT memanjang pada pemberian obat – obat
antidisritmia seperti kuinidin, prokainamid, sotalol (betapace) dan
amiodaron (cordarone).

2.3.3 VISKOSITAS PEMBULUH JANTUNG

Kekentalan atau viskositas darah dapat mempengaruhi kemudahan aliran


darah melewati pembuluh darah yang kecil. Hematokrit atau persentase sel
darah merah dalam darah menentukan viskositas dalam darah. Apabila
hematokrit meningkat dan aliran darah lambat, maka tekanan darah arteri
naik. Sehingga jantung harus berkontraksi lebih kuat lagi untuk mengalirkan
darah melewati sistem sirkulasi.

48
Viskositas darah lengkap pada hematokrit normal adalah sekedar 3, hal ini
berarti diperlukan tekanan tiga kali lebih besar untuk mendorong darah
lengkap seprti mendorong air melalui pembuluh darah yang sama. Viskositas
darah meningkat sepuluh kali lebih besar daripada air dan alirannya dalam
pembuluh darah menjadi sangat terhamabat.
Faktor lain yang mempengaruhi viskositas darah adalah konsentrasi
protein plasma dan jenis protein dalam plasma, tapi pengaruhnya kurang
begitu penting dibandingkan hematokrit.

2.4 BIOKIMIA

2.4.1 STRUKTUR DAN FUNGSI ENZIM

Analisa enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil


diagnostic, yang meliputi riwayat , gejala , dan elektro kardiogram , untuk
mendiagnosa infark miokard. Enzim di lepaskan dari sel bila mengalami cidera
dan membrannya pecah. Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam
hubungannya dengan organ tertentu yang rusak. Namun berbagai isoenzim
hanya dihasilkan oleh sel miokardium dan dilepaskan bila sel mengalami
kerusakan akibat hipoksia lama dan mengakibatkan infark. Isoenzim bocor ke
rongga interstisial miokardium dan kemudian di angkut ke peredaran darah
umum oleh sistemmlimfa dan peredaran koronaria, mengakibatkan
peningkatan kadar dalam darah.

Karena enzim yang berbeda di lepaskan ke dalam darah pada periode


yang berbeda setelah infark miokard, maka sangat penting mengevaluasi
kadar enzim yang di hubungkan dengan waktu awitan nyeri dada atau gejala
lainnya. Kreatinin kinase (CK) dan isoenzimnya (CK-MB) adalah enzim yang
paling spesifik yang di analisa untuk mendiagnosa infark jantung akut, dan
merupakan enzim pertama yang meningkat. Laktat dehidrogenase (LDH) dan
isoenzimnya juga perlu di periksa pada pasien yang datang terlambat berobat,
karena kadarnya baru meningkat dan mencapai puncaknya pada 2-3 hari,
jauh lebih lambat dibandingakan CK.

49
Struktur enzim:
Enzim umumnya merupakan protein globular dan ukurannya berkisar dari
hanya 62 asam amino pada monomer 4-oksalokrotonat tautomerase, sampai
dengan lebih dari 2.500 residu pada asam lemak sintase. Terdapat pula
sejumlah kecil katalis RNA, dengan yang paling umum merupakanribosom;
Jenis enzim ini dirujuk sebagai RNA-enzim ataupun ribozim. Aktivitas enzim
ditentukan oleh struktur tiga dimensinya (struktur kuaterner). Walaupun
struktur enzim menentukan fungsinya, prediksi aktivitas enzim baru yang
hanya dilihat dari strukturnya adalah hal yang sangat sulit.
Kebanyakan enzim berukuran lebih besar daripada substratnya, tetapi
hanya sebagian kecil asam amino enzim (sekitar 3–4 asam amino) yang
secara langsung terlibat dalam katalisis. Daerah yang mengandung residu
katalitik yang akan mengikat substrat dan kemudian menjalani reaksi ini
dikenal sebagai tapak aktif. Enzim juga dapat mengandung tapak yang
mengikatkofaktor yang diperlukan untuk katalisis. Beberapa enzim juga
memiliki tapak ikat untuk molekul kecil, yang sering kali merupakan produk
langsung ataupun tak langsung dari reaksi yang dikatalisasi. Pengikatan ini
dapat meningkatkan ataupun menurunkan aktivitas enzim. Dengan demikian
ia berfungsi sebagai regulasi umpan balik.
Sama seperti protein-protein lainnya, enzim merupakan rantai asam amino
yang melipat. Tiap-tiap urutan asam amino menghasilkan struktur pelipatan
dan sifat-sifat kimiawi yang khas. Rantai protein tunggal kadang-kadang dapat
berkumpul bersama dan membentuk kompleks protein. Kebanyakan enzim
dapat mengalami denaturasi (yakni terbuka dari lipatannya dan menjadi tidak
aktif) oleh pemanasan ataupun denaturan kimiawi. Tergantung pada jenis-
jenis enzim, denaturasi dapat bersifat reversibel maupun ireversibel.
a. Kespesifikan
Enzim biasanya sangat spesifik terhadap reaksi yang ia kataliskan maupun
terhadap substrat yang terlibat dalam reaksi. Bentuk, muatan dan
katakteristik hidrofilik/hidrofobik enzim dan substrat bertanggung jawab
terhadap kespesifikan ini. Enzim juga dapat menunjukkan
tingkatstereospesifisitas, regioselektivitas, dan kemoselektivitas yang
sangat tinggi.Beberapa enzim yang menunjukkan akurasi dan kespesifikan
tertinggi terlibat dalam pengkopian dan pengekspresian genom. Enzim-

