Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH KELOMPOK 3:
1. Putu Indah Jelita Lestari
2. Ni Wayan Kendraniti
3. Ni Putu Suyati Ningsih
4. Ni Wayan Sutarni
5. Ni Luh Widarsih
6. Ni Made Widyanthi
7. Ni Komang Widiyanti
8. Gusti Ayu Putu Pramita
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
melainkan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini
membantu baik bantuan secara fisik maupun batin yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu
kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini ini. Akhir kata,
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Manfaat dan Tujuan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 4
A. Anatomi........................................................................................................ 4
1. Anatomi dalam dan luar ........................................................................ 4
2. Sel eksitabel .......................................................................................... 12
3. Pembuluh darah..................................................................................... 16
4. Pembuluh limfe ...................................................................................... 18
B. Fisiologi ........................................................................................................ 19
1. Hemodinamika jantung .......................................................................... 19
2. Elektrofisiologi jantung ........................................................................... 21
3. Mekanisme jantung sebagai pompa ...................................................... 22
4. Sistem konduksi ..................................................................................... 23
5. Pembuluh darah arteri, vena, dan sistem kapiler ................................... 25
6. Tekanan darah dan sistem regulasi ........................................................ 45
C. Biofisika.......................................................................................................... 46
1. Listrik jantung .......................................................................................... 46
2. Konduksi jantung ..................................................................................... 47
3. Viskositas pembuluh jantung ................................................................... 48
D. Biokimia.......................................................................................................... 49
1. Struktur dan fungsi enzim ........................................................................ 49
2. Apoptois, injury sel dan adaptasi sel ....................................................... 52
3. Nekrosis sel ............................................................................................. 55
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 58
A. Simpulan ........................................................................................................ 58
iii
B. Saran ............................................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sebagian cairan yang meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran
limfe, yang merembes dalam ruang-ruang jaringan. Sistem kardiovaskuler
sangat memegang peranan penting bagi tubuh manusia, makadari itu kita
perlu mengetahui bagian-bagian serta manfaat dari sistem kardiovaskuler.
2
h. Untuk mengetahui fisiologi sistem konduksi.
i. Untuk mengetahui fisiologi pembuluh darah arteri, vena dan sistem kapiler.
j. Untuk mengetahui fisiologi tekanan darah dan sistem regulasi.
k. Untuk mengetahui biofisika listrik jantung.
l. Untuk mengetahui biofisika konduksi jantung.
m. Untuk mengetahui biofisika viskositas pembuluh jantung.
n. Untuk mengetahui biokimia struktur dan fungsi enzim.
o. Untuk mengetahui biokimia apotosis, injury sel dan adaptasi sel.
p. Untuk mengetahui biokimia nekrosis sel.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ANATOMI
2.1.1 ANATOMI DALAM DAN LUAR
a. Faktor umur: pada usia lanjut alat-alat dalam rongga torak termasuk jantung
agak turun ke bawah.
4
b. Bentuk rongga dada: perubahan bentuk torak yang menetap misalnya
penderita TBC menahun batas jantung menurun sedangkan pada asma
torak melebar dan membulat.
c. Letak diafragma: menyokong jantung dari bawah, jika terjadi penekanan
diafragma kea ta akan mendorong bagian bawah jantung ke atas.
d. Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal ditentukan oleh
perubahan posisi tubuh, misalnya membungkuk, tidur miring ke kiri atau ke
kanan.
Otot Jantung
Kontraksi miogenik sepontan pada sel-sel otot jantung yaitu filament yang
bergeser pada beberapa bagian jantung orang dewasa. Sel-sel otot jantung
mengalami modifikasi dan membentuk sistem hantar rangsang yang mengatur
denyut jantung. Rambatan rangsangan terjadi dari satu sel otot jantung ke sel
lainnya. Serat purkinje adalah sel-sel otot jantung khusus yang merupakan
bagian dari sistem hantar rangsang yang terdapat di bawah endokardium pada
permukaan dalam jantung. Serat purkinje ini membentuk jaring-jaring yang
tersusun oleh saluran seluler .
5
Regenerasi Otot Jantung
Otot jantung lebih tahan terhadap trauma bila dibandingkan dengan otot
lainnya yang sejenis akan tetapi tidak terdapat tanda-tanda regenerasi jika
terjadi cedera. Otot jantung yang rusak diperbaiki dengan meninggalkan suatu
jaringan parut. Otot jantung akan berkontraksi secara ritmis dan terus menerus
untuk memompakan darah melalui sistem sirkulasi sehingga memungkinkan
sel-sel mendapat suplai oksigen dan bahan makanan yang tetap dan
menyingkirkan hasil sisa sel.
Lapisan Jantung
Diantara 2 lapisan jantung ini terdapat lendir yang berfungsi sebagai pelicin
untuk menjaga agar pergesekan antara pericardium tidak menimbulkan
gangguan terhadap jantung. Pada permukaan posterior jantung
pericardium serosum membentuk vena besar disebut sinus obliges dan
sinus transverses.
6
a. Susunan otot atria : Serabutnya sangat tipis, kurang teratur dan
tersusun dalam dua lapisan. Lapisan luar mencakup kedua atria
sehingga terlihat paling nyata. Dibagian depan atria beberapa serabut
masuk ke dalam septum atrioventrikular. Lapisan dalam terdiri atas
serabut-serabut berbentuk lingkaran.
b. Susunan otot ventrikel : Membentuk bilik jantung yang dimulai dari
cincin atrioventrikular sampai apeks jantung.
c. Susunan otot atrioventrikular : merupakan dinding pemisah antara
atrium dan ventrikel.
3. Endokardium : Dinding dalam atrium (endokardium) diliputi oleh membran
yang mengkilat terdiri atas jaringan endotel (selaput lender yang licin).
Bagian ini memiliki kumpulan otot paralel yang mengarah ke depan Krista.
Mengarah ke aurikula dari ujung bawah Krista terminalis terdapat sebuah
lipatan endokardium menonjol yang dikenal sebagai valvula vena kava
inferior yang terletak di depan muara vena inferior menuju ke sebelah tepi
dan disebut fossa ovalis. Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan
terdapat hubungan melalui orifisium artikulare.
Bagian-Bagian Jantung:
7
dan vena kava superior). Basis kordis dibentuk oleh atrium sinistra dan
sebagian atrium dekstra, sedangkan bagian posterior dibentuk oleh aorta
desenden, esophagus, vena azigos dan duktus torasikus setinggi vertebra
torakalis ke-5 sampai ke-8.
b. Apeks Kordis : Adalah bagian bawah jantung yang berbentuk kerucut
tumpul. Bagian ini dibentuk oleh ujung ventrikel sinistra dari dinding thorak
dan ditutupi oleh paru-paru dan pleura sinistra dari dinding thorak.
Permukaan Jantung
Permukaan jantung (fasies kordis) terdiri atas tiga lapis yaitu : fasies
sternokostalis, fasies dorsalis dan fasies diafragmatika.
Tepi Jantung
Tepi jantung (margo kostalis) terdiri atas dua lapis yaitu margo dekstra dan
margo sinistra.
a. Margo Dekstra : Bagian jantung tepi kanan yang membentang dari vena
kava superior sampai ke apeks kordis. Lapisan ini dibentuk oleh dinding
atrium dekstra dan dinding ventrikel dekstra. Selain itu, lapisan ini juga
memisahkan fasies sternokostalis dengan fasies diafragmatika sebelah
kanan.
b. Margo Sinistra : Bagian ujung sebelah kanan tepi membentang dari bagian
bawah muara vena pulmonalis sinistra inferior sampai ke apeks kordis.
Lapisan ini dibentuk oleh dinding atrium sinistra (bagian atas) dan dinding
8
ventrikel sinistra (bagian bawah), serta memisahkan fesies sternokostalis
dengan diafragmatika sebelah kiri.
Alur pada permukaan jantung ada tiga jenis yaitu : sulkus atrioventrikularis,
sulkus longitudinalis anterior dan sulkus longitudinalis posterior.
Ruang-Ruang Jantung
a. Atrium Dekstra
Atrium dekstra terdiri atas rongga utama dari aurikula di luar, sedangkan
bagian dalam membentuk suatu rigi krisata terminalis. Pada bagian utama
atrium yang terletak posterior terhadap rigi terdapat dinding halus yang
secara embriologis berasal dari sinus venosus. Bagian atrium yang terletak
di depan rigi mengalami trabekulasi akibat berkas serabut otot yang
berjalan dari Krista terminalis. Muara yang terletak pada atrium kanan
adalah sebagai berikut :
a) Vena Kava Superior : Bermuara ke bagian atas atrium kanan. Muara ini
tidak mempunyai katup dan berfungsi mengembalikan darah dari
setengah bagian tubuh atas.
b) Vena Kava Inferior : Lebih besar dari vena kava superior, bermuara
kedalam bagian bawah atrium dekstra dan berfungsi mengembalikan
darah ke jantung dari setengah bagian tubuh bawah.