50
enzim ini memiliki mekanisme "sistem pengecekan ulang". Enzim seperti
DNA polimerase mengatalisasi reaksi pada langkah pertama dan
mengecek apakah produk reaksinya benar pada langkah kedua. Proses
dwi-langkah ini menurunkan laju kesalahan dengan 1 kesalahan untuk
setiap 100 juta reaksi pada polimerase mamalia. Mekanisme yang sama
juga dapat ditemukan padaRNA polimerase, aminoasil tRNA sintetase dan
ribosom.Beberapa enzim yang menghasilkan metabolit sekunder
dikatakan sebagai "tidak pilih-pilih", yakni bahwa ia dapat bekerja pada
berbagai jenis substrat yang berbeda-beda. Diajukan bahwa kespesifikan
substrat yang sangat luas ini sangat penting terhadap evolusi lintasan
biosintetik yang baru.
b. Model “ lock & key ”
Enzim sangatlah spesifik. Pada tahun 1894, Emil Fischer mengajukan
bahwa hal ini dikarenakan baik enzim dan substrat memiliki bentuk
geometri yang saling memenuhi. Hal ini sering dirujuk sebagai model
"Kunci dan Gembok". Manakala model ini menjelaskan kespesifikan
enzim, ia gagal dalam menjelaskan stabilisasi keadaan transisi yang
dicapai oleh enzim. Model ini telah dibuktikan tidak akurat, dan model
ketepatan induksilah yang sekarang paling banyak diterima.

Fungsi Enzim
Enzim mempunyai berbagai fungsi bioligis dalam tubuh organisme
hidup. Enzim berperan dalam transduksi signal dan regulasi sel, seringkali
melalui enzim kinase dan fosfatase. Enzim juga berperan dalam menghasilkan
pergerakan tubuh, dengan miosin menghidrolisis ATP untuk menghasilkan
kontraksi otot. ATPase lainnya dalam membran sel umumnya adalah pompa
ion yang terlibat dalam transpor aktif. Enzim juga terlibat dalam fungs-fungsi
yang khas, seperti lusiferase yang menghasilkan cahaya pada kunang-
kunang. Virus juga mengandung enzim yang dapat menyerang sel, misalnya
HIV integrase dan transkriptase balik.
Enzim lusiferase pada kunang-kunang memiliki kofaktor lusiferin
(kuning-hijau) yang dapat memancarkan cahaya. Salah satu fungsi penting
enzim adalah pada sistem pencernaan hewan. Enzim seperti amilase dan
protease memecah molekul yang besar (seperti pati dan protein) menjadi

51
molekul yang kecil, sehingga dapat diserap oleh usus. Molekul pati, sebagai
contohnya, terlalu besar untuk diserap oleh usus, namun enzim akan
menghidrolisis rantai pati menjadi molekul kecil seperti maltosa, yang akan
dihidrolisis lebih jauh menjadi glukosa, sehingga dapat diserap.