9
c) Sinus koronarius : Bermuara kedalam atrium kanan dan bermuara antara
vena kava inferior dengan osteum ventrikuler yang dilindungi oleh katup
yang tidak berfungsi.
d) Sinus Atrioventrikuler Dekstra : Bagian anterior vena kava inferior
dilindungi oleh valvula bikuspidalis, disamping itu banyak bermuara
vena-vena kecil yang mengalirkan darah dari jantung ke dalam atrium
kanan.
Sisa fetal pada atrium kanan setelah masa perkembangan yaitu : fossa
ovalis dan annulus ovalis. Dua struktur yang terletak pada septum interatrial
ini memisahkan atrium kanan dengan atrium kiri. Fossa ovalis merupakan
lekukan dangkal tempat foramen ovale pada fetus dan annulus ovalis
membentuk tepi yang merupakan septum pada jantung embrio.
b. Ventrikel Dekstra
Berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum atrioventrikuler
dekstrum dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum trunkus
pulmonalis. Lapisan dinding ventrikel dekstra jauh lebih tebal daripada
atrium dekstra.
a) Valvula Trikuspidalis : melindungi osteum atrioventrikuler yang dibentuk
oleh lipatan endokardium dan sebagian jaringan fibrosa yang terdiri dari
tiga kuspis (trikuspidalis) atau saringan (anterior, septalis, dan inferior).
Basis kuspis melekat pada cincin fibrosa rangka jantung. Bila ventrikel
berkontraksi, Papilaris berkontraksi mencegah agar kuspis tidak
terdorong ke atrium dan tidak terbalik ketika tekanan intraventrikuler
meningkat.
b) Valvula Pulmonalis : melindungi osteum pulmonalis yang terdiri atas dua
kuspis (saringan) semilunaris arteri pulmonalis yang dibentuk oleh lipatan
endokardium disertai sedikit jaringan fibrosa. Mulut muara kuspis
arahnya ke atas dan bila arahnya ke dalam trunkus pulmonalis
dinamakan sinus. Selama fase sistolik, katup kuspis pada ventrikel
tertekan pada dinding trunkus pulmonalis oleh darah yang keluar.
Selama diastolik, darah mengalir kembali ke jantung masuk ke sinus,
katup kuspis terisi dan menutup osteum pulmonalis.
10
c. Atrium Sinistra
Atrium sinistra terdiri atas rongga utama dan aurikula yang terletak di
belakang atrium dekstra dan membentuk sebagian besar basis (fasies
posterior). Pada bagian belakang atrium sinistra terdapat sinus obligue
pericardium serosum dan pericardium fibrosum. Bagian dalam atrium
sinistra dan bagian aurikula mempunyai rigi otot seperti aurikula kanan.
Muara atrium sinistra vena pulmonalis dari masing paru – paru bermuara
pada dinding posterior dan tidak mempunyai katup, osteum ventrikuler
sinistra yang dilindungi oleh valvula mitralis.
d. Ventrikel Sinistra
Berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum atrioventrikuler
sinistra dan aorta melalui osteum aorta. Dinding ventrikel kiri tiga kali lebih
tebal dari ventrikel kanan. Tekanan darah intraventrikuler sinitra enam kali
lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan dari ventrikel kanan.
a) Valvula Mitralis (valvula bikuspidalis) : Melindungi osteum atrioventrikular
yang terdiri atas dua kuspis (anterior dan posterior).Kuspis anterior lebih
besar dan terletak di antara osteum atrioventrikular dan aorta.
b) Valvula Semilunaris Aorta: Melindungi osteum aorta dan strukturnya
sama dengan valvula semilunaris arteri pulmonalis. Salah satu kuspis
terletak di dinding aorta membentuk sinus aorta anterior yang
merupakan asal dari arteri koronaria dekstra dan sinus posterior sinistra
yang merupakan asal arteri koronaria sinistra.
a. Arteri Koronaria Dekstra : Arteri koronaria kanan berasal dari sinus anterior
aorta yang berjalan kedepan diantara trunkus pulmonalis dan aurikula
kanan. Arteri ini memberikan cabangnya ke atrium dekstra dan ventrikel
dekstra. Pada tepi inferior jantung, arteri ini menuju sulkus
atrioventrikularis untuk beranstomosis dengan arteri koronaria sinistra
untuk memperdarahi ventrikel kanan.
b. Arteri Koronaria Sinistra : Arteri koronaria kiri lebih besar dari pada arteri
koronaria kanan. Arteri ini berawal dari sinus posterior aorta sinistra
berjalan ke depan antara trunkus pulmonalis dan aurikula sinistra. Setelah
11
itu masuk ke sulkus atrioventrikularis menuju ke apeks jantung lalu
memberikan darah pada ventrikel dekstra dan septum interventrikularis.
c. Aliran vena jantung : Sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke
atrium sinistra melalui sinus koronarius yang terletak di bagian posterior
sulkus atrioventrikularis. Vena ini merupakan lanjutan dari vena kardiak
magna yang bermuara ke atrium dekstra sebelah kiri vena kava inverior.
Vena kardiaka minima dan media merupakan cabang sinus koronarius.
Sisanya kembali ke atrium kanan melalui vena kardiaka anterior kemudian
melalui vena kecil langsung ke ruang-ruang jantung.
Eksitabel sel adalah sel yang dapat menghantarkan impuls atau potensial
aksi. Jaringan eksitabel apabila dirangsang dengan adekuat akan memberi
respon berupa potensial aksi. Potensial aksi berupa rekaman elektris yang
merekam perubahan elektris antara ekstresel dan intrasel. Perubahan elektris
tersebut diakibatkan oleh adanya perbedaan dan perubahan konsentrasi elektrolit
ekstrasel dan intrasel. Apabila rangsangan yang mencapai nilai ambang maka
akan meningkatkan permeabilitas membran sel sehingga akan terjadi perubahan
elektrolit ekstrasel dan intrasel. Didalam axon dan ekstrasel terdapat Kalium,
12
Natrium, dan Clorida. Namun jumlah dominan dalam axon adalah Kalium dan
jumlah dominan di ekstrasel adalah Natrium. Dimana didalam axon bermuatan
negatif (-) dan di ekstrasel bermuatan positif (+).
13
lapisan protein integral atau intrinsik.Lapisan protein perifer membungkus bagian
kepala (polar head) lipid rangkap dua bagian luar.Lapisan protein integral
membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua bagian dalam.
14
dibatasi oleh membrane. Membrane yang membatasi organel mempunyai
struktur molekul yang sama dengan membrane plasma yang terdiri atas molekul-
molekul lemak dan protein.
Membran sel berguna sebagai pembatas antara organel-organel di bagian
dalam sel dan cairan yang membasahi semua sel. Membrane sel sangat tipis
sehingga hanya dapat diamati dengan perbesaran tinggi menggunakan
mikroskop electron.S. singer dan E. Nicolson (1972) mengemukakan teori
tentang membrane sel yang dikenal dengan teori membrane mozaik cair.Teori ini
menyatakan bahwa membrane sel tersusun oleh lapisan protein.Protein tersusun
mozaik atau tersebar dan masing-masing tersisip atau tenggelam di antara
lapisan ganda fosfolipid (bilayer fosfolipid).
Membrane sel terdiri atas kira-kira 50% lipid dan 50% protein, lipid terutama
merupakan fosfolipid dan tersusun dua lapis dan protein tersebar diantara bilayer
fosfolipid disebut protein instrinsik (integral) yang bersifat hidrofobik atau menolak
air.
Karena susunan membrane sel yang demikian maka membrane sel bersifat
semipermeable.Membrane sel tidak simetris, protein ekstrinsik yang bergabung
dengan permukaan luar membrane amat berlainan dari protein yang ekstrinsik
yang bergabung dengan membrane dalam.Membran sel berfungsi mengatur
gerakan materi atau transportasi dari atau keluar sel.
Potensial Membrane
Potensial membran adalah tegangan melintasi suatu membran sel yang
berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa di
dalam sel bersifat negatif dibandingkan dengan di luarnya).Semua sel memiliki
tegangan melintasi membran plasmanya, di mana tegangan ialah energi
potensial listrik-pemisahan muatan yang berlawanan.Sitoplasma sel bermuatan
negatif dibandingkan dengan fluida ekstraseluler disebabkan oleh distribusianion
dankation pada sisi membran yang berlawanan yang tidak sama.Potensial
membran bertindak sepertibaterai, suatu sumber energi yang mempengaruhi
lalulintas semua substansi bermuatan yang melintasi membran.Karena di dalam
sel itu negatif dibandingkan dengan di luarnya, potensial membran ni mendukung
transpor pasif kation ke dalam sel dan anion ke luar sel.Dengan demikian, dua
gaya menggerakkandifusi ion melintasi suatu membran: gaya kimiawi (gradien
15
konsntrasi ion) dan gaya listrik (pengaruh potensial membran pada pergerakan
ion).Kombinasi kedua gaya yang bekerja pada satu ion ini disebutgradien
elektrokimiawi.Perubahan lingkungan dapat mempengaruhi potensial membran
dan sel itu sendiri, sebagai conthnya,depolarisasi dari membran plasma diduga
memicu apoptosis (kematian sel yang terprogram).
16
4) Memiliki sebuah katup (valvula semilunaris) yang berada tepat di luar
jantung
5) Terdiri atas:
a) Aorta yaitu pembuluh dari bilik kiri menuju ke seluruh tubuh
b) Arteriol yaitu percabangan arteri
c) Kapiler :
Diameter lebih kecil dibandingkan arteri dan vena
Dindingnya terdiri atas sebuah lapisan tunggal endothelium dan
sebuah membran basal
6) Dindingnya terdiri atas 3 lapis yaitu :
a) Lapisan bagian dalam yang terdiri atas Endothelium
b) Lapisan tengah terdiri atas otot polos dengan Serat elastis
c) Lapisan terluar yang terdiri atas jaringan ikat Serat elastis
b. Pembuluh Balik (Vena)
1) Terletak di dekat permukaan kulit sehingga mudah di kenali
2) Dinding pembuluh lebih tipis dan tidak elastis.
3) Tekanan pembuluh lebih lemah di bandingkan pembuluh nadi
4) Terdapat katup yang berbentuk seperti bulan sabit (valvula semi lunaris)
dan menjaga agar darah tak berbalik arah.
5) Terdiri dari :
a) Vena cava superior yang bertugas membawa darah dari bagian atas
tubuh menuju serambi kanan jantung.
b) Vena cava inferior yang bertugas membawa darah dari bagian bawah
tubuh ke serambi kanan jantung.
c) Vena cava pulmonalis yang bertugas membawa darah dari paru-paru
ke serambi kiri jantung.
Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid cair yang
mengandung elektrolit. Darah berperan sebagai medium pertukaran antara sel
yang terfiksasi dalam tubuh dan lingkungan luar, serta memiliki sifat protektif
terhadap organisme dan khususnya terhadap darah sendiri.
17
Darah manusia berwarna merah, dibedakan merah terang apabila kaya
akan oksigen dan merah tua apabila darah kekurangan oksigen. Volumenya
mencapai 1/13 dari berat badan orang dewasa yaitu kurang lebih 4,5 – 5 liter.
Limfe merupakan organ limfoid terbesar dan terletak di bagian depan dan
dekat punggung rongga perut di antara diafragma dan lambung. Secara
anatomis, tepi limpa yang normal berbentuk pipih. Pembuluh limfe berukuran
lebih besar karena dibentuk oleh bersatunya kapiler limfatik. Pembuluh limfatik
memiliki dinding yang transparan dan mempunyai banyak katup sehingga terlihat
seperti manik-manik.
Limfe berasal dari plasma darah yang merembes keluar dari pembuluh
kapiler di sistem peredaran darah. Cairan keluar tersebut menjadi cairan
interstisial yang mengisi ruang antara sel-sel di jaringan. Setelah beredar ke
seluruh tubuh, cairan tersebut dikumpulkan dan dikembalikan ke sistem
peredaran darah melalui sistem limfe.
Duktus limfatikus dekstra ini mengangkut cairan limfe yang berasal dari
kepala, dada sebelah kanan dan lengan kanan. Pembuluh limfe kanan
bermuara pada pembuluh balik di bawah vena subclavia dekstra(vena yang
melewati tulang selangka sebelah kanan).
18
yang diserap dari usus. Lemak inilah yang menyebabkan cairan limfe
berwarna kuning keputih-putihan.
2.2 FISIOLOGI
2.2.1 HEMODINAMIKA JANTUNG
19
natrium yang secara langsung memengaruhi nilai osmotic cairan, sehingga
akan memengaruhi proses sekresi aldosterone dan hormone antidiuretic.
Selanjutnya hormone tersebut memengaruhi volume darah dan tekanan
darah.
Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah adalah aliran cairan
dari daerah bertekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Tekanan yang
bertanggung jawab terhadap aliran darah dalam sirkulasi normal dibangkitkan
oleh kontraksi otot ventrikel. Ketika otot berkontraksi, darah terdorong dari
ventrikel ke aorta selama periode dimana tekanan ventrikel kiri melebihi
tekanan aorta. Bila kedua tekanan menjadi seimbang, katup aorta akan
menutup dan keluar dari ventrikel kiri terhenti. Darah yangg telah memasuki
aorta akan menaikkan tekanan dalam pembuluh darah tersebut. Akibatnya
terjadi perbedaan tekanan yang akan mendorong darah secara progresif ke
arteri, kapiler dan ke vena. Darah kemudian kembali ke atrium kanan karena
tekanan dalam kamar ini lebih rendah dari tekanan vena. Perbedaan tekanan
juga bertanggung jawab terhadap aliran darah dari arteri pulmonalis ke paru
dan kembali ke atrium kiri. Perbedaan tekanan dalam sirkulasi pulmonal
secara bermakna lebih rendah dari sirkulasi sistemik karena tahanan aliran di
pembuluh darah pulmonal lebih rendah.
Sirkulasi jantung
Perhatikan perubahan tekanan yang terjadi dalam kamar jantung selama
siklus jantung, dimulai dengan diastolik saat ventrikel berelaksasi. Selama
diastolik, katup atrioventrikularis terbuka, dan darah yang kembali dari vena
mengalir ke atrium dan kemudian kembali ke ventrikel. Mendekati akhir
periode diastolik tersebut, otott atrium akan berkontraksi sebagai respons
terhadap sinyal yang ditimbulkan oleh nodus SA. Kontraksi kemuadian
meningkatkan tekanan di dalam atrium dan mendorong sejumlah darah ke
ventrikel. Darah yang masuk tadi akan meningkatkan volume ventrikel
sebanyak 15% sampai 25%. Pada titik ini, ventrikel itu sendiri mulai
berkontraksi (sistolik) sebagai respons terhadap propagasi impuls listrik yang
dimulai di nodus SA beberapa milidetik sebelumnya.
Selama sistolik, tekanan di dalam ventrikel dengan cepat meningkat,
mendorong katup AV untuk menutup. Konsekuensinya tidak ada lagi
20
pengisian ventrikel dari atrium, dan darah yang disemburkan dari ventrikel
tidak dapat mengalir balik ke atrium. Peningkatan tekanan secara cepat di
dalam ventrikel akan mendorong katup pulmonalis dan aorta terbuka, dan
darah kemudian disemburkan ke arteri pulmonalis dan ke aorta. Keluarnya
darah mula-mula cepat, dan kemudian, ketika tekanan dari masing-masing
ventrikel dan arteri yang bersangkutan mendekati keseimbangan, aliran darah
secara bertahap melambat.
Pada saat berakhirnya sistolik, otot ventrikel berelaksasi dan tekanan
menurun dengan cepat. Penurunan tekanan ini cenderung mengakibatkan
darah mengalir ke arteri ke ventrikel, yang mendorong katup semiluner untuk
menutup. Secara bersamaan, begitu tekanan di dalam ventrikel menurun
drastis sampai di bawah tekanan atrium, nodus AV akan membuka, ventrikel
mulai terisi, dan urutan kejadian terulang kembali.
Penting diingat bahwa kejadian mekanis yang berhubungan dengan
pengisisan dan penyemburan oleh jantung sangat berhubungan erat dengan
kejadian listrik yang mengakibatkan kontraksi dan relaksasi jantung. Perlu
diingat bahwa kejadian listrik (EKG) mendahului kejadian mekanis (tekanan).
Kejadian yang baru diterangkan diatas menyebabkan peningkatan dan
penurunan tekanan secara berulang di dalam ventrikel. Tekanan maksimal
yang dapat dicapai dinamakan sistolik dan tekanan minimalnya adalah
tekanan diastolik.
21
mengalami depolarisasi ketika sel-sel tetangganya mengalami depolarisasi
(meskipin dapat juga terdepolarisasi akibat stimulasi listrik eksternal).
Depolarisasi sebuah sel sistem hantaran khusus yang memadai akan
mengakibatkan depolarisasi dan kontraksi seluruh miokardium. Repolarisasi
terjadi saat kembali ke keadaan dasar (menjadi lebih negative) dan sesuai
dengan relaksasi otot miokardium.
Setelah influx natrium cepat ke dalam sel selama depolarisasi, permeabilitas
membrane sel terhadap kalsium akan berubah, sehingga memungkinkan ambilan
kalsium ke dalam sel. Influks kalsium, yang akan terjadi selama fase plateau
repolarisasi, jauh lebih lambat dibanding natrium dan berlangsung lebih lama.
Interaksi antara perubahan voltase membrane dan kontraksi otot dinamakan
kopling elektromekanikal.
Otot jantung, tidak seperti otot lurik dan otot polos, mempunyai periode
refraktori yang panjang, pada saat sel tidak distimulasi untuk berkontraksi. Hal
tersebut melindungi jantung dari kontraksi berkepanjangan (tetani), yang dapat
mengakibatkan henti jantung mendadak.
Kopling elektromekanikal dan kontraksi jantung yang normal tergantung pada
komposisi cairan intertstisial sekitar otot jantung. Perubahan konsentrasi kalium
darah juga penting, karena kalium mempengaruhi voltase listrik normal sel.