2.4.2 APOPTOSIS, INJURY SEL DAN ADAPTASI SEL

1. APOPTOSIS
Apoptosis didefinisikan sebagai kematian sel terprogram, yang terjadi
sangat sistematis. Biasanya kematian sel dapat terjadi dalam dua cara. Salah
satunya adalah dengan apoptosis ini dan yang lainnya adalah dengan
nekrosis, yang terjadi dalam kondisi patogenik atau defisiensi.Apoptosis
adalah proses yang sangat teratur. Selama apoptosis sel-sel yang dibongkar
sangat sistematis. Mereka melepaskan diri dari sel-sel tetangga dari jaringan
dan protoplasma nya memadat. Organel terikat membran seperti mitokondria
hancur dengan melepaskan isinya ke dalam sitoplasma. Enzim,
endonuklease, bertindak pada bahan kromatin dan memecahkan DNA
menjadi fragmen-fragmen. Pada tahap akhir membran sel mulai membentuk
pelepuhan dan fragmen sel ke dalam tubuh apoptosis.
Jenis kematian sel adalah suatu proses fisiologi normal dan selalu
terjadi selama perkembangan organ. Dibandingkan dengan apoptosis
nekrosis terjadi secara teratur dan terjadi karena aksi dari racun yang
dihasilkan oleh patogen pada sel.
Apoptosis memainkan peran penting dalam mengembangkan dan
menjaga kesehatan tubuh dengan menghilangkan sel-sel tua, sel-sel yang
tidak perlu, dan sel-sel sehat. Tubuh manusia menggantikan mungkin satu
juta sel per detik. Terlalu sedikit atau terlalu banyak apoptosis dapat
memainkan peran dalam banyak penyakit. Ketika apoptosis tidak bekerja
dengan benar, sel-sel yang harus dihilangkan dapat bertahan dan menjadi
abadi, misalnya, kanker dan leukemia. Ketika apoptosis bekerja terlalu baik,
membunuh terlalu banyak sel dan menimbulkan kerusakan jaringan kuburan.
Ini adalah kasus stroke dan gangguan neurodegenerative seperti Alzheimer,
Huntington, dan penyakit Parkinson. Juga dikenal sebagai kematian sel
terprogram dan sel bunuh diri.

52
2. INJURY SEL
Jejas = injury = rangsangan terhadap sel hingga terjadi perubahan fungsi
dan bentuk sel. Cedera menyebabkan hilangnya pengaturan volume pada
bagian-bagian sel.
Penyebab injury Sel:
a. Hipoksia (pengurangan oksigen oksigen) terjadi sebagai akibat iskemia
(kehilangan pasokan darah).
b. Oksigenisasi tidak mencukupi (misalnya, kegagaln jantung paru), atau
hilangnya kapasitas pembawa oksigen darah (misalnya, anemia,
keracunan karbon monoksida).
c. Faktor fisik, termasuk trauma, pcanas, dingin, radiasi, dan renjatan listrik.
d. Bahan kimia dan obat-obatan, termasuk:
1. Obat terapeutik (misalnya, asetaminofen (Tylenol).
2. Bahan bukan obat (misalnya, timbale, alcohol).
e. Bahan penginfeksi, termasuk virus, ricketsia, bakteri, jamur, dan parsit.
f. Reaksi imunologik
g. Kekacauan genetik
h. Ketidakseimbangan nutrisi
Sistem-sistem ini terkait erat satu dengan lain sehingga jejas pada satu
lokus membawa efek sekunder yang luas. Konsekuensi jejas sel bergantung
kepada jenis, lcama, dan kerasnya gen penyebab dan juga kepada jenis,
status, dan kemampuan adapatasi sel yang terkena. Perubahan morfologi
jejas sel menjadi nyata setelah beberapa system biokimia yang penting
terganggu.
Jejas istemik dan Hipoksik
I. Jejas Reversibel
Mula-mula hipoksia menyebabkan hilangnya fosforilasi oksidatif dan
pembentukan ATP oleh mitikondria. Penurunan ATP (dan peningkatan
AMP secara bersamaan) merangsang fruktokinase dan fosforilasi,
menyebabkan glikosis aerobic. Glikogen cepat menyusut, dan asam
laktat dan fosfat anorganik terbentuk, sehingga menurunkan pH
intrasel. Pada saat ini, terjadi penggumpalan kromatin inti.
II. Jejas Ireversibel

53
Jejas ini ditandai oleh vakuolisasi keras mitokondria, kerusakan
membrane plasma yang luas, pembengkakan lisosom, dan terlihatnya
densitas mitokondria yang besar dan amorf. Jejas membrane lisosm
disusul oleh bocornya enzim ke dalam sitoplasma, dank arena
aktivitasnya terjadi pencernaan enzimatik komponen sel dan inti.