22
sumber kekuatan utama untuk memompakan darah ke sistem pembuluh darah
tubuh.
23
kontraksi atrium sebelum kontraksi ventrikel, sehingga pengisian ventrikel
menjadi optimal. Hilangnya sinkronisasi ini yang disertai dengan aritmia jantung
misalnya fibrilasi atrium atau blok jantung. Hai ini dapat mengurangi curah
jantung sebesar 25% hingga 30%. Hambatan AV juga melindungi ventrikel dari
banyaknya impuls atrial abnormal. Normalnya, tidak lebih dari 180 impuls per
menit yang dapat mencapai ventrikel. Hal ini penting sekali pada kelainan irama
jantung tertentu seperti fibrilasi atrium, yaitu ketika denyutan atrium dapat
mencapai 400 denyut per menit. Ringkasnya, nodus AV mempunyai dua fungsi
penting yaitu pengoptimalan waktu pengisian ventrikel dan pembatasan jumlah
impuls yang dapat dihantarkan ke ventrikel.
Berkas His menyebar dari nodus AV, yang memasuki selubung fibrosa
yang memisahkan atrium dari ventrikel. Normalnya, nodus AV berkas His adalah
satu-satunya rute penyebaran impuls dari atrium ke ventrikel dan biasanya
hanya dalam arah anterior yaitu dari atrium ke ventrikel. Berkas His berjalan ke
bawah di sisi kanan septum interventrikularis sekitar 1 cm dan kemudian
bercabang menjadi serabut berkas kanan dan kiri. Serabut berkas kiri berjalan
secara vertikal melalui septum interventrikularis dan kemudian bercabang
menjadi bagian anterior dan bagian posterior yang lebih tebal. Berkas serabut
kanan dan kiri kemudian menjadi serabut Purkinje.
Hantaran impuls melalui serabut Purkinje berjalan cepat sekali. Serabut ini
berdiameter relatif besar dan memberikan sedikit resistensi terhadap
penyebaran hantaran. Serabut Purkinje juga memiliki potensial aksi yang
dicirikan dengan ledakan cepat pada fase nol, yang berkaitan dengan kecepatan
hantaran yang cepat. Selain itu, serabut Purkinje mengandung taut selisih dalam
konsentrasi besar yang disesuaikan secara maksimal, sehingga menyebabkan
hantaran impuls yang cepat.Waktu hantaran melalui sistem Purkinje 150 kali
lebih cepat dibandingkan dengan hantaran melalui nodus AV.
24
menyebabkan aktivasi segera dan kontraksi ventrikel yang terjadi hampir
bersamaan.
25
bersangkutan disebut vasa vasorum. Arteri dapat berkontraksi dan berdilatasi
yang disebabkan pengaruh susunan saraf otonom.
Arteri kepala dan leher disuplai oleh arteri karotis komunis dekstra dan
sinistra. Bagian dekstra agak pendek dan merupakan cabang dari arteri
anonima, sedangkan bagian sinistra lebih panjang karena langsung dari arkus
aorta. Pada masing-masing sisi menuju ke atas leher di bawah otot.
Sternokleidomastoid dan pada ketinggian perbatasan atas kartilago tiroid arteri
membagi dua menjadi arteri karotis eksterna dan arteri karotis interna.
26
4) Arteri fasialis dari permukaan anterior, arteri karotis mencapai bagian
posterior glandula submandibularis rahang bawah.
5) Arteri serebri media : merupakan cabang besar dari arteri karotis media
interna yang berjalan ke lateral dalam sulkus lateralis. Arteri ini masuk ke
27
seluruh korteks motorik. Cabang-cabang sentralnya masuk ke substansia
grisea dalam hemisfer serebri
c) Arteri vertebralis
Arteri vertebralis merupakan cabang pertama dari arteri subklavia yang
berjalan naik melalui foramen prosesus transversi, masuk ke kranium melalui
foramen magnum berjalan keatas,ke depan,dan medialmedula
oblongata.sampai ditepi bawah pons, arteri ini bergabung dengan membentuk
arteri basilaris.
d) Arteri basilaris:
Arteri basilaris dibentuk oleh penggabungan dua arteri vertebralis yang
berjalan naik dalam alur permukaan anterior.ponsnya bercabang dua yaitu
arteri serebralis posterior dan arteri sirkum arteriosus.
1) Arteri vertebralis posterior : memperdarahi permukaan inferolateral
temporalis,permukaan lateral dan medial lobus oksipitalis.cabang-cabang
sentralnya menembus substansi otak untuk memperdarahi substansi gresia
dan otak tengah.
28
a. Arteri fasialis : cabang dari karotis eksterna yang melampaui
submandibularis berkelok ke atas sudut mulut dan di tutupi oleh muskulus
plastima.selanjutnya berjlan sepanjang sisi hidung beranastomosis dengan
arteri oftalmika. Cabang-cabangnya adalah :
1) arteri submentalis : memperdarahi kulit dagu dan bibir bawah
2) arteri labialis inferior : memperdarahi bibir bawah.
3) arteri labialis superior : memperdarahi septum dan bibir atas.
4) arteri ramus lateralis nasal : memperdarahi kulit dorsum nasi dan sisi
hidung
b. Arteri temporalis superfisialis : merupakan cabang garis eksterna yang
berawal dan glandula parotis naik di depan aurikula untuk memperdarahi
kulit kepala.
c. Arteri transversa fasialis : merupakan cabang dari arteri temporalis
superfisialis dari glandula parotidea dan berjalan kedepan melintasi pipi
tepat di atas duktus paratideus.
d. Arteri supraorbitalis dan supratroklearis : merupakan cabang arteri
oftalmika yang memperdarahi kulit dahi.
29
Rongga Thoraks
a. Arteri interkostalis : terdiri atas dua bagian yaitu arteri interkostalis posterior
yang memberikan darah untuk rongga dada bagian belakang dan arteri
interkostalis superior dan arteri anterior memberikan darah untuk kulit dan
pleura parietal. Pada wanita, daerah glandula mamae cabangnya menuju ke
totraktus superficial.
Dinding Thoraks
a. Arteri prenikus superior : keluar dari bawah aorta torakalis dan turun ke bagian
dorsalis diafragma dan memperdarahi diafragma bagian atas.
b. Arteri subkostalis : memperdarahi otot-otot iga melayang.
a. Arteri subklavia
Arteri subklavia dekstra : adalah cabang dari arteri anonima,sedangkan arteri
subklavia sinistra cabang dari arkus aorta.arteri subklavia dekstra terdapat di
dalam mediastinum superior berjalan naik ke atas menuju pangkal leher
kemudian melengkung ke lateral depan dan keluar dari ronggga toraks melalui
belakang,selanjutnya masuk ke aksila (ketiak) menjadi arteri aksilaris.
b. Arteri aksilaris : merupakan lanjutan dari arteri subklavia,mulai dari tepi lateral
iga pertama berakhir pada tepi bawah muskulus terres mayor,dan selanjutnya
menjadi arteri brakialis.
30
c. Arteri brakialis : mulai pada tepi bawah muskulus terres mayor yang merupakan
arteri utama lengan atas dan berakhir di depan kolumna radii. Pembuluh darah
ini berlanjut menjadi arteri ulnaris dan radialis.arteri brakialis mempunyai cabang-
cabang kecil yaitu :
a) Rami muskularis : menuju ruang anterior lengan atas
b) Arteri nutrika : menuju humerus
c) Arteri profunda brakii : mengikuti perjalanan radialis
d) Arteri kolateralis ulnaris superior : mengikuti perjalanan arteri ulnaris
e) Arteri kolateralis ulnaris inferior : membentuk anastomosa sekitar sendi siku
e. Arteri radialis : Berasal dari fossa kubiti setinggi kolumna radii dan berjalan ke
bawah muskulus brakialis.arteri radialis meninggalkan lengan bawah,membelok
di sekitar bagian lateral ke pergelangan tangan mencapai permukaan posterior
tangan membentuk arkus Palmaris superfisialis.cabang-cabangnya yaitu:
f. Arteri Arkus Palmaris : merupakan lanjutan dari arteri ulnaris yang memasuki
telapak tangan melintasi tepi distal ibu jari dan radialis.
31
g. Arteri Arkus Palmaris Profundus : merupakan lanjutan arteri radialis
membelok ke medial di bawah tendo otot fleksor dan memberikan cabangnya ke
superior anastomosis pergelangan tangan.
h. Arteri Digitis : berasal dari arkus yang berjalan masing – masing menyuplai
darah ke jari – jari tangan.
i. Aorta abdominalis : bagian dari aorta desendens yang merupakan lanjutan dari
aorta torakalis. Pembuluh ini terletak mulai dari vertebra torakalis ke – 12 sampai
dengan lumbalis ke – 4 dan terdapat dalam rongga abdomen.
a. Arteri seliaka : arterinya sangat pendek berasal dari aorta abdominalis, terletak
di belakang bursa omentalis dan mempunyai 3 cabang yaitu arteri gastrika
sinistra, arteri lienalis dan arteri hepatika.
a) Arteri gastrika sinistra : berjalan ke kardiak lambung dan memutar ke
kanan sepanjang kurvatura minor lambung kemudian beranastoma dengan
arteri gastrika sinistra. Pembuluh darah ini memperdarahi lambung sebelah
kiri.
b) Arteri lienalis : berada disepanjang pinggir atas pankreas dan di belakang
lambung. Arteri ini masuk ligamentum lienorenalis berjalan ke hilus limfa dan
bercabang menjadi arteri gastroepiploika sinistra dan arteri gastrika brevis.
Pembuluh darah ini memperdarahi limfa dan pankreas.
c) Arteri hepatika : berjalan kedepan dan ke kanan anatara lapisan omentum
minus, terletak didepan sebelah kiri duktus koledokus dan di depan vena
porta. Pembuluh darah ini memperdarahi lobus-lobus hati dan mempunyai
cabang arteri gastrika dekstra berjalan kedalam oomentum minus sepanjang
kurvatura minor lambung dan arteri gastro-duodenalis berjalan kebelakang
duodenum.
b. Arteri splenika (lienalis) : memperdarahi panktreas, duodenum superior dan
inferior. Pembuluh darah ini berjalan berkelok-kelok sepanjang pankreas lalu
masuk ke limfa dan hilus limfa.
c. Arteri mesenterika superior : memperdarahi bagian distal duodenum, ileum,
sekum, apendiks, kolon ascendens, dan kolon transversum. Arteri mesenterika
32
superior berasal dari permukaan depan aorta abbdominalis dan berjalan
kebawah kanan antara lapisa mesentarium usus halus.
d. Arteri renalis : merupakan cabang dari aorta abdominalis, masing-masing arteri
renalis menjaadi arteri segmentalis dan masuk ke daalam hilus ginjal, kemudian
tersebar ke segmen ginjal menjadi arteri lobalis.
e. Spermatika ovarika : pada laki-laki arteri spermartika memperdarahi testis dan
pada wanita arteri ovarika memperdarahi ovarium
f. Arteri mesenterika inferior : memperdarahi sepertiga distal kolon transversum,
fleksura kolika sinistra, kolon desendens, kolon sigmoid, rektum, dan setengah
bagian atas anus. Arteri mesenterika inferior berasal dari aorta abdominalis dan
bercabang menjadi arteri iliaka kommunis kemudian berubah menjadi arteri
rektalis superior. Arteri mesenterika inferior memiliki cabang yaitu arteri kolika
sinistra yang memperdarahi kolon transversum, fleksura kolika sinistra dan kolon
desendens atas. Arteri simoidea memperdarahi kolon desendens dan sigmiod.
Arteri rektalis superior memperdarahi rektum dan setengah anus. Arteri ini
beranastomosa dengan arteri rektalis superior.
g. Arteri Marginalis: cabang arteri mesenterika superior dan beranastomosa
dengan arteri rektalis superior. Pembuluh arteri ini memperdarahi daerah rektum.
Arteri frenikus inferior merupakan cabang dari aorta abdominalis yang memperdarahi
diafragma bagian bawah.
Arteri iliaka komunis berawal dari aorta desendens ketika sampai pada vertebra
lumbalis IV akan bercabang menjadi arteri iliaka komunnis dekstra dan arteri iliaka
kumunis sinistra, serta masing-masing bercabang menjadi arteri iliaka interna dan
33
arteri iliaka eksterna, berjalan ke bawah lateral sepanjang tepi medial muskulus
psoas.
a. Arteri iliaka interna : masuk rongga pelvis depan artikulasio sakaralis dan pada
tepi atas foramen iskiadika mayor membelah menjadi ramus anterior dan
posterior. Pembuluh darah ini melalui cabangnya akan memeperdarahi pelvis,
peritoneum, bokong, dan kanalis sakralis. Cabangnya terdiri dari :
a) Arteri sakralis media : masuk ke dalam rongga pelvis di depan promontorium
berjalan ke bawah pada permukaan anterior sakrum.
b) Arteri rektalis superior : memperdarahi rektum dan testis pada laki-laki,
c) Arteri ovarika : pada wanita di ovarium, sedangkan arteri urterina
memperdarahi uterus.
b. Arteri iliaka aksterna : berjalan sepanjang tepi medial muskulus psoas
mengikuti tepi pelvis. Pembuluh darah ini bercabang menjadi arteri epigastrika
inferior dan arteri sirkumfleksa ileum profundus. Sebelum berjalan ke bawah
ligamentum inguinal pembuluh darah ini berubah menjadi arteri femoralis.
a) Arteri femoralis : memasuki paha melalui belakang ligamentum inguinal
lanjutan dari iliaka eksterna. Arteri ini memperdarahi tungkai lalu turun
secara vertical ke tuberkulum adductor femoris dan berakhir pada muskulus
adductor magnus. Memasuki septia poplitea, arteri ini berubah menjadi arteri
poplitea. Cabang femoralis yaitu (a) arteri sirkulfleksa superfisialis : melalui
hiatus safenus ke region spina iliaka anterior superior: (b) arteri epigastrika
superfisialis : melintasi ligamentum inguinal berjalan ke region umbilikalis: (c)
arteri region pudenda eksterna superfisialis : memperdarahi kulit
skrotum/labium mayus.
b) Arteri profunda femoralis : merupakan cabang besar yang terletak di sisi
lateral arteri femoralis. Pembuluh darah ini masuk ruang medial paha dan
berjalan turun di antara muskulus abductor longus dan muskulus abductor
brevis. Cabang-cabangnya yaitu : arteri sirkulfleksa femoralis medialis untuk
otot ruang paha dan arteri sirkulfleksa femoralis lateralis yang membentuk
anasyomosis dengan arteri ferforantis dan arteri genikularis desendens untuk
membantu menyuplai darah untuk sendi lutut.
34
c) Arteri poplitea : memasuki fossa poplitea melalui lubang pada muskulus
abductor magnus dan berakhir pada muskulus popliteus yang kemudian
pecah menjadi 2 yaitu arteri tibialis anterior dan arteri tibialis posterior.
Arteri tibialis anterior : berjalan ke depan dalam ruang anterior tungkai
bawah dan menurun pada permukaaan membrane interosa. Pada tendo
muskulus ekstensor digitorum longus lateral terdengar denyut nadi yang
dapat di raba di depan sendi pergelangan kaki yaitu arteri dorsalis pedis.
Arteri tibialis posterior :dari muskulus poplitea berjalan turun ke dalam
muskulus gastroknimeus dan muskulus soleus pada permukaan
posterior tibialis bagian bawah tungkai 2,5cm di tepi sendi kalkaneus
yang ditutupi oleh kulit dan fasia. Pembuluh darah ini bercang menjadi
arteri plantaris medialis dan arteri plantteralis lateralis menembus
membran interrosa mencapai bagian bawah tungkai. Arteri ini
memperdarahi
d) Arteri plantaris medialis : cabang dati arteri tibialis anterior untuk ibu jari
kaki. Pembuluh darah ini bercabang pada muskulus kalkaneus dan artikular.
e) Arteri plantaris lateralis : cabang dari arteri tibialis posterior berjalan ke
depan bawah muskulus abductor halusis dan muskulus fleksor digitorum
pelvis. Pembuluh darah ini memperdarahi ke 4 jari kaki lateral.
f) Arteri dorsalis pedis : memasuku telapak kaki diantara kaput muskulus
interrosa dorsalis pertama dan bergabung dengan arteri plantaris lateralis
dengan cabang metatarsal plantaris pertama. Pembuluh ini memperdarahi
ibu jari kaki dan ajri ke 2. Cabang-cabangnya yaitu arteri tarsalis lateralis,
arteri arkuarta , dan arteri metatarsal dorsalis pertama. Pembuluh darah ini
menyuplai untuk ke dua sisi ibu jari kaki.
35
Gambar 5. Arteri pada anggota gerak bawah
36
c) Vena pulmonalis
Dua vena pulmonalis yang meninggalkan paru – paru membawa darah
berosigen (banyak mengandung oksigen) dan masuk ke atrium sinistra.
37
Vena kulit kepala bebas beranastomosis dengan sinus – sinus vena
intrakranial
b. Vena wajah
Vena fasialis : terbentuk pada sudut mata. Pembuluh darah ini menyatu
dengan vena supraorbitalis dan vena troklearis, berhubungan dengan vena
oftalmika superior melalui vena supraorbitalis dengan perantaraan vena
optalmika superior, sedangkan vena fasialis dihubungkan dengan sinus
kavernosus. Vena ini menyilang di atas glandula submandibularis dan
bermuara kedalam vena jungularis.
Vena profunda fasialis : bergabung dengan sinus kavernosus melalui
vena oftalmika superior.