III. Jejas Sel Akibat Radikal Bebas


Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif dan tidak stabil yang
berinteraksi dengan protein, lemak, dan karbihidrat dan terlibat dalam
jejas sel yang disebabkan oleh bermacam-macam kimiawi dan biologi.
IV. Jejas Kimiawi
Zat kimiawi menyebabkan jejas sel melalui 2 mekanisme :
- Secara langsung, misalnya, Hg dari merkuri klorida terikat pada
grup SH protein membrane sel, menyebabkan peningkatan
permeabilitas dan inhibasi transport yang bergantung, kepada
ATPase.
- Melalui konversi ke metabolic toksis reaktif. Sebaliknya metabolic
toksik menyebabkan jejas sel baik memlaui ikatan kovalen langsung
kepada protein membrane dan lemak, atau lebih umum melalui
pembentukan radikal bebas reaktif, seperti yang diuraikan
sebelumnya.

3. ADAPTASI SEL
Sel- sel menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan mikronya.
Fungsi dan morfologi sel normal tidak berada dalam keadaan yang kaku,
tetapi mengikuti perubahan struktur dan fungsi cairan yang mencerminkan
perubahan tantangan hidup. Organel menjadi tua dan diganti oleh yang
lebih baru untuik menyesuaikan diri dengan tantangan metabolik. Bila
tekanan dan dan pengaruh yang merusak mengenai sel, bila
memungkinkan sel akan menyesuaikan diri dan siap berubah
memungkinkan sel hidup dalam lingkungan yang berubah. Dibagi menjadi
beberapa jenis :

1. Atropi : pengisutan ukuran sel akibat kehilangan bahan sel, dikenal


sebagai atropi. Keadaan ini mencerminkan reaksi adaptasi. Bila

54
jumlah sel yang terlibat cukup, seluruh jaringan dan alat tubuh
berkurang atau mengalami atropi. Penyebab atropi yang jelas adalah
berkurangnya beban kerja, hilang persarafan, berkuranmgnya
perbekalan darah, nutrisi yang tidak memadai, hilangnya rangsangan
hormone.
2. Hipertropi : menyatakan peningkatan ukuran sel dan perubahan ini,
meningkatkan ukuran alat tubuh. Hipertrofi dapat disebabkan oleh
kenaikan tantangan fungsi atau rangsang hormone dan dapat terjadi
dalam keadaan fisiologi dan patologi.

2.4.4 NEKROSIS SEL

Nekrosis merupakan kematian sel akibat adanya kerusakan atau trauma,


dimana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat
menyebabkan rusaknya sel dan adanya respon peradangan. Sekelompok sel
yang mengalami kematian dapat dikenali dengan adanya enzim-enzim lisis
yang melarutkan berbagai unsur sel serta timbulnya peradangan. Leukosit
akan membantu mencerna sel-sel yang mati dan selanjutnya mulai terjadi
perubahan-perubahan secara morfologi.

Ada beberapa penyebab nekrosis, yaitu :

1. Iskhemi
Iskhemi dapat terjadi karena perbekalan (supply) oksigen dan makanan
untuk suatu alat tubuh terputus. Iskhemi terjadi pada infak, yaitu kematian
jaringan akibat penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dapat terjadi
akibat pembentukan trombus. Penyumbatan mengakibatkan anoxia.
Nekrosis terutama terjadi apabila daerah yang terkena tidak mendapat
pertolongan sirkulasi kolateral. Nekrosis lebih mudah terjadi pada jaringan-
jaringan yang bersifat rentan terhadap anoxia. Jaringan yang sangat rentan
terhadap anoxia ialah otak.
2. Agens biologik
Toksin bakteri dapat mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh darah
dan trombosis. Toksin ini biasanya berasal dari bakteri-bakteri yang virulen,
baik endo maupun eksotoksin. Bila toksin kurang keras, biasanya hanya