Vena transversa fasialis: bergabung dengan vena temporalis
superfisialis didalam glandula parotis
c. Vena pterigoideus
Merupakan vena yang mengelilingi muskulus pterigoideus dan menampung
vena vena sesuai dengan cabang – cabang arteri maksilaris yang bermuara
ke vena maksilaris, vena fasialis,vena lingualis, dan vena oftalmika superior.
a) Vena maksilaris : bergabung dengan vena fasialis melalui vena fasialis
profunda, kemudian bergabung dengan vena temporalis superfisialis
membentuk vena retromandibularis.
b) Vena fasialis : meninggalkan wajah dan bergabung dengan vena
retromandibularis lalu bermuara kedalam vena jungularis interna
c) Vena lingualis : bergabung dengan vena profunda lingualis membentuk
vena komunikans dan bermuara ke vena jungularis interna
d) Vena oftalmika superior : berhubungan dengan vena fasialis dan vena
oftalmika inferior melalui fisura orbita bermuara ke sinus kavernosus.
d. Vena tonsil palatinum
Vena palatinum turun dari pallatum molle bergabungdengan fleksus venosus
faringeus menembus muskulus konstriktor faringeus superior bergabung
dengan vena faring dan vena fasialis, bermuara ke pleksus venosus faringeus
kemudian bermuara ke vena jungularis interna.
38
Vena pada punggung mengembalikan darah dari struktur punggung membentuk
pleksus majemuk yang tersebar sepanjang kolumna vertebralis sampai ke koksigis.
Kedua pleksus ini saling berhubungan dengan veena – vena leher, thoraks,
abdomen, dan pelvis. Pada bagian atas berhubungan dengan sinus oksipitalis dan
basilaris dalam kavum kranii. Pleksus internus bermuara pada vena intervertebralis,
bergabung dengan pleksus vertebralis eksternus dan bermuara pada vena
vertebralis, interkostalis, lumbalis dan sakralis.
39
tendinium diafragma setinggi vertebra torasika VIII,memasukkan darahnya ke
atrium kanan jantung dan menerima cabang dari vena mesenterika inferior,
vena mesenterika superior, vena lienalis dan vena portal.
a) Vena mesenterika inferior : merupakan cabang dsri sirkulasi portal. Mulai
dari pertengahan anus vena rektalis superior berjalan keatas bersatu
dengan vena lienalis. Pada saat di belakang pancreas, vena ini menerima
cabang dari arterinya.
b) Vena lienalis : merupakan cabang dari sirkulasi portal mulai dari hilus
limpa oleh anastomis vena gastrika dan vena gastroepiploika, lalu berjalan
kekanan dalam ligamentum lienorenalis kemudian berjalan kebelakang
pankreas dan bersatu dengan vena mesenterika superior membentuk
vena porta dan vena mesenterika inferior. Vena dari pankreas bermuara
pada vena lienalis.
c) Vena mesenterika superior : merupakan cabang dari sirkulasi portal
mulai dari pembatasan ileosekalis berjalan ke atas dinding posterior
abdomen. Ketika berada dalam pangkal mesenterium usus halus vena ini
bersatu dengan vena lienalis untuk membentuk vena porta.
d) Vena porta : merupakan salah satu vena penting. Vena ini panjangnya 5
cm dan dibentuk dibelakang pankreas oleh anastomosis vena mesenterika
superior dan vena lienalis. Vena porta berjalan ke atas dan kekanan
duodenum lalu masuk ke omentum minus. Sirkulasi portal melalui pleksus
kapiler dalam organ dialirkan keluar dan berakhir dengan pengosongan
darah kedalam sinusoid dalam hati. Vena porta mengalirkan darah dari
pencernaan bagian bawah esofagus sampai pertengahan atas anus,
pankreas, k andung kemih, duktus koleduktus, dan limpa.
40
2. Pertengahan atas anus: vena rektalis superior (cabang vena porta)
mengalirkan darah setengah bagian atas anus. Vena ini beranastomosis
dengan vena rektalis medial dan vena rektalis inferior yang merupakan
cabang dari vena iliaka interna dan vena pudenda.
3. Vena paraumbilikus : menghubungkan cabang kiri vena porta dengan
vena superfisial dinding anterior abdomen. Vena ini berjalan dalam
ligamentum falsiformi dan ligamentum terres hepayika.
4. Vena vena kolon asendens, desendens, duodenum, dan hati :
beranastomosis dengan vena renalis, vena lumbalis, dan vena frenika.
5. Vena ovarika : berasal dari ovarium setinggi vertebra lumbalis satu dan
mengalirkan darah ke vena kava inferior.
41
h. Vena anggota gerak bawah
a) Vena superviasialis: berawal dari vena savena magna dan vena parva,
berjalan ke atas dengan cabangnya.
b) Vena savena magna: mengangkut darah dari ujung medial arkus venosus
dorsalis pedis lalu berjalan naik ke depan maleolus pedialis kemudian ke
belakang lutut melalui sisi medial paha pada fasia profunda dan bergabung
dengan vena femoralis yang berhubungan dengan vena savena parva dan
berjalan ke belakang lutut. Vena perforan menghubungkan vena savena
magna dengan vena profunda sepanjang sisi medial betis. Pada hiatus
savenus di fasia profunda, vena savena magna mempunya cabang tiga yaitu
1) Vena sirkumfleksa ilium superfisialis,
2) Vena epigastrika superfisialis,
3) Vena pudenda interna superfisialis,
c) Vena aksesoria: bergabung dengan vena utama dan pada pertengahan
paha bermuara pada vena savena.
d) Vena savena parfa: vena ini banyak memiliki katup dan timbul dari bagian
lateral arkus venosus dorsalis selalu naik ke belakang maleolus lateralis dan
menembus fasia profunda, setelah itu berjalan diantara kaput muskulus
gastroknemius di bagian bawah fossa poplitea dan berakhir dalam vena
poplitea. Vena ini memiliki cabang-cabang yaitu:
1) Komikantes: dengan profunda pedis,
2) Anastomosis: bergabung dengan vena savena magna,
e) Vena poplitea : dibentuk oleh anastomosis vena komikantes dari arteri
tibialis anterior dan arteri tibialis posterior pada batas bawah muskulus
popliteus yang terletak pada sisi lateral dan berjalan melalui lubang muskulus
adduktor magnus kemudian berubah menjadi vena femoralis.
f) Vena femoralis: merupakan lanjutan vena poplitea. Vena ini menaiki paha
pada sisi lateral dan berakhir pada sisi medial lalu berjalan ke belakang
ligamentum enguinal menjadi vena iliaka eksterna dengan cabang-cabang
sebagai berikut:
1) Vena savena magna
2) Vena sirkum fleksa
3) Vena pudenda eksterna
42
g) Vena obturaturia: menampung cabang-cabang dari arteri obturaturia dan
mencurahkan isinya ke dalam vena iliaka interna.
c. SISEM KAPILER
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil disebut juga pembuluh
rambut. Pada umumnya, kapiler meliputi sel-sel jaringan karena secara langsung
berhubungan dengan sel. Pembuluh kapiler terdiri atas kapiler arteri dan kapiler
vena.
a) Kapiler Arteri
Kapiler arteri merupakan tempat berakhirnya arteri. Semakin kecil arteri maka
akan semakin hilang lapisan dinding arteri sehingga kapiler hanya mempunyai
satu lapisan yaitu lapisan endothelium. Lapisan ini sangat tipis sehingga
memungkinkan cairan darah atau limfe merembes keluar jaringan membawa
air,mineral,dan zat makanan. Proses pertukaran gas antara pembuluh kapiler
43
dengan jaringan sel kapiler arteri bertujuan menyediakan oksigen dan
menyingkirkan karbon dioksida.
b) Kapiler Vena
Lapisan kapiler vena hampIr sama dengan kapiler arteri. Fungsi kapiler vena
adalah membawa zat sisa yang tidak terpakai oleh jaringan berupa zat
ekskresi dan karbondioksida. Zat sisa tersebut di bawa keluar dari tubuh
melalui venolus, vena dan akhirnya keluar tubuh melalui tiga proses yaitu
pernafasan, keringat dan feses.
Pintu masuk ke kapiler dilingkari oleh sfingter yang terbentuk dari otot polos.
Bila sfingter terbuka maka darah akan memasuki kapiler akan tetapi bila tertutup
maka darah langsung masuk dari anteriole ke venolus dan tidak melalui kapiler.
Tekanan darah pada kapiler arteri turun sampai 30 mmHg, hingga diujung kapiler
vena menjadi 10 mmHg. Tekanan kapiler akan meningkat bila anteriole berdilatasi
karena pada saat arteriole berdilatasi, sfingter kapiler juga akan relaksasi
sehingga banyak darah masuk ke dalam kapiler.
Kapiler membuka dan menutup dengan kecepatan 6-12 kali/menit. Relaksasi
kapiler terjadi sebagai respon terhadap setiap peningkatan jumlah karbondioksida
dan asam laktat dalam darah atau penurunan kadar oksigen yang terjadi dalam
darah. Relaksasi tersebut menimbulkan banyak darah yang mencapai jaringan
sehingga terjadi peningkatan aktivitas metabolik. Sfingter kapiler yang menuju ke
kulit akan berelaksasi sebagai respons terhadap peningkatan suhu tubuh,
sedangkan peningkatan sirkulasi melalui kapiler disebabkan oleh turunnya suhu
tubuh.