55
mengakibatkan radang. Virus dan parasit dapat mengeluarkan berbagai
enzim dan toksin, yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi jaringan, sehingga timbul nekrosis.
3. Agens kimia
Dapat eksogen maupun endogen. Meskipun zat kimia merupakan juga
merupakan juga zat yang biasa terdapat pada tubuh, seperti natrium dan
glukose, tapi kalau konsentrasinya tinggi dapat menimbulkan nekrosis
akibat gangguan keseimbangan kosmotik sel. Beberapa zat tertentu dalam
konsentrasi yang rendah sudah dapat merupakan racun dan mematikan
sel, sedang yang lain baru menimbulkan kerusakan jaringan bila
konsentrasinya tinggi.
4. Agens fisik
Trauma, suhu yang sangat ekstrem, baik panas maupun dingin, tenaga
listrik, cahaya matahari, tenaga radiasi. Kerusakan sel dapat terjadi karena
timbul kerusakan potoplasma akibat ionisasi atau tenaga fisik, sehingga
timbul kekacauan tata kimia potoplasma dan inti.
5. Kerentanan (hypersensitivity)
Kerentanan jaringan dapat timbul spontan atau secara didapat (acquired)
dan menimbulkan reaksi imunologik. Pada seseorang bersensitif terhadap
obat-obatan sulfa dapat timbul nekrosis pada epitel tubulus ginjal apabila ia
makan obat-obatan sulfa. Juga dapat timbul nekrosis pada pembuluh-
pembuluh darah. Dalam imunologi dikenal reaksi Schwartzman dan reaksi
Arthus.

56
57
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sistem kardiovaskuler secara anatomi meliputi jantung, sel eksitabel, darah,


pembuluh darah dan pembuluh limfe. Sedangkan fisiologi jantung, dalam hal
hemodinamik, elektrofisiologi, sistem konduksi, pembuluh darah dan tekanan
darah juga sangat berpengaruh bagi organ jantung manusia dalam mengatur
tekanan darah manusia.

Jantung juga mengalami proses biofisika dalam fungsinya mengedarkan


darah serta proses metabolisme dalam tubuh. Proses biofisika jantung yaitu
aliran listrik jantung, konduksi jantung dan viskositas pembuluh darah. Selain
itu, jantung mengalami proses biokimia yaitu menghasilkan enzim dimana
jantung bekerjasama dalam proses memompa dan mengedarkan darah
keseluruh tubuh. Biokimaiwi jantung dapat berupa apoptosis, injury sel, daptasi
sel serta pada saat nekrosis sel.

Jadi pada intinya jantung merupakan organ vital yang sangat berpengaruh
bagi tubuh manusia.

3.2 SARAN

Dengan disusunnya makalah ini semoga bermanfaat, khususnya bagi


penyusun umumnya bagi semua pembaca. Apabila ada kesalahan dalam
penyusunan makalah ini,kami mohon maaf dan mohon kritik serta saran yang
berguna bagi perbaikan makalah ini.

58
DAFTAR PUSTAKA

Anatomi Fisiologi Pembuluh Darah. http://www.scribd.com/doc/137050148/Anatomi-


Fisiologi-Pembuluh-Darah. Diakses pada tanggal 16 September 2017. Pukul
11.15 WITA
Biokimia. 2013. http://belajarbiokimia.wordpress.com/2013/01/24/d-biokimia-sebuah-
definisi/#more-39. Diakses pada tanggal 15 September 2017. Pukul 13:30
WITA
C.Pearce Elyn. 2007. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: EGC

Fisiologi Sistem Cardiovascular. http://www.scribd.com/doc/13853921/Fisiologi-


Sistem-Cardiovascular . Diakses pada tanggal 16 September 2017. Pukul 11.00
Wita
Irianto. 2010. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung:
Yrama Widya

Muttaqin, Arif.2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika

Syaifuddin, H. 2002. Anatomi Fisiologi Berbasis Kompetensi Untuk Keperawatan


Dan Kebidanan. Jakarta: EGC

Syaifuddin, Haji. 2006. Anatomi Fisiologis Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:EGC

Syaifuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika.

59

Вам также может понравиться