44
2.2.6 TEKANAN DARAH DAN SISTEM REGULASI
45
Sistem regulasi Tubuh manusia mempunyai banyak sistem organ tubuh.
Sistem tersebut masing-masing melaksanakan fungsi faal tertentu. Agar dapat
melaksanakan fungsinya dan tidak terjadi benturan, maka di dalam tubuh itu
dilengkapi dengan sistem pengatur yang dikenal dengan sistem regulasi.
Sistem regulasi pada manusia dilakukan oleh sistem saraf, sistem endokrin,
dan sistem indra. Ketiganya bertugas mengatur keserasian kerja organ tubuh.
Sistem saraf menanggapin adanya perubahan lingkungan yang
merangsangnya. Sistem hormon mengatur pertumbuhan, keseimbangan
internal, reproduksi, serta tingkah laku. Alat indra merupakan penerima
rangsang dari luar tubuh.
2.3 BIOFISIKA
46
a) Kanal cepat natrium
Pembukaan kanal cepat natriumyang terjadi selama seperbeberapa puluh
ribu detik dianggap bertanggung jawab untuk munculnya gambaran
potensial aksi seperti paku atau spike yang sangat cepat yang dapat
diamati dalam otot ventrikel,karena pemasukan yang cepat dari ion
natrium positif kebagian dalam serabut tersebut.
b) Kanal lambat natrium kalsium
c) Kanal kalium
Tetapi ada perbedaan ungsi dari kanal-kanal ini dalam serabut nodus
sinus akibat kurangnya kenegatifan serabut potensial istirahat yakni
sebesar -55mv di serabut nodus dibandingkan dengan -90mv pada
serabut otot ventrikel
47
mengubah bentuk kompleks QRS oleh sebab jalur khusus yang
mempercepat penyebaran impuls melalui ventrikel di pintas. Hipertrofi
ventrikel akan meningkatkan amplitudo kompleks QRS karena
penambahan massa otot jantung. Repolasisasi atrium terjadi selama massa
depolarisasi ventrikel. Tetapi besarnya kompleks QRS tersebut akan
menutupi gambaran pemulihan atrium yang tercatat pada elektrokardiografi.
c) Segmen ST: Interval ini terletak antara gelombang depolarisasi ventrikel
dan repolarisasi ventrikel. Tahap awal repolarisasi ventrikel terjadi selama
periode ini, tetapi perubahan ini terlalu lemah dan tidak tertangkap pada
EKG. Penurunan abnormal segmen ST dikaitkan dengan iskemia
miokardium sedangkan peningkatan segmen ST dikaitkan dengan infark.
Penggunaan digitalis akan menurunkan segmen ST.
d) Gelombang T: Repolarisasi ventrikel akan menghasilkan gelombang T.
Dalam keadaan normal gelombang T ini agak asimetris, melengkung dan
ke atas pada kebanyakan sadapan. Inversi gelombang T berkaitan dengan
iskemia miokardium. Hiperkalemia (peningkatan kadar kalium serum) akan
mempertinggi dan mempertajam puncak gelombang T.
e) Interval QT: Interval ini diukur dari awal kompleks QRS sampai akhir
gelombang T, meliputi depolarisasi dan repolarisasi ventrikel. Interval QT
rata – rata adalah 0,36 sampai 0, 44 cdetik dan bervariasi sesuai dengan
frekuensi jantung. Interval QT memanjang pada pemberian obat – obat
antidisritmia seperti kuinidin, prokainamid, sotalol (betapace) dan
amiodaron (cordarone).
48
Viskositas darah lengkap pada hematokrit normal adalah sekedar 3, hal ini
berarti diperlukan tekanan tiga kali lebih besar untuk mendorong darah
lengkap seprti mendorong air melalui pembuluh darah yang sama. Viskositas
darah meningkat sepuluh kali lebih besar daripada air dan alirannya dalam
pembuluh darah menjadi sangat terhamabat.
Faktor lain yang mempengaruhi viskositas darah adalah konsentrasi
protein plasma dan jenis protein dalam plasma, tapi pengaruhnya kurang
begitu penting dibandingkan hematokrit.
2.4 BIOKIMIA
49
Struktur enzim:
Enzim umumnya merupakan protein globular dan ukurannya berkisar dari
hanya 62 asam amino pada monomer 4-oksalokrotonat tautomerase, sampai
dengan lebih dari 2.500 residu pada asam lemak sintase. Terdapat pula
sejumlah kecil katalis RNA, dengan yang paling umum merupakanribosom;
Jenis enzim ini dirujuk sebagai RNA-enzim ataupun ribozim. Aktivitas enzim
ditentukan oleh struktur tiga dimensinya (struktur kuaterner). Walaupun
struktur enzim menentukan fungsinya, prediksi aktivitas enzim baru yang
hanya dilihat dari strukturnya adalah hal yang sangat sulit.
Kebanyakan enzim berukuran lebih besar daripada substratnya, tetapi
hanya sebagian kecil asam amino enzim (sekitar 3–4 asam amino) yang
secara langsung terlibat dalam katalisis. Daerah yang mengandung residu
katalitik yang akan mengikat substrat dan kemudian menjalani reaksi ini
dikenal sebagai tapak aktif. Enzim juga dapat mengandung tapak yang
mengikatkofaktor yang diperlukan untuk katalisis. Beberapa enzim juga
memiliki tapak ikat untuk molekul kecil, yang sering kali merupakan produk
langsung ataupun tak langsung dari reaksi yang dikatalisasi. Pengikatan ini
dapat meningkatkan ataupun menurunkan aktivitas enzim. Dengan demikian
ia berfungsi sebagai regulasi umpan balik.
Sama seperti protein-protein lainnya, enzim merupakan rantai asam amino
yang melipat. Tiap-tiap urutan asam amino menghasilkan struktur pelipatan
dan sifat-sifat kimiawi yang khas. Rantai protein tunggal kadang-kadang dapat
berkumpul bersama dan membentuk kompleks protein. Kebanyakan enzim
dapat mengalami denaturasi (yakni terbuka dari lipatannya dan menjadi tidak
aktif) oleh pemanasan ataupun denaturan kimiawi. Tergantung pada jenis-
jenis enzim, denaturasi dapat bersifat reversibel maupun ireversibel.
a. Kespesifikan
Enzim biasanya sangat spesifik terhadap reaksi yang ia kataliskan maupun
terhadap substrat yang terlibat dalam reaksi. Bentuk, muatan dan
katakteristik hidrofilik/hidrofobik enzim dan substrat bertanggung jawab
terhadap kespesifikan ini. Enzim juga dapat menunjukkan
tingkatstereospesifisitas, regioselektivitas, dan kemoselektivitas yang
sangat tinggi.Beberapa enzim yang menunjukkan akurasi dan kespesifikan
tertinggi terlibat dalam pengkopian dan pengekspresian genom. Enzim-
50
enzim ini memiliki mekanisme "sistem pengecekan ulang". Enzim seperti
DNA polimerase mengatalisasi reaksi pada langkah pertama dan
mengecek apakah produk reaksinya benar pada langkah kedua. Proses
dwi-langkah ini menurunkan laju kesalahan dengan 1 kesalahan untuk
setiap 100 juta reaksi pada polimerase mamalia. Mekanisme yang sama
juga dapat ditemukan padaRNA polimerase, aminoasil tRNA sintetase dan
ribosom.Beberapa enzim yang menghasilkan metabolit sekunder
dikatakan sebagai "tidak pilih-pilih", yakni bahwa ia dapat bekerja pada
berbagai jenis substrat yang berbeda-beda. Diajukan bahwa kespesifikan
substrat yang sangat luas ini sangat penting terhadap evolusi lintasan
biosintetik yang baru.
b. Model “ lock & key ”
Enzim sangatlah spesifik. Pada tahun 1894, Emil Fischer mengajukan
bahwa hal ini dikarenakan baik enzim dan substrat memiliki bentuk
geometri yang saling memenuhi. Hal ini sering dirujuk sebagai model
"Kunci dan Gembok". Manakala model ini menjelaskan kespesifikan
enzim, ia gagal dalam menjelaskan stabilisasi keadaan transisi yang
dicapai oleh enzim. Model ini telah dibuktikan tidak akurat, dan model
ketepatan induksilah yang sekarang paling banyak diterima.
Fungsi Enzim
Enzim mempunyai berbagai fungsi bioligis dalam tubuh organisme
hidup. Enzim berperan dalam transduksi signal dan regulasi sel, seringkali
melalui enzim kinase dan fosfatase. Enzim juga berperan dalam menghasilkan
pergerakan tubuh, dengan miosin menghidrolisis ATP untuk menghasilkan
kontraksi otot. ATPase lainnya dalam membran sel umumnya adalah pompa
ion yang terlibat dalam transpor aktif. Enzim juga terlibat dalam fungs-fungsi
yang khas, seperti lusiferase yang menghasilkan cahaya pada kunang-
kunang. Virus juga mengandung enzim yang dapat menyerang sel, misalnya
HIV integrase dan transkriptase balik.
Enzim lusiferase pada kunang-kunang memiliki kofaktor lusiferin
(kuning-hijau) yang dapat memancarkan cahaya. Salah satu fungsi penting
enzim adalah pada sistem pencernaan hewan. Enzim seperti amilase dan
protease memecah molekul yang besar (seperti pati dan protein) menjadi
51
molekul yang kecil, sehingga dapat diserap oleh usus. Molekul pati, sebagai
contohnya, terlalu besar untuk diserap oleh usus, namun enzim akan
menghidrolisis rantai pati menjadi molekul kecil seperti maltosa, yang akan
dihidrolisis lebih jauh menjadi glukosa, sehingga dapat diserap.
1. APOPTOSIS
Apoptosis didefinisikan sebagai kematian sel terprogram, yang terjadi
sangat sistematis. Biasanya kematian sel dapat terjadi dalam dua cara. Salah
satunya adalah dengan apoptosis ini dan yang lainnya adalah dengan
nekrosis, yang terjadi dalam kondisi patogenik atau defisiensi.Apoptosis
adalah proses yang sangat teratur. Selama apoptosis sel-sel yang dibongkar
sangat sistematis. Mereka melepaskan diri dari sel-sel tetangga dari jaringan
dan protoplasma nya memadat. Organel terikat membran seperti mitokondria
hancur dengan melepaskan isinya ke dalam sitoplasma. Enzim,
endonuklease, bertindak pada bahan kromatin dan memecahkan DNA
menjadi fragmen-fragmen. Pada tahap akhir membran sel mulai membentuk
pelepuhan dan fragmen sel ke dalam tubuh apoptosis.
Jenis kematian sel adalah suatu proses fisiologi normal dan selalu
terjadi selama perkembangan organ. Dibandingkan dengan apoptosis
nekrosis terjadi secara teratur dan terjadi karena aksi dari racun yang
dihasilkan oleh patogen pada sel.
Apoptosis memainkan peran penting dalam mengembangkan dan
menjaga kesehatan tubuh dengan menghilangkan sel-sel tua, sel-sel yang
tidak perlu, dan sel-sel sehat. Tubuh manusia menggantikan mungkin satu
juta sel per detik. Terlalu sedikit atau terlalu banyak apoptosis dapat
memainkan peran dalam banyak penyakit. Ketika apoptosis tidak bekerja
dengan benar, sel-sel yang harus dihilangkan dapat bertahan dan menjadi
abadi, misalnya, kanker dan leukemia. Ketika apoptosis bekerja terlalu baik,
membunuh terlalu banyak sel dan menimbulkan kerusakan jaringan kuburan.
Ini adalah kasus stroke dan gangguan neurodegenerative seperti Alzheimer,
Huntington, dan penyakit Parkinson. Juga dikenal sebagai kematian sel
terprogram dan sel bunuh diri.
52
2. INJURY SEL
Jejas = injury = rangsangan terhadap sel hingga terjadi perubahan fungsi
dan bentuk sel. Cedera menyebabkan hilangnya pengaturan volume pada
bagian-bagian sel.
Penyebab injury Sel:
a. Hipoksia (pengurangan oksigen oksigen) terjadi sebagai akibat iskemia
(kehilangan pasokan darah).
b. Oksigenisasi tidak mencukupi (misalnya, kegagaln jantung paru), atau
hilangnya kapasitas pembawa oksigen darah (misalnya, anemia,
keracunan karbon monoksida).
c. Faktor fisik, termasuk trauma, pcanas, dingin, radiasi, dan renjatan listrik.
d. Bahan kimia dan obat-obatan, termasuk:
1. Obat terapeutik (misalnya, asetaminofen (Tylenol).
2. Bahan bukan obat (misalnya, timbale, alcohol).
e. Bahan penginfeksi, termasuk virus, ricketsia, bakteri, jamur, dan parsit.
f. Reaksi imunologik
g. Kekacauan genetik
h. Ketidakseimbangan nutrisi
Sistem-sistem ini terkait erat satu dengan lain sehingga jejas pada satu
lokus membawa efek sekunder yang luas. Konsekuensi jejas sel bergantung
kepada jenis, lcama, dan kerasnya gen penyebab dan juga kepada jenis,
status, dan kemampuan adapatasi sel yang terkena. Perubahan morfologi
jejas sel menjadi nyata setelah beberapa system biokimia yang penting
terganggu.
Jejas istemik dan Hipoksik
I. Jejas Reversibel
Mula-mula hipoksia menyebabkan hilangnya fosforilasi oksidatif dan
pembentukan ATP oleh mitikondria. Penurunan ATP (dan peningkatan
AMP secara bersamaan) merangsang fruktokinase dan fosforilasi,
menyebabkan glikosis aerobic. Glikogen cepat menyusut, dan asam
laktat dan fosfat anorganik terbentuk, sehingga menurunkan pH
intrasel. Pada saat ini, terjadi penggumpalan kromatin inti.
II. Jejas Ireversibel
53
Jejas ini ditandai oleh vakuolisasi keras mitokondria, kerusakan
membrane plasma yang luas, pembengkakan lisosom, dan terlihatnya
densitas mitokondria yang besar dan amorf. Jejas membrane lisosm
disusul oleh bocornya enzim ke dalam sitoplasma, dank arena
aktivitasnya terjadi pencernaan enzimatik komponen sel dan inti.
3. ADAPTASI SEL
Sel- sel menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan mikronya.
Fungsi dan morfologi sel normal tidak berada dalam keadaan yang kaku,
tetapi mengikuti perubahan struktur dan fungsi cairan yang mencerminkan
perubahan tantangan hidup. Organel menjadi tua dan diganti oleh yang
lebih baru untuik menyesuaikan diri dengan tantangan metabolik. Bila
tekanan dan dan pengaruh yang merusak mengenai sel, bila
memungkinkan sel akan menyesuaikan diri dan siap berubah
memungkinkan sel hidup dalam lingkungan yang berubah. Dibagi menjadi
beberapa jenis :
54
jumlah sel yang terlibat cukup, seluruh jaringan dan alat tubuh
berkurang atau mengalami atropi. Penyebab atropi yang jelas adalah
berkurangnya beban kerja, hilang persarafan, berkuranmgnya
perbekalan darah, nutrisi yang tidak memadai, hilangnya rangsangan
hormone.
2. Hipertropi : menyatakan peningkatan ukuran sel dan perubahan ini,
meningkatkan ukuran alat tubuh. Hipertrofi dapat disebabkan oleh
kenaikan tantangan fungsi atau rangsang hormone dan dapat terjadi
dalam keadaan fisiologi dan patologi.
1. Iskhemi
Iskhemi dapat terjadi karena perbekalan (supply) oksigen dan makanan
untuk suatu alat tubuh terputus. Iskhemi terjadi pada infak, yaitu kematian
jaringan akibat penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dapat terjadi
akibat pembentukan trombus. Penyumbatan mengakibatkan anoxia.
Nekrosis terutama terjadi apabila daerah yang terkena tidak mendapat
pertolongan sirkulasi kolateral. Nekrosis lebih mudah terjadi pada jaringan-
jaringan yang bersifat rentan terhadap anoxia. Jaringan yang sangat rentan
terhadap anoxia ialah otak.
2. Agens biologik
Toksin bakteri dapat mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh darah
dan trombosis. Toksin ini biasanya berasal dari bakteri-bakteri yang virulen,
baik endo maupun eksotoksin. Bila toksin kurang keras, biasanya hanya
55
mengakibatkan radang. Virus dan parasit dapat mengeluarkan berbagai
enzim dan toksin, yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi jaringan, sehingga timbul nekrosis.
3. Agens kimia
Dapat eksogen maupun endogen. Meskipun zat kimia merupakan juga
merupakan juga zat yang biasa terdapat pada tubuh, seperti natrium dan
glukose, tapi kalau konsentrasinya tinggi dapat menimbulkan nekrosis
akibat gangguan keseimbangan kosmotik sel. Beberapa zat tertentu dalam
konsentrasi yang rendah sudah dapat merupakan racun dan mematikan
sel, sedang yang lain baru menimbulkan kerusakan jaringan bila
konsentrasinya tinggi.
4. Agens fisik
Trauma, suhu yang sangat ekstrem, baik panas maupun dingin, tenaga
listrik, cahaya matahari, tenaga radiasi. Kerusakan sel dapat terjadi karena
timbul kerusakan potoplasma akibat ionisasi atau tenaga fisik, sehingga
timbul kekacauan tata kimia potoplasma dan inti.
5. Kerentanan (hypersensitivity)
Kerentanan jaringan dapat timbul spontan atau secara didapat (acquired)
dan menimbulkan reaksi imunologik. Pada seseorang bersensitif terhadap
obat-obatan sulfa dapat timbul nekrosis pada epitel tubulus ginjal apabila ia
makan obat-obatan sulfa. Juga dapat timbul nekrosis pada pembuluh-
pembuluh darah. Dalam imunologi dikenal reaksi Schwartzman dan reaksi
Arthus.
56
57
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jadi pada intinya jantung merupakan organ vital yang sangat berpengaruh
bagi tubuh manusia.
3.2 SARAN
58
DAFTAR PUSTAKA
59